Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Perjuanganku Menaklukkan Ketakutan

Bimabet
Baru baca.
Bahasa santai banget dan mengalir...
Mohon lanjutannya ya Om Suhu...
:ampun::ampun::ampun:
Semoga di RL lancar jaya.
 
Terima kasih semua atas apresiasinya
🙏🏻
 
CHAPTER XIV: LULUS SIDANG SKRIPSI

Aku dan Dita berjalan dalam hubungan yang tanpa rasa. Sepakat untuk menjalin hubungan yang telah remuk sebelumnya. Aku berkomitmen untuk tetap menjalani secara biasa saja. Tidak sedalam sebelumnya. Hal itu juga disetujui oleh Dita.

Melakukan hubungan sex setiap hari di kosan menjadi rutinitasku. Kuliah S2 Dita juga berjalan lancar. Setiap pagi aku selalu mampir ke kosan, dia berangkat Kuliah, atau kerja part time. Aku pun menuju kampus untuk menyelesaikan skripsiku yang tinggal sedikit lagi selesai. Level kerajinanku meningkat drastis untuk mengejar wisuda bulan agustus nanti.
Kedua pembimbingku sudah setuju skripsiku untuk disidangkan. Betapa senang sekali hatiku. Sudah lepas beban orang tua terutama untuk menyekolahkan anaknya. Selangkah lagi menuju kelulusan.

Semua ku persiapkan dengan matang, aku meminjam laptop Dita untuk presentasi, kupinjam bawa pulang. Laptop itu lah yang menjadi saksi keintiman kita berdua, disela-sela kegiatan bersetubuh, laptop itu selalu menyala, mendengungkan lagu-lagu favorit kami berdua, disambungkan ke speaker, dan dengan volume yang tinggi. Sehingga tak ada orang diluar yang mendengar desahan, erangan, dan kenikmatan kita bersenggama di dalam kamar kos.

Dalam menyusun presentasi pun aku masih kaku, karena tidak terbiasa dengan laptop mahal. Berkali-kali SMS Dita untuk bertanya teknis dalam penyusunan presentasi.

10 slide pun sudah selesai. Walau seadanya, aku harap nanti para penguji terkesima dengan presentasiku. Ada tips dari teman, bahwa ujian sidang skripsi, kita harus presentasi paling tidak 10 menit, agar nanti tidak banyak pertanyaan yang keluar dari dosen, karena waktu yang sudah terlalu lama.

Sidang skirpsi pun tiba. Aku mempersiapkannya dengan matang. Ada 5 orang dosen yang siap aku hadapi, terdiri dari Ketua, Pembimbing Satu dan Dua, Sekretaris dan Penguji Utama. Rasa deg-deg an pasti ada. Apalagi banyak teman yang menyaksikan sidang skripsiku, termasuk Mbak Tika dan juga Dita hadir dalam waktu bersamaan.

Setelah berjibaku selama satu jam, dan menjawab beberapa pertanyaan dari dosen penguji, ketua tim penguji, Pak Sigit mengatakan

“Selamat, anda lulus sidang skripsi. Dengan beberapa revisi”

Mendengar kata-kata itu, betapa senangnya hatiku.. aku pun mengucapkan terima kasih kepada para dosen, bersalaman, dan merayakan dengan teman-teman yang sudah menunggu di belakang,bahkan ada yang diluar ruangan.

Sebagai tanda terima atas dukungan, aku ajak teman-temanku untuk makan siang. Ada Ali, Dita, Mba Tika, Dani, dan beberapa lainnya.

Kelulusan ini menjadi fenomenal karena aku menjadi pria satu-satunya diangkatanku yang lulus duluan. Yang lainnya masih tercecer. Bahkan ada yang dipanggil ke fakultas berkali-kali.

“Selamat ya Alan, aku iri banget sama kamu.” Mbak Tika menghampiriku setelah kita makang siang bersama. Sementara Dita duduk di seberang sambil melihatku ngobrol akrab dengan Mbak Tika.

“ah biasa aja mbak, makasih udah dateng. Nanti kalau mbak sidang aku juga dateng deh.. kasih dukungan. Kalau perlu bawa bendera dan panji2 biar heboh.hehehehhe”

“Ayo lah mbak dikelarin tuh skripsi, biar bisa wisuda bareng kita.”

Aku menjawab Mbak Tika, dan kita pun larut dalam candaan ringan.

“Yaaa doakan yaa.. ini juga besok mau bimbingan terakhir sama Pak Asrul. Aku ntar pinjem file kamu lagi ya.. hahahaha” Mbak Tika berbicara sambil minum es jeruk manis, jemari lentiknya memegang sedotan yang berwarna pink, sesuai dengan baju yang dipakai Mbak Tika.

“Siaaaaaap kakaaaaaak..” Aku menjawabnya sambil berposisi hormat seperti pasukan.

Sore hari aku mengantarkan Dita kembali ke kosan, kami terlibat dalam perbincangan sedikit serius. Dita ternyata memperhatikan kedekatanku dengan Mbak Tika.

“Alan, bisa nggak sih kamu itu nggga mesra-mesraan sama cewek lain di depan aku?” Dita bergumam sambil membanting tas ke atas kasur.

Aku sudah memprediksi soal kecemburuan Dita sama Mbak Tika. Seperti yang sudah disepekati sebelumnya, aku pun tak ambil pusing dengan kemarahan Dita.

“kalau aku bercanda dengan Mbak Tika, apa itu salah? Aku tidak ada hubungan apa-apa dengan dia. Dia juga punya pacar kan kamu tahu. Kami hanya berhubungan sebatas teman yang kebetulan memiliki topik yang sama dalam skripsi. Tak usah cemburu lah.. lagian gak ada gunanya kamu marah begitu. Aku dulu juga kamu selingkuhin diam aja, mengalah bahkan” Aku menjawab Dita, menguasai percakapan yang membuatku di atas angin.

“Aku mau setelah kamu selesai wisuda, kita ke rumah ku ya. Aku mau mengenalkanmu kepada orang tuaku. Aku mau buktikan bahwa memilihmu bukan hal yang salah. Aku mau nanti kita membangun keluarga kecil yang bahagia di kota Jogja ini.”

“Selama ini aku masih takut untuk mengenalkanmu kepada orang tuaku, karena kamu belum lulus. Aku harap kau mau.”
Dita mengungkapkan perasaannya sambil berurai air mata.

Melihatnya berurai air mata, aku menjadi trenyuh. Entah mungkin ini kesalahanku yang tidak terlalu peka atau gimana aku tak tahu.

Yang jelas, yang namanya perempuan anak pertama, sudah berusia diatas 20, itu orang tua sudah was-was. Jangan sampai jadi perawan tua kata orang-orang. Orang tua pasti berharap anaknya mendapatkan jodoh yang mapan, yang sanggup menghidupi anaknya, dan calon cucunya kelak.

“iya, Dita.. Maafin aku. Insya Allah nanti kalau semua sudah beres, aku bersedia kamu ajak ke Solo, tempat orang tuamu tinggal”

Aku menjawab lirih menocba menguatkan hati.

Perasaanku acak-acakan. Sebagai anak lelaki, aku dituntut untuk membahagiakan orang tuaku dulu, sebelum membahagiakan orang lain. pasti hal itulah yang akan menjadi masalah kelak. Orangtuaku yang hidup pas-pasan di desa mengaharpkanku membantu tulang punggung keluarga.

Walaupun itu masih jauh, tapi aku sudah memikirkannya dari sekarang.

Entah apa yang akan terjadi nanti, aku serahkan semua sama Tuhan.

Prinsip hidup yang tidak baik untuk dicontoh.. let it flow like a river. Walau ada yang bilang juga hanya ikan mati yang hanyut mengikuti arus.

Aku pun pamit pulang. Dengan membawa kabar bahagia ke orang tua. Aku sudah membayangkan bagaimana sumringahnya wajah Ibu dan Bapakku di rumah.

“Skripsi ini kupersembahkan untuk kalian Pak, Buk”

Aku bergumam dalam hati.

Bersambung...

SEKEDAR ILUSTRASI


 
Ijin baca dulu ...

Untuk spoiler Dita kayak gak pas gitu ...

Terlalu tua untuk ukuran 20 tahun an
 
Terakhir diubah:
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd