Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Perawan Sang Pramugari [LKTCP 2020]

Doniallena

Semprot Baru
Daftar
5 Jan 2019
Post
47
Like diterima
796
Bimabet
“Para penumpang yang terhormat, saat mendarat sudah dekat. Namun hati ini terasa pekat, mendengar jawaban yang menolak begitu cepat. Sudah lama jiwa meronta-ronta, inginkan dia tapi harus sadar dia bukan lagi siapa siapa.”

“Silahkan tetap duduk, jangan lupa jaga jarak dengan dia karena sadar dia sudah milik orang. Kencangkan sabuk pengaman dan harus tetap menerima kenyataan bahwa dia tak lagi memilih anda. Tegakkan sandaran kursi agar kuat melihat dia bersama yang lainnya. Melipat hati yang telah pupus akibat dia tak lagi menoleh, memilih melupakan anda. Buka penutup jendela tapi jangan buka folder kenangan. Semua perangkat elektronik dimatikan, termasuk rasa yang masih tersimpan”.



Seketika para penumpang tertawa bahkan tidak sedikit yang memberikan tepuk tangan menyambut suara merdu sang pramugari yang menyampaikan bahwa sebentar lagi pesawat akan landing. Pasti sebagian dari suhu sekalian sudah tidak asing dengan pengumuman awak kabin yang berpantun seperti ini. Tahu lah maskapai mana yang aku maksud.

“Selamat datang di Bandara International Sam Ratulangi di Manado, waktu menunjukkan pukul 22.00 Waktu Indonesia Tengah....”, akhirnya sampai juga di kota tercinta setelah menempuh kurang lebih tiga jam penerbangan dari Jakarta. Lumayan lama dan membosankan. Untung saja selama penerbangan aku bisa menikmati pemandangan para pramugari cantik dan seksi lalu lalang. Aku adalah orang yang punya obsesi dan fantasi dengan yang namanya pramugari. Entah kenapa tiap melihat pramugari pikiranku langsung menerawang ke arah yang erotis. Selama penerbangan ini ada satu pramugari cantik yang menarik perhatinku. Parasnya manis dengan lesung pipit dan body proporsional, tinggi dan agak berisi. Tidak berani kenalan, hanya sempat membaca papan nama di seragamnya tertulis Pingkan***.



Sekali saat pramugari ini menunduk untuk mengambil minuman di gerobaknya, tampak sedikit celah diantara belahan dadanya yang berhasil bikin horny. Sereceh itu ternyata bisa bikin terangsang, apalagi belahan rok hijaunya yang cukup menampilkan paha putih berisi dan sedikit berbulu halus. OMG! Sampai disini aku yakin bahwa aku sedang butuh belaian wanita. Betapa tidak, sejak dua minggu yang lalu aku mengikuti training di kantor pusat di Jakarta, sendirian tanpa ada yang menemani. Aku sendiri adalah tipikal suami takut istri, tidak berani mencoba hal hal nekat apalagi menyewa pelacur. Forget it!

Kembali ke pesawat, antrian penumpang yang hendak turun cukup panjang. Bahkan seperti biasanya, seketika pesawat berhenti para penumpang langsung antri berdesakan di gang. Karena tidak harus buru buru, aku memilih untuk menunggu sampai benar benar sepi dan nyaman untuk turun tanpa berdesak desakan. Kesempatan itu aku manfaatkan dengan mencuri curi pandang ke pramugari cantik bernama Pingkan. Ternyata saat itu dia berdiri di pintu keluar bertugas megucapkan salam perpisahan dengan penumpang. Senyum yang manis kubalas dengan senyuman terbaik juga sambil mengucapkan terima kasih, sampai ketemu lagi. Wajah cantiknya, body nya, kesan yang saya dapat dari Pingkan ini, sempuuurrnaaa. Tapi apa boleh buat, pertemuan kami hanya sebatas penumpang dan awak pesawat. Akupun yakin senyuman indah itu hanya sekedar untuk menjalankan pekerjaan dan kewajibannya. Yasudahlah, toh tidak lama lagi aku bisa menikmati tubuh pramugari yang tidak kalah cantiknya, sahabat karib istriku, calon pengantin.

Btw sebaiknya kita kenalan dulu. Aku Donni, usia 27 tahun, karyawan swasta. Mempunyai istri yang cantik bernama Allena, dan anak satu berusia 2 tahun. Aku asli Manado dengan prototype orang Manado pada umumnya, gak ganteng ganteng amat tapi putih dan badan proporsional. Begitu juga dengan istriku, tinggi langsing dengan body terawat karena rajin olahraga. Kehidupan rumah tangga kami sangat menyenangkan, bahagia, karena satu sama lain saling terbuka dengan pemikiran dan kemauan masing masing. Kehidupan seks kami juga normal normal saja, kecuali pada moment spesial bersama dengan teman teman karibnya, istriku Allena bisa berubah 180 derajat dari wanita yang alim, menjadi sangat binal. Ya, teman teman karib yang dimaksud adalah teman-teman masa SMA yang hingga kini masih menjalin komunikasi dan hubungan yang erat. Bahkan bisa dikatakan lebih dari saudara kandung. Sebagian dari suhu-suhu disini mungkin masih ingat dengan lingkaran pertemanan yang saya maksud. Salah satu dari mereka, yaitu Valen sedang mempersiapkan acara pernikahan yang akan dilangsungkan hari Minggu (dua hari lagi sejak kepulanganku dari Jakarta).

Karena tidak dijemput, akupun memesan Taxi bandara menuju ke salah satu Hotel di pusat kota Manado, yang katanya angker karena dulunya bekas rumah sakit gunung Wenang. Disana sudah menunggu istriku Allena yang sengaja menginap di Hotel untuk persiapan acara pernikahan temannya Vallen yang juga akan dihelat di hotel tersebut. Selama perjalanan menuju hotel, aku menyempatkan untuk video call dengan putera tercinta yang kali ini dititipkan ke oma opanya di kampung. Tak terasa taksi yang kutumpangi sudah berhenti depan lobby dan supirnya membantu menurunkan koper dan barang bawaan lainnya. Segera aku menuju ke kamar yang sudah di infokan Allena sebelumnya. Beberapa lama setelah bel dibunyikan, Allena istriku membuka pintu dan langsung kusambut dengan pelukan dan ciuman hangat yang mendarat di bibirnya. Kami sudah terbiasa seperti itu, dalam kehidupan sehari hari pun, saat pulang rumah selesai kerja kami selalu berpelukan dan ciuman mesra.

Namun malam itu intensitasnya lebih lama dan lebih hot dari biasanya. Selain ciuman akupun langsung mendaratkan tangan kakakku di pantatnya, meraba raba kecil hingga meremas remas saking kangennya. Tangan kiri bergerilya masuk kedalam piyama dan BH Allena, sambil sedikit bergerak mendorong ke arah tempat tidur. Kejadian ini terjadi sangat cepat hingga tanpa bisa dicegah oleh Allena, tangan lincahku sudah membuka kancing piyama dan BH yang dipakainya. Celana legging halus yang dikenakan juga tidak lolos dari serangan cepatku. Kini posisi kami masih berciuman mulut, kugigit lidahnya hingga Allena tidak bisa berkata apa apa. Perlahan lahan kudorong Allena menuju tempat tidur dengan bagian atas yang sudah telanjang, bagian bawah menyisahkan celana dalam dan legging yang menggantung di lutut. Sumpah! Sekali lagi kejadian itu cepat sekali, saking hausnya aku akan belaian istri tercinta.

Hingga akhirnya beberapa meter bergerak, melewati gang depan kamar mandi, semakin dekat dengan tempat tidur, aku kaget bukan main setelah melihat ternyata ada orang lain selain kami berdua. Di sofa sedang duduk Valen dan calon suaminya yang terpaku melihat apa yang kami perbuat. Segera aku melepas pelukan dan ciumanku ke Allena dan menarik naik legging Allena yang belum sepenuhnya lepas. Aku yakin saat itu pasti calon suami Vallen sudah melihat kemolekan tubuh istriku yang putih bersih, apalagi saat itu payudaranya terbuka bebas. Enggak besar sih, payudara istriku tergolong kecil mungil, namun dijamin pasti bikin horny. Aku aja suaminya yang bisa kapan saja menikmati si payudara, gak pernah ada bosan bosannya buat memandangi si tocil. Apalagi calon suaminya Valen yang tampak salah tingkah kejatuhan durian runtuh. Valen hanya cengengesan menertawai apa yang dilihatnya.

FYI, kami berkomunikasi sehari hari menggunakan bahasa dan logat Manado. Tapi demi kenyamanan suhu suhu pembaca yang budiman, semua percakapan akan saya tulis dalam bahasa Indonesia.

Aku : “Eh maaf, gak tahu kalau ada orang”

Allena : “Papa nih tiba tiba main nyosor aja, malu tahu diihat orang”, sambil mengambil BH dan bajunya yang jatuh di lantai dan mengenakannya kembali.

Vallen : “Ciieee yang udah kangen berat, hajar pak! Punya sendiri kok”

Allena : “Asal-asal! (ngaco!)”

Hahaha, disambut tertawa Vallen dan calon suaminya.

Setelah Allena kembali mengenakan pakaian, istriku ini tampak tak bisa menyembunyikan rasa malunya apalagi calon suami Valen sempat melihat toketnya yang mungil dan tubuh indahnya yang setengah telanjang. Tapi entah kenapa aku sendiri merasa semakin horny malam itu. Tidak lama lama, mungkin karena merasa tidak enak juga, calon suami Vallen pamit keluar tanpa sempat kenalan denganku sebelumnya. Vallen ikutan pamit dan kulihat mereka masuk ke salah satu kamar yang ada di samping kamar kami. Waw pikiranku langsung melayang, membayangkan apa yang akan mereka lakukan. Gak mungkin lah berduaan di dalam kamar hotel terus gak ngapa ngapain. Apalagi setelah kejadian barusan pasti calon suami Valen udah horny. Aku bergegas masuk ke kamar mandi untuk membersihkan tubuh yang terasa gerah usai perjalanan panjang hari ini.

Kejadian kejadian yang kualami hari itu sungguh membuat gairahku memuncak. Hingga tidak tahan lagi untuk menyalurkannya. Membayangkan pramugari bernama Pingkan, membayangkan istriku yang setengah telanjang di depan Vallen dan calon suaminya, serta berhayal apa yang dilakukan calon pengantin ini berdua di kamar mereka, akupun onani hingga keluar sperma yang banyak banget. Sayang sih, seandainya masih bisa sabar menahan sebentar lagi main sama istri pasti lebih komplet. Tapi ya sudahlah. Cukup lama aku berendam di bathtub, hingga penisku kembali menegang sempurna. Baiklah mungkin ini saatnya ngasih jatah ke istri. Mumpung lagi tinggi tingginya. Aku mengeringkan badan dan keluar dari kamar mandi tanpa mengenakan apapun, telanjang. Dengan harapan bisa langsung tempur dengan Allena istriku, melanjutkan apa yang tertunda tadi.

Prank part dua! Kali ini aku yang terkaget bercampur malu setelah sadar bahwa Vallen sudah ada lagi di kamar, sedang berbincang santai dengan istriku di sisi tempat tidur. Dalam kondisi tubuhku yang telanjang dan penis yang menegang maksimal, Allena dan Vallen hanya terdiam memandangi si dedek menampilkan keperkasaannya. Tampak jelas juga mata Vallen tertuju ke alat vitalku. Refleks aku menutup daerah selangkangan dengan kedua tangan, meskipun tidak bisa menutup dengan sempurna. Salting. Sepersekian detik aku dihadapkan pada pilihan kembali ke kamar mandi atau lanjut menggauli istri sendiri. Akupun memilih untuk bersikap biasa saja dan mematung bingung gak tau mau gimana lagi. Tak terduga, gayung bersambut, reaksi Allena ternyata antusias melihat suaminya sudah telanjang tanpa busana. Seakan tidak menghiraukan keberadaan Valen, Allena berdiri dan menarik tanganku duduk diantara mereka berdua. Dengan posisi duduk aku dan Allena berciuman panas sambil saling meraba tubuh masing masing. Tangan Allena sangat nyaman mengocok pelan penisku yang sedari tadi keras seperti batu.

Untuk diketahui oleh pembaca yang budiman, hubungan istriku Allena dengan teman teman karibnya termasuk Vallen ini udah sangat dekat melebihi saudara. Mereka sudah berkali kali melakukan aktifitas seksual bersama, bahkan dengan suami teman-teman istriku. Akupun sudah tidak asing lagi dengan kemolekan tubuh Vallen. Beberapa bulan sebelumnya kami pernah liburan bersama di Bali dalam rangka pernikahan teman mereka Ocha. Waktu itu aku pertama kali dikenalkan dengan istilah “malam bakupas” ala mereka. Jadi singkatnya, istriku dan 4 temannya yang lain punya kebiasaan yang unik nan ekstrim. Mereka menamakannya “Malam Bakupas” (diambil dari bahasa Manado).

Bagi suhu yang sebelumnya sudah pernah membaca rangkaian cerita “Kenangan di Bali : Terima Kasih Ocha”, pasti sudah familiar dengan tokoh tokoh yang ada di cerita ini. Buat yang belum, simak baik baik, akan ada beberapa karakter yang mau saya kenalkan. Kelima sahabat karib ini adalah Allena (istriku), Yolanda (suami : Erik), Angel (suami : Rico), Ocha (suami : Andreas), dan Vallen (perawan). Salah satu aturan main di Malam Bakupas adalah, siapa yang mau menikah, malam sebelumnya mempunyai hak untuk memerintah dan berbuat sesuka hatinya. Dari kelima wanita cantik ini Vallen yang terakhir akan menikah. Faktanya, Vallen adalah wanita cantik dari keluarga yang terpandang, berprofesi sebagai pramugari dan hingga malam itu masih perawan. Waktu di Bali memang aku sudah pernah menikmati servis dari Vallen dan sebaliknya akupun beberapa kali memuaskan hasrat seksual wanita cantik, seksi dan anggun ini. Tapi tidak sampai merebut keperawanannya, karena meskipun aktifitas seksual kami waktu itu sangat liar, tapi dilakukan dalam kondisi sadar sehingga masih bisa mengendalikan diri. Suhu pasti tahu lah alur ceritanya seperti apa di malam bakupas sebelum pernikahan Ocha di Bali.

Kembali ke Manado, di hotel bintang lima tersebut aku dan Allena sudah sange berat, suami istri yang LDR an dua minggu sudah tidak mampu membendung hasrat untuk bercinta meskipun didalam ruangan yang sama ada orang lain, wanita cantik lainnya yang sedari tadi memperhatikan aktifitas foreplay kami. Masa bodoh, toh itu Vallen bukan siapa siapa. Dia sudah tahu seluk beluk kehidupan kami dari luar sampai kedalam dalamnya. Istriku tidak merasa risih, akupun malah semakin bergairah merangsang Allena di depan Vallen. Seperti ada sensasi tersendiri bercinta dilihat orang. Bahkan dalam hatiku berharap Vallen bisa ikut main atau setidaknya bisa melihat lagi tubuh Vallen telanjang. Tidak lama kami pemanasan, lidahku beberapa menit lamanya menyapu bersih cairan asam yang keluar dari vagina Allena hingga istriku ini merintih keenakan, hingga posisi 69 dimana penis tegangku masuk sepenuhnya kedalam mulut Allena. Sedikit berbeda dari biasanya, kali ini sejak jilatan pertama di Vagina Allena, lidahku sudah merasakan cairan asamnya yang masif dan becek. Kuarahkan ujung lidahku menyapu pelan di klitoris Allena dengan gerakan memutar searah jarum jam sambil tangan ku mengusap area paha belakang hingga ke selangkangan. Allena semakin menjadi jadi, tampaknya istriku ini juga sudah sange tingkat terparah. Mengerang kenikmatan disamping temannya Vallen.

Saat itu posisi kami masih 69, aku diatas menindih Allena yang kakinya mengangkang lebar. Kepalaku masih melekat di selangkangannya. Sementara Vallen duduk sangat dekat dengan posisi kami, beberapa sentimeter dari kaki Allena yang terangkat tinggi keatas. Dari posisi kepalaku saat itu, pandangan mataku bisa melihat Vallen yang ternyata terus memperhatikan aktifitas kami. Pikirku pasti sahabat karib istriku ini akan terbawa suasana. Penasaran, perlahan kucoba menggerakkan tanganku mendekat ke paha Vallen. Saat itu Vallen mengenakan rok jeans pendek diatas lutut. Dengan posisi Vallen yang duduk di ranjang, membuat rok jeans nya terangkat hingga ke paha. Bisa suhu bayangkan ya bagaimana paha putih mulus seorang pramugari cantik berdarah asli Manado. Membaca situasi yang semakin kondisuf, tanpa perlawanan jariku yang lincah akhirnya bisa mengusap-ngusap paha Valen yang mulus. Belum merasa puas dengan pencapaian itu, perlahan jariku bergerak mencari selangkangannya. Disaat lidahku masih aktif mengobok-obok vagina istriku Allena yang malam itu berlumur cairan asam yang nikmat, jari tengahku sudah menemukan vagina yang lain, lubang kenikmatan milik Vallen. Awalnya masih tertutup celana dalam. Kugerakkan jariku naik turun mengikuti kontur vagina milik Valen, bolak balik dari arah klitoris hingga ke arah anus. Semakin lama celana dalam tipis milik Vallen sudah basah dan licin. Bisa kurasakan jelas dengan jariku lendir yang membasahi selangkangannya. Beberapa detik kuhentikan jilatan lidahku di Vagina Allena dan mengangkat kepala memberanikan diri menatap mata Vallen. Tidak berani Vallen kontak mata denganku saat itu, mungkin karena malu atau apalah yang dia rasakan, sekejap kelopak matanya menutup menghindari tatapanku. Namun dengan raut wajah yang tidak bisa menyembunyikan ekspresi bahwa Vallen saat itu menahan erangan nikmat akibat sentuhanku di vaginanya.

Vallen :


“Terus sayang, jang kase brenti” (terus sayang, jangan berhenti), ucap Allena setelah menyadari lidahku tidak lagi menjilati vaginanya. Kulanjutkan permainan oralku di vagina Allena. Sebagai suami aku sangat paham benar kapan Allena akan orgasme. Hal ini bisa kuketahui dari rasa yang muncul melalui lendir cairan vaginanya. Saat itu vagina Allena semakin berdenyut dan menghasilkan perpaduan rasa yang semakin asam dan pekat, tanda sebentar lagi istriku mencapai puncak. Diwaktu bersamaan, vagina Vallen yang masih ditutupi celana dalam juga semakin becek dan licin. Aku sengaja menunggu apa reaksi Vallen selanjutnya. Gak mungkin dia bisa bertahan lebih lama lagi melawan rangsanganku yang semakin dashyat di vaginanya. Benar saja, tiba tiba Vallen menyibakkan celana dalamnya kesamping dan memegang jariku diarahkan ke vaginanya yang kini bisa menghirup udara segar. Mulus tidak ada satupun rambut yang tumbuh. Membuatku semakin mudah mengobok obok klitoris perawan Vallen. Sampai saat itu kuyakin Vallen masih perawan makanya tidak berani memasukkan jariku kedalam lubang vagina. Kenikmatan yang sungguh tidak bisa digambarkan dengan kata kata.

Jari tengahku begitu leluasa menjamah vagina Vallen yang berlendir dan semakin licin. Klitorisnya menjadi sasaranku. Titik yang seperti kacang Kawangkoan itu kupilin pilin dengan sentuhan lembut, memutar hingga semakin banyak lagi cairan kenikmatan yang keluar. Sesekali juga usapan jarimu menyisir lipatan vagina sempitnya hingga ke anus. Licin tanpa bulu kemaluan sedikitpun. Vagina Vallen sepertinya memang masih terpelihara dengan baik, tidak ada bagian yang menonjol keluar seperti vagina istriku atau vagina istri istri suhu sekalian. Tandanya belum pernah ada penetrasi penis kedalam vagina Vallen. Hanya sayangnya dengan posisi aku masih 69 dengan Allena, aku gak bisa melihat penampakan vagina Vallen, hanya jari lincahku ini yang menikmati moment ini.

Tidak lama setelah itu aku merasa tidak bisa lagi menahan untuk ejakulasi. Akupun teringat dengan misi awal untuk ngasih jatah batin dan protein segar ke istriku. Sebelum sprema menyemprot keluar, aku menghentikan jamahanku di vagina Vallen dan membimbing Allena untuk berdiri di pinggiran tempat tidur untuk menyodoknya dari belakang dengan gaya doggy style. Allena menurut saja. Tubuhnya disandarkan ke tempat tidur sedangkan pantatnya diangkat dengan selangkangan terbuka lebar. Vagina Allena yang sudah sangat becek sangat memudahkan penisku untuk masuk dan menyodok langsung dengan RPM tinggi. Dengan posisi seperti ini aku bisa melihat Vallen yang secepat kilat membereskan roknya yang sebelumnya terangkat dan bersikap seolah olah tidak terjadi apa apa. FYI, sejauh ini Allena tidak menyadari aktifitas jari nakalku di selangkangan Vallen. Sepertinya Vallen juga tidak ingin sampai Allena tahu kalau suaminya ini mengobok obok vaginanya selagi kami menikmati posisi 69 tadi. Sekali lagi semua terjadi dengan begitu cepat.

“Terus pa”, “aah, terus, cepat, cepat, aaah”, “allen mau pipis pa, cepat, aaaah, mau pipis pa”, “pipis jo, nda apa apa – balasku”, “aaah paaa, enak, terus, aaaaahhhhh, pipis pa” sampai spermaku keluar semuanya kedalam vagina Allena. Sepertinya Allena juga mencapai orgasme yang dashyat hingga kami tersungkur lemah diatas tempat tidur. Enak, puas dan capek banget. Aku sempat beberapa menit tertidur usai ejakulasi yang dashyat. Hingga tiba tiba tersadarkan setelah merasa ada aktifitas di selangkanganku. Dengan kesadaran yang belum sepenuhnya pulih kulihat Vallen sedang mengoral penis yang kembali menegang. Tak mau aku mengagetkan dia, kubuka mataku perlahan sambil tetap berpura pura tertidur. Di sampingnya kulihat istriku sudah tertidur pulas dalam ketelanjangan. Vallen dengan buasnya mengoral penisku berbarengan dengan kocokan halus di pangkalnya. Saat itu Vallen masih berpakaian lengkap dan sepertinya tidak sadar kalau aku udah bangun dan melihat apa yang dilakukannya. Sungguh nikmat tiada duanya, sensasinya tidak bisa digambarkan. Vallen sangat menghayati apa yang dia lakukan, bahkan matanya terpejam ketika lidahnya yang mungil menyapu setiap sisi penisku yang sudah maksimal. Tidak menyangka Vallen bisa se berani itu mengoral penisku disaat istriku tertidur pulas. “Enak len”, ucapku pelan sambil mata kami saling bertatapan. Terlihat Valen sangat kaget mengetahui aku sudah sadar. Seketika Vallen mengeluarkan penisku dari mulutnya dan melepas genggaman tangannya di pangkal penis. Dengan gerakan cepat Vallen keluar meninggalkan kami berdua. Sayang sungguh sayang, andaikan aku tetap berpura pura tertidur mungkin malam ini akan lebih nikmat. Tapi kurasa tadi Valen tidak mengharapkan aku terbangun dan mengetahui apa yang dia lakukan. Yasudahlah, peluang emas gagal berbuah goal. Setelah itu aku tertidur dengan pulas.

Besok harinya, Sabtu cerah di bulan Desember 2019, informasi yang kudengar dari istriku bahwa hari ini teman teman mereka yang lain akan bergabung dan nginap di hotel, kecuali Yolanda dan suaminya Eric yang karena satu dan lain hal gak bisa ke Manado. (Mereka tinggal di Jakarta). Jujur aku sudah tidak sabar menantikan kejutan apa yang akan terjadi nanti malam. Akankah malam bakupas kali ini sedashyat saat pernikahan Ocha ? semoga. Harapku dalam hati. Tapi kenyataannya sejak bertemu di ruang makan dan sepanjang kami sarapan bersama, Vallen menunjukkan reaksi yang tidak biasa. Seolah olah dia menghindari kontak mata denganku. Mungkinkah dia malu dengan kejadian semalam ? ah biasa aja kali. Bukan kali pertama kok, dulu bahkan dengan ganasnya kami saling memuaskan meski tanpa penetrasi di Vagina. Merasa tidak nyaman dengan kondisi ini akupun mencoba untuk konfirmasi langsung ke Vallen. Saat istriku beranjak untuk ke toilet, aku gerak cepat menanyakan apa yang dirasa Oleh Valen. (Untuk diketahui, Vallen ini tipikal cewek yang polos namun pintar. Kalau bicara gak pake jaim jaim, langsung terus terang, jujur, dan bukan penyimpan rahasia yang baik).

Aku : “Valen loe gak apa apa ? ada sesuatu kah ?”

Vallen : “Jangan sampai Allena tau!”, - sambil matanya melotot memperingatkan aku.

Aku : “Soal apa ? yang tadi malam ?”

Vallen : “Gak tau ah, sial loe!”, - jawabnya kesal.

Aku : “Loe aja yang kegatelan, ngocok kontol suami temen sendiri”, - ucapku dengan fulgar karena sudah merasa dekat dengan Vallen sejak liburan di Bali beberapa bulan sebelumnya.

Vallen : “Lebih brengsek mana, suami yang mainin memek teman istrinya ?, ngegantung lagi, anjing loe Donn!”

Aku : “Salah siapa main kabur aja, kan bisa gua selesain kalo loe mau”.

Vallen : “Awas ya! Kalau sampe Allena denger mati loe gua bunuh”.

Aku : “Aman Len, tapi emang kenapa ? toh dulu kita udah pernah ngeseks bareng, kok sekarang pada panik gitu”.

Vallen : “Ya beda lah, dulu itu kan acara khusus sebelum nikahannya Ocha. Terus ada teman teman yang lain. Jadi gak apa apa, udah direncanakan sebelumnya. Tapi yang semalam gak gitu kan, aku gak enak sama Allena”.

Aku : “Emang semalam udah ngebet banget pengen ngemut kontol yah ? Kirain tuh kamu masuk ke kamar sebelah bareng pacarmu mau ML. Aku loh sampe coli ngebayangin kamu dientot pacarmu. Terus ? masih belum puas?”

Vallen : “Gila loe Don!enggak lah. Pacarku cowo baik baik, gak tau yang begituan. Semalam aku udah sange berat liat kamu nggerayangin Allena depan aku sama pacarku. Nah pas pindah ke kamar sebelah, udah tinggi banget nafsuku, malah Billy pulang. Makanya aku balik lagi ke kamar kalian.”

Aku : “Hahaha, ya ampun. Terus habis itu dikasih tontonan live, aku ngentot Allena”.

Vallen : “Iya ngapain juga sih kalian ngentot depan aku, pegang pegang memek aku segala, siapa yang gak terangsang coba. Udah becek tau, loe main berenti aja tiba tiba pas lagi enak enaknya”.

Aku : “Kenapa gak ikut main bareng ?”

Vallen : “Gila! Gak mungkin lah. Allena tuh teman baik aku, kalau bukan dia yang ngajak langsung gak mungkin kan aku main gabung aja. Eh, btw aku ngerekam kalian loh”

Aku : “Apaaaaa??”, - reaksiku kaget mengetahui adegan becintaku dengan Allena direkam sama Vallen.

Vallen tidak sempat menanggapi setelah tiba tiba Allena udah datang dan duduk di kursi makannya. Dengan lincahnya Vallen mengganti topik pembicaraan biar istriku gak curiga. Cukup lama kami berbincang bincang setelah sarapan, termasuk membicarakan rencana malam bakupas hari ini. Tapi sedikitpun tidak ada klue tentang apa yang direncanakan. Sekitar pukul 11 pagi sebelum makan siang aku dimintakan tolong untuk menjemput Ocha. Pesawat yang ditumpangi Ocha mengalami keterlambatan sehingga aku harus menunggu sekitar 45 menit lagi. Kupesan segelas Capucino di St*arbucks Airport dan mulai kembali menggali ingatan dan kenanganku bersama Ocha.


*FLASHBACK INGATAN DI HARI PERNIKAHAN OCHA. BALI, PERTENGAHAN AGUSTUS 2019 *

Waktu menunjukkan pukul 1 siang, kurang lebih satu jam lagi akan diadakan pemberkatan pernikahan Ocha dan Andreas di salah satu kapel dalam kompleks tempat kami nginap. Kami semua sudah siap menyambut momen bahagia sahabat kami Ocha dengan seorang pengusaha hotel sukses. Para suami menggunakan setelah tuxedo hitam sementara perempuan-perempuan menggunakan dress warna soft peach yang semakin menampilkan keanggunan dengan cirri khas masing-masing. Dengan gaun pengantin dan riasan yang natural-glamour, Ocha terlihat semakin menawan. Kali ini menjadi yang paling bersinar diantara sahabat-sahabatnya. Acara pernikahan Ocha dan Andreas di Kapel berlangsung dengan lancar dan hikmat Setelah rangkaian acara pemberkatan pernikahan selesai, Ocha dan Andreas resmi menjadi pasangan suami istri. Siang itu kami habiskan dengan penuh sukacita, berbahagia bersama pengantin baru Ocha dan Andreas sambil menunggu acara resepsi pernikahan yang akan dilaksanakan di Balroom hotel milik mereka. Tepat pukul 6 sore menjelang malam, acara resepsi dimulai dengan iring-iringan pengantin bersama keluarga diatas red carpet menuju puade (panggung pernikahan, singgasana raja dan ratu sehari). Ocha mengganti gaun pengantinnya menjadi lebih seksi dengan belahan dada rendah. Cantik menawan!

Pesta resepsi berlangsung dengan megah dan mewah. Banyak orang penting yang turut hadir termasuk salah satu pejabat tinggi di daerah ini. Skip.. skip.. akhirnya para tamu beranjak pulang menyisahkan satu rangkaian acara lagi yaitu malam kebersamaan. Malam kebersamaan ini dikhususkan bagi seluruh keluarga besar kedua belah pihak entah itu yang dari Manado atau yang tinggal di Bali. Sejenak kami beristirahat meregangkan badan di kamar masing-masing. Sekitar pukul 21.00 kami diundang berkumpul lagi meramaikan malam kebersamaan. Allena udah pergi duluan dengan anakku karena aku sempat ke kamar mandi. Dalam perjalananku menuju ke Ballroom, aku melewati kamar Ocha yang sedikit terbuka. Kukira Allena dan yang lain nongkrong disitu sehingga dengan santuynya aku membuka pintu Ocha dan berjalan masuk. Tampak Ocha dengan raut wajah yang sebel menunggu suaminya mengangkat telepon. Ya, panggilan Ocha ke handphone suaminya gak diangkat angkat. Dan Ocha sendirian di kamarnya dengan masih meggunakan gaun pengantin yang kali ini mempunyai bawahan yang lebar mengembang.

“Sorry, pintu terbuka, kukira Allena ada disini”, kataku ke Ocha. “Nda apa apa, santai aja Don, aku lagi nunggu Andreas tapi kayaknya dia masih sibuk dengan tamunya”, balas Ocha. “Ada yang bisa dibantu? Apa perlu aku panggilin Andreas?”, tanyaku sambil menawarkan bantuan. “iya tolong ya…” “eh gak perlu ding, kelamaan. Nanti keburu ngompol aku”, jawab Ocha. “Kamu kebelet kah? ya pipis ngapain nunggu Andreas… cieeee pengantin baru udah gak sabar mau bulan madu”, godaku direspon dengan wajah cemberut Ocha. “Kamu aja tolongin aku Don, aku gak bisa pipis sendiri!”, ucap Ocha. “Lah kenapa?” tanyaku heran. Jadi begini suhu, gaun pengantin yang saat ini digunakan Ocha, bawahannya (roknya) gede buaanget terus mengembang model ball gown. Nah yang bikin gaun itu mengembang yaitu rangka berbentuk lingkaran di dalam gaun yang membentuk pola bawahan di rok. Artinya, Ocha gak bisa pipis sendiri karena harus ada orang yang bantu ngangkat roknya yang cukup berat dan ribet sambil dia duduk di kloset. Itu alasan Ocha nahan pipis nunggu Andreas datang.

“Kamu bantuin angkat gaun aku ya Don”, perintah Ocha. Aku tidak bisa menolak permohonan Ocha. Semua instruksi Ocha kuturuti hingga kami berdua berada di dalam kamar mandi. Saat saat yang menegangkan. Ya semua tegang termasuk penisku. Ocha mengarahkanku untuk mengangkat rok gaunnya sambil Ocha menarik celana dalamnya turun. Tidak terlihat dari posisiku karena terhalang gaun Ocha yang besar. Akhirnya Ocha bisa duduk pas di atas kloset dan pipis dengan tenang. Pssstsssst.. pssstssst.. psssssssttssstt.. pssststtsst.. terdengar bunyi air kencing yang keluar dari Vagina Ocha diikuti oleh tawa kami berdua yang merasa lucu dengan bunyi itu. Aku bercanda: “pipis cewek gak lurus ya ? kayaknya belepotan semburannya”. “Anjaaay”, jawab Ocha setengah tertawa. “Emang kalau cowok pipis lurus?”, tanya Ocha menggoda. “Iya dong, lurus! Jadi bisa diarahkan mau tembak kemana aja, gak belepotan”, jawabku. “Gak percaya ah, mana buktikan coba!” tantang Ocha. Gilaaaaaa…. Keluar juga nakalnya si Ocha. Aku mencoba memanfaatkan situasi ini dengan mengeluarkan penisku yang sudah tegang maksimal keluar dari sarangnya. Sambil tangan kanan masih mengangkat rok gaun pengantinnya, tangan kiriku mengurut pelan penis dari ujung hingga ke pangkalnya. Ocha memperhatikan betul apa yang aku peragakan. “Itu mah bukan pipis, loe Colli Don, anjay!” protes Ocha. Setelah selesai pipis Ocha hendak mencebok Vaginanya tapi tidak mungkin menggunakan shower bilas karena bisa bisa gaun pengantinnya basah. Akupun mulai terpikir hal mesum yang sungguh gila.

“Sini aku bersihin Cha”. “Gimana caranya?”, tanya Ocha penasaran. Akupun membantu Ocha berdiri dari kloset dan berjalan perlahan keluar dari kamar mandi sambil roknya tetap diangkat. Tak lupa aku mengunci pintu kamar dari dalam. Seketika kepalaku langsung masuk kedalam rok gaun pengantinnya Ocha dan menjilat, menyapu bersih lubang Vagina Ocha yang terasa asin karena baru saja selesai kencing. Aku gak perduli! Rasa asin air seni bercampur aroma khas Vagina Ocha kunikmati dengan nafsu yang tak terbendung lagi. Ocha tidak ada perlawanan sama sekali. Jilatan demi jilatan di klitoris hingga anus merangsang Ocha yang mulai mendesah dengan hebat. “teruussss Don.., terus sayaaaang.., aaaahhhh.., cepat sayang.., duuuhh enaaaak.., teruusss sayaaang..”. Tubuh Ocha berguncang dengan hebat namun terus kulancarkan jilatan maut di Vagina sang pengantin. Merasa terhalang dengan gaun pengantin Ocha, akupun menuntun Ocha untuk melepaskan apa yang saat ini dia kenakan. Agak ribet tapi berhasil. Dengan tinggal menggunakan dalaman bagian atas Ocha kududukkan diatas Sofa dan dengan kasar memainkan lubang Vagina Ocha. Bisa kelihatan dari bentuknya bahwa Vagina Ocha sudah sering dipakai. Imajinasi imajinasi liar mulai bermain di pikiranku membayangkan Ocha, teman istriku yang baru saja menikah kini kumainkan Vaginanya. Entah sudah berapa banyak pria yang menikmati Vagina lonteh ini. Masa bodoh, ini saatnya bagiku juga untuk mengentot pengantin baru.

Sambil menikmati tusukan jariku didalam Vaginanya, Ocha berbisik “Quickie aja Donn! Buruan sebelum Andreas datang”. Benar juga, kapan saja suami barunya bisa datang dan memergoki perselingkuhan kami. Waktuku tidak banyak. Segera kutusuk Vagina Ocha dengan penis tegangku. Bercinta dalam keadaan yang tidak normal, deg-degan jangan sampai ketahuan, ternyata memancing sensasi tersendiri yang bikin aku semakin bergairah. Kutusukkan penisku kedalam Vagina Ocha masuk keluar dengan kasar. “Bleeeepp… Bleeeppp… Bleeeppp, bunyi benturan selangkanganku dengan selangkangan Ocha yang beradu dengan bunyi Labia Minora Ocha yang bergesek-gesekan dengan penisku. Irama yang menggairahkan. Ocha terus mendesah : “aaaahh Doni, aaahhh Doni, I love u.. fuck me Don…”, kata kata erotis yang dikeluarkan oleh orang yang pastinya sudah berpengalaman dalam bercinta. “Terus sayang.., enaaaaak sayaang.., bleeeeppp.., bleeepp.., aaah.., aaaah., yeeeessss Don.., aaaaah enak sayang”, teriak Ocha menjadi jadi. Dengan posisi Ocha diatas sofa dan aku berdiri, aku bisa mengulum bibir seksinya sambil penisku tetap penetrasi masuk keluar kedalam Vagina Ocha. Ocha dengan liarnya mengulum bibirku, menggigit lidahku, memainkan lidahnya di telingaku disela sela kenikmatan yang penisku berikan. Persetan dengan suaminya, kini kurebut malam pengantinnya, kurebut Vagina istrinya meskipun tanpa darah perawan. Pengalaman Ocha dalam bercinta sangat membantu membuat suanasa lebih romantis. Sambil alat kelamin kami berdua memadu cinta, Ocha melayaniku dengan jilatan jilatan di dadaku yang baru kusadari adalah titik sensitif dari diriku. Selama ini Allena istriku belum pernah mengeksplornya. Sebaliknya aroma parfum pengantin yang tercium jelas di tubuh telanjangnya tak luput dari jilatanku hingga mendarat di putting susunya. Satu lagi yang membuatku semakin bernafsu: Bercinta dengan wanita hamil. Salah satu sensasi seks yang aku idam idamkan.

Aneh tapi nyata, hingga 20 menit lebih kami bersenggama, penetrasi non-stop tapi belum juga keluar sekalipun ritmenya semakin cepat. Hingga akhirnya kuposisikan tubuhku tidur diatas Sofa dan Ocha menunggangi tubuhku dengan gaya Women On Top. Pantat dan pinggul Ocha berhasil meruntuhkan pertahananku. “Bleeeepppp… bleeeppp… aaahhh… saayaaaang… Don.. aku mau pipis… terus sayaaang…. Cepat…” teriak Ocha yang dengan lincahnya goyang ngebor diatas selangkanganku. Tangan Ocha semakin liar meremas remas payudaranya sambil badannya naik turun. Kubantu tangan Ocha dengan ikut meremas remas payudaranya, ku usap usap perut hamilnya yang mengembang kecil, kubelai halus tubuhnya yang kini berkeringat. “Ahhhh…. Ahhhh… Ahhhhh… Donn.. pipissss… aaahhhhhhhhhhhh” teriakan panjang Ocha seperti disambar petir menggetarkan tubuh kami berdua yang dalam waktu bersamaan mencapai puncak kenikmatan. Orgasme yang sungguh sungguh nikmat. Sensasi hangat mengguyur Penisku yang masih tetap bersarang didalam Vagina Ocha.

“Mohon perhatian, pesawat udara XXXdengan nomor penerbangan XXX dari Denpasar Bali sudah mendarat”, tiba tiba pengumuman ini menghentikan lamunanku. Pesawat yang ditunggu tunggu akhirnya tiba juga. Aku perlahan bersiap menuju ke pintu kedatangan. Namun sedari tadi kayaknya penisku bereaksi setelah mengingat pengalaman intim dengan Ocha. Kali ini tidak terpikirkan sama sekali untuk berbuat yang macam macam dengan Ocha, malah terus terang aku deg degan campur nerfus bahwa sebentar lagi akan ketemu Ocha. Kenapa ? Karena aku pernah merasakan cinlok dengan Ocha. Pertemuan terakhir kami di Bali bulan Agustus kemarin sangat membekas bukan hanya tentang nafsu dan seks, tapi kepribadian Ocha yang tenang dan dewasa sempat membuat aku bermain hati, menaruh perasaan sayang ke Ocha. Bahkan Ocha juga sempat mengungkapkan hal itu, di hari pernikahannya malah Ocha bilang kalau dia sayang padaku, dan itu bukan sekedar nafsu birahi. Tentu saja hal ini hanya diketahui kami berdua. Istriku dan suaminya Ocha tidak tahu dan tidak sadar akan hal ini. Suhu suhu yang mengikuti alur cerita di Bali tentu tahu betul bagaimana nikmatnya bercinta dengan Ocha karena melibatkan perasaan, rasa sayang dan cinta. Cinta seorang suami kepada teman baik istrinya.

Cukup lama aku menunggu, memperhatikan satu persatu penumpang yang keluar dari pintu kedatangan, hingga akhirnya dari kejauhan sosok ibu hamil melambaikan tangan ke arahku, berjalan kian mendekat. Selamat datang di Manado! ucapku yang hanya dibalas dengan senyum dan cipika cipiki khas orang Manado. Ocha sangat cantik hari itu. Menggunakan dress cukup pendek diatas lutut menampilkan pahanya yang putih mulus dan pantatnya yang semok khas orang hamil. Kami langsung menuju ke mobil dan keluar dari area bandara. Waktu menunjukkan pukul 1 siang, Ocha mengatakan kalau dia lapar dan pengen makan di salah satu Rumah makan Chinesee Food dekat bandara. Aku mengatakan kalau Allena dan Vallen pasti udah menyiapkan makan siang di Hotel, apa gak sekalian aja? “Gak ah, udah laper banget. Kita singgah makan siang aja dulu, nanti kalau ada makan siang yang disiapkan di Hotel, gak apa apa aku makan lagi biar mereka gak kecewa”, ucap Ocha. Hal kecil yang lagi lagi membuat aku kagum dengan Ocha karena pemikirannya yang dewasa dan bijak. Kamipun berhenti di salah satu rumah makan Chiness favorit di kiri jalan arah ke pusat kota. Kondisi saat itu sangat sepi, hanya kami berdua pengunjung yang ada. Kami mengambil tempat duduk di ruangan AC, meja paling pojok. Ocha banyak bercerita tentang kehidupannya di Bali setelah menikah dengan Andreas, mantan bosanya di Hotel tempat dia bekerja. Akhirnya sekarang Ocha sudah menjadi pemilik hotel tersebut. Dari ceritanya Ocha aku bisa mengetahui bahwa kehidupan rumah tangga mereka yang sudah dijalani beberapa bulan ini sangat bahagia. Andreas suaminya sangat baik dan pengertian sehingga Ocha merasa senang dengan pernikahannya meskipun udah hamil duluan sebelum akhirnya resmi dipersunting. Sekarang usia kehamilan Ocha sudah masuk bulan ke 7.

Sambil makan, banyak sekali hal hal menarik yang kami bicarakan. Mulai dari perkembangan ekonomi, sosial, budaya, selebritis, hingga urusan rumah tangga. Ocha orangnya simpel, enggak ribet, enggak jaim, dan ceplas ceplos. Hingga tak kuduga Ocha menanyakan satu hal yang bikin aku seakan kesetrum. “Donn, waktu Allena hamil kalian sering ML gak ?”, tanyanya dengan cuek. Waawww, pertanyaan apa ini. Ocha menyadari keterkagetan aku. “Santai aja Donn, kita kan sama sama sudah dewasa, wajar lah sharing tentang hal begini”. “Tahu gak ? sudah beberapa bulan sejak perutku mulai membesar, Andreas udah gak mau ML. Katanya takut sampai terjadi apa apa dengan kandunganku”. “Ya ujung ujungnya kalau udah mau aku masturbasi”, kata Ocha. Ocha berbicara dengan sangat terbuka, karena mungkin dia sudah merasa sangat dekat dengan aku, dan nyaman dengan perbincangan kami saat itu.

Akupun menjawab pertanyaan Ocha yang tadi, dan menceritakan bahwa waktu istriku hamil tidak ada yang berubah dengan hubungan seksual kami. Bahkan selama hamil, nafsu Allena istriku berlipat ganda. Waktu itu hampir setiap hari kami berhubungan badan. Allena pernah bilang kenikmatannya jauh lebih dashyat ketika sedang hamil, karena nafsunya juga semakin besar. Akupun demikian, bersetubuh dengan orang hamil adalah sensasi terbesarku. Aku sangat terangsang melihat wanita hamil, dan dalam kondisi hamil, cairan kenikmatan yang keluar dari vagina itu lebih asam dan lebih banyak. Aku suka itu. Dengan gamblang aku menjelaskannya ke Ocha. Sejurus kemudian Ocha berkata : “Berarti kamu nafsu lihat aku yang lagi hamil dong ?”. Eehheeemm. Aku tersedak merespon perkataan Ocha. Cukup lama aku terdiam dan akhirnya mengakui “ya iyalah, siapa yang gak nafsu lihat bodimu yang semok itu Ocha”. Memang bentuk dan berat badan Ocha yang sebenarnya mungil agak naik sejak hamil. Tapi bukan gendut tapi semok, padat berisi. “Hahaha, anjing loe Donn! Bikin sange aja” ungkap Ocha.

Saat itu kami duduk berhadap hadapan di meja makan. Ocha yang mengenakan dress pendek perlahan semakin mendekatkan kakinya kearah kakiku. Hingga akhirnya pahanya yang dingin dan mulus menyentuh pahaku yang saat itu mengenakan celana pendek. Kami saling bertatapan, Ocha tersenyum dengan tatapan mata seperti orang yang jarang dibelai. Kami perlahan semakin bergerak ke depan, sementara paha Ocha dan pahaku dempet dempetan saling gesek dibawah meja rumah makan yang tidak terlalu besar.Hanya gesek gesekan paha tapi sensasinya luar biasa gaaeess. Kulitku yang menempel di kulit pahanya memberikan kenikmatan tersendiri. Aku horni, dan Ocha juga tampaknya sedang menikmati sensasinya. Cukup lama kami melakukan hal ini, mumpung kondisi rumah makan lagi sepi dan tidak ada orang yang memperhatikan aktifitas kami. Hingga akhirnya Ocha menunjukkan reaksi seperti kejang kejang sambil bilang : “Aku pipis Don”. Pipis yang dimaksud Ocha adalah orgasme, dia mencapai puncak, dengan hanya saling gesek gesek nikmat. Kasihan Ocha, pikirku. Kamipun menyelesaikan makan siang dan melanjutkan perjalanan menuju ke Hotel.

“Gila loe Cha, ngapain barusan ?” ucapku. “Iya Donn, aku sange berat, udah gak tahan” balas Ocha. “Sampe orgasme ?” tanyaku lagi. “Iya, aku mudah banget horny dan kalau udah pengen, cara apapun bisa. Kan udah gua bilang tadi, selama hamil Andreas gak ngapaingapain aku”. “Kamu horny juga kah ?” tanya Ocha menyelidik. “Ya iyalah, padahal cuma gituan ya ?, hahaha kami tertawa. Tanpa merasa canggung tangan Ocha sudah mendarat di selangkanganku. “Tadi aku udah enak Donn, sekarang gatian”, bisik Ocha di telingaku sambil tercium aroma parfumnya yang semakin bikin aku terangsang. Rute yang seharusnya tinggal beberapa kilometer lagi, kini kubelokkan ke arah memutar, belok kiri mengambil rute ring road supaya bisa lebih lama menikmati moment bersama Ocha, teman baik istriku, pernah jadi pasangan bercintaku, pasangan berbagi nafsu namun juga berbagi rasa sayang yang kuakui ini adalah perasaan sayang yang tulus.

Dengan lincah Ocha menurunkan retsleting celana pendekku, membuka pengaitnya dan sedikit menarik kebawah. Tangannya yang halus menari nari diatas penisku yang tegang namun masih tertutup celana dalam. Perlahan namun pasti, kuku kukunya yang dicat berwarna pink menambah sensasi geli sedap di ujung penisku. Dibimbingnya penisku keluar dari celana dalam melalui lubang samping bersama buah Zakarnya. Untung saat itu aku memakai celana dalam yang agak longgar, sehingga si dedek tidak terjepit. Sambil terus mengemudikan mobil, konsentrasiku terpecah dengan kenikmatan yang Ocha ciptakan. Dia pinter sekali mengatur suasana dan ritme kocokannya. Sepertinya sudah pengalaman nih orang. “Pelan sayang, enak” ucapku mengingatkan Ocha supaya bisa lebih berlama lama bermain dengan penisku. “Sorry Donn, gua gak bisa ngemut kontol loe dengan posisi ini”, kata Ocha. Memang agak susah dengan kondisi perutnya yang udah besar untuk mengoral penisku. “Gak apa apa Cha, dikocok aja udah enak banget”, jawabku. Beberapa kali pertahananku hampir jebol, tapi aku segera meminta Ocha buat berhenti sementara biar enggak keluar spermanya. Aku masih mau berlama lama menikmati kenikmatan ini. Sambil Ocha meainkan Tangannya di kelaminku, tangan kiriku juga gak mau kalah menjamah selangkangan Ocha yang kini terbuka lebar. Kusibakkan dressnya hingga celana dalam mini yang dipake Ocha bisa kulihat dengan jelas. Sudah basaaah gaaeeyyss! Memeknya banjir. Ini bisa kulihat jelas di celana dalamnya yang berwarna Cream. Kuelus elus dari luar hingga semakin banyak cairan yang keluar. Persis sama seperti yang kulakukan ke Valen semalam. Menyadari tanganku yang enggak steril, aku gak berani masuk kedalam untuk menyentuh vaginanya langsung. Kami saling memberikan kenikmatan di alat kelamin masing masing. Hingga tidak terasa mobil udah mau masuk pos satpam Hotel. Ocha menghentikan aktifitasnya mengocok penisku, akupun demikian. Dengan cepat kami merapikan pakaian dan celana sebelum kuturunkan kaca mobil untuk menyapa satpam penjaga portal. Masuk ke area hotel, aku mengarahkan mobil ke tempat parkir yang sunyi. Menyadari kaca mobil yang gelap pekat, ide gilaku muncul.

“Kita isap jo neh” (Aku hidap aja ya), ucapku seraya mengarahkan kedua kaki Ocha membuka lebar dan menarik turun celana dalamnya. Dengan cepat aku menjilati vagina Ocha, menyapu bersih cairan yang udah membecek di kelamin wanita hamil ini. Ocha mengerang dengan tertahan, “enak Don, cepat Don, aaahhh, cepat Donn, aaahhh, aaaahhhhhhhhhh”. Tidak butuh waktu lama untuk membuat Ocha menjerit berbarengan dengan semburan cairan squirt dari vaginanya. “Gila enak banget Don, makasih, i love you”, ucap Ocha sambil mendaratkan ciuman hangat di pipi kiri dan kananku. “Cuma torang dua yang tau neh” (Hanya kita berdua yang tahu ya). Pesan Ocha dengan manisnya. “Siap sayang, i love you too”, balasku dengan mengecup bibirnya dan memegang erat kedua tangan Ocha.

Aku yang sedari tadi Horny namun belum sempat ejakulasi hanya bisa bersabar, karena tidak ingin berlama lama lagi di mobil dan mengundang kecurigaan. Di lobby Hotel istriku Allena dan Valen sudah menunggu kedatangan kami. Mereka tampak senang sekali bisa bertemu lagi di Manado. Setelah Vallen selesai mengurus proses check In Ocha, Vallen menjelaskan kalau kita mau makan bareng di salah satu rumah makan pinggir laut di Manado. Disana nanti sekalian ketemuan dengan Angel. “Aku ganti baju dulu gak apa apa ya ?” tanya Ocha. “Iya, gak apa apa, siap siap aja dulu gak perlu terburu buru, kami tunggu kok.”, jawab Valen. “Apa nanti ketemuan rumah makan aja ya? Ini bentar lagi Angel nyampe di lokasi. Aku sama Vallen duluan nanti Papa sama Ocha nyusul gimana ?”. “Oh ya oke gak apa apa kalau begitu” jawabku. Ocha juga menyetujuinya dan bergegas menuju ke kamar. “Pa, tolong bantuin Ocha ngangkat bawaannya, kasihan loh nih bumil” perintah Alena istriku. Ya, dengan senang hati. Jadinya kita janjian di salah satu rumah makan setelah Ocha selesai ganti baju. Istriku Allena dan Vallen pergi duluan karena teman yang lain, Angel sudah dalam perjalanan ke rumah makan itu dan bentar lagi nyampe.

Di dalam lift jantungku berdebar sangat cepat, memikirkan kesempatan emas yang ada di depan mata. Ibaratnya Christiano Ronaldo udah memberikan umpan matang di kotak penalty, tinggal apakah Paolo Dybala bisa memanfaatkan peluang ini menjadi goal. Tiba tiba Ocha berbisik “Buruan Donn, gua mau balas budi, gua puasin elo”. Sambil tangannya dengan nakal mengelus selangkanganku. Sontak penisku langsung menegang. Dengan cepat kami berjalan menuju ke kamar sesuai nomor yang tertera di kartu. Tak lama setelah pintu kamar tertutup, dikunci, pelukan Ocha langsung mendarat di tubuhku. Dengan perutnya yang sedang hamil, gaya Ocha memelukku sangat indah terlihat dari cermin. Pantatnya agak nungging menampilkan paha putih mulus. Dengan leluasa kami bisa mengekspresikan nafsu dan rasa cinta dua pasangan selingkuh ini. Menyadari bahwa kami tak punya waktu banyak, kuangkat dress yang dikenakan Ocha hingga keluar melalui kepalanya. Kini Ocha tinggal mengenakan BH dan celana dalam. Akupun gercep dengan menanggalkan apa yang aku kenakan. Perlahan kuarahkan Ocha duduk di tepian tempat tidur. Kakinya membuka menampilkan selangkangan yang sangat menggoda. Kepalaku menunduk untuk mencapai daerah kemaluan Ocha hingga lidahku bisa merasakan cairan asam milik Ocha yang sudah membanjiri selangkangannya. Benar! Celana dalamnya udah basah parah. Licin dan lengket. Sedari mobil kemaluan Ocha kurangsang dengan hebatnya hingga beberapa kali orgasme. Kini saatnya untuk memasukkan penisku kedalam rahimnya. “Bage rabu rabu jo Donn”, Ucap Ocha dengan bahasa Manado yang artinya mengajak untuk Quicky.

Aku sendiri sudah sangat berpengalaman melayani nafsu birahi orang hamil. Seperti yang diceritakan sebelumnya, sewaktu istriku Allena hamil, intensitas hubungan suami istri kami berkali kali lipat seringnya. Kutahu persis bagaimana gaya bercinta yang aman dan disukai pasangan. Kubimbing Ocha untuk tiduran dengan kakinya terbuka lebar, menapak di pinggiran tempat tidur. Posisiku berdiri tepat di selangkangannya dan mengarahkan penisku masuk kedalam vagina bumil cantik ini. Sambil berdiri aku memaju-mundur kan penisku masuk keluar vagina Ocha. Sudah sangat licin dan tidak terlalu kencang tapi tetap nikmat. Ocha mengerang sejadi jadinya. Tangan Ocha mulai memainkan payudaranya yang kini menegang padat dengan putingnya yang mancung. “Aaaah... aaahh... enak Doon, terus Donn... Aaaahhh, enak sayang... cepat sayaaang... Ahhhh..” Erangan Ocha semakin memperpanas suasana. Kulampiaskan semua nafsuku yang sedari tadi mengalami ujian berat, kini tersalurkan kedalam vagina Ocha. Penis tegangku masuk-keluar dengan cepatnya. “Aaaaahhh enak Donn, cepat sayaaang.... aku mau keluar Donn... aahh, Donn... mau pipis... AAAAAHHHHHHHH! Akhirnya erangan panjang diteriakkan Ocha seiring orgasme yang dia terima. Basah, banyak sekali cairan yang keluar. Aku tidak tau cairan apa itu kok bisa sebanyak itu. Mungkin cairan itu juga yang membuat saat ini Vagina Ocha berasa seret.

Kini kujilati memek Ocha yang memerah mengkilap, becek dengan cairan yang dia produksi. Bercinta dengan ibu hamil sangat membuat nafsuku memuncak. Kujilati memek Ocha naik turun dari arah Clitoris hingga ke Anus. Ocha hanya mengerang keenakan sambil sesekali kejang kejang menahan rangsangan yang aku berikan. Gila nih orang, pasti udah lama banget gak dipuaskan, pikirku dalam hati. Betapa tidak, selama aku menjilati memek Ocha berkali kali teman istriku ini mendapatkan orgasme. Tak terhitung lagi setruman listrik orgasme yang membikin tubuh hamilnya mengejang. Hanya dengan dioral, wanita ini bisa mendapatkan kepuasan. Tanpa memikirkan Ocha yang kini kelelahan setelah diberondong dengan jamahan lidahku yang lincah, kini kuarahkan lagi penisku untuk masuk menembus labia minora binor cantik ini. “Aahhhh.. Don.. sudah Donnn.. Ahhhhh... keluarin dalam aja Donn, cepaaaat.. enaaakak... Aahhhhh”. Semakin Ocha mengerang keenakan semakin cepat aku mempompa Vaginanya hingga menimbulkan bunyi yang unik. “blop, blop, blop” nada indah yang dihasilkan dari gesekan penisku dengan penis Ocha. Hingga tiba saatnya aku gak bisa lagi menahan rasa nikmat dan desakan untuk mengeluarkan sperma kedalam Vagina Ocha. Croot croot crottt, kutembakkan spermaku kedalam vagina hangat Ocha hingga tetes terakhir.

Pergulatan siang itu sangat menguras tenaga. Beberapa saat kami tergeletak diatas tempat tidur, mengatur nafas dalam ketelanjangan. Hingga tiba tiba Ocha memegang pipiku dengan lembut dan mendaratkan ciuman hangat di bibirku. “Terima kasih Donni, i love you”. “Makasih udah puasin aku hari ini, aku senang banget”, ucap Ocha dengan suara halusnya. Aku hanya tersenyum menanggapinya. “Tapi pliiisss jangan sampai Allena tau, rahasia kita berdua. Meskipun kami bisa sebegitu liarnya saat malam bakupas, tapi diluar itu kami hanya perempuan biasa yang pasti punya rasa cemburu dan gak mau suaminya selingkuh dengan teman sendiri. Aku gak mau mengecewakan Allena.” Ucap Ocha. “Iya Cha, jangan sampai juga Andreas tau ya”, balasku. “Siap boss”, ucap Ocha sambil meraih penisku yang kali ini mengecil tak berdaya. Kami melanjutkan perbincangan kecil, membahas gosip gosip tentang teman teman yang lain. Aku tidak begitu memperhatikan, karena aku mulai salah fokus dengan aktifitas tangan Ocha. Iya, sedari tadi, sambil berbincang bincang, tangan Ocha mengulus-ngulus, memilin-milin, dan perlahan mengocok-ngocong penisku dari posisi lemas tak berdaya hingga kini tegang lagi. Akupun tak mau kalah dengan berinisiatif untuk menjamah vagina Ocha (lagi) menggunakan jari tengah. Jadilah kami saling memegang alat kelamin masing masing.

Dalam kenikmatan ini Ocha terus melanjutkan ocehannya. Dari keterangan Ocha aku akhirnya tau kalau calon suami Vallen adalah kakak kelas mereka sewaktu SMA, mantan ketua OSIS, namanya Toar. Hal yang mengejutkan buatku adalah ketika Ocha memberi tau bahwa Toar ini adalah mantan pacarnya Allena istriku. Mereka sempat cukup lama jadian yaitu sekitar dua tahun dari kelas satu sampai kenaikan kelas tiga SMA. Setelah lulus SMA Toar melanjutkan kuliah ke Jerman. Sejak kepergiannya ke Jerman Toar bagaikan hilang ditelan bumi. Kala itu belum ada yang namanya Sosial media, saling telepon ke luar negeri pun masih hal yang mustahil. Tidak ada kabar sama sekali dari Toar, berbulan bulan, bertahun tahun. Itulah yang menyebabkan hubungan mereka kandas tanpa status yang jelas. Toar dan Allena tidak pernah resmi mengakhiri hubungan mereka, tidak pernah ada ucapan putus dari keduanya hingga Allena akhirnya pacaran denganku setelah menjadi mahasiswa di salah satu universitas ternama di kota Manado. Ocha tahu banyak tentang istriku, bahkan tentang hal yang tidak diketahui aku suaminya sendiri. Dari keterangan Ocha akupun jadi tahu bahwa selama ini Allena baru dua kali menjalin hubungan pacaran, yaitu denganku sewaktu kuliah, dan dengan Toar semasa SMA. Dulu Allena sangat mencintai Toar. Selepas kepergian Toar pun perlu beberapa tahun untuk Allena bisa move on dan belajar mencintai orang lain.

Aku sangat beruntung dengan momen ini, beruntung bisa mendapat banyak informasi dari Ocha, beruntung bisa saling share dan berbincang nyaman dengan Ocha, dan beruntung sedari tadi tangan Ocha masih terus memegang penisku yang super tegang. Dielus elusnya penisku dari ujung hingga pangkalnya. Tangankupun tidak kalah lincah dengan mengobok obok vagina Ocha. Dua jariku sedari tadi masuk keluar memeknya hingga menyentuh titik terdalam yang bisa kujangkau dengan jari. Sampai tiba tiba bunyi panggilan di handphone Ocha menyadarkan kami. Allena memanggil! Ocha menerima telepon Allena yang menanyakan apakah baik baik saja. “Iya Len, gak apa apa, aku baik baik saja. Cuma butuh waktu agak lama ya, sorry banget. Loe tahu kan gimana ribetnya jadi bumil, hehe”, jawab Ocha beralasan. Tampaknya mereka yang udah ngumpul di rumah makan minta izin buat makan duluan karena udah lapar katanya. “Iya gak apa apa, makan duluan aja, aku udah makan siang tadi di perjalanan dari bandara. Nanti aku makannya nyusul aja. Sorry banget ya Len”, ucap Ocha. Telepon ditutup. Aku dan Ocha saling tatap. “Enak banget Donn, pliiss masukin sekali lagi!” pintah Ocha.

Dengan gerakan cepat akupun menuruti kemauan Ocha selagi penisku tegang dengan maksimal. Kuangkat kedua kaki Ocha mengangkang lebar, kuarahkan penisku masuk ke lubang kemaluan Ocha secara perlahan. Becek banget! Gak perlu dorongan yang kuat, vaginanya Ocha seperti vacum cleaner yang mengisap kontolku. Licin dan berdenyut kencang, vaginanya seperti meremas remas penisku yang masuk keluar dengan santainya. Selagi penisku melakukan penetrasi, tanganku aktif bermanufer di titik titik sensitif tubuh Ocha, termasuk mengelus perutnya yang hamil. Sensasi luar biasa kami rasakan. Tusukan penisku semakin berirama dibantu dengan goyangan kecil yang sebisanya dilakukan Ocha. Tak henti hentinya Ocha mengerang nikmat. “Aaahh Donn, puasin aku Donn! I love you sayang”, “Loe hebat banget puasin bumil, iya sayaaaang, aaaahhhh”, “bikin aku kayak Allena Donn! Aku mau jadi lonte mu, memekku buatmu Donn!”, rintih Ocha semakin menjadi. Mendengar ucapan ucapan nakal yang keluar dari mulut Ocha membuat nafsuku semakin meningkat hingga tidak mampu lagi menahan ejakulasi. Crooottttt, beberapa goyangan cepat berhasil membuat spermaku keluar di dalam vagina Ocha. Enak dan nikmat! Memang benar kalau bercinta dengan perasaan sayang ke lawan mainnya, pasti orgasme yang didapat akan sangat berkualitas.

Penisku masih menancap di dalam lubang kemaluan Ocha, kupeluk tubuhnya hang hamil, sambil kukecup kening, mata, pipi, hidung hingga bibir Ocha. Jujur aku merasa nyaman banget di pelukan Ocha, teman baik istriku yang kini berbagi kenikmatan denganku. Cukup lama kami berpangutan bibir, saling menghisap lidah masing masing dengan mata saling menatap. Iseng aku memegang telinga Ocha dan jariku mengelus halus di belakang daun telinganya hingga ke leher. Tidak disangka tiba tiba ocha teriak “Aaahahhhhh” sambil kepalanya mengejang. Kucoba sekali lagi dan terulang lagi. Ternyata telinga dan tengkuk leher Ocha juga adalah titik sensitif yang menghasilkan rangsangan hebat. Kuhentikan mengulum bibir Ocha dan mulai menjilati daun telinga, belakang telinga hingga ke tengkuk dan leher Ocha. Tampaknya pergulatan ini akan berlanjut. Nafsu Ocha kembali naik. Ocha kini kembali bergairah sambil tangannya menjambak rambutku dengan kencang. Terus kupermainkan nafsu birahi Ocha dengan menambah rangsangan di sekitar telinga dan leher hingga Ocha memintaku untuk sekali lagi menggenjot vaginanya. Memang sedari tadi penisku belum ku keluarkan dari memek Ocha, tapi sayang sekali tampaknya penisku sudah tidak berdaya lagi setelah mengeluarkan banyak sekali sperma. Aku berusaha dengan keras untuk membangkitkan lagi ereksi penisku tapi tidak berbuah maksimal. Genjotanku di vaginanya tidak sedashyat sebelumnya. Ocha pun menyadari itu. “Hahaha udah gak ereksi Don ? geliiii”. Ocha memberitahu kalau dengan kondisi penis yang kecil yang berusaha melakukan penetrasi malah rasanya geli, gak enak. “Hisapin aja Donn, terakhir. Pliiiisss”, perintah Ocha yang seakan mengerti dengan situasi ini sehingga menyuruhku untuk mengoral vaginanya. Kuturuti perintah Ocha dengan merubah posisi kami menjadi 69. Kepalaku di selangkangan Ocha, dan penisku yang tidak lagi sekeras sebelumnya kini disepong sama Ocha. Kusapu bersihsemua cairan yang ada di vagina Ocha termasuk spermaku yang masih tertinggal disana. Sebaliknya Ocha dengan semangat mengulum penisku sambil tangannya mengocok pangkal dan mengelus buah Zakar. Lidahku menjilat jilat klitoris Ocha, sementara tiga jariku menyodok lubang vaginanya sampai mentok. Ocha kembali menjerit. “Aaaahhhh enak sekali Donn, terus.... “, “kasih cepat Donn, aku mau keluar”. “Aaaahhhhh, cepat Donnnn...”, teriak Ocha. Aku menaikkan intensitas masuk-keluar jariku hingga akhirnya keluar banyak sekali cairan dari dalam Vagina Ocha, menyembur hingga sebagian mengenai wajahku. Ocha Squirt!. Sementara itu dengan segala upaya yang dilakukan Ocha, rangsangannya tidak berhasil memancing spermaku untuk keluar. Mungkin stoknya sudah habis ya ?, hehehe.

Ocha tidak sempat lagi untuk mandi, hanya membersihkan kelamin dan wajahnya, berganti pakaian dan bergegas menemui teman teman yang lain. Tidak butuh waktu yang lama, karena memang lokasi hotel dengan rumah makan yang dimaksud cukup dekat. Kami bergabung dengan teman teman yang lain tanpa menunjukkan sesuatu yang aneh, seperti tidak terjadi apa apa. Tidak ada seorangpun kecuali Aku dan Ocha yang mengetahui perselingkuhan yang terjadi barusan. Tampak mereka baru saja selesai makan. Allena, Vallen, Angel dan suaminya Rico. Kali ini calon suaminya Vallen yang bernama Toar tidak ikut bergabung. Karena tradisi di Manado, sehari sebelum pernikahan, calon pengantin laki-laki dan perempuan tidak boleh dulu ketemuan sampai nanti sang pria bersama keluarga besarnya menjemput untuk pemberkatan nikah. Dalam pertemuan kali ini kami banyak berbincang bincang tentang banyak hal, hingga sempat juga video call-an dengan Yolanda dan suaminya di Jakarta yang berhalangan, gak bisa hadir di pesta pernikahan Vallen. Dalam video call ini Yolanda banyak menyinggung soal Malam bakupas, katanya sangat menyesal gak bisa ikut gabung. Iya sih, cukup disayangkan juga karena malam bakupas sebelumnya di Bali pengalaman bersama Yolanda sangat menyenangkan. Kali ini dia absen gak ikut main, jadi gak bisa menikmati tubuh chubbynya Yonalnda, pikirku dalam hati.

Tiba saat yang dinantikan, Vallen akan menjelaskan soal rencananya seperti apa malam bakupas kali ini. Semua tampak tegang namun penasaran. Tetapi sebelum menjelaskan konsep acaranya, Vallen terlihat sangat serius memandang kami satu persatu. Vallen meminta komitmen dari kami semua untuk menjaga kerahasiaan Malam Bakupas. Yang pertama, calon suami Vallen tidak boleh sama sekali mengetahui adanya acara ini. Karena sudah menjadi persetujuan sejak awal bahwa Malam Bakupas akan berakhir setelah semua anggota pertemanan ini menikah dan melepas lajangnya. Artinya malam bakupas hari ini akan menjadi yang terakhir, konsekuensinya suami Vallen tidak akan pernah tau dan tidak akan pernah terlibat dalam acara Malam Bakupas. Seakan menjadi hukuman bagi siapa yang menikah terakhir, suaminya tidak akan bisa merasakan kenikmatan malam bakupas. Semua mengangguk tanda setuju. Yang kedua Vallen meminta komitmen kami semua untuk menghargai pernikahan masing-masing. Ide Malam bakupas awalnya tercipta dari sebuah kesalahan dan ide gila semasa muda. Sudah saatnya diakhiri setelah Vallen menikah, agar kita semua tidak lagi melakukan hal hal yang seharusnya tidak pantas. Artinya diluar acara malam bakupas ini, tidak dibenarkan untuk menjalin hubungan dalam bentuk apapun dengan teman yang lain. “Sekali lagi aku tekankan dan aku mohon pada kalian, jangan pernah ada hubungan terlarang diantara kita, diluar malam bakupas, titik!”. “Kita sudah saling menganggap saudara sendiri, jangan rusak hubungan baik yang telah terjalin selama ini”. “Aku akan sangat murka kalau tahu ada diantara kita yang berhubungan bukan pada saat Malam Bakupas”, ancam Vallen. “Kalau ada yang berani berani melanggar kesepakatan ini dan tega merusak persahabatan diantara kita, aku kutuk semoga hidupnya sial“. Semua terdiam menanggapi ucapan Vallen yang sangat serius. “Ya, setuju!”, jawab semua orang yang ada disitu. Vallen paling konsern dengan hal ini. Sejatinya mereka semua pun adalah perempuan baik baik, mempunyai keluarga yang bahagia, dan sangat kuat dalam hal keagamaan. Dalam hati aku sempat gugup karena peringatan Vallen itu sudah pasti ada sangkut pautnya dengan perbuatan mesumku padanya kemarin malam. Analisa cepatku juga sempat menghubung-hubungkan fakta bahwa calon suaminya Toar adalah mantan pacarnya Allena. Apakah Vallen khawatir kalau Toar dan Allena kembali berhubungan ?. Entahlah. Aku tidak tahu apakah harus senang atau tidak senang dengan peringatan Vallen barusan. Di satu sisi hubungan aku dan Ocha akan semakin sulit, disisi lain aku setuju supaya Toar tidak bisa berhubungan lebih jauh dengan istriku. Ada rasa cemburu yang besar bergelora di hatiku setelah mengetahui mereka pernah pacaran. Sudahlah, nanti lihat aja kedepannya seperti apa. Yang jelas kali ini aku harus fokus untuk menikmati acara yang sangat dinanti nantikan. Malam Bakupas edisi terakhir, malam penghabisan sebelum pernikahan sang perawan idaman, teman kami semua, si pramugari cantik bernama Vallen.
 
Minggu pagi di bulan Desember, sinar matahari yang masuk kedalam kamar hotel terasa sangat menyilaukan. Istriku Allena sengaja membuka tirai penutup jendela biar aku bangun. Tapi tidak semudah itu, aku merasa seperti tidak ada tenaga lagi setelah semalam dengan brutalnya melayani nafsu Allena, Ocha, Angel dan tentunya Vallen si calon pengantin. Kalau diingat kembali, dalam kurun waktu beberapa jam semalam aku lima kali keluar. Masing masing di dalam vaginanya Allena, Ocha dan Angel, dan dua kali dibikin croot sama Vallen. Sekali di dimulutnya dan yang satunya di toketnya. Untung sebelumnya sempat minum jamu Singa Malam, ramuan yang bikin kuat dan tahan lama. Dibandingkan dengan malam bakupas sebelumnya di Bali, apa yang aku alami kali ini jauh lebih menantang. Mungkin karena jumlah suami yang hadir hanya berdua, hanya aku dan Rico suaminya Angel. Kami jadi bulan bulanan pelampiasan nafsu istri istri binal yang salah satunya lagi hamil dan jarang dibelai.




Sayang sekali kisah bertukar pasangan saat “malam bakupas” sebelum pernikahan Vallen sang pramugari cantik bukan menjadi inti dari cerita kali ini. Tak kusangka ternyata moment pernikahan Vallen menjadi awal dari konflik terbesar dalam kehidupan rumah tangga aku dan Allena.

Dari suara HT salah satu crew Wedding Organizer aku mengetahui bahwa calon pengantin pria dan rombongan keluarganya sudah memasuki area hotel. Dari raut wajahnya tampak Vallen semakin gugup di detik detik menjelang moment terindah dalam hidupnya. Dia akan dijemput oleh calon suaminya menuju ke gereja untuk ibadah pemberkatan nikah. Semua sudah ada pada posisinya masing masing. Kami, orang tua dan keluarga inti Vallen sudah menunggu di gang, sementara Vallen sendiri masuk kedalam kamar. Prosesinya adalah sang pengantin pria akan mengetuk pintu tiga kali dan menjemput Vallen dari dalam kamarnya. Tapi sebelumnya ada seremonial dari keluarga kedua belah pihak, seperti ucapan ucapan sambutan wali nikah yang ditunjuk. Semakin mendekat rombongan keluarga besar dari pihak pengantin pria, aku bisa melihat sosok wanita cantik yang seperti tidak asing lagi di ingatanku. Dia menggunakan gaun sabrina biru muda, dengan bawahan yang ketat mengikuti lekukan kaki dan pahanya. Anggun luar biasa, berjalan sambil menggandeng tangan ibu dari pengantin pria. Awalnya tak kuhiraukan, tapi semakin lama kok seperti sudah pernah ketemu sebelumnya. Nanti pas disaat tak sengaja kami saling tatap dan tersenyum, aku akhirnya ingat bahwa wanita cantik ini adalah pramugari yang kutemui pada penerbangan dari Jakarta ke Manado beberapa waktu lalu. Pingkan! Ya Pingkan. Aku ingat jelas nama itu. Kok dia ada disini ya ?. Sementara kutahan dulu rasa penasaranku itu.

Sebentar lagi Vallen dan Toar akan resmi menjadi pasangan suami istri. Tatacara ibadah di gereja saat itu sudah memasuki prosesi pengucapan janji nikah. Aku yang duduk disamping Allena sekilas memperhatikan gerak gerik istriku ini yang sedikit beda dari biasanya. Allena sering sekali mengambil tissue dan mengusap matanya yang berkaca kaca. Pikirku saking dekatnya Allena dengan Vallen sampai sampai dia terharu menyaksikan momen bahagia ini. Puncaknya adalah ketika Vallen mengucapkan kalimat “Toar.... aku menerima engkau menjadi suamiku, dst”, tiba tiba Allena beranjak keluar dan disusul oleh Ocha. Aku yang terlalu polos tidak pernah peka dengan hal hal seperti itu hanya diam saja dan menganggapnya tidak penting. Alih alih menyusul Allena dan menanyakan kabarnya, aku malah diam di tempat duduk. Saat Allena keluar aku malah bisa leluasa memandangi punggung putih nan mulus, sedikit berbulu halus, yang duduk beberapa kursi di depan kami. Lehernya yang jenjang membuatnya semakin mempesona. Ya, si pramugari cantik bernama Pingkan sangat menarik perhatianku saat itu. Hingga setiap gerakan yang dilakukannya tidak luput dari pandanganku. Perfekt! Wanita ini semakin cantik dengan make-up natural dan dress seksi yang dikenakannya. Aku termasuk orang yang melihat seorang wanita akan jauh lebih cantik dan memancarkan aura sensualnya ketika menggunakan gaun. Siapa sebenarnya wanita bernama Pingkan ini ? Kok dia ada disini ya ? Pertanyaan itu terjawab setelah selesai pemberkatan nikah oleh pendeta. Crew Wedding Organizer mengundang kedua pengantin dan orang tua bersama adik dari Toar untuk foto bersama. Ternyata Pingkan adalah adik dari suami Vallen. Akupun mencocokkan marga (Fam) Toar dengan marga Pingkan yang sempat kubaca di name tag nya sewaktu di pesawat. Iya juga ya, sama!

Setelah acara sakral di gereja, semua rombongan kembali ke hotel untuk persiapan acara resepsi pernikahan nanti malam. Aku capek dan ngantuk banget sehingga kusempatkan untuk tidur beberapa jam. Sekitar pukul 6 sore, badanku sedikit lebih fit setelah barusan tidur. Mandi, dan menyusul istriku dan teman teman yang lain yang sudah duluan ke venue acara. Tampak tamu undangan sudah berdatangan, sangat ramai dihadiri oleh sanak saudara kedua rumpun keluarga. Aku sibuk memperhatikan keberadaan Pingkan. Belum nampak. Oh iya ya, dia kan keluarga inti dari pengantin yang punya pesta. Biasanya nanti akan masuk berbarengan dengan iring iringan pengantin naik ke puade (panggung). Benar saja, setelah MC dengan meriahnya membuka acara resepsi malam itu, pengantin diundang untuk memasuki ruangan resepsi dan diikuti oleh keluarga masing masing. Kembali bisa kulihat keanggunan adiknya Toar yang sudah berganti busana memakai gaun malam yang lebih seksi, sedikit memamerkan belahan dadanya dengan bawahan yang panjang namun dibelah hingga menampakkan paha putih mulusnya. Lagi lagi aku bisa memperhatikan Pingkan dengan seksama karena saat itu Allena sibuk merekam moment resepsi pernikahan untuk disiarkan langsung melalui live facebook. Saat iring iringan Pingkan dan orang tuanya melintas di depan kami, dia sempat tersenyum manis persis seperti senyumannya di pesawat. Hatiku semakin klepek klepek. Ada yah orang se sempurna ini, pikirku membatin.



Seperti pada umumnya pesta pernikahan di Manado, seremonialnya akan sangat membosankan ketika diisi oleh banyak sekali speech dari orang orang seperti petinggi petinggi tempat kerja sang pengantin, pejabat pemerintah dan tokoh tokoh agama. Allena kebelet pipis, aku disuruh menemainya ke toilet. Sebagai seorang suami kupikir itu sudah tugasku juga yah. Sepanjang perjalanan menuju ke toilet Allena menggandeng tanganku dengan mesra, mengundang tatapan mata para lelaki yang pasti terpikat dengan sosok istriku yang harus kuakui malam itu tidak kalah seksinya dengan Pingkan. Pantesan aku diajak menemani dia ke toilet, soalnya saat itu Allena lagi rempong banget mengurusi 2 handphone sekaligus, katanya buat live IG dan facebook (Sudah menjadi tren di Manado, saat acara pernikahan akun sosmed pengantin yang menikah akan menyiarkan secara langsung, entah IG atau Facebook). Tanpa membawa tas tangan tentunya akan beresiko jika handphone tersebut dibawa masuk ke ruangan toilet. Ohh ternyata itu toh maksudnya, mau nitip handphone selama Allena buang air. “Titip di saku celanamu Donn”, HP nya Vallen dan Toar. Ucap Allena sembari menyodorkan dua buah iphone. Darahku mengalir dengan cepat. Insting nakalku bekerja dengan cepat. Haha! Kesempatan emas buat iseng ngecek HP nya Vallen. Aku langsung teringat kata Vallen beberapa hari lalu bahwa dia merekam aktifitas seksualku dengan Allena di kamar. Ini kesempatan buatku untuk menghapus file tersebut. Biar aman aku seakan akan pergi ke toilet sambil tentunya membawa handphone yang dititipkan.

Pintu terkunci, aku duduk di kloset. Secepat kilat aku mengambil dua handphone tersebut. Aku tidak tahu persis mana punya Vallen dan mana punya Toar. Random aja lah! Kebetulan banget layarnya tidak dikunci. Kuaktifkan mode pesawat terbang biar tidak ada notifikasi atau panggilan yang masuk. Kubuka galleri foto, sepertinya ini handphone Toar. Gak apa apa, siapa tahu ada foto foto seksinya Vallen. Benar saja gaaaeesss, di galleri foto handphone nya Toar banyak sekali berseliweran foto foto seksi Vallen yang sepertinya foto kiriman whatsapp. Tapi paling hot itu Cuma ada beberapa yang menampilkan Vallen menggunakan bikini. Gak spesial amat, toh sewaktu malam bakupas aku udah puas menikmati tubuh telanjang Vallen. Scroll scroll lagi, aku mendapatkan foto Toar bersama Pingkan adiknya. Hanya foto biasa, tidak seksi. Namun dari situ aku bisa melihat bahwa hubungan Toar dan adiknya pingkan ini sangat dekat. Pada beberapa foto terlihat Pingkan mencium pipi Toar yang memamerkan kemesraan seorang kakak beradik. Habis, semua foto sudah kulihat thumbnail nya. Tidak ada yang menarik. Tiba tiba aku terpikir folder yang sudah dihapus. Di galleri foto Iphone tuh kan ada folder yang menyimpan foto foto yang sudah dihapus. Foto foto yang sudah dihapus ini belum akan hilang secara permanen, masih bisa dibuka. Ternyata ada banyak yang masih tersimpan di folder ini!

Scroll scroll hingga jariku terhenti di beberapa foto yang tampilannya sangat mencurigakan, seperti ada dua orang yang sedang telanjang. Aku klik, dan wooow! Foto Toar yang telanjang dengan seorang wanita yang lagi menyepong kontolnya. Foto diambil dari atas sehingga si perempuan tidak terlihat wajahnya, hanya rambut pendek yang sudah acak acakan. OMG! Sepertinya perempuan ini aku kenal banget. Lanjut scroll, scroll, dan dugaanku benar! Seperti tersambar kilat, aku terkejut bukan main melihat foto selanjutnya. Menampakkan Allena istriku yang tergeletak di tempat tidur tanpa busana, kakinya terbuka lebar dan kontol Toar menancap hingga mentok di vaginanya. Aku zoom kearah wajah si perempuan, dan sangat jelas itu adalah Allena istriku. Banyak lagi fotonya!. Ada yang menampilkan jari Toar masuk ke Vagina Allena. Dari tempat duduknya sepertinya kejadian itu di mobil. Darahku seperti sudah naik hingga ke ubun ubun merespon kenyataan yang kuhadapi saat ini. Dari beberapa video yang juga kulihat, sangat jelas menampilkan istriku Allena sedang di doggy dengan kasarnya oleh Toar yang sekarang sudah jadi suami Vallen. BANGSAT!!!!!

Aku gercep dengan mem-foto gambar gambar yang ada di hp Toar menggunakan hp ku. Semua, tanpa terkecuali. Videonya pun aku rekam lagi menggunakan hp ku. Tanggal yang tercantum di foto tersebut sangat mengagetkanku. Empat hari berturut turut, ada yang di mobil, ada rekaman di tempat tidur hotel, ada yang di kamar mandi, dan ada juga video mereka bersenggama di ruang tamu rumah kami. Semuanya kufoto menggunakan hp ku. BABI, ANJING, LUBAMPUKI! Makianku dalam hati. Emosiku tidak terbendung lagi. Aku keluar dari toilet dan mengarah kembali ke meja tempat kami duduk. Ternyata Allena belum kembali ke tempatnya, persetan, bodo amat! Kutanya Ocha apakah Allena sudah kembali, katanya belum. Oke kalau begitu aku titip ini handphone ya, tolong kasihkan ke Allena dan bilang aku mau kembali ke kamar karena lagi gak enak badan. “Oh ya, istirahat aja Donn kalau begitu, nanti aku kasih tau Allena”, ucap Ocha. Aku langsung berbaring di tempat tidur, menatap langit langit kamar dengan pikiran kosong, buntu, namun penuh emosi yang tidak bisa kugambarkan. Secangkir kopi mungkin bisa menenangkanku. Sambil seruput kopi aku jadi penasaran dengan foto yang kudapati di hp Toar. Aku analisa tanggal diambilnya foto tersebut. SETANG PUTAR! Mereka melakukan ini pas aku tugas di Jakarta. Empat hari berturut-turut sebelum kepulanganku. Artinya foto yang di kamar mandi itu pas hari Jumat, sebelum aku tiba dari bandara. PENDO!, foto di kamar mandi yang menampilkan Allena sedang berdiri telanjang dan Toar mengoral vaginanya itu persis sama dengan kamar mandi hotel ini. WOOOWWW! Teriakku dalam kamar seperti orang kesetanan.

Dalam hati aku ingin melampiaskan emosi ini kepada Toar dan Allena, saat ini juga! Tega teganya mereka menghianati aku. Ahhh, aku teringat cerita Ocha bahwa Toar ini mantan pacarnya Allena dan pernah mendapatkan tempat istimewa di hati Allena! KUDACUKI!, tak henti hentinya aku memaki. Kuseruput lagi kopinya, sambil pikiranku menerawang. Hampir sejam aku tediam dengan pikiran yang kalut, duduk diatas toilet. FYI, aku adalah salah satu orang yang paling senang berlama lama duduk di kloset. Selama ini banyak sekali inspirasi dan pemikiran pemikiran brilian yang tercipta saat berada di toilet. Benar saja, dengan duduk terdiam diatas kloset, pikiranku kembali jernih, perlahan emosi mulai meredah. Akal sehatku kembali memegang kendali otak ku. Pikirku, tidak seharusnya aku emosi dan menghakimi Allena saat ini juga. Bukankah aku juga selingkuh dengan Ocha dibelakang istriku ? Bukankah aku juga sempat mencoba-coba bermain belakang dengan Vallen istri Toar ? Bukankah jari Toar yang menusuk Vagina Allena kurang lebih sama saja dengan jariku yang mengobok obok vagina Vallen ?. Terlebih di malam bakupas, tanpa sepengetahuan Toar aku sudah menjamah seluruh tubuh telanjang istrinya, kontolku berkali kali menyemburkan sperma ke mulut dan toket Vallen ? Bukankah ini adil ?. HHmmmm, benar juga ya. Tapi yang kusesali ternyata mereka sudah mencuri start duluan dengan memulai perselingkuhan itu waktu aku masih di Jakarta. Licik juga nih Toar! Aku harus buat perhitungan dengan dia!. Malam itu aku langsung tidur dengan harapan bisa semakin menenangkan diri, sabar menerima kenyataan yang kuhadapi. Jujur malam itu aku sangat cemburu. Perasaan cemburu yang sejak pacaran dengan Allena tidak pernah kurasakan. Karena hubungan kami selama ini sangat bahagia, aku tau Allena adalah istri yang baik, setia dan kami saling menyayangi. Tiba tiba saja datang sosok mantan pacar yang merubah segalanya. TAIK!. Andai saja Toar ada di dekatku sudah kutikam dia dengan belati!. Acara resepsi pernikahan malam itu kuewatkan begitu saja, tidak ada lagi rasa simpatiku buat Toar dan Allena.

Keesokan harinya, pagi yang kelabu. Allena membangunkanku dan membawa sarapan di kamar. Gimana kabarmu Donn ? udah mendingan ?. Tidak kujawab. Pertanyaan yang sia sia. Sudah hilang rasa sayangku buat Allena. Foto mesum istriku dengan Toar merubah segalanya. Aku berubah 180 derajat. Aku adalah tipe orang yang kalau lagi marah, kalau lagi emosi malah diam membisu. Aku tipe orang yang dalam hati bisa sangat emosi, tapi tidak pernah bisa mengekspresikannya kepada orang lain. Semua kupendam tanpa berani mengungkapkan. Sama seperti saat ini juga, berkali kali Allena membangun komunikasi tapi hanya kutanggapi seadanya. Pagi ini aku mager banget, tidak ada semangat lagi. Lebih nyaman bermalas malasan dalam kamar. Aku kembali tertidur sampai sekitar jam setengah 12 hingga Allena kembali membangunkanku untuk check out. Masa nginap di hotel sudah selesai. Saatnya pulang kerumah. Di Lobby kami bertemu dengan Ocha. Dari percakapan mereka tampaknya Vallen dan Toar sudah sejak pagi ke bandara untuk berangkat berbulan madu ke Singapura. Ocha rencananya akan tinggal dulu di rumahnya di Manado sampai lahiran, biar ada keluarganya yang membantu saat sudah lahiran.

Hari hari kemudian terasa sangat janggal. Hubunganku dengan Allena tidak seperti biasanya. Tapi tampaknya Allena tidak menyadari penyebab aku berubah. Allena hanya tampak kebingungan tanpa sekalipun menanyakan penyebabnya padaku. Hari demi hari kehidupan di rumah sangat kaku dan tidak mengenakkan. Aku pergi ke kantor dan balik kerumah tanpa ada lagi ciuman hangat. Hari hari diisi dengan pertengkaran hanya karena hal hal sepele. Aku terus mengingat perselingkuhan yang dilakukan Allena. Butuh berhari hari hingga aku tersadar kalau apa yang kulakukan sebenarnya tidak adil bagi Allena. Aku juga berselingkuh dengan Ocha, tapi bedanya perbuatanku ini tidak ketahuan. Bagaimana seandainya aku berada di posisi Allena yang ketahuan bermain belakang ?. Waktu terasa berputar sangat lambat. Hari hari yang sangat tidak mengenakkan itu telah merubah kondisi rumah tangga kami.

Hari Minggu, tepat seminggu setelah pernikahan Toar dan Vallen, kami mendapat undangan dari keluarga Toar untuk menghadiri acara syukuran pernikahan. Di Manado lebih dikenal dengan istilah “Balas Gereja”, kalau di Jawa mungkin sama kayak Unduh Mantu. Acaranya dilaksanakan di kampung halaman Toar di Kota Tomohon. Aku baru memutuskan untuk menghadiri acara ini setelah ditelpon sama Vallen pada masa masa Injury time. Tidak barengan dengan Allena tentunya, karena kami tidak saling komunikasi lagi. Allena dijemput sama Angel dan suaminya. Sepanjang perjalanan aku terus berpikir tentang tindakan apa yang harus kulakukan ke Toar. Demi nenek moyang Toar Lumimuut, pria bangsat ini sudah merusak rumah tanggaku. Datang datang dari luar negeri seenaknya merebut istri orang. Sakitnya tuh disini menerima kenyataan bahwa tampaknya perselingkuhan itu dilakukan atas dasar suka sama suka. Dari video yang kulihat, Allena tampak menikmati sekali vaginanya ditusuk tusuk oleh Toar. Bukankah ini namanya SETANGPUTAR ?. Aaaahhh stauleh, tampaknya karma memang ada.

Memasuki daerah pegunungan Tinoor, teduhnya pepohonan dan keindahan pemandangannya seperti memberikan angin segar dalam pikiranku. Nasi sudah menjadi bubur, apa yang dilakukan Toar dan Allena tidak bisa dimaafkan lagi. Sepertinya aku harus mengucapkan selamat tinggal kepada bahterah rumah tangga yang sudah ku nahkodai selama ini. Akupun sudah siap untuk menceraikan Allena. Tentang anak kami ? nantilah kupikirkan masa depannya seperti apa. Bisa dibayangkan ya, seberapa marahnya aku saat itu. Namun tidak adil kalau hanya kami yang mengalami kerugian. Toar juga harus menerima dampaknya! Dia harus bertanggung jawab dengan perbuatan keji yang dia lakukan. Apa ya ? Aku berpikir keras!. Ahhaaaaa... terbersit ide brilian yang sepertinya akan setimpal membalas kejahatan Toar terhadap keluargaku.

Kehadiranku di acara syukuran pernikahan Toar dan Vallen kali ini sudah tidak ada niatan baik lagi. Rencana jahat sudah bulat dan matang di pikiranku. Aku tinggal menunggu saat berdua dengan Toar untuk menyelesaikan perkara ini dengan cara laki laki. Rangkaian acara berlangsung dengan sangat membosankan, makanan yang dihidangkan hanya kucicipi secuil, karena adrenalin dalam darahku sudah tidak karuan lagi membayangkan perhitungan yang ingin kulakukan dengan Toar. Sekali lagi demi nenek moyang Toar Lumimuut, laki laki bejat ini harus bertanggung jawab atas perbuatannya. Dia harus hancur sehancur hancurnya!, sama seperti hatiku yang kini hancur lebur tak berbentuk lagi. Saatnya balas dendam!

Aku menanyakan nomor WA Toar ke Ocha, dan kebetulan Ocha punya nomornya. Aku mengirim salah satu foto mesum Toar dan Allena ke WA nya Toar. Dengan tulisan “Temui aku sekarang juga”, Donni. Toar dan Vallen masih duduk di singgasananya mereka diatas panggung. Dari tempat dudukku kulihat Toar meraih handphone nya dan membuka WA yang kukirimkan. Tidak lama setelah itu Toar menghampiriku dan mengajakku berbicara empat mata di dalam rumahnya. Aku sekuat tenanga menahan emosi jangan sampai melakukan hal yang bodoh. Tapi melihat wajah laki laki ini seperti mau muntah, seperti ingin aku melemparkan botol botol bir ke kepalanya. “Aku bisa menjelaskan ini Doon”, ucap Toar seperti ketakutan. Ekspresinya sudah tidak karuan. “Jangan sampai Vallen tau! Tolong... apa maumu ?”. “Babi anjing!, teman macam apa kau ?, maki ku ke Toar”. “Kau pikir Allena lonte ?”, bangsat! sambil tangan kananku mendaratkan pukulan ke mata Toar. Toar tidak bereaksi apa apa. Karena mungkin sudah menyadari kalau dia ada di posisi yang salah dan situasi ini tidak menguntungkan buatnya. “Vallen harus tahu ini! Kalau perlu akan kuadukan ke orang tuanya Vallen”, ancamku. “Persetan, masa bodoh dengan Allena, mau tidak mau kami akan cerai”. “Tapi kalian bagaimana, belum jadi suami aja udah berani selingkuh dengan istri orang, mau jadi apa nanti masa depannya Vallen ?”. “Percuma aku memukulmu sampai mati pun gak ada manfaatnya, Cuma buang buang tenaga saja. Sekarang saatnya Valen dan keluarga besarnya tahu kelakuan bejatmu”!. “Tolong brooo... jangan lakukan itu. Aku akan menuruti kemauanmu supaya tidak jangan membocorkan rahasia ini.”. “Sekarang juga aku kasih cek kosong, terserah kau mau ambil berapa Donn”, tawar Toar. “Setan putar! Kau kira aku gak punya uang ? Makan aja cek kosongmu itu, aku gak perlu!”.

“Kalau begitu terserah apapun yang kau mau aku turuti”, bujuk Toar agar aku tidak membocorkan skandanya dengan Allena. “Terserah katamu ? apapun itu ? yakin ?”, tanyaku memastikan lagi ucapannya. “Iya terserah apapun permintaaanmu aku turuti”, asal jangan rusak pernikahanku dengan Vallen. Aku berpikir sejenak. “Apa tawaranmu ?”, tanyaku kembali menantang Toar. Jawaban Toar setelah itu sungguh mengagetkanku. “Aku udah ketahuan selingkuh dengan Allena, sebagai gantinya aku rela kamu selingkuh dengan istriku Vallen. Terserah mau diapain, mau kau entot sepuasnya juga silahkan”. “Akan aku atur bagaimanapun caranya kamu bisa main dengan Vallen, dengan syarat hapus foto itu di hp mu dan jangan sampai Vallen tahu apa yang aku dan Allena lakukan.” Ucap Toar bernegosiasi. Otakku bekerja dengan cepat, siasat licik yang kusiapkan sepertinya berjalan mulus. “Oke! Sepakat!” Aku membisikkan permintaanku ke telinga Toar. Mendengarnya membuat Toar seperti disambar petir. Kaget, mau marah, tapi tidak bisa menolak. “Aku beri kau kesempatan satu jam dari sekarang, temui aku di mobilku, Xpander Putih, parkir depan pos kamling. Lewat dari satu jam, jangan menyesal kalau foto ini kukirimkan ke Vallen dan orang tuanya”. “Pilihan ada padamu, mau menuruti permintaanku atau siap siap ucapkan selamat tinggal kepada rumah tanggamu yang baru seumur jagung”, ancamku sambil berlalu meninggalkan Toar.
 
Acara syukuran pernikahan Toar dan Vallen kali ini menjadi moment pertama aku dan Allena menunjukkan ketidak harmonisan kami. Sedari awal kami tidak lagi duduk bersama, tidak saling sapa, dan tidak lagi saling memikirkan. Allena sibuk dengan urusannya bersama teman temannya, akupun tidak mempedulikannya lagi. Satu jam hampir berlalu, aku sudah stand bye di mobil hingga akhirnya dua orang kakak beradik menghampiriku. Toar duduk di depan dan Pingkan adiknya duduk di bangku tengah. Suasanya menjadi sangat dingin dan kaku hingga akhirnya aku membuka pembicaraan. “Haiii, kita belum kenalan. Aku Donni”, ucapku sambil menyodorkan tanganku ramah. “Pingkan”, jawab adik Toar dengan muka marah tanpa menggubris jabatan tanganku. “Donni udah cerita ?” tanyaku ke Pingkan. “Babi ngana! Tega teganya kau buat begini!”, jawab pingkan dengan nada tinggi. “Jangan marah ke aku, tanya tuh kakakmu kenapa gatal menggauli istri orang padahal sebentar lagi mau menikah. Kurang cantik apa Vallen sampai sampai selingkuh dengan istriku”, jawabku. Toar hanya terdiam seperti orang bodoh di hadapan Pingkan. Pingkan menangis tersedu, sambil tangannya memeluk Toar, menyandarkan kepalanya ke bahu Toar. Sekarang kakak beradik ini saling berpelukan dan saling menguatkan.

“Ayo cepat turun nanti ada yang curiga”, perintahku ke Toar dengan maksud mau mengusirnya. Tidak lama setelah itu Toar turun dari mobil dan kujalankan mobil meninggalkan lokasi pesta itu. Sepanjang perjalanan tidak ada obrolan sama sekali antara aku dan Pingkan. Pingkan hanya menangis tak henti hentinya, menyandar di kursi sambil menutup wajahnya dengan tas tangan yang dia bawa. Kuarahkan mobilku menuju salah satu hotel yang ada di jalan lingkar Tomohon. Sepanjang perjalanan aku terus melihat ke kaca spion tengah yang sengaja kuarahkan agak kebawah menyotor bagian paha Pingkan yang sedang duduk menyandar. Sangat menggoda. Dress pendek yang dia kenakan tidak bisa menutup paha kencang milik pramugari cantik ini. Sebelum turun dari mobil aku coba menenangkan Pingkan dengan berkata bahwa aku ini orang baik baik yang hanya meminta tanggung jawab kakaknya yang sudah merusak rumah tangga bahagiaku. Tidak perlu takut, aku hanya mau kenal lebih dekat lagi dengannya.

Kami sudah check ini dan masuk ke kamar yang tidak terlalu luas dibandingkan hotel yang ada di Manado. Pingkan mulai memberanikan diri berbicara, menanyakan mauku apa. “Jangan macam macam! Aku masih perawan”, bulan depan aku mau menikah. Aku menanggapi ucapan Pingkan dengan santai dan memberikan kesan baik padanya. Aku menceritakan duduk permasalahannya kepada Pingkan. Aku dengan panjang lebar bercerita tentang apa yang aku rasakan saat ini. Bahwa sebenarnya aku sangat mencintai istiku Allena, rumah tangga kami sangat bahagia hingga akhirnya kakaknya Toar datang menjadi orang ketiga dalam hubungan kami. “Apa buktinya kakakku sudah berselingkuh dengan istrimu ?”, tanya Pingkan seakan tidak percaya dengan yang kuceritakan. “Ada buktinya, coba lihat ini”, jawabku sambil memutarkan rekaman video yang kuambil dari handphone nya Toar. Sengaja kuperlihatkan semua mulai dari video hari pertama hingga hari terakhir. Durasinya memang tidak terlalu panjang, tapi adegannya sangat hot. Pingkan memperhatikan sampai selesai semua video yang kuperlihatkan, bahkan foto foto mereka bersenggama sangat jelas kutunjukkan ke Pingkan. Aku sendiri tentu saja sudah horny melihat rekaman video istriku bersetubuh dengan mantan pacarnya. Yang paing bikin horny tentu saja sekarang saya sudah sekamar bersama Pingkan, gadis cantik nan menawan, pramugari yang sangat menarik perhatian, yang sekarang sedang mengenakan dress seksi. Tidak menyangka aku yang sangat mengagumi pesonanya bisa mengalami peristiwa ini, berdua bersamanya di kamar hotel.

Pingkan :


“Oke, aku gak tahu apa yang dipikirkan kakakku hingga tega berbuat itu”, “Seburuk apapun perbuatan yang dia lakukan, kakak Toar adalah pahlawan buat keluarga kami”. “Aku sampai bisa kerja di maskapai seperti sekarang ini semua karena bantuan Toar, biaya pendidikan, biaya hidup, semua dia yang tanggung. Toar juga harus menafkahi keluarga besar kami, karena papa sudah tidak ada”. “Jadi kalau ini mau kamu, aku rela menjadi korban demi kakakku. Sudah saatnya aku balas budi ke kak Toar. Kalau bukan demi kakak, aku gak pernah sudi bertemu dan kenal sama kauu bajingan!”, ucap Pingkan dengan ekspresi sangat marah sambil air matanya mengucur deras ke pipinya yang imut. Aku refleks menyentuh pipinya dan mengusap air mata Pingkan, yang dibalas dengan pukulan perlawanan. “Jangan macam macam!”, apa mau kau anjing ?. Pacarku saja gak pernah berani menyentuhku!

Aku merespon dengan kalem, berusahan menenangkan suasana. “Begini Pingkan, yang harus kamu tau... aku orang baik baik. Aku tidak akan jadi seperti ini kalau kakakmu tidak merusak rumah tanggaku. Aku hanya minta pertanggung jawaban kakakmu Toar. Dia menawarkan aku untuk main dengan Vallen istrinya asalkan jangan ada orang yang tau tentang skandal dia dan istriku”. “Suami macam apa itu ngasih istri yang baru dinikahinya buat dipakai orang lain! Coba kamu pikir”. “Aku menolak tawaran kakakmu Toar, biar rumah tanggaku saja yang rusak jangan rumah tangganya dengan Vallen juga ikut terbawa bawa.”. “Aku sudah tidak ada pilihan lain. Aku sangat tertarik sejak melihatmu di pesawat. Aku juga terpesona dengan penampilanmu sewaktu pesta pernikahan minggu lalu. Aku tertarik untuk terus melihatmu, memandangimu Pingkan. Aku janji tidak akan berbuat lebih. Aku janji tidak akan merusak keperawananmu. Aku hanya minta kamu menemaniku untuk menenangkan pikiranku yang sekarang sedang kacau”. Ucapku dengan nada lembut menenangkan Pingkan. Sepertinya Pingkan mulai terbawa suasana.

“Oke kalau begitu. Hanya sekali ini dan anggap kita tidak pernah bertemu”. “Demi kakakku Toar akan kuturuti kemauanmu”. “Dengan satu syarat! Tidak boleh macam macam. Aku bukan perempuan murahan yang bisa kau buat seenaknya”. “Kalau macam macam aku gak akan pikir panjang, kubunuh kau bangsat”!. Ancam Pingkan kembali dengan nada keras. “Oke, santai saja Pingkan, aku gak akan macam macam kok, aku orang baik baik”. “Aku hanya ingin melampiaskan nafsuku biar pikiranku tenang”. Rayuku.

“Apa maumu ?” tanya Pingkan. “Aku mau coli di depan kau, ikuti apa yang aku suruh!”, jawabku. Tidak perlu menunggu respon Pingkan selanjutnya akupun langsung membuka semua pakaianku hingga telanjang bulat. Aku yang sudah terangsang berat duduk di sebelahnya Pingkan dan mulai memainkan penisku yang tegang maksimal. Pingkan hanya menangis tersedu sambil menutup matanya rapat rapat. “Katamu kau orang baik, kenapa tega berbuat seperti ini padaku ?”, tanya Pingkan terbata bata disela tangisnya. Aku menjawab dengan nada pelan. “Sekarang aku tanya kau, apa kakak kau Toar itu orang baik baik ?”. Pingkan mengangguk. “Kata kau dia pahlawan keluarga, kenapa tega berbuat seperti itu pada rumah tangga orang ?”. “Dia gak pikir gimana nasib anak kami kalau aku dan istriku cerai ?, dia gak pikir mau ditaruh dimana muka keluargaku?, apa kau pikir penjahat kelamin seperti kakakmu itu orang baik baik ?”. Pingkan tidak bisa menjawab part yang itu.

“Sekarang begini, pilihan ada padamu. Mau membantu kakakmu atau tidak. Aku tidak minta macam macam. Sebagai laki laki aku sudah seminggu tidak bisa melampiaskan nafsu seks. Aku dan istriku sudah tidak ada komunikasi yang baik lagi akibat perselingkuhan dengan kakakmu. Atau kau lebih memilih pernikahan kakakmu kandas ditengah jalan ? Aku bisa saja saat ini juga menyebarkan skandal dia dengan istriku. Sambil aku pura pura mengambil handphone, membuka salah satu foto mesum Toar dan Istriku, share, Whatsapp, mengetik nama Vallen, dan oke. “Tinggal sekali pencet, foto ini akan terkirim ke Kakak iparmu. Sepertinya mereka masih beracara, keluarga besar masih ngumpul di rumahmu, akan rame nih, asyik deh”, ancamku ke Pingkan. “Stopppp, aku mohon jangan”. “Aku gak tau harus ngapain sekarang. Yang jelas aku minta tolong ke kau, kalau kau masih punya hati nurani, kalau kau masih manusia, minta tolong sekali lagi. Aku masih perawan, aku mau nikah bulan depan. Jangan kau apa apakan aku. Aku akan menuruti perintahmu asal kau janji gak akan merusak keperawananku.” Ucap Pingkan yang kini berbicara sedikit lebih halus. Aku mengangguk tanda setuju. “Iya aku janji gak akan kelewatan, aku hanya tertarik sejak pertama kali melihat kau di pesawat waktu lalu. Masih ingat pernah ketemu aku ? Flight dari Jakarta ke Manado”. “Aku juga sangat terpesona dengan penampilanmu yang cantik dan seksi di pesta pernikahan Vallen minggu lalu, sadar gak kalau aku selalu memperhatikanmu”. “Apalagi hari ini, ada kesempatan untuk mengenalmu lebih dekat, gak akan aku sia siakan”. “Jujur aku gak pernah membayangkan bisa melakukan ini. Tapi kau harus tau hatiku hancur banget, hancur sehancur hancurnya karena kakakmu. Aku mau balas dendam ke kakakmu, tapi tidak mau merusak rumah tangganya. Aku dan Vallen berteman baik, bahkan kayak sudara sendiri”. “Makanya aku memilih untuk ngasih pelajaran ke Toar bangsat itu, bahwa adik kesayangannya yang harus bayar mahal untuk perbuatannya”. Apa yang dia tabur itu yang harus dia tuai.

“Aku mengerti gimana perasaanmu Donni”, ucap Pingkan yang kali ini sikapnya mulai membaik, sudah sudi mengucap namaku. “Kuulangi lagi, seburuk buruknya Toar kakakku, dia sangat berjasa untuk hidup kami. Aku sangat menyayanginya. Jangan kau rusak rumah tangganya. Dia pernah patah hati waktu lulus SMA, dia pernah cerita kalau perpisahan dengan pacarnya sangat membuat dia merasa bersalah. Setelah itu Toar seperti punya trauma untuk memulai hubugan dengan wanita lagi. Bertahun tahun hidupnya hanya dihabiskan untuk kuliah dan kerja keras di Australia. Bersyukur trauma nya bisa hilang setelah ketemu Vallen. Vallen itu teman seangkatanku di sekolah pramugari, kami berteman baik sekali sampai sekarang. Aku yang mencomblangi dan mempertemukan Toar dan Vallen. Kebetulan sekali ternyata mereka pernah satu sekolah waktu SMA, dan kebetulan lagi Vallen mengalami hal yang sama dalam hal percintaan. Mereka mempunyai trauma dengan hubungan sebelumnya, jadi setelah ketemu bisa satu visi dan komitmen untuk membangun rumah tangga”. Pingkan mulai terbuka dan bersedia untuk curhat tentang kakaknya. “Kau kenal mantan pacarnya Toar yang kau maksud ?”, tanyaku menyelidik. “Aku enggak tau, Toar hanya pernah cerita kalau mantannya itu bekas adik kelas semasa SMA. Mereka saling mencintai. Hingga suatu waktu kakakku mendapat beasiswa ke Australia, negara impiannya. Toar pergi tanpa mengabari mantannya itu, meninggalkan hubungan mereka yang tidak ada kejelasan lagi.” Ucap Pingkan. Aku langsung relate dengan ceritanya Pingkan, bahwa mantan pacar Toar itu, yang katanya mereka saling mencintai, dan hubungannya gak jelas sampai sekarang, pasti itu Allena istriku. Pantesan saja Allena bisa setega itu berselingkuh dariku. Dia lebih memilih cinta lamanya. Aku juga langsung teringat kejadian di gereja ketika ibadah pemberkatan nikah Vallen dan Toar. Kuingat persis mata Allena berkaca kaca selama pengucapan janji nikah, bahkan dia tidak kuat melihat mereka dipersatukan oleh pendeta menjadi suami istri. Hhhmmm sedihnya tuh disini. Kecemburuanku kini tak tertahan lagi.

Pingkan, jujur aku sudah tidak tahan lagi, nafsuku sudah di tingkat tertinggi. Seketika aku memeluk tubuh Pingkan dan berusaha mencium bibirnya. Tetapi perlawanan Pingkan sangat kuat. Dia menghindar sekeras tenanga dan kembali membuas. “Anjing kau! Memang iblis gak ada yang bisa dipercaya!”, teriak Pingkan. “Jangan macam macam, aku bisa nekat!”, ancam Pingkan sambil mengangkat fas bunga dengan ancang ancang mau melemparku. “Sorry sorry, maaaf.. aku tergoda nafsu. Kita kuselesaikan baik baik saja biar urusan ini cepat selesai”, ucapku dengan baik baik. “Aku gak mau duperlakukan seperti tadi! Aku bukan perempuan gampangan, camkan itu Anjing”. “Satu lagi syarat sebelum aku ikuti maumu.”“Apa itu ?” tanyaku. “Sekarang juga hapus semua foto dan video Toar di handphonemu”, perintah Pingkan. “Apa jaminannya kalau aku hapus semua foto dan video mesum ini ?”, tanyaku menantang. “Percaya saja, aku akan kooperatif mengikuti perintahmu. Sekali ini saja dan urusan kita selesai”. “Oke baik, aku akan coba buat percaya padamu, akan kuhapus gambar dan video video di hp”. “Sini lihat biar kau yakin aku benar benar menghapusnya”, ucapku sambil mengajak Pingkan duduk di sebelahku buat melihat langsung dengan mata kepalanya sendiri bahwa aku akan menghapus bukti perselingkuhan kakaknya dengan istriku. Pingkan mendekat, duduk di sebelahku, memperhatikan layar handphone ku. “Eh, Tapi kasih kesempatan sekali lagi aku buat melihat tubuh istriku meskipun lewat handphone”. “Kehidupan seksual kami sangat menyenangkan sebagai suami istri. Sebelum konflik ini kami bisa hampir setiap hari ML. Aku gak pernah bosan bosannya menikmati tubuh istriku. Sekarang jangankan ML, sejak bertengkar hebat beberapa hari lalu, mencium bibirnya pun aku gak bisa.”, curhatku sambil mengelus ngelus penis tegangku dan menonton adegan mesum perselingkuhan Toar dan Allena.

Cukup lama aku beronani dengan menyaksikan gambar dan video mesum Toar dan istriku. Beberapa foto menampilkan Toar yang sedang menjilati vagina Allena, ada yang menampilkan mereka french kiss sambil tangan Toar menyelinap masuk ke BH Allena, dan yang paling hot adalah adegan Allena mengulum penis Toar di ruang tamu rumahku. Dari semua video yang sempat kurekam dari HP Toar, adegan ini yang durasinya paling lama. Sekitar Dua menit lebih, dan selama itu juga kami akhirnya nonton bokep bareng. Aku yang sedari tadi mengelus elus pelan penis tegangku sepertinya sedikit memancing birahi Pingkan. Gerak gerik tubuhnya semakin aneh, tarikan nafasnya semakin pendek dan cepat. “Pernah ngulum penis kayak begini ?”, tanyaku ke Pingkan. “Gila kau, gak pernah lah!” Jawabnya ketus. “Mau coba ?”. “Enggak!, enggak, enggak!”. Jawab Pongkan lagi. Akupun mulai mengerahkan jurus SSI tipis tipis. “Kalau itu bagian dari tugasmu hari ini gimana? Kau udah janji mau melakukan apa saja buatku. Ayolah nanti aku ajari caranya”. Rayuku.Perlahan aku mengarahkan tangannya memegangi penisku. Beberapa percobaan sempat gagal karena Pingkan masih bersikeras tidak mau melakukan itu. Untung aku tidak terpancing untuk berlaku kasar. Ternyata Gadis cantik ini akan menurut jika diperlakukan dengan halus. “Ayolah Ping, percaya aku gak akan ngapa ngapain kau, aku cuma minta kamu melayani aku. Gak susah kok ngocok penis doang, kalau kau mau yang boleh di sepong. Kalau enggak pun gak apa apa”. Ayolah manis, aku pengen lihat senyum di wajahmu.

Praaaakt! Tangannya menamparku. “Anjing kau Donni! Kalau bukan demi kakakku, gak sudi aku begini. Kusumpahi kau mati setelah ini”, berontak Pingkan dalam ucapannya, tapi tangannya yang halus mulai memegangi pangkal penisku. Masih sangat kaku, sepertinya pramugari cantik ini belum pernah melakukan sebelumnya. “Sini kuajari”, ucapku sambil membimbing tangannya mengocok pelan penisku naik turun sampai helm nya masuk keluar kulit penis yang tak bersunat. Cukup lama aku memegang tangannya hingga akhirnya Pingkan bisa melakukannya sendiri. Masih terus mengocok penisku, kusajikan dia tontonan mesum antara Toar dan Allena. Semakin lama, semakin tak karuan nafas Pingkan. Hinga kembali lagi kuputarkan video sepongan Allena. Tanpa kusangka Pingkan mulai menurunkan kepalanya menuju selangkanganku, mulutnya terbuka menelan penisku. Sakit! Giginya sangat terasa di daging penisku. Kucoba memperingati dia. “Ping santai aja, hisap kayak makan es krim, jangan sampe kena di gigi, sakit”, ucapku sambil membelai rambunya yang indah. “Sorry baru pertama kali”, jawab Pingkan. Iya gak apa apa, ikut aja kayak yang ada di Video. Tak ada kata kata dari Pingkan setelah itu. Dia mulai terbiasa mengulum penisku dengan lancar. Enak sekali, kenikmatannya tidak terbayangkan. Setelah itu suasana semakin mencair. Tanganku perlahan mulai membelai leher hingga turun ke punggungnya. Meskipun masih mendapat penolakan tetapi berkali kali kulakukan hingga Pingkan menyerah. Tanganku sangat nyaman mengelus elus punggungnya yang sedikit berbulu tipis. Dengan posisi Pingkan yang merunduk menyepong kontolku, memungkinkan aku untuk menarik roknya keatas. Berhasil kulakukan hingga celana dalam cream miliknya bisa terlihat. Seksi sekali. Pingkan adalah tipikal perempuan yang mempunyai paha besar dan tumbuh bulu halus hingga ke selangkangannya. Sangat seksi dan menggoda.

Menyadari aku yang sepertinya sebentar lagi akan keluar, kuangkat kepala Pingkan untuk menghentikan sepongannya. “Sudah, cukup. Aku gak mau keluar cepat cepat. Aku masih mau menikmati tubuh indahmu Pingkan sayang”, ucapku halus di dekat telinganya. “Boleh aku panggil sayang ?”, tanyaku menggoda. “Terserah!” jawabnya singkat. Sekarang kuarahkan Pingkan untuk mengocok penisku dengan tangan kanannya sementara tangan kananku mengelus elus leher, tangan dan punggungnya. Pingkan semakin terbawa suasana. Mungkin tanpa sadar dia mulai mengerang kenikmatan. “Aaahhh, aaahhh.... “. Pertanda bagus nih. Pingkan yang kini menutup mata dengan ekspresi yang sange, semakin mempercepat kocokannya tapi sekuat tenaga aku menahan jangan sampai crooott. “Pelan aja sayang, pelan, jangan cepat cepat”, perintahku. “Masil lama ? Udah pegal nih tanganku”, keluh Pingkan. “Supaaya cepat keluar aku harus dapat rangsangan lebih”. “Ini boleh ?”, tanyaku sambil jariku menunjuk ke payudaranya. “Noooo!”, tolak pingkan. Tapi ucapannya tidak sejalan dengan tindakannya setelah tanganku menyelinap masuk kedalam dress yang dia gunakan. Aku berusaha meraih payudara indah Pingkan dibalik BH yang dia kenakan. Tidak terlalu besar ternyata, tidak seperti yang kubayangkan. Tapi putingnya sangat tebal dan mancung. Mengeras! Ini tandanya dia sudah terangsang. Tanpa minta izin lagi aku langsung melucupi dress yang dia kenakan hingga terlihat tubuh putih mulus pramugari impianku. BH nya juga tidak luput dari jarahanku. Kini Pingkan topless di depanku. Aku semakin bernafsu hanya dengan melihat tubuh bagian atasnya yang telanjang. Desakan sperma yang sudah mengunggu untuk disemprotkan semakin masif, aku tidak tahan lagi. Secepat kilat kusuruh Pingkan untuk menghisap penisku lagi tapi terlambat. Belum sampai mulutnya menentuh penisku, spermaku yang banyak banget sudah menyemprot dengan kencang. Wajah, leher hingga dada Pingkan menjadi sasarannya. Kini Pingkan belepotan terkena sprema. Aku orgasme dengan dashyat. Enak sekali.....

Pengalaman tak terlupakan dibikin crot oleh wanita cantik yang sedari awal sudah membuatku terpesona. “Sudah ? Oke tugasku selesai ya!, aku mau balik”, ucap Pingkan. “Bersih bersih dulu lah, kamu gak mau kan sperma yang ada di wajah dan lehermu dilihat orang ? Itu membekas loh, lengket”, rayuku. “Iya sih, kurang ajar emang kau Donn”, maki Pingkan. “Gak apa apa kami mau memaki maki aku, aku hanya mau bilang terima kasih sudah melayaniku. Sudah bikin aku crott. Meskipun enaknya cuma sesaat, tidak sebanding dengan kenyataan bahwa rumah tanggaku akan berakhir, tapi menikmati beberapa saat berdua denganmu sudah sangat membuatku bahagia”. “Makasih pingkan sayang”, ucapku merayu. “LAMU!”, jawab Pingkan. “Aku bersih bersih dulu”, sambil Pingkan mengarah ke kamar mandi. “Boleh bareng ?” tanyaku dengan nada agak ragu. “Ayooo cepat sini, aku kasih bonus buat kau!”. Seperti tertiban durian runtuh aku mendengarnya. Tidak disangka sangka pingan mengiyakan permintaanku. Apakah dia juga sudah sange ? Gak tau ah, tapi seperti yang saya ketahui, perempuan berbulu itu nafsu birahinya tinggi. Tapi sedari tadi belum kulihat tanda tanda itu di Pingkan. Kami masuk ke kamar mandi, tanpa malu Pingkan melucuti dress dan pakaian dalamnya. Wooooowww. Tidak kusangka sangka bisa sejauh ini. Kini pingkan tanpa malu dan canggung bersedia telanjang bulat di hadapanku. Tubuh yang sempurna, ideal, putih dan mulus. Vaginanya berbulu cukup lebat namun tertata dengan rapi. Indah sekali, sunggu sempurna wanita ini. Menaklukkan Pingkan ternyata tidak sesulit yang kubayangkan. Sekeras apapu seorang wanita mempertahankan prinsipnya, kalau udah ketemu kontol, pasti klepek klepek.

Pingkan menarik aku kebawah shower dan menyirami tubuhku, aku hanya menurut apa yang dilakukan Pingkan. Diambilnya sabun dan mulai Pongkan menyabuni tangan, punggung hingga selangkanganku. Penisku kembali menegang. Pingkan ternyata nakal juga ya, pikirku. Tangan halusnya kini kembali memain mainkan penisku yang bersabun dan licin. Tak mau ketinggalan, akupun membasahi tubuhnya yang telanjang bulat. “Rambut sama wajah jangan sampai basah Donn”, ucap Pingkan memperingati. Oke siap sayang. Kini kami saling mengusapkan busa dari sabun yang semakin menghangatkan suasana. Tangannya yang lincah mengocok penisku kubalas dengan mengusap usap bulu vaginanya. Pingkan memberikan respon yang luar biasa, dia mengejang hebat hanya dengan sentuhan di vaginanya. Tak mau hanya sampai disitu, akupun menjilati vagina Pingkan yang sangat rapat. Khas vagina seorang perawan. Kujati terus menerus hingga Pingkan berkali kali Orgasme. Orgasme yang dashyat dan luar biasa. Tak terhitung berapa kali Pingkan ambruk saking nikmatnya rangsangan yang kuberikan. Akupun berkali kali crot di tangan dan mulut Pingkan. Seakan tidak ada jarak lagi antara aku dan Pingkan. Berpelukan erat, kulitku dan kulit mulus Pingkan menyatu tanpa sekat, saling gesek, saling raba, saling merangsang. Ludahku dan ludah Pingkan saling campur aduk bersama ciuman bibir dan lilitan lidah kami berdua. Pingkan akhirnya bisa menampilkan dirinya yang sebenar benarnya. Wanita cantik yang baik dan murah senyum. Kudapat ekspresi bahagia Pingkan setelah orgasmenya yang pertama. Pingkan yang awalnya judes dan galak berubah 180 derajat setelah lidahku meruntuhkan pertahanan birahinya. Titik klotoris di bagian atas vaginanya menjadi sasaran seranganku yang bertubi tubi. Beberapa kali Pingkan berteriak lepas memanggilku sayang. Tak tergambarkan betapa nikmatnya momen itu.

Tidak terasa sudah berjam jam kami di kamar mandi, tenaga sangat terkuras setelah orgasme yang berkali kali. Pingkan juga sepertinya sangat lelah setelah kumanjakam Vagina, payudara dan semua titik tangsangan yang ada padanya. Kamipun tertidur dengan pulasnya setelah aktifitas di kamar mandi. Sampai pukul 9 malam, kami terbangun setelah panggilan dari Toar berkali kali di handphone Pingkan. Dibiarkan saja, gak diangkat sama Pingkan. “Pasti kak toar khawatir banget, tapi aku gak tahu mau bilang apa”, ucap Pingkan dengan lirihnya sambil menangis. Aku yang melihatnya cukup tersentuh, aku usap air matanya, dan memeluk Pingkan dari belakang. Tak kuduga, reaksinya sangat bertolak belakang dibanding pertemuan awal kami tadi. Pingkan menyandarkan kepalanya di bahuku sambil terus menangis. “Maafkan aku Pingkan, aku jahat, aku bodoh”. Ucapku ke telinga Pingkan. Pingkan tidak menjawab. Dia malah semakin merapatkan kepalanya di lehermu dan mengencangkan pelukannya. “Jangan ada orang yang tau tentang kejadian ini, plis Donn. Jangan bilang kak Toar juga”. “Aku akan mengaku ke kal Toar kalau kita berdua tidak melakukan apa apa. Aku akan bilang ke kak Toar kalau kau orang baik baik dan enggak menyentuh aku sama sekali”. Aku malu Donnn... mau disimpan dimana mukaku..

Pingkan terus menangis tersedu sambil curhat semua yang dia rasakan. Kami berbincang dengan sangat intim. Masih tidak mengenakan pakaian apapun, Aku telanjang, Pingkan telanjang. Hanya tertutup selimut untuk melawan dinginnya kota Tomohon. Pingkan banyak bercerita tentang pengalaman pribadinya. Kurang lebih sama seperti yang pernah Vallen ceritakan, bahwa hampir semua laki laki yang mendekati seorang pramugari itu hanya menginginkan tubuhnya. Pingkan pernah pacaran dengan beberapa laki laki tapi semuanya gak baik, belum lama pacaran sudah meminta ML. Belum pernah ada yang sampai melihatnya telanjang. Aku laki laki selain kakaknya yang sudah melihat tubuhnua telanjang... Sekali lagi kuulangi, aku afalah laki lali kedua selain kakaknya Toar yang sudah melihat tubuh telanjangnya Pingkan. Apa ? “Maksudnya gimana ?” tanyaku penasaran. “Iya Donn, aku sama kakak hubungannya dekat banget. Saking dekatnya malah mungkin sudah melewati batas batas kewajaran”. “Sering kalau penerbangan ke Australia dan punya waktu panjang sebelum penerbangan selanjutnya, aku nginap di apartemennya Toar”. “Kami kakak beradik yang punya nafsu tinggi. Kami Hiyperseks!”. Aku sangat mudah terangsang kalau lihat kak Toar telanjang. Nah Toar ini kalau di apartemennya sering hanya pake celana dalam. Otomatis aku sange dong lihat dia.”. “Diantara aku dan Toar gak pernah ada rahasia rahasiaan, kalau aku sange, kubilang ke Toar kalau aku sange”. “Bisanya kalau begitu kami mandi bareng, tapi Toar gak pernah mau berbuat lebih. Aku gak pernah disuruh mengocok penisnya. Diapun gak pernah mau menyentuh aku. Kalu orang pertama yang kusepong Donn”. “Kalau sama sama udah sange, kami masturbasi bareng. Aku mainin memekku, kak toar coli sampe keluar. Udah selesai, gitu aja”. “Jadi gak heran aku kalau akhirnya Toar terjerumus ke perselingkuhan dengan istrimu. Dia mudah sekali tergoda. Mungkin juga karena sudah lama banget jarang dibelai wanita.”

Pingkan bercerita dengan panjang lebar, karena suasana saat ini sudah berbeda. Kami sudah merasa dekat satu sama lain. Jelas setelah ini kami melanjutkan petualangan cinta terlarang di kamar hotel. Tidak kulikirkan lagi istriku, tidak kulikirkan lagi kalau senin besok masuk kerja. Persetan dengan semua itu. Saat ini ada wanita cantik pujaaanku yang siap untuk aku nikmati. Hingga tengah malam tak henti hentinya kami saling memuaskan. Pingkan semakin menampakkan wujud aslinya sebagai wanita binal bernafsu tinggi.

Hingga matahari pagi menyapa dibalik jendela, kami masih tertidur dengan ketelanjangan. Tempat tidur sudah tidak karuan dengan cairan cairan yang belepotan sana sini. Kupeluk Pingkan yang masih tertidur, gesekan kulitku dan kulitnya semakin mengundang birahi. Perlahan Pingkan bangun, entah mimpi apa dia barusan. Melihatku memeluknya, bibir indahnya mengucapkan “selamat oagi Donni sayang”, sambil senyum indahnya merekah bersama lesung pipit. Persis sama sekali dengan senyum indah sang pramugari yang kulihat di pesawat. “Selamat pagi Pingkan sayang. Tidur enak ?”, tanyaku. “Iya, enak sekali. Tapi gak seenak jilatanmu di vaginaku”. Ucap Pingkan dengan nada menggoda.

“Mau lagi ?” tanyaku. “Iya Donn, plisss aku mau lagi”, ucap Pingkan dengan manisnya. Akupun membuka kakinya dengan lebar, mengarahkan lidahku ke memeknya. Tapi Pingkan menginginkan lebih. Dia mengisyaratkan aku untuk berputar dan menindih tubuhnya. Wowww Pingkan mau 69 dengan posisi aku diatas. Kujilati hebat vagina Pingkan yang perlahan mulai mengeluarkan cairan asam dan lengket. Sambil mulut Pingkan mengulum penisku dengan buas. Cukup lama kami bertahan dengan posisi itu hingga akhirnya bergantian aku dibawah dan pingkan menindih tubuhku. Kejadian tak terduga kembali terulang. Setelah beberapa kami mengalami orgasme tampaknya Pingkam masih belum puas. Tiba tiba dia duduk diatas selamgkanganku dan mencoba mengarahkan penisku kedalam vaginanya. Aku bereaksi cepat dengan menghindar hingga Pongkan terjatuh ke kasur. “Heeey! Apa apaan kau Ping! Kan aku udah janji gak akan penetrasi ke vaginamu.”. Meskipun udah nafsu berat aku masih bisa mengendalikan kesadaran. Aku gak mau masa depan Pingkan akanh rusah hanya karena kebejatanku. “Aku hisap lagi vaginamu”, ajakku yang dituruti oleh Pingkan. Sekali lagi Pingkan orgasme setelah kusapu bersih vaginanya dengan lidah lincahku. Kali ini nafsu Pingkan semakin menggebu. Entah belajar dari mana, kini Pingkan membalik badan dan menungging dengan belahan pantat dan vaginanya membuka. “Plisss masukin aja Donn, aku udah tersiksa dengan nafsuku ini. Gak usah mikirin aku lagi, puaskan aku dengan penismu sayang.”.

Nafsu birahi berperang melawan hati nuraniku. Tapi yang menang sudah pasti sanh birahi. Persetan dengan hati nurani, di depanku sudah ada sang bidadari, pramugari cantik bernama Pingkan yang telanjanh dan menungging. Vaginanya sudah menanti penisku untuk menerobos perawannya. Selangkah lagi aku bisa bersetubuh dengan Pingkan. Toh ini maunya Pingkan juga, anak itu sudah pada level sange yang tertinggi. “Pelan pelan ya Donn”, ucap Pingkan ketika ujunh penisku mulai menyentuh labia minora miliknya. Kumasuk masukkan penisku dengan perlahan. Masuk, keluar, masuk beberapa centi lagi, keluar lagi, masuk semakin dalam, kucabut keluar lagi, sampai vaginanya benar benar becek dan denyut daging memeknya benar benar kurasakan. Ini tandanya vagina Pingkan sudah bisa beradaptasi dengan keberadaan penisku. Dalam satu sodokan yang keras, kurobek selaput darah Pingkan yang gurih dan sempit. Ini ditandai dengan erangan Pingkan yang dashyat kesakitan. “Maaf sayang, tahan ya, sebentar lagi enak kok”, kataku menenahkan Pingkan.Benar saja, setelah beberapa kali tusukan selanjutnya Pingkan sudah bisa menikmati tusukan penisku kedalam vaginanya. Pingkan mengerang sejadi jadinya, berteriak saking enaknya dientot. Darap perawannya bercucuran bersama cairan kenikmatan, menodai selimut hotel yang berwarna putih. Kembali lagi kubuat Pingkan orgasme berkali kali dengan tusukan penisku dan rangsangan tanganku ke payudaranya. Berganti ganti gaya dan posisi, hingga terakhir gaya missionaris karena kami udah tidak ada tenaga lagi. Berkali kali juga spermaku kusemprotkan kedalam rahim Pingkan. Sungguh pergulatan yang tidak akan pernah kulupakan. Perawan sang pramugari kini sudah kurenggut. Kami terus melakukannya sampai siang. Bahkan sambil makan pun kami telanjang karena memang tidak membawa baju dan pakaian dalam untuk ganti. Sebelum check ini kami menyempatkan lagi untuk mandi bersama. Kali ini lebih hebat dari sebelumnya, karena dibawah shower kami tidak hanya saling rangsang namun saling bersenggama, Vagina Pingkan tak henti hentinya kusodok dengan penis perkasaku. Pingkan pun semakin terbiasa dan merasa nafsu liarnya menemukan pasangan yang tepat. Hari itu sungguh menyenangkan. Tentunya sebelum balik kerumah Pingkan sudah menggunakan baju baru yang kami beli di pusat kota. Kami berpisah dengan baik baik. Pingkan menyempatkan untuk mengecup bibirku sebelum turun dari mobil. Dan mengingatkan perjanjiannya untuk tidak memberitahu kejadian yang sebenarnya ke Toar.



Hari demi hari berlalu, hubungan aku dan Allena istriku semakin berantakan. Aku semakin sering pulang larut malam, dan Allena lebih sering tidur dirumah orang tuanya membawa anak kami. Berminggu minggu seperti itu. Bahkan ketika aku ditugaskan kembali untuk ikut training dua minggu di Jakarta, Allena tidak tau sama sekali. Komunikasi hampir tidak ada, Allena yang tidak tau menahu penyebab aku marah malah seperti membiarkan hubungan ini lebih renggang. Tudak ada itikad baik Allena untuk memperbaiki hubungan kami. Sepertinya memang pernikahan kami akan berakhir. Suatu ketika masuk panggilan telepon dari nomor tidak kukenal. Setelah kujawab ternyata Pingkan yang menelponku. Dia menanyakan posisiku dimana, aku menjawab kalau aku sedang training di jakarta. “Yaaaa sayang sekali, ada yang ingin kusampaikan padamu”, ucap Pingkan. “Sampai kapan di jakarta ?”, tanyanya lagi. “Sekitar seminggu lagi, masih lama kok”, jawabku antusias. “Oke kalau begitu, besok lusa aku tugas terbang ke Jakarta dan mau tinggal lama disana buat persiapan nikahan. Aku temui kau di Jakarta ya, nanti kabar kabari lagi”, kata Pingkan. “Simpan ini nomorku”. Aku menjadi penasaran dan teringat kembali pengalamanku dengan Pingkan. Memang setelah memperoleh merenggut perawan Pingkan di Tomohon, aku tau diri dengan tidak lagi mengganggunya. Kami putus kontak sampai terkahir hari itu dimana Pingkan menelponku. Mengingat persetubuhanku dengan Pingkan bisa bikin aku onani berkali kali. Hehehe. Beberapa hari setelahnya, Pingkan kembali menelponku dan minta aku share lokasi. “Mau kesini ?” tanyaku. “Iya, ini udah mau OTW, mumpung pacarku lagi kerja”. Wah ada apa ini Pingkan ngebet banget mau ketemuan denganku. Aku sama sekali tidak ada niat jahat atau niat mesum seperti sebelumnya. Perasaanku malah menyiratkan signal bahwa Pingkan membawa berita buruk. Firasatku gak enak. Benar saja, ketika sudah bertemu di loby hotel, Pingkan langsung menunjukkan foto foto kakaknya Toar sedang bergumul dalam keadaan bugil dengan istriku Allena. Dan dari tanggalnya, mereka terus melakukan perselingkuhan sampai hari dimana Pingkan menelponku beberapa hari lalu. Foto foto itu dicurinya dari HP Toar. Pingkan bercerita kalau Toar memang suka sekali mengoleksi foto foto bugil istriku. Pingkan pernah membuka salah satu folder di laptop Toar yang berisi foto foto mereka sedang bercinta, dan juga foto foto selfie Allena sedang bugil, dan sedang masturbasi. Kayaknya itu foto kiriman Whatsapp. Dari sini saya berkesimpulan bahwa memang Allena sudah tidak mencintaiku lagi, dan memilih untuk menjadi pelakor. Padahal Toar itu sudah menjadi istri teman baiknya Vallen. Tanpa sadar aku menangis, meneteskan air mata, tidak mampu menahan beban yang kualami. Aku cemburu dan patah hati. Melihat aku yang semakin bersedih, Pingkan mengajakku masuk ke kamar hotel yang sudah beberapa hari ini menjadi penginapanku. Awalnya berjalan normal, kami saling curhat dan saling menguatkan. Pingkan bercerita kalau pacarnya tidak mempermasalahkan Vaginanya yang sudah tidak perawan. Tinggal seminggu lagi menjelang pesta pernikahannya, Pingkan mengaku ke pacarnya kalau dia sudah tidak perawan. Hal itu tidak dipermasalahkan oleh pacarnya yang adalah seorang pilot. Malah setelah mengetahui hal itu, Pingkan dan pacarnya jadi rutin ngentot, bersetubuh saling memuaskan. Jadi dia tidak takut lagi kalau sperma yang kutumpahkan kedalam rahimnya akan menjadi janin. Toh pacarnya juga setiap ML buang sperma di dalam. Semakin hangat obrolan kali itu hingga akhirnya Pingkan menawarkan untuk membantu menghibur aku yang sedang terluka. Diarahkannya tanganku untuk menjamah tubuhnya hingga terlepas semua pakaian yang dikenakannya. Kami pun bersetubuh dengan ganas setelah itu. Pingkan terlihat semakin terbiasa dan ahli dalam bercinta. Banyak gaya dan variasi variasi yang dia kuasai. Hingga kami berdua merasakan pincak kenikmatan yang tiada taranya. Terima Kasih pingkan, i love u so much. “Maukah kamu jadi selingkuhanku terus ?”, tanyaku manja di telinga Pingkan. “Iya Donni sayang, aku mau jadi lontehmu.” Aku sayang kamu. Dan kamipun terus melanjutkan persetubuhan ini.

Bahkan sampai Pingkan menikah, kami masih rutin untuk berselingkuh ketika Pingkan sedang balik ke kampungnya di Tomohon. Dengar dengar bulan depan dia akan berhenti dari pelerjaannya sebagai pramugari karena sudah hamil. Kiyakin janin yang ada di kandungannya itu adalah anakku. Allena ? lupakan saja semua cerita tentangnya. Kami tinggal menunggu putusan Mahkama Agama tentang hak asuh anak. Kami memutuskan untuk bercerai. Semenjak itupun hubunganku dengan teman teman Allena semakin jauh dan merenggang. Hanya ada sosok wanita cantik bernama Pingkan yang kini mewarnai kehidupanku. I love you Pingkan, semoga anak kita lahir dengan selamat dan menjadi tanda buah cinta kita berdua.

TAMAT
 
Mohon maaf sebesar besarnya jika dalam tulisan ini terdapat kesalahan pengetikan, karena typo adalah hobiku. Cerita kali ini adalah bagian cerita yang berdiri sendiri, dengan tema perselingkuhan. Tapi jika suhu suhu seudah membaca cerita tentang “Pengalaman di Bali”, akan sangat relevan dan mengenali pribadi sebagian besar tokoh disini. Tapi tanpa memcara cerita di Bali itu pun tidak masalah. Ini adalah cerita yang berdiri sendiri. Benar kata sebuah lagu, “Tak Selamanya Selingkuh Itu Indah”.

Semakin kesini aku curiga bahwa apa yang kami semua alami adalah akibat dari ketidak normalan hubungan suami istri. Awalnya memang enak, tapi kebahagiaan seperti itu tidak abadi. Kesimpulanku saat ini, Sumpah Vallen benar terjadi, dan karma itu memang ada. FYI, Ocha keguguran saat kandungannya memasuki bulan ke 9. Angel dan suaminya juga sedang mengalami pergumulan yang sangat berat. Tidak jauh berbeda, suami Angel yang tugas di luar kota membuat dia jarang pulang dan ada kabar miring kalau Angel punya hubungan dengan laki laki lain. Vallen ? Sepertinya sampai sekarang dia tidak menyadari hubungan gelap suaminya Toar dengan istriku. Aku tidak akan pernah membocorkannya kepada Vallen, karena Vallen pasti akan murka ke Allena. Selamat bercolli ria suhu! Mohon dukungannya.
 
Akhirnya kutau nasib Valen selanjutnya setelah lama nunggu kelanjutan kisah si Ocha. Bravo hu
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd