Agen Terpercaya   Advertise
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Perjuanganku Menaklukkan Ketakutan

terima kasih semua.
nantikan kelanjutannya
 
Semoga wabah COVID-19 segera berlalu.
Stay safe ya semuanya
______________________________________________________


CHAPTER XXVI: PERSIAPAN UJIAN

Sudah beberapa hari ini aku sibuk dengan persiapan tes, tiada hari tanpa mantengin laptop. Informasi apapun aku pelajari. Bahkan ada tumpukan fotokopian aontoh soal tes cpns yang aku kumpulkan. Mungkin karena efek menganggur, aku jadi banyak waktu luang untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat.

Walau kadang ada juga kegiatan tak bermanfaat seperti buka facebook dan mencermati linimasa teman-teman. Atau menelusuri situs plus-plus yang kala itu merajai dunia forum yaitu DuniaSex dot com.

Aku baca pengumuman bahwa tes akan dilaksanakan di Jakarta, tapatnya di Stadion Lebak Bulus. Aku sudah bayangkan bahwa tes nanti bakalan kacau, karena pasti berdesak-desakan masuk stadion. Udah kaya mau nonton bola atau nonton konser.

Sudah beberapa hari juga aku tidak ke Jogja, ke tempat Dita. Aku hanya berkomunikasi lewat pesan singkat. Kangen sudah pasti ada, cuman kali ini aku merasa masa depanku lebih penting daripada urusan percintaan. Dita pun mengerti akan prioritasku kali ini. Dia memakluminya.

Siang malam selalu aku persiapkan, aku pelajari jenis dan model soal yang mungkin akan muncul dalam tes nanti. Aku pun browsing kesana kemari buat nyari referensi tambahan soal isu-isu terkini. Selain itu aku juga mempersiapkan bagaimana aku mulai dari berangkat, naik kereta, sampai Jakarta, bermalam dimana dan seterusnya.

Aku bukan orang yang perfeksionis, namun aku adalah orang yang semua hal harus ditata dengan baik. Sesuai rencana yang sudah disusun. Maka dari itu aku paling tidak suka suatu hal yang mendadak. Contohnya kemarin aku tiba-tiba dihubungi teman untuk manggung. Padahal tanpa persiapan apapun. Hasilnya pasti sudah ketabak. Band ku ga lolos seleksi.

Jam 7 malam selepas makan malam, aku duduk di teras, sambal bermain gitar tentunya, sampai anak-anak kos di sebelah rumah yang mayoritas wanita mendengar genjrenganku. Mungkin mereka heran kenapa nih orang tiap malam kok main gitar.

Kadang ada yang caper, beli sesuatu di warung ibu, sambil berlama-lama memandangku main. Ah memang ya wanita kalau udah ada cowok, main gitar selalu aja dilirik-lirik. Ini aja baru main gitar, belum lagi kalau mereka ngeliat cowok pakai motor mahal. Apalagi di kampung sini. Sudah pasti itu cowok tiap hari bisa boncengin cewe yang beda-beda.

Kalau aku sebatas lirik-lirik saja sudah seneng. Artinya adalah aku ga jelek-jelek banget. Masih bisa lah dipandang cakep bagi sebagian orang. Ha ha ha.

Tiba-tiba hp ku berdering, ada pesan masuk, aku lihat ternyata dari Dayu,

“Alan, aku lagi sama Dita, nemenin dia reunian SMA”

Cuma begitu saja pesannya, tak ada embel-embel apapun. Tentu saja dong, saya sebagai orang yang selalu was-was bertanya-tanya ada apa gerangan, dan makna apa yang tersirat dari pesannya. Tumben sekali Dayu menghubungiku, padahal kita sudah lama tidak bertegur sapa.

Aku berpikir ini adalah trik dia biar aku jauh lagi sama Dita. Jadi aku putuskan untuk mengabaikan saja pesan itu.

Aku pun menghubungi Dita, sekedar menyapa selamat malam, mengingatkan untuk tidak lupa makan dan banyak istirahat, karena saat ini cuaca sedang tidak bagus. Banyak banget orang sakit, entah flu, batuk atau demam. Mungkin karena efek pancaroba.

“le, minggu ngarep karo sopo mangkat’e?” tiba-tiba Ibuku dari belakang bertanya kepadaku soal keberangkatanku ke Jakarta lagi untuk tes.

“sama temenku bu, ada 4 orang yang bareng.” Jawbaku singkat

“lha terus nginep tempat siapa? Mbok mampir aja tempatnya budemu di Bekasi.” Ibuku melanjutkan.

Aku tahu dia sangat khawatir akan anak bontotnya ini. Aku juga sebenarnya tidak enak kalau ga mampir tempat saudara di Bekas. Namun sudah kadung janji sama teman untuk berangkat bareng dan nginep bareng.

“nggak bu, tenang aja, aku besok nginep di tempat saudaranya temenku.” AKu menjawab sambil menaruh gitar bututku di samping,

Kita berdua pun melanjutkan obrolan macam-macam. Dari soal persiapan tes, sampai soalkehidupan berumah tangga.

Salah satu pesan yang aku tangkap adalah sebagai lelaki, jangan buru-buru nikah. Mantapkan dulu karir, baru lah boleh menikah. Sekali lagi dia bilang bahwa lelaki itu langkahnya panjang.

Dia memberi contoh berbagai macam orang yang dia tahu, ujung dari ketidaksiapan untuk berumbah tangga, ujungnya perceraian.

Aku pun manggut-manggut. Memang benar kata ibuku, semua harus dipersiapkan dengan matang. Mungkin ini juga warisan sifat yang diturunkan kepadaku. Semua harus serba siap, jangan sampai ada kesalahan hari ini yang disesali di kemudian hari.

Malam semakin larut, waktunya untuk istirahat. Aku kembali ke kemar, sambil menyalakan radio, mendengarkan lagu-lagu alternatif kesukaan.

Hal yang selalu aku sukai. Mungkin memang keturunan.Bapakku juga demikian. Dia selalu menyaakan radio untuk mengiringi lelap tidurnya. Apalagi kalau ada langgam jawa atau siaran wayang semalam suntuk di radio.

Sejenak aku memeriksa hpku, ada pesan dari Dita, dia bilang minta maaf tadi ngga pamit saat mau reunian SMA.

Dalam hati aku berkata memang ternyata benar apa kata Dayu, Dita datang di reuni SMA.

Dalam pesan tersebut Dita hanya memberitahu kalau mereka hanya makan-makan saja, ngobrol santai sama teman-teman SMA yang beberapa sudah sukses. Ada yang jadi Guru, ada yang kerja di Pertamina, kerja di PLN, ada juga yang jadi PNS.

Aku pun hanya bisa berkata iya, tidak apa-apa. Mungkin mereka mau melepas kangen. Mengenang masa-masa indah di SMA.

Dan aku pun baru sadar, Yosa adalah teman SMA Dita, apakah dia juga ada di sana? Hatiku pun kacau kembali.

Mungkin besok aku harus ke Jogja. Melepas rindu sekaligus menginterogasi apa yang sebenarnya terjadi. Mudah-mudahan semua baik.

bersambung...
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd