Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Petualangan Birahi Joni

Anjaaay .. Baru jg Di wisuda perjaka sama Mirna .. next EPs langsung forsam Aja .. hajar Jon .. Kamu perkasa .. Kamu bisa .. sekalian kompanye agar Joni bisa kimpoi bareng Banyak wanita .. hahaha
 
Judul next chapter nya sungguh menggoda... Jangan lama-lama ya apdetnya ...
 
Mohon maaf buat para semproter, updatenya lama karena ada proses editing agar gak sama persis dengan versi yang sudah banyak beredar.
 
Mohon maaf buat para semproter, updatenya lama karena ada proses editing agar gak sama persis dengan versi yang sudah banyak beredar.

ya pernah baca jaman dulu
jaman nyamuk dot com
jaman 17 tahun dot com

kalau Copas n Edited di sampaikan di depan suhu
 
Ntaapppssss....

Ditunggu huuu kelanjutannya...

Nggak sabar nungguin 4some nya hehehe
 
Bagian 2: Trio Susi, Tina dan Tuty (1)

POV Joni

Hubunganku dengan Mirna menjadi semakin erat. Terlebih lagi dalam masalah sek. Perjakaku hilang juga dengan Mirna, dia adalah orang pertama yang kusetubuhi. Saat itu aku masih belum berpengalaman sama sekali. Hingga akhirnya aku mengerti tentang kenikmatan sex juga karena Mirna.

Sejak peristiwa pertama kali itu, aku seperti orang yang ketagihan akan enaknya ngentot dengan perempuan. Begitu pula dengan Mirna. Kami ngentot kapan saja, setiap ada kesempatan. Hampir setiap ada kesempatan aku selalu menyambangi Mirna demi menyalurkan nafsuku yang seakan tak pernah surut dan Mirnapun selalu siap meladeniku. Sebaliknya akupun tidak pernah menolak setiap ajakan dari Mirna untuk memuaskan nafsu birahinya. Kapanpun Mirna membutuhkanku, maka akupun siap melayaninya. Dan sebagai imbalannya tak segan2 Mirna memberiku uang yang cukup banyak.

Dari uang yang diberikan Mirna, maka kehidupankupun mulai membaik. Kini aku mampu mengirim uang ke kampung buat bantu sekolah adikku. Dan akupun juga bisa membeli pakaian2 bermerek sehingga penampilanku berubah. Bahkan akupun bisa membeli HP merek terkenal sehingga menjadikan penampilanku menjadi semakin menarik. Aku juga bisa mentraktir teman2ku tidak hanya di kantin kampus tetapi juga direstoran2 terkenal tempat biasa teman2 nongkrong. Dua kali dalam seminggu aku menyempatkan diri untuk fitness di sebuah hotel, dengan peralatan fitness yang lengkap. Sehingga akhirnya otot perutku rata, bisep dan trisepku terbentuk, membuat bentuk tubuhku jauh lebih kekar dan macho hingga membuatku semakin percaya diri. Aku gak canggung lagi bergaul dengan teman2ku.

Ternyata dengan perubahan penampilanku, kini banyak cewek2 dikampusku yang mulai melirikku. Tak terkecuali temen2 Sinta pacarku. Bahkan Susi yang dulu terang2an menolak diriku dan sifatnya yang cuek kepadaku, kulihat semakin sering memperhatikan aku saat dia bertemu denganku. Tak jarang aku memergoki dia bersama Tina dan Tuty sedang memperhatikanku saat makan di kantin.

Dulu aku memang pernah naksir sama Susi. Seorang cewek cantik, tajir dan memiliki body yang menurutku cukup bagus untuk ukuran seorang perempuan. Tak heran banyak cowok di kampusku yang menyukainya tak terkecuali aku. Aku mengenalnya dari Sinta adik tingkatku yang sering memintaku untuk mengajarinya beberapa mata kuliah. Kemudian Sinta mengajak beberapa temen ceweknya dan memintaku untuk menjadi mentor mereka, termasuk Susi, Tina dan Tuty.

Karena sering ketemu, lama2 aku jadi naksir sama Susi. Lalu aku meminta Sinta untuk menjadi mak comblangnya. Hingga akhirnya aku membereranikan diri menembak Susi. Namun ternyata cintaku bertepuk sebelah tangan. Susi dengan tegas menolakku.

Aku sempat frustasi akibat cintaku yang ditolak oleh Susi. Namun dengan sabar Sinta selalu menghibur dan membangkitkan semangatku. Bahkan dengan berani dia mengutarakan isi hatinya kepadaku bahwa sebenarnya dia juga mencintaiku. Namun akibat sakit hati ditolak oleh Susi, membuatku gak merespon sedikitpun pernyataan cinta yang tulus dari Sinta. Tetapi dengan sabar Sinta terus membangitkan semangatku hingga perlahan2 aku mulai bisa melupakan Susi. Lama kelamaan hatikupun luluh juga dengan kesetiaan, kesabaran dan perhatian yang tulus dari Sinta. Akhirnya justru aku dan Sinta pacaran.

Suatu siang selesai kuliah aku duduk di kantin sambil menikmati semangkok soto madura dan segelas es kelapa muda. Di seberang mejaku kulihat Susi lagi bercanda dengan Tina dan Tuty. Kulihat ketiga cewek itu selalu memperhatikan kearahku sambil sesekali tertawa.


POV Susi

"Eh lihat tuh si Joni” kata gue pada Tina dan Tuty sambil memusatkan pandangan pada Joni.

“Gue heran. Pacar Sinta kok jadi makin keren gitu ya? Makin kelihatan gantengnya tuh si Joni" sambung gue pada Tina dan Tuty sambil memandang ke arah Joni.

"Makin keren dan makin berisi" sahut Tina,

"Maksud gue, sekarang Joni banyak duitnya." lanjut Tina

"Masa iya sih?” sela Tuty.

"Gua saksinya" kata gue,

"Samber gledek gue lihat sendiri Joni mentraktir temen2nya di Resto dekat kampus kita. Elu kan tahu tahu kalau resto itu tempat nongkrong mahasiswa2 yang berduit” lanjut gue.

"Bukannya dulu elu emang udah naksir sama Joni, Sus? Apa lagi sekarang Joni banyak duitnya, tambah naksir aja elu sama dia” kata Tuty.

"Enak saja, bukan gue kali yang naksir, tapi dia yang naksir gue. Kalau dulu sih gue emang nolak tapi kalau sekarang gue sih gak akan nolak jadi ceweknya. Habis sekarang Joni penampilannya keren sehingga kelihatan tambah ganteng dan yang terpenting tebal dompetnya'' kata gue.

“Beruntung banget tuh si Sinta” lanjut gue.

“Huh... Dasar cewek matre elu Sus...” kata Tuty dan Tina hampir bersamaan. Lalu kami bertiga tertawa.

Dari dulu sebenarnya Joni termasuk cowok yang menjadi incaran para cewek di kampusnya. Hanya karena penampilannya, banyak cewek yang menghindar darinya. Namun ada satu cewek yang sampai saat ini dekat dengan dia, yaitu Sinta yang akhirnya menjadi pacarnya.

Tapi sekarang dengan penampilan barunya dan dengan sikapnya, kini Joni menjadi buah bibir cewek2 di kampusnya. Tidak ketinggalan trio gue, Tina dan Tuty.

“Eh kok gue jadi horny ngebayangin dientot sama Joni” kata gue dengan suara sepelan mungkin karena takut kedengeran pengunjung kantin lainnya sambil mendekatkan kepala gue ke arah Tina dan Tuty.

“Payah elu, Sus. Dulu aja nolak2 sekarang malah elu yang pingin” balas Tuty sambil menjenggung kepala gue

“Tapi asyik juga sih...” lanjut Tina

“Dasar kalian maniak” protes Tuty

“Alah... kamu pasti juga pingin, kan Tut? Apalagi Mark dah pulang ke negeri leluhurnya” sahut gue. Lalu kami bertiga tertawa bersama.

Gue, Tina dan Tuty memang termasuk cewek2 yang menganut free sex. Sehingga tidak heran jika kami bertiga telah melakukan hubungan sex dengan cowok2 yang telah memacari kami. Tidak hanya itu, kami juga sering berhubungan sek dengan cowok yang kami sukai dan inginkan walaupun mereka bukan pacar kami. Kini kami bertiga sama2 penasaran ingin berkencan dan ngesex bersama Joni. Apalagi status kami bertiga saat ini sama, yaitu sama2 jomblo. Kami telah putus dengan pacar kami masing2.

Gue sudah lama putus dengan Hendra. Tina putus dengan Dodi beberapa minggu yang lalu dan Tuty belum genap seminggu ditinggalkan Mark, cowok bulenya, pulang ke Negara asalnya.

Untuk menghilangkan rasa penasaan kami bertiga terhadap Joni dan demi tercapinya keinginan kami, maka kami mengatur strategi agar malam nanti kami dapat berkencan dengan Joni. Kebetulan malam nanti adalah malam Minggu.

“Gimana kalau malam nanti elu undang Joni ke rumah elu, Sus. Rumah elu kan sedang kosong?” usul Tina

“Iya, Sus. Bukannya keluarga elu lagi pada pergi ke Yogya menghadiri kakak sepupu elu yang akan menikah?” sambung Tuty

“Betul juga” kata gue. Kemudian guepun SMS Sinta untuk minta nomor HP Joni. Dan setelah mendapatkan nomor HP Joni dari Sinta, guepun langsung menghubungi Joni ke nomor HPnya.

“Halo... Dengan Joni?” kata gue ragu ketika panggilan gue telah tersambung dan dijawab oleh seseorang.

"Ya saya Joni. Maaf, ini siapa ya?” Joni balik bertanya. Karena ternyata nomor Susi belum ada di daftar Phone Book nya.

“Jon, ini aku Susi” jawab gue.

“Hai Sus... ada apa nih tumben telepon saya? Kok tahu nomor HPku? Pasti Sinta yang ngasih tahu nomor HPku?” lanjut Joni.

“Ya Jon, Sinta yang kasih tahu nomor HP elu ke gue.” Jawab gue.

“Jon bisa gak elu datang ke rumah gue tar malam???” pinta gue.

“Emangnya ada perlu apa?” tanya Joni.

“Laptop gue tiba2 gak mau booting. Kata Sinta kamu bisa benerin laptop. Makanya tar malam gue minta tolong elu betulin laptop gue di rumah. Soalnya lagi banyak tugas nih, Jon?” jawab gue. Sebenarnya laptop gue gak rusak. Aku sengaja memformat hard disknya sehingga OS dan aplikasinya harus diinstall ulang.

“Harus malam ini ya?” kata Joni dengan suara seperti orang yang lagi ragu2.

“Iya Jon. Mau ya Jon? Please tolongin gue Jon, soalnya lagi banyak tugas nih?” kata gue dengan nada memohon. Gue tahu Joni paling tidak bisa menolak orang yang terus menerus memohon. Apalagi saat ini gue menggunakan alasan banyak tugas kuliah.

“Ntar gue yang bilang ke Sinta deh. Kalau elu ke rumah gue untuk betulin lapto gue” rayu gue lagi.

“Oke2... gue usahain ntar malam ke rumah elu” jawab Joni.

“Makasih ya Jon. Gue tunggu ntar malam di rumah. Bey Joni” kata gue.

“Bey juga...” jawab Joni.

“Yes!!!!” tanpa sadar gue berteriak.

Mendengar teriakan gue, Tina tahu bahwa ntar malam gue berhasil mengajak Joni ke rumah.

“Asyik Tut, ntar malam kita jadi pesta.” kata Tina ke Tuty.

“Wah asyik juga tuh ntar malam kita jadi pesta. Elu kan tahu si Mark lagi mudik ke negaranya. Ortunya sudah habis masa dinasnya di sini. Elu kan tahu kalau Si bule baru saja membuat gue gak perawan lagi, saat dia berhasil ngentoti gue di Apatemen gue. Makanya baru 5 hari aja ditinggal Mark, ini gue udah terasa gatal.” jawab Tuty sambil tangannya memegangi selangkangannya.

“Alah elu, pura2 aja tadi sok ngatain gue dan Tina. Padahal ternyata elu yang sudah gatal” kata gue sambil menjenggung kepala Tuty.


POV Joni

Malam ini sebenarnya aku pingin banget ketemu Mirna guna melampiaskan hasrat birahiku yang sudah beberapa minggu ini tidak tersalurkan karena waktuku tersita oleh kesibukanku dalam menyelesaikan skripsi. Namun malam ini terpaksa aku memenuhi permintaan Susi untuk membetulkan laptop di rumahnya. Kasihan dia karena Sinta juga cerita padaku kalau akhir2 ini memang lagi banyak tugas yang harus diselesaikan.

Malam ini aku datang ke rumah Susi. Tepat jam 19.00, aku tiba di rumah Susi. Begitu sampai dirumah Susi, aku pencet bel yang ada di dekat pintu pagar dan gak berapa lama kemudian Susi muncul dengan rok mini dari bahan jean dan tanktop dari bahan kaos yang ketat. Rok mini yang dikenakan Susi super mini, sehingga jika seandainya dia membungkuk pasti bongkahan pantatnya akan kelihatan. Demikian pula dengan tanktop yang dikenakannya begitu ketat, sehingga kedua susunya tampak menonjol dan lekak lekuk tubuhnya yang bahenol tercetak dengan jelas. Pemandangan tersebut membuatku bengong menikmati keindahan tubuh Susi. Lamunanku seketika buyar, ketika Susi mengajakku masuk.


POV Susi

“Hey Jon, masuk yuk” ajak gue begitu pintu pagar terbuka.

Kami berdua kemudian masuk kedalam rumah.

“Kita ngobrolnya di Lantai atas aja Jon, biar nyantai” gue mengajak Joni menuju ruang santai di Lantai dua rumah gue.

“Kok sepi Sus, bokap sama nyokap elu kemana?” tanya Joni begitu melihat keadaan rumah gue yang sepi.

“Ortu lagi ke Yogya. Kakak Nyokap gue yang di Yogya mau nikahin anaknya. Pembokat gue diajak juga sama ortu untuk bantu2 disana katanya. Jadi Gue sendirian di rumah malam ini” jawab gue.

Sebenarnya gue berbohong ke Joni kalau gue sendirian di rumah karena sebenarnya ada Tina dan Tuty yang senganja sembunyi di kamar yang terletak bersebelahan dengan kamar tidur gue. Kamar tempat Tina dan Tuty sembunyi letaknya tidak jauh dari tempat gue dan Joni ngobrol sehingga mereka dapat mendengarkan pembicaraan gue dan Joni dan dapat mengintip kejadian di ruang tempat gue dan Joni ngobrol tersebut.

“O gitu ya??? Terus mana laptop elu biar gue periksa” kata Joni sambil matanya mencuri pandang kearah belahan susu gue. Tidak hanya kearah belahan susu gue, pandangan Jonipun sesekali tertuju kearah selangkangan gue yang agak terbuka.

Gue tahu sejak mulai dari pintu pagar sampai masuk ke dalam rumah gue, mata Joni selalu memperhatikan tubuh gue. Dan guepun sadar kalau mata Joni secara bergantian mencuri2 pandang kearah belahan susu gue dan ke dalam selangkangan gue. Bukannya risih diperhatikan seperti itu, namun justru gue senang.

“Yes!!! Perangkap gue berhasil” kata gue dalam hati.

“Sebentar lagi pasti gue akan mendapatkannya” batin gue.

“Bentar ya Jon, aku ambil dulu laptopnya” kata gue sambil berdiri dan meninggalkan Joni. Tak lama kemudian aku kembali ketempat Joni berada.

“Nih Jon laptopnya” kata gue sambil menyerahkan laptop ke Joni. Kemudian duduk tepat di depan Joni.

Joni segera memeriksa laptop yang aku berikan. Kemudian dia berusaha menyalakannya. Namun laptop tidak mau masuk ke system dan muncul beberapa pesan.

“Ah ini sih OSnya harus diinstall ulang” kata Joni setelah menganalisa kerusakan pad laptop gue. Sebenarnya gua juga tahu kalau sebenarnya OS pada laptopku harus diinstall ulang. Aku hanya cara cara agar malam ini Joni datang ke rumah gue.

“Kira2 lama gak ya, Jon?” tanya gue, pura2 gak tahu.

“Yah kalau harus install ulang termasuk semua aplikasinya, kira2 butuh waktu 1 – 2 jam” jawab Joni sambil mengeluarkan portable DVD Writer dan external HDD dari dalam tas ranselnya.

Gue memperhatikan Joni yang sedang mengintall ulang OS laptop gue. Dengan sengaja gue buka paha gue lebih lebar lagi. Gue yakin dengan posisi duduk gue yang seperti ini, Joni pasti dapat melihat bayangan hitam bulu2 jembut gue yang lebat dipangkal selangkangan gue yang menutupi bukit nonok gue. Usaha gue ternyata berhasil. Sambil menunggu proses instal OS di laptop gue, aku lihat Joni mencuri2 pandang kearah pangkal selangkangan gue. Tampak jakun Joni bergerak naik turun menelan ludah, menyaksikan pemandangan yang ada di depan matanya.

Gue tersenyum pada Joni.

“Jon sori ya? Gue jadi ngrepotin elu. Elu jadi nggak bisa ngapelin Sinta deh. Gue minta maaf ya dulu pernah bikin elu sakit hati” kataku.

Sambil mendengarkan penjelasanku, mata Joni menatap tajam kearah sela2 pahaku yang semakin terbuka sehingga aku yakin dia tahu kalau aku tidak mengenakan CD.


POV Joni

“Gila. Ternyata Susi gak pakai CD, pantesan dari tadi gue lihat kepangkal selangkangannya yang terlihat bayangan hitam. Jembut Susi lebat juga.” Batinku.

Pengalaman merasakan nikmatnya bermain sex dengan Mirna, membuat aku mulai kepingin merasakan kenikmatan sex bersama cewek lain. Nafsu birahiku cepat sekali naik jika melihat cewek2 seksi. Aku selalu membanyangkan betapa nikmatnya ngesek dengan mereka. Makanya begitu aku melihat Susi dan pemandangan yang ada di depan mataku tersebut, pingin sekali aku merasakan nikmatnya belahan yang ada dipangkal selangkangan Susi yang tertutup bulu2 jembut yang sangat lebat tersebut. Aku jadi teringat cerita teman2ku kalau cewek yang jembutnya lebat nafsunya tinggi, kalau dientot tidak cukup hanya sekali pasti minta lagi dan lagi. Hal itu semakin membuat nafsuku meninggi. Sambil menutupi nafsu birahiku yang semakin tinggi, aku pura2 bertanya pada Susi.

“Kenapa gak minta cowok elu aja yang benerin laptop kamu. Hendra pasti lebih jago dibanding aku kalau soal komputer. Dia kan kuliah jurusan Teknik Kompoter. Dan lagi, kan enak kalu cowok elu yang benerin, dapat berduaan, mana rumah sepi lagi...” lanjutku.


POV Susi

Gue tahu arah dan maksud dari perkataan Joni.

“Rupanya Joni mulai terjerat oleh perangkap gue. Tinggal menunggu waktu...” batin gue. Menyadarai hal tersebut, tanpa menjawab pertanyaan Joni terlebih dahalu, gue pindah tempat duduk dan duduk di sandaran kursi yang diduduki Joni.

“Gue udah lama putus sama cowok gue“ jawab gue

“Terus kenapa harus gue, kok gak cowok yang lain gitu” lanjut Joni

“Habis elu sekarang keren banget. Gue jadi suka sama elu” jawab gue.

“Bukannya dulu kamu nggak suka sama gue?” jawab Joni dengan nada menyindir sambil tersenyum mengejek, sambil meneruskan memperbaiki laptopku.

Bagi gue, sebenarnya dari dulu Joni itu emang sudah menarik. Dari dulu gue menyukai postur tubuh Joni yang tegap dan gagah, yang mencerminkan keperkasaan seorang cowok. Cowok seperti Joni inilah yang disenangi oleh para cewek. Tapi karena dulu penampilan Joni yang biasa2 saja, maka gue kurang perhatian terhadap Joni. Namun kini setelah penampilan Joni berubah, Joni jadi semakin terlihat tampan dan keren, hal itulah yang membuat penasaran bagi gue. Bagi gue yang sudah berpengalaman dalam masalah sex, dari beberapa cowok yang pernah berhubungan sek dengan gue, cowok dengan postur tubuh seperti Jonilah yang memiliki keperkasaan di atas ranjang. Untuk itu sekaranglah saatnya bagi gue untuk membuktikan rasa penasaranku tersebut.

“Yang lalu biar berlalu, yang jelas sekarang gue suka sama elu” balas gue sambil gue lingkarkan tangan gue pada leher Joni.

Joni mendongakkan wajahnya menatap kearah gue dan gue yakin dia pasti dapat melihat dengan jelas bongkahan susuku yang besar ini dari belahan lengan tanktop gue.

Joni tinggalkan pekerjaannya yang lagi menginstall ulang laptop gue. Perlahan Joni mulai melingkarkan tangan kirinya ke pinggang gue dan kemudian pelan2 naik ke atas hingga menyentuh bongkahan susu gue. Merasa tidak ada penolakan dari gue, maka diapun semakin berani mengusap2 bongkahan susu gue yang gede tersebut dari luar tanktop gue sementara tangan kanannya mengelus2 paha gue yang mulus tersebut.

Mendapat perlakuan seperti itu, gairah gue pun mulai naik. Mata gue terpejam merasakan elusan kedua tangan Joni pada susu dan paha gue.

Sambil menikmati elusan kedua tangan Joni, mata gue sempat melirik ke arah pintu kamar tempat Tina dan Tuty bersembunyi. Tampak pintu kamar sedikit terbuka dan sepasang mata tampak mengintip ke arah gue dan Joni. Mengintip aksi yang dilakukan Joni ke gue. Gue angkat satu tangan gue dan ngasih jempol ke mereka, seakan memberi kode kepada mereka berdua.

"Ssssstttt...” Tina mendesis, "Mereka sudah mulai!!!" bisik Tina lirih sambil menyuruh Tuty untuk gantian mengintip.

Dari tempat persembunyiannya, mereka dapat melihat Joni yang sedang meng-elus2 bongkahan susu dan paha gue. Gue makin melebarkan kedua kaki gue untuk memberi peluang bagi tangan Joni mengusap paha gue lebih ke atas menuju kearah pertemuan kedua pangkal paha gue dimana nonok gue berada. Dengan posisi gue tersebut kini tangan Joni dapat leluasa merabai daerah selangkangan gue hingga akhirnya gue merasakan tangan Joni meraba bulu2 jembutku yang hitam lebat tersebut.

"Gue pingin juga dielus2 seperti itu, Tin!!!" bisik Tuty

“Aaaaahhhh... Tin, nonok gue makin gatal nih...” lanjutnya.

Guepun semakin hanyut dalam kenikmatan elusan tangan Joni. Apalagi kini tangan Joni yang satunya sudah mulai merabai bukit nonok gue. Mata gue menatap tajam kearah gundukan yang mulai menonjol di selangkangan Joni.

"Gue tertarik sama tipe cowok kayak elu. Tipe cowok kayak elu, biasanya punya kontol yang gede dan perkasa di atas ranjang yang membuat tiap cewek ketagihan selalu pingin dientot sama elu" kata gue tiba2. Karena sudah dikuasai nafsu yang semakin menggelora, gue sudah tidak malu2 lagi berkata jorok pada Joni.

“Gue pingin buktiin semuanya itu malam ini” lanjut gue. Mata gue kembali terpejam menikmati elusan tangan Joni yang semakin berani bermain di bukit nonok gue.

“Aaaaaaaahhhhhhh...” gue mendesah pelan sekali saat tangan Joni mulai mengusap2 pangkal paha gue. Secara naluriah gue membuka pahaku selebar mungkin agar seluruh bagian nonok gue lebih mudah dijangkau oleh tangan Joni.

“Aaaaahhhh... Sssshhhhh...” gue mendesah tertahan sambil memeluk leher Joni ketika itil gue mulai diusap2 oleh jari tangannya dan mebuat cairan nonok gue mulai membasahi liang senggama gue. Kata orang2, tipe cewek kayak gue nafsunya gede. Emang bener sih, baru dielus2 saja nonok gue sudah sangat basah.

Tangan kiri Joni yang semula mengusap2 bongkahan susu gue dari luar tanktop, kini telah berpindah ke dalam tanktop gue. Pasti Joni dapat merasakan besarnya susu gue tersebut. Dengan lembut diremas2 susu gue tersebut dan pentilnya dipilin2.

Nafsu gue makin meninggi, lalu gue bangkit dari duduk sehingga elusan tangan Joni jadi terlepas.

"Pindah ke kamar gue aja yuk biar lebih leluasa...” ajak gue.

“Tapi laptop elu?” kata Joni yang bingung mendengar ajakan gue tersebut.

“Udah tinggal aja... Tinggal dibawa ke tukang service juga beres” jawab gue menyakinkan keraguan Joni tersebut.

“Kita nikmati malam ini, Jon. Lagian hanya ada elu dan gue?” jawab gue sambil menggandeng tangan Joni dan menariknya masuk kedalam kamar gue. Namun begitu tiba di kamar, gue teringat kalau di kamar sebelah ada Tina dan Tuty. Sebelum gue menikmati entotan Joni, gue ingin menemui kedua teman gue tersebut.

“Jon, sori yah gue kunci pintu depan dulu...” kata gue sambil mengecup lembut bibir Joni. Sebenarnya gue bukan hendak mengunci pintu depan, tapi gue ingin menemui kedua teman gue yang berada di kamar sebelah.

Sementara itu...


POV Joni

Jantungku berdegup semakin kencang. Aku masih tidak percaya kalau malam ini, aku akan merasakan nonok cewek yang lain selain nonok Mirna. Dan cewek itu adalah Susi, cewek yang dulu pernah aku taksir. Sebentar lagi dia akan dapat ngentot dengan cewek tersebut. Membayangkan hal itu kontol dalam celanaku terasa makin tegak dan keras. Kubuka kaos dan celana panjangku sehingga aku hanya mengenakan CD. Kemudian kurabahkan diriku di atas tempat tidur sambil menunggu Susi masuk kembali ke dalam kamar.


POV Susi

Begitu keluar dari kamar, gue bergegas masuk kamar sebelah menemui kedua teman gue.

“Gila elu Sus!!! Akhirnya jadi juga nih malam ini kita ngentot” kata Tina dengan suara agak keras. Mendengar suara Tina tersebut gue buru2 menutup mulut Tina.

“Ssssst, jangan keras2 dodol!!!” bisik gue, sambil memelototkan matanya.

“Gimana Sus, gede enggak kontol Joni?” tanya Tuty penasaran.

“Mana gue tahu? Lihat aja juga belum. Tapi kalau dilihat tonjolannya sih gue yakin itu kontol pasti gede” jawab gue

“Awas, elu Sus!!! Jangan elu nikmati sendiri. Ingat bagi2 Sus...” kata Tina

“Beres. Setelah gue puas giliran elu berdua deh” jawab gue.

“Sus, pintu kamar elu jangan ditutup ya... Biar kita bisa lihat Joni saat ngentoti elu...” pinta Tina yang sedari tadi sebenarnya sudah sange berat.

“Oke... Tapi sesuai kesepakatan ya? Setelah gue puas baru kalian boleh gabung... Gimana setuju? Deal? Kalau gak mau mendingan pintu kamarnya gue kunci biar kalian gak ganggu...” tegas gue.

“Ya... ya... kita setuju...” jawab Tina dan Tuty hampir besamaan.

“Dijamin kita gak akan ganggu elu sampai elu puas...” sambung Tuty.

Kemudian guepun pergi meninggalkan kedua teman gue untuk kembali ke kamar menjumpai Joni yang telah menunggu gue. Tak lupa sesuai pesan kedua teman gue tadi, gue sengaja membiarkan pintu kamar sedikit terbuka agar kedua teman gue dapat melihat aktifitas yang akan gue lakukan bersama Joni.

Begitu gue melihat kearah tempat tidur, gue terpaku melihat pemandangan yang ada di depan mata gue. Tubuh kekar Joni kini hanya terbungkus CD yang menutupi batang kontolnya. Tonjolan kontolnya yang mulai ngaceng tersebut terlihat jelas dari balik CDnya. Melihat besarnya tonjolan yang ada dibalik CD tersebut, nafsu gue semakin tak terkendali. Pikiran gue semakin melayang membayangkan betapa nikmatnya liang nonok gue dimasuki oleh batang kontol Joni yang besar itu.

Tanpa pikir panjang lagi, guepun melepaskan tanktop gue dan begitu tantop tersebut terlepas kedua susu gue yang besar itupun langsung menyembul tanpa terhalang apapun. Tubuh bagian atas gue pun kini telah telanjang. Kemudian tangan gue pun segera membuka resliting rok mini gue dan hanya dengan sekali tarik rok mini itupun jatuh kelantai. Sekarang tubuh gue telah benar2 bugil.

Tampak Joni begitu terpana melihat keindahan tubuh gue. Pandangannya menatap tajam ke arah dada gue. Dia pandangi kedua susu gue yang montok dengan pentilnya yang besar berwarna kecoklatan itu menggantung indah di dada gue. Lalu pandangannya berpindah ke arah selangkangan Gue. Dia perhatikan bulu2 jembut yang hitam dan lebat menutupi nonok gue. Dimana bulu2 jembut yang hitam tersebut sangat kontras dengan paha gue yang putih mulus.

Joni bangkit dari tempat tidur lalu menghampiri gue.

“Ooooohhhhh...” gue merintih ketika Joni mulai memeluk gue lalu dengan lembut bibirnya mulai mendarat di leher gue. Gue merasakan kenikmatan membakar seluruh tubuh gue. Dan ketika ciuman Joni sampai di bibir gue, guepun langsung membalas ciuman tersebut dengan liar dan penuh nafsu.

Gue dan Joni, telah sama2 dikuasai oleh nafsu birahi. Joni melumat bibir gue dengan penuh nafsu. Diputarkan mulutnya sambil mengulum bibir gue yang mungil.

Kemudian dengan gemas Joni mendorong tubuh gue hingga aku terjerembab dan jatuh telentang di atas tempat tidur. Joni makin bernafsu. Perlahan diusap2nya bukit nonok gue dengan penuh perasaan. Gue menggelepar. Birahi gue yang sudah lama tertahan kini mendapat tempat penyaluran. Guepun merintih manja.

“Aaaaaahhhh... Jooonnn,” tubuh gue bergetar merasakan usapan lembut tangan Joni di bukit nonok gue dan jempolnya yang menggesek2 itil gue.

"Jembut elu, lebat banget ya Sus..." kata Joni

"Habisan gue males nyukurnya, Jon" balas gue

Cleeppp..... tiba2 gue rasakan salah satu jari Joni masuk ke dalam liang nonok gue. Srrtt... srrttt... srrrtt... dengan lembut jari itu keluar masuk liang nonok gue.

“Ooooohhh... Ssssshhh... Aaaaahhh...!” desah gue. Nonok gue sudah sangat basah. Joni terus mencolok2 liang nonok gue dengan jari tengahnya sementara jempolnya menggelitik itil gue.

Gue tarik lengan Joni hingga sekarang tubuhnya berada di atas tubuh gue. Begitu tubuh Joni menindih tubuh gue, tak lama kemudian kedua tangan Joni perlahan2 mulai menuju kearah kedua susu gue, setelah kedua susu gue berada dalam genggamannya Joni mulai meremas2 kedua susu gue dan kadang2 kedua pentilnya dipilin2 dengan lembut.

“Hhhmmmm... ssstttttt... ooooohh...” desah gue merasakan nikmatnya sentuhan dan remasan tangan Joni di kedua susunya. Akupun semakin menggeliat, ketika Joni mulai menjilati pentil susu kananku. Kadang2 dengan gemas Joni mengenyot susuku tersebut.

“Ooooohhh... Jon. Isep Jon... isep terus... kenyot pentilnya, Jon” desah gue

”Sluuuurp... sluuurp... sluuurp... bagus banget susumu, Sus. Sluuurp... enak susu kamu Sus... Slruuup...” kata Joni sambil mulutnya terus ngenyot susu gue.

”Iya Jon... isep susu gue yang montok ini. Ooooohhh... terus... Jooonnn...!” desah gue lagi

Sementara itu tangan Joni yang lain mulai menelusuri paha gue menuju kearah selangkangan gue hingga sampai di bukit nonok gue. Dengan gerakan lembut diusap2nya bukit nonok gue yang tertutup oleh rimbunnya bulu jembut tersebut. Kemudian tangan Joni menyibakkan bulu2 jembut yang menutupi bibir nonok gue tersebut dan perlahan tapi pasti tangan Joni tersebut menyelusup kedalam celah hangat nonok gue yang sudah semakin basah. Kini kembali jari tengah Joni bermain2 di liang nonok gue dan ibu jarinya dengan lembut menggesek2 itil gue yang besar dan menonjol itu. Guepun semakin mendesah dan merintihan merasakan nikmatnya aksi mulut dan tangan Joni tersebut.

“Ooooohh... ssstttt... enaaaak... isep yang kuat susu gue Jooonnnn... sssstttt... ooooohhhhh... ya terus gesek itilnya... ooooohhhh Jooonnn... puaskan gue malam ini... sssstttt... ooooohhhhh...” rintih gue.

Perlahan2 ciuman Joni mulai merambat turun. Saat bibirnya sampai diselangkangan gue, ia merentangkan kedua kaki gue sehingga selangkangan gue makin terbuka dan otomatis bibir nonok guepun semakin membuka sehingga itil gue yang besar semakin jelas terlihat oleh Joni. Diapun lalu mejilati itil gue tersebut dan kadang2 diisepannya itil gue tersebut dengan kuat. Kemudian jari tangan Jonipun perlahan mulai dimasukkan ke dalam liang nonok gue tepat menyentuh area G-Spot gue. Joni mulai menggesek2kan jarinya di area G-Spot gue tersebut sambil bibirnya masih terus menjilati dan mengisap2 itil gue. Akibatnya Guepun semakin merintih.

“Ssstttt... ooooohhhhh... Jooon nikmat banget... terus Joonn... isep itil gue... ooooowwww... ya terus gesek disitu... sssssttttt... oooooohhhh...” rinith gue merasakan nikmat yang luar biasa. Kaki gue mengejang menahan kenikmatan tersebut.

“Ooooohhhh Jooon... sudah Joooonn... gue enggak tahan Jooonnn... Ayo Joon entoti gue, nonok gue udah pingin banget dimasuki kontol besar elu. Buruan Jooonnn... tusuk nonok gue dengan kontol elu yang gede itu... Sssstttt... oooohhhh... sekarang Jooon... gue mau kontol besar elu... jangan buat gue tersiksa!!!” Gue terus meracau, merengek2 minta Joni untuk segera memasukkan kontol besarnya kedalam liang nonok gue yang sudah sangat basah tersebut.

Seakan tahu nafsu gue yang sudah sangat tinggi tersebut, Jonipun berdiri dan melepaskan Cdnya sehingga kini Joni berada dalam keadaan bertelanjang bulat. Sehingga gue dapat menyaksikan ukuran kontol Joni yang telah tegang ternyata memang jauh lebih besar dan lebih panjang dari ukuran kontol cowok2 yang pernah aku nikmati sebelumnya. Bentuknya pun agak berlainan.

Gue begitu terkejut melihat kontol Joni yang sangat besar dan panjang itu. Kontol yang sebesar itu hanya gue lihat di film2 BF saja. Batang kontolnya kurang lebih berdiameter 5 cm dikelilingi oleh urat2 yang melingkar dan pada ujung kepalanya yang sangat besar, panjangnya mungkin kurang lebih 18 cm, pada bagian pangkalnya ditumbuhi dengan bulu jembut keriting yang tertata rapi. Sepertinya dia rajin mencukur bulu jembutnya.


POV Joni

Susi tampak masih mengagumi besar dan panjangnya kontolku. Akibat nafsuku yang sudah semakin tinggi untuk segera menikmati liang nonok perempuan lain selain Mirna, sambil tersenyum padanya akupun bersiap2 untuk memasukkan kontolku yang sudah tegak dan keras tersebut ke liang nonok Susi. Aku merangkak diantara kedua kaki Susi yang mengangkang. Sekilas aku dapat melihat belahan nonok Susi yang mengkilat dan bulu2 jembutnya pun sudah basah kuyup akibat cairan birahinya yang terus keluar.

Namun sepertinya Susi masih belum puas memandangi kontolku yang besar dan panjang tersebut. Tangannya berusaha mencari2 batang kontolku. Begitu tangannya dapat menjangkau kontolku, dia genggam kontolku. Karena sangat besarnya ukuran kontolku sehingga tangannya tidak cukup sempurna untuk menggenggam batang kontolku tersebut. Susipun melirik ke selangkanganku. Walapun dia tadi sudah sempat melihat batang kontolku, diapun masih belum bisa menyembunyikan kekagumannya.

“Wow... Gila... besar dan panjang sekali kontol elu, Jon. Ternyata melebihi dugaanku selama ini” ucap Susi kagum melihat kontolku yang memang besar dan panjang itu.

"Ssssshhh... Ooohhh... Ayo Jon, masukin kontol elu... Gue udah nggak tahan niihh... Gue udah gak tahan pingin segera merasakan nikmatnya kontol elu yang besar ini masuk liang nonok gue" pinta Susi penuh nafsu birahi

“Iya Sus, aku juga udah nggak tahan nih pingin ngentoti nonok kamu, Ssssshhh... Aghhh...” balasku.

Susipun kemudian membimbing batang kontolku dan ditempelkannya ujung kepala kontolku tersebut dicelah bibir nonoknya. Kini kepala kontolku tepat didepan liang nonoknya.

"Yuk Jooooonnn... Eentttot gue sekarang..." pinta Susi

"Iya Jon... Cepet masukin... Entoti gue Jon...." pinta Susi kembali yang sudah tak sabar ingin segera aku entot.

Namun aku ingin menggoda Susi, melihat dia menggelijang2 ingin segera aku entot, aku malah menggesek2kan batang kontolku maju mundur di celah nonok Susi. Sehingga membuat kontol besarku jadi mengkilat karena lendir kenikmatan Susi.

"Jooooonnn... Kok malah main2 siiihhh. Ayooo... Jooooonnn... Tusuk nonok gue..." Raung Susi semakin tak sabaran.

Melihat reaksi Susi yang sudah sangat tidak sabar itu, akhirnya aku mulai menekan kontolku ke liang nonok Susi. Perlahan2 kepala kontolku membelah celah diantara bibir nonok Susi. Namun ketika aku hendak menekan kontolku lebih dalam lagi, aku mengalami kesulitan.

“Ooowww... besar banget kontol elu Jon. Liang nonok gue yang sudah sering kemasukkan kontol masih susah juga kamu tembus. Ternyata nonok gue masih terasa sempit juga untuk kontol elu” kata Susi sambil membantuku dengan membuka kangkangannya selebar mungkin agar kepala kontolku dapat masuk liang nonoknya. Dan ternyata usahanya berhasil.

Bleeeesssss...

Kepala kontolku mulai masuk di liang nonok Susi.

"Sssssttttt... aaaaahhhh... enak Jooooon... terus tekan... masukin lebih dalam lagi Joon..." lenguh Susi.

Bleeeesssss... bleeeessss... bleeeessss...

Kontolku masuk setengahnya. Susi merintih sesekali mendesis dengan mata terpejam rapat. Aku terus mengenjotkan kontolku lebih dalam lagi dan akhirnya dengan satu enjotan keras,

Bleeeessssss...

Seluruh batang kontolku masuk semuanya ditelan nonok Susi. Dinding nonok Susi yang lembut terasa hangat menggelitik. Ujung kontolku mentok sampai menyentuh dinding rahim Susi. Dan ketika aku mencoba menggoyangkan kontolku Susi menjerit lirih.

"Adddduuuuhhhh... sssssttttt... aaaahhh... Tahan dulu Jon...!!! Enak banget kontol elu masuk semuanya, nonok gue sampe sesek banget rasanya kesumpal kontol elu" celoteh Susi. Bontol panjang kontolku itupun tertelan semua. Terlahap habis oleh nonok Susi.

"Ooooohhh... Jooooonnn... Dalem banget...!!!" teriak Susi

"Kontol elu terasa nembus mulut rahim gue..." sambungnya

Kemudian aku berusaha mengeluarkan kontolku dan kemudian aku masukkan kembali ke dalam liang nonok Susi. Demikian aku lakukan berulang kali. Aku terus mengenjotkan kontolku keluar masuk liang nonok Susi. Tempo keluar masuknya kontolku di liang nonok Susi makin lama makin cepat dan keras, membuat Susi merasakan kenikmatan yang teramat sangat.

"Ooohhhh... nonok elu sempit Sus, kontol gue nikmat banget..." pujiku

Susi senang mendengar pujian Joni.

"Bukan nonok gue yang sempit Jon, tapi kontol elu yang kegedean. Belum pernah gue dientot kontol segede ini” jawab Susi.

“Gue juga nikmat Jon, kontol elu mantap banget" lanjutnya

"Emang elu belum pernah ngerasain kontol gede ya Sus?" tanya Joni

"Yang gede sering Jon, tapi yang segede kontol elu ya baru kali ini. Enak Jon, terus Jon, genjot yang cepet Jon, sodok yang keras, oooohhhh... nikmaaat..." Susi terus mengerang sambil menjawab pertanyaanku.

Aku terus menggerakkan kontolku keluar masuk liang nonok Susi.

"Sempitnya nonok elu Suuusss.... Eeeenak banget Sus..." desahku sambil mempercepat sodokanku. Akupun sangat menikamati sekali sodokan demi sodokan kontolku di liang nonok Susi dan Susi pun terus mendesah nggak karuan.

“Aaahh enak Jon, terus Jon, enak Jon, lebih dalam Jon. Ooooohhh... nikmat sekali Jon...!” teriak Susi membuat aku bertambah nafsu. Goyanganku pun semakin aku percepat.

“Aaaaahhh... enak Jon, kontol elu enak banget Jon, Aaaaahhh...” Susi kembali meracau lagi.


POV Susi

Disela2 kenikmatan yang sedang gue rasakan, gue teringat akan Tina dan Tuty yang sedang mengintip aksi gue bersama dengan Joni dari balik pintu kamar gue. Gue lihat dua pasang mata melihat ke arah tempat tidurku. Dimana gue sedang dientot sama Joni.

Di luar kamar, Tina dan Tuty yang sedari dari mengintip aktifitas kami dari celah pintu yang sengaja gue biarkan terbuka, semakin gelisah mendengar erangan dan rintihan kenimatan gue dan Joni.

"Ooohhh Tuuuuttt... gue enggak tahan melihatnya Tut.........." rintih Tina, “Nonok gue dah basah nih Tut...” lanjutnya.

"Gue juga, Tin!" kata Tuty sambil tangan kirinya menggaruk2 nonoknya dan tangan kanannya meremas2 susunya sendiri.

Tina dan Tuty membuka pakaian masing2 dan sebentar kemudian keduanya sudah dalam keadaan telanjang bulat. Lalu mereka melanjutkan aktifitas mengintipnya kembali.

Di dalam kamar, pergumulan guei dan Joni semakin panas. Kami saling rengkuh, saling pacu. Kemaluan kami saling beradu. Kontol Joni yang besar, panjang dan keras itu kadang lambat kadang cepat keluar masuk liang nonok gue. Gue dan Joni sama2 mereguk kenikmatan dalam persetubuhan ini.

Kemudian Joni menaikkan kedua kaki gue kepundaknya dan sambil memegangi kedua kaki gue, dia kembali memompa nonok gue dengan cepat.

“Ouuuuch... Jooonnn... gue mau keluar Jooonnn...” erang gue sambil memeluk Joni. Nonok gue terasa bekedut2i, meremas2 dan menjepit kontol Joni dengan kuatnya.

Namun tiba2 dari arah pintu, Tina dan Tuty yang sudah tak tahan menerobos masuk ke dalam kamar. Seketika Joni menghentikan genjotan kontolnya di nonok gue. Dia kaget dan terpaku. Tiba2 ada dua cewek lain yang sama2 cantik masuk dalam kamar keadaan telanjang. Mata kedua cewek itu menatap sayu ke arah dirinya. Tampak dari sorot matanya kedua cewek tersebut sedang menahan nafsu birahinya.

"Jangan perdulikan mereka! Ayo Jon teruskan...!!!” perintah gue.

Kedua cewek tersebut histeris.

"Gue mau ikut...!!!" seru Tuty sambil melompat ke atas tempat tidur disusul Tina.

"Tina, Tuty, Entar dulu...!!! Gue hampir nyampai...!!!" bentak Susi.


POV Joni

Ternyata dua cewek cantik temen Susi tersebut bernama Tina dan Tuty. Tina dan Tuty tidak memperdulikan kata2 Susi. Mereka berdua malah menyerbuku kemudian menciumiku bertubi2.

Ditengah serbuan dua orang cewek yang tak kalah cantik dan seksi dari Susi, akhirnya aku tahu bahwa sekarang aku harus bisa melawan tiga cewek cantik ini. Itu berarti malam ini aku dapat tiga nonok cewek cantik. Hal itu membuat nafsuku makin tinggi. Kupompa nonok Susi tersebut dengan cepat. Dan Susipun kembali merasakan nikmatnya sodokan kontolku yang tadi sempat terhenti.

Aku tersenyum menatap Susi yang memejamkan mata, di mataku Susi adalah gadis yang manja yang meminta untuk dipuaskan. Aku memompa kontolku semakin cepat untuk memberikan kenikmatan maksimal yang akan mampu membawa Susi ke puncak tertinggi kenikmatan dambaan setiap wanita. Aku harus menaklukan Susi secepatnya karena masih ada Tina dan Tuty.

"Terus.. Jooooonnn... ennnak... Kontol elu benar2 nikmat...!!!" desah Susi sambil mengangkat pinggulnya menyambut hentakan kontolku.

Aku semakin termotivasi untuk segera menaklukkan Susi. Pompaanku semakin cepat dan bertenaga agar Susi bisa secepatnya mendapatkan orgasme.

Plok... Plok... Plok... Suara tumbukan kelamin kami berdua.

"Aaaauuuuhhh.... Sodok yang keras Jon. Sodok terus... Ssssshhh... Ooooohhh..." Racau Susi keras sekali

"Entotin gue, lebih keras lagi Ooooohhh... Jooooonnn..." Susi terus mengerang merasakan nikmatnya sodokan kontolku di liang nonoknya.

Plok... Plok... Plok...

Aku menggerakkan pinggulku semakin liar, tusukan demi tusukan kontolku terhujam di liang nonok Susi dalam2. Membuat tubuh Susi itu terguncang2 di atas tempat tidur.

"Ooooohhh... Iya begitu Jon. Terus. Entot yang keras. Ooooohhh... Nikmatnya kontol elu Jooooonnn... Iya terussss.... genjot yang cepaaatt..... yang kuaaat Jon.... aaawwww.... teeruusss Jooonnn.... yaaah... makiiiinn ceppaatt... aaaghhh Jooon... makin kuaaatt Jooon.... ooooohh... enaaaakkkk... Joooonnnn... sssssttttt... aaaaaahhhhh... guuueeee... keluuarrrrr...!!!” Susi mengerang sejadi2nya merasakan nikmatnya dientot kontolku yang disusul dengan jeritan panjang saat dia telah mendapatkan orgasmenya.

Tubuh Susi kelojotan seolah terkena arus listrik ribuan volt. Mata Susi terbelalak dan mulutnya menganga. Tubuh Susi bergetar hebat.

Seerr... seeerrr... seeeerrrr... cairan orgasme Susi muncrat dan terasa hangat membasahi batang kontolku yang terbenam di dalam liang nonoknya.

Nonok Susi masih terus berkedut2, membuat kontolku serasa diremas2 dan diurut2 di dalam nonoknya. Hal itu membuatku semakin tidak tahan. Kugenjot kontolku dengan cepat tanpa memperdulikan Susi yang sudah lemas tak berdaya. Hingga akhirnya aku tak kuasa lagi menahan pejuhku untuk tidak keluar dari dalam kontolku.

“Aaaaaaaaaahhh... Aku keluuuaaaar... Suuuuusss... Uuuuuhhhhh...!!!” pekikku.

Crot... crot... crot... crot... crot... Tumpahlah seluruh pejuhku di dalam liang nonok Susi, hingga akhirnya kami berdua terdiam untuk beberapa saat dengan kontolku masih menancep di dalam nonok Susi, dengan mesra Susi berkali2 mengecup bibirku.

"Ooooohhhh Jooooon.... Gue puas banget......... Nikmatnya bukan main....... Aaaahhhhh... Sungguh orgasme yang terhebat yang belum pernah gue rasakan sebelum2nya” kata Susi yang tergolek lemas di bawah tubuhku.

Sementara itu, terengah2 sambil mengatur nafas, tubuhku ambruk menimpa Susi. Kami terdiam sembari menikmati pijatan kelamin masing2. Menikmati orgasme pertama di malam ini.

**********************

Melihat Susi telah mendapatkan orgasmenya, Tuty dan Tina pun langsung menyerbuku. Tuty mendekapku dari belakang. Sedangkan Tina dari samping.

Agar Susi tidak berlama2 menahan beban berat tubuhku, maka aku segera mencabut kontolku dari dalam nonok Susi dan merebahkan tubuhku di sampingnya.

Bagian 2: Trio Susi, Tina dan Tuty (2)
 
Terakhir diubah:
Mantap scene Susi nya..mungu threesome lagi..hehe
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd