Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Penderitaan Panlok Erva

Kasian penulisnya padahal karyanya udah banyak dan bagus2 juga tapi karena satu post yg dianggap melanggar rules forum karyanya yg udah dia buat bertaun2 pada ilang semua. Padahal post nya yg melanggar aja yg di banned jangan usernya.

Kalo kaya gini seandainya ane jadi penulis juga mending ngga bikin karya baru. Daripada ngambil resiko smua karya ane yg udah ane buat sbelumnya hilang begitu saja karena secara tidak sengaja melanggar rules.

Soalnya ane banyak liat karya2 yg udah banyak pagenya dan dari komennya ga ada yg tersinggung tapi tiba2 ilang. Kalau ditunjukan kalimat atau paragraf yg melanggar (khususnya penulis yg karyanya sudah banyak) Ane yakin penulis juga bakal ngebenerin postnya. Hiks2
 
Kasian penulisnya padahal karyanya udah banyak dan bagus2 juga tapi karena satu post yg dianggap melanggar rules forum karyanya yg udah dia buat bertaun2 pada ilang semua. Padahal post nya yg melanggar aja yg di banned jangan usernya.

Kalo kaya gini seandainya ane jadi penulis juga mending ngga bikin karya baru. Daripada ngambil resiko smua karya ane yg udah ane buat sbelumnya hilang begitu saja karena secara tidak sengaja melanggar rules.

Soalnya ane banyak liat karya2 yg udah banyak pagenya dan dari komennya ga ada yg tersinggung tapi tiba2 ilang. Kalau ditunjukan kalimat atau paragraf yg melanggar (khususnya penulis yg karyanya sudah banyak) Ane yakin penulis juga bakal ngebenerin postnya. Hiks2
Cmiiw, tapi salah satu alasan banned bisa juga kalau penulisnya yang minta account nya di banned, bukan hanya karena postingan yang bermasalah...
Dan kalau masalah postingan biasanya ada warning terlebih dahulu sebelum total banned...
 
Cmiiw, tapi salah satu alasan banned bisa juga kalau penulisnya yang minta account nya di banned, bukan hanya karena postingan yang bermasalah...
Dan kalau masalah postingan biasanya ada warning terlebih dahulu sebelum total banned...
Berarti skrg kak minerva sdh gak nulis cerita d forum ini lg?
 
Berarti skrg kak minerva sdh gak nulis cerita d forum ini lg?
Who knows...
Karena ada juga yang muncul lagi dengan account baru...
Tapii tetap bisa di lihat dari style penulisannya, tapi ada yang memang totally retreat...
 
Cmiiw, tapi salah satu alasan banned bisa juga kalau penulisnya yang minta account nya di banned, bukan hanya karena postingan yang bermasalah...
Dan kalau masalah postingan biasanya ada warning terlebih dahulu sebelum total banned...
maaf bukannya kalau minta ccount nya di banned , ada keterangan nya Banned "Permintaan Sendiri" ya ?
 
maaf bukannya kalau minta ccount nya di banned , ada keterangan nya Banned "Permintaan Sendiri" ya ?
Cmiiw, ya...
Ada beberapa yang dapet notification begitu...
Ada juga yang tidak, sampai sempat bikin salah paham antara members dan moderator...
Dan salah satu cara biar di banned "atas permintaan sendiri" ya bikin posting yang menyalahi rules...
 
yah amoynya di banned, buka dong bro admin yg ganteng....:tegang:
 
ada yang punya draft cerita ini ga? ko story nya ga bisa dibuka sih
 
Part 1.....
Halo kenalin namaku Erva, aku chinese keturunan yang lahir di kota di jawa barat dan sekarang tinggal di Jakarta. Aku kuliah di salah satu universitas di negara 4 musim dan sempet kerja beberapa tahun di negara tetangga sebelum stay for good di Jakarta. Aku tinggal di salah satu apartemen kelas menengah di Jakarta hasil cicil dan dibantu ortu dikit :p Aku dari keluarga yang berkecukupan dan aku kerja di salah satu kantor consultant.

Cerita yang aku tulis ini 80% fiksi tapi ada juga yang benernya. Cari tahu sendiri ya mana yang fakta dan yang fiksinya.

Chapter 1 : Business Consultant >> PAGE 1

Chapter 2 : The Promising Star >> PAGE 1

Chapter 3 : The Reunion >> PAGE 1

Chapter 4 : Exotic Pet >> PAGE 1


Chapter 5 : Torture and Punishment >>PAGE 3

Chapter 6 : Slave Statement >> PAGE 4

Chapter 7 : Friday >> PAGE 7

Chapter 8 : Revelation >> PAGE 8

Chapter 9 : The Zoo >> PAGE 10

Chapter 10.1 : One Week with Erva >> PAGE 12

Chapter 10.2 : One Week with Erva >> PAGE 13

Chapter Epilog : Wabi Sabi >> PAGE 13




Mulustrasi Erva (Foto asli penulis ? xixixi gak mau jawab)








--------------------------------------
DISCLAIMER :
Cerita ini sudah pernah dipublish dan sekarang aku re upload dan sudah ada updatenya karena thread sebelumnya sudah di kuncil.
Enjoy the Story. Ada sedikit perubahan di Chapter IV

Sesekali mungkun aku akan update bonus-bonus chapter kalo threadnya rame

--------------------------------------


Business Consultant Rendahan



Hi Kenalkan namaku Erva, aku gadis keturunan tionghoa. Mataku sipit kecoklatan, rambutku panjang setengah punggung. Bentuk tubuhku cenderung kecil dengan buah dada bercup B. Aku cukup cantik dengan wajah yang terlihat lebih muda dari seharusnya. Senyumku agak terkesan nakal dengan bibir tipis yang mungil.

Aku bekerja sebagai Business Consultant di salah satu Business Consultant Firm di Jakarta. Aku biasa menangani Bisnis kelas mikro, menengah, dan startup yang masih belum memasuki Series A. Terkadang aku suka dibawa oleh bosku dalam meeting-meeting besar juga karena aku cantik dan suka berpakaian seksi sehingga calon client atau client terhibur dengan kecantikan dan keseksianku. Selama ini baik bosku, teman kolegaku hanya tau aku seksi dan suka menggoda tapi aku selalu menolak jika diajak / disogok untuk ditiduri.....

Sebut saja Tuan F. Tuan F adalah clientku, seorang pengusaha import kelas menengah yang cukup sukses. Tuan F juga adalah seorang yang sadis dan kejam terhadapku. Tidak ada yang tahu bahwa setiap hari Jumat sehabis jam makan siang aku akan masuk ke kantornya dan tidak akan keluar lagi sampai hari Senin pagi.

Jumat jam 13:00

Aku mengetuk ruangan pintu ruangan tuan F. Semua mata di kubikal memandangku dengan tatapan haus. Hari itu aku menggunakan blazer krem, rok peach 25cm diatas lutut, kemeja putih yang hanya dikancing 2 dari bawah sehingga memperlihatkan sebagian buah dadaku. Putingku tetap tertutup walau terlihat samar-samar. tapi semua orang tau aku tidak menggunakan bra. Atau lebih tepatnya Bra dan Celana Dalamku yang berwarna kuning muda sudah dilucuti oleh satpam dipintu masuk gedung. Setiap aku datang ke kantor ini, aku selalu menyerahkan bra dan celana dalamku kepada satpam sebagai pengganti tanda pengenalku. Biasanya satpam akan sekalian meremas kedua dadaku beberapa menit sebelum memukul pantatku dan membiarkanku masuk.

Gedung ini milik Tuan F tediri dari 3 lantai. Lantai pertama adalah gudang besar dimana truk-truk bisa masuk. Langit-langit ruangan ini sangat tinggi dan bisa menyimpan beberapa kontainer. Terkadang ada mobil besar yang membawa kontainer ada di dalam gedung itu sedang membongkar muatannya yang berisi bal-bal dari karung kehijauan yang kotor. Didalam karung hijau itu terdapat beberapa kotak coklat yang sedang dikeluarkan dan dirapihkan ke lantai 2. ada Sebuah lift kantrol barang. Lantai 2 berisi rak-rak penyimpanan yang sangat banyak guna menyimpan kotak-kotak dari kardus coklat. Lantai 3 berisi meja-meja kubikal, ruangan meeting, dan ruangan tuan F.

Kembali kepada aku yang mengetuk pintu ruang tuan F.

"masuk" terdengar suara tuan F dari dalam setelah hampir 5 menit aku berdiri di depan pintu itu.

Aku membuka pintu menutup pintu kembali lalu menguncinya. Segera aku berlutut, menyimpan tasku disamping kiriku kemudian menanggalkan blazer kremku dan melipatnya dengan rapi. Kemudian aku melepaskan kemeja dan rokku dan melipatnya dengan rapi. Setelahnya aku mengambil collar yang ada di belakang lemari dekat pintu masuk lalu menggunakannya. Aku berlutut dan diam sementara tuan F tampak masih sibuk dengan laptopnya di meja kerjanya. Tuan F mengetik beberapa huruf kemudian ia melihatku sekilas.
"Terlambat 20 detik.... kamu tahu harus melakukan apa kan Lonte ?" ujarnya dengan anda yang hampir terdengar datar.

"T-tapi aku terlambat karena menunggu tuan mempersilahkanku masu....(k)"
"BERANI MEMBANTAH !" bentaknya. "Hitung keterlambatanmu menjadi 5menit 20 detik !" ujarnya

"I-iya tuan" ujarku pasrah.

"kamu masih ingat hukumanmu ?" tanyanya.

"Untuk setiap 10 detik keterlambatan Erva lacur ini akan menjepitkan satu penjepit pakaian di tubuhnya. Dan membiarkan tuan F memukul penjepit tersebut sampai jatuh."

"Jadi ?"

"Erva lacur ini akan menempelkan 32 jepitan di tubuhnya agar dia tidak lagi terlambat "Aku kemudian merangkak ke salah satu laci di ujung ruangan. Membuka laci tersebut dan mengambil sekeranjang penuh jepitan serta mengambil sebuah tongkat tipis lentur berwarna hitam. Aku mengigit tongkat tersebut dan merangkak kembali ke tengah ruangan membawa sekeranjang penjepit.

Aku mulai memasangkan penjepit pertama di puting kananku. Ketika penjepit itu menjepit aku menggeliat kesakitan sesaat dan berusaha untuk tidak menjerit ataupun menangis. "s-satu" ujarku pelan.....Masih qada 31 lagi desahku.
"D-dua" ujarku lagi pelan ketika menjepit puting kiriku. "Aaarhhhh...." desahku.

"Tiga...."
"empat....."

Aku terus menambahkan satu demi satu penjepit pakaian di tubuhku. Di bibir vaginaku, di sekitar buah dadaku, di perut dan akhirnya seluruh tubuhku penuh dengan ke32 jepitan.

Aku menyilangkan kedua tanganku dibelakang dan dalam keadaan berlutut maju dengan menggunakan lututku mendekati tuan F. Mulutku masih mengigit tongkat hitam yang segera akan menjadi penghukumku.

Tuan F mengambil tongkat hitam itu lalu dengan sekejap ia memukul salah satu jepitan yang ada di tubuhku. Aku tersentak dan merasakan rasa sakit yang menusukku. "aaaa" jeritku.

"hitung tolol !" bentaknya

"S-satu.... terima kasih tuan." ujarku menahan rasa sakit dan terhina. Kenapa setiap Jumat aku harus menjadi mainan seks tuan F.

"Aaaa.....D-dua...." jeritku ketika sebuah tebasan memukul jepitan di bibir vaginaku....

"belum dua.... jepitannya belum jatuh !" ujar tuan F

"maaf tuan"

"aaarhhhh dua...." ujarku kali ini salah satu jepit di dadaku terpelanting karena dipukul dengan kasar oleh tuan F.

"bilang apa ?" tuan F menendang perutku.
"Makasih tuan..... makasih.... maafkan lonte ini tuan. Makasih tuan telah menghukum lonte ini dan mengingatkan lonte ini" kataku sambil mengaduh karena perutku terasa mules.

"T---TIGA ! Terima kasih tuan !" ujarku menjerit saat sebuah tebasan memelantingkan jepitan lainnya.
Masih ada 29 jepitan lagi dan aku sudah kesakitan padahal baru saja hitungan ke3. Aku sungguh meratapi, kenapa aku yang seorang gadis kelas atas bisa bernasib seperti ini. Telanjang lebih rendah daripada pelacur disiksa dan diperlakukan hina.

"Sepuluh !...hhhh....hhh....t-terima kasih tuan...."
"du-dua puluh.... ampun... tuan..... makasih tuan.....ampun.... berikan lonte ini kelonggaran....."
"Dua puluh Del...delapan..... hhhh..hhhh t-trima...terima kasih..." ujarku kesakitan. Kini tinggal sedikit lagi jepit yang tersisa.

"empat lagi, pindahkan jepitnya ke puting dan vagina kamu"

"i-iya tuan" aku sudah tidak mau berdebat lagi. sekujur tubuhku terasa perih dan sakit.

Aku memindahkan keempat jepitan terakhir, aku menjepit kedua putingku dan kedua bibir vaginaku. Aku menyodorkan selangkanganku dan tuan F memukul jepitan di bibir vaginaku. Aku menjerit kesakitan "D-Duapuluh sembilan ! ampun.... ampun...... kasihani aku tuan !" jeritku. Aku terjatuh dan ingin rasanya mengusapusap bibir vagianku yang terasa begitu perih.

"Cepet jangan buang waktuku pecun !" ujar tuan F tidak peduli pada perasaan dan kesakitanku. Aku segera menyodorkan vaginaku kembali untuk disiksa.
"Tiga puluh" aku kembali menggeliat dan meraung-raung meratapi nasib tubuhku yang jadi bahan siksaan. "terima kasih..terima kasih..." ujarku komat kamit karena dikuasai rasa sakit dan takut.

"Tiga puluh satu" puting kiriku seperti terlepas karena rasa sakit yang luar biasa. Aku meraung dan menangis. aku sudah tidak lagi tahan dan tidak bisa berdiri... aku mengucapkan terima kasih berkali-kali tapi suaraku tidak bisa keluar. "t..r..ma.......ka.....s.....h..."

"T...***.......p.....lh.......wa...." ujarku saking kesakitannya ketika jepit di puting kananku terpelanting.
"Mana hitungannya lacur ?" tanya tuan F sambil terus memukul dadaku dengan tongkatnya berkali-kali. Aku mencoba berteriak tapi saking sakitnya suaraku tidak bisa keluar untuk beberapa saat.

"Tiga puluh dua.... tiga puluh dua !!!" Aku mejerit sekeras-kerasnya.... kemudian aku komat-kamit berkata terima kasih tanpa henti selama hampir lebih 3 menit karena rasa sakit dan orgasme yang terjadi pada tubuhku.

ketika arus orgasme reda dan tubuhku sudah berhenti bergelinjit tuan F dengan kasar menarik putingku dan memaksaku berdiri. Dengan kaki yang lemas aku memaksaka berdiri karena putingku terasa mau copot dan perih. Ia memaksaku duduk di salah satu kursi yang sudah disiapkan. Kursi yang telah disiapkan bukanlah kursi biasa bahkan sulit untuk disebut kursi. Yang kulihat adalah kaki roda kursi kantoran dengan sebuah tiang di tengahnya, tiangnya berujung tumpul. Tiang tersebut bisa ditinggikan dan direndahkan. AKu dipaksa berjingjit dan tuan F mengatur tinggi tiang tersebut dari bawahku. Tiang itu naik meninggi masuk ke Vaginaku. Tuan F memaksanya sampai aku menjerit-jerit kesakitan dan minta ampun karena sudah tidak bisa masuk lebih dalam lagi. Kemudian dia mengunci agar tinggi tiangnya tidak turun lagi sehingga aku berdiri dengan sebuah tiang yang menancap pada Vaginaku. Aku masih bisa berjalan karena tiang itu bawahnya berupa kaki kursi. Tapi rasanya sangat tidak nyaman, menyakitkan dan memalukan.

"Ayo kita mulai rapatnya" ujar tuan F mempersilahkan aku untuk memulai presentasi.

Aku menarik nafas dan menahan malu lalu aku berjalan dan mencoba mengambil kertas-kertas dari tasku. Tuan F melihat pemandangan aku mencoba membungkuk tapi tidak berhasil akrena vaginaku ditembus besi sehingga untuk menundukpun aku kesakitan dan kesulitan.

Akhirnya tuan F berbaik hati mengambilkanku tasku. tentunya sebagai ganti krepotannya ia memasangkan penjepit puting di kedua putingku yang menjadi korban.

Siang itu aku membahas pekerjaan dan target-target yang seharusnya terjadi pada perusahaan tuan F. Aku memiliki laporan siapa saja pegawainya yang lalai menjalankan SOP atau kenapa SOP belum berjalan. Mana orang-orang yang tidak fit pada sistem yang seakrang telah kami sepakati.Serta membahas permasalahan dalam penerapan SOPnya.

Hari itu terjadi 4 hal dari hasil meeting kami.
Pertama : Rina dan Julius 2 orang petugas pencatat Stok tidak mengerjakan report sesuai dengan SOP sehingga mereka dipanggil. Yang satu wanita dan yang satu pria. Keduanya dinasihati oleh tuan F dan ditanya permasalahannya kenapa mereka lalai mengikuti SOP. Keduanya bercerita mereka sibuk sehingga lalai dan selama mereka berdua diceramahi, keduanya bebas memainkan aku yang berdiri telanjang terperangkap pada tiang yang menusukku. Atas kesalahan kedua orang itu keduanya harus mencambukku masing-masing 10 kali.

Kedua : Seharusnya tuan F hari ini menyelesaikan rancangan 3 dokumen SOP untuk data customer yang berantakan dan berbeda-beda format. Hal ini tidak tercapai karena tuan F sibuk sehingga sebagai orang yang salah men-set target aku mendapatkan hukuman dari tuan F. Disetrum menggunakan raket listrik selama 1 menit dan 30 cambukan menggunakan ikat pinggang tuan F diseluruh tubuhku.

memang nasibku sangat buruk, siapapun yang salah akulah yang akan menerima hukuman dan aku hanya bisa menangis dan menjerit memohon belas kasihan pada setiap cambukan. Aku menjerit memohon tapi tuan F tidak menghiraukanku sama sekali.

Ketiga : ada kesalahan dari alur penerimaan stok dan pencatatan stok. Hal ini memerlukan 3 dokumen dan sebetulnya dapat diefisiensikan menjadi 2 dokumen saja sehingga atas kesalahan ini aku harus mengulum dan menservis semua kelamin pada divisi penerimaan barang sore itu. Ada 7 orang admin yang bekerja pada divisi penerimaan barang. Aku harus mengulum ketujuh kelamin mereka baik perempuan dan laki-laki serta meminum habis semua peju mereka.

Keempat : Alex merupakan pegawai teladan minggu ini, dia berhasil menerapkan sistem SOP penjualan yang sudah selama 2 bulan tidak berhasil diterapkan. karenanya Tuan F menghadiahkan aku untuk digunakan sepuasnya oleh Alex setelah aku mengulum seluruh divisi penerimaan barang. Selain Alex seluruh tim penjualan yang berjumlah 12 orang juga berhak menggunakan aku sesuka mereka, mereka boleh mengeluarkan peju mereka baik di mulut, vagina, ataupun anusku sesuai kehendak mereka sebelum aku diserahkan kepada Alex.

Setelah mendapat 30 pukulan sadis dari tuan F. Tuan F melepaskan aku dari tiang yang menyiksaku. kemudian tuan F sudah mengkontoli ketiga lubangku, pertama di vaginaku, kedua di anusku, dan terakhir di mulutku.

Jumat Jam 16:30
Aku keluar dalam keadaan menyedihkan dari ruang tuan F, masih telanjang bulat dan berjalan tertatih ke kubikal para divisi penerima barang.
"Tuan dan nyonya, saya memohon maaf saya telah membuat kesalahan dengan membuat dokumen yang tidak efisisen sehingga menyusahkan tuan dan nyonya sekalian. sebagai hukuman, anjing lacur ini akan mengulum dan meminum peju kalian semua. Mohon tuan dan nyonya mengijinkan saya yang hina ini menjalankan hukumannya." ujarku dengan suara pelan dan harga diri yang diinjak.

Aku berlutut dan mulai mengulum satu-persatu kelamin yang dari tim divisi penerima barang. Termasuk ada Rina dan Julius. Setelah aku mengulum 4 penis dan 2 vagina, kini iliran vagina Rina yang harus aku servis.

"Eh lacur ******, gara2 kamu aku jadi kena teguran. aku akan menghukummu lebih baru kamu boleh memuaskanku."
"mohon maaf dan beri belas kasihan pada anjing hina ini"
"belas kasihan ytidak diberikan pada kafir dan anjing kayak kamu. Kamu dibayar mahal kan sama tuan F. Kamu salah dan enak-enakan doank jadi pelacur. Kami yang kerja beneran capek, menginput data-data dan menyesuaikan dengan keinginanmu. Aku gak terima. nih kamu pakai ini di badanmu baru kamu boleh puasin vaginaku !" ujar Rina murka. Rina melemparkan beberapa penjepit kertas hitam di wajahku. Aku tahu ia ingin agar aku menyiksa diriku dengan itu. Aku dengan terpaksa memasang ada sekitar 12 jepitan hitam kecil di badanku. Kemudian barulah aku menjilati vaginanya sampai ia keluar dan aku akhirnya bisa melanjutkan hukumanku menjadi piala bergilir ke 12 tim penjualan.

Jumat jam 17:45
Aku kini saatnya menjadi piala bergilir. Tim penjualan didominasi oleh perempuan. Ada 8 perempuan dan 4 laki-laki di sana.
para perempuan biasanya memintaku untuk memuaskan dan menjilati kaki dan vagina mereka.

Jumat jam 19:00
Para laki-laki menunggu para perempuan sudah beres kemudian keempat pria sisa itu memperkosaku dengan cara yang lebih keji. Alex sebagai pria keempat tidak ikutan dulu, hanya ketiga temannya yang memperkosaku sekali jadi. Mulut, anus, dan vaginaku ketiganya langsung terisi dan ketiganya menggagahiku dengan kasar dan bergiliran, mereka bertiga ingin merasakan 1 lubangku 1 kali minimal. aku kesakitan karena mereka melakukannya sambil menampar-nampar buah dadaku dan mengkasari aku. Sekitar 1 jam aku nonstop disiksa dan diperkosa oleh ketiga kontol tersebut. Aku berakhir dengan kondisi berantakan penuh sperma. Orang akan jijik melihat keadaanku. Dari semua lubangku keluar sisa-sisa sperma.

"Byebye Erva" ujar salah satu dari mereka dengan riang.
"Cepet kamu merangkak ke Alex yang menunggu mu tuh," ujar seorang lainnya sambil menggoyangkan badanku dengan kakinya.

Aku tidak kuat berdiri jadi aku hanya berusaha bergerak merangkak seperti anjing berjalan dengan pelan ke arah Alex yang duduk menyaksikan aku dari tadi diperkosa sejadi-jadinya.

Ketika aku merangkak dengan pelan, aku menaikan pantatku seperti anjing dan kedua pahaku terbuka agak lebar. Tiba-tiba saja seorang dari pemerkosaku menendangku di kemaluanku dengan sangat keras membuatku terbelak dan menggelinjit kesakitan sambil teriak. Vaginaku terasa sangat sakit ketika terdengar suara tawa dari ketiganya. Ketiga pemerkosaku lewat begitu saja sambil meludahiku. Aku terbaring menahan rasa sakit dari vaginaku yang terus menumpahkan peju dari dalamnya, mulutkupun masih penuh peju sama seperti lubang anusku.
"apa salahku..... aku gak pantas diperlakukan sehina ini. " ujarku pelan dalam tangisan.
"salah lu, lu cina kafir !" ujar salah satu dari mereka yang ada di dekatku sambil menginjak kepalaku dan menghentak-hentakan kakinya di kepalaku. Kemudian dia dengan tenangnya menyingkirkan tanganku yang memegang vaginaku dengan kakinya dan mensepak vaginaku sekali lagi dengan kasar sambil meninggalkanku bergelinjut karena kesakitan.

Jumat jam 20:15
Alex menarik rambutku dan menyeretku bagai kain pel untuk mengelat sperma-sperma yang tertumpah dilantai. Ia menyuruhku menjilati sperma-sperma yang tersisa di lantai kemudian menyeretku ke kamar mandi dan mencuciku dengan semprotan air. Setelah Alex puas membersihkanku, termasuk menyuruhku kumur dengan laserin, sikat gigi dan bahkan lubang vaginaku juga dibersihkan barulah ia mengeringkanku dengan handuk lalu mulai memperkosa semua lubangku masing-masing dua kali sementara aku sudah sangat letih dan kecapekan sudah seperti seonggok daging boneka seks yang pasrah diapakan juga.

Alex memperkosaku habis-habisan dengan berbagai gaya. Ia memperkosaku hampir selama 2 jam.

Jumat jam 22:00
Aku disiram air dingin dan kemudian digiring dan dimasukan kedalam salah satu lemari. Kedua putingku dijepit dan aku digantungkan seperti pakaian. Aku tersiksa menahan keletihan kesakitan di seluruh tubuhku.


Hari ke2 Sabtu
Sabtu Jam 08:00

Lemariku terbuka, aku sudah tertidur meringkuk di bawah. Putingku terasa sangat sakit karena lepas dari jepitan yang menggantungku. Cara satu-satunya untuk lepas dari jepitan itu adalah dengan menarik tubuhku dan menjatuhkan tubuhku. tentunya rasanya kedua putingku nyaris copot ataupun robek dengan melakuakn hal tersebut. untunglah aku masih berputing pagi itu ketika lemari terbuka.

"Pagi lonte Erva" ujar tuan F.

aku segera memutar badanku dan merangkak menciumi kakinya seperti lonte rakus yang melihat makanan "Pagi tuan F" ujarku ketakutan. "ijinkan lonte kafir ini menjilati dan menservis tuan pagi ini" ujarku berusaha terlihat berguna.

Setelah aku menjilati penis tuan F dan meminum spermanya sebagai sarapanku maka tuan F menyuruhku mandi dan kemduian memakaikan rantai pergelangan kaki, pergelangan tangan, dan leherku.



"aku mau 2 kontainer ini semua isi nya dipisahkan sesuai kode dan ditaruh yang rapih di rak lantai 2. Kamu akan kerjakan semuanya dalam keadaan telanjang. Oh tidak lupa kamu liat 1 botol bir ini. aku mau kamu fuck diri kamu pake botol bir ini dan kumpulin peju kamu di dalam botol ini. aku mau setidaknya sore ini botol 330ml ini setidaknya setengahnya penuh dengan cairanmu. Ada air di untuk kamu minum di aqua sana. Orgasme menguras banyak air jadi jangan sampe kamu dehidrasi. Aku tinggal. kalo kamu jam 4 belum selesai kamu akan dihukum dengan diperkosa sama anak jalanan dan preman dan satpam sekitar sini. kamu berhasil beresin kamu punya waktu istirahat sebelum nanti malam kita jamu para buyer kayak biasa."

"Siap tuanku."

"mulai kerja sana !"

Aku menyimpan botol 330ml bir itu di dekat tangga. Aku tahu jika aku ingin itu penuh aku harus orgasme setidaknya lebih dari yang aku mampu dan mengeluarkan cairanku dalam botol.

Aku memperhatikan ada CCTV di setiap pojok gudang ini dan ada 2 kontainer berisi barang-barang yang sangat banyak. Satu kontainer berisi lebih dari 20 kubik. setidaknya ada ribuan barang yang harus kupindahkan dalam keadaan telanjang dan terantai seperti ini. Aku segera mulai membuka kontainer pertama dan menarik kolian karung pertama. Aku membuka karung hijau kotornya dan membuka kardusnya lalu mengeluarkan barang dan membawanya ke lantai 2 lalu menyimpannya pada suatu rak. tidak lupa aku harus menghitungnya dan mencatatnya di buku sebelum besok akan dimasukan oleh tim divisi penerima barang.

Satu demi satu barang aku angkut. Aku berjalan bolak balik dari lantai 1 ke lantai 2 dan menyimpan barang-barang yang tidak kunjung habis itu ke dalam lemari. Aku tidak diijinkan menggunakan lift barang.Âku Keringatan bercucuran dan dalam satu jam saja aku sudah sangat kumal dipenuhi debu. Seluruh tubuhku berkeringat dan karung-karung pembawa gatal itu menyiksaku. belum lagi debunya yang sangat banyak di gudang ini. Aku bekerja layaknya seorang budak yang patuh. Keletihan tapi aku tidak bisa tidak bekerja karena jika aku gagal, maka aku akan diperkosa nonstop nanti malam oleh anak-anak kampung sekitar sini. Minggu lalu aku gagal dan berakhir dengan diperkosa habis-habisan, kengerian itu cukup memotivasiku untuk terus bekerja walau harapan untuk sukses masih sangat jauh. Setelah menyelesaikan 3 bal aku minum air dan mencoba bermasturbasi dengan memasukan mulut botol 330ml kedalam vaginaku dan mengocok-ngocoknya. sungguh kehinaan dan sangat memalukan tapi aku sangat takut kepada perkosaan masal yang akan terjadi nanti malam jika aku gagal.

Sabtu jam 13:00
Aku sudah sangat kelaparan dan keletihan. Vaginaku masih sangat sakit karena perkosaan kemarin. Belum lagi sekujur tubuhku yang masih ada sedikit bekas-bekas cambukan atau pukulan. Aku semakin pelan dan tenagaku semakin terkuras. Aku minum air banyak tapi tetap dehidrasi dan keletihan. Aku ingin tidur, aku ingin makan.... aku.... tahu aku akan gagal dan diperkosa lagi sore ini. rasa kengerian itu terus memotivasiku untuk terus bergerak walaupun aku sudah sangat keletihan. Aku ingat beberapa minggu lalu aku nyaris diperkosa oleh anjing liar kalau-kalau tidak diselamatkan oleh tuan F karena waktu perkosaanku sudah habis. Bagaimana jika kali ini aku benar-benar diperkosa oleh anjing kampung ?

Sabtu jam 15:30
botol bir sudah hampir setengah penuh akan tetapi baru 1 kontainer lebih yang aku selesaikan. Masih ada setengah kontainer lebih yang belum aku selesaikan. Aku tahu aku tidak akan berhasil membereskannya.Aku sudah sangat letih dan lemas. Aku berjalan sangat pelan dan tertatih. aku memaksakan diriku.

Dalam setengah jam aku hanya berhasil membuka 2 bal lain dan terdengar suara derap langkah kematianku.

Sabtu jam 16:00
Tuan F berjalan mendekatiku yang sedang bekerja.
"jadi kamu gagal lagi lonte tak berguna ?" tanyanya
"iya tuan"
aku segera berlutut menundukan kepalaku dihadapan tuan F.
"Kamu tahu hukumannya ?"
"saya siap menerima apapun hukumannya tuanku. Tapi jikalau boleh saya sungguh sudah tidak kuat lagi. Saya sangat keletihan dan vagina hambamu yang hina ini masih sakit sekali."
"memang saya harus peduli ?" tanya tuan F
"tidak tuan. Tuan bebas melakukan apa saja pada seonggok daging toilet pembuangan peju ini"
"bagus" ujar tuan F

Kemudian tuan F memberikanku sebuah pil multivitamin dan minuman manis untuk menambah energiku. "Kau butuh asupan gula biar ada tenaga" ujarnya

"Bersihkan badanmu dan bawa kasur busa. simpan di dekat pintu gerbang. Kamu berlutut di sana. aku akan beri kamu waktu 10 menit untuk melakukannya. aku akan memanggil para algojo untuk menghukummu" ujar tuan F

Aku segera berjalan ke kamar mandi mencuci tubuhku dengan air dingin. Menggosoknya dengan sabun dan menarik kasur busa yang ada di lemari lantai dua ke lantai satu. Aku menyimpan kasur busa itu di dekat pintu gerbang lantai satu bagian dalam. Menyalkan lampu dan berlutut seperti layaknya budak yang baik di atas kasur.

Tidak sampai 5 menit kemudian tuan F masuk bersama hampir 9 orang. Ada 3 satpam komplek pergudangan, 4 pemulung, 2 anak kampung yang ada di sekitar sana.

"Nah tuan-tuan ini kenalkan ada lonte gratisan yang bisa kalian pakai sesukanya. Saya ada waktu sampai jam 7. Sampai jam 7 teng kalian boleh pakai sepuasnya gratis. Setelah itu saat jam 7 kalian harus sudahan karena dia akan saya gunakan untuk keperluan lain. Nah kenalkan diri kamu."

"Nama saya Erva Liong....mohon kebaika"
"Eh Lonte ! kamu jelasin siapa diri kamu. kamu itu lonte macam apa. apa aja yang boleh mereka lakuin ke kamu dan kamu sukanya dikasarin kan. Jangan sok jual mahal. Kalo kamu gak memuaskan perkenalannya minggu depan aku bawa selusin anjing kampung aja buat muasin lubang kamu yang haus kontol itu." Ujar tuan F merendahkanku.

Air mataku langsung mengalir deras direndahkan seperti itu Aku juga sekarang harus merendahkan diriku agar memuaskan tuan F dan para kaum marginal yang sebentar lagi akan menikmati tubuhku.

"Saya Erva Liong, saya adalah toilet umum untuk pembuangan peju yang berusia 25 tahun. Saya ada di sini untuk menjalankan hukuman saya. Saya kerja tidak cukup keras untuk tuan F sehingga saya sudah sepantasnya dan seharusnya mendapatkan hukuman. Hukuman saya adalah menjadi penghibur untuk tuan-tuan semua. Tuan-tuan semua boleh pakai tubuh saya untuk kesenangan tuan-tuan tanpa batasan. Tuan-tuan boleh memperkosa mulut saya, memaksa saya menelan semua peju tuan-tuan. Tuan-tuan juga boleh menggunakan anus dan vagina saya untuk menyalurkan hasrat tuan-tuan. Kedua dada saya ini untuk disakiti dan ditampar ataupun dicubit dan diremas sekehendak tuan-tuan. Jika saya berkata tidak dan ampun jangan hiraukan saya, perkosa saya lebih keras dan jika saya membandel paksa saya. Saya lonte gratisan memang sudah seharusnya diperlakukan seperti ini. Silahkan tuan-tuan menggunakan saya." ujarku pelan-pelan dengan air mata yang terus berurai.

Tuan F tampak puas dengan perkenalanku. Dan dalam sekejap berikutnya, para satpam, pemulung, dan anak kampung segera berlari, melepaskan pakaian mereka dan langsung saja tubuhku ini dijadikan mainan. Dicubit, ditampar, diremas dan dimainkan sesuka mereka. Mulutku langsung penuh dengan ciuman dan penis-penis. Liang vaginaku tidak pernah kosong, sama halnya dengan liang anusku yang selalu penuh oleh penis mereka. Aku bahkan harus melayani 5 orang sekaligus. Kedua tanganku mengocok 2 penis, mulutku sibuk mengulum satu penis. Dan kedua lubangku juga dipenuhi penis. Aku diperkosa tidak terhitung sore itu selama 2jam setengah lebih.

"Nih gw hamilin lu perek cina"
"Lonte kayak u harusnya terima kasih udah dikasih sperma"
"enak banet nih tampungan peju. U demen ya diginiin"
"emang sepantesnya cewek cina kayak u tuh buat diginiin"
"kafir emang layak diperkosa. U emang kegatelan kan"

Aku merayap berusaha menjauhi kasur busa dan menjauhi mereka akan tetapi mereka menginjakku dan menyeretku kembali untuk menjadi mainan mereka. Seluruh lubangku penuh penju, bahkan aku seperti mandi peju.

Keadaan menyedihkanku terus berlangsung. sekeras apapun aku memohon dan minta waktu untuk sekedar mengambil nafas tidak dihiraukan. Tidak ada seorangpun yang peduli pada perasaanku. semuanya sibuk menyenangkan dirinya sendiri. Ketika aku hampir pingsan ataupun pingsan, tuan F akan menyiramku dengan air es sehingga aku tersentak dan melanjutkan penderitaanku. Tuan F memastikan aku menikmati setiap rasa sakit, rasa hina, dan rasa malu yang terjadi.

Sabtu jam 19:00
"Sudah-sudah cukup tuan-tuan" ujar tuan F meminta para pemerkosaku untuk berhenti.
Aku bahkan sudah tidak bergerak selama setengah jam karena sudah pasrah. apapun yang mereka lakukan ke tubuhku sudah kuterima dengan pasrah. bahkan ada yang menyulutkan rokoknya di dadaku dan aku tidak lagi menjerit karena aku sudah tidak bisa lagi menjerit. aku terlalu letih, hanya pasrah pada rasa sakit, nikmat, dan malu yang menyerang otakku.

Mereka mulai berpakaian kembali. beberapa mereka meludahiku ataupun mengencingi aku. Mereka menendangku seolah ingin menyingkirkan sampah dari tengah ruangan ke pinggiri ruangan.

"Sudah-sudah tuan-tuan" ujar tuan F

"am....pun.....am.....pun...." suara lirihku yang seperti komat kamit kini terdengar di kesunyian. aku seperti mesin rusak yang terus berkata "ampun" karena rasa sakit yang terus menerus mendera.

"Diam anjing !" seorang satpam menyentakku dan menginjak kepalaku dengan kasar.

Aku langsung terdiam.

"Bangun anjing !" tuan F menyiramku kembali dengan sekotak air es.
"kamu udah dilayani mereka. bilang terima kasih dan jangan lupa bayar mereka karena kamu menjalani hukumanmu, mereka jadi rugi waktu untuk menghukummu. Lagian aku kan bayar kamu buat kerja, kamu gagal wajar donk kalo kamu bayar mereka karena kamu tetep aku bayar full Lonte." ujar tuan F

"ya......te-te-terima....ka-kasih.... tu-tuan.......tu-tuan......" ujarku lirih dan pelan. "Nih tasmu, bayar mereka" ujar tuan F melemparkan tasku ke dekatku. Aku merayap dan mengambil dompetku, membagikan 200 ribu perorang yang sudah memperkosaku dan memperlakukanku seperti sampah.

Mereka sangat senang, sudah dapet lonte gratis, dibayar pula.

Sabtu 21:00
Aku sudah makan dan memiliki sedikit tenaga walaupun sudah sangat keletihan dan sekujur tubuh kesakitan dan kelelahan. Aku sangat ingin tidur tapi apa daya hari belum selesai.

Aku makan di bowl anjing yang disediakan tuan F. isinya sih sangat bergizi walaupun bentuknya sangat tidak karuan. Aku juga sudah dimandikan dan sekarang berpakaian sangat seksi dengan gaun merah tipis nyaris transparan tanpa pakaian dalam sedikitpun. Aku menggunakan high-heel dan duduk di mobil tuan F.

Tuan F menjalankan mobilnya untuk menjemput 2 orang pembeli partai besarnya. Setiap minggu tuan F akan menjemput salah satu langganan besarnya untuk menghibur mereka dengan kemaksiatan. Tuan F sudah melanggan sebuah klub.

Ketika kami menjemput tuan Widodo dan tuan Ben, aku disuruh pindah duduk di belakang. Tuan Ben dan tuan Widodo duduk di kanan dan kiriku. keduanya sembari ngobrol dengan tuan F yang menyetir sembari tangannya masuk ke balik pakaianku untuk memainkan putingku. Tuan Widodo adalah pria tua kurus dengan rambut botak dan kacamata. Ia tampak memiliki usia 40 akhir. Sedangkan Ben tampak lebih muda dan gempal tipikal om-om dengan berewok tipis.

Sepanjang perjalanan yang macet mereka menikmati dan mengelitiki putingku sehingga membuatku tidak bisa berkonsenterasi.

Sabtu jam 22:30
Kami telah tiba di salah satu klub kesayangan tuan F. Kami turun dan masuk ke salah satu ruangan VIP karaoke. Begitu memasuki ruangan pakaianku langsung dilucuti tanpa ampun oleh tuan F. jadilah kami diam di ruangan dingin itu, 3 pria dan satu gadis telanjang yang dilehernya dihiasi collar anjing. Aku tidak diijinkan duduk di kursi sofa sehingga aku hanya bersimpuh di lantai ruangan karaoke.

"Wah tuan F dan si pembuangan peju." tiba-tiba pintu terbuka dan seorang gadis keturunan yang usianya kira-kira sedikit lebih tua dari aku muncul. Ia adalah mami Nike. Mami Nike tidak seperti mami lainnya yang biasanya tua. Mami Nike terlihat memiliki badan super model walau dengan dada yang kecil. Ia bermata sipit tajam dan kelihatan sadis. Auranya berkharisma walau usianya tidak jauh dariku. Aku rasa dia hanya lebih tua 3-4 tahun dariku.

"Minggu ini tuan F membawa siapa ?" tanyanya ramah pada tuan F
"Mami Nike," ujar tuan F yang langsung memeluk mami yang saat itu menggunakan dress putih. "Kenalkan ini pak Widodo dan pak Ben langganan saya yang paling baik"
"Ah tuan F selalu saja bilang semua langganannya paling baik," ujar Ben berbasabasi saat menyalami Mami Nike.
"Saya akan panggilkan beberapa gadis untuk kalian pilih ya," ujar Mami Nike ramah. "Pembuangan Peju, kamu gak memberi salam padaku ?" ujar mami Nike melirikku.

Aku langsung merangkak menghampiri mami Nike dan mencium ujung sepatunya dan menjilati ujung sepatunya sampai Mami Nike menarik kakinya. "Anjing pintar." ujarnya sambil kakinya disimpan di dadaku. "Malam ini kamu akan dipuaskan lagi koq" ujarnya sambil keluar dari ruangan.

Mami muncul dan menawarkan kami untuk memilih perempuan-perempuan untuk menemani. Tuan F memilih 3 gadis untuk menemani kami berkaraoke dan bergila di ruangan itu.

Ketika mami Nike memasuki ruangan, tampak ada sekitar 20 gadis yang megikutinya dengan pakaian yang seksi. Ke20 gadis itu berjejer di hadapan kami untuk menunggu dipilih.

"Lonte Kafir, masukan sepatu saya di lubang memek kamu dan mulut kamu" Mami melepaskan kedua sepatu highheelnya. Ia menyuruhku berlutut di samping ruangan diantara ketiga tuan dan 20 gadis. Ia kemudian memasukan heels sepatunya kedalam vaginaku "tahan.... kalo sampai jatuh kamu akan menerima hukuman," aku segera menahan dinding vaginaku untuk menjepit hak sepatu itu sekencang yang aku bisa. Kemudian dia mengambil sebelah sepatunya dan memasukan heelsnya kedalam mulutku. Rasanya sangat menjijikan tapi aku hanyalah tempat pembuangan peju yang tidak memiliki harga diri. Aku membuka mulutku dan mengigit heels tersebut menahannya dengan air mata bercucuran dan rasa malu. Bahkan para pelacur saja diperlakukan jauh lebih terhormat daripadaku.

"Nah silahkan tuan F, pak Ben, pak Widodo untuk memilih" ujar Mami Nike manja yang langsung duduk di samping tuan F. Mami Nike menaruh tangan tuan F agar merangkulnya.

Akhirnya tuan F, Ben, dan Widodo memilih 3 orang gadis dan mempersilahkan sisanya untuk pergi.

"bagi yang tidak terpilih, silahkan kalian keluar. tapi sebelum keluar boleh kalian tolong ludahi dulu si Anjing telanjang yang kegatelan itu."
Mendengar tuan F menyuruh para pelacur meludahiku, aku merasa sangat rendah sekali. Aku bahkan jadi tempat pembuangan ludah para pelacur, air mataku ini tidak bisa berhenti mengalir ketika satu demi satu perempuan-perempuan seksi ini berjalan meludahiku "dasar rendahan" "kamu yang bikin perempuan jadi keliatan murah bukan kami. dasar lonte cina kegatelan"
Mereka meludahi wajahku dan tertawa. beberapa pelacur bahkan mengupload aku di IG Story mereka ketika mereka meludahiku.

Setelah ke 17 gadis itu meludahiku, ketiga gadis yang terpilih langsung maju mendekati para tuan.

Gadis pertama berkulit sawo matang bernama panggung Julia. Tingginya mungkin sama denganku sekitar 158cm. Ia memiliki bra yang lebih besar dariku. Ia menggunakan baju setelah hitam. Julia duduk disamping pak Widodo dan dengan manjanya ia menyandar pada tuan Widodo.

Gadis kedua bernama Suri, ia berkulit putih tipikal sunda dengan mata besar dan muka judes yang cantik. Ia lebih tinggi dariku, sekitar 165cm dengan bentuk tubuh proporsional. Dadanya besar dan seksi. Suri menggunakan gaun hijau muda dengan belahan yang teramat rendah. Tuan F langsung menyuruhnya duduk dipangkuannya.

Gadis ketiga memiliki darah aceh dan manado bernama Tari. Ia tidak terlalu tinggi dengan rambut pendek yang dicat coklat. Ia menggunakan gaun ungu. Ia menemani tuan Ben.

Mami Nike lewat dan menendangku perutku sehingga aku kaget dan mentatuhkan sepatu mami Nike yang ada di vagina dan mulutku.
"Kamu memang harus dihukum" ujarnya sadis.

"Ampun mami.... jangan mami..... tempat pembuangan peju ini sudah dipakai dan disiksa tanpa henti. mohon belas kasihan" Ujarku memohon.

"Kamu ke tengah ruangan. Kenalin diri kamu. Ceritain ke Mami apa saja yang telah kamu alami hari ini. Ingat siapa diri kamu anjing. Minta hukuman sama mami." ujar tuan F memerinthakan aku.

Aku hanya bisa pasrah. Aku merangkak dan berlutut di tengah ruangan . Aku hanya bisa terisak-isak berusaha menenangkan diriku sambil memandang ketelanjanganku dihadapanku ada 4 wanita seksi dan 3 pria yang sedang duduk menontonku.

"Saya Minerva Liong," ujarku dengan suara pelan.

"Siapa kamu ?" taya tuan F
"Kamu kerja apa Liong ?" tanya mami Nike juga. "Jelasin diri kamu sejelas-jelasnya."
"Saya Minerva Liong, seorang lonte yang paling hina. Tempat pembuangan peju gratisan. saya lulusan luar negeri, sehari-hari saya bekerja sebagai Business Consultant di suatu firm dan tuan F adalah klien perusahaan saya. Akan tetapi lonte yang sok tahu dan sok pintar seperti saya dianggap tidak berguna sehingga saya pantas mendapatkan hukuman seperti sekarang ini. Tadi pagi tempat pembuangan peju ini dirantai dan telanjang bekerja seharian seperti budak.-"

"Lulusan luar negeri tapi kerjanya kuli buat beresin gudang, telanjang pula !" ujar tuan F memperlihatkan salah satu rekamanku yang sedang bekerja membongkar kolian dari Hpnya.
Semua langsung tertawa melihatku. aku hanya bisa menelan ludah dan melanjutkan.

"-Tapi karena ketidak bergunaannya, tempat pembuangan peju ini tidak memenuhi kuota sehingga harus dihukum.Lonte ini dipakai sebagai tempat pembuangan peju oleh 9 orang marginal yang ada di sekitar kantor tuan F. Tiga orang satpam penjaga komplek perkantoran, 4 pemulung, dan 2 anak kampung."

"kamu dientot anak kampung sama pemulung ?" ujar Suri mengejek.
"minggu lalu cuma digangbang 3 satpam, kamu makin gak ada harganya ya." ejek Mami Nike.

"-S-saya tahu bahwa perbuatan saya immoral dan...... menjijikan...."" ujarku pelan sambil menunduk malu.

"Dimana aja mereka pake kamu ?"tanya Julia

"Di semua lubang... Saya tidak lebih dari tempat pembuangan peju."
"oh kamu suka ya"
".....saya hanyalah benda, apapun perasaan saya tidak penting."

"Oh sebelum kita pake, dia begitu menjijikan. kita bersihkan dulu," ujar Suri memberikan usul.

"Ide bagus."
"Saya akan panggilkan OB" ujar mami Nike. "membersihkan toilet kan tugas OB"
Langsung saja tawa mereka pecah dan hanya dalam hitungan sekejap saja mami Nike kembali bersama seorang petugas OB. Petugas OB tampak terkejut melihat ada seorang gadis bugil di ruangan karaoke tapi dia tetap berusaha tenang walau matanya tidak bisa lepas dari memandangi tubuhku.

"Toilet yang ini kotor, tolong dibersihkan" ujar mami Nike
OB tampak bingung dna hendak masuk ke ruangan kamar mandi yang ada di dalam ruangan kami. "toilet yang ini loh !" ujar mami Nike sambil mengarahkan kakinya ke vaginaku.

"Kamu apa ?" tanya mami Nike kepadaku

"aku toilet tempat pembuangan peju" ujarku dengan suara pelan.

"tuh pa, tolong semua lubangnya dibersihkan. Memek, Anus, ama mulutnya" ujar Mami Nike. Para perempuan dan tuan-tuan semua ketawa tampak bahagia.
Segera saja OB itu mengeluarkan sikat pembersih toilet dan meminta bantuan para gadis untuk memegangiku.

Suri dan Julia dengan semangat memaksaku membuka selangkanganku. Menahan kedua kaki dan tanganku lalu sang OB dengan santai dan kasarnya memasukan sikat pembersih toilet kedalam vaginaku.



Seketika itu juga aku menjerit-jerit kesakitan seperti orang gila. Rasanya sangat mengerikan seolah badanku ditusuk ratusan jarum dan digeret2 dengan sadis. Aku tidak tahu berapa lama aku digosok, tapi rasanya seperti tidak berakhir dan aku menjerit terus menerus lalu pingsan karena saking terlalu sakitnya. akan tetapi segera mukaku tersentak kaget karena disiram oleh air dingin oleh mami Nike. Mami Nike ingin memastikan aku merasakan setiap detik rasa sakitnya.

Aku sendiri sudah diambang batasku, penyiksaan dari hari kemarin sudah membuat vaginaku sangat sensitif dan terasa perih sekali.
"masih ada lubang anusmu dan mulutmu yang harus dibersihkan" ujar mami tersenyum sadis.

Setelah penderitaan yang mengerikan itu mereka mencabut sikat toilet dan men mengunuskannya kembali di anusku. Aku menggelinjing meronta kesakitan tapi tidak ada yang peduli. mereka hanya tertawa melihat kesedihan dan kesakitanku.

Setelahnya sambil mereka mabuk-mabukan dan bernyanyi ria, aku hanya bergiliran melayani para gadis dan juga tuan F dan kedua pelanggannya.

Minggu jam 02.00
Acara minum-minum telah usai. Aku ditarik oleh tuan F seperti anjing dari mobilnya. Aku hanya menggunakan kalung anjing dengan rantai yang dipegang oleh tuan F. Rumah tuan F cukup besar dengan pekarangan di depan rumah yang cukup besar dan cukup privat.

Oh tidak lupa Suri ikut pulang ke rumah tuan F. sepertinya tuan F akan berpesta dengannya sampai pagi.

Aku diseret dan tidur di kamar mandi dengan kepala masuk toilet bowln terikat ke toilet dan tidak bisa bergerak lagi selain pasrah. sementara tuan F bahkan si pelacur Suri tidur di kasur yang empuk aku yang lulusan luar negeri, memiliki kerjaan cukup terhormat dan bergaji lumayan tinggi ini dengan menyedihkannya tertidur dengan cara yang paling hina. Perasaan dan harga diriku mengalami titik terendahnya saat itu.

Sebetulnya sangat sulit untuk bisa tertidur di toilet bowl, lembab dan ada air tidak jauh dari mukaku. Rambutku sebagian masuk ke dalam air, tapi karena kejadian penyiksaan yang mengerikan sepanjang hari, tubuhku sudah tidak tahan lagi dan dalam sekejap saja aku terlelap memasuki dunia mimpi.

Hari ke3 Minggu
Minggu jam 09:00

Sebuah flush membangunkanku. Tuan F dengan tenangnya membuka ikatanku pada toilet bowl, ia kemudian memasangkan borgol di tangan dan kakiku yang terhubung oleh rantai. Tanganku diikat didepan agar aku bisa bekerja. Ia memintaku untuk memandikannya dan tak lupa aku melayaninya dengan mulutku. Tak lupa Suri juga ikut bergabung dengan kami dan aku juga harus melayani Suri tentunya.

Minggu jam 10:00
Aku memasak di dapur dalam keadaan telanjang dan menyiapkan makan pagi untuk tuan F dan Suri. Keduanya sarapan di meja makan sementara aku sarapan roti yang dilempar ke lantai seperti anjing. Tidak lupa Suri memintaku membuatnya basah dan orgasme lalu memintaku mengelapkan rotiku ke cairannya sebelum aku makan.


Hari Minggu adalah hari dimana aku akan menjadi pembantu pribadinya tuan F. Aku akan mebersihkan seluruh rumahnya, baik toilet, pekarangan, mobilnya, kamar tuan F. Semua hal kubersihkan dalam keadaan telanjang. Tidak jarang aku harus menggunakan lidahku untuk menjilati toilet dan wastafel. Kedua dadaku digunakan untuk mengepel, melap kaca, dan menjadi pengganti spon saat mencuci mobil. Hari itu aku kembali bekerja keras layaknya pembantu yang tidak berpakaian. Kapanpun tuan F merasa horny, dia akan menarikku dan memperkosa salah satu lubangku sekehendak hatinya.

Kali ini penderitaanku bertambah karena Suri juga menggunakanku sekehendak hatinya. Bahkan sebelum Suri pulang ia memberikanku kado perpisahan yang mengerikan setelah makan siang jam 13:00.

"Pembuangan peju," ujarnya memanggilku yang sedang membersihkan gudang.

"Ya nona Suri ?"

"Kamu paling bangga pasti sama dada kamu yang cantik itu kan ?" ujarnya sambil menyentuh-nyentuh payudaraku. Selain wajahku yang cukup cantik dan imut aku memang cukup pede dengan payudaraku. Tapi aku hanya terdiam tidak menjawab.

"Kamu kegatelan kan goda-godain orang pake dada kamu. Aku penasaran kamu masih bisa kegatelan gak kalo abis diginiin." ujar Suri. Dia menarik rambutku, membuka borgol tanganku yang terikat di depan lalu memaksaku menyilangkan tanganku di belakang dan memborgolnya kembali. Ia menggiringku ke sebuah meja tak jauh dari sana. Aku kaget melihat ada banyak paku payung di sebuah nampan yang ada di meja. Ia menyimpan dadaku yang berukuran 34B dia atas nampan itu dan menekan punggungku. Rasa sakit menyerang seluruh dadaku. putingku seperti hancur diremukan oleh puluhan jarum tajam.



Aku tidak lagi sanggup menjerit karena rasa sakitnya benar-benar membuatku seperti lumpuh. Aku hanya membuak mulutku tapi tidak ada suara yang kaluar. "NAh apa kamu masih bisa bangga dengan dada hancur seperti itu ?" ia menarik rambutku lalu membenamkan kembali dadaku di nampan neraka itu beberapa kali dengan aksar sebelum ia melemparku ke lantai.

"Ampun...ampun.... ampun...." aku hanya bisa memohon belas kasihan. Kulihat ada beberapa luka di buah dadaku. putingku lecet dan ada beberapa tetes darah yang mulai mengalir. "jangan nona.... jangan nona...." ujarku meracau karena sakit, malu dan ketakutan.

"Posisi kayak anjing !" perintah Suri

Aku segera berusaha memenuhi keinginan Suri takut mendapatkan perlakukan yang lebih parah. Takut ia nekad memotong putingku.

"buka lebar sedikit pahamu !" uajrnya. Dalam kondisi merangkak seperti anjing aku melebarkan pahaku dan dalam sekejap Suri menendang pangkal pahaku sekeras yang ia bisa sehingga aku menjerit kesakitan dan terjatuh tidak bisa bangun lagi. Setiap hari vaginaku ditendang dengan sadisnya.

"berikutnya aku akan memasukan kaktus ke dalam vaginamu jika kita bertemu lagi...." bisik Suri sambil berjalan meninggalkanku. "sampai bertemu lain waktu Erva cantik...." ujarnya sambil pergi.

Aku hampir setengah jam lebih terkapar tidak bisa melakukan apapun di sana karena rasa sakit di payudara dan vaginaku yang tidak mau berhenti. Tuan F menemukanku dan memaksaku berdiri, melepas ikatan borgolku yang berada di belakang dna memindahkannya ke depan agar aku bisa bekerja kembali.

Minggu jam 16:00
Sore hari tuan F menderaku dengan ikat pinggangnya. 39 pukulan disekujur tubuhku. Kali ini tuan F tidak berfokus pada dadaku karena dadaku sudah hancur oleh paku payung. Seelah itu tuan F mengikatku di traktor mininya dan aku diseret untuk "membersihkan" dan merawat kebun.

Minggu jam 17:30
Aku sedang sibuk memasak makan malam. Setelah makan malam aku akan membersihkan semua peralatan makan dan aku akan melayani tuan F dengan seluruh lubangku. Tapi sudah 2 minggu terakhir ia hanya menggunakanku seperlunya, ia sudah bosan dengan ketiga lubangku dan diriku.

Minggu jam 20:00
Biasanya tuan F akan menggunakanku sampai ia puas, kadang sampai tengah malam tapi hari ini jam 8 ia menyeretku keluar dari rumah dalam keadaan telanjang dan diujung rumahnya ada sebuah tempat sampah besar seperti yang ada di back alley di amerika. Ia membuangku di tempat sampah itu dalam keadaan telanjang. Kedua tanganku diikat lakban yang sangat banyak.
"sampah kayak kamu ya cocoknya ditempat sampah" ujar tuan F sambil meninggalkanku.

"Oh ini ketinggalan." tuan F mengguyurku dengan botol 330ml yang berisi hampir setengah penuh. ya cairan vaginaku yang diambilnya dari kulkas.

Ketika aku sudah dibuang setiap minggu malam, aku akan diam dan tidur ditumpukan tempat sampah itu. Meratapi dan merenungi sakitku. Vagina yang masih perih dan kesakitan, sekujur tubuh penuh bekas cambukan. Tapi untuk toilet pembuangan peju sepertiku, inilah kehidupan yang harus dijalani.


Epilog
Senin jam 07:00


Tuan F keluar dari rumah melemparkan cutter ke dalam tempat sampah dimana aku dibuang. Kemudian ia juga melempar blazer kremku, kemeja putih yang kancingnya sudah dilepas semua, serta rokku kedalam tempat sampah juga. Ia juga menyimpan tasku yang berisi kunci apartemenku, dompetku yang sudah kosong dan ponselku.

"Sampai bertemu jumat depan Sampah" ujar tuan F berjalan ke mobilnya dan meninggalkan aku.

Aku segera mencari cutter, memotong lakbanku dengan hati-hati agar tidak melukai diriku kemudian berpakaian dan segera memanggil ojek untuk segera pulang, mandi dan berganti pakaian lalu melanjutkan hidup kelas atasku sampai Jumat berikutnya


*************************************************
 
Chapter II.....
CHAPTER II

"Bu Erva," panggil suara seorang perempuan.
"Tunggu !" ujarku pada suara yang memanggilku. Tanpa menoleh ke sumber suara itu aku terus fokus membaca apa yang tampil di layar laptopku.

Ada keheningan yang terjadi di ruanganku. Ruanganku tidaklah besar, ukurannya hanya 3x2 meter. Hanya ada mejaku, dua kursi tamu, kursi miliku dan sofa serta sebuah lemari kabinet dan rak pajangan yang memajang beberapa foto, lego yang sudah dirakit, dan beberapa penghargaan dari perusahaan. Keheningan terjadi selama 3 menit dan tamuku hanya berdiri tidak berani untuk duduk karena tidak kupersilahkan duduk.

"Oke, kenapa ?" tanyaku. Aku menolehkan wajahku dan melihat Vanya ada di sana berdiri. Vanya adalah perempuan berusia 27 tahun, setahun lebih tua daripadaku. Wajahnya cukup oriental walau dia indo campuran chinese dan jawa. Dia adalah salah satu rekan kerjaku di kantor. Bagian keuangan. Ia mengenakan blazer hitam, kemeja biru muda dan rok sepan hitam serta stoking putih dan pump berwarna hitam juga. Kulihat ada arloji berwarna keperakan di tangan kanannya dan gelang manik-manik berwarna hitam. Tidak ada cincin yang menghiasi jarinya, tapi ada anting sedernaha berwarna perak dengan kalung perak juga. Rambut anya panjang tapi saat itu rambutnya dicepol ke atas. Penampilannya berbeda denganku yang menggunakan summer dress pink muda yang cantik dengan kerah agak rendah sehingga belahan dadaku terlihat menyembul karena aku menggunakan Push Bra.

"Ini Bu, laporan yang ibu minta" ujarnya memberikan suatu laporan ke mejaku. Sebuah amplop coklat yang cukup tebal. Walaupun Vanya lebih tua dariku tapi jabatanku lebih tinggi darinya.
"Oke akan kulihat nanti." ujarku.

Seperti hari lainnya aku banyak bekerja seorang diri di ruang kerjaku. Ketika jam makan siang, sebuah ketukan terdengar lagi di pintuku.
"masuk," ujarku

Vanya dan seorang perempuan lain bernama Zahra masuk ke ruanganku.
Zahra memakai hijab berwarna hijau salem dengan baju berwarna peach krem salem. Ada ikat pinggang coklat kemerahan di baju terusannya yang panjang. Dan dia menggunakan celana bahan berwarna putih dan sepatu hitam.

"Mau makan bareng Bu ?" tanya Vanya "kita mau ke saladstop. Biasanya bu Erva suka tiitp kalo salad stop." ujarnya

Aku memandang mereka dan berpikir sejenak. "Boleh" ujarku
"Omega 3 Baby seperti biasa ?" tanya Vanya.
"Iya. Terima kasih Vanya." Aku mengeluarkan uang 150 ribu dan menyerahkannya kepada Vanya. "Titip ya."

Kemudian aku kembali sibuk dengan laptopku. ada beberapa hal yang harus kubaca dan kubereskan. Aku memang tidak selalu sesibuk ini, biasanya aku kadang suka ikut Vanya, Zahra ataupun teman-teman kerjaku yang lain untuk ikut makan siang. kadang kami makan di warteg yang murah juga sesekali. Tapi malam ini aku ada meeting dan harus menyelesaikan materi presentasi pentingku.


Tanpa terasa tiba-tiba waktu sudah menunjukan jam 13:00 dan Vanya kembali mengetuk pintuku. "Masuk" ujarku.
Vanya masuk "Ini punya Bu Erva," ujarnya sambil meletakan kantong kertas dan juga kembalian dari uang yang kutitipkan.

"Makasih," ujarku tanpa menoleh ke arahnya.
Kemudian aku mendengar Vanya berjalan keluar ruangan dan meninggalkanku sendirian kembali.

-----

"Jadi dengan begitu ROI-nya akan kembali dalam 6 bulan." ujarku menjelaskan.
Lawan bicaraku Lauren adalah anak dari keluarga Pras yang memiliki gossip-gossip miring. Perusahaan mereka besar dan ada dimana-mana mulai dari yang legal seperti bisnis barang branded sampai ke pijat plus-plus kelas atas. Pada kesempatan ini Lauren meminta kantorku untuk membantunya dalam bisnis tempat minum di Jakarta Selatan.

"Ini sudah best practice yang banyak dilakukan oleh banyak resto dan cafe. Ini cukup standar dan tidak sulit. Untuk training kami juga bisa bantu dan saya sendiri bisa membantu untuk sistem financenya termasuk pembukuan gandanya." ujarku lagi meyakinkan.

Di meja kami ada Lauren, sahabatnya Jessica, dan atasanku Mr.K. Malam itu Lauren menggunakan gaun pendek berwarna jingga dengan tas Hermes Birkin oranye. Jessica menggunakan gaun pendek biru yang terlihat lebih simple menutupi tubuhnya yang lebih berkesan kurus dibanding tubuh Lauren yang sangat terawat. Wajah Lauren tampak innocent dan seperti sangat baik, agak kontras dengan wajah Jessica yang tirus dan terkesan genit serta nakal.

Mr.K atasanku menggunakan kemeja tosca muda dan blazer abu dengan celana panjang coklat. Mr.K tampak muda dengan usia yang bisa dibilang hampir 40 tapi masih tampak seperti usia 27-28. "Jadi gini Ren, Jess,.... Erva ini salah satu promising star di perusahaan kita. Dia pintar dan detil serta salah satu yang paling pintar untuk menggunakan budget efisien. Kamu bisa percaya dia. Saya jamin pasti memuaskan." ujar Mr.K mempromosikan aku.

"Untuk marketingnya ?" tanya Jessie
"Ada beberapa teknik yang bisa dicoba dan dipertimbangkan. Untuk target Niche seperti ini, kita bisa adakan grand opening mengundang influencer dan media. Tempat yang didekor untuk instagramable dan juga harga yang kompetitif di awal. Membangun komuniti dulu agar menjadi tempat santai favorit terlebih dahulu. Kita juga bisa buat video tentang bartender cantik yang membuat minuman di tempat kita dan juga mengilusikan banyak wanita cantik di tempat kita. Image-image tersebut butuh dibangun perlahan dan konsisten. Kita perlu bicara tentang persona target market kita dan membangun brand image kita serta membangun emosi pada brand agar brand tempat kita menjadi lebih baik daripada tempat minum lain. Edge apa saja yang kita miliki." ujarku lagi memberikan ide.

"Apa dengan begitu saja berhasil ?"
"Ide itu murah, tapi eksekusi yang mahal." ujarku. "Apa yang membedakan restoran kita dengan restoran lain adalah pelayanan dan eksekusi di lapangannya. Pelayanan kita ahrus sangat terstandarisasi dan SDM kita harus yang terbaik. Melayani dengan hati dan mengerti hospitality dan juga profesional." ujarku.

"Menjanjikan sih" ujar Lauren pada mr. K
"Lu sih sombong banget, gw minta lu yang pegang lu kasih ke anak buah lu. Tapi gw sekarang ngerti kenapa." ujar Lauren lagi ke Mr.K. kulihat keduanya sudah cukup akrab dan mungkin teman lama. Mr.K Sempat bilang dia kenal baik dengan kakaknya Lauren yang paling sulung jadi mereka cukup akrab walau usia mereka terpaut belasan tahun.

"Gw sibuk Ren. Kalo dipegang gw ntar malah gak ke-handle. Erva ini masa depan perusahaan gw koq. Dia pintar cantik dan bisa handle dari project yang budgetnya minim juga. Kalo yang budget besar sih semua juga bisa pegang."

"Loe sih rakus maunya budget gede doank" ujar Lauren mengomentari.

"Hahahha..... gw udah tua. Yang tantangan dan menarik udah urusan yang muda kayak Erva dan Lauren lah yang ngerjain. Gw kerjain project yang stabil aja." ujar Mr. K sambil tertawa. "Oke, gw tinggalkan kalian bertiga deh. Gw kudu ketemu anak gw juga di rumah. Dia suka nunggu papanya." ujar Mr.K sambil berdiri dari kursinya.

"Bill on me, K" ujar Lauren.

"Ok then, next round on me yah." ujar K. "Titip Erva ya" Mr. K pun segera pergi meninggalkan kami ber3 di restoran mewah itu.

"Erva punya pacar ?" tanya Lauren kepadaku.
"Belum," ujarku "Kalau kak Lauren ?"
"Ah kita kan seumuran," ujar Lauren "Panggil nama aja. Aku sih udah ada tunangan." ujar Lauren.

"Udah jangan ngomongin cowok, sensitif dikit apa ama yang jomblo" ujar Jessica komplain.

"Iya deh sorry Jess." ujar Lauren yang tertawa. "Makanya jangan kebanyakan milih"
"Yeeee kalo gak milih mah banyak yang mau ama gw. Minimal naek Bentley lah kalo mo jadi cowok gw" ujar Jess.
"Percuma kalo naek Bentley tapi beliin hermes aja pelit. Yang penting bisa kasih loe jajan gede aja," ujar Lauren.
Aku hanya ikut tersenyum saja mendengar pembicaraan mereka.
"Kita ke tempat pijet bokap lu deh," ujar Jessie mengajak Lauren.

"Loe mau dipijet ama perek ?"
"Ya udha ke hotel aja cari Spa. Kan gw mau gratisan. Gak ada cowok yang bayarin ngespa."

"Yee enak amat mau gratis. Kalo temen gw semua macam lu sih bisa bangkrut" ujar Lauren tertawa. "Ke klub yang joinan bokap gw aja yuk ? Mau ?"

"Oh klub malem kinky yang super mahal itu ya ?" ujar Jess mempertimbangkan "Nani deh, gw pengen yang dipijet dan relax" ujar Jess

"Ke Spa di hotel aja yuk. Kalo di Bandung sih spa-nya Padma Hotel asyik banget loh" ujarku.

"Kamu juga suka spa ?" tanya Lauren
"Kadang aja" ujarku.

"Kalo di jakarta harus ke tempat langganannya Jess, dia suka banget di,...."

dan obrolan kamipun berlanjut sampai setengah jam berikutnya ngobrolin spa, salon, dan perawatan kecantikan. Dan kami akhirnya malam itu juga pergi ke Spa langganan Jess untuk menikmati malam itu di spa dan Lauren open kamar di hotel tersebut untuk kita bertiga istirahat di sana dan menikmati indahnya malam sambil buka wine. Curhat tentang cowok dari Jess dan banyak hal menarik lainnya.

Sejak hari itu, Lauren dan Jess cukup sering mengajakku main mulai dari spa di hotel, mengunjungi panti pijat keluarga Prasyang sebetulnya khusus pria. Tapi karena Lauren kita bisa ikutan dipijat yang sedikit nakal dan juga menikmati kegilaan-kegilaan crazy rich jakarta karena ada Jess dan Lauren. Jess sendiri dari keluarga kaya yang jauh diatas level keluargaku. Aku hanya satu-satunya yang kekayaannya mungkin secuil dari pada kedua temanku ini. Tapi karena bisnis Lauren dan Jess yang lumayan berkembang ketika aku masuk membantu managemennya semakin baik, maka kedua gadis itu memberiku bonus besar dengan syarat bonusnya dipakai untuk berfoya-foya bersama mereka. Kami biasanya main dan bergila-gila di hari biasa karena weekend Lauren sibuk dengan tunangannya. Jess sibuk mencari pacar dan sering kali mengajakku tapi aku selalu beralasan pulang ke Bandung ketemu orang tuaku. Padahal setiap jumat aku harus ke tempat tuan F dan disiksa bagai pelacur murahan. Tidak ada yang tahu betapa menyedihkannya kehidupan emosiku yang roller coaster.

Senin sampai kamis aku adalah Consultant yang bermain bersama para sosialita kaya, sebuah kehidupan yang didambakan oleh kebanyakan perempuan yang bukan dari golongan crazy rich. Punya penghasilan cukup besar dan menikmati kehidupan crazy rich. Tapi tiap jumat aku akan telanjang di depan tuan F dan disiksa di kantor dan gudangnya setiap weekend kecuali ketika aku sedang haid barulah aku bisa ikut pergi menemani Jess.

"Lu mau kemana pagi-pagi gini Va ?" tanya Lauren yang terbangun ketika aku sedang mengenakan berdandan di meja rias. Aku menggunakan dress pendek yang tidak ketat serta atasannya berupa halter dengan belahan rendah berwarna hijau muda. Kugerai rambutku yang hitam legam dan lurus. Aku kemudian mengambil coat coklat khaki yang tergantung di dekat pintu kamar hotel.

Kulihat Jess masih tertidur pulas dengan lingerienya yang berwarna pink muda. Lauren sendiri menggunakan lingerie putih. Lauren mengucek-ucek matanya dan memandangku dengan arwah yang masih belum terkumpul. Kami menginap di salah satu hotel bintang lima di Jakarta malam itu. Semalam sebelumnya Jess mau ditemani ngobrol-ngobrol dan minum-minum lalu Jess membuka kamar dan aku dipaksa untuk menginap juga di hotel sambil dia curhat masalah keluarga yang menurutku remeh temeh. Kami bertiga mabuk dan tertidur di kamar ini dan aku terbangun jam 8 pagi dengan kepanikan.

"Aku harus ke kantor, bekerja membanting tulang. memangnya aku putri kaya seperti kalian" ujarku bercanda.

"Sepagi ini ? Ini hari jumat ya ?" tanya Lauren

"iya, ini jumat...." kataku datar.

"oh malam ke Bandung ?"
"Iya kayak biasa,..." ujarku lagi-lagi dengan nada datar.

"Ke sini donk sebentar...~~~" Lauren memanggilku manja.
"Udah telat nih,.." protesku.

"Hei aku ini klienmu.... sini nurut... ntar gw gak mau bayar perusahaan lu loh," ancamnya sambil bercanda.

Akhirnya aku mengalah dan bergerak mendekati Lauren. Dia menyibakan rokku memperlihatkan celana dalam pink yang kukenakan. Aku kaget dan ia menarik celana dalamku dengan sekali tarikan memperlihatkan vaginaku yang botak tanpa rambut.

"Wow... u are shaven..." ujar Lauren tertawa.
"Apaan sih !" aku segera memukul tangan Lauren dan menaikan kembali celana dalam yang senada dengan bra straplessku. "Ini pelecehan !" makiku.

"Lu ninggalin kita duluan, harusnya dihukum gak boleh pake celana dalam seharian !" ujar Lauren

"lu masih mabok... sana tidur dulu yang bener !" ujarku kesal sambil memakai coat yang panjang yang ada di tanganku dan meninggalkan Lauren. Kemudian aku dengan cuek meninggalkan Lauren yang bernyanyi-nyanyi riang.

Aku segera sampai di kantor menggunakan grab-car. Aku memiliki mobil tapi memang aku jarang gunakan karena malas menyetir. Selain malas menyetir, sejak aku bermain dengan Lauren dan Jessica yang suka menculikku secara paksa, aku memutuskan untuk tidak menggunakan mobilku jika tidak terpaksa.

Aku masuk ke dalam kantorku, menggunakan lift dan masuk ke suite kantorku di gedung perkantoran itu. beberapa satpam menyapaku tapi aku hanya memberikan anggukan kecil. Jika kalian membayangkan aku berjalan membawa tas merk dan membawa starbuck, maka biar kupertegas aku tidak membeli kopi karena aku memang tidak minum kopi. Dan aku menggunakan tas tanpa merk. Siapa yang tidak suka tas mewah ? Aku masih sanggup sebetulnya membeli tas yang puluhan juta tapi aku selalu merasa pelacur macam aku tidak cocok menggunakannya. Aku punya tiga tas mewah sih tapi hanya kugunakan sesekali saja. Selebihnya aku menggunakan tas murah yang aku suka modelnya. Karena kalau hujan tasnya bisa kupakai melindungi kepalaku dan kalo rusak tinggal buang dan beli lagi. kalo tas mahal... bisa sakit hati kalo sampai rusak.

Aku menggunakan coatku sehingga tidak terlihat jika di dalamnya aku menggunakan dress pendek yang seksi. Hari itu tidak banyak yang terjadi, aku masuk ke ruanganku, mengadakan meeting bersama beberapa staff termasuk Vanya dan Zahra dan beberapa staff lainnya yang kebanyakan cowok. Aku datang ke kantor jam 9 dan aku sudah harus berangkat kembali jam 10:30 menuju tuan F.

Jam 10:30 aku sudah berdiri di lobby gedung menunggu taksi online untuk menuju pergudangan tuan F. Gedung pergudangan milik tuan F berada di daerah pergudangan dan tuan F memiliki gedung tersendiri yang sudah dirombaknya sehingga memiliki kantor dan ruang penyimpanan.

Aku menggunakan taksi online memasuki daerah pergudangan, satpam melirik kepadaku dan dengan jelas mengenaliku. Seluruh satpam kompleks sudah pernah memakaiku karena aku sering gagal memenuhi kuota kerja paksa-ku di hari sabtu sehingga walaupun mereka bergiliran semua sudah pernah mencicipiku di sabtu sore.

Aku tidak tahu nama mereka karena terlalu banyak tapi kulihat namanya "Rudi" di seragamnya. Dia mengoceh dan tidak mengijinkan taksi online masuk dengan alasan tidak ada stiker.

"Kan tamu pa ?" ujarku.

"Non ini aturan baru. Non turun aja, biar saya yang anterin non ke tempat yang non mau. Sekarang harus begitu non," ujarnya dengan pandangan genit. "Udah non turun aja... daripada nanti...." dia memperlihatkan handphonenya yang aku tahu jelas pasti menyimpan foto telanjangku.

"I-iya... ya sudah gapapa pak," ujarku pada supir taksi onlineku dan aku segera turun dari taksi onlineku dan mempersilahkan si supir segera pergi.

Hari itu giliran Rudi dan Umet yang berjaga di post.
Rudi adalah satpam gemuk buncit berkumis dengan hidung bulat dan muka mesum. Sedangkan umet hitam dan kerempeng dengan muka rata yang tampak menyedihkan, Umet juga memiliki kumis lele.

Aku turun, aku sudah hanya memakai dressku saja, coatku sengaja kutinggal di kantorku. karena belahan halter dress hijau salemku rendah, maka jelas terlihat bra warna peach muda yang kukenakan. Kedua mata satpam itu memandang terus ke braku.

Biasanya mereka tidak menggangguku dan membiarkan grabku masuk ke dalam. Tapi karena sudah hampir 2 bulan terakhir ini aku berhasil bekerja dengan baik saat hari sabtu, maka tuan F sudah tidak lagi memberikanku ke anak kampung dan satpam kompleks seperti saat awal-awal aku dipaksa bekerja paksa tiap sabtu. apalagi sejak aku banyak bergaul dengan Lauren dan Jessie, hukumanku dan tindakan tuan F kepadaku mulai berubah dan hanya dia dan para klien yang menggunakanku. Mungkin karena sudah tidak dapet jatah para satpam ini langsung mengincarku.

"Lonte Erva, lu gak pantes pake baju, jadi gimana kalo kita bawa lu ke gedung tuan F kayak anjing aja ?" ujarnya.

"Jangan tuan-tuan... ini masih siang. Dan banyak orang. ini bukan hari sabtu yang gak ada orang selain tuan-tuan. Sebentar lagi abanyak perkerja dari kompleks gedung yang akan keluar ke masjid untuk jumatan." ujarku ketakutan mendengar rencana kedua supir ini. Aku memang sudah sering diperkosa satpam dan staff-staff tuan F tapi para staff yang memperkosaku adalah staff lantai 3 yang merupakan staff kantoran. Staff kuli dan gudang serta supir-supir truk tidak pernah memakaiku sebelumnya. Satpam-satpam juga sudah cukup lama tidak menggunakanku karena kerja paksaku di hari sabtu selalu beres belakangan ini sesuai kuota.

"Bodo amat, lu siapa ? lu kan cuma lonte !" uajr Umet menimpaliku yang membuatku diam seribu bahasa. "Cepet buka baju loe !" bentak Rudi.

"Tuan, pls pake aku sepuasnya di dalam pos bapak aja. Setelah itu lepaskan aku. Budak Erva ini akan melayani Pa Rudi dan pa Umet... pls..."

"Gak usah ngebantah !" Umet langsung menggampar pipiku. "Buka ! cepet buka atau gw sobek-sobe baju loe sampe gak bisa dipake lagi dan loe bebas jalan keliaran sampe ke gedung tuan F di paling pojok belakang !" bentar Umat

"Kalau lu nurut, sampe depan gedung loe boleh pake lagi baju loe !" ujar Rudi berjanji.

Aku hanya bisa menghela nafas. Setelah beberapa minggu aku merasa egoku terus di boost, apalagi aku bermain bersama Lauren dan Jessica membuatku merasa sangat sulit untuk bisa melakukan ini. Tapi aku tahu jati diriku yang sebenarnya hanyalah lonte murahan. Aku menanggalkan dressku di post satpam lalu melepas bra dan celana dalam peachku dan memasukannya ke tasku. Aku kemudian merangkak seperti anjing dan menanti Rudi dan Umet yang segera menggerayangiku dan memakaiku.

umet yang tidak tahan langsung memaksaku mengoral penisnya sedangkan Rudi langsung melakukan doggy style kepadaku sehingga aku telanjang dan melayani dua penis satpam di siang hari yang bolong di dalam pos mereka.
Keduanya dengan semangat menggarapku sambil terus meledekku. "Non udah lama gak dipake ya ?"
"Non jangan banyak ngebantah ya, inget non tuh cuma lonte murahan ! kalo abang bilang buka ya buka jangan bikin abang marah lagi ya," ujar Umet

"Pake lidahnya yang bener non." ujarnya lagi
Aku menggunakan lidahku berusaha menyenangkan ahti kedua pemerkosaku ini. Tubuhku jadi semakin panas dan harga diriku yang sedang tinggi-tingginya seperti terlempar lagi ke tempat biasanya. Di akhir sesi pertama umet memaksaku menelan semua spermanya, sedangnya Rudi membuang spermanya di dalam rahimku. Aku tidak peduli lagi, aku pernah cek bahwa rahimku memiliki masalah dan akan sangat sulit untuk punya anak. Menurut dokter aku bahkan tidak akan punya anak tanpa treatment yang tepat. Aku memang dilahirkan untuk jadi lonte sepertinya.

Setelah mereka memuncratkan spermanya, kini mereka bertukar peran. Aku digenjot oleh Umet dan Rudi memaksaku mengulum penisnya. Kemudian Rudi menembakan spermanya ke wajah dan rambutku sedangkan Umet memuntahkan spermanya ke dalam rahimku juga. "Gw bikin lu hamil biar punya anak lonte juga kayak mamanya !" uajr Umet merendahkanku.

"Hehehe... enak juga isepan lu" ujar Rudi.

"Sekarang yuk kita bawa lu ke tuan F. eh ngapain lu ?" tanya Rudi ketiak aku mengangkat tanganku ke wajahku yang penuh sperma.
"gak usah lu bersihin muka peju lu. Biar semua orang bisa liat muka loe yang penuh peju !" bentaknya sehingga aku otomatis menurunkan tanganku dan bersiap di posisi merangkak. Kemudian mereka memakaikan rantai ke leherku dan menggembok leherku lalu mulai menarik rantai itu dan aku merangkak dengan wajah penuh sperma sehingga aku sulit melihat.

"Kamu merangkak ya sampai ke sana. Ini tasnya aku yang bawain !" ujar Umet membawa tasku. "kalo kamu salah aku akan pukul kamu pake pentungan" ujarnya kejam.

Akhirnya aku hanya bisa mengintip sedikit-sedikit karena muakku penuh sperma yang menjijikan. Jika aku merangkak lamban Umet tidak rabu menghantam pantat dan vaginaku dengan pentungannya. Bahkan jika dipukul, sperma dalah vaginaku tumpah keluar dan sangat memalukan. Jika ia kesal karena aku lama, tanpa segan-segan ia menusukan tongkatnya ke dalam vaginaku hingga aku menjerit kesakitan.

ini sungguh meamlukan berjalan seperti anjing di siang hari dan sebentar lagi jam jumatan. para kuli dari komplek pergudangan bisa kelaur kapan saja dan menghabisi aku yang telanjang dan merangkak seperti anjing. Tapi mungkin aku akan baik-baik saja karena aku digiring oleh 2 satpam. Tapi tidak mungkin tidak ada yang melihatku.

Bahkan aku merasa kehinaan ini sudah sampai puncaknya. Aku melihat kucing liar berjalan di sampingku dan menatapku sehingga membuat air mataku ini tidak bisa berhenti mengalir. Sekolah di luar negeri dan bekerja sebagai business consultant di firma yang cukup dikenal dan kini merangkak seperti anjing di jalanan. bahkan pelacur saja diperlakukan jauh lebih baik dari aku. Tapi aku hanyalah budak dan aku dalam ketelanjanganku berjalan dengan kehinaan yang penuh dan perasaan yang hancur lebur.

"Wih siang-siang ini !" jerit seorang di seberang jalan yag keluar dari bangunan ruko pergudangan. Aku menoleh dan ada 4 orang kuli berdiri menyorakiku sambil mengeluarkan HP.

Umet dan Rudi hanya tertawa melihat kuli-kuli yang kaget da terkejut melihat cewek putih telanjang merangkak seperti anjing.
"Lonte darimana ?" tanya salah satu kuli.

"Ada Deh !" ujar Umet tertawa.
"Bagi donk !"

"Sabar nanti kebagian ! minta ijin bos besar yang punya lonte dulu." ujar Rudi ketawa enteng.

Aku malu setengah mati dan beberapa kali beberapa orang melihatku. Ada juga yang mau jumatan dan kaget serta jijik melihatku. Beberapa mobil melewatiku, ada satu dua mobil yang menurunkan kaca dan mengomentariku. Ada 3 truk besar dan 2 mobil biasa yang sempat melewati perjalanan memalukan itu. Sebelum sampai ke gedung tuan F, ada sekelompok orang yang mendekatiku dengan berani.

"Nah, lonte, anjing kalo ketemu harus kasih salam. jilat sepatu mereka !" perintah Umet.
Aku dengan hati hancur menjilati sepatu butut 3 orang kuli asing. Salah satu dari mereka mengeluarkan penisnya yang sudah tegang.
"Tuh, kamu jilatin dan servis bang Ari ya !" ujar Umet.
Aku memandang penis hitam bang Ari yang berbulu dan berbau tidak enak. Kuli ini mungkin kerinagtan dan sekarang dalam keadaan bau menyodorkan penisnya yang besar ke mulutku. Mencium abunya saja aku ingin muntah. Aku mencoba membuka sedikit mulutku dan langsung saja penis itu menyosor masuk ke mulutku. Dalam hatiku aku berusaha agar tidak muntah. Hanya terus berdoa selama wajahku masih penuh dengan sperma.

"Kamu servis bang Ari sampe keluar ya, udah keluar pejunya kamu tahan ya di mulut lacur kamu sampe kamu ke tempat tuan F" perintah Umet sadis.

Aku hanya bisa pasrah dan berharap penghinaan ini akan segera berakhir. Ketika bang Ari memuntahkan spermanya dari penis hitamnya aku tersedak dan berusaha untuk tidak memuntahkan atau menelan peju asin yang menjijikan itu dari mulutku.

"Kalo ditelan atau dimuntahkan, kita bakal keliling cari anjing liar sampe ketemu dan ngisi mulut kamu lagi pake sperma anjing liar. Ngerti ?" ujar Umet.

"Wih, makasih bos, diservis Lonte siang-siang gini !" Si kuli Ari tos-tosan sama Umet dan Rudi, kedua temennya asyik maenin puting dan vaginaku. "Yuk cau ah !" ujar bang ari mengajak dua temannya pergi setelah mereka mengambil wefie denganku yang mulutnya penuh sperma bang Ari.

Aku kembali digiring oleh Umet dan Rudi. Hampir setengah kilo aku merangkak seperti anjing di jalanan aspal. Aku tidak merangkak menggunakan lututku karena takut terluka. tanganku saja sudah luka-luka dan lecet-lecet ketika aku sudah sampai di depan gedung milik tuan F. Aku dan kedua satpam diam di samping gedung. Aku memandang gedung itu dengan tatapan sedih.

Ya Tuhan ! ini aku baru sampai ke tempat neraka ini, biasaya penyiksaanku baru akan mulai ketika masuk ke gedung ini, bukan dimulai dari depan kompleks. Kenapa aku semakin terhina seperti ini ?

"Lonte buang pejunya bang Ari di sini !"
Mendengar kata 'buang' aku sangat senang karena kupikir mereka akan menyuruhku menelannya. Aku segera memuntahkan sperma di mulutku ke lantai. "Uhuk....cuh......cuh...." aku segera ingin membersihkan mulutkud ari sisa-sisa sperma.

Aku masih di posisi menyedihkan seperti anjing telanjang dengan wajah penuh sperma yang sudah mengering. Dalam ketelanjangan yang hina itu aku menatap ke gumpalan sperma yang ada di lantai di depanku.
Aku seperti mendapat tamparan keras memandang sperma di lantai, "jilati sperma itu dan telan sampai bersih !" bentak Umet. Ini ketiga kalinya umet meneriaki hal itu. Sehina itukah diriku ? rasanya hati ini begitu terhina dan berikutnya sebuah tendangan mendarat ke dadaku dari sepatu Umet. "Cepet !" kemudian satpam kejam itu menginjak kepalaku dan menarik rambutku membuatku menangis
""iya tuan... ampun... ampun..."
aku menjulurkan lidahku dan mulai menjilati sperma yang baru saja kumuntahkan dari mulutku di lantai trotoar di depan geudng penyiksaanku. "Sluurppp....slurrrp..." aku hanya menahannya agar aku tidak muntah. menelan sedikit demi sedikit penderitaan pahitku yang baru akan dimulai.

"sluurp.....sluuurp" setelah semua debu campur sperma habis kujilat di lantai kotor, Rudi menginjak kepalaku hingga pipiku menempel di lantai bekas-bekas sperma yang sudah kujilati. Air mataku langsung mengalir.

"Bilang apa ?"

"Terima kasih tuan telah memperlakukan saya sepatutnya" ujarkua dengan harga diri yang sudah habis.
"Ya udah nih loe masuk sana..." Rudi melempar tasku dan melempar bajuku ke kepalaku. Mereka berbaik hati melepas kalung rantaiku juga.

Kedua satpam hanya tertawa melihatku berpakaian. Aku segera berpakaian sepenuhnya walaupun aku tahu bahwa selanjutnya aku akan ditelanjangi lagi. Tapi setidaknya saat aku masuk ke gedung para kuli gedung tidak melihatku dalam keadaan telanjang. Aku segera menggunakan celana dalam pink-ku kembali dan menggunakan bra straplessku yang juga berwarna pink. Aku menggunakan dressku halterku kembali dan dari dress tersebut terlihat jelas braku yang terpamer. Mukaku yang sudah kusut dan bekas sperma kering masih terlihat jelas. Aku berjalan dengan buru-buru masuk ke gedung taun F.

Satpam gedung yaitu Martin, seorang pria asal ambon dengan kulit hitam dan kumis walrus segera menyambutku. "Eh bu Erva, masuk bu ke pos saya dulu !" gertaknya.

Aku masuk mengikuti Martin. Dia menutup pintunya dan aku berdiri membusungkan dadaku menyilangkan tanganku di pinggang belakang dan melebarkan kakiku.

"Saya minta tanda pengenalnya ya....." ujar Martin sambil tangannya memelortkan celana dalamku. Ia kemudian meremas vaginaku beberapa saat sebelum ia maemasukan tangannya ke baju dressku untuk melepas braku. "Kamu mukanya itu bekas sperma kering ya ? Satpam depan minta jatah ya ? Ya udah aksih aku jatah juga ya, kalo gak aku gak kasih kamu kartu tamu dan kamu tahu kan kalo kamu telat ada hukuman dari Tuan F ?" ancamnya.
Aku hanya bis pasrah dan berlutut kembali dan memberikan kuluman ke penisnya dan kuminum habis spermanya.

"Oh mulai seakrang ini jadi S.O.P ya." ujar Martin mengalungkan kartu visitor bertali ke kepalaku.

"Terima kasih tuan," ujarku berusaha ramah. Kemudian aku keluar ruangan pos kecil itu dan langsung berbelok ke pintu di sampingnya. Kugesekan kartuku ke tempat penerimaan kartu agar pintu terbuka dan aku masuk. Kulihat ada banyak kuli yang sedang sibuk beres-beres karena sebentar lagi jumatan. Suara bising dan udara panas langsung terasa disertai bau keringat. Aku bergerak menuju tangga dan langsung berjalan ke lantai tiga secepat yang aku bisa supaya tidak mencolok walau beberapa mata melihatku.

Semua staff di lantai tiga yang sudah sering menggunakanku menyeringai saat aku masuk dan berjalan melewati kubikal mereka menuju ruangan Tuan F.

Aku mengetuk pintu....... kemudian ada suara menyuruhku masuk dan aku segera berlutut dan merangkak masuk.... aku memandang tuan F ditemani seorang perempuan di sana. Aku tercengang melihatnya tidak percaya apa yang kulihat....
 
Chapter III....
CHAPTER III

"Lama tak bertemu... Erva...." ujar perempuan berkemben hijau dengan celana jeans itu menatapku.
Aku menengadah dan rasa takut langsung menyelimutiku. Suri menatapku dengan kejam. Aku tidak percaya Suri ada di sini. Apa yang pelacur dari klub lakukan di sini ? Aku masih ingat bagaimana paku-paku payung senampan melukai payudaraku dan bagaimana ia berjanji pertemuan berikutnya akan memasukan kaktus ke dalam vaginaku. Ini mengerikan... aku langsung lemas seketika. (baca di page 1)

"Kamu terlambat hampir 20 menit loh !" ujar Suri mengembalikan kenyataan pahit yang harus aku hadapi.

"Setiap 10 detik 1 jepitan.... wah 6x20 loh. 120 jepitan bakal menghiasi tubuh lacurmu loh Erva." ujar Suri sambil berjalan mengitari aku yang berlutut beberapa langkah saja dari pintu masuk. Ketika Suri di belakangku kakinya langsung diletakan di belakang kepalaku dan dia menginjak kepalaku sampai aku tersungkur ke lantai dengan wajah mencium lantai. Sungguh sakit sekali.
"Buka baju dan terima hukumanmu lacur !" bentak Suri. Sambil menendangku dari samping seolah aku ini seonggok daging yang tidak bisa merasakan rasa sakit. Pinggang kiriku yang jadi sasarannya terasa perih tapi aku tidak bisa berteriak karena rasa takutku.

Entah kenapa rasa takut yang aku rasakan menyelimutiku dengan hebat sehingga jiwa budakku langsung menuruti perintah yang diberikan kepadaku.

Aku langsung dengan secepat kilat memelorotkan pakaianku lagi. Dalam sekejap aku sudah telanjang berlutut siap menerima neraka yang sesungguhnya. Aku juga langsung mengenakan kalung anjing merah yang sudah disiapkan tuan F.
"120 jepitan ya...." ujar tuan F yang menyaksikan dari mejanya sambil sibuk melirik kertas-kertas di mejanya. "Nona Suri yang akan menghukummu karena budak sepertimu memang tidak layak menghabiskan waktu gw," cemooh taun F kepadaku.

"Mohon maaf atas keterlambatan saya tuan, semua karena..."

"SAYA GAK BUTUH ALESAN !!!" bentak tuan F.
"Maaf Tuan... " aku langsung menyembah tuan F.

"Suri, tambahkan 4 kali tendangan di vagina budak tolol itu!"
Suri tampak bahagia sedangkan aku langsung lemas. "Bilang apa kalau didisiplinkan ?" tanya Suri.

"Ter-terima kasih tuan F sudah mendisiplinkan budaknya yang bodoh dan mencari-cari alasan ini." ujarku merendahkan diriku.

"Ambi posisi, rengangkan kakimu !" perintah tuan F.
Aku dalam keadaan telanjang dan berlutut melebarkan kakiku agar vaginaku terbuka dan siap menjadi korban tendangan Suri. Suri segera berdiri di hadapanku dengan wajah sadisnya. Aku menaruh kedua tanganku dibelakang kepalaku dan menutup mataku siap-siap merasakan rasa sakit....

"JDUK !" tendangan pertama Suri di vaginaku langsung membuatku bergeliat dan membuka mulutku dengan keras. Aku ingin berteriak tapi karena rasa sakitnya aku tidak bisa berteriak, aku langsung jatuh dan tersungkur, kedua tanganku langsung memegang vaginaku yg ditendang Suri.

"Siapa yang mengjinkanmu memegang vagina dna mengaduh ?" Suri sudah menginjak kepalaku yang ada di lantai dengan high heelsnya. "Budak macam kamu gak menghitung dan berterima kasih ? yang tadi tidak dihitung, ambil posisimu dan kita ulangi !" bentak Suri sambil kakinya ditekan-tekan ke kepalaku.

"I-Iya nona...' ujarku pedih. Harga diriku sepertinya sudah hancur berkeping-keping. malam kemarin aku masih menikmati party bersama Lauren dan Jessie lalu menikmati spa mahal dan diperlakukan bagai ratu. hari ini aku lebih rendah dari anjing.

Aku kembali berlutut dengan vagina yang sepertinya sudah mulai membengkak karena tendangan pertama Suri. "Ucapkan terima kasih dan kalau kamu pegang vaginanya dengan tanganmu, dianggap gagal dan akan diulang dari awal ! Ngerti perek ?" bentak Suri.

"perek ini ngerti nona" ujarku ketakutan sambil menutup mataku dan mengingat apa yang ahrus kukatakan.

"JDUK !" tendangan dari Suri kembali menghantam Vaginaku dengan keras. "S-Satu !!!" aku menjerit keras dan hampir saja kedua tanganku mengusap vaginaku, tapi aku cepat-cepat mengurungkannya dan melanjutkan "Terima kasih nona Suri mau mendisiplinkan budak hina ini"


"JDUK !" tendangan dari Suri kembali menghantam Vaginaku dengan keras. "D-Dua!!!" aku menjerit keras kembali "Terima kasih nona Suri mau mendisiplinkan budak hina ini"


"JDUK !" tendangan dari Suri kembali menghantam Vaginaku dengan keras. "T-t.t.t. !!!" aku berusaha menjerit tapi lidahku kakukarena rasa sakit yang laur biasa...."T-t-tiga..." akhirnya ujarku yang berguling di lantai. Tapi aku berhasil tidak menyentuh vaginaku yang terasa seeprti hancur."T-t-t-Terima kasih nona Suri mau mendisiplinkan budak hina ini"

Baelum siap aku berdiri, dan masih berusaha bangkit karena aku terjatuh di tendangan ketiga...."JDUK !" tendangan dari Suri kembali menghantam Vaginaku dengan keras sebagai tendangan penutup. "E....e......!!!" aku terbelak tidak bisa berkata apa-apa. Pikiranku langsung blank dan digantikan rasa sakit yang luar biasa.
"E.....em......" aku berusaha mengucapkan empat tapi suaraku tidak bisa keluar.

"Empat....!" jeritku akhirnya. Sungguh mengerikan, ini baru mulai dan masih ada 120 jepitan yang akan menyiksaku. Aku masih terkapar di lantai ruangan tuan F sambil tanganku kini membelai Vaginaku yang terasa berdenyut karena sakit.

"Kembali ke posisimu !" perintah Suri sambil sekali lagi menendang vaginaku karena aku mengaduh-ngaduh terlalu lama. Aku kembali terbelak kaget karena rasa sakit yang kembali menghajar vaginaku. Aku hanya bisa pasrah tapi Suri dengan kejam menendang vaginaku berkali-kali lagi. "Cepat kembali ke posisimu Lacur !" bentaknya. dan aku tidak bisa bergerak menuruti perintahnya karena didera rasa sakit yangt erus meenrus tanpa rasa henti. Aku berusaha menjerit tapi tidak ada suara yang keluar. Karena rasa sakit yang keterlaluan aku sampai merasa tubuhku mengeluarkan endorphine untuk menghibur diriku yang trauma kesakitan.

"Cukup Suri !" tegas tuan F. "Biarkan budak gak berguna itu beristirahat sejenak." Tuan F menyelamatkanku dari kematian. Mungkin vaginaku sudah merasakan hampir 15 kali tendangan karena Suri terus menghajar vaginaku menyuruhku berdiri.

Aku hanya terisak menangis di lantai dengan rasa sakit yang menjadi-jadi di vaginaku. Setelah hampir 10 meenit baru akhirnya aku kembali berlutut dan siap menerima kenyataan pahit 120 jepitan yang akan dipukul dari tubuhku.

Setelah hampir 10 menit aku menangis di lantai dengan vagina yang berdenyut karena rasa perih perih, Suri menarik puting kananku memaksaku berdiri dengan kasarnya. Ia menyuruhku berlutut dan melemparkan 60 jepitan baju yang tersedia di depanku sementara aku amsih menangis tersedu-sedu karena meratapi ansib sialku.

"DIAM !" bentak Suri.
Aku masih terisak tapi berusaha terdiam dan berusaha untuk tidak mengeluarkan suara apapun walau au sangat kesakitan dan sedih.

"Hanya ada 60 Jepitan jadi kita akan melakukan 2 kali session hukuman," gadis kejam itu menjelaskan. "Pasang ke 60 jepitan ini di sekitar wilayah dada dan vaginamu. Aku akan memukulnya satu persatu," ujarnya. "Setelah session ini kamu akan kembali memenuhi tubuh hinamu dengan jepitan dan aku akan membereskan hukuman ini. Kali ini aku berbaik hati aku tidak akan menyuruhmu menghitung, tapi di akhir kalau kamu tidak berterima kasih dan bersujud menyembahku, aku tidak akan berhenti memukulimu !" ancamnya

Satu demi satu jepitan aku jepitkan di dadaku. dimulai dari kedua putingku yang masing-masing kujepitkan penjepit, lalu sekitar wilayah dada dan juga vagina. Rasanya sungguh sakit dan memalukan memasangakan 60 jepitan ke area intimku dengan kedua tanganku dibawah perintah seorang pelacur. Satu demi satu kupasangkan dan akhirnya selesai sudah 60 jepitan itu terpasang sepenuhnya di tubuhku dan terfokus di sekitar dadaku dan juga vaginaku. Aku tahu ini akan sangat menyedihkan dan menyakitkan.

"ctar !!!...ctarrr...."
"Aaaarghhhhh........aaaa......" jeritanku menggema dari ruangan tuan F. Suri memukul jepit-jepit di tubuhku satu persatu dengan rotannya dan sesekali ia sengaja memukul meleset sehingga menghajar bagian tubuhku dan membuatku tambah kesakitan. Ia memukuliki sementara aku ahnay bisa berteriak, membusungkan dadaku untuk disiksa dan menangis dengan kedua tanganku di taruh di belakang kepala.

"Aaarghhh...." aku sudah tidak kuat dan terjatuh karena rasa sakitnya.... entah sudah 30 sekian pukulan yang menghajarku dan Suri tidak mau ambil pusing dan terus memukuliku tanpa henti walaupun aku sudah meringkuk di lantai dan menangis dan berteriak meminta waktu istirahat
"Nona Suri.... mohon.... aku mohon.... aaarghhh... Non....Non....Nona Suri...." aku berteriak mengaduh meminta belas kasihan padanya dan akhirnya ia berhenti memukuliki ketika sebuah jepitan terakhir lepas dari bibir vaginaku.

Aku menangis dan mengaduh kesakitan sedangkan tuan F melihatku dengan dingin. "Masih mau terlambat lagi ?" tanyanya dingin sambil menyodorkan kakinya ke depan wajahku.
Aku tahu apa yang diinginkan tuan kejamku. Aku mencium sepatunya dna menjawab "Ampun tuanku... budak ini tidak akan terlambat lagi,"

tuan F berjongkok dan menjambak rambutku dan menarik wajahku ke depan wajahnya. Ia meludahiku di wajahku. "Oke." ujarnya dingin "Lanjutkan Suri !" Ujarnya smabil mendorongku.

"ganti 60 jepitan sisanya dengan penjepit kertas." ujarnya.

"t-tuan....." ujarku hendak memprotes tapi ketika tuN F berbalik dan matanya memandangku aku langsung ciut. "T-terima kasih tuan telah mendisiplinkan budak yang patut disiksa ini..." aku menangis dan tidak dapat lagi embayangkan rasa sakitnya yang akan aku terima. Jepitan kertas lebih keras dan kadang membutuhkan beberapa pukulan untuk melepasnya ketika dijepitkan di tubuhku.

Suri kemudian mengaitkan rantai ke kalung anjingku. "kita akan keliling kantor untuk meminta penjepit kertas untuk mereka pasangkan di tubuhmu sebanyak 60 buah. di ruang ini hanya ada 6 penjepit kertas jadi nih pakailah dulu." ujar Suri menjatuhkan 6 buah penjepit kertas hitam di lantai depan aku terkapar.

Dengan sedih hati aku memasangkan 2 di putingku, 2 lagi di bibir vaginaku, 2 lagi kupasangkan di buah dada bagian bawah. "Merangkak anjing !" perintah Suri. Aku hanya bisa pasrah merangkak dan kemudian digiringlah aku ke luar ruangan tuan F. Seorang lulusan luar negeri satu-satunya di gedung itu malah tidak berpakaian dan merangkak seperti anjing digiring oleh pelacur dan berkeliling di lantai 3 ke apra staff untuk meminta jepitan kertas dan meminta para staff memasangkan jepitan kertas tersebut ke tubuhnya. Sungguh menyedihkannya diriku.

"Tuan Alex, bolehkah budak Erva ini meminta jepitan kertas. tolong tuan jepitkan di tubuh lacur hambanya ini,"
"Boleh tapi isep dulu ya kontol gw dan telen pejunya !" ujar Alex menyuruhku merangkak ke kolong mejanya. Aku tidak punya pilihan dan mengikuti kemauannya. Aku juga mengulumnya dan menelan spermanya yang dimuncratkan dimulutku. Rasanya sungguh terhina sekali. Alex hanya memberiku 3 jepitan.

Dengan cara yang sama juga aku mendapatkan 2 dari Tomi, 3 dari Aldi, 4 dari Gerald, 2 lagi dari Anton.

"Boleh kamu dapet jepitan tapi saya mau anal neng Erva ya," ujar Mudin si OB kantor yang memberikanku 7 jepitan kertas.

Para perempuan berbaik hati biasanya hanya memberikan aku jepitan dan sedikit mengejek tapi tidak menyiksaku. Kecuali Rina.....

"Nona Rina, bolehkah budak Erva ini meminta jepitan kertas. tolong nona jepitkan di tubuh lacur hambanya ini,"
"Boleh tapi kamu lepasin dulu itu semua jepitan yang udah nempel di badanmu. Nanti aku tambahin jepitanku." ujar Rina.

Aku dengan pasrah menurutinya. Mencabut satu demi satu jepitan kertas yang sudah menempel di badanku. Rasa sakitnya ketika darah kembali mengalir ke puting dan ke daerah yang sudah dijepit menyiksaku sehingga aku berteriak teriak dan Rina tampak dengan senang hati menikmati semua jeritanku.

"Oke, bilang ke kamera di HP saya kalo kamu adalah budak saya dan sembah saya. Oh sambil pengakuan ini kamu masukin heels saya ke memek lacur kamu." ujar Rina melempar sepatunya lalu mengarahkan HPnya kepadaku. Aku dengan sedih hati akhirnya bersujud menyembahnya dengan Suri masih berdiri di sampingku. Kemudian dengan hati hancur aku mengambil sepatu Rina yang tergeletak di depanku dan mencium sepatunya lalu menjilati ujungnya dan memasukan heels sepatu tersebut ke vaginaku. Dengan keadaan menyedihkan itu aku menatap ke arah kamera Rina dengan tatapan yang sangat menyedihkan. "Nona Rina, ijinkan budak cina kafir Erva ini melayani nona Rina. Siksa dan pergunakanlah budak ini sekehendak hati nona."

"Huahahhaha.... iya cukup Lonte !" ujar Rina menyimpan kembali HPnya kemudian dia memasangkan semua Jepitan kertas yang sudah dilepas kembali ke badanku menurut versinya. Sudah ada 56 jepitan yang terpasang. Tinggal 4 lagi. Akhirnya aku mendapatkan 4 jepitan terakhir dari Mudin si OB kantor tentunya dia kali ini memuncratkan spermanya di wajahku setelah habis-habisan menganal aku dan kuberikan blowjob kepadanya.

Suri tampak puas dan kembali menggiringku ke kantor tuan F untuk dipukuli kembali.

Suri dengan senang hati memukuliku yang menjerit dan menangis di ruangan tuan F. Aku bahkan orgasme karena rasa sakit dan jumlah pukulan yang terlalu banyak. Aku tidak tahu berapa banyak pukulan yang kuterima, mungkin hampir 100 pukulan menghantam jepitan-jepitan yang ada di tubuhku sehingga aku sudah sangat kesakitan dan pingsan beberapa kali. Beberapa jepitan sangat sulit dilepaskan dengan pukulan karena terlalu dalam tapi Suri sangat menikmati menyiksaku. Pukulan demi pukulan mendera aku dan akhirnya setelah aku pingsan untuk yang ketigatiga kalinya tuan F akhirnya melepaskan jepitan-epitan yang tidak lepas-lepas walau sudah dipukul beberapa kali. Sisa hanya 5 jepitan yang tidak bisa dilepas. Di perutku ada 1, di dada kiri bagian bawah, di puting kanan, di kedua bibir vaginaku. 5 Jepitan yang terlalu dalam menjepitnya itu tidak bisa dilepas dengan pukulan.


"Jadi kenapa kamu terlambat ?" tanya tuan F

"Budak Erva ini tadi dikerjain oleh satpam komplek, Umet dan Rudi...... budak ini dipaksa melayani mereka dan digiring telanjang ke tempat tuan sehingga ada banyak gangguan di jalanan dan budak ini harus melayani para kuli dari gudang lain yang kebetulan di jalanan dan......." ujarku bercerita kepedihan siang tadi yang tampaknya jadi tidak terlalu spesial jika dibandingkan siksaan dari Suri.

"Oh ! panggil Rudi dan Umet !" ujar tuan F di telepon kepada staffnya.

Aku hanya pasrah ketika Rudi dan Umet dipanggil masuk dan ditanyai tentang kejadian aku digiring mereka.
"Ya udah gini deh pa Rudi dan pa Umet. ini akan saya jadikan SOP. Mulai sekarang budak Erva ketika masuk kompleks pergudangan harus melapor kepada satpam yang bertugas dan tugas para Satpam untuk menggiring lonte anjing ini ke gudang saya. Tuan2 lucuti saja pakaiannya dan tidak usah dikembalikan. Tentang apa yang terjadi di jalan saya bebaskan kepada bapak-bapak. Ya jangan kelamaan aja, dia harus sudah sampai di ruangan ini jam 1 siang tepat." jelas tuan F

"T-tapi..." ujarku
"ini perintah ! Urusan kamu mau dateng jam 7 pagi dan ngelonte dulu di kompleks pergudangan sih. Pokoknya jam 1 harus sudah di kantor saya !" bentak tuan F. "jadi apa SOPnya ? perjelas ke saya !"

"Aku punya ide Tuan F" ujar Suri membisikan sesuatu ke telinga tuan F.

"Oh oke..... menarik. Oke untuk menapatkan kartu visitor, biasanya kamu menyerahkan pakaian dalammu ke satpam kan, tapi sekarang karena kamu gakan berpakaian saya akan membeli seeokor anjing penjaga dan kamu harus memuaskan anjing penjaga saya untuk mendapatkan kartu pengunjung. Bebas amu mau kulum ato kamu entot. Coba ulangi SOPmu dari depan !"

Aku hanya bisa menangis ketika mendengarnya. Tiba-tiba saja hari Jumatku akan semakin mengerikan. Bukan saja disiksa oleh tuan F dan staff kini aku harus diarak satpam di komples dalam keadaan telanjang seperti anjing dan kemudian harus memuaskan seekor anjing sebelum memulai neraka lainnya.Belum lagi pakaianku akan dirampas dan tidak dikembalikan. Apakah berikutnya aku akan datang dengan baju jelek saja supaya tinggal buang.

"CEPAT ULANGI !" bentak Suri sambil memukul payudaraku dengan rotan di tangannya.

"I-iya..." jeritku.

Aku kembali berlutut mengambil posisi dengan melebarkan kedua kakiku dan tanganku dibelakang kepala sebelum aku mengulang SOP memalukan yang akan menimpa diriku setiap jumat mulai sekarang.

"Saya Minerva Liong, mulai saat ini akan datang ke kompleks pergudangan lalu menyerahkan diri saya kepada satpam bertugas di depan kompleks perumahan. Satpam bebas melucuti dan merampas pakaian saya dan tidak akan dikembalikan lagi. Kemudian saya dalam keadaan telanjang akan digiring seperti anjing untuk diberikan ke tuan F. Di perjalanan saya bebas diperlakukan sekehendak satpam yang bertugas dan bebas untuk dipakai dan dilecehkan. Setelah sampai gudang tuan F saya akan memuaskan anjing penjaga untuk mendapatkan kartu visitor supaya saya bisa masuk ke gedung dan harus sudah sampai di ruangan tuan F sebelum jam 13:00WIB atau saya akan menerima hukuman seperti biasa."

"Ditambah mulai sekarang, kamu hanya boleh berlutut dan merangkak. Kamu hanya boleh berdiri dengan dua kaki kalau ada perintah dari orang lain. Jika tidak ada perintah kamu hanya boleh berlutut dan merangkak. Ngerti ?" tanya Tuan F

"Saya Minerva Liong hanya akan berlutut dan merangkak dan tidak akan pernah berdiri lagi di lingkungan pergudangan kecuali saya diperintahkan oleh orang yang melecehkan saya." ujarku lagi menambahkan. Lengkap sudah kehinaan yang akan terjadi setiap Jumat pada diriku.

Setelah itu, Rudi dan Umet keluar ruangan dan aku dipersilahkan untuk memberikan laporan pekerjaanku.

Tidak banyak yang dibahas karena kondisi sedang baik untuk perusahaan tuan F dan berikutnya adalah membahas efisiensi yang sudah cukup efisien dan juga marketing ke depan. Plan-plan dan ide kusampaikan dan selama presentasi, aku tetap telanjang dan sesekali Suri mencambukku sesuka hatinya.

"Jadi sampai kapital perusahaan ini naik kita hanya akn tetap bertahan dulu dan maintain kondisi ? berarti lu gak begitu banyak guna donk selama itu !" ujar tuan F.

"Nggak juga Tuan, budak ini masih merencakan pengembangan dan menganalisa pasar untuk menjaga dan memantain supaya dalam periode penabungan untuk menambah kapital ini kita tetap stabil."
"Bullshit lah ! ngeles aja. U gak guna. Kita bayar u mahal dan sekarang lu cuma jadi parasit."
"Nggak tuan, kan saya masih memantau dan mengefisien..."

"Udah gw gak mau denger lagi !" bentak tuan F.
"Sampe kapital kita segitu, tiap u ke sini u akan menghibur semua staff gudang gw ! biar harga gaji u pantes !"

"T-tuan F..." aku hanya pasrah.

-----

Suri menggiringku seperti anjing ke lantai 1 dalam keadaan telanjang. Tuan F berjalan dibelakang kami dan rasanya sangat memalukan melihat semua staff di lantai 3 melihatku dengan takjub ketika digiring keluar seperti anjing. Mereka semua memang sudah melihat bagaimana aku disiksa dan dipakai serta semua kebinalan dan kelacuranku. tapi kali ini aku digiring ke lantai 1 yang berisikan staff kuli kasar.

Di lantai 1 para kuli bangunan yang jumlahnya hampir mencapai 40 orang juga semua terkejut dan keheningan yang janggal terjadi memenuhi ruangan. Mereka berbisik dan diisyaratkan untuk berkumpul. Mereka berbisik-bisik dan Suri memaksaku naik ke salah satu kardus berisi barnag-barang yang masih terbungkus karung hijau.

"Nah, para staff sekalian !" tuan F mengumumkan.
"Kalian mungkin sudah sering liat perek seksi ini melewati kalian setiap jumat. Mungkin kalian juga sudah dengar desas desusnya dari Satpam kita pa Martin yang seringkali mengambil pakaian dalam pelacur ini. Mulai hari ini setiap jumat perek Erva akan masuk dan keluar dalam keadaan telanjang. Dia hanya boleh berlutut dan merangkak serta setiap sore seperti sekarang ini. Mulai jam 4 sore setelah dia beres untuk sesi konsultasi dengan saya di lantai 3, akan digiring ke lantai satu dan bebas dipergunakan oleh kalian semua sampai besok pagi. Tapi setelah jam 7 pagi tinggalkan perek ini. Terserah dia mau disiksa atau diperkosa tapi tolong jangan sampai mati dan jangan ada kerusakan yang permanen atau bikin cacat. Kalo dipukul dikit-dikit boleh koq." uajr tuan F menjelaskan.

Mendengar itu para staff kuli bersorak kegirangan.

"Ini SOP yang akan terjadi mulai sekarang," ujar Suri menjelaskan kepadaku sambil memberiku sebuah kertas yang isinya sangat menyedihkan. Sebuah pengakuan yang harus kubaca di depan para Kuli dan juga akan menjadi SOPku mulai minggu depan.

Aku yang satu-satunya lulusan luar negeri di gedung itu sekarang harus menyiksa dan mempermalukan diriku setiap Jumat. Apa yang akan Lauren dan Jessie rasakan kalau mereka tahu aku yang selama ini bermain di kelas atas bersama mereka setiap mweekend diperlakukan seperti ini. Lebih rendah dari perek.

SOP yang aku harus jalani setiap jumat yang aku baru sadari adalah :
- Datang sepagi mungkin ke kompleks pergudangan.
- Dilucuti dan diperkosa dan mungkin disiksa oleh satpam yang bertugas di pos.
- Diarak berkeliling dalam keadaan telanjang oleh satpam. Walk of shame ini pasti akan mengudnag banyak pemerkosaan terhadap diriku.
- Memuaskan anjing penjaga untuk mendapatkan kartu tamu.
- Bertemu tuan F untuk memberikan laporan
- Mungkin beristirahat atau disiksa tuan F dan juga staff lantai 3 sampai jam 4 sore.
- Jam 4 sore aku akan melayani para kuli sampai pagi atau sampai mati.

Entah apa lagi kejutan yang tuan F punya untukku di hari sabtu tapi budak amcam aku hanya bisa pasrah terhadap nasib baruku yang semakin terpuruk ini.

"Saya Minerva Liong, konsultan di perusahaan ini. Saya Lulusan luar negeri"
"Jurusan ngentot ya kafir ?" tanya seorang kuli mencemooh
semua tertawa menertawai aku.


"Saya di hire di perusahaan ini untuk memajukan efisiensi di perusahaan. Saat ini karena pekerjaan saya sedang senggang dan saya sudah dibayar mahal, tuan F memerintahkan budaknya ini untuk melayani tuan-tuan semua setiap hari Jumat sore jam 4 sampai sabtu pagi. Silahkan tuan menggunakan saya sesuka hat tuan. Budak seperti saya tidak memiliki hak untuk menolak apapun. Tuan-tuan semua boleh pakai tubuh saya untuk kesenangan tuan-tuan tanpa batasan. Tuan-tuan boleh memperkosa mulut saya, memaksa saya menelan semua peju tuan-tuan. Tuan-tuan juga boleh menggunakan anus dan vagina saya untuk menyalurkan hasrat tuan-tuan. Kedua dada saya ini untuk disakiti dan ditampar ataupun dicubit dan diremas sekehendak tuan-tuan. Jika saya berkata tidak dan ampun jangan hiraukan saya, perkosa saya lebih keras dan jika saya membandel paksa saya. Saya lonte gratisan memang sudah seharusnya diperlakukan seperti ini. Silahkan tuan-tuan menggunakan saya." ujarku pelan-pelan dengan air mata yang terus berurai. aku kemudian menyembah kumpulan kuli-kuli yang bersorak kegirangan.

Dan kegelapanpun dimulai.
 
Bimabet
Chapter IV....
NEW Chapter

Chapter IV

Kadang kehidupan itu berputar, ada saatnya aku duduk dengan wine dan cowok-cowok kelas ataspun berusaha mendekatiku dan aku dengan gampangnya memainkan mereka. Diantara jas-jas mahal dan jam tangan miliaran aku mengendalikan mereka dengan kerlinganku. Tapi hidup juga ada di bawah, dimana ketika aku bahkan dipermainkan tanpa busana dan harga diri oleh para kuli yang penghasilannya di bawah UMR.

"Ampun...." jeritku..... ketika penis lain memasuki vaginaku lagi. Aku sudah kehilangan hitungan berapa banyak penis yang sudah memasuki tubuhku dan berapa banyak sperma yang sudah kuminum. Sudah berjam-jam mereka memperkosaku tanpa henti dan setiap kali sperma keluar dari penis yang memakai lubangku aku harus selalu mempermalukan diriku dengan mengucapkan terima kasih dan meminta lagi.

"t-terima...khasih...........uhuk...uhuk...." ucapku ketika ada sperma yang dimuncratkan di dalam rahimku. "terima kasih tuan telah menggunakan tempat penampungan peju ini seperti fungsinya," ujarku dengan linangan air mata keterhinaan.

"kamu gak meminta diperkosa ? sini biar gw hukum loe !" sebuah tendangan yg kuat menghantam vaginaku dan sperma yang ada di dalam vaginaku keluar dari dalam vagina.

"Nih kotor ! jilat lantainya sampe bersih Lonte !" ujar kuli yang lain menyeret mukaku ke tumpahan sperma dari dalam liang vaginaku. Aku hanya bisa menangis menjilati sperma yag tumpah ke lantai sembari kepalaku diinjak dan tubuhku didera.

Seorang kuli kemudian menjambak rambutku dan meludahi wajahku. "Ulangi SOPmu ****** !" perintahnya.

"Saya Erva, hanya boleh telanjang dan merangkak di gudang ini. Saya harus terus memohon untuk selalu disiksa dan direndahkan. Salah satu dari ketiga lubang saya ini harus selalu terisi kontol."
"Sekarang ada kontol ga di lubang lu ?" tanyanya.

aku hanya menangis. "T-tuan... tolong.....tolong masukan penis tuan dan mohon siksa budak yang melanggar SOP ini..... huhuhuhuhu.... mohon tuan siksa budak ini....."

"hukuman apa yang cocok buat loe Lonte ?" tanya Kuli yang sekarang sudah menghujam anusku dengan penisnya.

"M-mungkin tuan mau membuat budak lonte ini jera dengan memasukan sikat kloset ke dalam vagina budak ini sehingga budak ini kapok jika tubuhnya tidak terisi penis...." ujarku merendahkan diriku serendah yang aku bisa.

Tidak lama kemudian jeritanku terdengar menggema di tengah malam itu. Kengerian disodok oleh sikat kloset tidak hanya terjadi satu kali, tapi beberapa kali karena ada kalanya tidak ada penis yang masuk dalam lubangku. Setelah 3 kali diperkosa oleh sikat kloset, aku menjadi sangat termotivasi untuk memohon.

"t-tuan tolong berikan penis tuan ke mulut hamba ini...." ujarku memohon pada seorang kuli sementara vaginaku sedang di doggy style oleh seorang kuli yang lain. Kuli yang lewat tersebut duduk jongkok dan memainkan buah dadaku.

"please tuan.... ijinkan budak cina kafir ini menjilati keperkasaan penis tuan... hamba memohon....... " ujarku ketakutan si pemerkosa vaginaku segera beres dan mencabut penisnya dari dalam tubuhku yang sudah terasa remuk. Vaginaku terasa perih dan panas karena dipakai terus menerus dan didera oleh sikat kasar kloser.

"Crottt..." kuli itu mencabut penisnya dan seorang kuli berteriak "Kena hukuman lagi deh nih lonte. Suka amat sama sikat kloset !" ejeknya.


Jeritanku kembali menghias malam dan aku tak henti-hentinya mengutuki diriku yang dipakai dan disiksa sampai pagi oleh puluhan kuli dan supir truk. Para kuli sangat kreatif dalam menyiksaku, mereka memastikan aku sangat menderita malam itu. Semua terasa begitu gelam dan kelam karena para kuli yang aku tidak kenali itu meniksaku tanpa henti. Yang kutahu aku pingsan berkali-kali dan ketika aku sadar hari sudah berganti.


Sebelum mereka bosan dan pulang, mereka menyeretku yang sudah tidak berdaya ke halaman.


Aku sudah tidak memiliki tenaga lagi bahakan untuk sekedar berteriak ketika vaginaku diobok-obok sikat kloset. Aku hanya terdiam diseret ke halaman dengan sikat kloset amsih menancap di vaginaku. Kemudian mereka ramai-ramai mengencingiku sehingga seluruh tubuhku dipenuhi sperma dan air kencing. Kemduian mereka mengangkatku dan memasukan kepalaku ke dalam drum berisi sampah. Kepalaku di dalam dan kakiku mengangkang di menghadap langit dengan sikat kloset menancap menghiasi vaginaku.


Sekarang hari sabtu dan nampaknya sudah siang. Tidak ada lagi kuli-kuli, hanya ada aku yang penuh dengan sperma kering dan bau pesing, terikat dengan vagina terisi sikat kloset. kepalaku ada di dalam drum tong sampah sedangkan kakiku melambai di luar drum. Sikat kloset tentunya masih setia memenuhi vaginaku yang terasa sangat perih. Wajahku sudah bercampur dengan sampah botol, plastik dan makanan nasi bungkus sisa. Bau dan jijik tapi aku nampaknya memang berada di tempatku seharusnya, sampah.

Tidak lama dari aku sadar dan terbuang di tong sampah drum itu, seseorang menendang tong sampah dan tong sampah itu jatuh menghamburkan sisi sampahnya termasuk aku. Aku tersentak keluar dari sampah-sampah dengan perasaan sangat terhina dan jijik terhadap diriku sendiri.

Suri yang hari ini menggunakan gaun pendek cantik melihatku dengan tatapan jijik sementara tuan F ada berdiri di sampingnya.

Tuan F memberikanku pisau lipat agar aku bisa membebaskan diri dariku sendiri dari tali yang mengikatku.

Dengan tangan yang terikat di belakang aku mencoba meraih pisau lipat dan membuka ikatan lakban yang mengikat tanganku. Seluruh tubuhku terasa remuk karena dipermainkan semalaman. Aku masih sangat letih tapi aku tahu penderitaanku baru akan dimulai kembali. dan kali ini Suri sendiri yang akan menyiksaku. Gadis yang kubilang psikopat ini pasti akan menyiksaku habis-habisan.

"Sana bersihkan dirimu dan sampah2 ini !" bentak Suri sambil meludah ke arahku.

Aku dengan pasrah kembali memberdirikan tong sampah yang terguling. Kemudian aku hendak memungut sampah menggunakan tanganku tapi Suri membentakku. "Pake mulut ! siapa yang ijinin loe ambil sampah pake tangan !?"

Aku hanya bisa menjawab "maaf...nona...." ujarku pasrah dengan air mata berlinang dan harga diri yang terinjak-injak. Aku akhirnya dengan enggak menggunakan mulutku membersihkan sampah yang berserakan di lantai tak berubin itu. Rasa sampah menjijikan yang menyatu dengan debu menghajar harga dkriku yang sudah hancur berkeping-keping, memaksaku meneteskan air mata kesedihan.

Satu demi satu sampah yang berserakan aku pungut sementara Suri memvideokan diriku yang begitu hina. Sampah-sampah dari bungkusan dan tempat minuman cukup mudah kugigi dan kubuang kembali ke dalam tong, tapi serakan nasi dari nasi bungkus jadi perkara lain. aku harus menjilatinya dan memasukannya ke dalam mulutku dan membuangnya dengan rasa yang lebih menjijikan karena entah bekas siapa dan mungkin sudah berbusuk.

Menangis tidaklah menolong, aku tahu itu tapi aku mengutuki nasib sialku dan tidak bisa berhenti menangis walaupun dengan itu membuat Suri semakin tertawa puas. "Mending gw yang lulusan SMA dan ngelonte aja gak pernah tuh makan sampah kayak loe yang lulusan luar negeri. lebih hina dari pelacur" ketusnya sambil menginjak kepalaku yang sedang 'memunguti' sampah dengan mulutku.

Setelah hampir setengah jam, akhirnya Suri menendangku dan memaksaku merangkak seperti anjing ke kamar mandi dimana aku harus mandi sambil direkam olehnya. Aku membersihkan diriku menggunakan air dingin seadanya. Sungguh terasa sangat menyiksa rasa dingin yang menusuk dan juga keletihanku yang sangat ingin dimanja air panas.

"Bersihin tuh memek lacur loe !"
Suri melemparkan sabun khusus kewanitaan yang sangat kusyukuri. Aku memngorek dan membersihkan liang kewanitaanku dan juga lubang anusku yang sudah habis disiksa berkali-kali semalaman.

Setelah itu aku digiring Suri dalam keadaan telanjang. Suri menarik puting dada kananku dengan kasar sementara tanganku diborgol dibelakang.

Suri menarikku ke lantai 3 ke ruangan tuan F. Aku dimintanya mengigit bajuku yang sudah kulipat rapi dan membawanya turun ke lantai satu sembari masih ditarik putingku. Aku emrasa sangat malu skeali berjalan dengan putingku ditarik dan mengigit bajuku dan tidak boleh sampai jatuh.

"Kalo kamu sampai jatuhkan baju ini, maka baju ini akan aku sobek-sobek dengan gunting" ujarnya sambil mengantongi Gunting dari meja tuan F.

Tuan F sendiri dengan tenang hanya merekam kehinaanku dengan HPnya.

beberapa kali Suri meanrikku dengan kasar di perjalanan dari lantai 3 tapi aku bersuaha sekuat tenaga menahannya.

Aku berjalan dengan menyedihkan dan ketika sudah hampir sampai ke lantai 1, Suri menarik putingku dengan kasar dan memelintirnya dengan sadis sehingga aku terkaget dan berteriak menjatuhkan bajuku.

"Bego memang kamu !" ia menarik putingku dan menarikku kasar ke anak tangga terakhir lalu melemparku sehingga aku terjatuh.

Kemudian gadis gila dan sadis itu menendang vaginaku 3 kali secara kasar. "Ampunnn.... ampunnn.... ampunnnnn nona... ampuni budak bego ini.....ampuni...." ujarku menangis menahan sakit dan malu.

"Berdiri !" Suri menarik puting kiriku sampai aku berdiri kembali sambil menahan rasa sakit di vagina dan di putingku. "ampun..." ujarku memelas.

"Kamu tau kan apa yang akan terjadi dengan bajumu ?"

"Please....." ujarku memohon tapi Suri dengan bengis menggunting-gunting bajuku dihadapanku sampai hampir tidak menutupi apa-apa lagi jika kugunakan.

"Nih pake bajunya," Suri melemparnya. Aku mengutki diriku yang begitu bodoh sehingga bajuku kini sudah tergunting sobek-sobek dan compang-campaing. Aku menggunakannya dan sama sekali tidak menutupi payudara maupun vaginaku. Wujudnya sudah seperti kain tak berwujud di badanku dan sangat menyedihkan seperti gembel.

Kemudian Suri mengambil HPnya dan berwefie bersama aku yang sudah compang-camping itu. "Nah sekarang buang baju kamu, kamu gak pantes pakai baju !"

"Eh ?"

"Kamu pikir kamu bakal boleh pake baju ? baju itu cuma buat Wefie aja koq. Buang sana !"

Aku dengan berat hati membuka kembali bajuku dan mengigit bajuku yang sudah sobek-sobek dan membuangnya ke tempat sampah.

Aku hanya bisa pasrah membayangkan bagaimana aku pulang hr senin nanti setelah penyiksaan weekend ini berakhir.


Kemudian Suri membawaku berjalan ke mobil alphard tuan F masih dengan cara menggiring putingku. Tuan F duduk di kursinya dan Suri di samping sebelahnya smeentara aku berbaring di lantai mobil menjadi sandaran kaki tuan F dan Suri.

Bagian kepala dan dadaku diinjak sepatu tuan F selayaknya keset murahan, sedangkan Suri menyilangkan kakinya dan menyelipkan heelsnya ke belahan bibir vaginaku yang membuatku semakin menyedihkan.

Posisiku sudah tidak karuan dan sangat tidak nyaman dengan kaki terlipat. Entah supir tuan F memandangku seperti apa. Karena saat tiba di rumah tuan F nanti, Suri sudah mengijinkan aku untuk dipakai supir selama 1 jam bebas.

Mobil mulai bergerak dan Tuan F sibuk dengan HPnya sementara Suri juga sibuk dengan re-touch make upnya.

"Ke pet shop !" ujar tuan F dingin ketika kami meninggalkan komplek pergudangan.

Ke Pet shop ? aku dalam hati bertanya-tanya tapi aku tidak berani membayangkan apayang terjadi sampai mobil alphard itu berhenti.

"Pak tolong plastik sampah dibelakang dibawakan ya ke pintu saya." perintah Suri. Pak supir yang kurus dan tinggi dan berkumis itu segera turun dan membuka pintu bagian belakang dan membuka pintu samping mobil. Kemudian melemparkan sehelai plastik besar sudah bolong bagian atas dan bawahnya.

"Pakai ini sebagai bajumu !" perintah Suri. "Kamu ikut kita turun !"

aku hanya bisa pasrah dan mengambil plastik merah sampah yangs udah dilubangi bagian bawahnya itu dan kulilitkan di tubuhku sebagai pakaian.

Kemudian aku turun bersama tuan F dan Suri memasuki petshop itu. Pet shop itu berada di pinggir jalan di daerah ruko yang lumayan sepi dan nampaknya baru saja buka.

Kami bertiga masuk dan aku melihat beberapa anjing kecil di kandangnya, ada juga kucing yang imut dan beberapa ekor anjing yang sudah cukup dewasa.

Aku dengan malu-malu masuk karena aku hanya menggunakan plastik sebagai pakaianku dan panjangnya sangat minim sehingga salah gerak sedikit saja, mungkin vaginaku akan terekspos bebas.

"Pilih collarmu dan juga rantai leash yang akan kamu kenakan ! sana pilih !" perintahnya.

Rasanya hatiku begitu hancur ketika aku diminta membeli collar dan leash ku di petshop. sungguh memalukan dan menyedihkan rasanya memilih sendiri collar dan leash. Aku akhirnya dengan berat hati memilih collar berwarna hitam dan leash dari rantai yang kemudian dibayar oleh tuan F menggunakan kartu kredit yang diambilnya dari tasku.

Aku menandatanganinya.
"Pakai !" perintahnya saat aku selesai menandatangani bonnya. Aku tersentak kaget.
"Pakai !" bentak Suri. Suri menarikku dan berbisik "Pakai, dan persembahkan diri loe ke gw.Ato loe lebih suka ngewe sama semua anjing yang ada di sini !? Oh kalo lama gw bakal telanjangin loe juga !"

Aku hanya bisa pasrah dengan air mata berlinang mengambil collar dari plastik yang diserahkan kasir. Si pria di kasir tampak memandangku dengan heran. dia sudah memperhatikan keanehanku yang hanya memakai plastik sebagai pakaian dan kini harus menggunakan collar anjing di hadapannya. Setelah aku menggunakan collar anjing aku juga mengaitkan tali leash ke kalung anjingku dan aku berlutut dihadapan suri dan mempersembahkan talinya untuk Suri sambil menahan malu.
"Anjing pintar !" ujar Suri

"Sekarang kita perlu pilih anjing untuk satpam kita. Itu loh yang tiap Jumat harus kamu puasin sebelum masuk ke gedung !" ujar Suri menarikku ke beberapa anjing yang besar dan di kandang.

Aku hanya bisa merangkak menahan malu dan sudah jelas vaginaku sudah jelas-jelas terpampang bagi si kasir.

Aku akhirnya melihat beberapa anjing di sana. Ada beberapa jenis yang ada di sana, Suri menanyakan mana saja anjing yang jantan dan si Kasir menunjukan hanya ada 4 ekor. Golden, German Shepherd, Doberman dan Pittbull. "Pilih mau yang mana yang u puasin tiap jumat Lonte," ujar Suri. "Kamu suka kontol anjing yang segede apa ?"

Aku sangat malu dan terhina sekali tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa aku ini hanya budak, budak dari Lonte yang sangat rendah nilainya.

Jelas aku ingin memilih Golden dibanding anjing jenis 3 lainnya yang nampak berbahaya. "G-golden saja miss..." ujarku pelan.

"Bilang, aku mau kontol Golden aja !" bisik Suri.

"A-aku mau..k-kontol golden....." ujarku pada suri.

"Apa gak kedengeran ?"

"Aku mau kontol golden" ujarku

"Apa ? Gak kedengeran ! Yang keras donk !"
"AKu mau kontol Golden," uajrku setengah berteriak. Si kasir menahan tawa dan melihatku dengan tatapan ingin memperkosaku.

"Bilang ke tuan F" kata Suri.

"Tuan F, budak lonte ini ingin kontol anjing Golden," ujarku merendahkan diriku serendah-rendahnya dengan wajah memerah karena malu dan terhina.

"Kamu coba dulu aja semua ! Baru pilih ! Ini anjing kan mahal !" ujar tuan F yang membuatku tersentak.

"Lonte saya ini mau kontol anjing untuk dijilat-jilat, dia boleh coba empat-empatnya dulu kan ya ?" tanya tuan F ke si kasir. Kasirnya hanya bingung dan mengiyakan saja.
"Tentunya kamu boleh pake dulu lontenya kalo kamu mau." ujar tuan F menawarkan aku sambil membuka plastik hitam yang membungkus tubuhku dan merobeknya sampai aku telanjang bulat kembali di pet shop.

Si Kasir cuma bertanya "gratis ?"
"Iya gratis ! Erva, layani dulu tuan kasir ini !"

Aku dengan pasrah merangkak ke dekatnya dan menyembah dia "Silahkan pakai tubuh saya sesukanya !" ujarku pasrah dengan rasa malu yang diinjak-injak.

Langsung saja Suri menyerahkan tali kekangku dan aku digiring oleh kasir ke belakang meja kasir dan di sana ia memelorotkan celananya lalu memasukan penusnya ke mulutku. Aku hanya bisa pasrah menjilatinya dan menservis dia sebisaku, setelah beberapa menit aku menjilatinya, ia memposisikan tubuhku dan melakukan penetrasi dengan gaya doggy style dan menyemburkan spermanya di dalam rahimku. sejak menjadi budak aku memang sudah di KB karena terlalu sering diperkosa.

Setelah diperkosa kasir aku harus merangkak dan kali ini aku harus melayani keempat anjing jantan.

Menyedihkan ketika Suri membenamkan kepalaku untuk mengoral penis anjing Golden sementara si Kasir memegang anjing itu dan memasukan penisnya ke dalam mulutku. Harga diriku kini berasa benar-benar terhina. Ingin aku muntah dan mati saja rasanya tapi aku hanyalah budak yang tidak punya pilihan apa-apa.

Lebih menyedihkan lagi ketika akhirnya sperma dari penis golden itu mulai membasahi mulutku, Suri menahan posisi kepalaku dan membentakku untuk meminum peju anjing Golden itu. Aku hanya bisa menangis dan menelannya dan berusaha tidak muntah walau aku nyaris tidak tahan untuk tidak memuntahkannya. Jika aku memuntahkannya maka Suri akan akan memastikan anjing Golden itu untuk memperkosa liang vaginaku. Kengerian itulah yang membuatku bertahan untuk tidak muntah. Dan penis anjing ketika mau berejakulasi akan membesar di bagian batangnya, gunanya untuk menyumpal vagina betina biar peju-nya tidak langsung keluar sehingga pembuahan lebih efisien. Pada saat ini aku hanya menjilati tipis-tipis dan mencengkram penis anjing itu dengan tanganku, membiarkan dia akhirnya menyemprotkan spermanya amsuk ek dalam mulut kecilku.

Bagaimana bisa aku harus melakukan ini setiap jumat sebelum bertemu tuan F ? Neraka apa lagi ini yang akan kuhadapi kedepannya ?

Kenyataan pahit menamparku ketika anjing kedua yaitu dobrman muncul dihadapanku. Anjing ini tampak lebih beringas walau penisnya sedikit lebih kurus daripada golden.

Aku kembali harus menjilati penis anjing ini dan meminum pejunya dalam kehinaanku. Tuan F merekamku dan mengirimkan videonya ke hpku. Dia bahkan mengirimkan videoku ke email perusahaan dimana mungkin saja orang IT mungki bisa melihatnya.

Kengerian yang kedua selesai dan anjing ketiga muncul. Ketika aku mengulum penis German Shepherd dan berusaha menelan pejunya aku tidak sanggup lagi menahan diri sehingga aku muntah setelahnya.

Tuan F begitu amrah dan menginjak-injak kepalaku "Bego ! Tolol gitu aja gak bisa ! Minta maaf kamu menyakiti hati tuan German Shepherd !" bentaknya

"Bereskan muntahanmu !" bentak Suri melemparkan bra dan celana dalamku yang ternyata disimpan olehnya di dalam tasnya. Dengan pedih aku menyapu muntahanku dengan bra dan celana dalamku dan membuangnya ke tempat sampah.

"Minta maaf !" bentak tuan F

Aku bersujud menyembah anjing berwajah galak itu "Maafkan budak ini tuan German Shepherd," ujarku sambil mencium paw tangannya.

Berikutnya hukumanku sudah jelas, untuk pertama kalinya aku ditahan oleh tuan F dan Suri sementara si Kasir memasukan penis anjing German Shepherd itu ke dalam liang vaginaku. Aku Seperti anjing betina yang diperkosa oleh anjing itu. Dalam posisi Doggy style dengan anjing beneran. Rasanya sudah ingin mati saja. Habis sudah diriku. Tidak ada lagi yang akan menikahiku karena aku sudah dipakai oleh anjing. Bahkan pelacurpun tidak melakukannya dengan anjing.

Aku menangis meraung-raung ketika penis German Shepherd itu membengkak dan mengunci diriku. Rasanya sangat sakit ekali dan tidak bisa terbayangka olehku sebelumnya ketika penis anjing itu membengkak di dalam vaginaku. Aku menjerit dan menangis.

"Sobek miss V ku... sobek missV ku... aarrrghhh !!! Arrghhh Rusak sudah..***sak vaginaku...Aaargh..." aku enjerit-jerit memohon pertolongan dari Tuan F dan Suri yang justru semakin menikmati adegan mengerikan itu. Hampir 25 menit aku tidak bisa bergerak dan merasakan rasa sakit yang amat sangat dan konstan di vaginaku. Pada saat ini aku berpikir bahwa vaginaku akan sobek.

setelah 25 menit mimpi buruk yang tampak seperti menahun di pikiranku, akhirnya anjing itu memuncratkan spermanya di dalam rahimku dan mereka tertawa terbahak-bahak melihat kepedihanku.

Aku masih menangis dan tersedu-sedu ketika bentakan dari Suri menghantamku kembali dengan kenyataan pittbull yang masih harus kuminum pejunya.

Aku dengan pedih dan rendahnya menjilati penis pittbull besar itu dan menelannya, kali ini aku udah pasrah dan berusaha tidak muntah apapun yang terjadi.

"Jadi kamu pilih siapa ?" tanya tuan F
Aku hanya terdiam....
"jawab kalo ditanya ! mau mencoba sekali lagi semuanya ya ?" tanya Suri

"Golden....aku mau kontol Golden" ujarku cepat-cepat.

"Bilang yang benar !" perintah tuan F

"Budak Erva si lonte pemuas kontol anjing ini menginginkan kontol Golden setiap hari jumat. Mohon tuan F mengijinkan budaknya melayani kontol Golden." ujarku sambil menyembah tuan F dihadapan rekaman HPnya. Tuan F, Suri dan Kasir tertawa terbahak-bahak melihat kepedihan dan kehinaanku yang sudah berantakan.

"Panlok ini koq murahan sekali ya," ujar Kasirnya sambil meludah ke mukaku.

"Iya memang. Kalo gitu kita ambil German Shepherdnya...." ujar tuan F

"T-tapi tuan hamba ingin Golden..." ujarku kaget tidka percaya apa yang dikatakan tuan F

"Kamu cuma budak, kamu gak punya suara !" bentak tuan F sambil menendang vaginaku dan dari vaginaku keluar cairan-cairan sisa sperma german shepherd yang belum ku bersihkan. Sungguh hina rasanya dan memalukan sekali.

Akhirnya Tuan F dan Suri mengatur agar anjing German Shepherd itu dikirim ke kantor Tuan F sebelum jumat. Sementara aku kembali digiring merangkak bagai anjing ke kamar mandi untuk bersih-bersih dan kembali ke mobil untuk kembali diinjak-injak tuan F dan Suri.

Dan tentunya aku yang membayar dan mereka menamai anjingku : Tuan Golden untuk menghina aku yang menginginkan kontol anjing Golden.

-------------------------

Ketika aku sampai di ruamh Tuan F, kini giliran Supir yang kulayani. Supir tuan F ini bernama Asep. Asep ini memintaku untuk mandi dan bersih-bersih kemudian aku diminta untuk memijat dirinya dan bersenggama dengannya, aku mulai dengan menjilati penis dan buah zakarnya kemudian menaikinya dengan WOT dan ditutup dengan Doggy Style. Asep memkaiku 3 ronde dan kemudian mengusirku dari kamarnya.

Jam menunjukan pukul 12 siang saat aku beres digunakan oleh Asep. Aku sangat kelaparan dan keletihan. Aku merangkak dan mendapati Suri dan tuan F sedang makan di ruang makan. Mereka telah membuang sisa-sisa makanan di lantai meja.

"Anjing Erva, makan di sini !" teriak Suri saat melihatku masuk. Aku merangkak dengans edih mendekati makananku tapi kemudian Suri menginjak-injak makanan di lantai itu.

"Nah baru kamu makan ya ! Awas kalo gak habis" ujarnya dengan tatapan bengis.

Hari itu menjadi hari yang mengerikan bagi hidupku. Setelah makan siang Suri menyiksaku tanpa alasan dengan jepitan jemuran, cambukan, dan raket listrik sampai aku pingsan di halaman belakang rumah. Aku yang sudah sangat emosional breakdown dan keletihan karena dipakai semalaman akhirnya pingsan dan terbangun sore hari.

Ketika aku terbangun, aku mendapatkan tubuhku tidur di rumput halaman belakang dalam keadaan telanjang dan tanganku diborgol ke belakang. Tak Lama Suri dan Tuan F muncul, tuan F hanya menggunakan celana pendek dan Suri menggunakan lingerie seksi yang sudah tercabik. Aku dapat melihatnya mereka habis melakukan hubungan seks yg cukup brutal. Suri digiring tuan F dengan ditarik rambutnya.

"huhu maaf Tuan, Suri gak lagi bertindak seenaknya...." ujar Suri
Tuan F melempar Suri dan Suri mencium-cium kaki Tuan F. Aku tersenyum tipis.

"Apa kamu tersenyum ?!" bentak tuan F mengejutkanku. Ia menatap tajam ke arahku.

Suri memandangku dan dia cukup malu karena dia juga seakrang setengah telanjang.
"Suri, budak tidak tahu diri itu tersenyum ! hukum dia !" bentak tuan F kepada Suri.

"Sini Lonte !" bentak Suri menarikku untuk melampiaskan kekesalannya. Aku masih tidak tahu apa yang Suri lakukan sampai membuat tuan F marah tapi aku hanya bisa pasrah.

"Kamu ngetawain aku ? Inget kamu tuh budak, jauh lebih rendah dari aku !" bentak Suri sambil meludahiku.

"Suri mendapatkan 10 cambukan !" ujar tuan F
"Tapi boleh diwakilkan oleh Erva menjadi 20 cambukan !" ujar tuan F membuak ikat pinggangnya.

"terima kasih tuan F" ujar Suri yang langsung memeluk kaki tuan F. Kemudian Suri dengan kejam menarik putingku agar aku berdiri dan menyuruhku melebarkan kakiku dan diam menerima 20 cambukan sebagai ganti dirinya. Aku hanya bisa pasrah. dalam hatiku aku mengutuki kenapa aku tersenyu....

"Aaaaargh !!!!! aku terpelanjat ketiak tuan F mencambuk buah dadaku. Aku merasakan rasa sakit yang membuatku kembali berkunang-kunang.

"S...satu...." ujarku buru-buru. "Terima kasih tuan...."

"D-Dua!!!" teriakku ketika sengatan berikutnya menghajar bibir vaginaku. "Terima kasih tuan...."

Aku dicambuk terus menerus, dan ketika cambukan ke sembilan aku sudah jatuh dan tidak bisa bangun kembali, dan penyiksaan terus berlanjut. Tuan F hanya menghajar buah dada dan vaginaku secara bergantian. Jika tidak mengenai sasaran, aku tidak boleh mengitungnya.

"Sembilan belas.....!" teirakku yang sudah sangat ingin mengusap dadaku tapi aku tidak bisa apa-apa karena tanganku terborgol di belakang.

"mana terima kasihnya ?" Tuan F menambahkan satu cambukan lagi di dadaku lagi.
"Makasih... teriam kasih.... terima kasih..." ujarku komat kamit menahan rasa sakit.

"AAAAAAaaarghhhh"
"Du-du-.......dua puluh !" jeritku "Makasih....tuan.... makasih....tuan.... huhuhuhu...." aku masih menangis menanggung hukuman Suri.

"Bereskan dia, kita mau jalan !" ujar tuan F sambil menginggaklan aku dan Suri.

"Berdiri Lonte !" Suri menarik putingku sampai aku berdiri kembali. Rasanya sangat perih setelah didera kini ditarik.

"karena tersenyum vaginamu akan kutendang 3 kali sebagai peringatan" jelas Suri. "Ini adalah hukumanmu karena tersenyum !"

Aku langsung menangis sejadi-jadinya dan dengan kejam Suri menendangku sekuat tenaganya membuatku menjerit dan terjatuh. Ia kemudian menarik putingku kembali dan melakuakan tendangan ke dua dimana aku hanya bisa pasrah membuka kakiku lebar-lebar untuk memudahkannya menendangku.

Ketika tendangan terakhir diberikan ke vaginaku, aku hanya bisa mengaduh dan tidak percaya bahwa semua ini terjadi pada diriku.

penghasilanku hampir 50juta perbulan, aku dari keluarga kaya. lulusan dari luar negeri, punya posisi dan punya kedudukan. kenapa aku menjalani peneritaan yang menyedihkan ini. Aku sendiri tidak mengerti lagi. Aku hanya bisa pasrah menanti malam panjang kedua dibawah kengerian Suri.
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd