Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Pengkhianatan Sahabat

Status
Please reply by conversation.
Si Mila ini gak mau ngasih keperawanannya ke om Burhan, makanya mau minta dijebol si Egi pacarnya sendiri, disisi lain nanti si Egi ketahuan selingkuh sama si Anita dan ngebuat Mila sakit hati, yang akhirnya khilaf ngasih keperawanannya ke pahlawan kita si Irfan

Just IMO hehehe
Irfan cuma dapat bekas om Burhan bro...
 
Kayaknya om Burhan mau menang banyak nih ...
... Dulu bisa dapetin Shinta ibunya Wulan sekarang dapetin Mila ...
... Sedang om Syamsul mau ngejar si Wulan ....

... Kemungkinan akan saling makan nich antara ayah dan anak ....
Om Burhan makan Mila ... Syamsul makan Wulan ..
... Tapi terserah tsnya sih ...

Tapi sebelum itu terjadi ...

Mila Dan Wulan kudu TIDAK boleh TIDAK Harus dimakan Irfan dulu ..

: bata:: bata:: bata:: bata:: p;):wow:: bata:
 
Part 15: Perempuan Penggoda

Ketika Wulan baru sampai di rumah setelah menginap dari rumah Mila, Om Burhan ternyata sedang menyantap sarapan di ruang tamu. Ia pun heran mengapa Wulan pulang sangat cepat.

"Loh, katanya kamu menginap di rumah Mila? Kenapa jam segini sudah sampai di rumah?" Tanya Om Burhan heran. Biasanya, bila Wulan menginap di rumah Mila, ia baru pulang menjelang malam.

"Ada masalah di rumah Mila, Yah. Aku gak enak kalau terlalu lama di sana," jawab Wulan sambil duduk di samping ayahnya.

"Masalah apa?"

Wulan akhirnya menceritakan tentang apa yang terjadi dengan bisnis Pak Syamsul, pinjaman mereka ke bank, dan hubungannya dengan tsunami yang baru saja terjadi di sekitar Pulau Sumatera. Ia menjelaskan mengapa hal tersebut bisa berakibat tidak baik pada kehidupan Mila dan keluarganya. Om Burhan pun mendengarkan cerita anaknya dengan seksama.

"Kasihan sekali Mila. Memangnya mereka pinjam uang di bank mana?" Tanya Om Burhan.

"Kalau gak salah yang di deket kios Pak Syamsul deh. Kurang tahu juga Wulan," jawab anaknya.

"Oh. Baiklah, semoga mereka baik-baik saja ya. Kamu beli makan dulu sana, biar gak lapar."

"Wulan tadi sempat sarapan di rumah Mila, sekarang sudah kenyang."

"Bagus kalau begitu. Oh iya, minggu depan Ayah ada urusan bisnis ke Bali, kemungkinan bisa sampai seminggu. Kamu gak apa-apa kan Ayah tinggal?"

"Gak apa-apa Ayah, lagipula sebelumnya juga Wulan memang selalu Ayah tinggal untuk kerja di Australia, kan," tanggap Wulan setengah meledek ayahnya.

"Anak Ayah sudah mandiri ya sekarang. Sebagai hadiahnya, Ayah mau kasih hadiah yang sudah lama Ayah janjikan ke kamu," ujar Om Burhan sambil tersenyum.

Wulan tiba-tiba langsung tersenyum bahagia. "Ayah jadi belikan Wulan mobil?" Teriak perempuan cantik tersebut.

Ayahnya pun mengangguk.

"Asyik, terima kasih Ayah," ujar Wulan sambil memeluk erat sang Ayah.

"Tapi kamu urus sendiri ya semuanya, Ayah nanti tinggal bayar saja. Kalau boleh saran, kamu mampir saja ke leasing yang searah dengan tempat kamu mengajar bimbel. Ayah sering ke situ, dan mereka bisa kasih cicilan yang murah," ujar Om Burhan.

"Tenang saja, semua pasti beres. Terima kasih Ayah," ujar Wulan sambil bersenandung riang ketika ia berjalan kembali ke kamarnya.

Terlepas dari masalah yang menimpa Mila dan ayahnya, akhir pekan ini terasa sangat menyenangkan bagi Wulan. Ayahnya akhirnya mau membelikan mobil, sehingga ia tidak perlu lagi memakai mobil secara bergantian dengan sang ayah. Semalam pun ia berhasil menggoda Pak Syamsul, hingga ayah Mila tersebut sampai tak tahan ingin membuka celana panjangnya dan menyentuh vaginanya.

Wulan memang telah memperhitungkan hal tersebut. Sejak diantar pulang beberapa hari yang lalu, Wulan menyadari bahwa ayah sahabatnya tersebut mempunyai ketertarikan yang berbeda kepada dirinya. Ia pun makin yakin setelah Pak Syamsul ketahuan membuka-buka akun Facebook Wulan, bahkan sampai memberika Like ke salah satu foto. Sejak saat itu, Wulan pun berusaha menggoda Pak Syamsul lewat pesan-pesan singkatnya. Ia bahkan sengaja mengambil foto di tempat tidur dengan pose yang cukup menggoda dan mengirimkannya kepada Pak Syamsul.

Saat Pak Syamsul meminta Wulan untuk keluar pada tengah malam, perempuan muda tersebut sebenarnya tidak kaget. Namun demi memanaskan suasana, ia pun pura-pura mengirim emoticon kaget kepada Pak Syamsul. Sesuai bayangannya, Pak Syamsul benar-benar tampak bernafsu sekali dengan tubuhnya, terutama ketika Wulan mengeluarkan desahan yang binal. Wulan pun menikmati ekspresi wajah Pak Syamsul ketika Wulan tiba-tiba memintanya untuk berhenti dan mengelus penisnya sebelum kembali ke kamar.

"Seru sekali rasanya menggoda ayah Mila," gumam Wulan dalam hati. Ia pun langsung merebahkan tubuhnya yang sintal di ranjang dan langsung tertidur.

Di hari senin Wulan memutuskan untuk langsung pergi ke tempat leasing mobil yang direkomendasikan ayahnya. Ia sudah tidak sabar untuk segera memiliki mobil dan bisa mengendarainya ke mana pun ia mau. Wulan pun pergi ke sana setelah selesai mengajar di tempat bimbel.

Ketika sampai, tempat leasing tersebut tampak tidak begitu ramai. Ia langsung menanyakan kepada petugas keamanan di situ, ke mana ia bisa mendapat informasi harga dan cicilan mobil. Sang petugas keamanan pun langsung menunjuk meja yang ada di pojok ruangan utama.

Ketika sampai di meja yang ditunjuk, alangkah kagetnya Wulan karena ia mengenal pria berperut buncit yang ada di balik meja tersebut. Pria berkulit gelap tersebut pun tampak kaget melihat Wulan di hadapannya.

"Kamu, Irfan kan?" Tanya Wulan yang langsung duduk di depan meja tersebut.

"Iya, kamu Wulan kan? Temannya Mila?" Ujar Irfan.

"Iya betul. Kita waktu itu sempat ketemu di mall kan? Ya ampun, jadi kamu kerja di sini?"

"Haha, bisa kebetulan sekali ya. Aku memang kerja di sini. Jadi apa neh yang bisa aku bantu?"

Wulan pun menceritakan bahwa ia ingin membeli mobil, dengan tipe dan jenis yang telah ditetapkan oleh ayahnya. Ia pun meminta bantuan kepada Irfan untuk menghitung berapa uang muka dan cicilan yang harus ia bayar setiap bulannya. Selain itu, Wulan pun menanyakan apa saja persyaratan untuk bisa mendapat fasilitas pinjaman.

Dengan lengkap, Irfan menjelaskan perhitungan yang akan muncul, serta syarat-syarat yang harus dilengkapi oleh Wulan ketika melakukan pengajuan. Ia pun meminta Wulan untuk mengisi sebuah form, dan menuliskan nomor teleponnya.

"Nomor telepon ini ada WhatsApp-nya kan?" Tanya Irfan setelah Wulan mengembalikan form tersebut.

"Ada kok, nanti mengurus pinjamannya pakai WhatsApp ya?" Tanya Wulan heran.

"Nggak. Buat aku ngobrol sama kamu aja, hee. Boleh kan?" Jawab Irfan.

Wulan pun tertawa lepas. "Iya boleh kok. WhatsApp aja kalau mau ngobrol."

Mereka berdua pun melanjutkan obrolan tentang berbagai macam hal. Mulai dari proses leasing, pekerjaan dan status mereka masing-masing, hingga tentang Mila yang merupakan teman mereka berdua.

Wulan pun ingat kata-kata Mila tentang kemaluan Irfan yang besar. Beberapa kali ia coba melirik ke arah selangkangan Irfan yang bisa terlihat jelas karena meja di hadapannya terbuat dari kaca yang tembus pandang. Memang terlihat sedikit ada yang menonjol, namun tidak terlalu besar dan masih terjepit di antara dua paha Irfan.

"Jadi gmana?" Tanya Irfan tiba-tiba.

"Ehh, iya ... apa?" Wulan kaget mendapat pertanyaan seperti itu karena tengah fokus melirik ke arah selangkangan Irfan. Ia berharap Irfan tidak menyadari bahwa matanya melirik ke arah situ.

"Kamu mau aku ambilkan minum gak?" Tanya Irfan lagi.

"Eh iya boleh."

Sekitar tiga puluh menit kemudian, proses pengajuan leasing Wulan pun selesai diproses oleh Irfan. Wulan hanya perlu mengirimkan beberapa berkas tambahan yang diperlukan. Mereka berdua pun berpisah, meski hanya untuk sementara.

Di perjalanan pulang, Wulan pun memikirkan bagaimana Irfan tadi berusaha menggodanya. Ia yakin bahwa lelaki gendut tersebut punya ketertarikan secara seksual kepada dirinya. Wulan pun sadar bahwa meski tubuhnya tidak seseksi Mila, namun ia tetap mempunyai daya tarik seksual yang memikat.

"Apakah aku harus melakukan hal yang sama kepada Irfan, seperti yang aku lakukan kepada Pak Syamsul?" Pikir Wulan dalam hati.

Irfan memang tidak berusia lanjut seperti Pak Syamsul, karena itu Wulan tidak mempunyai ketertarikan yang spesial kepada dirinya. Namun ia menjadi tertarik karena perkataan Mila bahwa Irfan mempunyai kemaluan yang besar.

"Rasanya akan menarik apabila aku bisa membuat Irfan menunjukkan kemaluannya, tanpa perlu mengizinkan dia menjamah tubuh indahku," gumam Wulan pelan.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Mantaabh ukhti @fathimah..

Egi terbuai nafsu dgn Bu Anita, menjd tdk peduli dgn Mila. Mila yg kebingungan krn dlm tekanan om Burhan, akhirnya memilih Irfan untuk merasakan vaginanya pertama kali. Irfan dpt perawannya Mila.
Om Burhan..? Silahkan kecewa.. :p

Egi, nampaknya sdh kurang peduli dgn Mila krn akan dapat bu Anita yg akan diceraikan suaminya.

Nah, ini dia yg menang adalah om Samsung yg dpt perawannya Wulan..

Aahh. Itu kan hanya angan angan ana saja. Tergantung dari ukhti @fathimah lah..
Begitu ya ukh...

Langscruuuut uhkti .. :semangat:
 
Status
Please reply by conversation.
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd