Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Perampokan Berbuah Manis

Antingmama

Semprot Lover
Daftar
14 Jul 2017
Post
249
Like diterima
1.982
Bimabet
Cerita ini diadaptasi dari Perkumpulan Rahasia 2 Home Robbery dengan sedikit perubahan isi, selamat menikmati

POV Ryan
mqdefault.jpg


Perkenalkan namaku Ryan Hardjadinata Koehler, usiaku 21 tahun. Aku sendiri adalah anak pertama dari 3 bersaudara. adik pertamaku cowok bernama Sergi sekarang dia kuliah di perguruan tinggi di Jakarta semester 3 usia 19 tahun berwajah tampan warisan dari papaku, sedangkan adik keduaku cewek bernama Natasha masih duduk di bangku SMA kelas 3 usia 17 tahun mirip dengan mamaku terutama dari segi kecantikan. Papaku sendiri bernama Rudi Hardjadinata Koehler keturunan Jerman-Sunda berusia 44 tahun tinggi 175 cm masih tampan dan segar, sedangkan mamaku bernama Ratna Juwita Assegaf keturunan Arab-Jawa berusia 43 tahun dengan kulit putih, tinggi 170 cm dan payudara yang aduhai khas keturunan Arab yaitu 38D. Perpaduan darah Jerman-Arab-Sunda-Jawa rupanya berperngaruh pada fisikku.Tinggi tubuhku saat ini 180cm, berat 75kg, ukuran penis 21 cm ditambah dengan kulit putih, hidung mancung dan mata kebiruan membuatku jadi rebutan para wanita. Namun karena saat aku sedang menyelesaikan skripsiku, aku memutuskan untuk tidak pacaran dulu. Oh ya saat ini berkuliah di salah satu perguruan tinggi negeri di Kota Bandung. karena hari ini sedang libur semester, aku pun memutuskan pulang ke Jakarta untuk liburan.

POV Ratna
5ced8a03-edc1-455a-af23-24d78c651a2a_3x4_170x227.jpg


Perkenalkan namaku Ratna Juwita Assegaf seorang wanita ibu rumah tangga peranakan Arab-Jawa berusia 43 tahun. Aku adalah ibu dari 3 orang anak yang tampan dan cantik yaitu Ryan 21 tahun, Sergi 19 tahun, dan Natasha 17 tahun. Suamiku bernama Rudi berusia 44 tahun yang kunikahi 22 tahun yang lalu adalah seorang insinyur yang sering mendapatkan kontrak proyek di luar kota ataupun luar negeri yang membuatnya sering berada di luar rumah. Sebenarnya selama ini hubunganku dengan suamiku cukup harmonis dan setiap kali berhubungan intim aku selalu mendapat kepuasan yang cukup. Namun dikarenakan dia sering berada di luar kota atau luar negeri, frekuensi hubungan intimku dengannya menjadi tidak terlalu sering, terkadang kalo tidak sedang banyak proyek kami bisa melakukannya seminggu dua kali layaknya pasangan normal, namun ketika dia sedang sibuk bisa hanya sebulan sekali atau dua bulan sekali kami berhubungan intim. Hal inilah yang seringkali membuatku uring-uringan walaupun selama pernikahan aku tidak pernah berselingkuh, tetapi rasa kegersangan itu tetaplah ada dan terkadang hal itu membuatku hubunganku dengan suami menjadi agak renggang.

Sebulan yang lalu tepat pada ulang tahun pernikahan kami yang ke 22 tahun, suamiku memberikanku hadiah sepasang anting emas cantik yang membuatku senang sekali karena ternyata suamiku masih ingat dengan ulang tahun pernikahan kami. aku pun memakai anting emas itu dengan bangga karena sebagai wanita pada umumnya aku memang senang dengan perhiasan seperti kalung, cincin, gelang, anting yang sebagiannya aku simpan di rumah dalam bentuk kotak perhiasan biasa dan sisanya aku simpan di bank dalam bentuk Safe Deposit Box.
ba888d557f7cb1fc01b49817bfa7ba7b--kuning-mutiara.jpg

hadiah dari suamiku Rudi​

Pada saat hari ulang tahun pernikahan itu aku menyampaikan niatku pada suami untuk melepas KB Spiral yang aku pakai selama ini. Aku beralasan karena di usia 43 tahun ini sudah semakin kecil kemungkinan untuk hamil lagi, lagipula frekuensi hubungan intimku dengan suamiku tidak terlalu sering jadi menurutku aman jika untuk melepas KB Spiral di usia dan keadaan yang sekarang. Suamiku pun langsung menyetujuinya saat itu, toh dia berpendapat di usia sebegini sangat kecil kemungkinan bagi kami untuk memiliki momongan lagi. beberapa hari kemudian aku pun pergi ke dokter kandungan untuk melepas KB Spiralku dan semuanya berjalan lancar tanpa masalah. Aku pun tidak sadar bahwa keputusan melepas KB Spiral itulah yang pada akhirnya akan berakibat fatal pada diriku di kemudian hari.

POV Ryan
Seperti biasa liburan kuliah kali ini kuhabiskan dengan jalan-jalan hangout bersama teman-teman SMA. Hari Sabtu menjelang sore yang cukup gerah ini aku pun memutuskan pulang ke rumah untuk beristirahat karena kecapaian. ketika aku turun dari grab car di depan gerbang rumah berpagar tembok. Pintu pagar berderit ketika kubuka, hmm, agak aneh,biasanya aku harus teriak-teriak atau memencet bel minta dibukakan. Memasuki halaman sempat tertegun melihat dua sepeda motor parkir di halaman, aku tak mengenalinya karena aku tahu persis jenis sepeda motor apa yang dimiliki teman-teman semasa SMA yang biasanya ngumpul kalau aku pulang. Dan rasa heranku belum habis ketika memasuki rumah dengan amat terkejut kudapati mama tengah duduk terikat di kursi dengan mulut dibekap sehelai kain.Kedua kakinya terikat di masing-masing kaki kursi dan tangannya terlipat di belakang. Mama?!”teriakanku belum habis ketika mendadak sebatang logam dingin menempel di leherku dan tanganku dipiting seseorang,”jangan bergerak atau gue gorok”, ujar seseorang dengan suara parau. Sadarlah aku kalau ini adalah perampokan dan yang menempel di leherku saat ini adalah sebuah belati,kulirik dan kudapati dua orang menggunakan zebo untuk menutup wajah. Mamaku saat itu hanya mampu membelalak dan mengeluarkan air mata sambil mengeluarkan suara tersendat. Dan segera tanganku diikat salah satu perampok dengan seutas tali dan menyuruhku berlutut. Seorang lagi mendekati mama dan membuka selubung yang menutupi mulutnya, katakan dimana ibu menyimpan perhiasan dan uang atau kita gebukin anak ibu”, ujarnya seraya menjambak rambut mama, ingin kuterjang dia namun posisiku tidak menguntungkan dengan posisi tangan terikat dan dibawah ancaman senjata tajam. Di dalam lemari kamar atas jawab mama dengan suara gemetar ketakutan.
 
Terakhir diubah:
Tak lama si perampok pergi ke lantai atas dan turun dengan ngomel-ngomel, masa cuma segini”,ujarnya kepada mama sambil membanting kotak perhiasan kecil di hadapannya.”Kami gak pernah nyimpan uang cash di rumah kecuali sekedarnya, perhiasan juga saya simpan di bank”,ujar mama terbata-bata dengan wajah kian memucat. “wah, kayaknya harus kita kasih pelajaran nih Har, ujar si perampok yang kecewa dengan perolehannya.Ia mendekati mama, menghunus pisaunya.....”jangan,tolong jangan lukai kami”,mama memohon setengah menangis.Aku pun sangat geram namun tak bisa berbuat banyak.Tapi yang terjadi di luar dugaan, si perampok menyelipkan pisaunya di lengan kaus mama hingga batas kerah dan preekk-prekk, kaus T shirt mama tersingkap hingga menampakan bahunya yang putih bersih dan tali BH nya, lalu bak tukang kuliti hewan, ia robek bagian depan kaus mama, kembali suara sobekan kain terdengar dan dengan kasar dia renggut kaus itu dari bagian punggung sehingga nampaklah payudara mama yang masih tertutup BH, mama hanya bisa memohon dengan suara lirih campur isak tangis.”Kurang ajar kalian!!, teriakku sambil berusaha berdiri..”eit-eit...sabar anak mama, permainan belum selesai, ujar si Har,perampok yang sedari tadi memegangku. Mama memberi isyarat dengan gelengan kepala agar aku menyerah.Aku kembali terduduk dengan wajah tertunduk lesu dan marah, namun melihat mama setengah telanjang membuat sekilas pikiran nakal melintas, dalam hati aku memuji betapa mama masih sangat sexy dan memang masih cantik serta layak menjadi obyek khayalan banyak lelaki tak terkecuali rekan-rekanku pun kerap berkomentar nakal soal mama. Si perampok dengan kasar segera meremas-remas payudara mama yang cukup besar itu,mengeluarkan dari mangkuk BH nya dan membetot-betot ringan putingnya yang kecoklatan itu, mama hanya bisa meringis dan terisak.Lalu kembali ia sisipkan pisau di tali BH mama hingga terputus dan terlepas & terhempas ringan di pangkuan mama. Kembali ia remas-remas payudara mama dan mempermainkan putingnya.Cukup lama ia mempermainkan payudara mama di hadapanku dan rekannya sambil tertawa-tawa dan memberi komentar nakal soal mama.Membuatku kian marah namun....juga perlahan benda di selangkanganku bergerak-gerak hingga mendesak celanaku. Sungguh memalukan bagaimana munkin ini terjadi tapi naluri kelelakianku mengambil alih akal sehatku.Si perampok dengan kurang ajar menurunkan resleting celananya dan mengeluarkan batang kelaminnya, lalu menjambak rambut mama dan menundukan kepalanya,”ayo isap bu kalau mau selamat”, ancamnya.

Mama melakukan perlawanan dengan menegangkan otot lehernya dan menutup rapat-rapat bibirnya, Har...hajar, ancamnya, Si Har tiba-tiba memukul perutku membuatku terbatuk-batuk, mengetahui mereka mulai menyakiti anaknya, perlahan mama menyerah dan dengan wajah jijik membuka bibirnya dan dengan paksa si perampok mendesakan batang kontolnya ke mulut mama membuatnya terbatuk-batuk dan kian deras mengeluarkan airmata.”ooh...terus bu, hisap terus..ahhh, erangnya sambil menjambak rambut mama dan satu tangan lain meremas-remas kasar payudara mama sambil sesekali memelintir putingnya.Mama tak punya pilihan lain selain menuruti kemauan bejat si perampok, mengulum dan menjilat batang kemaluan dan biji pelir si perampok sampai akhirnya si perampok menarik kepala mama, menahannya hingga mama nyaris tak bisa bernafas dan menghujamkan kontolnya dalam-dalam sambil mengerang...”ahhh...ahhh...hisap sampai habis bu...ahhhss, teriaknya dengan tubuh mengejang.Sadarlah aku kalau ia tengah ejakulasi di dalam mulut mama yang matanya hanya menampakan putihnya saja, dan mama mau tak mau harus menampungnya dengan paksa. Sekian menit berlalu ketika si perampok melepaskan kepala mama, mama dengan berlinang air mata dan wajah memerah terbatuk-batuk dan memuntahkan cairan putih kental ke lantai.
 
Si perampok dengan puas segera merapikan kembali pakaiannya namun pesta belumlah usai. gantian Riz!!, ujar si Har.”giliran lo sekarang” ujarnya sembari mengambil alih tugas rekannya mengawalku. Kembali mama harus mengoral paksa lelaki yang bukan suaminya tersebut walau memohon-mohon sebelumnya. Dan aku pun terpaksa menyaksikan dengan marah dan...terangsang.”Gimana bro? Lo mau gak diemut nyokap lo?”,ujar si Riz sambil terkekeh-kekeh, membuatku kian geram namun dalam hati seolah-olah mengiyakan pertanyaannya, selama ini aku kerap marah jika rekan-rekanku rada ngeres kalau mengomentari mama, namun di sisi lain aku pikir memang mama sangat menarik walau di usianya yang ke 43 tahun, mirip seorang artis jav kategori MILF.Mama kembali terbatuk-batuk menelan benda asing di mulutnya dan kembali payudaranya diremas-remas dan dibetot-betot hingga mama kerap menjerit ringan. Dan tak lama, kembali mama harus menelan paksa cairan sperma pria asing walau sebagian kembali dimuntahkannya dan meleleh di sekitar dagunya. Kupikir peristiwa memalukan ini berakhir, namun ternyata tidak. Si Riz, entah Riz atau siapa, menyuruhku berdiri dan kembali tertawa-tawa,”,liat Har, anak kesayangan ternyata ngaceng liat mamanya ngemut kontol..hahahaha, ujarnya, dan kuyakin wajahku memerah saat itu karena tak mampu menyembunyikan ereksiku yang menyembul di celanaku di hadapan mama. Si Har ikut tertawa,”kayaknya dia pengen juga tuh. Dengan paksa mereka membuka celanaku dan kali ini aku tak melawan karena kupikir tak ada gunanya. Kini aku telanjang separuh badan ke bawah, dengan wajah tertunduk malu karena di depan ibuku sendiri walau aku tahu ia sering melihat kemaluanku ketika aku kecil.Dengan ujung pisau menempel di pinggang mereka mendorongku ke arah mama.”maafkan aku mah”, ujarku lemah,”ini bukan salahmu Yan,” jawab mama pelan setengah menangis.”ayo, gak usah pake lama,kulum cepat”,ujar si Riz sambil merapatkan bagian bawah tubuhku ke wajah mama sampai ujung kontolku menyentuh pipinya.”Ayo bu, kulum!!” perintah si Har. Mama menatap wajahku dan mengangguk seolah menyuruhku tenang lalu perlahan membuka mulutnya,aku memejam merasakan kepala penisku masuk ke rongga yang basah,hangat dan rapat.Bohong besar kalau aku tak merasakan kenikmatan yang luar biasa.Dan mama melakukannya dengan perlahan namun pasti seolah-olah ikut menikmatinya atau karena wujud kasih sayang karena kali ini batang kemaluan anaknya yang harus ia hisap. mama..oohss...aku mau keluar mah...ahhs, erangku dan mama menatapku,lalu matanya kembali menyipit dan kembali menangguk, ..”mamaaah”,itulah teriakan pengantar semburan demi semburan spermaku di rongga mulut mama dan luar biasanya mama terus menghisap ketat batang kontolku sehingga aku yakini semua spermaku pun habis ditelan mama.”Nah..ini baru mantap..hahaha, ujar perampok sambil tertawa-tawa puas. Dan mama baru melepaskan kontolku ketika kembali ke ukurannya semula.Wajahnya tertunduk lesu,sedangkan aku antara perasaan dosa dan puas tiada tara.
 
Terakhir diubah:
Namun sekali lagi pesta belumlah usai. Mereka melepaskan ikatan mama dari kursi, mendirikannya, lalu tanpa ampun menurunkan celana stretchnya hingga tinggal celana dalam, di saat yang sama T shirt yang ku kenakan pun disobek hingga aku kini benar-benar bugil di hadapan mama dan dua perampok biadab tersebut. Kembali salah seorang perampok menyisipkan pisau ke sisi samping celana dalam mama dan merobeknya, lalu berpindah ke sisi lain.Bentuk perlawanan terakhir mama adalah merapatkan kakinya agar celana dalam itu tidak lepas namun percuma,karena di hadapanku bulu-bulu kemaluan mama nampak dengan jelas sedemikian lebatnya. Baru kali ini aku menatap jelas area di mana aku lahir dari situ 21 tahun yang lalu."ah", mama menjerit ringan ketika si Har merenggut paksa celana dalam tersebut dari jepitan paha mama. Dan dengan kasar tangannya segera hinggap mengelus-elus jembut mama dan terkadangi menjambaknya ringan hingga mama sesekali berteriak kecil dan menggeliat, membuatnya semakin nampak sexy dan menggairahkan, membuat perlahan-lahan batang kontolku yang tadi lemas mulai berdiri tegak.Lalu kembali mama berteriak ketika dengan paksa jemari si perampok mulai mengorek-ngorek rongga vagina mama dan mengocok-ngocoknya dengan kasar pula, wajah mama mengernyit menahan sakit dan malu diperlakukan semena-mena seperti itu, di hadapan anaknya pula.''Nah...sekarang gue pengen liat lo berdua ngentot", ujar perampok di belakangku sambil kembali ujung pisaunya ditekan ringan dipantatku.
 
."Mama...maafkan aku ma", ujarku dengan wajah tertunduk walau dalam hati aku menginginkan hal ini terjadi, ingin kurasakan kembali dalam liang dimana aku dilahirkan walau dengan cara berbeda."sshh....ini bukan salahmu, Yan", jawab mama, yang tiba-tiba memegang kemaluanku lalu sedikit berjingkat ia arahkan kepala penisku ke bibir vaginanya, perlahan tapi pasti ujung kepala jamur itu menyeruak masuk ke dalam liang senggama mama.."ouuhh...pelan-pelan Yan..ooh",mama mengeluh dengan wajah seperti menahan rasa sakit.Mama kemudian merangkul leherku dan aku pun memeluk mama hingga payudaranya ketat menempel di dadaku. Jujur keperjakaanku berakhir pada saat itu dan sialnya di tempat yang salah, bukan oleh gadis idamanku namun justeru ibu kandung yang seharusnya kuhormati..
 
Sensasi berada dalam genggaman ketat rongga yang hangat dan basah itu jangan ditanya lagi, namun aku tak melakukan gerakan apapun sampai akhirnya si perampok memerintahkan kami berdua mengayunkan pantat kami masing-masing.."ayo, goyang yang bener", ujar si Riz sambil sedikit mendorong ujung pisaunya di pantatku,karena di picu rasa sakit sontak aku hentakan pinggulku ke depan, demikian juga mama pun mendapatkan perlakukan yang sama sehingga terdengar teriakannya.
 
.Beberapa menit mereka mempermainkan kami berdua sambil tertawa-tawa, sampai akhirnya kami lakukan sendiri gerakan layaknya orang berhubungan sex dalam keadaan berdiri tanpa ancaman.Dan sungguh kali ini aku begitu menikmatinya, entah apa yang dirasakan mama selain nafasnya ikut memburu disela-sela isakan tangisnya.
 
Dan perlahan-lahan aku mulai merasakan rasa geli bercampur ngilu di sekitar kemaluanku tanda orgasmeku akan tiba..."mama maafkan Ryan ma, aku mau keluar...ahhss"...."gak pa-pa Yan, keluarin aja...mama relakan Yan..nnnghh", jawab mama setengah berbisik di telingaku...dan "ahhss...ahhss...mama", eranganku sambil memeluk mama erat-erat mengiringi semburan demi semburan air mani yang membanjiri liang vagina mama hingga beberapa detik ke depan sampai kurasakan denyutan demi denyutan ejakulasiku mereda dan menghilang seiring dengan mengerutnya batang kontolku.
 
"hahaha... ini baru adegan menarik...hahaha", tawa dua orang perampok tersebut menikmati adegan erotis secara live di depan mata mereka. "eitt...tunggu dulu, jangan dilepas", kembali ujung pisau menempel di pantatku ketika berusaha menjauh dari mama, mau tak mau aku kembali merangkul erat mama sementara kontolku masih berada di vagina mama.

Si Har entah dari Mana mengambil lakban, lalu mulai melakban sekeliling pinggang berkali-kali agar kami tetap melekat, kemudian ganti paha kami berdua juga diikat dengan lakban, lalu pergelangan tangan kami yang tengah merangkul punggung masing-masing, lalu bagian punggung persis di bawah tangan kami yang saling berangkulan itu, sepertinya mereka benar-benar berniat membuat kami melekat erat dan sangat sulit untuk melepaskan diri.
 
Kemudian mereka menyuruh kami berjalan keluar ke halaman samping rumah, agak sulit kami berjalan dengan kondisi seperti itu dan beberapa kali nyaris terjatuh namun dua perampok jahanam itu membantu memapah kami, dan setibanya di teras mereka membaringkan kami, memutar piringan CD di ruang tamu dengan volume yang cukup keras lalu kemudian pergi. Tinggal kami berbaring dengan posisi menyamping pasrah, keringat mulai bercucuran membasahi tubuhku dan mama, apalagi perlahan matahari mulai menyinari kami.Sempat aku berdiskusi dengan mama agar berteriak minta tolong, namun suara musik akan meredam suara teriakan kami ditambah kamipun merasa malu jika orang-orang mendapati posisi kami seperti ini."kita tunggu Pak Udin dan Bi Ira aja sampai besok pagi, biarlah kita sabar nungguin, tembok pagar rumah kita kan tinggi jadi mustahil ada tetangga yang liat", ujar mama. Dan sepertinya kami tak punya pilihan lain selain menunggu sepasang suami isteri paruh baya yang bekerja sebagai tukang kebun dan tukang cuci kami yang biasa bekerja dari pagi hingga siang hari. Hanya mereka berdua lah harapan kami karena papa masih berada di luar negeri sementara adik-adikku tengah berlibur dengan neneknya. "Mama kita harus bergerak biar gak kepanasan dan dehidrasi", ujarku."iya Yan, tapi bagaimana?'',tanya mama.Hmmm ...iya juga pikirku. Keringat kian membanjiri tubuh kami hingga akhirnya terlintas ide,"ma...kita berguling aja ya sampai bisa masuk ke dalam", ujarku.Mama mengangguk setuju, lalu dengan susah payah akhirnya kami bisa berguling sekali, dua kali,terus hingga mendekati pintu.Namun kini muncul hal lain, gerakan tadi kembali memicu ereksi batang kontolku dan perlahan memanjang dan mengeras mendesak lubang kewanitaan mama,"maafin aku ma", ujarku lirih.",gak pa-pa Yan,udah gak usah minta maaf, ini bukan salah kamu,", jawab mama mencoba menenangkanku.Kami beristirahat sebentar dengan posisi kembali menyamping, dan kunikmati jepitan erat liang senggama mama walau tak bergerak.Setidaknya posisi kami aman dari terpaan sinar terik matahari. Persoalan adalah bagaimana memasuki pintu ke ruangan dalam tersebut.
 
Terakhir diubah:
Namun perlahan seiring peredaran matahari kembali tubuh kami menerima siraman cahayanya yang entah mengapa hari ini terasa begitu panas."Mama...kita harus masuk ke dalam, maaf ma, gimana kalau mama dibawah, biar Ryan coba mendorong", mama hanya mengangguk,lalu kami berguling.Aku pikir mudah mendorong tubuh kami berdua dengan posisi seperti itu, ternyata cukup sulit, dan mau tak mau bertumbu pada gerakan pinggulku dan dorongan pantat mama. Seinchi demi seinchi kami maju ke dalam dengan kepala terlebih dahulu, namun tentu saja gerakan itu hampir sama dengan gerakan orang bersetubuh, maka setiap gerakan mendorong membuat saraf-saraf sekitar batang penisku merasakan sensasi nikmat bergesekan dengan dinding vagina mama dan tepat separuh badan kami melewati pintu aku harus menghujamkan dalam-dalam kontolku ke dalam memek mama dan sekujur tubuh menegang ",ahss mama, aku keluar laggihh...ahhss", erangku, "keluarin aja Yan, mama ikhlas,'' bisik mama di telingaku. Lama aku membiarkan semua semburan spermaku mereda dan melemaskan tubuh, lalu mulai kembali mendorong tubuh mama sampai akhirnya kami berhasil masuk ke dalam. Untuk beberapa saat kami terbaring menyamping mencoba menghemat tenaga sampai akhirnya senja tiba. Lalu kami mulai bercakap-cakap mengisi waktu, berdiskusi tentang apa yang terjadi pada kami dan bagaimana menghadapi esok pagi sampai obrolan ngalor ngidul, aku tak berani membahas soal seks karena merasa kasihan dengan mama."Sudah, gak usah kamu pikirkan Yan, ini bukan salah mu", kembali mama meyakinkanku tentang peristiwa memalukan tersebut,,,,"anggap aja rejekimu" ujar mama diikuti tertawa kecil, kali ini aku sedikit terkejut dengan entah bercanda atau serius dengan ucapan mama barusan. "Mama gak keberatan?", tanyaku serius."Tidak ada ibu yang normal yang menginginkan hal ini, tapi ini kan karena terpaksa Yan," jawab mama.
 
Berpelukan dengan wanita secantik mama yang berwajah kearab-araban dan juga melihat sepasang anting-anting emas cantik yang melekat di kedua telinganya membuat senjata biologisku mengeras menuju ereksi yang sempurna. Mama pun hanya tersenyum manis menatapku,"kenapa kamu ngeliatin mama kayak gitu? Udah gitu burung kamu mengeras lagi, kenapa kamu nak?",ujarnya. Aku pun berkata "ma aku boleh jujur gak tapi mama jangan marah ya?" kataku sambil menunduk. Mama pun menjawab "Iya jujur aja mama gak bakalan marah kok memangnya kenapa sayang?". Dengan jujur aku menjawab "Ma sebenarnya aku suka ngeliat mama pakai anting, mama keliatan lebih cantik dan lebih muda" jawabku sambil mencium anting-anting emasnya. Mama menjawab sambil tertawa kecil "kamu itu sebenarnya suka ato ngeres sih liat mama pakai anting? Tuh burungmu aja sampe berdenyut-denyut gitu di memek mama hihihihi" tawa mamaku, karena malu aku pun menunduk terdiam. "Tapi Yan" mamaku melanjutkan obrolannya "Untung aja perampok tadi lupa suruh lepas anting yang mama pakai ini, kalo enggak mama pasti sedih banget soalnya anting ini adalah kado pemberian dari papa untuk mama sewaktu ngerayain ulang tahun pernikahan yang ke 22 tahun yang jatuh sebulan lalu". Aku pun menjawab "Ya udah ma gak apa-apa yang penting kita selamat ma, soal perhiasan nanti kan bisa dibeli lagi yang penting nyawa kita selamat ma" ujarku. "Iya sayang bener kata kamu, perhiasan bisa dibeli yang penting kita selamat" ujar mama.
mcassel-9898.jpg

mamaku Ratna Assegaf​
 
Terakhir diubah:
Bimabet
Malam mulai menjelang dan ganti udara dingin melingkupi ruangan ini dan...panggilan alam mulai mendesak, berkali-kali orgasme ditambah cuaca dingin membuat isi kantung kemihku serasa meledak..",mama...aku harus buang air nih...dah gak tahan", ujarku..."sama Yan, mama juga, ya udah kita pipis bareng,ini gak bisa kita cegah Yan,udah pipis aja," lalu semburan cairan kuning ganti memenuhi rongga memek mama sampai akhirnya merembes keluar beserta lelehan sperma ku, lalu ganti mama mengeluarkan cairan hangat menyembur di sekitar batang kemaluanku.Sebuah sensasi yang kian membuat alat kelaminku mengeras. Namun walhasil tubuh bagian bawah kami kini tergenang cairan urine bercampur sperma membuat kondisi kami kian tidak nyaman. "ma...kayaknya kita harus pindah deh daripada gak nyaman begini", pintaku kepada mama dan ia menyetujuinya. Dan kali ini mustahil kami bisa berguling karena terhalang sofa, meja dan vas-vas keramik jumbo koleksi mama.
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd