Van1999
Semprot Addict
- Daftar
- 10 Nov 2022
- Post
- 424
- Like diterima
- 1.553
Bawa pacarku ke rumah bukan pertama kali ku lakukan. Make love di rumah ku pun sudah cukup sering ku lakukan. Bukan omong gede atau mengarang indah tapi semua ini bisa kulakukan karena ortu ku tuh buka toko, ga ada dirumah disaat jam kerja, alias rumah kami itu sepi dari penghuni. Ditambah kami tidak ada ART, maka kosong melompong dikala aku dan kakak kakak ku melakukan aktifitas diluar sana. Untuk aktifitas make love dengan rasa aman aku tentu sudah selidiki jadwal kuliah kakakku yang satu, sedangkan kakakku yang kerja mah ga usah pusingin jadwal karena namanya kerja sama orang ya sesuai jam kerja setiap hari. Awal mula tentu aktifitas genjot mengenjot dilakukan diranjang seperti kebiasaan orang orang pada umumnya. Tapi lama lama meski ganti gaya kan bosen juga ya? Alhasil seluruh dalam rumah pernah kujelajah mencari "keringat" dengan si dia. Sofa ruang tamu dengan berbagai gaya, yang paling kusuka dia duduk diatas pangkuanku sambil menghadap depan ataupun menghadap ke aku. Di meja makan sambil doggy style. Bahkan di meja dapur seperti blue film sambil ngangkangin dia juga pernah kami lakukan. Di kamar mandi dengan berbagai gaya pun tidak ketinggalan. Lama lama semua tempat habis kami jelajahi, kebosanan mulai menghampiriku...
Kebetulan kamarku berada di lantai 2 daerah depan miliki jendela menghadap depan jalan komplek, tidak banyak yang lalu lalang apalagi di hari siang. Jadi kuputuskan kusingkap gorden yang menutupi jendelaku itu, berandai andai jika ada dari luar sana melihat pergelutan kami ini. Bahkan sempat kubawa dirinya nempel ke jendela dan kulakukan entah apa namanya, seperti doggy style tapi dalam posisi berdiri dimana dadanya nempel ke kaca jendelaku itu. Dia deg degan, takut ada yang lewat, aku makin semangat genjot dia dan kami pun cepat nyampe karena rasa tegang takut ketauan.
Rumahku komplek tua, tidak seperti komplek baru yang tanpa tembok dan pagar di carport. Seperti rumah warga keturunan pada umumnya, rumahku miliki pagar dan dinding yang tinggi melebihi tinggi kepala orang dewasa agar aman dari dipanjat orang jahat meski rumah kami miliki satpam komplek, tapi rumah kami tidak seperti penjara yang istilah kata tanpa lubang angin di dinding dan pagar, tetap ada lubang yang bisa membuat kita tahu siapa tamu yang datang tanpa perlu membuka pintu pagar.
Ide gilaku membuat kubawa dirinya ke halaman depan, bercumbu disana, berharap ada orang lewat tapi takut juga. Pengen pamerin dia tapi malu juga. Itulah seni bercinta sambil eksib yang kudapat membuat kami jadi cepat nyampe karena tingkat ketegangan yang amat tinggi, malu tapi mau, takut tapi demen. Entah gimana pengalaman eksib agan agan sekalian, mungkin beda kisah dan cerita.
Suatu saat ortuku pergi ke luar negeri liburan bersama kakak kakakku. Aku memilih tidak mau ikut, minta diberikan jatah uang saja karena aku lebih suka tinggal dirumah sambil membayangkan akan memboyong ceweku untuk tinggal bersama. Hari H tiba, aku sangat senang sekali. Menjadi nudist kami lakukan dirumah, dan kami pesan makanan fast food delivery. Saat bel rumah berbunyi aku suruh ceweku keluar dengan berbalutkan handuk dengan rambut terurai berantakan abis bergelut, kalau orang luar akan mengira sehabis mandi. Tenang, tidak usah membayangkan aku menyuruh ceweku lakukan seperti yang Siska lakukan, tidak ada adegan handuk melorot dan memberi tontonan gratis ke abang delivery, hanya saja dasarnya ceweku cukup montok sudah pasti membuat abang delivery konak melihat dada yang menyembul dibalik handuk yang tidak dapat menutupi keindahan tubuhnya itu.
Para suhu kalo liat ceweku begini konak ga?
Sehabis santap makanan itu aku mulai memikirkan ide gila lainnya. Hari sudah mulai menjelang malam, langit jakarta sudah mulai gelap, ku ajak ceweku ke balkon lantai dua, disana kami memadu cinta. Tapi sebelumnya semua lampu baik balkon maupun ruang tamu lantai dua kami matikan supaya jangan jadi pusat perhatian. Awal mula ceweku menolak ajakanku. Tidak habis akal aku keluarkan soju kesukaan dia. Kubuat dirinya mabuk kepayang barulah dirinya dalam genggamanku. Ku bawa dia ke balkon sana, segala gaya kuterapkan, ternyata inilah kenikmatan puncak yang pernah kurasakan saat memadu cinta sambil bereksib ria. Cepat keluar karena tegang tapi jadi cepat tegang lagi karena nikmat. Entah kesekian kalinya mekinya kupenuhi dengan pejuhku. Mungkin kalian berpikir aku mengarang indah, emang ga takut hamil? Tentu sudah kami persiapkan, dirinya selalu kb agar kuliah kami tidak terganggu karena MBA. Saking lelahnya kami memadu cinta rasanya kaki ini hilang kekuatan membopong dirinya yang masih setengah mabuk kedalam. Kami tergeletak dibalkon sambil mengatur napas kami, barulah perlahan lahan masuk ke kamar dan tertidur pulas dan puas.
Part-6 Eksib di mobil
Part-8 Make love di mobil
Kebetulan kamarku berada di lantai 2 daerah depan miliki jendela menghadap depan jalan komplek, tidak banyak yang lalu lalang apalagi di hari siang. Jadi kuputuskan kusingkap gorden yang menutupi jendelaku itu, berandai andai jika ada dari luar sana melihat pergelutan kami ini. Bahkan sempat kubawa dirinya nempel ke jendela dan kulakukan entah apa namanya, seperti doggy style tapi dalam posisi berdiri dimana dadanya nempel ke kaca jendelaku itu. Dia deg degan, takut ada yang lewat, aku makin semangat genjot dia dan kami pun cepat nyampe karena rasa tegang takut ketauan.
Rumahku komplek tua, tidak seperti komplek baru yang tanpa tembok dan pagar di carport. Seperti rumah warga keturunan pada umumnya, rumahku miliki pagar dan dinding yang tinggi melebihi tinggi kepala orang dewasa agar aman dari dipanjat orang jahat meski rumah kami miliki satpam komplek, tapi rumah kami tidak seperti penjara yang istilah kata tanpa lubang angin di dinding dan pagar, tetap ada lubang yang bisa membuat kita tahu siapa tamu yang datang tanpa perlu membuka pintu pagar.
Ide gilaku membuat kubawa dirinya ke halaman depan, bercumbu disana, berharap ada orang lewat tapi takut juga. Pengen pamerin dia tapi malu juga. Itulah seni bercinta sambil eksib yang kudapat membuat kami jadi cepat nyampe karena tingkat ketegangan yang amat tinggi, malu tapi mau, takut tapi demen. Entah gimana pengalaman eksib agan agan sekalian, mungkin beda kisah dan cerita.
Suatu saat ortuku pergi ke luar negeri liburan bersama kakak kakakku. Aku memilih tidak mau ikut, minta diberikan jatah uang saja karena aku lebih suka tinggal dirumah sambil membayangkan akan memboyong ceweku untuk tinggal bersama. Hari H tiba, aku sangat senang sekali. Menjadi nudist kami lakukan dirumah, dan kami pesan makanan fast food delivery. Saat bel rumah berbunyi aku suruh ceweku keluar dengan berbalutkan handuk dengan rambut terurai berantakan abis bergelut, kalau orang luar akan mengira sehabis mandi. Tenang, tidak usah membayangkan aku menyuruh ceweku lakukan seperti yang Siska lakukan, tidak ada adegan handuk melorot dan memberi tontonan gratis ke abang delivery, hanya saja dasarnya ceweku cukup montok sudah pasti membuat abang delivery konak melihat dada yang menyembul dibalik handuk yang tidak dapat menutupi keindahan tubuhnya itu.
Para suhu kalo liat ceweku begini konak ga?
Sehabis santap makanan itu aku mulai memikirkan ide gila lainnya. Hari sudah mulai menjelang malam, langit jakarta sudah mulai gelap, ku ajak ceweku ke balkon lantai dua, disana kami memadu cinta. Tapi sebelumnya semua lampu baik balkon maupun ruang tamu lantai dua kami matikan supaya jangan jadi pusat perhatian. Awal mula ceweku menolak ajakanku. Tidak habis akal aku keluarkan soju kesukaan dia. Kubuat dirinya mabuk kepayang barulah dirinya dalam genggamanku. Ku bawa dia ke balkon sana, segala gaya kuterapkan, ternyata inilah kenikmatan puncak yang pernah kurasakan saat memadu cinta sambil bereksib ria. Cepat keluar karena tegang tapi jadi cepat tegang lagi karena nikmat. Entah kesekian kalinya mekinya kupenuhi dengan pejuhku. Mungkin kalian berpikir aku mengarang indah, emang ga takut hamil? Tentu sudah kami persiapkan, dirinya selalu kb agar kuliah kami tidak terganggu karena MBA. Saking lelahnya kami memadu cinta rasanya kaki ini hilang kekuatan membopong dirinya yang masih setengah mabuk kedalam. Kami tergeletak dibalkon sambil mengatur napas kami, barulah perlahan lahan masuk ke kamar dan tertidur pulas dan puas.
Part-6 Eksib di mobil
Part-8 Make love di mobil
Terakhir diubah: