Agen Terpercaya   Advertise
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

MISTERI (Update Part 15!) Pengalaman yang Mengubah Hidupku Bersama Mama dan Tante Lia

Status
Please reply by conversation.
Part 3: Ahh... Akhirnya Ku Eksekusi Mama dan Tante Lia

Jam di HP ku masih menunjukan pukul 12 malam padahal rasanya kami telah berjam-berjam bermain permainan haram ini. Sementara itu, masih terdengar sisa-sisa rintihan dan erangan penuh nafsu dari mulut sensual mama dan Tante Lia. Bahkan tubuh mereka masih kelojotan dan keduanya mulai memainkan vaginanya sendiri dengan tangan mereka. Bu Sekar dan Asih yang baru datang dari belakang juga bergabung dan duduk di kanan kiriku. Mereka sudah memakai kemben tetapi hanya sebatas perutnya saja sehingga payudara indah mereka tetap menggantung dan gondal-gandul sewaktu mereka berjalan mendekati ku. Keduanya mengelus elus tubuhku. Bu Sekar memberikanku celana dalam serta BH mama dan Tante Lia, untuk kenang kenangan katanya, tentu saja jangan sampai sang pemilik tahu aku menyimpannya.

“Sampeyan capek ra?” Kata Bu Sekar tiba-tiba.

Jujur saja aku cukup lelah tetapi anehnya gairah ini masih ada dan penisku masih bisa ngaceng walau sudah beberapa kali ejakulasi. Ditambah suhu yang dingin bercampur suasana seks yang magis membuatku berpikir masih bisa menggarap vagina beberapa kali lagi. Aku hanya tersenyum saja untuk menjawab pertanyaan bu sekar.

“Kamu mau tau ga rahasia kamu masih kuat setelah garap Sekar dan Asih?" tanya Pak Simo.

“Karena di minuman kamu tadi tak tambahin susu yang diperah dari sumbernya”, tambah Pak Simo terkekeh sebelum ku sempat menerka.

“Maksudnya pak?” tanayaku heran.

“Iya diperah langsung dari tetek Sekar hahaha” ujar Pak Simo.

Hah aku bingung, bagaimana bisa wanita yang sudah lama tidak melahirkan masih punya susu. Sebelum penasaran ku terjawab, tiba tiba Bu Sekar yang duduk di kiriku langsung menyodorkan payudara kanannya di depan mukaku.

“Isep nak, diminum sampai puas”, kata Bu Sekar genit.

Aku menyedot puting kanannya dan benar saja, ada cairan yang menyemprot-nyemprot memenuhi mulutku. Aku semakin bernafsu menikmati susu langsung dari pabriknya, aku mengencangkan sedotanku. Tak lupa kumainkan lidahku berputar-putar di areolanya dan kugigit-gigit ringan putingnya. Aku menyedot payudaranya seperti anak bayi yang kehausan. Susunya memenuhi setiap rongga mulutku hingga beberapa kali aku sempat tersedak dibuatnya. Nafsuku memuncak ketika Bu Sekar mulai mengocok penisku. Tangan kiri Bu Sekar memeras payudara kirinya sehingga keluarlah susunya menyembur ke wajahku. Susu yang keluar dari kedua payudaranya sangat deras. Bosan bermain dengan payudara kanannya, kulakukan hal yang sama pada payudara kirinya.

Sambil tangannya megocok penis ku, Bu Sekar cerita bahwa minuman yang kuminum adalah air jahe yang dicampur dengan susu dari payudaranya dan susu itu diperas langsung. Sedangkan minuman yang diminum mama dan Tante Lia dicampur sperma anjing dan kuda yang dipelihara keluarga itu di belakang rumah. Minuman itu berkhasiat untuk menaikan gairah serta stamina sehingga yang meminumnya bisa tahan lama ketika melakukan persetubuhan serta mampu ejakulasi dan orgasme berkali kali. Mendengar itu aku kaget namun aku sudah masa bodoh dengan kenikmatan ini. Asih yang berusaha nimbrung hanya sempat kuremas remas payudaranya kemudian ia pergi kebelakang meninggalkan kami. Asih kembali dengan membawa suatu kendi dan menaruhnya diantara kaki mama dan Tante Lia. Asih memasukan tangannya ke kendi itu dan ketika tangan Asih keluar dari kendi, terlihat tangannya berlumur dan mengenggam suatu pasta kecoklatan yang baunya seperti jamu. Kemudian tangannya mulai menjamah kedua payudara mama. Seketika payudara mama ditutupi lumpur jamu itu. Kulihat cukup kencang Asih meremas payudara mama. Asih bahkan menarik-narik kedua puting mama dan kemudian memijatnya kembali. Asih turun ke bagian bawah mama, mengarah ke gundukan rambut kemaluan mama, tangan Asih yang masih berlumur jamu tadi masuk ke lubang vagina mama. Tidak tanggung tanggung empat jari Asih langsung masuk ke lubang tempat aku lahir dulu. Mama yang tidak siap tampak tersentak dan mengerang, namun erangannya sangat sensual. Asih memajukan mundur jemarinya di dalam vagina mama, semakin lama semakin cepat. Mama mulai meracau liar. Ketika dirasa mama akan mencapai orgasme Asih langsung menghentikan gerakan tangannya dan mencabut tangannya dari dalam lubang senggamanya. Nafas mama terengah-engah. Asih sukses menyiksa mama dengan mencegahnya untuk mendapat orgasme alias membuat mama kena tanggung. Asih berpindah ke Tante Lia dan melakukan hal sama kepada Tante Lia. Melihat perbuatan anaknya itu, Pak Simo hanya terkekeh mesum sambil terus merokok. Melihat perlakuan Asih kepada mama dan Tante Lia membuat aku tidak tahan dan menyemburkan sperma ku saat penisku dikocok Bu Sekar, hingga sperma ku muncrat mengotori wajah dan payudaranya.

Sambil berpelukan dengan Bu Sekar, aku bertanya, “Kalau yang tadi Asih kasih ke mama dan tante itu apa bu?”

Bu Sekar menjawab singkat, “Itu ramuan khusus untuk menambah kesuburan dan memperlancar air susu.”

Aku penasaran, buat apa mereka diberi ramuan untuk melancarkan ASI? Bu Sekar tiba-tiba bangkit dan mengambil ember di bawah dipan mama dan Tante Lia kemudian menyiramkan air dengan gayung yang ternyata sudah dicampur kembang ke tubuh dua wanita malang itu. Bu Sekar membersihkan payudara dan vagina mereka hingga bersih yang sebelumnya dilumuri suatu ramuan jamu. Tak lupa Bu Sekar mengeringkan badan mereka dengan kain kemben yang tadi mereka pakai.

“Sekarang permainan selanjutnya”, ujar Pak Simo tiba tiba memecah keheningan.

Aku diam mendengarkan sambil tetap menyaksikan pemandangan indah mama dan tanteku di depan pandanganku.

”Kamu harus menyetubuhi dua perempuan di depan”, ujarnya lagi membuatku terkejut.

“Ttt tapi gak mungkin pak, mereka ibu dan tante saya”, jawabku.

”Hmmm…tapi kenapa kontolmu bisa ngaceng seperti itu? Saya tahu, sampeyan juga terangsang kan melihat tubuh ibu dan tante sampeyan? Dari tadi kamu juga ngecrot karena saya cabulin dua lonte ini. Kamu juga manggil-manggil ibu sampeyan kan? Hmmm…saya tahu sampeyan takut. Jangan khawatir, mereka akan aku bikin tidak sadar, mereka pikir kamu adalah aku”, ujarnya. Lalu ia menghembuskan asap rokok ke arah mama dan tante.

Bu Sekar mendekatiku, tangannya meraih penisku lalu ia mengelus-elusnya dan membisikan pesan untuk memanas-manasiku, “Mama dan tante kamu minta dipuasin… Sekarang kontolmu bisa masuk ke memek pertamamu… yang berhak melepas keperjakaan kontol anaknya adalah ibunya sendiri….”

Mendengarnya aku jadi tahu kenapa aku tadi tidak diizinkan untuk memasukan penisku ke dalam lubang kenikmatan ibu-anak tadi. Lantas perang batin ku memuncak.

“Sekarang lakukan”, perintah Pak Simo saat didalam hatiku masih terjadi perang besar yang berkecamuk.

”Bb..benar nih pak?”, tanyaku masih ragu.

Ia mengangguk meyakinkanku. Dengan gemetar aku berjalan ke arah dipan dimana mama dan tante yang kini terbaring telentang menengadah. Tubuh bugil mereka masih bermandikan keringat, dan nafas mereka teratur naik turun membawa serta dua gunung kembar masing-masing. Mata mereka terpejam dengan bibir tersungging senyum. Mataku nanar menyaksikan lubang vagina mama yang masih merekah setengah terbuka akibat masuknya benda oversize tadi, juga demikian halnya dengan vagina Tante Lia. Ku tatap Pak Simo, ia kembali mengangguk. Aku gemetar menyentuh bibir vagina mama dan Tante Lia bergantian, bingung menentukan mana yang harus kusetubuhi lebih dulu. Setelah menimbang sekian detik dan mengingat pesan Bu Sekar, kuputuskan untuk lebih dulu ngentot mama, aku penasaran ingin mencicipi liang dimana aku dulu lahir. Sebelum menikmati vagina mama, tentu saja aku ingin menikmati payudaranya terlebih dahulu. Aku berpikir bahwa payudara mama terlihat lebih besar setelah dipijat Asih jika dibandingkan ketika ku lihat payudaranya saat Pak Simo melucuti kemben mama. Daerah areola dan putingnya juga ikut membesar dan mengeras bagai butiran mutiara kecoklatan. Tanganku mulai menjamah payudara mama, meremasnya, memainkan putingnya dan segera kuhisap puting itu seperti aku melakukannya waktu kecil dulu. Dan rasa penasaranku terjawab ketika ada semburan yang keluar dari puting payudara mama di mulutku. Segera aku sadar itulah susu yang keluar dari payudara mama. Bu Sekar hanya senyum senyum saja melihat tingkahku. Mungkin ramuan itulah yang menyebabkan Bu Sekar juga menghasilkan susu dari payudaranya. Saat kuhisap puting kanan mama, kuremas payudara mama yang satunya lagi. Tapi kini aku mulai kreatif, kumainkan bibir vagina mama dan klitorisnya yang sudah basah dengan tanganku yang satunya. Kini semburan susunya semakin deras seiring semakin liar permainan tanganku di vaginanya, sementara mulutku masih hinggap di payudaranya.

[HIDE] [/HIDE]

Puas ku bernostalgia dengan susu mama, dengan segera aku mengangkangkan kaki mama dan kudekatkan kepalaku di selangkangannya. Aku mulai dengan membuka bibir vagina mama dengan jari-jariku. Sejujurnya aku sangat penasaran bagaimana tampak dalam vagina wanita yang melahirkanku ini. Aku sadar bahwa lubang yang ada di depan mataku adalah lubang dimana aku pernah dilahirkan ke dunia dari rahim seorang ibu 18 tahun lalu, yang sekarang aku akan kembali ke lubang itu untuk menodai kehormatan ibu kandungku. Kemudian aku mulai mengorek-ngorek lubang vagina mama dan memainkan klitorisnya dengan tiga jariku. Tak sabar, aku mulai menjilat mulut dan liang vagina mama dengan rakus. Mama mulai menjerit kenikmatan. Aku semakin leluasa memainkan jemariku di liang vaginanya. Aku sangat menikmati rasa dan aroma vagina mama. Aku mengorek dan menghisap vaginanya selama sekitar 15 menit hingga mama mencapai orgasme dan menyemburkan cairan kewanitaannya di wajahku. Tangannya mencengkeram kuat kepalaku, membenamkan wajahku pada belahan vaginanya yang berkedut-kedut hebat sambil menggelinjang hebat kesana kemari. Perlahan kucabut jariku dari dalam vaginanya, meninggalkan vagina mama yang masih berkedut. Dapat kudengar nafas mama yang terengah-engah. Ingin sebenarnya aku merasakan permainan oralnya, tetapi aku sudah begitu bernafsu untuk langsung mengentotnya. Kusempatkan dulu mencium bibir mama kemudian melumatnya dengan lidahku sebelum mengentotnya.

Kemudian aku mulai mengambil ancang-ancang untuk memasukan penis ku ke lubang senggamanya. Aku menyuruh mama membuka selangkangannya dan kuangkat kedua kakinya hingga tumitnya berada di pundakku. Kutahan pahanya dengan menggunakan pinggulku sedangkan kedua tanganku meraih tangan mama. Kemudian dengan segera aku jongkok di antara dua paha mama, mengarahkan kepala jamur ungu merapat bibir liang senggama mama. Aku menyaksikan dengan antusias bahwa keperjakaanku akhirnya pecah malam ini… you know… dalam artian bukan hanya sekedar masturbasi. Ditambah kenyataan bahwa keperjakaanku ternyata direnggut oleh mamaku sendiri, wanita yang telah melahirkan dan membesarkanku selama ini. Dan bless… secara tersendat akhirnya aku resmi menodai kehormatan mama, penisku ambles ditelan liang kewanitaan wanita malang bernama Linda, ibu kandungku sendiri. Beberapa jam yang lalu, mamaku yang malang kehormatannya baru saja dinodai oleh laki-laki tua yang baru dikenal, sekarang dinodai kembali oleh anaknya, darah dagingnya sendiri. Secara perlahan tapi pasti aku kembali masuk ke lubang itu sebagai anak yang cabul dan durhaka, setelah 18 tahun yang lalu aku pernah lahir ke dunia dari lubang yang sama. Uuh... dulu aku pernah muat untuk keluar dari lubang ini dan kini malah hanya batang kejantananku saja yang bisa masuk. Kugenjot mama perlahan-lahan. Perasaan nikmat diremas rongga kemaluan yang hangat, basah, dan sempit menjalari sekujur tonggak kemaluanku dan sinyal-sinyalnya dikirim ke seluruh tubuhku. Aku menghayati kedutan demi kedutan liang vagina mama di sekujur batang penisku. Ia merintih-rintih pelan menikmati masuknya benda asing di dalam vaginanya. Tubuh sintalnya mulai kupompa keras sehingga dipan itu berderit-derit. Bunyi kecipak adu kelamin ibu-anak menambah suasana erotis malam itu. Genjotanku membuat kedua payudara montoknya bergoyang-goyang naik-turun dengan indah. Payudaranya yang berguncang keras mengundangku untuk menangkap dan meremas-remasnya. Bulir-bulir keringat mulai muncul di permukaan kulit kami berdua, suasana dingin malam itu menjadi hangat.

[HIDE] [/HIDE]

“Ooohh…puaskan aku lagi pak… buat aku hamil…ahhs...”, desis mama.

Tadinya aku terkejut, tapi melihat tatapan matanya yang kosong seolah tak mengenali diriku membuatku sedikit tenang, dan aku mulai mengayun-ayunkan kembali pantatku. Sensasinya sungguh sulit digambarkan kata-kata. Kedutan dan kehangatan dinding vagina mama membuatku keenakan dan mempercepat genjotanku.

“Mamaaa… Rendy suka memek mama… Rendy mau hamilin mama…” desisku sambil mempercepat laju genjotanku. Fantasiku bergejolak hingga aku meracau tak masuk akal.

Tanganku kembali menjamah payudara mama dan setiap kali kuremas payudaranya, susu dari payudara mama akan menyembur keluar. Dengan senang hati aku menangkap semburan itu dengan mulutku dan meminumnya. Aku kemudian rebah di atas tubuh mama, menciumi ketiaknya, menghirup dalam-dalam aroma parfum bercampur keringat bau khas wanita, pheromone, aroma khas buat penarik pasangan. Mama terus merintih-rintih lewat bibirnya yang setengah terbuka, membuatku gemas ingin segera melumatnya. Kini lidah kami saling membelit, tapi tanganku seperti punya kreatifitas sendiri kini meremas-remas payudara Tante Lia yang terbaring di sisi mama. Sama seperti mama, payudara tante juga terlihat membesar dan lebih kencang serta bisa menyemburkan susu dari payudaranya. Dan akhirnya ganti kulumat bibir Tante Lia sambil terus menusuk-nusukan batang kejantananku dalam vagina mama. Ruangan itu diramaikan kembali rintihan manja dua wanita kakak-beradik yang aku cabuli. Akhirnya mama kembali orgasme. Kuhentikan sejenak genjotanku, kunikmati setiap kedutan vaginanya pada batang penisku yang masih terbenam kuat. Kutahan-tahan nafsuku agar tidak cepat ejakulasi, karena masih ada satu wanita lagi untuk dieksekusi.

Puas mencicipi rongga kelamin tempat aku lahir, aku beringsut ganti mencoba mencicipi liang di mana 2 orang sepupuku lahir dari situ. Sebenarnya aku punya ide yaitu ngentot dengan Tante Lia yang sedang memakai hijab, tetapi sekarang aku tidak punya waktu untuk memakaikannya karena aku sedang sangat bernafsu. Akhirnya, Tante Lia yang sedang telentang segera kubuka selangkangannya. Kumainkan lubang senggamanya dengan tiga jariku untuk mengorek-ngorek isi vaginanya. Tak lupa kumainkan klitorisnya dengan lidahku. Semetara tanganku yang satunya lagi dengan kreatif mulai meremas-remas dan memilin payudara tante yang semakin membesar. Erangan Tante Lia yang lebih liar dari mama membuatku mempercepat kocokan jemariku dan juga permainan lidahku di vaginanya. Semakin lama, terdengar suara kecipak yang makin keras setiap kali mengocok vaginanya. Jemariku terasa sangat basah di dalam vaginanya. Aku semakin mempercepat kocokanku, sementara Tante Lia sibuk meracau. Tangannya mencengkeram kuat kepalaku, membenamkan wajahku pada belahan vaginanya yang berkedut-kedut hebat sambil menggelinjang kesana kemari. Hingga pada akhirnya erangan Tante Lia mecapai klimaks, tubuhnya melengkung keatas, tanda mendapat orgasme. Aku segera mencabut tanganku dengan kasar, dan dari dalam vaginanya muncratlah cairan kewanitaan yang amat derasnya membasahi wajahku. Aku kaget dengan semburan squirt yang amat hebat itu. Kuhabiskan cairan yang bercita rasa asin itu, yang mengotori wajahku serta menggenangi dipan. Tak lupa juga kuhisap habis sisa-sisa cairan kewanitaan itu di dalam dan mulut vaginanya.

[HIDE] [/HIDE]

Kemudian aku telentang diantara mama dan Tante Lia dan kusuruh Tante Lia berjongkok di atas penisku. Dengan penuh perhatian Tante Lia mengangkangkan kakinya lebar-lebar di atas pahaku agar aku lebih leluasa menusukan penisku ke dalam lubang senggamanya. Kuturunkan perlahan tubuhnya dan Tante Lia yang masih dalam pengaruh hipnotis mengarahkan penisku ke lubang vagina tembemnya. Dan…jlebb… masuklah seluruh batang penisku ke liang vaginanya hingga pangkal penisku tenggelam. Kunodai juga kehormatan adik mamaku ini. Dapat kurasakan mulut rahim Tante Lia di ujung kepala penisku. Vagina tante rasanya sedikit lebih sempit dari punya mama, mungkin meski sudah dua kali bersalin, kedua persalinannya menggunakan metode operasi caesar sehingga secara teknis kedua sepupuku itu tidak keluar melalui lubang vagina mamanya. Kugenjot Tante Lia dari bawah dengan membabi buta. Tante kembali ribut merintih.

“Aaah.. aahh.. terus pak, hamili pelacurmu pak aaah… aku haus kontol pak…” desah tante.

Goyangan naik-turun payudaranya sungguh liar, gondal-gandul sangat indah. Kumainkan daerah di sekitar putingnya. Setiap kali ku remas payudaranya maka muncratlah ASI dari putingnya. Kini aku menarik punggung tante hingga rebah diatasku, sehingga perut kami saling menempel, sementara payudaranya hinggap di mulutku. Aku menghisap kedua payudara oversize itu bergantian. Tak lupa kugigit-gigit puting mutiaranya dan kumainkan lidahku berputar-putar disekeliling areola coklatnya itu. Tentu saja dengan cepat mulutku dipenuhi ASI Tante Lia yang dari tadi muncrat di dalam mulutku. Sekarang bibir kami saling berpagutan, lidah kami saling membelit. Aku semakin mempercepat goyanganku. Lama kelamaan payudaranya mengeluarkan ASI dengan sendirinya walau tidak kumainkan. Aku menghentikan genjotanku, tetapi sekarang Tante Lia lah yang menggenjot dengan binalnya. Desahan penuh nafsu tante mengalahkan suara hujan di luar. Dan seperti tadi, bergantian aku lumat bibir tante dan mama, demikian juga payudara montok masing-masing, bergantian aku jamah. Aku yang tengah mabuk dalam kekuasaan kini menginginkan penisku dihisap kedua wanita itu.

[HIDE][/HIDE]

“Linda, duduk” dengan gilanya aku menodai kehormatan mama dengan hanya memanggil nama mama. Aku seperti sudah kehilangan akal sehat. “Ayo diisep” kataku sambil menyodorkan penisku ke mulutnya.

Mama memasukan penisku yang berkilat karena lendir vagina saudaranya sendiri ke dalam mulutnya dan dengan segera mama menggerakan maju-mundur kepalanya. Permainan lidahnya membuat nafsuku memuncak. Tatapan matanya yang kosong tapi terbakar nafsu menimbulkan kesan nakal. Aku berusaha sekuat tenaga untuk tidak ejakulasi dulu.

“Ahh.. Lindaaa… terus emut kontol anakmu, Lindaaa…”, racauku.

[HIDE][/HIDE]

Selain itu aku juga memainkan penisku di wajah mama dengan menyapu bersih seluruh permukaan wajah mama dengan penisku yang berkilat-kilat ini setelah dikulum mama. Yang membuatku semakin bernafsu adalah memikirkan bahwa bagian tubuhku yang hina dan mengeluarkan kotoran, yaitu penisku, kini bisa bermain-main di wajah seorang wanita yang merupakan ibu kandungnya. Tak lupa kupukul-pukulkan batang penisku ke wajah mama. Sementara itu tante tanpa dikomando mulai menghisap dan meremas payudara mama yang asik bermain dengan penisku, sementara jarinya masuk mengorek vagina saudaranya. Diserangnya mulut, vagina, dan payudaranya sekaligus, membuat mama seperti meracau seperti cacing kepanasan. Kemudian mama mendapat orgasme ketiganya bersamaku. Cairan kewanitaannya menyembur kemana mana membasahi dipan termasuk membasahi tubuh adiknya. Tentu saja Tante Lia adalah korbanku yang selanjutnya. Aku melepaskan penisku dari kuluman mama dan turun dari dipan lalu memutari dipan itu ke arah belakang kepala tante. Aku merebahkan tubuh Tante Lia dan menarik kepalanya kearahku hingga kepalanya menjuntai melewati tepi dipan.

[HIDE][/HIDE]

“Ahh.. Tante Liaaa… sedot terus kontol Rendy”, sambil kumasukan penisku ke mulutnya dan menggenjotnya seperti layaknya ngentot dengan vagina. Tak lupa juga kuraih payudara besar penuh susu itu dan kupilin putingnya.

Mama tanpa dikomando berpindah posisi mendekati selangkangan tante, kemudian ia menjilat dan menghisap vagina tante yang sedang aku genjot kepalanya. Tante kelabakan dengan permain mama di vaginanya dan permainanku di payudara dan mulutnya. Tante Lia juga mendapat orgasme keduanya bersamaku, kali ini cairan kewanitaannya menyembur wajah kakaknya. Cairan kewanitaan Tante Lia yang menggenangi dipan dan mengotori habis wajah mama ditandas habis oleh mama. Derit derit dipan reyot ini meramaikan suasana magis malam itu. Bosan di posisi ini, aku ingin mencicipi tubuh seksi mereka dari belakang.

“Ayo nunging”, bisikku pada tante dan mama.

Bagai kerbau dicucuk hidung, mereka dengan gemulai mulai ambil posisi nungging. Dua susu montok mereka bergelayutan indah. Keindahan pantat-pantat menonjol mereka luar biasa, membuatku tak menahan diri untuk meremas-remasnya dan mengigitinya hingga mereka meringis. Anus-anus mereka juga begitu mengoda untuk digarap, namun rekahan bibir vagina jauh lebih menarik, pikirku. Dan kali ini secara bergantian ku entot dengan brutal ibu kandung dan tanteku dari belakang. Kupompa keras-keras mereka dari belakang. Permainan kami kembali membuat dipan reot ini berderit-derit. Jika penisku berganti sasaran, maka tugas memuaskan lubang vagina wanita itu segera digantikan jemariku, persis seperti yang dilakukan Pak Simo terhadap keduanya tadi. Aku disuguhkan pemandangan dua pasang payudara yang menggantung indah, benar-benar seperti sapi perah. Kutangkap payudaranya dari belakang dan kuremas-remas hingga mengeluarkan ASI dengan deras. Keringat kami kembali berceceran. Entah karena sudah beberapa kali ejakulasi, kali ini aku cukup lama bertahan hingga mampu menghasilkan kembali jeritan kepuasan dari mulut mama dan Tante Lia. Dan setelah sekian menit kemudian kurasakan biji pelirku mulai kaku, tanda sesaat lagi aku akan ejakulasi. Agak sedikit bingung memutuskan di vagina siapa aku harus ejakulasi, namun tepat ketika giliran mama yang kusetubuhi, aku tak mampu lagi menahan. Aku segera membalikan tubuh mama dan mengangkangkan kakinya. Kutusukan kembali batang kejantananku dalam-dalam, aku kembali rebah diatas tubuhnya, perut bertemu perut, bibir bertemu bibir, kedua tanganku memeluk lehernya sementara kedua tangannya memeluk erat pinggulku… dan… ssrrt…srrrt..srrt. Semburan benih calon cucunya membanjiri rahim dimana 9 bulan aku pernah bersemayam di dalamnya, bersamaan dengan mama yang juga merintih setengah teriak karena kembali mendapat orgasme. Susu dari payudaranya juga muncrat sendiri saat ia orgasme.

“Mamaaaa… Rendy keluaaar… ahhh…Linda….”, desisku tanpa sadar memanggilnya di lehernya sambil ku memeluknya.

[HIDE] [/HIDE]

Hari ini resmi sudah kubuahi ibu kandungku sendiri. Persetubuhan haram malam ini adalah sebuah hubungan yang sangat intim nan erotis antara ibu dan anak. Untunglah ia masih dalam pengaruh Pak Simo sehingga ia tidak berontak. Ingin aku berlama-lama mendekam dalam lubang vagina mama untuk menikmati hangatnya vagina mama yang masih berkedut, tapi penisku telah mengerut, hingga akhirnya kucabut dan kutinggalkan tubuh mama yang segera rebah telentang. Dari dalam vaginanya mengalir air maniku yang tidak sebanyak milik Pak Simo, mengalir ke pangkal pahanya. Sperma yang biasanya kental menjadi cair karena tercampur cairan kewanitaan mama.

Tentu saja tak perlu waktu lama bagi penisku yang telah mengerut menjadi tegang lagi. Aku mendekat ke Tante Lia yang masih setia menungging disamping kami, kugesekan penisku di antara lipatan vagina dan pantatnya. Tante Lia mendesis kegelian. Langsung kuterobos lubang senggamanya, kutusuk dalam-dalam hingga aku bisa merasakan mulut rahimnya. Kutepuk-tepuk pantatnya. Plak… Plak… Plak… Kali ini payudaranya yang bergoyang goyang, memuncratkan ASI dengan sendirinya tanpa kuperah. Kutempelkan perutku ke punggungnya sehingga dengan leluasa aku menangkap payudaranya, putingnya kumainkan dengan jemariku. Bunyi kecipak antara paha dengan pantat memenuhi gubuk bambu ini. Sekian menit berlalu, aku merasa ingin mengeluarkan air maniku, dan tentu saja yang berhak menerima benihku kali ini adalah Tante Lia, ibu dari dua sepupuku dan crot… crot… crot….

“Lia… Rendy keluaaar…… ohhh….”, racauku.

[HIDE] [/HIDE]

Kutembakan sperma tepat didepan mulut rahimnya. Tante Lia juga mendapat orgasme disaat yang bersamaan. Remasan vaginanya saat orgasme seirama dengan kedutan penisku juga, sungguh nikmat sekali. Kutunggu hingga tetesan terakhir spermaku keluar dari penisku hingga kemudian kucabut karena penisku mulai mengerut. Air maniku yang bercampur cairan orgasmenya mengalir keluar dari rekahan bibir vaginanya. Aku terduduk kelelahan di dipan, memandangi dua wanita cantik yang baru kusetubuhi tadi.


To be continued....
 
Terakhir diubah:
Petualangan Rendy dengan mama dan tantenya belum berakhir... Nantikan kelanjutannya, yang pasti hubungan mereka semakin liar.
 
Mantap hu updatenya, ditunggu kelanjutannya dari cerita remake nya
 
Ditunggu kelanjutannya suhu..
Berharap Rendi exe Sekar sama asih juga, Sblum pulang ke kota Rendi dikasih resep memperbesar konto* dr mbah Simo buat bekal petualangannya di kota nanti;)
 
Mantap update ny gan, bakalan bunting dah tu mama sama tante ny. Di tunggu next ny gan..
 
Buat temennya rendy juga bisa entotin bu Linda, pasti mantep tuh
 
mantaf updatenya suhu...
btw, cerita aslinya ada ya hu di forum tercinta ini?
 
Nubie iseng nanya, sampe disini menurut suhu-suhu best momentnya pas scene apa? Yang paling bikin suhu:tegang:
"Sementara itu, masih terdengar sisa-sisa rintihan dan erangan penuh nafsu dari mulut sensual mama dan Tante Lia"
 
Status
Please reply by conversation.
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd