Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Pengkhianatan Sahabat

Status
Please reply by conversation.
Sikaaaaaatttttttt kayaknya bakalan ada barteran nich wkwkwkwk
Untuk misi perdamaian
 
kalau dari alur ceritanya siihhh...

yg disuka wulan pasti ayahnya mila... ..

aduuuhhhh semakin asyikkkkkk nihhh ceritanya..

cerita ketiga yg bikin melayang...
mudah2an bisa sampai ekse....

salam hangat suhu....
 
Part 11: Godaan Pertama

Mila-1.jpg

Wulan-1.jpg

Hari telah menjelang senja ketika Wulan dan Mila sampai di rumah Mila. Setelah memarkir mobilnya di dekat rumah Mila, Wulan langsung memasang rem tangan.

"Aku numpang pipis sebentar yah," ujar Wulan kepada sahabatnya.

"Ya udah ayo turun. Kayak siapa aja pake minta-minta izin segala," ujar Mila.

Kedua perempuan cantik tersebut pun langsung turun dan berjalan ke arah rumah Mila. Seperti biasa, situasi di sekitar rumah itu terlihat sepi. Pintu depan rumah tersebut tampak sedikit terbuka, tanda bahwa sudah ada orang lain yang berada di dalam.

"Ayah atau adikku pasti sudah di rumah," ujar Mila.

"Mil, aku kebelet neh. Aku langsung ke toilet ya," tutur Wulan sambil berjalan cepat ke arah belakang rumah, melintasi ruang tamu dan ruang keluarga. Berkali-kali main ke rumah Mila membuatnya hafal betul di mana tempat toilet berada.

Begitu terburu-burunya Wulan, hingga ia tak sadar ada orang lain yang baru keluar dari toilet. Tepat di depan pintu toilet, keduanya bertabrakan. Wulan sempat mengeluarkan teriakan kecil. Namun dengan cepat, Wulan bisa merasakan tubuhnya ditahan oleh orang tersebut agar tidak jatuh ke lantai. Tangan orang tersebut langsung menahan pundaknya, sehingga ia bisa tetap seimbang.

Namun bukannya langsung dilepas, orang di hadapan Wulan tersebut justru seperti mengusap tangannya ke arah lengan Wulan, dan terus menurun ke arah sikunya, hingga Wulan merasakan payudaranya bersentuhan dengan lengan orang tersebut. Wulan pun mengangkat wajahnya yang tertunduk dan memandang orang yang baru saja ditabraknya. Orang tersebut ternyata Pak Syamsul.

"Eh, maaf Om. Permisi saya mau ke toilet," ujar Wulan. Pak Syamsul pun langsung melepas tangannya dari lengan Wulan.

Begitu Wulan masuk ke dalam toilet, tampak Mila datang dari arah ruang keluarga. "Ada apa Yah? Sepertinya tadi Wulan teriak?" Tanya Mila.

"Oh, tadi dia buru-buru ke toilet, sampai hampir jatuh," jelas Pak Syamsul yang langsung meninggalkan Mila dan masuk ke dalam kamarnya yang juga berada di lantai satu rumah tersebut.

Sekitar lima menit kemudian, Wulan pun keluar dari toilet dan melihat Mila telah menunggunya di luar. "Ahh leganya," ujar Wulan.

"Tadi kamu gak apa-apa, aku dengar kamu teriak soalnya."

"Gak apa-apa, tadi hampir kepeleset aja pas mau ke toilet," ujar Wulan. "Aku langsung pulang ya, takut Ayahku menunggu."

Mila pun mengantarkan sahabatnya tersebut ke depan rumah, dan saling berciuman pipi tanda perpisahan. Setelah itu, Mila pun langsung kembali ke mobil, dan pergi menuju rumahnya sendiri.

Hanya butuh waktu sekitar dua puluh menit bagi Wulan untuk sampai ke rumahnya sendiri. Sebelum turun dari mobil, tak lupa ia mengambil bra miliknya yang masih tergeletak di jok belakang, untuk kemudian ia masukkan ke dalam tas tangan miliknya. Perempuan cantik tersebut pun langsung masuk ke dalam kamarnya dan melepaskan jilbab yang ia kenakan.

Ia kemudian duduk di tepian tempat tidur dan membuka aplikasi Facebook Messenger. Ia tahu betul kalau di situ akan ada sebuah pesan dari seseorang yang memang telah ia tunggu-tunggu. Dan benar saja, ikon aplikasi tersebut menunjukkan angka satu, tanda telah ada sebuah pesan yang masuk.

Semuanya bermula di satu malam, ketika Wulan tengah asyik mengakses media sosial miliknya. Tiba-tiba ada sebuah pemberitahuan yang menunjukkan bahwa ada seseorang yang telah menekan tombol 'Like' untuk salah satu fotonya di Facebook. Ketika ia periksa, orang tersebut bernama Syamsul Hidayat, alias ayah dari Mila.

Wulan sendiri memang merupakan sosok perempuan yang terus berusaha menjaga diri dan kepribadiannya, terutama untuk urusan asmara. Telah ada banyak lelaki yang berusaha mendekatinya, namun semua ia tolak. Saat SMA, ia beralasan ingin fokus untuk belajar. Saat kuliah, ia beralasan ingin fokus membangun karier agar bisa langsung bekerja setelah lulus. Itulah mengapa ia masih belum mempunyai pacar hingga saat ini.

Namun karena alasan tertentu, Wulan seperti mempunyai kekaguman tersendiri kepada sang ayah, Om Burhan. Mungkin karena sejak ibunya meninggal saat Wulan masih berada di bangku SMA, ayahnya benar-benar menjadi sosok single parent yang baik. Meski sering bolak-balik Jakarta-Australia, namun Om Burhan tak pernah lupa untuk memberikan perhatian kepada anak tunggalnya tersebut. Sejak itu, Wulan pun seperti merasakan kenyamanan apabila mendapat perhatian dari lelaki yang jauh lebih tua darinya.

Itulah yang ia rasakan saat mengetahui bahwa ayah Mila seperti menaruh perhatian kepadanya, meski hanya sekadar 'Like' di Facebook. Sudah sejak lama sebenarnya ia memperhatikan Om Syamsul yang bertubuh besar, menunjukkan sisa-sisa kejayaannya di masa muda. Namun ia tentu tidak berani berbuat apa-apa karena khawatir Mila akan tersinggung, apalagi waktu itu Ibu Mila masih hidup.

Namun sekarang, setelah Ibu Mila telah meninggal dunia, dan Om Syamsul telah mulai menunjukkan perhatian kecil kepadanya, Wulan pun memutuskan untuk mencoba membalas perhatian tersebut.

Di pagi hari setelah Om Syamsul menekan tombol 'Like' di salah satu fotonya, Wulan pun mengirim pesan lewat aplikasi Facebook Messenger, "Terima kasih Om sudah 'Like' foto aku." Namun pesan tersebut tidak kunjung mendapat balasan.

Malam harinya, Wulan kembali memeriksa aplikasi tersebut, dan merasa sumringah karena ayah Mila telah membalas pesannya. "Sama-sama Wulan, foto tersebut layak banget di-'Like' karena wajah kamu memang cantik."

Pipi Wulan pun memerah karena ucapan tersebut. Ia pun baru menyadari bahwa Om Syamsul telah memberikan 'Like' untuk beberapa fotonya yang lain.

"Paling suka foto aku yang mana, Om?" Goda Wulan.

"Om paling suka foto kamu yang di pantai." Wulan pun memeriksa foto mana yang dimaksud Om Syamsul. Ternyata foto tersebut adalah foto saat dirinya tengah jalan-jalan ke Bali. Di foto tersebut, tampak Wulan sedang mengenakan kemeja ketat yang menunjukkan lekuk payudaranya, dan bagian bawah kaos yang sedikit menunjukkan kulitnya yang putih.

"Mengapa Om suka foto yang itu?" Tanya Wulan lagi.

"Om takut kamu marah kalau Om kasih tahu alasannya. Apalagi kalau kamu kasih tahu Mila, bisa bahaya."

"Wulan janji gak akan marah, Om. Dan gak akan kasih tahu Mila juga."

"Om suka foto itu karena di situ kamu terlihat seksi banget, maaf," Wulan tersenyum manis membaca pesan dari Om Syamsul tersebut.

"Gak apa-apa, Om," jawab Wulan singkat.

"Om boleh lihat foto kamu sekarang?"

"Berani juga ayah Mila ini," pikir Wulan. Namun ia merasa tidak ada salahnya untuk sedikit menggoda ayah sahabatnya tersebut. Ia yang saat itu sudah tidak mengenakan jilbab pun kembali mengenakan jilbabnya, dan mengambil foto selfie di kamar. Foto tersebut kemudian langsung ia kirimkan kepada Om Syamsul.

"Ini yah, Om. Selamat malam, Wulan mau tidur dulu."

"Terima kasih fotonya, Wulan. Selamat tidur," ujar Om Syamsul lewat pesan singkat, yang kemudian membuat Wulan tersenyum.

Hal yang serupa pun kembali dirasakan Wulan begitu sampai di rumah setelah mengantar Mila. Om Syamsul kembali mengirim pesan lewat Facebook Messenger, karena mereka berdua memang belum bertukar nomor handphone. Wulan pun tak sabar untuk membaca pesan dari pria tua tersebut.

"Kamu nakal ya, ke rumah Om koq gak pake beha," begitu bunyi pesan Om Syamsul. Wulan pun kaget. Tak disangka Om Syamsul bisa tahu kalau ia sudah melepas bra yang biasa menutup payudaranya. Semua gara-gara Mila dan tantangan gilanya tersebut. Ia pun berusaha mencari alasan yang tepat.

"Maaf, Om. Tadi buru-buru soalnya," ujar Wulan sekenanya.

"Oh, kirain sengaja buat ketemu Om." Sudah nakal sekali ayah Mila ini, pikir Wulan. Perempuan cantik berkacamata yang telah melepas jilbab itu pun hanya membalas dengan emoticon senyum.

"Kamu jadi main ke rumah minggu depan?" Tanya Om Syamsul lagi.

"Kayaknya jadi Om."

"Baiklah, Om tunggu."

Wulan pun bertanya-tanya apa maksud dari kata-kata Om Syamsul tersebut. Apakah ayah sahabatnya itu ingin menunggu untuk bertemu dengannya, atau ada maksud lain. Apa pun itu, tubuh Wulan kini telah menghangat dibuatnya. Ia memang belum pernah menonton film porno seperti Mila, namun ia juga merupakan perempuan yang tengah beranjak dewasa, yang sadar betul bahwa birahinya telah mulai tumbuh.

Ia pun memandang ke arah jendela di hadapannya, dan menatap betapa cantik dirinya. Kulitnya yang putih, dibalut dengan kacamata dan rambut hitam tergerai, pasti akan banyak lelaki yang suka dengan dirinya, termasuk Om Syamsul.

Wulan pun mulai menyentuh payudaranya dengan tangannya sendiri dari luar kemeja. Ia langsung merasa geli karena sudah tidak mengenakan bra di baliknya. Perlahan ia membuka kancing kemejanya dari atas, satu, dua, dan tiga. Tidak sampai membuat kemejanya lepas, namun cukup untuk membuat payudaranya yang indah itu menyembul keluar. Perlahan ia pun berdiri dan berjalan mendekati cermin.

Ia pun mencoba untuk membuat raut wajah binal, dengan mengedipkan mata, menggigit bibir dan lidah, hingga meremas payudaranya yang kuat. Tak lupa ia pun sesekali memelintir puting payudaranya yang tampak sudah tegak berdiri. Di sela-sela aktivitas tersebut, tak lupa ia membisikkan kata-kata, "Ahh, nikmati tubuhku Om Syamsul."
 
Terakhir diubah:
huhhhhhh....gilak ini cerita manteb banget!!!!

lanjutkan terus suhu!!!
 
Status
Please reply by conversation.
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd