Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Okta,Pacar Dari Masa Depan?

User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Kak Ip, liburan ke Jogja yuk, kangen Kak Shani sama Kak Viny gak? :pandajahat:
 
Wah judul film
Yg jadi inspirasinya apa suhu? Pm donk..
 
masih melanjutkan cerita, mau nulis langsung panjang biar updatenya gampang karena kesibukan lr. Kemungkinan next cerita ada berhubungan dengan liburan shani dan viny, ve pure idol
 
masih melanjutkan cerita, mau nulis langsung panjang biar updatenya gampang karena kesibukan lr. Kemungkinan next cerita ada berhubungan dengan liburan shani dan viny, ve pure idol
jangan lupa kak, pake mulustrasi shani yang twintail hehe
 
Scene 4

----------

Pagi yang sangat sejuk membuat tidur menjadi nyenyak walaupun tidur hanya sebentar,cahaya matahari yang masuk kedalam kamar gua cukup membuat hangat ruangan. Sudah menjadi kebiasaan gua sehabis bangun tidur pup sambil main hp dan ngerokok, beranjak dari tempat tidur gua ambil hp yang berada di samping wajah gua dan sebatang rokok beserta koreknya lalu berjalan ke kamar mandi.

“jam 7:12 pagi, untung rapat nanti siang jadi masih bisa leyeh-leyeh dulu di rumah” sambil melihat ke arah jam dinding​

Lalu gua bangun dari tempat tidur dan beranjak ke arah meja lalu ke kamar mandi, sesampainya di bawah gua melihat pintu kamar tempat Okta tidur sudah terbuka lalu gua melihat ternyata sudah tak ada.

“kemana ini orang kok ga ada?” jawab gua cuek​

Tak memikirkan apa-apa gua berteriak manggil pembantu gua menanyakan Okta, dan ternyata dia lagi ke pasar bersama ibu gua untuk beli bahan makan pagi dan makan siang nantinya.

“SSRRIIKKKKK” teriak gua​

“ya kenapa mas,tumben bangunnya siang? “ tanya pembantu gua​

“iya nih rapat siang jadi bangunnya agak siang aja, oh iya Okta kemana ya?”​

“oh mbak Okta mas? Lagi ke pasar sama ibu,baru 5 menit tadi jalan”​

“HAH” jawab gua kaget​

“kenapa mas?? Kok kaget gitu?”​

“ga apa, yaudah Cuma nanya itu aja kok saya”​

Gua pun berjalan ke arah kamar mandi dengan mata yang masih sayup-sayup, gua buka celana gua dan duduk di wc duduk lalu menyalakan rokok dan mulai memainkan hp. Gua buka aplikasiLine dan masih kosong chat, gua buka chat WA masih kosong juga akhirnya gua buka IG melihat isi instastories teman gua, ada stories teman gua memfoto wanita ntah siapa namanya dengan caption “dikecupan dahi kamu yang lembut sambil membayangkan kekasih yang menyambut. Benar memang,kesepian itu sangat pahit”. Kata-kata yang menarik untuk dijadikan bahan script nanti, akhirnya ngedm teman gua tersebut untuk meminta izin mengambil kata-kata tersebut untuk di jadikan script. Sepuluh menit pun berlalu kamar mandi yang tadinya wangi sabun kini berubah menjadi bau rokok di campur bau yang tak sedap, akhirnya gua membersihkan semuanya dan mencuci muka. Setelah keluar dari kamar mandi gua meminum air putih dan langsung berjalan ke arah halaman di belakang rumah bermain bersama 3 anjing peliharaan gua, 2 ekor berjenis Husky dan 1 ekor berjenis Shiba. Tampak 3 ekor anjing yang senang kedatangan majikannya membawa bungkusan makanan anjing dan menghampiri ke arah gua

“GUK GUK” suara gongongan anjing menghampiri gua​

“Moly pinter, anak papah bener-bener dah pinternya” sambil mengendong Shiba gua​

Gua akhirnya memberi makan ketiga anjing dan memfoto ketiga anjing gua saat makan, sambil menunggu makanan habis gua memposting ketiga anjing gua tadi di instastories dan tak lama Ibu dan Okta pun sampai rumah membawa belanjaan dari rumah. Ibu yang langsung ke dapur langsung menanyakan gua sambil teriak menayakan mau masak buat pagi nanti.

“gua pake filter apaan ya yang enak” sambil mencari filter untuk memposting di instastories​

Tak lama Ibu dan Okta datang membawa belanjaan dari pasar lalu Ibu menerikan gua.​

“HAARRIIS, MAU MAKAN APA BUAT SARAPAN PAGI? “ teriak ibu gua​

“NASI GORENG AJA BU, JANGAN PEDES” balas teriakan gua​

Melihat anjing gua lagi makan lama-lama bosen juga, akhirnya gua pun keliling halaman melihat pohon-pohon yang ditanam, ada satu pohon duku yang membuat gua tertarik karena pohon ini selalu gagal di tanam oleh ayah gua, tapi pas ayah gua meninggal pohon duku terakhir ini subur hingga berbuah, ya belom terlalu banyak buahnya tapi menyisakan kenangan berarti bagi hidup gua, buah duku yang baru tumbuh itu gua cium aromanya seperti sirup. Setelah selasai menghirup aroma buah duku gua berjalan ke arah dalam rumah, saat guamendorong pintu untuk masuk ternyata pada saat yang sama Okta menarik pintu untuk membukanya.





Okta yang memakai kaos putih, celana pendek dan rambut poni yang agak berantakan sehingga membuatnya menjadi lebih menarik dilihat, di tambah ucapan selamat pagi dari dia, gua yang membalas ucapan Okta membuat Okta langsung manyun karena nafas gua bau rokok dan langsung mencubit tangan gua. Setelah mencubit tangan gua okta melihat 3 anjing yang abis makan, Okta langsung menghampiri anjing dan gua pun memegang tangan Okta sambil memberi tahu kalau anjing gua masih galak kalau baru pertama kali liat orang asing. Tapi entah kenapa ketiga anjing gua ini langsung terlihat manja di depan Okta.

“ krek “ suara gagang pintu​

Gua dorong pintu dan bersamaan Okta menarik gagang pintunya lalu Okta menyapa gua ucapan selamat pagi

“hallo sayang selamat pagi” senyum manis ke arah gua​



“iya pagi juga”​

“ih kamu” manyun ke arah gua​

“lah kenapa?” tanya gua bingung​



“mulut kamu bau kelabang ih” sambil mencubit dan manyun ke arah gua​

“eee main cubit aja lo”​

Tak lama mencubit Okta melihat ke arah anjing gua, baru saja dia berjalan beberapa langkah gua menarik tangannya.

“eh ngapain” menarik tangan Okta​

“itu ada anjing lucu” jawab okta manja​

“jangan deket-deket, kalo ada orang baru suka ngegigit dia”​

Setelah gua bilang seperti itu ketiga anjing gua manja di kakinya​

“tuh kaga ngegigit, malah manja sama aku” sambil melepaskan tangan gua​

“yeh anjing, tumben kaga ngegigit pas ada orang baru” pikir gua seperti itu​

Disaat okta sedang bermain dengan anjing gua tiba-tiba terdengar suara notifikasi line, gua yang langsung mengambil hp gua di saku celana dan langsung membuka lock hp gua, ternyata yang line dari salah satu crew produksian dan tak lama produser gua membalasnya :

Selamat pagi, nanti siang jam berapa dan dimana untuk melanjutkan rapatnya? 7:50 am

Pagi juga mas, nanti jam 2 siang aja di cafe daerah bintaro. Jangan sampai telat 7:50 am

Scene 5

---------


Pikiran gua yang sudah terplanning untuk berangkat sekitar jam setengah satu kurang, setelah melihat isi chat tersebut gua berjalan ke dalam rumah untuk mengambil tiga tali untuk anjing,karena sekarang hari sabtu dan janjian dengan orang siang maka gua mengajak anjing-anjing gua keliling komplek, kembali berjalan lagi ke arah taman masih telihat Okta masih bermain dengan ketiga anjing gua. Gua kaitkan tali anjing gua lalu membawanya ke luar rumah mengajak jalan-jalan keliling komplek aja tak lupa gua mengajak Okta. Akhiranya gua dan okta berjalan keliling komplek sambil sambil sedikit berbicara, tak lama keluar rumah gua menyapa tetangga yang sedang membawa anjingnya jalan juga.

“mau ikut?” tanya gua ke okta​

“mau kemana?” jawab okta bingung​

“ajak jalan anjing, keliling komplek aja”​

“yaudah aku ikut deh”​

Keluar rumah dengan membawa tiga anjing yang cukup berat di tangan membuat gua kewalahan, beberapa menit jalan melewati 8 rumah berpapasan dengan tetangga

“wih jarang-jarang nih ngeluarin Huskynya” sapa tetangga​

“hahaha, iya nih mas jarang mumpung masih pagi juga kalo siang ntar malah keringetan” jawab gua​

“oh iya tumben jalannya berdua, biasanya sendirian” tanya tetangga​

Belom sempet menjawab Okta menjawab duluan​

“ah emang suka sendirian dia mas, hahaha” jawab Okta sembari ketawa kecil​

“ngejomblo terus dia kaya wota hahahaha” balas tetangga gua​

Tak lama Okta pusing​

“duhhh” keluh Okta​

“Ta? Kenapa lo?” tanya gua serius​

“eh eh kenapa nih cewek lo?” tetangga gua pun ikut panik​

“ga apa kok cuma mendadak pusing aja”​

Setelah kejadian itu gua, Okta dan tetangga gua berpamintan, akhirnya gua dan Okta pulang kerumah karena takut ada kejadian yang tak di inginkan. Okta langsung masuk ke kamar dan gua langsung menaruh anjing gua di kandang. Sarapan pagi pun sudah tersedia, tetapi Ibu gua sudah makan duluan, gua berjalan ke arah kamar Okta dan mengetuk pintu kamarnya untuk mengajak sarapan.

Scene 6

---------

“bentar ya sayang, aku mau ganti baju dulu”​

“yaudah sana, gua mau balikin anjing dulu ke kandangnya”​

Gua yang berjalan melewati ruang keluarga sambil membawa anjing gua untuk mengembalikan anjing gua ke kandangnya. Setelah gua taro di kandangnya gua menuju meja makan dan ternyata makanan sudah jadi, lalu gua menanyakan ibu gua yang ada di dapur sudah makan atau belom ternyata sudah makan. Akhirnya gua berjalan menuju kamar okta untuk makan pagi bersama.

“tok tok tok” suara ketok pintu​

“krek” suara gagang pintu​



“aku lucu ga?” berbicara sambil merem lalu manyum menghadap gua​

“hhhm gimana ya?” jawab gua bingung, dalam hati tersirat semakin lama di pandang semakin unik wanita seperti ini​

“iya kamu lucu apa adanya” jawab gua agak canggung​

Setelah gua menjawab seperti itu Okta mencium pipi gua

“mwahhh”​

“jangan disini juga ntar ketauan orang rumah gimana?” jawab gua protes​

“ibu kamu pasti ngeijinin kok” jawab okta lembut​

“yaudah ayo dah makan dulu gua laper” jawab gua​


Kami pun makan bersama di meja makan dan tanpa percakapan saat makan pagi tadi, setelah makan pagi gua ngerokok di kamar dan Okta bermain dengan anjing gua. Setelah gua sampai di kamar gua ngecharge hp gua dan sekaligus membuka notifikasi hp. Terlihat beberapa chat line belom gua baca, ada dari grup produksi dan ada dua chat personal dari Indra dan teman produksi, tentu saja yang gua baca duluan dari teman produksi :

Ris, gimana scriptnya? 8:30 am​

Udah nih, udah sampai scene 20an tapi belom gua revisi lagi masih agak cape semalam. 8:55am (jawab gua)​

Lalu gua melihat isi chat Indra

“wih temen gua udah sibuk di dunia film nih wkwkwk” 8:25 am​

“marilah ke Jogja, marilah ke Jogja kita ke Gunung Kidul sabi itu pantainya.” 8:25 am​

“kalo lo ada cewek juga ga apa ajak aja.” 8:25 am​

Jawab gua

“ya gitu lah hahaha, iya tuh gua pengen ke gunung kidul kayanya seru juga.” 8:59 am​

“cewek ya? Ya gampang lah itu.” 9:00 am​

Apa gua harus ajak Okta ke Jogja biar gua ga sendirian kalo jalan-jalan ya.? Tanya gua seperti itu

Setelah membalas japri gua membakar rokok dan menyalakan PC yang jarang di pakai karena pekerjaan gua hanya ada di Macbook dan PC gua hanya untuk menyimpan file dan game aja, tapi kali ini gua menyalakan PC untuk mendownload game di steam. Setelah menghabiskan rokok dan bosen menunggu downloadan gua tidur dan menyalakan alarm jam setengah 12 dan akhirnya gua tertidur.

“kring kring kring kring” suara alarm hp​

Beranjak dari tempat tidur dan menuju ke meja mengambil hp dan mematikan hp, lalu gua berjalan ke arah kamar mandi melewati ruang keluarga terlihat Okta lagi menonton tv sambil berbicara, Ibu gua menanyakan ke gua mau pergi kemana dan gua menjawab mau pergi rapat produksian di bintaro, lalu gua berjalan ke kamar mandi dan membuka semua pakaian gua

“dug dug dug” suara jejak kaki yang menyentuk anak tangga​

Sesampainya di ruang keluarga Ibu menyapa gua

“Harris mau kemana?” tanya Ibu​

“mau rapat mah, di Bintaro sektor 1” jawab gua​

“oh jauh juga, yaudah mandi dulu sana abis itu makan, Ibu sama Okta baru kelar makan siang”

“iya bu” jawab gua​

Sesampainya di kamar mandi gua membuka semua pakaian.

“ssseeerrrrr” suara air keluar dari keran​

“ntar gua naik motor apa mobil ya? Jalur macet enakan naik motor tapi musim hujan, kalo musim hujan enakan naik mobil tapi makin parah macetnya, payah dah Jakarta” tanya gua sambil sabunan​

Keluar dari kamar mandi gua masih menggunakan boxer tanpa kaos lalu gua ke arah meja makan, Ibu gua masuk ke kamarnya dan Okta menghampiri gua saat mau makan. Di saat gua lagi makan Okta ingin sekali ikut dengan gua, ntah kenapa gua mengiyakan apa mungkin gua ga ada teman ngomong jadi gua mengiyakan ya itu masa bodo.

Okta menghampiri ke maja makan

“kamu mau rapat ya?” tanya okta​

“iya nih” jawab gua sambil mengambil ayam goreng​

“aku ikut ya?” tanya okta dengan nada pelan​

“yaudah ikut aja, tapi jangan rusuh pas rapat nanti atau ntar gua siapin satu meja lagi kalo ga dibolehin gabung.”​

“yeaa malem mingguan sama kesayangan” sambil senyum manis​

“ah bisa aja lo debu kipas”​

Setelah berbicara seperti itu gua memakan makanan yang gua ambil

“hhmm” rasa kaget mencicipi makanan​

“kamu kenapa?” tanya okta kaget​

“ini enak banget, pasti Ibu yang bikin” jawab gua​

“itu buatan aku tau” jawab okta cemburut​

“kamu jago masak?” tanya gua kaget​

“meragukan? Nanti aku masak lagi buat kamu” jawab sambil tersenyum​

Gua pun langsung terdiam tak berkutik dan menikmati makanannya, setelah selesai makan gua menyuruh Okta untuk mandi dan berpakaian. Gua pun langsung menuju ke kamar mempersiapkan bawaan gua dan melihat downloadan, setelah bawaan sudah siap gua memutuskan membawa motor karena lagi males macet-macetan.

“Downloadan dah kelar,Mmacbook udah di tas, dompet udah alias lezgo”​

Gua turun kebawah mengtuk pintu Okta dan mengambil kunci motor di lemari.

“tok tok tok” suara ketukan pintu​

“ntar kalo udah langsung keluar aja ya, mau manasin motor dulu”​

“iya sebentar lagi kok” jawab Okta​

Gua pun langsung berjalan ke arah lemari untuk mengambil kunci motor dan langsung keluar ke arah garasi untuk memanaskan motor, suara piagio pun berbunyi dengan khas meskipun knalpot masih standaran, tak lama pun okta datang dengan pakaian yang sama dengan malam kemarin.

“brum brum brum” suara motor​

“udah jam setengah satu lebih nih, ga telat?” tanya Okta bingung​

“kaga kok, naik motor mah santai aja sejam lebih sedikit sampai” jawab gua​

“kamu ngebut aku cubit ya kamu”​

“tenang aja” jawab gua​

Scene 7
---------

Gua sama okta akhirnya ke dalem berpamitan dengan Ibu gua dan akhirnya jalan ke Bintaro, di perjalan gua dan okta saling bercanda, tiap menit hingga tiap detik gua semakin dekat dan sudah mulai mengerti kepribadian okta. Satu jam lebih sedikit gua sampai di salah satu cafe yang cukup gede, gua melihat kendaraan teman dan produser ternyanta belom datang akhirnya gua dan okta pun masuk ke cafe tersebut. Pelayan cafe pun datang gua pun memesan beer dan makanan ringan, Okta yang mendengar gua memesan beer langsung mengcancel pesanan gua.

Terik panas udara Jakarta

“kamu baru pertama kali menulis naskah film ya? Biasanya kamu kan sutradara” tanya Okta saat perjalanan​

“mungkin gua ga diem aja di sutradara, mau mencoba lebih lagi” jawab gua​

Udah biasa juga Okta tau tentang gua semua, ntah dari mana itu. Disaat gua ngebut Okta memeluk gua dari belakang payudara yang menyentuh punggung gua membuat otong menjadi beringas.

“ntar malam lagi yuk” tanya gua​

“jika kamu mau aku akan selalu melayani” jawab Okta dan semakin keras memeluk gua​

Akhirnya gua dan Okta pun sampai di cafe

“mas saya Corona sama roti bakar ya, hhm rasa keju roti bakarnya”​

“kamu ga mau bahagia sama aku?” tanya Okta ke gua​

“mas beernya ganti sama teh anget aja dua ya, gulanya di pisah” jawab okta ke pelayanan​

Gua pun bingung kenapa dari awal ketemu sampai sekarang Okta bener-bener memperhatikan kesehatan gua dan ntah kenapa gua nurut perkataan dia. Tak lama pelayanan meninggalkan meja kami berdua Okta menanyakan sesuatu.

“kalo kamu ngerjain sesuatu suka ngerokok sambil ngebeer atau ngopi kan?” tanya Okta​

“iya, biar bisa nambah imajinasi” jawab gua kagok​

Tak lama Okta mengambil tas gua dan mengambil bungkus rokok gua

“Ini rokok aku ambil, aku patahin semua. Aku ga mau kamu ketergantungan kaya gini terus. Kamu mau ntar anak-anak kita ngerokok atau ngebeer gara-gara kamu?” tanya Okta​

Okta yang berbicara itu ke gua membuat gua berpikir benar

“Iya benar juga ya” terisrat dalam pikiran​

“Lo datang dari mana sebenarnya?” tanya gua ke Okta​

“Aku datang dari mana? Aku hanya orang biasa yang bisa merubah hidup kamu menjadi lebih baik” jawab Okta​

“Terus punya tempat tinggal?” tanya gua semakin bingung​

“Aku tinggal di Meikarta tapi aku ngekost di daerah Benhil, nanti kamu anterin ke kostan aku ya aku mau ambil baju ngingep di rumah kamu lagi”​

“Lo kan ada kostan kenapa nginep di rumah gua lagi malih?”​

“Yang pertama, Ibu kamu seneng kedatangan aku yang kedua kamu lupa omongan kamu tadi?”​

Gua pun terdiam sejenak tapi Okta tersenyum ke arah gua dan tak lama pesanan gua datang dan teman gua pun datang

“Mas ini pesanannya, kalo mau pesan lagi bisa langsung ke depan”​

“Oke, terimakasih mas” jawab gua​

Teman gua pun datang dua orang .

“Siang bang, udeh lama?” tanya teman gua​

“Ya baru 10 menitan dah” jawab gua santai​

“Eh malih ini cewek lo? Bener-bener dah cewek lo cakep betul macem idol grup aje” ngomong sembari logat betawi​

“ngaanuuu...........” omongan gua terputus​

Tak lama Okta pun kembali pusing dan gua merangkulnya

“Kamu ga kenapa-kenapa?” tanya gua panik​

“Gapapa sayang”​

Kedua teman gua langsung kaget dan gua terpikir sesuatu “bentar gua tadi ngomong ke Okta kamu?”

Scene 8
---------

Rapat pun cukup lama Okta yang hanya mendengarkan saja lama lama tertidur di bangku dan waktu pun sudah jam 5 sore rapat pun berakhir, gua pun bangunin Okta untuk pulang tetapi gua mengajak makan malam dulu di salah satu mall jakarta pusat.

“Kita makan dulu yuk di Gancit”​

“Aku ikut aja” sambil mengandeng tangan gua dan menatap mata gua
Akhirnya gua ke pakiran motor dan jalan ke Gancit, seperti biasa Okta memeluk gua dari belakang. Sesampainya di Gancit gua ke salah satu restoran disana dan makan malam disana.



“silahkan mas menunya nanti kalo sudah fix mau pesan apa panggil aja ya mas” tanya pelanan​

“Oke mba”​

tak lama pelanan menjauh dari meja kita berdua

“Aku aja yang pesenin buat kamu” Okta dengan nada yang lembut​

“Eh eh aku yang bayar juga” jawab gua dengan nada tinggi​

“Aku ada duit, jadi bukan gua lo lagi nih manggilnya?” sambil memegang tangan gua​

“Hhhmm anu” jawab gua bingung​

“Gak perlu di pendam, kalo kelamaan dipendam itu ga baik”​

Okta pun memanggil pelayan dan memesan yang dia pesan, cukup lama menunggu akhirnya makan malam pun datang. Cukup lama kita berdua makan dan bercanda dan semakin percaya kalo gua makin sayang sama dia. Jam 8 malam pun kami berdua keluar mall dan berjalan ke arah kostan Okta, sesampainya di kostan Okta gua menunggu di depan pagarnya cukup mewah kostannya dan ga lama juga untuk menunggu Okta. Akhirnya pun kami berdua berjalan ke arah rumah gua, kita berdua pun sempet bercanda di atas motor dan membicarakan sesuatu

“Nngggeeeeeennnggggg” anggap aja suara motor​

“Kamu tau ga, sebenernya aku suka banget sama malamnya Jakarta”​

“Kenapa emangnya?” tanya Okta sambil menaruh kepalanya di pundak kanan gua​

“Kebanyakan orang hanya menilai Jakarta saat teriknya aja, gelapnya Jakarta lebih menarik dari teriknya. Banyak kehidupan dan aktifitas yang lebih menarik dari ada siangnya Jakarta”​

“Oh pantes kamu lebih suka keluar malem di Jakarta tapi kamu jangan sering-sering ya sayang” peluk Okta dari belakang​

Di setiap kilometer gua dengan Okta saling bercanda dan gua udah mulai rasa sayang ke dia. Tiba dirumah akhirnya gua membuka pagar dan memasukan motor di garasi, gua dan Okta akhirnya masuk rumah tak biasa biasanya dengan hari kemaren gua langsung duduk di sofa ingin ngerokok dan okta berjalan ke arah kamar.

“Kamu nanti langsung tidur?” tanya Okta​

“Kayanya kaga deh, aku mau ngegame dulu atau ngerjain storyboard”​

“yaudah besok hari minggu juga kan jadi ga apa deh kamu tidur malem” sambil peluk okta di garasi​

Scene 9
---------

Gua dan okta pun masuk kerumah, gua yang duduk di dulu di sofa dan Okta langsung ke kamar ntah ngapain. Gua membakar rokok dulu sebelum masuk kekamar mandi dan yang gua bawa tadi masih gua taro di atas sofa

“Seharian kaga ngerokok asem bener mulut dah kaya makan permen asem” seru gua​

Hisapan demi hisapan gua habiskan hingga setengah batang rokok. Okta yang keluar dari kamarnya menggunakan miniset dan celana pendek membuat gua libido gua tinggi lagi dan Okta menghampiri gua.

“Kamu jangan ngerokok terus sayang, mulut kamu nanti makin bau kelabang” sambil mematikan rokok​

“Kan belom ngerokok seharian” tanya gua​

“Ya belajar buat berhenti ngerokok, sayang sama aku kan” tanya balik Okta​

“Iiiyyaa aku sayang sama kamu” jawab gua​

“Yaudah kamu sekarang mandi ya, kamu ga mau menghisap yang lain selain rokok gitu, menghisap aku gitu” tanya Okta genit​

“Iya iya iya aku mandi nih, tapi jangan buru – buru ya mau nugas dulu sebentar”​

“Yaudah kalo gitu aku tunggu di kamar dulu ya” jawab Okta​

Akhirnya pun gua menuju ke kamar mandi dan mandi sambil mendengarkan lagu di hp, lagu yang di play waktu itu adalah lagunya Agustin Oendari berjudul Selamat Malam Pagi, sesuai dengan mood gua yang lagi tenang. Kelar mandi gua beranjak ke kamar gua dan melewati kamar Okta, terdengar suara tv di kamar Okta ya mungkin dia lagi menonton tv, gua pun berjalan ke arah kamar gua lalu membuka pintu dan ternyata Okta sudah tiduran di kasur gua.

“Bintang yang sendiri datang malam ini, diatas sendiri tak cemas karena pagi” menyanyi​

“Seeeeerrrrr” suara air mengalir​

“Sekalian sikat deh gua, beneran bau kelabang mulut gua” gua berbicara sendiri​

Seselesainya gua mandi gua beranjak ke meja makan dulu untuk minum air putih lalu beranjak ke kamar atas dan melewati kamarnya Okta yang terdengar suara tvnya aja.

“Ini orang beneran nonton tv apa tidur ya?” tanya gua​

Gua cuek aja karena gua mau kekamar atas mau melanjutkan ngerokok karena masih kurang puas. Setelah gua sampai di kamar dan membuka pintu okta sudah tiduran di kasur gua



“krek” suara membuka pintu​

“eh malih kenapa udah disini? Itu tv ga dimatiin di kamar” tanya gua kaget​

“ya bosen aja di kamar ga ada teman ngobrol” sambil terbangun dari tempat tidur​

“ntar kalo yang buka Ibu gimana? Kan ga enak sama orang rumah ntar” tanya gua kembali​

“Ibu kamu sudah nyenyak tidur, sebenernya kamu sudah tidak sabar kan?” sambil memegang tangan gua​

Okta yang langsung memeluk gua tiba-tiba membuat libido gua semakin naik, seperti hari kemarin dia tidak memakai bh cukup jelas puting yang gua rasakan di dada gua karena gua tak memakai kaos. Gua yang membalas pelukan Okta tapi pelukan ini terasa hangat, mungkin karena sudah suka sama suka pelukan itu susah di lepas. Disaat gua berpelukan gua berbicara dengan Okta tentang kedepannya.

“kayaknya aku makin sayang sama kamu ntah apapun alasannya, jarang sekali aku langsung sayang dengan wanita hanya beberapa hari saja” ujar gua kepada Okta​

“Memangnya kamu kalo sayang dengan wanita butuh berapa hari?”​

“Mungkin 1 bulan lebih, tapi ntah kenapa kamu terasa beda dari yang lain dari awal sampe sekarang”​

“Yaudah sekarang kamu dengerin kata-kata aku terus jangan nakal dan sebagainya, aku pasti selalu ada di samping kamu tapi pasti aku akan menghilang dan bertemu kembali” semakin erat memeluk gua​

“Memangnya kamu mau pergi kemana?” tanya gua kaget​

“Ya pergi ntah kemana, tapi di saat aku pergi kamu harus cari tau tentang aku bagaimana pun caranya karena kita ditakdirkan untuk saling melengkapi”​

Gua lepaskan pelukan Okta dan gua duduk di depan meja lalu gua ambil hp dari tas gua, gua buka isi chat line yang belom gua buka dari tadi siang. Sambil gua membaca isi chat line Okta memeluk gua dari belakang dan melihat isi chat gua.

Terlihat isi chat dari beberapaa grup dan OA dari line, gua menghapus pesan dari OA dulu baru membuka isi chat grup, grup chat yang ga penting gua baca dulu dan tak ada berita apa pun, gua membuka grup chat dari produksi kalau akan ada shoting beberapa hari di Jogja lalu libur beberapa hari setelahnya, lalu gua langsung chat Indra teman gua yang di jogja.

“Itu chat kamu banyak banget, kayanya kamu tergolong orang yang slow respon ya”​

“Ya bisa di bilang seperti itu, kalo ga penting ya ga ku bales”​

“Itu coba buka dulu grup produksian”​

Lalu gua buka chat grup produksian ternyata ada shotingan di jogja beberapa hari dan habis dari jogja libur shotingan untuk beberapa hari.

“Eh aku shoting ke Jogja nih” ekspresi gua gembira​

“Wih enak dong sekalian liburan”​

“Iya nih sekalian liburan,Kamu mau ikut? Ntar kamar hotel aku bayarin deh” tanya gua ke Okta​

“Ya kapan pun aku ikut sayang, lagian kamu belom pernah kan liburan sama pacar”​

Akhirnya gua langsung chat si Indra :

Gua bulan depan ke Jogja nih, ada rekomendasi tempat enak ga.? 11:12pm​

Gua juga ajak cewek nih wkwkwk, pantai yang enak gitu. 11:12pm​

Sekalian liburan gitu wkwkwkw 11:13pm​


Mungkin Indra sudah tidur dan gua langsung ngelock hp. Okta pun balik ke tempat tidur gua tapi gua cuek aja, gua pun langsung menyalakan PC dan latop dengan waktu yang beramaan untuk merevisi sedikit script, membuat kolom storyboard untuk di gambar nantinya dan membuat proposal alat untuk nanti shootingan

Pc gua membuat kolom storyboard, satu lembar gua membuatnya enam kolom storyboard, di laptop gua merivisi script. Setelah kelar membuat kolom storyboard gua mencoba fokus dengan revisi script dan tak ada yang di revisi, lanjut gua membuat proposal alat. Sebelum gua melanjutkan proposal alat gua melihat kebelakang dan Okta masih tiduran sambil memeluk guling, sedikit berbicara dengan Okta lalu gua melanjutkan bikin proposal

“Kamu belom ngantuk? Kalo ngantuk tidur aja di bawah jangan disini” tanya gua​

“Aku kan nungguin ih” jawab Okta genit​

Mendengar jawaban seperti itu gua mengebut membuat proposal

“Jadi lensa kemungkinan yang di pakai ada lima, lighting tiga kinoflo empat red head dan tiga hmi. Kamera satu tapi pakai apa ya? Sony FS5 atau alexa SXT ya? Itu ntaran lagi deh sekalian rig sama stabilizer” pikir gua​

Setelah gua kelarin itu semua gua beranjak ke bawah untuk minum air putih dahulu, sebelum gua turun Okta menyakan dulu gua mau kemana. Setelah gua turun untuk minum gua beranjak ke kamar lagi.

“krek” suara pintu​

“kamu mau kemana?” tanya Okta​

“minum doang abis itu kekamar lagi” jawab gua​

Gua akhirnya turun ke bawah untuk minum dan setelah minum gua ke kamarnya Okta dulu untuk mematikan tv yang masih menyala lalu kembali ke atas.

Setelah kembali ke atas gua membuka pintu dan ternyata Okta sudah menurunkan setengah minisetnya sambil duduk di pinggir kasur, terlihat sedikit payudaranya terlihat jelas, mata gua yang terfokus dengan payudara milik okta langsung bergegas ke arah Okta. Sebelum sampai kesana Okta berdiri dan menghapiri gua sambil membenarkan minisetnya lalu memeluk gua dengan erat.

“krek” suara pintu​

Gua kaget terlihat Okta sudah menurunkan minisetnya​

“kamu kenapa dah, ga sabarin gitu kayanya”​

Okta pun menghapiri gua sambil membenarkan minisetnya lalu memeluk gua

“ya ga apa, emang kamu ga mau lebih dari aku? Tanya Okta​

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

segini dulu suhu update, sebenernya sex scennye udah kelar tapi di keep dulu biar enak updatenya. maaf nih penulisannya sama bahasanya aga aneh soalnya ngerjainnya di kelas pas dosen lagi nerangin kwkwkwkw sama sibuk juga sama LR wkwkwkw, kalo ada masukan bisa bilang suhu biar penulisan saya lebih baik, mohon bimbingannya
 
kalo boleh saran sih, itu terjadi pengulangan penulisan, jadi udah di jelasin, trus dijelasin lagi, ada di beberapa bagian.

btw Mas Rio kemaren juga abis dari Gunungkidul mas, tapi bukan ke pantai, mas Rio ke bukitnya.

waduh kalo ke jogja ketemu mas Indra, berarti ketemu mbak Viny dong :colok:
 
struktur dialog dan adegan mirip kaya isi script film, alias mantap hu lanjutkan....
 
struktur dialog dan adegan mirip kaya isi script film, alias mantap hu lanjutkan....

iya memang stukturnya hampir mirip kaya script film, terbiasa nulis script jadinya seperti ini

kayak nya aku ngrti nih dari short movie apa

terinspirasi dari serial film pendek sore, pacar dari masa depan. di page awal udah gue tulis kok:)
 
Mantap suhu... Sex scene buru di up.. Hehe.. Jarang2 osa osi dibikinin ginian
 
Bimabet
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd