Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Pengkhianatan Sahabat

Status
Please reply by conversation.
Mantap ni baru permulaan aja udah bergelombang
 
Ayoooooo...suhu di lanjutkan imajinasinya...

bikin scene yg paling liar imajinasinya...
 
Part 10: Truth or Dare

Mila-1.jpg

Wulan-1.jpg

Tak lama setelah meninggalkan Irfan di foodcourt, Mila dan Wulan pun sampai di parkiran mall. Mereka langsung masuk ke dalam mobil Fortuner hitam milik Ayah Wulan. Mila masuk lewat pintu penumpang, sedangkan Wulan masuk dari pintu pengemudi.

Begitu keluar dari tempat parkir, Wulan langsung mencecar Mila dengan berbagai pertanyaan. "Jadi, laki-laki gendut tadi siapa?" Ujarnya meledek.

"Heh, sembarangan aja nyebut orang gendut," jawab Mila.

"Ya udah aku ganti pertanyaannya, jadi laki-laki ganteng tadi siapa, hee?" Tanya Wulan dengan nada sarkas, sambil tetap fokus mengemudikan mobil.

"Kan sudah aku bilang, dia Irfan temannya Egi."

"Kamu jangan coba-coba bohong sama aku, pakai alasan aku masuk bimbel segala. Kamu kan tahu hari ini aku libur," ujar Wulan.

Mila hanya diam mendengar hal tersebut, namun kemudian sebuah senyum pun muncul di ujung bibirnya.

"Mila ... Mila, masih aja jadi playgirl. Udah lama neh kita gak main Truth or Dare. Mau main sekarang gak?" Ujar Wulan.

"Boleh, siapa takut," ujar Mila sambil menjulurkan lidah ke arah sahabatnya tersebut.

"Oke, dua kali tantangan aja ya, soalnya lagi di mobil gini," ujar Wulan. Mereka pun melakukan suit, dan Wulan menjadi pemenang. Ia pun bisa menantang Mila terlebih dahulu.

"Aku mulai duluan ya, Truth or Dare?" Tanya Wulan.

"Truth."

"Apa alasan kamu mengajak si Irfan tadi buat jalan bareng berdua?" Ujar Wulan sambil tersenyum.

"Baiklah aku jujur. Dia itu memang temannya Egi, dan aku memang sedang ingin jalan-jalan dan memutuskan untuk mengajak Irfan. Bagian waktu aku bilang Egi sibuk itu aku benar-benar jujur, mungkin itu salah satu alasannya mengapa aku akhirnya mengajak Irfan untuk jalan ..."

"Bukan jalan, tapi kencan," ujar Wulan memotong ucapan Mila, yang dilanjutkan dengan tawa renyah.

"Terserah deh kamu mau bilang apa. Tapi aku minta maaf gak ngasih tahu kamu lebih dahulu soal ini," jawab Mila sambil cemberut.

"Baiklah aku terima jawabannya. Sekarang giliran kamu."

"Truth or Dare?"

"Truth."

Mila berpikir sejenak, ia memilah-milah pertanyaan seperti apa yang tepat untuk diajukan untuk sahabatnya tersebut. Ia pun akhirnya menemukan sebuah pertanyaan menarik.

"Ada gak cowok yang lagi kamu suka sekarang?"

Wulan terhenyak dengan pertanyaan tersebut. Ia tak menyangka sahabat baiknya itu akan menanyakan hal seperti itu. Ia pun berpikir sejenak dan menjawab pelan, "hmm, ada."

Mila pun kaget mendengar jawaban Wulan, "hah, siapa siapa? Cerita donk sama aku?"

"Eitss, aku kan sudah jawab pertanyaan kamu. Kalau kamu mau tahu lebih lanjut, tanya di kesempatan kedua aja nanti," ujar Wulan penuh rasa kemenangan.

"Sial. Ya udah, sekarang giliran kamu kan, aku pilih Truth lagi," ujar Mila yang tak sabar ingin segera mengetahui siapa pria beruntung yang ditaksir oleh sahabatnya yang cantik itu.

"Coba secara spesifik kamu jelaskan apa menariknya si Irfan sampai kamu suka sama dia dan mau ngajak dia jalan?" Tanya Wulan secara frontal.

Mila kembali kaget dengan pertanyaan tersebut. "Harus jawab jujur yah?"

"Iya donk, kalau bohong kamu masuk neraka," ujar Wulan sambil kembali tertawa. Ia benar-benar menikmati waktu berdua dengan sahabatnya tersebut. Terlebih kali ini ia merasa benar-benar berhasil mengorek rahasia terdalam dari Mila.

"Tapi kamu jangan ketawa."

"Aku janji nggak akan ketawa."

"Aku tertarik sama dia karena ... kemaluannya yang besar," ujar Mila pelan.

"Apaaaa ..." Ujar Wulan setengah teriak. Kalau tidak sadar bahwa ia sedang mengendarai mobil, mungkin perempuan berkacamata itu sudah melepaskan tangan dari setir dan terguling-guling menahan ketawa. Kini ia hanya bisa memejamkan mata dan menutup mulut, menahan tawa.

"Tuh kan kamu ketawa."

"Hmmppff, nggak koq. Ini gak keliatan giginya, hii. Coba jelaskan dengan spesifik, tadi kan aku tanyanya juga spesifik," jawab Wulan.

Mila pun mulai menceritakan semuanya kepada sahabat dekatnya tersebut. Ia mulai dengan hubungan dirinya dan Egi yang kadang sangat dekat, namun kadang ia merasa kekasihnya tersebut begitu jauh. Mila pun mengakui bahwa ia dan Egi telah berhubungan cukup berlebihan, hingga sampai memberikan pelayanan blow job. Wulan pun tak kaget dengan hal itu, karena sejak SMA Mila memang sudah terkenal sering bergonta-ganti pacar dan sering menyaksikan video porno, meski pun banyak orang di luar melihat dia sebagai perempuan yang alim dan anggun karena konsisten mengenakan jilbab.

"Tapi aku sampai sekarang masih perawan koq," ujar Mila.

"Iya, Mil. Aku percaya," jawab Wulan.

Setelah itu, Mila pun menceritakan kejadian ketika Irfan berkunjung ke rumahnya dan Mila tanpa sengaja melihat tonjolan besar di selangkangannya.

"Jadi ukurannya lebih besar dibanding punya Egi?" Tanya Wulan.

Mila pun mengangguk.

Perempuan tersebut kini telah semakin yakin untuk menjawab hal tersebut, karena tadi ia kembali melihat seberapa besar kemaluan Irfan yang sedang tegang saat mereka tengah berduaan di dalam bioskop. Tanpa diketahui oleh Irfan, Mila sebenarnya telah merencanakan semuanya. Perempuan bertubuh seksi tersebut sengaja mengenakan baju yang cukup ketat, dan sedikit berdandan demi menyambut kedatangan Irfan. Sepanjang perjalanan pun perempuan cantik itu sengaja menyentuhkan payudaranya yang besar ke punggung Irfan, demi membuat birahi pria berperut buncit tersebut naik.

Mila sebenarnya tidak ingin mencari buku apa pun. Datang ke toko buku hanya kedoknya untuk kemudian mengajak Irfan nonton di bioskop, di mana mereka bisa berduaan tanpa dicurigai oleh orang lain. Untungnya, Irfan tidak menolak rencana Mila. Pemilihan bangku yang membuat mereka bisa saling berpelukan tanpa dilihat oleh penonton lain pun telah diperhitungkan baik-baik oleh Mila. Ia bahkan sengaja memilih film yang tidak terlalu populer agar bisa bebas memilih posisi duduk yang ia inginkan.

Di dalam bioskop, Mila pun berpura-pura kaget dan memeluk lengan Irfan, demi membuat syahwat teman pacarnya tersebut kian memuncak. Benar saja, di keremangan ruang bioskop, ia bisa melihat bagaimana tonjolan di selangkangan Irfan perlahan membesar dan mencapai puncaknya. Namun Mila melakukannya dengan penuh kehati-hatian agar Irfan tidak sampai orgasme di dalam ruangan bioskop dan membuatnya malu. Beruntung, Irfan sepertinya cukup kuat untuk menahan birahinya, tidak seperti Egi yang sudah kelabakan dengan rangsangan dari Mila.

Mila pun sadar betul bagaimana kemaluan Irfan menjadi sangat besar begitu ia menunjukkan raut muka binal hanya beberapa senti dari wajah Irfan. Kemudian ia pun mengizinkan pria tersebut untuk mengecup wajahnya. Sayang, Irfan hanya berani mengecup keningnya saja. Padahal, Mila tidak akan marah bila lelaki tersebut justru mencium bibirnya yang indah.

Satu-satunya hal yang tidak diperhitungkan Mila adalah kedatangan Wulan. Namun karena ia merasa misinya untuk menggoda Irfan dan membuktikan seberapa besar penis pria tersebut telah selesai, maka ia pun memilih untuk pulang dengan Wulan. Ia melakukannya agar Wulan tidak curiga, sekaligus mencegah Irfan berbuat lebih banyak hal yang berpotensi membuatnya orgasme di tempat umum, atau justru bertindak kasar kepada Mila. Perempuan tersebut merasa masih harus menjaga status dirinya yang masih merupakan pacar dari Egi.

Kembali ke dalam mobil Fortuner milik Wulan yang sedang melaju, Mila pun mempersiapkan diri untuk memberikan pertanyaan yang sudah sangat ingin ia tanyakan kepada sahabatnya tersebut.

"Jadi, Truth or Dare?" Tanya Mila.

"Dare!" Jawaban Wulan tersebut begitu mengagetkan Mila.

"Kamu yakin tidak mau Truth saja?" Tanya Mila kembali, yang sangat ingin mengetahui siapa lelaki beruntung yang bisa mencuri hati perempuan cantik berjilbab yang ada di hadapannya tersebut.

"Yakin, hee," Wulan sepertinya benar-benar senang membuat temannya itu kecewa.

Mila tidak mau dirinya pulang dengan tangan kosong. Ia harus menantang Wulan dengan sesuatu yang tidak biasa, hingga Wulan akhirnya menyesal dan lebih memilih untuk menjawab pertanyaan Mila dengan jujur. Semenit berpikir, Mila pun menemukan jawabannya.

"Baiklah, aku tantang kamu untuk ... melepaskan bra sebelum kita sampai rumah," ujar Mila sambil tersenyum. Ia yakin Wulan tidak akan mau menyanggupi permintaan tersebut.

Benar saja, Wulan tampak bingung mendengar permintaan Mila. Ia ragu apakah ia harus menuruti tantangan itu. Namun bila ia gagal, maka itu artinya Wulan harus menjawab pertanyaan tentang siapa lelaki yang sedang ia suka. Ia pun akhirnya mengambil keputusan yang berat.

Di sebuah tempat yang cukup sepi, Wulan menepikan kendaraannya. Ketika mobil tersebut telah berhenti, Wulan pun mulai melepaskan kancing kemejanya satu per satu. Mila yang melihat hal tersebut merasa sangat kaget, namun ia tidak bisa untuk tidak menertawai tingkah sahabatnya itu.

"Wahh, wah, Wulan ... Berani juga kamu," ujar Mila.

Wulan yang diledek seperti itu hanya diam saja. Ia terus melepaskan kemejanya hingga kancing teratas, meloloskan tangannya, lalu meletakkan kemeja tersebut di dashboard mobil. Setelah itu, ia pun meraih kaitan bra yang berada di belakang punggung, kemudian melepaskannya. Bra berwarna merah muda tersebut langsung ia lempar ke bangku belakang. Puting payudara Wulan yang berwarna cokelat muda jadi jelas terlihat.

"Broommm ..." Tib-tiba terdengar bunyi knalpot sepeda motor yang cukup kencang, melewati mobil Fortuner tersebut. Wulan pun kaget dan langsung menutupi payudaranya dengan tangan. Ia pun bernapas lega begitu tahu motor tersebut telah jauh di depan.

"Puas kan sekarang?" Ujar Wulan. Mila hanya terkekeh melihat sahabatnya tersebut,

Wulan kembali mengambil kemejanya dari dashboard dan mengenakannya kembali. Begitu kemeja telah terpasang, ia pun langsung merapikan pakaiannya agar tidak berbeda dengan kondisi dia sebelumnya. Namun apabila kamu memperhatikan lebih teliti, akan terlihat bahwa Wulan kini tidak lagi mengenakan bra untuk menyangga payudaranya yang indah. Wulan pun kembali melajukan mobilnya menuju rumah Mila untuk mengantarnya pulang.

"Oke, permainan ini selesai yah," ujar Mila yang masih terus menahan tawa.
 
Terakhir diubah:
Repot benar dah harus ronda untuk lihat update warga semprot, lebih simple semprot lama..
 
Status
Please reply by conversation.
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd