Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

[ real story ] bu asmi, bisakah anda mengakhiri ini ?? EPISODE 2

ahlisemprot

Tukang Semprot
UG-FR
Daftar
3 May 2013
Post
1.439
Like diterima
66
Lokasi
Malang
Bimabet
Sebelumnya saya, Gio mengucapkan banyak terimakasih kepada seluruh jajaran official forum SEMPROT.
Karena disini, saya mempunyai kesempatan untuk berbagi.
Semoga, forum ini akan terus berjaya hingga anak cucu kita kelak, Amin.
-

Saya mohon maaf yang sebesar - besarnya jika terjadi kesalahan penulisan, yang mungkin membuat pembaca merasa ga nyaman ketika menikmati cerita yang saya tulis.
Harap maklum, sebab saya memposting melalui smartphone yang nota bene terbatas fasilitas.
-
Ini adalah cerita lanjutan dari cerita sebelumnya yang pernah saya tulis. Dan ini adalah kisah nyata, yang pernah saya alami.
Untuk pembaca yang belum membaca cerita sebelumnya, anda bisa mengakses melalui link ini:
[thread=1037858]Click Disini[/thread]

-


Adapun bagi pembaca yang merasa penasaran, siapa orang yang berada di cerita ini, maka anda bisa mengakses salah satu thread saya di link yang lain.
Dimana disitu saya upload beberapa penampakan salah satu tokoh dalam cerita ini dengan keadaan saat itu. Mohon maaf jika saya hanya mampu mempersembahkan tampilan tokoh terbaru, yang terjadi pada cerita ini ( keadaan setelah 5 tahun lebih ga bertemu ).

Untuk link tokoh di dalam cerita silahkan check di link berikut:

[thread=1157624]Click Disini[/thread]

-
Saya juga meminta maaf jika cerita terpaksa saya tulis secara berkelanjutan, tidak sekaligus selesai. Ini dikarenakan saya menulisnya secara langsung melalui smartphone, dan saya menulisnya disela - sela waktu luang kesibukan saya.
-
Ok, saya berharap pembaca mau memberi kritik, saran dan koreksi jika terdapat kesalahan terhadap thread yang sudah saya buat.
Pihak Admin pun boleh ikut andil dalam thread ini, jangan sungkan untuk memberi warning ketika ada sesuatu yang memang harus diperbaiki.
-
Dari saya, selamat menikmati cerita ini.
Terimakasih.
-----

Setelah lebih dari 5 tahun tidak bertemu, akhirnya kisah tentang Bu Asmi kembali hadir dalam kehidupanku.

Bu Asmi yang dulu pernah menjadi bagian terpenting dalam kehidupanku.
Bu Asmi yang sempat memberiku sebuah kesempatan untuk menikmati sisi lain dari dunia.
Juga Bu Asmi yang pernah membuatku tertidur lunglai dalam keadaan telanjang penuh kepuasan.

Bu Asmi yang pernah mengasingkan diri selama lebih dari 5 tahun lamanya, kini ia kembali ingin bernostalgia denganku.

-

Aku Gio, saat ini usiaku sudah menginjak 31 tahun.
Meski kehidupanku lebih sederhana jika di banding beberapa tahun lalu, tapi saat ini aku berada pada track kehidupan yang lebih baik. Lebih seimbang dan lebih terkendali.

Hal yang tak pernah bisa kubuang dari kehidupanku salah satunya adalah seks.
Dimana dalam seks, aku cenderung menyukai lawan yang lebih tua dari pada usiaku.
Banyak orang menyebut hal semacam itu dengan istilah "MATURE LOVERS".
Tapi aku lebih klik menyebutnya "STW LOVERS"

-

Masih ingat dengan Bu Asmi?
Wanita paruh baya yang beberapa tahun lalu adalah manager sebuah bank swasta di Jakarta?
Wanita putih mulus, tinggi langsing yang memberiku segepok uang tiap kali aku bercinta dengannya?
Wanita yang pernah menyelamatkan ekonomi kehidupanku beberapa tahun silam?

IYA!

Wanita itu hadir kembali dalam kehidupanku!
Ia kembali mencuat setelah 5 tahun lebih tak ada kabar.
Bagaimana bisa?
Setelah 5 tahun lebih?

-

Sore itu hujan, aku sedang menepi pada sebuah warung kopi ditepi jalan. Tapi naas, warung tersebut kehabisan kopi yang sebenarnya bisa menjadi teman hangat disaat seperti ini. Menu yang ada hanya es kelapa muda, juga beberapa aneka gorengan dingin yang sudah mulai layu. Sebenarnya hujan tidak deras, tapi mendung samar, membuat hujan turun rintik dan bakal awet. Aku mengurungkan pesananku, lalu mengambil handphone di saku kanan, disitu terlihat jam digital sudah menunjuk agka 16.50 WIB. Kukembalikan handphone ke saku lalu pergi dari warung itu tanpa memberi salam.

Aku berlari kecil, menerjang rintik hujan dengan melindungi mata dan dahiku dengan telapak tangan. Aku terus berlari kecil, hingga sampai pada sebuah pos polisi kosong di sebuah ujung pertigaan jalan. Aku berteduh disitu, sambil membuang tetes air yang menempel di rambut dan lenganku lalu mengusap muka dengan kedua tangan.

Pos ini sepi, kotor dan sangat bau. Mungkin beberapa orang pernah menggunakannya untuk membuang air kecil di ujung - ujung bagian dalam pos penjagaan ini. Karena terpaksa, aku tetap berteduh disitu sembari menutupi hidungku rapat - rapat dengan jari.

-

Beberapa lama kemudian, dari kejauhan, sosok wanita tinggi gemuk, berjalan tergesa sambil melindungi kepalanya dengan buku kecil tebal di tangannya menuju kearahku, menuju pos polisi usang yang sedang kugunakan untuk berteduh.

Kemudian ia berdiri di sisi luar pos yang hanya di bangun tembok setengah badan, setiggi perut. Ia mengkibas - kibaskan rambut pendeknya sambil merunduk. Lalu mengangkatnya kembali, kini tangannya yang diusap sambil menahan rintih dingin. Clingak - clinguk menoleh kanan dan kiri seakan mencari sesuatu, lalu ia masuk ke bagian dalam pos. Berdiri 1 meter lebih di samping kanan tempatku berdiri. Aku terus memandanginya sambil tetap menutup rapat hidungku dengan jari.
Ia berdiri resah, penuh rasa was - was. Berulang kali ia melihat arloji di tangan kirinya, lalu kembali kepalanya clingukan kekanan dan kekiri.

-

Wanita ini berkaca mata, seperti wanita paruh baya lainnya, ia memiliki timbunan lemak di bagian pipi, leher, bahu, perut, paha juga betis.

Ia mengenakan blazer abu - abu dengan kaus daleman putih. Di imbangi rok span selutut warna abu - abu. Sepatu hitam heels setinggi 13cm di hiasi bunga mawar kecil pun warna hitam di bagian jari kaki.

Sekilas wanita ini tampak anggun. Tapi raut wajahnya terlihat seperti sedang mengangkat beban berat. Ia resah, bingung, ada yang sedang dicarinya, ada yang sedang dinantikannya.

-

Samar terdengar adzan maghrib diujung sana. Gerimis tak kunjung reda. Langit kian gelap, sementara aku mulai bosan. Kulepas jariku dari hidung, dan tangan satunya keluar dari saku celana kiri sambil menggaet kotak rokok. Aku mencomot satu batang, laku kunyalakan. Kuhembuskan kepulan asap pada hisapan pertama. Asapnya menyebar teratur di depan wajahku.

Wanita itu menoleh kearahku, sambil mengkibas - kibaskan tangannya mengusir asap yang baru saja kubuat.

Ia sedikit terbatuk, sambil terus mengibaskan tangan di depan mukanya. Ia bergeser satu langkah menjauh dariku.

Lalu ia kembali menatapku dengan tatapan tajam. Aku membalas tatapannya dengan heran dan penuh tanya.


Dia mendekat, dua langkah lebih dekat. Kedua Alisnya semakin dikerutkan.

"Kau?"

Dia membuka pembicaraan sembari menyentuh dahiku.

"Ini benar - benar kau."

Lalu dia tersenyum kecil, bola matanya menarap tajam kepadaku.

Aku masih bertanya - tanya, siapa wanita ini?
Bagaimana dia berani?
Lancang memberi senyum seperti itu.
Berani memegang dahiku tanpa permisi.

"Plak.. Bagaimana kabarmu bocah badung!?"

Tamparan kecil dari tanggan nya yang besar mendarat lembut dipipiku.
Di ikuti sapaan mengejutkan dari bibirnya yang tebal.

"Andan Siapa!?"

Aku melontarkan tanya

"Plak..plakk..plakk..."

Kembali tamparan lembut mendarat dipipiku, kali ini tangan besarnya terus ditempelkan dipipiku, sambil sesekali meremasnya pelan.

"Bagaimana aku bisa lupa akan kamu, Gio? Kau mungkin tidak ingat, tapi aku yakin kau akan tau jika aku menyebut diriku Asmiranda."

Wanita itu melepaskan tangannya dari pipiku.
Lalu mundur satu langkah dan menyilangkan kedua tangan diperutnya.
Senyum sinis kembali diperlihatkan kepadaku.

"Ya Tuhan! Anda bu Asmi??"

Aku sedikit berteriak.
Masih merasa tidak yakin kalau wanita didepanku ini adalah bu Asmi.
Bu Asmi seorang manager bank yang suku pernah kukenal.

Bu Asmi yang dulu begitu cantik.
Langsing.
Tinggi jenjang.
Putih, berbadan atletis.

Tapi, ini...
Semua tidak seperti bu Asmi yang ada pada kehidupanku dulu.
Aku terperogok menganga, masih mencoba mempercayai pengakuan wanita ini yang baru saja kudengar.


"Kenapa!? Kau tidak percaya??

"Bukan.. bukan begitu maksutku, tapi anda...?"

Aku masih terus memandangi wanita itu dengan raut penasaran.

"Semua bisa saja terjadi Gio, dalam kurun waktu singkat atau lambat, manusia akan terus mengalami perubahan."

ia berbicara.

"Begitupun aku, saat ini, didepanmu, sudah menjadi manusia yang berbeda. Bahkan kau tak mengetahui nya."

Kembali ia berceloteh.

Ia kembali mendekat satu langkah.
Mengambil sebatang rokok di tanganku lalu menghisapnya.
Mengepulkan asap yang begitu tebal dan kemudian terbatuk.
Lalu membuang rokok itu, dibuangnya begitu saja.
Sementara ia masih terbatuk.

Aku baru sadar, dan mulai percaya. Bahwa wanita ini memang bu Asmi yang dulu pernah kukenal.
Itu kuketahui ketika ia mencoba merebut rokok di tanganku lalu menghisapnya.
Hal seperti itu sering ia lakukan, dulu ketika aku mulai membakar rokok tiap kali selesai bercinta.
Kali ini, ia mempraktek kan hal yang sama, seperti dulu ketika tiap kali selesai bercinta.

"Apa yang bu Asmi lakukan disini!?"

"Seharusnya saya yang melemparkan pertanyaan itu terhadapmu, Gio"

"Aku!? Aku sedang berteduh."

Jawabku singkat.

"Karaktermu tidak berubah, tetap dingin. Tapi aku melihat banyak perubahan ditubuhmu. Kau makin kurus, kusam dan tak terawat. Apa yang kau lakukan selama ini!? Menghabiskan uangmu untuk membeli wanita? Katakan padaku"

"Tidak, ada banyak hal yang membuatku menjadi seperti sekarang. Aku mengalami beberapa musibah dalam kurun waktu 3 tahun belakangan ini."

Aku kembali menjawabnya.

"Baiklah, hari sudah makin gelap. Jika kau tidak keberatan mampirlah kerumahku. Kita bisa melanjutkannya sembari meneguk teh hangat, itu jika kau tidak keberatan."

"Sepertinya itu ide yang bagus, mungkin satu atau dua jam, aku akan mencoba menjadi tamu yang baik."

Aku mengiyakan tawarannya.

Sementara, ia sibuk mencari sesuatu didalam ponselnya.
Kemudian menaruh ponselnya ditelinga.
Ia sedang menghubungi seseorang.

Ia berbicara, singkat laku menutup telefon.

"Sebentar lagi taxi akan menjemput kita."

Singkat ia berbicara.

"Hmmm.. sebenarnya, Bu Asmi dari mana?"

"Aku dari gereja, ini hari minggu setelah ber ibadah, dan juga melakukan beberapa persiapan untuk Natal, kau tahu bukan, dua hari lagi Natal tiba."

"Maaf.. Saya tidak begitu mengikuti tanggal pada kalender, banyak yang kupikirkan sehingga saya tidak tau kalau sebentar lagi sudah Natal."

Belum selesai kami bicara, taxi datang dan berhenti didepan pos usang yang kami pakai untuk berteduh.
Kemudian kami masuk, dan taxi membawa kami.



( kesel bro ngetik e, mripat wes sepet sesuk wae ya di lanjut. " cape bro ngetiknya, mata ude sepet, besok aja dah dilanjut" )
 
Terakhir diubah:
seep.. ada lanjutan nya..
teruskan kisah nya bro
 
lanjutken kang.. ojo dipedot2 sakarepe dewe critane koyo sinetron ra mutu
hehehehe

keep semprot
 
haha unik gan bagian ke dua ,,,, kok selama 5 tahun itu apa gk pernah komunikasi via hp gan ???
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd