Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Perjuanganku Menaklukkan Ketakutan

CHAPTER X: LEMBARAN BARU

Kami mulai berbincang setelah sekian lama terdiam, kumulai berpikiran jernih, tanpa hati.

“jadi kamu sebenarnya gimana dengan Gilang?”

“aku sangat sulit untuk mempercayaimu lagi, kamu itu penuh misteri. Kemarin aku kira kamu bakalan sama Yosa, ternyata malah ketemu sama Gilang”

“Kamu tahu kan aku tuh sayang sama kamu.”

Tanyaku kepada Dita. Aku yang tadinya sering diam, menjadi berubah sejak kejadian itu. Aku yang dulunya sering mengalah, sekarang menjadi lebih menyerang. Aku berbincang dengan Dita sambil sesekali mengalihkan pandanganku ke acara TV yang saat itu menayangkan Film kesukaan, SpongeBob. Film kartun yang sederhana tapi sebetulnya penuh makna, tentang keanekaragaman, tentang kapitalisme, persahabatan dan sebagainya.

“Aku ga ada apa-apa dengan mereka berdua. Sebenarnya aku bingung. Aku sangat sayang kepadamu Alan. Tapi kamu masih kuliah, sedangkan Orang tua ku terus menuntutku agar mencari yang lebih mapan.”

“Jawaban itu sebenarnya ada di Yosa, pria mantan SMA ku yang sekarang jadi abdi negara. Tapi aku tidak suka dengannya. Aku maunya sama kamu”

“Soal ketemu sama Gilang, aku ga sengaja, dan kami foto bersama saja waktu itu. Aku sudah bilang kan aku nyariin kamu, tapi kamu sudah tidak ada. Kabarnya kamu pulang bareng Ali.” Dita meyakinkanku tentang hubungannya dengan Gilang dan Yosa. Entah benar atau tidak aku tak tahu. Sudah masa bodoh dengan hubungan kita. Sex yes, heart no. Walaupun kadang masih terbawa perasaan.

“Oke, anggap saja aku percaya sama omonganmu. Cuman aku masih belum bisa terima.”

“Asal kamu tahu saja, Dayu sudah cerita semuanya tentangmu. Tentang teman-temanmu dan tentang pergaulanmu selama ini.” Aku sudah tak peduli kalau aku ada hubungan dengan Dayu. Biarkan saja semua mengalir.

“Jadi, kamu juga main sama Dayu? Teman baikku yang selama ini menjadi teman curhatku?”

Dita kaget atas perkataanku. Dia tidak menyangka bahwa aku sudah berbincang jauh dengan Dayu. Smapai bercinta bahkan. Mungkin memang ini yang harus diungkapkan. Menceritakan semuanya biar gamblang.

“Aku mau jelasin ke kamu. Soal Aku dan Dayu. Jadi aku sudah beberapa kali bertemu Dayu, dan Dayu bercerita tentang kamu. Soal hubunganku dengan Dayu, kamu tak perlu tahu lebih dalam. Yang jelas bercinta saja aku sudah beberapa kali dengannya.” Pungkasku, dengan penuh keberanian mengungkap semuanya.

Dita kemudian menangis, air matanya mengalir deras. Isakan tangis nya membuatku juga sedikit merasa bersalah.

“Maafkan aku, aku memang bajingan. Tak usah kau harapkan lagi. Aku mau kita putus saja.”

“Kelakuan orang tuamu terhadapku saat wisuda itu membuatku sakit hati. Restu orang tuamu yang tak kunjung datang pun membuatku kecewa walaupun sudah aku perjuangkan.” Aku berbicara dengan memegang pundak Dita. Menatap matanya yang penuh air mata. Tak terasa air mataku pun juga berjatuhan.

Air mata seorang lelaki yang diliputi rasa takut. Takut akan kehilangan semuanya. Takut akan kehilangan cinta yang selama ini diharapkannya. Sejak dulu memang ketakutan inilah yang menghantuiku.

Kerelaan melepaskan Dita karena sebab yang tak kuasa kuatasi.

Saat dua orang sejoli seumuran merajut asmara, hal yang paling ditakutkan dalah keadaan dimana ketidaksiapan sang lelaku untukmenghadapi kenyataan bahwa orang tua tidak merestui.

“Alan, aku tahu aku juga salah. Aku telah mengecewakanmu. Aku memang beberapa kali bertemu dengan Gilang. Tak usah kau tanyakan apa yang kami lakukan. Sebab itu akan membuatmu lebih sakit.”

“tapi...”

“Aku benar-benar sangat mencintaimu Alan, tak ada yang lebih besar rasa cintaku melebihi kepadamu.”

“Ini mungkin yang terakhir kalinya kita bertemua. Aku mau bercerita. Ayahku ku kan sakit keras, aku ingin segera menikah. Dan aku ingin Ayah menyaksikan anak gadisnya dipersunting lelaki idamannya. Bahkan kalau bisa Ayah dapat menyaksikan kelahiran dan tumbuh kembang cucunya kelak.”

“Aku tahu kamu belum siap untuk itu semua. Maka dari itu aku selingkuh dengan Gilang. Berharap Gilang dapat menerimaku lagi. Namun ternyata dia sudah memiliki calon istri di kampungnya,”

“Maafkan aku Alan...” Dita menangis sambil memelukku.

Aku tahu ini memang berat bagi Dita. Sebagai anak perempuan pertama, dia dituntut orang tuanya untuk menjadi contoh bagi adiknya. Dengan keadaan Ayahnya yang sakit, dia mau tidak mau harus berusaha untuk membuat Orang tuanya bahagia.

Ketika ingin mewujudkan impiannya memiliki suami, keadaan yang tidak memungkinkan semuanya. Aku yang menjadi pasangannya belum siap untuk itu. Mungkin 2 atau 3 tahun lagi setelah lulus kuliah dan bekerja aku mampu. Itu juga setelah aku membahagiakan orang tuaku. Bukan saat ini.

“Jadi memang keadaan yang memaksa kita menyudahi semua ini. Aku minta maaf sebelumnya bila ada kata atau perbuatan yang membuatmu terluka.”

“Tenang Dita, semua akan indah pada waktunya” Kalimat klise ku menutup semuanya.

Kami pun putus dengan resmi, tidak hanya Break. Mungkin ini jalan memang yang terbaik. Aku bisa fokus untuk kuliahku. Biar segera lulus dan mendapatkan pekerjaan.

Kalau bisa sebelum Dita dilamar oleh lelaki lain. Aku harap Dita mau menungguku. Dan juga aku berharap Ayah Dita membaik kesehatannya.

“Aku pamit ya, mau nerusin revisi dari Pak Asrul.” Aku pamit kepada Dita. Kucium bibirnya, usap kepalanya, dan mencium keningnya.

Aku berdoa dalam hati, semoga Dita mendapatkan yang terbaik, begitu pula dengan ku. Aku pun berjanji untuk menjadi lebih baik lagi.

Saat itu entah kenapa aku merasa lebih lega. Mungkin kejujuran satu sama lain adalah kuncinya. Selama ini ada rasa terpendam yang belum terungkap antara kami.

Aku seperti membuka lembar baru. Lembar kertas putih yang akan aku tuliskan catatan indah kedepan. Catatan kehidupan penuh tantangan untuk membuktikan kepada Dita dan keluarganya bahwa aku bisa menjadi lebih baik.

Dipertengahan jalan aku ingat bahwa sore ini adalah waktunya bimbingan ke rumah Pak Asrul. Namun sayangnya aku belum sempat merevisi coret-coretan pak Asrul. Aku pun panik. Aku mencoba menghubungi teman yang satu bimbingan dengannya tapi tak ada respon sama sekali.

Kemudian aku ingat Mbak Tika, yang kala itu juga satu bimbingan dengan Pak Asrul, kali aja dia ada informasi, apakah pak Asrul ada di rumah, atau mencariku atau apapun. Pokoknya harus ada informasi tentang bimbingan.
Aku mulai mengirimkan sms ke Mbak Tika.

“Asalamualaikum, Mba Tika, ini saya Alan., minta infonya dong, hari ini kan waktu bimbingan pak Asrul di Rumah beliau. Beliaunya ada tidak ya. Dan beliau mencariku tidak ya?”

Aku resah menunggu balasan dari Mbak Tika.

60 menit kemudian setelah aku sampai rumah, ada sms masuk. Ternyata dari Mba Tika.

“Waalaikumslam Alan, maaf baru balas. Iya aku habis dari Pak Asrul, tadi dihabisi aku olehnya. Aku diminta konsul sama kamu malah.”

Aku malah kegirangan bukan main, seperti ada sebuah kesempatan emas mendekati Mbak Tika, sang idola kampus.

“waaaah gitu ya mbak. Yasudah besok kali mbak kalau ada waktu, aku mau ngampus. Kita ketemu di kantin aja ya.”

Aku menjawab sms Mbak Tika seraya berharap jawabannya adalah ‘iya’.

Sudah hampir sejam, sms ku tak berbalas, aku pun malah risau. Takut dia tersinggung. Maklum saja, aku adalah orang yang selalu takut kalau ada salah ucap yang menyinggung orang lain.

Aku putuskan untuk tidur, mungkin saja Mbak Tika sibuk dengan pacarnya.

Keesokan harinya. Seperti rutinitas tiap hari. Hal yang dilakukan setelah mata terbuka adalah meraih HP. Mengecek apakah ada sms yang masuk.

Dan ternyata Mbak Tika membalasnya, balasannya pukul 23.00 hampir tengah malam.

“Maaf ya Alan baru balas. Minggu depan aja kali ya, minggu ini aku mau mudik dulu. “

Aku pun langsung membalas

“Oke mbaa, aku tunggu kabarnya”


Bersambung...
 
Makasih udh d apdet hu, ijin baca dulu.. N ttp semangat hu..
 
Cuma dijadiin ban serep, nasib nasib
Mau gaet gilang, udah punya calon, nasib nasib
 
Keren keren. Luar biasa alan. Alan menjadi bajingan karena dita. Kondisi dita yg labil tidak akan memberi kebaikan bagi alan. Bilapun balik lagi, dita harus cerita dia sudah ditiduri siapa saja. Jangan sampai pas pesta nikah ada teman alan yg sinis dan bisikin, memek ceweklu lumayanlah masih rada ngegrip, g tau kalo malem ini lu pake moga2 aja sempet perawatan vagina hahahahaha... Sori bro lu harus kuat mental bial pilih istri yg sudab tidur sana tidur sini, dan lu harus bener2 tahu siapa aja tuh laki. Kalo ada yg kenal mending batalin. Good luck alan. Cerita lu keren bro
 
Makasih updatenya om...


Petualangan dengan mbak tika di mulai ini..

Penasaran nih..

Dayunjgn jdiin pacar..jdiin budak aj suhu..wkwkwk
 
Perjuanganku menaklukan ketakutan..
Hmm.. Apakah ketakutan yg dimaksud itu takut akan penolakan oleh camer?
Wkwk
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd