Agen Terpercaya   Advertise
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Pengalamanku Sebagai Seorang Mentor

Lanjut ,,,, banyakin daun muda nya gan,,,tp yg lama juga jgn dilupain
 
Part 6


Hari Senin. Masih didalam masa ospek namun hari ini tidak ada tugas akan dibebankan, karena para mahasiswa baru diajak oleh para mentor untuk mengelilingi kampus dan melihat lihat seluruh fasilitas yang dimiliki oleh kampus itu sendiri.

Kampus kami memang memiliki banyak sekali fasilitas, dari banyaknya ruang kelas, lalu ada ruang IT, kantor para dosen, ruang administrasi, laboratorium computer, akuntansi, Kantin, UKS, Fasilitator sampai ke tempat-tempat olahraga seperti lapangan basket, lapangan tennis, badminton, futsal dan juga kolam renang sekolah yang posisinya Indoor di lantai 10 bersebelahan dengan gudang sekolah yang isinya adalah peralatan dari olahraga basket, futsal maupun olahraga lainnya. Namun keadaan tempat tempat olahraga pada sekarang ini sangat sepi. Ya karena belum ada mahasiswa yang masuk ke kampus selain mahasiswa baru ini.

“Gais, okey sekarang kita sampai di ruang laboratorium akuntansi, Jadi disini bagi kalian kalau sedang mata pelajaran akuntansi dan membutuhkan excel, maka kelas kalian kemungkinan akan dipindahkan ke sini” Ujarku menerangkan kepada kelompok ini.

“Kak Perpustakaan kampus ini katanya bagus? Dimana ya kak?” Tanya Gita

“Oiya perpustakaan! Okey kita kesana sekarang yuk”

------------------------------------------------------------ ---------- ------------------------------------------------------------------

“Yak kita sudah sampai di perpustakaan, namun tidak sembarang orang boleh masuk ini. Jadi kalian harus bawa kartu identitas mahasiswa untuk masuk sini. Dan tidak boleh berisik ya.”

“Okey kak! “ Ucap mereka serempak

“Lalu disini perpustakaan ada 3 bagian, bagian A isinya buku buku untuk bisnis dan disana ada kursi-kursi untuk kegiatan meeting kelompok, ada fasilitas computer juga sebagai penunjang kalian belajar, Lalu di bagian B, itu untuk buku buku science dan penelitian, sama seperti bagian A, ada computer dan kursi juga. Sedangkan bagian C ada di lantai 2. Adalah buku buku yang sudah jarang dibaca seperti buku buku fiksi kuno, yearbook angkatan dan.. apa lagi ya.. kurang tau deh. Kakak jarang kesana, bagian C sepi sekali.”

“Tapi itu ada orang tuh kak!” Tunjuk Ibel yang sedari tadi mengintip ke bagian C

“Hahahah mungkin itu hantu” ucap ku asal. Habisnya aku tidak melihat siapa siapa disana. Hahaha

Kriiiiiiiiiiiiiiiiiiing Kriiing

“Okeeey, kalian boleh bebas. Jangan lupa makan, nanti 2 jam lagi, kita akan melanjutkan mengekspos kampus ini”

“Buseeet ekspos bahasanya, wkwkwkw” celetuk Adit



“Hari ini, Jessica diam sekali. Apa aku salah? Tapi dia juga menerima setiap rangsangan yang aku berikan waktu itu. Ah sudahlah, mungkin dia sedang dalam masalah.” Batinku


Namun

Siapa yang tadi ada bagian C perpustakaan? Setauku, bagian tersebut sangatlah sepi, sehingga tidak mungkin ada yang mau kesana. Buku bukunya pun juga sudah usang. Itu tempat seperti gudang di perpustakaan.

Rasa keingintahuanku memuncak hingga pada titik tertinggi. Aku mencoba naik ke lantai 2. Di lantai 2 pun juga minim akan lampu. Hanya jendela yang dibuka dan sinar matahari menembus untuk mengisi terang di ruangan tersebut.

BRUUUGH

Aku menoleh ke arah sumber suara. Suara buku jatuh, aku yakin itu. Apakah kucing? Tapi di perpustakaan tidak mungkin ada hewan peliharaan. Kumulai mendekati sumber suara, namun masih tidak dapat melihat apa-apa akibat tertutup lemari buku.

“Halo!”

Sontak aku loncat kaget, ada buku berbicara padaku. Nyaris aku pingsan. Namun tiba tiba kudengar suara itu lagi. Suara seorang gadis, dan kalu dari suaranya terdengar sangat manis.

“Sini, jangan takut, aku kesepian”

Bodohnya diriku. Bukan buku usang yang sedang berbicara padaku, namun seorang gadis kecil di balik buku buku usang tersebut. Huaaaaaa aku melongo melihat tempat tersebut. Gadis itu menghiasi ruangan ini dengan meja, termos yang kutebak isinya teh. Dan buku buku yang ada disekitar gadis itu terlihat bersih. “Mungkin gadis ini yang merapikan segalanya” batinku

“Kamu siapa?” Tanyaku

“Kamu tidak tahu aku? Aku seangkatan kamu” Ucapnya sambil menjulurkan tangannya sambil berkata “Amel!”

“Amel? Aku ( Isi sendiri ) “ kujabat tangannya, tangannya sangat dingin, apakah dia memang benar benar hantu?

Ah konyol, mana ada hantu .


“Tempat usang ini, kenapa menjadi begitu berwarna?”

“Aku suka buku buku disini, Aku tidak mau ingatanku terkubur oleh debu, Coba lihat ini, banyak sekali buku yang menyenangkan, ada buku Perang Dunia 1 dan 2, ada buku tentang kehebatan Jendral Soedirman dan masih banyak lagi. Oh ini favoritku, buku mantra untuk orang yang selalu sendiri, mau mencobanya”

“Tidak! Aku tidak percaya akan hal itu. Atau mungkin amel pernah mencobanya?”

“Aku tidak pernah mencobanya” Jawab Amel lesu.

Mungkinkah dia sedih atas jawabanku?

Bodohnya aku, baru saja bertemu sudah membuat gadis ini sedih. Lagipula aku tidak ada kerjaan, ada baiknya untuk mencobanya , sembari menunggu anak mahasiswa baru mengelilingi kampus ini lagi.

“Hahaha, Okey, mari kita coba”

“Yey”

------------ --------------------- -------------- -------------- ----------------- ------------------- ----------------- ----------------- --

“Okey, pertama-tama Silangkan tanganmu, Taruh telunjukmu di pelipis lalu ucapkan Kosong,Kosong,Satu- Kosong Kosong Dua- dan terakhir Kosong kosong Tiga”

Kuikuti setiap ucapan wanita ini, sejujurnya aku tidak mungkin percaya. Hahaha, dasar gadis ini. Sudah dewasa namun masih berfikir layaknya remaja SMP. Hahaha

“Sudah? Lalu pikirkan dalam hati gadis yang kamu sukai”

“Hahhh? Apa yang akan terjadi?”

“Sudah pikirkan saja dahulu.” Senyum gadis ini

Siapa gadis yang kusuka? Rasanya tidak ada. Hahah. Namun mengingat seks ku. Rasanya aku ingin dapat berbicara dengan Jesselyn lagi. Rasanya dia adalah orang yang pertama ngajak aku ngobrol. Ah dia saja sudah. Jesselyn saja, toh ini permainan anak kecil. Hahaha

“Sudah belum? Cewek yang kamu suka banyak ya?” Ucap Amel jahil

“Ya sudah. Apa yang akan terjadi?”
“Hmm mari kita lihat, disini dikatakan, dengan mengikuti setiap step yang diberikan, maka anda dengan pasangan anda akan terkunci di ruangan hingga keesokan paginya”

“Buset, mana ada mantra sehebat itu? Kamu benar benar aneh”

Gadis ini unik, bukan bukan, justru aneh. Tapi dia sangat baik, setidaknya dia mau mengajak ku ngobrol. Yasudahlah gapapa, toh permainan ini paling dibuat buat mengelabui anak kecil.

“Yasudah Mel, makasih sudah menemaniku mengobrol, Apa kamu sering disini?”

“Setiap hari aku disini, kemarilah kalau kamu senggang, aku akan memasakan teh untukmu”

“terimakasih, Bye!”

“Bye” Ujar Amel sekaligus menyudahi pembicaraan ini.


Sudah berakhir jam istirahat, aku berserta anak mahasiswa baru melanjutkan perjalanan kami mengelilingi kampus.

“Okey, sudah semua ya” Ucapku lelah. Kulihat jamtanganku, dan terlihat sudah jam setengah 5 sore lebih sedikit.

“Kak, ruang olahraga ga ada?”
“Sudah kan? Tadi lapangan basket dan futsal? Oiya kalau untuk bola bolanya nanti ditaruh di gudang di lantai 10. Oiya, ada kolam berenang. Mau lihat? Engga juga gapapa kok, kalian bisa beristirahat disana.”

“Tidak terimakasih kak” Kata adik adikku yang cowok

“Kak boleh kita lihat bentar, aku juga belum dijemput” Ucap yang wanita wanita.

“Oh boleh, tapi gak ada apa-apa disana. Gapapa?”

“Yuk gapapa”


Di lantai 10 Hanya ada aku Gita, Rosa dan Jesselyn. Dimulai di ruangan gudang, namun hanya sebentar, karena debu dan masih banyak lagi.

“Eh kok ada piala disitu” Ucap Rosa sambil menunjuk piala itu. Rosa mendekati piala itu. Cukup cepat, tanpa melihat bahwa kakinya menendang meja. Membuat dirinya terjatuh bersamaan dengan barang barang yang ada di meja itu. Kakinya terluka. Peristiwa itu berjalan sangat cepat. Sontak kami kaget melihatnya.

“Dia butuh dibalut” Teriak Jesselyn. Langsung Jesselyn berlari mencari obat.

“Tunggu Jesselyn!” Sahutku, aku yakin dirinya tidak tahu bahwa ada kotak P3K di kolam renang. “ ikut aku Jes, disini ada obatnya”

“Itu dia.” Kutunjuk kotak P3K yang berada di ujung ruangan itu. Kami berlari sekuat tenaga ke sana. Namun

CKLEKKK.

“Lho. Aduh aku lupa mengunci ruangan ini, aduh semoga ga ketahuan deh aku telat menguncinya” Ucap seorang satpam dari luar. Membuat aku dan Jesselyn melongo melihat kejadian ini. Kami berlari menggedor gedor pintu tersebut agar satpam itu mendengar, namun satpam itu sudah pergi jauh. Tidak seorangpun mendengar kami. Tidak ada seorangpun.


Sore hari itu, kulihat sudah jam 6 sore. Mungkin Rosa sudah mendapatkan obatnya. Aku Jesselyn, terkunci di kolam renang. Ku taruh kakiku kekolam untuk menyegarkan kakiku.

Sedangkan Jesselyn. Duduh jauh dibelakangku. Kami terdiam seribu bahasa, seakan tidak ada yang mencoba mencairkan suasana.

“Kemarilah Jesselyn, Aku minta maaf atas peristiwa itu”

Jesselyn tidak menolak, ia taruh kakinya sama sepertiku. Merasakan kesegaran air dari kolam renang ini.

Kami bercanda terus. Menceritakan kegiatan pada hari ini, hingga aku teringat oleh mantra yang kucoba di ruang perpus. Peristiwa itu membuatku pucat, seakan tidak percaya mantra itu bekerja.

“AKU MINTA MAAF!” Aku berteriak tepat disebelah Jesselyn

“Untuk apa?”

“Karena Aku, kita berdua terkunci disini”


“Hah? Jangan Bilang, kamu yang melakukan ini semua. ?!” Jesselyn kaget mendengarucapanku, sontak dia mundur beberapa langkah. Bruuuugh!, Ia terpleset karena ia menginjak lantai yang licin.

Ia terjatuh, membuat kancing kemejanya beberapa copot sehingga menunjukka belahan dadanya. OMG, terasa sempit celanaku. Melihat pemandangan seperti ini lagi. Badannya bagus sekali, Pahanya sedikit terpampang akibat roknya tersingkap ke atas. Sepertinya, penisku rasanya ingin mencuat keluar.

“Tidak boleh” Ucap Jesselyn.

“Tidak-tidak, aku tidak akan apa apain kamu. Maksud aku minta maaf tuh….”

“Aku kan tidak berpacaran denganmu , Tidakk boleh.”

“Aduuh Dengerin aku dulu” Ucapku mulai jengkel.

“Namun selain itu, Tentu saja aku mengerti, Kakak kan laki laki, jadi pasti tertarik dengan hal seperti ini” Ucap Jesselyn. Dia juga mulai sedikit berani, dia melanjutkan membuka kancing bajunya. Hingga semakin terpampang jelas payudara yang masih ditutupi BH berwarna putih itu.

“Tunggu Tunggu!!, Dengerin aku dulu”

“Kakak benar, perasaan juga harus diperhatikan, aku tidak mungkin mengkhianati, kalau aku juga menyukai kakak”

“Haaa?” Aku kaget mendengarnya.

Jesselyn mendekatiku. Ia merangkak layaknya Bayi, Meski ia masih mengenakan kemejanya. Namun Kancing yang sudah ia copot membuatku dapat menikmati payudaranya bergerak kesana kemari disaat ia mulai mendekatiku. Tangannya sudah didepan kontolku. Ia mengelus elus kontolku. Membuatku merem, meresakan nikmat ini. Ouhhhhh

“INI SEMUA KARENA MANTRA ITU!”

“hah?” Jesselyn menghentikan pekerjaannya. Tangannya dilepasnya dari celanaku. Namun sudah sampai sini, aku sudah begitu senangnya. Nikmat sekali.

“Lupakan, aku menyukaimu Jesselyn, “ucapku sambil mengelus pipinya. Ia menatapku penuh arti . Dia lalu melanjutkan membuka celanaku beserta celana dalamku dan diturunkannya hingga ke mata kaki. Betapa kagetnya Batangku mencuat tepat di kedua matanya.

“Tidak kusangka sebesar ini” Ucapnya tanpa sadar. Mendengar itu, aku tersenyum mendengar ia memuji batangku.

OUHHHHHH. Dikulumnya kontolku, senti demi senti kurasakan lidahnya mulai mengobrak abrik penisku, Kepala penisku dijilatnya. Hingga mulai memerah. Aku tidak mau cepat cepat keluar.

Aku mengangkap kepalanya, agar ia dapat melihat wajaku. Entahlah, Aku seperti kerasukan, aku mendekatkan bibirku ke bibirnya. Perlahan, aku dapat merasakan wangi nafasnya. Mmmmmmhh. Matanya terpejam, Namun Bibirnya tak bergerak sedikitpun. Aku dan memagut bibirnya, hanya menciumi bibirnya. Cukup lama , hingga kami berdua terpejam menikmati nafsu yang kian berado. Nafas kami bersautan sedikit lebih cepat.

Mmmmmmmuhhhh Mmmmuuuuuuchhh Aku menciumnya lebih ganas, Memeluknya erat, serta menyenderkan tubuhnya ke bangku kayu yang ada di kolam renang tersebut. Aku menempelkan kontolku yang sedari tadi menegang menempel di celaana dalamnya. Memberikan tekanan agar sampai ke memeknya Aku raih kaitan behanya, dan dengan sekali sentakan. Aku dapat melihat kedua gunung indah yang mengeras dan mengenai dadaku.

Kuciumi lehernya. Hingga di dadanya. Kuciumi payudara kanannya .Putingnya sesekali kugigit dan dia meringis kecil. Kuciumi lagi. Sekaligus tanganku melepaskan celana dalamnya

Ku buka kakinya lebar lebar. Tidak ada rasa penolakaan dari Jesselyn . Aku ciumi memeknya. Agar lendir lendirnya membasahi rongga rongga vanginya Jesselyn. Supaya mudah bagiku menggesekan kontolku kedalamnya.

Kujilati terus menerus. Ouhhh Ahhhh Ouhhh Aohhh, tangannya menjambak jambakku ku, membuatku semakin nafsu. Dann tubuhnya mengejangg. Ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh

“Suka Jes?”

“Aku suka sekali kak, ayo kak, aku kasi kakak klimaks juga”

Aku tersenyum mendengarnya, Kumasukan kontolku ke memek Jesselyn. Iyaaaaaaah Sayaaang SHHH ahhhhh OHHH.. uhh Syang ahh. Jesselllllyynn uhhhh . Aku mempercepat gesekkanku di memeknya. Jesselyn memelukku serta menciumi leherku.

MMMMMMHHH mmm Kakakkkk, Terusss ahh. Memekkk Jesselynn, ahhhh Enakkk . Ia menjambaki aku Ia menekuk pahanya agar semakin dapat meremas remas kontolku

Sontak aku kaget dengan permainan Jesselyn yang semakin mengganas. Aku menyadari dirinya sudah berada didalam nafsu.

“Kakkkk !!! AHHHH” Jesselyn berteriak. Tubuhnya menggelinjang Tubuhnya melintang dan ada cairan mulai menetes dan membasahi lantai.. Ahh Jesselyn lemes

Bersamaan dengan itu, Kucabut penisku. Dan kusuruh Jesselyn mengulum kontolku lagi.

“AHHHHHH” Ku tahan kepalanya, agar dia meminum semua spermaku, agar tidak berbekas di mana mana.

Jesselyn hendak menolak. Kutahan kepalanya dengan kedua tanganku dan CROTTT CROOOOOOOT CROT


Ahhh lemes banget kakk.

“Iya sama, Makasih ya Jess. Kakak sayang Jesselyn” Kupeluk erat dirinya,

“Aku suka juga sama kakak.”

Malam itu, kami memutuskan untuk menunggu pintu dibukakan lagi oleh satpam, untungnya, aku membawa bekal agar kami dapat menikmati malam itu berdua. Iya hanya berdua
 
Bagus bagus,,,tp yg chapter terakhir kayaknya perna baca dech,,,tp gk apa2,,,lanjutkan bos
 
Nice story masbro
Agak sedikit ngegasss tp dpt feelingnya
Hehehe
 
Part 7


Pukul 12.43 . Sudah kurang lebih 2 jam aku berada di ruangan C perpustakaan ini, rasanya jauh lebih menyenangkan daripada harus dilapangan ospek. Selain panas, harus selalu mendengarkan kata kata dari para senior yang sering kali membuat ku merasa suntuk.

Untungnya disini ada amel, Kami bercanda bersama. Di ruangan ini, Amel menggoreskan kertas kertasnya dengan grafit murni yang ada pada ujung pensil tersebut. Mungkinkah dia menulis diary? Aku tak peduli.

“Selesai! Lihat ini”

“Hahhh? Itu.. Itu gambar gua?”

“Heheheh, iyaa, kenapa? Jelek ya?”
“Jelek”


“Tegaaaa!!”

“Haahaha kalau gw jawab bohong, justru gw ngerasa bersalah. Ngomong ngomong, mantra kemarin gua suka! Adakah mantra lainnya?” Tanyaku dengan penuh antusias, mengingat persetubuhanku dengan Jesselyn, uhhhh indahnya.

“Hahaha, itu hanyalah permainan anak kecil. Bukankah itu yang kamu katakan waktu itu?”

“Entahlah aku lupa”

Untuk beberapa menit, kami terdiam, saling menatap satu sama lain. Hingga pandangan Amel berubah dari mataku kesuatu titik.

“Loh, Kak, kok disini?”

Aku menoleh kebelakang, Suaranya tidak asing terdengar. Gadis dibelakangku cukup tinggi, aku harus menengadahkan kepalaku untuk dapat melihat wajahnya. Awalnya aku tak mengenali, namun butuh 2 detik hingga aku tersadar. “Gita!”

“Kamu kok disini Git? Kamu bukannya harusnya dengerin peraturan dari para dosen dosen?”

“Iya, awalnya…”

“Lalu?”

“Gak enak badan ka, sedangkan untuk izin ke UKS, harus didampingi mentor. Maaf ya kak ngerepotin” Jawab Gita. Wajahnya memang sedikit terlihat pucat. Namun, tetap saja Gita Nampak cantik seperti biasanya, sayangnya tubuhnya cukup tinggi. Hanya berbeda beberapa centimeter dariku. Mendengar jawaban Gita, hatiku tersentuh, rasanya tidak tega jika tidak kuizinkan untuk ke UKS.

“Mel, gua tinggal dulu ya, gua anter adek kelas gw dulu. Nanti gw kesini lagi, paling sebentar saja”

“Hahaha, tenang” Jawab Amel lalu melanjutkan menggambar lagi. Dalam batinku berkata, “Lu tuh butuh 10 tahun kali buat bisa gambar muka gue –a”


Selama perjalanan Aku bawa Gita menuju UKS, kondisinya semakin lama sepertinya terlihat memburuk, tubuhnya lemas, kugenggam tangannya dan terasa hangat. Dia juga tidak mengucapkan apa-apa ketika kugenggam tangannya. Mungkin dirinya telah terlalu lunglai.

Didepan pintu UKS, awalnya kuduga ada orang didalamnya, dan aku semakin yakin ketika mendengar samar samar orang didalam ruangan UKS ini.Terus ku coba dengar, jelas, semakin jelas, terus hingga terderngar semakin jelas

“Uoooh,, Terusss ahhhh. Enaaaaaaaaaaaaaaakkkk UUUUUUUUUghhhhhhh”

“Whatt?” Batinku berteriakkk. Suara apa ini? Seperti suaraa, suaraa persetubuhan. Siapa yang melakukan kegiatan persetubuhan di UKS seperti ini, aduh momentnya ga pas bgt. Kuyakin wajahku memerah seketika, apalagi disebelahku ada Gita, Sebenarnya aku tidak begitu dekat dengannya, hanya pernah sekali jalan bareng, itu juga dia bersama pacarnya.

Kulirik Gita, Wajahnya juga memerah, yang ini kuyakin bukan karena sakit namun karena bingung harus bertindak apa.

“Kak, kayaknya kita ga boleh masuk deh. Yaudah aku kembali dengerin kata kata dosen aja deh kak”

Sedangkan aku justru dibuatnya pusing. Ucapannya tidak sesuai dengan kondisi tubuhnya.

“Enggak, kamu ke UKS aja, kakak jagain kamu”

Langsung saja kudobrak pintu UKS tersebut. Butuh waktu kurang dari 10 detik, dan aku langsung dapat menemukan sepasang kekasih sedang melakukan persetubuhan. Mereka Nampak kaget. Apalagi diriku, karena aku yakin sekali mereka adalah sepasang adik kelas dari kelompok lain.

“Gua ga bakal cerita ke siapa siapa, gua jga ga bakal ganggu lu. Gw pura pura ga tau aja. Asal lu jangan ganggu adik kelas gw, Gita. Dia lagi sakit”

“Oooo Ok O o ooo. OK”

Pria itu wajahnya tidak begitu asing, mungkin dirinya sering bertemu denganku di kantin, hanya saja aku tak mengenalnya, cukup tau saja. Lelaki tersebut memandang Gita. Matanya melihat Gita, dari ujung kaki hingga matanya. Kuakui Gita memang cantik sekali, Rambutnya panjang, badannya juga proporsional layaknya model model. Tapi kuyakin dia bukanlah gadis yang murahan, Mungkin dirinya masih menjaga kesuciannya.

“Yasudah Git, sini ke kamar ini, Kita tutup aja ya tirainya” Ajak ku. Setelah Gita merebahkan tubuhnya kekasur, aku langsung ingin berangkat pergi mengobrol dengan Amel lagi.

Heppp!. Tanganku digenggam, Tubuhku seketika berhenti.

“Kakk.. hmmm temenin Gita kak, Gita takut”

“UOOhh, Ok.” Bodohnya diriku, baru tersadar, bisa bisa Gita diapa apain oleh cowo mesum tadi, sudah punya pasangan. Masih lirik lirik tubuh Gita.

“Yasudah Gita lanjut istirahat ya, kakak temenin”

Dirinya mengangguk tanda setuju. Kubuatkan teh hangat untuk memulihkan tenaganya. Kira kira 10 menit aku membuatkan dia teh. Dirinya masi terbaring lemas di kasur, hanya saja badannya tidak sepucat yang tadi. Badannya juga basah, keringat mulai mengalir di kulit kulitnya, Mungkinkah panas? hmmmm

“Kak, Gita enggak bisa tidur”

“Yasudah, nih minum dulu aja”

“Uuuh Oke” Seteguk dua teguk dia minum, padahal teh ini kuyakin masih cukup panas. Wah kuat juga nih wanita batinku.

“Bentar, Gita, gua penasaran” Ku buka gorden yang membatasi kita dengan pasangan mesum tadi, Wahh ternyata pasangan mesum tersebut sudah tertidur lelap di kamarnya. Baguslah, tidak ada perlu di khawatirkan, aku jadi bisa ke perpustakaan lagi deh!

“Kak..”

“Iya kenapa?”

“Kakak pernah ML ngga?”

“Bhaaaaaaaaaaaaa”

“Sini kak, duduk sini, ngapain berdiri disitu” kata Gita, sambil tangannya menunjuk sisa space tempat tidurnya

“Kak, Cowo itu kalau ngga berengsek, brarti homo itu kyknya bener ya kak? Aku benciiiii bencii bgt sama pacarku. Dan kami baru saja putus?”

“Hah? Padahal aku kira awalnya kamu cocok”

Sinar matahari yang menyusp di balik gorden membuatku dapat melihat wajah Gita sambil tersenyum tipis “Iya, awalnya”

Namun, meski ruangan itu cahayanya redup, aku dapat merasakan kesedihan pada diri Gita, Mungkin wajahnya memerah bukan lagi karena sakit, Namun karena dia merasakan kekecewaan pada cowonya

“Kak, Pacarku, hmm eh mantanku, 2 hari yang lalu nyaris memperkosa aku.”

Pada kondisi seperti ini, posisiku sangat tidak diuntungkan, aku bukanlah pakar cinta atau semacamnya, aku tidak dapat memberikan nasihat, hanya saja aku mengeri perasaannya. Jauh di dalam matanya, aku dapat menatap matanya sudah ingin menangis.

“Git, udahh, gua ga bisa bilang ga apa apa, karena gw tau ini bukan gak apa apa. Hanya saja, tidak ada gunanya kamu inget inget itu lagi.” Diriku mendekat ke tubuh Gita, Kuhelus punggungnya. Tangisannya meledak. Ia tidak sanggup menahannya lagi.

“Kakkk!! Dia perkosa aku, Sewaktu kami berciuman, huaaaa, “ Dirinya menghelas nafas lalu melanjutkan ucapannya

“Namun tangannya tiba tiba menyusup ke balik paha ku, Jujur kak, awalnya aku dibuatnya melayang, aku begitu senang, Namun aku merasa bersalah dan takut. Tangannya terus masuk dibalik celana dalamku, Dia mengelus elus kelaminku.”

“Git, udah jangan dilanjutin, please, lu sekarang lagi sakit, istirahat” kucoba membuat dirinya terbaring, hanya saja dirinya menolak, justru ia melanjutkan ceritanya dan posisinya kini merangkul lenganku. Bajuku sedikit demi sedikit mulai basah akibat tangisannya.

“Hari itu awalnya aku seneng banget kak, Namun tangannya mencoba mengocok vaginaku, Aku takut, aku tampar dia. Hari itu benar benar terasa seperti mimpi buruk kak, meski jujur aku akui rasanya begitu nikmat. Dia lalu menciumku lebih ganas lagi, aku tidak dapat berkata kata, akhirnya kudorong dia, dia terhempas, lalu aku lariiii.”

“Git.. mau sampai kapan lu inget ini?!”

“Kak, maafiinnn Gita, Gita pusing banget. Gita gatau harus ngapain lagi, Namun kakak terasa seperti saudara kandungku, Aku senang dapat bercerita ke kakak.”

Dirinya kini termenung. Dia tidak berani menatap wajahku, Namun tangannya terus melingkar di tubuhku.

“Git….”

“Masiiih panas nggak kak?”

“OOhhhhh hmm Ohhh iya masihh” Keringat dingin mulai sedikit demi sedikit membasahi rambutku.. Aku merasakan panasnya mulai mengalir di tubuhku.

“Kakk, aku masih merasa dingin” Jawab Gita singkat.

“Tapi AC dsiini sudah mati, atau kakak ambilin tolak angin dulu ya Git”

“Gausah, kak…. Boleh ga kakak lingkarin tangan kakak ke punggungku?” Pinta Gita

“Hmmm ohhh aaa okkeee Git, tapii, kalau dah merasa baikan, kamu istirahat ya, nanti kakak telpon orangtuamu buat jemput kamu” Kulingkarkan tanganku, dan kupeluk erat, Wangi dari Gita memang Khas, baru kurasakan wangi ini mengisi rongga hidungku. Kuhirupnya hingga hidungku menempel ke lehernya.

“Kak, kakak belum jawab pertanyaanku “ Tanya Gita yang memecahkan keheningan Siang itu

“Yang mana? “

“Kakak udah pernah ML?”

“Haahhh?? Hmmmmm Peee pernahhh”

Gita tersenyum, mungkin akhirnya aku sudah berani jujur dengannya. Syukurlahhh

“Rasanya kayak gimana kak?”

Kalau bagi kamu kami, Rasanya nikmat sekali, Setiap jilatan pada penis kami, rasanya bisa sampai ke otak. Apalagi ketika dijilati di kepala penis nya, itu bisa membuat sensasi geli geli tersendiri gt

Kreeeeeeeek

Tak kusadar, Aku terus bercerita, fantasiku mulai kemana mana. Juniorku juga terus membuat sesak celanaku, Gita sepertinya tersadar.

“Terus sewaktu kaum kami klimaks, uhhhh rasanya tuhh nikmaaaaat banget. Ga bsa kakak ceritain, tpi nikmat dan enak gt.”

“Kakk, aku coba ya? Sewaktu aku diperksa, sejujurnya aku menikmatinya, namu aku terlalu takut untuk berbuat lebih dari itu” Ucap Gita, Tangannya juga mengelus elus celanadalamku yang tak kusadar suara kreeeek tadi ternyata dia sudah membuka kancing jeans dan menurunkan resletingku.

Meski masih dibalik celana dalam, Tangan Gita begitu lembut. Dirinya juga sepertinya sudah ahli dalam memainkan kontol laki laki. Seperti ada bakat terpendam pada dirinya.

Dibukanya celana dalamku. Juniorku langsung saja mencuat dan mengacung didepan wajahnya. Diriku juga tidak dapat menahan lagi. Aku langsung merem melihat itu, Hal apakah yang akan terjadi selanjutnya. Aku hanya menyerahkan pada Gita


Slruuuuppp, Gita memasukkan penisku kedalam mulutnya!, Dia menjilati serta mengulum terus penisku. AHHHHHHH Nikamatnya . Rasanya sungguh begitu indah. Akhirnya aku merasakan nikmatnya dikaraoke oleh Gita. Jadi inikah hadiah Gita? Namun aku tidak ingin berhenti disini, Ingin rasanya ku masukan penisku kedalam rongga vaginanya. Wahhh .Ehhh baru tersadar bahwa masih ada pasangan mesum disebelah kamar kami, bagaimana jika mereka mendengar atau mengintip?

Bijiku juga tak luput dari Gita, Tangannya juga sambil mengelus bijiku dan mulutnya tetap asik mengulum penisku.

“Git kamu rebahan dulu sana, Kakak juga punya hadiah yang pantas jga”

Gita langsung menuruti kata kataku, kuyakin dia sedikit takut, tapi yasudahlah, melihat batangku, mungkin sudah membuat dirinya terangsang.

“Sluuuuurppp Slurrrrp, “ kujilati terus vaginanya, Bahkan ketika tubuh gita mengejang, Aku terus menjilati nya, sampai sampai terasa cairan itu membasahi rongga mulutku juga.

“Ahhhh enakkk…”

Aku langsung tindih Gita, Kuciumi bibirnya. Tanganku juga langsung membuka seluruh bajunya. Dan terpampanglah toket Gita yang kuyakin ukurannya 34B tersebut. Wahh kenyalnya, pantas saja cukup menekan dadaku ketika kami berpelukan.

Kupegang penisku, dan kucoba arahkan ke vagina Gita.

“STOP!!” Gita sedikit berteriak, kulirik sebentar wajahnya, mukanya Nampak takut, setetes air mata juga mulai keluar

“Git, nanggung bgt dah, gw dah terangsang gni. Enakkk loh”
“Gitaa takut, Gita belum pernah”

“Jangan Khawatir, kamu pasti suka”

“JANGAN, GITA GA MAU. NI TERLALU PARAH. “


Jawab Gita sambil dia ingin mengambil beha yang kulempar ke meja disamping ranjangnya. Namun dirinya masi kutindih, jadi dirinya susah untuk mengambil benda tersebut.

“Git, ujungnya aja ya, gesek gesek dkit aja, Please” Lalu kuciumi lagi payudaranya dan terus lanjut ke bibirnya”

“uOOHHH uhhh, hmm okeey, boleh. Tapi, please ujungnya aja”

“Okeeey, Kuarahkan penisku ke vaginanya, Ughhh sempit banget, rasanya tertekan penisku, Nikmatnya tiada tara. Terus kutekan hingga kepala kontolku mulai memasuki memeknya.”

Dirinya merem, pasti dia merasa sakit, tapi kukocok sedkit dan dirinya sudah terbuai nafsu lagi, “Uhhh ughhh enaaak bangett, ahhh Gitaaa keluarr!”

Dirinya melengkung ke kanan ke kiri dan kurasakan penisku terkena semburan cairan wanita lagi.

“Ohh jadi ini rasanya, enak banget, Gita suka.”

“Hhehehe, iya, enak banget. Tapi ini nanggung nih Git, boleh kakak masukin semuanya?”

“ENGGA!, Gita lemes nih kak, Aku emut aja ya penisnya kak”


Dia langsung berjongkok di depan penisku. Ahhh uhhh Dirinya mengocokpenisku sambil mulutnya terus mengulum kontolku, Lidahnya juga terus menjilati ujung penisku. Membuat aku lama kelamaan terusss ahhhhhhhhhhhhhhh uhhhhhhh

Spontan air mani ku yang kental itu pun tertelan olehnya, Walaupun menyadari bahwa itu konsekuensi dari oral seks, Gita sempat terkejut menerima siraman spermaku didalam mulutnya, Meski baru pertamakali mungkin, Gita cepat menguasai skill tersebut, sehingga tidak sampai memuntahkan kembali air mani yang sudah terkumpul di dalam mulutnya. Melihat ini, Aku puas

“Gita istirahat ya”
“Iya kak, kakak duduk sini ya, Gita udah merasa baikan, mungkin akibat persetubuhan tadi, Gita jadi semangat”
“Hahahahha, dah dah, sana tidur, mimpiin kakak ya sayang.” Kukecup keningnya lalu kubiarkan dia tertidur memakai selimut tanpa menggunakan sehelai benangpun yang melekat pada tubuhnya, jadi jika aku bosan, aku bisa menciumi toketnya
 
Lanjut baang...si gita sudah bangun tidur tuuhh...
 
pasang tenda ah di depan kampusnya... Sambil nungguin updet..
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd