Agen Terpercaya   Advertise
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Ritual Keluarga

Siapakah karakter wanita favorit anda dalam kisah RITUAL KELUARGA ini?


  • Total voters
    113
  • Poll closed .

caligula1979

Semprot Addict
Daftar
24 Jun 2012
Post
482
Like diterima
2.795
Bimabet
Akhirnya berkesempatan juga menyumbang tulisan di sini, cerita ini terdiri dari 5 bab dan sudah rampung seluruhnya, akan diupdate secara rutin setiap hari selasa. Semoga semua enjoy & met mupeng!
Please jangan koment sampah, pertamax, lanjut, atau koment2 oot, it's really annoying & not appreciate the writter!

INDEX:

1. CHAPTER 1
2. CHAPTER 2
3. CHAPTER 3
4. CHAPTER 4
5. CHAPTER 5 (FINALE)


Sidestory
Mom, Friends, and Friend's GF





Keluarga Heryawan merupakan keluarga terpandang sejak sang kepala keluarga, Anas Heryawan (70 tahun) sukses sebagai kontraktor dan merambah ke properti walaupun dengan cara-cara yang terkadang kotor. Anas sendiri sudah pensiun dan menikmati hari tuanya di rumahnya di sebuah kompleks elite dengan kumpul-kumpul bersama teman seusianya, tamasya ke luar negeri, main golf dan olah raga ringan lainnya. Tubuhnya masih sehat, tidak kurus dan juga perutnya tidak membesar, hasil rutin olah sejak muda, rambutnya sudah mulai tipis dan memutih. Anas sudah menduda sejak 33 tahun yang lalu karena istrinya tidak tahan dengan kelakuannya yang suka main perempuan itu, ia tidak pernah menikah lagi. Dengan hartanya kenikmatan biologis dapat dibelinya dan tanpa ikatan yang ribet. Dari pernikahannya, ia memperoleh tiga orang anak yang semuanya telah dewasa dan berkeluarga, serta enam cucu yang empat di antaranya telah berusia 18 tahun ke atas. Berikut profil anak-cucu Anas:

---------------------
Anak sulung


Ayuningtyas Heryawan (Tyas)
Usia: 42 tahun
Tinggi: 173cm
Berat: 52 kg
Keterangan: wanita berkulit kuning langsat dan berambut panjang ini adalah wiraswastawati sukses, usahanya meliputi kuliner hingga fashion, memiliki seorang putra dan putri yang telah dewasa namun tetap terlihat segar dan awet muda karena rutin menjalani perawatan berkelas.



Fadli Husein
Usia: 51 tahun
Tinggi: 170cm
Berat: 75kg
Keterangan: seorang staff di kementrian, bertubuh gempal dan sifatnya ramah, namun agak licik



Selina Husein (Seli)
Usia: 21 tahun
Tinggi: 165cm
Berat: 53kg
Keterangan: putri sulung dari Tyas dan Fadli ini mewarisi kecantikan mamanya, sedang kuliah di sebuah perguruan tinggi swasta di ibukota sambil berjualan online produk-produk kecantikan.



Saldian Husein (Saldi)
Usia: 20 tahun
Tinggi: 170cm
Berat: 70kg
Keterangan: anak ke-2 Tyas dan Fadli, adik dari Seli, juga sedang kuliah dan masuk tim karate di kampusnya.


---------------------
Anak tengah


Tedi Heryawan
Usia: 39 tahun
Tinggi: 174cm
Berat: 69kg
Keterangan: anak ke-2 Anas ini playboy seperti ayahnya, penerus bisnis kontraktor dan properti ayahnya dan berhasil membuatnya semakin berkembang, baru menikah dua tahun yang lalu.



Widya Anastasia Yap
Usia: 31 tahun
Tinggi: 170cm
Berat: 51kg
Keterangan: Wanita berdarah Chinese ini adalah ibu rumah tangga, tadinya merupakan rekan kerja Tedi, ia baru melahirkan seorang putra yang masih bayi. Memiliki kecantikan khas oriental yang membuat pria terpesona, tak lama setelah melahirkan tubuhnya kembali langsing seperti sebelumnya.


Leonard Heryawan
Usia: 1 tahun 2 bulan
-----------
Anak bungsu


Reni Heryawan
Usia: 37 tahun
Tinggi: 165cm
Berat: 50kg
Keterangan: putri bungsu Anas ini adalah kepala marketing di sebuah bank, berparas cantik dengan postur sedang, pertama kali melahirkan umur 18 karena kecelakaan, hingga kini sudah memiliki tiga anak namun tubuhnya masih langsing seperti gadis umur dua puluhan.



William Surya (Willy)
Usia: 41 tahun
Tinggi: 175cm
Berat: 69kg
Keterangan: pria berdarah Chinese-Jawa ini adalah pemilik toko bahan bangunan yang besar, dulunya merupakan senior Reni di kampus. Ia menikahi Reni setelah wanita itu hamil dan akhirnya melahirkan anak pertama mereka.



Santi Surya
Usia: 19 tahun
Tinggi: 165cm
Berat: 50kg
Keterangan: putri sulung William dan Reni, karakternya lemah lembut, cantik seperti ibunya, mereka lebih mirip kakak adik daripada ibu anak. Mahasiswi di sebuah universitas swasta.



Kevin Surya
Usia: 18 tahun
Tinggi: 175cm
Berat: 70kg
Keterangan: anak kedua William dan Reni, baru masuk kuliah tahun ini, berkacamata, maniak komputer dan sifatnya cenderung tertutup.


Kenzo Surya
Usia: 14 tahun
Tinggi 156cm
Berat: 56kg
Keterangan: putra bungsu William dan Reni, masih SMP

-------------------

Hari itu long weekend jam 18.15, waktunya makan malam, keluarga Heryawan berkumpul di meja panjang dari yang terbuat dari kayu mahoni di ruang makan. Hari itu merupakan hari khusus bagi keluarga ini. Tyas yang tinggal di Bandung dan Reni yang tinggal di Cirebon, bersama suami dan anak-anak mereka, menyediakan waktu untuk menghadiri ritual keluarga yang berlangsung setiap enam bulan sekali ini. Semua, selain Kenzo, hadir di sana menikmati santap malam. Berbagai hidangan lezat tersaji di atas meja makan menebar aroma masakan yang menggugah selera. Keceriaan terpancar dari wajah semua orang di situ, senda gurau dan obrolan akrab mewarnai suasana makan malam keluarga malam itu. Bayi Leonard tertidur lelap di strollernya di samping kursi Widya, mamanya dan kakeknya, Anas, yang duduk di ujung.
“Kevin, kamu bisa bantu tante bawain barang sebentar?” tanya Tyas setelah keponakannya itu membersihkan piringnya.
“Oh, boleh tante... abis ini yah, cepet kok!” kata Kevin mengambil mangkok kecil berisi puding almondnya.
“Tante tunggu di kamar tante ya kalau gitu” kata wanita itu seraya bangkit dan meninggalkan meja, ia nampak tersenyum penuh arti pada suaminya dan beberapa orang di meja.
“Vin, ini ritual pertama kamu... jangan bikin tante Tyas nunggu!” kata William memperingatkan putranya itu.
“Iya Vin, ayo cepat habisin dessertnya terus kesana!” timpal Reni, istrinya.
“Iya ma... .ini saya cepetin deh!” Kevin buru-buru menyendok isi mangkok itu ke mulutnya.
Dalam tempo kurang dari semenit pemuda itu menghabiskan puding almondnya dan segera beranjak dari kursi untuk ke kamar tantenya.
“Tunggu!” sahut Fadli, “kamu belum nyobain ini kan, coba diminum dulu!” pria itu meraih pitcher berisi minuman berwarna krem ke cangkir kecil yang diletakkan pada baki.
“Ini apaan sih Om? Kok baunya nusuk gini?” kata Kevin mendekatkan minuman itu ke mulutnya.
“Udah... minum aja dulu, habisin, ntar lu tau sendiri!” sahut Saldi menepuk pelan punggung sepupunya itu.
“Kamu bakal perlu itu, ayo minum aja dulu!” kata Fadli.
Kevin melihat semua mata memandang pada, papa mamanya pun menganggukkan kepala agar ia menghabiskannya. Pemuda itu pun segera meminum cairan itu sekali teguk dengan cepat.
“Weekkss... apaan sih ini? Jamu ya?” wajah Kevin meringis setelah menghabiskan cairan yang rasanya pahit-pahit asam itu, rasanya aneh sekali.
Semua tertawa melihat reaksi Kevin yang baru pertama meminumnya.
“Pokoknya itu sehat kok, bagus buat kamu... udah sana temuin tante Tyas!” kata ayahnya.
Kevin buru-buru ke arah dispenser dan mengisi gelasnya
“Sehat sih sehat, tapi rasanya kok kaya monster gitu!” umpat Kevin dalam hati sambil meneguk air putih.
Fadli senyum-senyum sendiri melihat keponakannya yang akan segera menemui istrinya.
“Ini udah bisa diambil?” tanya Reni yang bertanggung jawab urusan dapur pada keponakannya, Saldi.
“Iya udah tante, udah kenyang nih!” jawab Saldi
“Nanti aja ma, dikit lagi yang saya!” kata Santi, putrinya
Saat itu dua pembantu rumah tangga wanita sudah diberi cuti hingga besok sore agar mereka tidak di rumah selama ritual keluarga. Satu-satunya pembantu yang masih tinggal adalah Pak Nidaul (59 tahun), tukang kebun dan supir yang sudah dua puluh tahun lebih bekerja pada keluarga Heryawan sehingga sangat dipercaya oleh Anas.

Reni ke dapur dengan beberapa piring kotor; para muda-mudi nampak asyik ngobrol masalah anak muda; Fadli, Tedi dan Willy membicarakan tentang bisnis dan situasi terkini; Anas menyimak pembicaraan mereka sambil sesekali ikut nimbrung. Sementara itu, Widya nampak sulit menelan makanannya yang masih belum habis, wajah cantiknya pun bersemu merah seperti menahan sesuatu, sesekali ia menggigit bibir bawahnya.
“Mengenai pajak sih, menurut bapak sekarang ini... ..” Anas kembali menimbrung pembicaraan para pria dewasa itu sambil tangan kirinya masuk ke dalam rok menantunya itu dan membelai selangkangannya yang masih tertutup celana dalam, jemarinya bergerak nakal menggesek bagian tengah celana dalam wanita itu hingga basah.
Widya berusaha keras menahan desahanmenyembunyikan reaksinya dengan tetap berpura-pura makan, sepasang paha mulusnya menjepit tangan usil mertuanya menahan nikmat.

-------------------------

“Tante!” sahut Kevin mengetuk pintu kamar yang ditempati Tyas di lantai dua.
“Masuk Vin, gak dikunci kok!” sahut Tyas dari dalam.
Kevin membuka pintu kamar dan masuk ke dalam.
“Tante Tyas!” panggilnya tidak menemukan tantenya itu di kamar yang hanya diterangi cahaya kuning temaram dari lampu meja di buffet dan lampu plafon pada empat sudutnya.
Pintu kamar mandi di dekat meja rias terbuka dan Kevin langsung terhenyak melihat tantenya itu melangkah keluar tanpa selembar benangpun di tubuhnya.
“Ta... tante... ” pemuda itu gugup sekaligus memandang kagum tubuh telanjang tantenya
Kevin hampir tidak percaya apa yang dilihatnya, tubuh tinggi semampai tantenya yang langsing dengan perut rata, payudara 34C yang membusung indah, serta bulu-bulu hitam tercukur rapi memanjang menghiasi selangkangannya.Dengan sendirinya penis di balik celana pemuda itu mengeras. Tyas hanya tersenyum nakal melihat keponakannya yang terbengong-bengong sambil berjalan ke arah pintu masuk dan menutupnya, tapi tidak menguncinya.
“Udah? Tutup tuh mulutnya, entar lalat masuk!” kata wanita itu mulai berjalan mendekati Kevin membuat pemuda itu semakin salah tingkah.
“Tenang Vin, ini first time, tante ngerti reaksi kamu... biar tante jelasin di ranjang” kata Tyas, “kamu gak keberatan kan tante telanjangin, gak adil kan kalau cuma tante yang telanjang”
Kevin tidak bisa menjawab apa-apa karena belum hilang rasa kagetnya, namun ia diam saja ketika tantenya itu melepaskan kaosnya lalu celana gombrong selututnya. Tyas memandang kagum penis keponakannya yang tak bersunat dan sudah menegang itu. Digandengnya tangan pemuda itu dan diajak naik ke ranjang.
“Tante, semua ini apa?” tanya Kevin setelah telentang di ranjang.
Tyas memeluknya dari samping dan tersenyum, tangannya meraih penis pemuda itu dan digenggamnya.
“Pasti papa mama sama kakak kamu udah ngomong kan tentang ritual keluarga kita?”
“Iya, tapi mereka belum omong detilnya, katanya biar nanti ngerti sendiri aja... .mmmhh” Kevin mendesah pelan merasakan kocokan lembut tantenya terhadap penisnya.
“Jadi gini Vin, keluarga kita ini punya cara sendiri untuk menjaga silaturahmi di tengah dunia modern yang semakin sibuk dan sendiri-sendiri ini”
“Cara sendiri?”
Tyas mengangguk, “kita ini kan satu keluarga, satu kesatuan, untuk saling mendekatkan diri satu sama lain kita juga saling merasakan tubuh masing-masing”
Kevin merem-melek mendengar penjelasan tantenya akibat handjob lembut yang membuai itu.
“Maksud tante... .hhhmmhh... seks sesama anggota keluarga... .incest gitu?”
“Yup, you got it my handsome nephew” Tyas memberi ciuman ringan ke bibir keponakannya itu, “ini terinspirasi dari tradisi Mesir kuno, dimana ada event-event tertentu keluarga kerajaan berkumpul dan melakukan incest orgy”
“Jadi kalian semua pernah ngelakuin incest? Tante juga udah pernah sama Saldi?” Tyas menangguk santai, “sama kakek juga?” kembali wanita itu menganggukkan kepalanya
“Sama papa kamu sama Om Tedi juga udah kok, pokoknya kita semua saling merasakan. Tanya aja kakak kamu, dia juga pernah kok ML sama papa kamu, yang belum pernah itu cuma Kenzo sama Leonard, at least sampai mereka umur 18 seperti kamu sekarang ini”
Speechless... itulah yang dirasakan Kevin sekarang ini, ia baru mengetahui apa yang dilakukan orang tua dan kakaknya bila menitipkan dirinya dan adiknya di rumah orang tua papanya.

----------------------------

Reni membawa piring-piring kotor ke dapur di belakang, diletakkannya di bak cuci, kemudian ia membuka kulkas mengeluarkan dua juice kotak dan sebotol besar Sprite karena di depan sana sudah mau habis.
“Hah!! Bapak... bikin kaget aja muncul mendadak gitu!” ia agak terkejut melihat Pak Nidaul muncul di sampingnya begitu menutup pintu kulkas.
“Hehe... maaf Non, gak maksud ngagetin!” pria setengah baya itu terkekeh, “acaranya udah mulai belum Non?”
“Belum sih Pak, semua masih ngobrol, nunggu makananan turun” jawab Reni meletakkan ketiga kotak juice itu pada nampan.
“Saya kangen sama Non, ritual terakhir Non ga dateng, jadi udah setahun baru liat lagi” pria itu mendekati Reni dan memeluk pinggang rampingnya, “Non tambah cantik aja rambutnya dipotong pendek gini, keliatan lebih seger, lebih muda” pujinya.
Enam bulan yang lalu Reni memang tidak bisa hadir dalam ritual keluarga karena pergelangan kakinya terkilir akibat kecelakaan waktu main tenis. Ia tahu pria ini mendatanginya pasti ingin melepas rindu. Pak Nidaul adalah satu-satunya orang yang bukan anggota keluarga yang diberi ijin khusus oleh Anas untuk ikut serta meramaikan ritual. Anas sudah sangat dekat dan percaya padanya sehingga memberi imbalan nikmat ini.
“Kita mulai aja yuk Non, Bapak udah kepengen banget soalnya!” tangan pria itu meremasi pantat kiri Reni
“Uuhhh... .Bapak! gak sabaran banget sih!” wanita itu menepis tangan Pak Nidaul, “tunggu waktunya bentar napa?”
“Tapi bapak juga udah mulai loh, tadi saya perhatiin tangannya udah grepe-grepe ke rok Non Widya... terus Non Tyas juga, udah masuk kamar bareng den Kevin” tutur pria itu, “nih Non... .masa Non gak kangen sama ini?” ia membuka ikatan sarungnya hingga kain itu melorot jatuh, di baliknya ia tidak memakai apapun lagi sehingga penisnya yang sudah ereksi itu langsung terlihat.
Reni menelan ludah memandang penis pria itu, sudah sering benda itu mengaduk-aduk vaginanya dan selalu memberinya kepuasan. Sudah setahun ia tidak merasakan milik pembantunya itu dan jujur ada rasa kerinduan tersendiri terhadapnya sehingga ia mulai berani mendekat dan menggenggam batang itu. Terasa keras dan denyutannya di telapak tangannya, Reni lalu berlutut dan mulai menjulurkan lidahnya menjilati sekujur penis bersunat yang ujungnya menyerupai helm tentara itu. Reni membuka mulutnya dan memasukan penis itu
"Hmmm.. slllrppp" rasanya asin dan sedikit bau, rasa yang sudah akrab dengannya, sudah sejak masa kuliah ia menikmati penis ini.
"Aduh Non, sepongannya tambah mantap aja!!" puji Pak Nidaul saat wanita itu semakin cepat memaju-mundurkan kepalanya.
Reni mengulum penis pria itu bak mengulum permen, suara sedotan dan kulumannya memenuhi ruangan dapur. Teknik oralnya begitu mahir sampai membuat pria itu membeliak-beliak dan melenguh nikmat saat lidahnya menyapu-nyapu lubang kencingnya.
“Cukup Noh... uuhh... .cukup!” Pak Nidaul terpaksa mencabut penisnya dari mulut wanita itu karena tidak ingin buru-buru keluar.
Diangkatnya lengan Reni untuk membantunya berdiri, diputarnya tubuh wanita itu hingga membelakangi dan tangannya berpegangan pada bibir meja dapur. Pak Nidaul membuka resleting pada punggung gaun selutut berwarna hitam putih yang dipakai Reni. Gaun itu pun dipeloroti hingga jatuh di bawah kaki ibu beranak tiga itu.
“Wuih Non udah gak pake dalaman lagi!” sahut pria itu.
“Iyah buat apa... .kan bakal dibuka juga buat ngentot” kata Reni dengan suara lirih karena sudah birahi tinggi.
"Bapak masukin yah!" kata Pak Nidaul menempelkan penisnya ke vagina nona majikannya.
"Ya masukin ke memek saya... cepat.." kata Reni sambil tangannya meraih vaginanya sendiri dan kedua jarinya menyibak bibir vaginanya guna menyambut penis Pak Nidaul.
“Aaahhh!!” rintih Reni merasakan penis itu melesak masuk ke vaginanya lalu perlahan mulai bergerak maju-mundur menggenjotnya.
"Aah..ah..ah... " suara erangan di antara beratnya dengusan nafas mengiringi setiap hentakan Pak Nidaul yang selalu disambut Reni dengan goyangan pinggulnya

-------------------------


Selina Husein, yang biasa dipanggil Seli, baru selesai buang air kecil di toilet, namun alih-alih kembali ke ruang makan ia malah menuju ke kolam renang indoor di samping rumah megah itu. Matanya menyapu pemandangan sekeliling, lampu-lampu di tembok sepanjang tepi kolam sudah dinyalakan, sebuah pohon buatan menjulang di tepi kiri cahaya bulan masuk melalui kubah kaca di atas kolam minimalis tersebut. Cuaca malam itu lumayan panas, di sini tidak ada AC seperti di dalam sehingga gadis itu merasa ingin menceburkan diri ke kolam, ia pun melepaskan kaos, jeans selutut, serta pakaian dalamnya hingga tak bersisa apapun di tubuh indahnya. Setelah mengikat rambut panjangnya, ia melangkahkan kaki ke kolam, menuruni tangga kolam. Air menyentuh kulitnya memberi sensasi nikmat, ia pun merendam seluruh tubuhnya sejenak di daerah dangkal untuk beradaptasi dengan air. Setelahnya ia berenang ke seberang dengan gaya dada.
“Hhhmm... .siapa yah yang bakal ke sini?” senyuman tersungging di bibir tipisnya membayangkan siapa yang akan menjarah tubuhnya di kolam ini.
Hampir sepuluh menit berlalu dan sudah beberapa kali gadis itu berenang bolak-balik tapi belum ada yang datang juga.
“Kak!” terdengar seseorang memanggil ketika ia sedang berenang ke seberang.
Seli menengok ke belakang ternyata adiknya, Saldi.
“Udah mulai ya Di?” tanya gadis itu.
“Sebentar lagi kayanya, udah mulai hot, Tante Widya udah digrepe-grepe sama kakek”
“Ikut nyebur yah kak!” kata Saldi mulai melepas bajunya dan meletakkannya pada sofa berlapis kulit krem di pinggir kolam.
“Siapa yang larang? Ayo... kakak juga pengen ditemenin”
Setelah melepas semua pakaiannya hingga telanjang, Saldi pun turun ke air, penisnya yang sudah tegang maksimal itu mau tidak mau memancing tatapan sang kakak.
“Hihihi udah ngaceng gitu kontol kamu... .lagi bayangin siapa hayo?’ goda Seli
“Bayangin acara ritual kita lah, sama sekarang juga lagi bayangin kakak” kata Saldi yang kini sudah menyusul sang kakak di tengah kolam dimana air merendam tubuh mereka hingga sebatas dada ke atas sedikit.
“Kakak kok udah jarang banget pulang Bandung?” tanya Saldi seraya meraih tubuh telanjang kakaknya dan dibawa ke dekapannya.
“Belakangan sibuk banget, kan semester ini kakak ambil SKSnya banyak, kalau pulang ya keburu cape di jalan dong” jawab Selly sambil menggenggam penis adiknya di bawah air sana, “kenapa gak kamu yang nengok kakak di Jakarta, sekalian bawain oleh-oleh apa kek”
“Sama lah kak, kuliah saya juga lagi sibuk, banyak tugas” kata Saldi memeluk lebih erat tubuh kakaknya dan tangannya meremas pantatnya.
“Ya itulah fungsinya ritual keluarga kita ini... .kita saling melepas rindu, menjadi satu, lebih dari sekedar keluarga” habis berkata Seli mendaratkan bibirnya pada bibir adiknya.
Kakak beradik itu berpelukan mesra di tengah kolam, bibir mereka berpagutan dengan penuh gairah, lidah saling belit dan saling tukar ludah, tangan mereka saling menggerayangi satu sama lain. Saldi mengangkat tubuh kakaknya dan membawanya ke pinggir sehingga punggung Seli kini bersandar pada dinding kolam. Saldi mengenyoti payudara kakaknya sambil tangannya yang dibawah air menggerayangi selangkangannya, jarinya mengorek-ngorek liang vaginanya.
“Aaahhh... .enak Di... .terus hisap puting kakak!” Seli mendesah-desah nikmat sambil meremasi rambut adiknya yang sedang menyusu.
“Kakak naik yah! Saya mau jilatin memek kakak!” ajak Saldi setelah puas menyusu.
Seli hanya mengangguk dengan nafas memburu membiarkan adiknya itu mengangkat tubuhnya dan mendudukkannya pada bibir kolam pada platform dimana terdapat pohon buatan.

Seli membuka lebar-lebar pahanya memperlihatkan vaginanya yang berbulu lebat, tubuhnya yang basah nampak mengkilat tertimpa cahaya lampu, wilayah sensitifnya sudah sangat basah dengan cairan precum dan air kolam. Saldi membenamkan wajahnya pada selangkangan sang kakak dan menyapukan lidahnya. Wajah Seli merona merah pertanda dirinya sedang dilanda gelombang birahi, “Ooohh…geeeliiii…Di….jilat terus, isap yang kuaatt... .ahhh” lenguh Seli merasakan lidah adiknya mengais-ngais liang senggamanya.
Mata gadis itu terpejam-pejam merasakan betapa mahir adiknya itu memberi kenikmatan oral baginya. Ujung lidahnya begitu gesit menyapu-nyapu bibir vaginanya dari bawah ke atas... sampai akhirnya ia memusatkan jilatannya di klitoris. Seli terkejang-kejang sambil mengelus-elus rambut sang adik.yang makin intensif menjilati dan mengisap-isap daging sensitif pada vaginanya, tangan satunya meremas payudaranya sendiri dan memilin-milin putingnya.
“Wah... wah... ini namanya kemesraan kakak beradik!” sahut sebuah suara membuat dua saudara itu menoleh dan mendapati paman mereka, Tedi di ambang pintu, “om boleh gabung ga?” tanya Tedi sambil mulai membuka kancing bajunya.
“Bolehlah, om kan tau saya gak pernah cukup cuma satu cowok aja” ajak Seli dengan senyum menggoda.
“Sini om, kalau saya sendirian nanti dibikin klepek-klepek sampe ga kuat ngentot sama yang lain ntar!” sahut Saldi.
Setelah menelanjangi dirinya, Tedi pun menghampiri kedua keponakannya itu. Seli langsung meraih penis pamannya yang berukuran sedang itu dan tanpa basa-basi lagi langsung dimasukkan ke mulutnya.
“Uuh... mantapp... santai aja Sel nyepongnya jangan terlalu nafsu!” katanya sambil memegangi kepala gadis itu, “gimana nih Di? Masih jomblo?”
“Baru putus bulan lalu om!” jawab Saldi sambil jari-jarinya tetap mengorek-ngorek vagina kakaknya., “cewek jaman sekarang itu ribet banget, banyak maunya!”
“Santai ajalah, kalau jodoh juga ntar datang sendiri kok! Sekarang sih temen ya temen biasa aja, ntar kamu seleksi sendiri yang paling cocok!” nasehat Tedi pada keponakannya sambil menikmati kuluman pada penisnya.
Sementara Seli merasakan gelombang kenikmatan semakin menerpa tubuhnya, terlebih ketika lidah adiknya menerobos semakin dalam ke dalam vaginanya bak ular meliuk-liuk di dalam sana.
“Hhhmmhh... ” Seli mendesah tertahan, tubuhnya semakin menggelinjang-gelinjang dalam arus nikmat yang luar biasa.
Kenikmatan yang yang terlalu dahsyat ini akhirnya membuatnya cepat mencapai orgasme. Sekujur tubuhku mengejang, mata terpejam dan nafas tertahan, sepasang paha indahnya mengapit erat kepala sang adik.
“Gila... enaknya pake banget” katanya dalam hati merasakan liang senggamanya berkedut-kedut sambil melepaskan lendir kenikmatan.
Saldi melahap cairan bening yang mengucur deras dari liang vagina kakaknya itu dengan rakus. Dihisapnya terus wilayah kewanitaan sang kakak hingga berhenti mengucurkan cairan dan tubuhnya mulai melemas kembali lalu ambruk di bibir kolam dengan nafas terengah-engah.
“Hehehe... asyik yah orgasmenya Sel?” tanya Tedi melihat kondisi keponakannya pasca orgasme.
Seli hanya mengangguk lemas, dalam waktu relatif singkat ia merasakan birahinya sudah mulai naik lagi dan sudah tidak sabar penis adik maupun pamannya itu mengaduk-aduk vaginanya.

---------------------------------

“Jadi coba deh kamu salurin baja ringan ke kota-kota di Jawa Tengah, harganya lagi bagus tuh, bener” saran Anas pada Willy sambil mencucuk-cucukkan jarinya ke liang vagina Widya yang sudah terbaring telanjang di atas meja panjang itu.
“Hhhmm... boleh juga tuh, besok-besok saya hubungi kolega di sana, pengalaman sama wawasan papa emang hebat!” puji Willy merasa mendapat pencerahan, “wah susunya banyak juga nih Wid... udah lama ga minum ASI nih, sedot ahhh!” katanya melihat puting Widya yang dipencet-pencet itu mengeluarkan susu.
“Uuuhh... .” desah Widya memeluk kepala Willy ketika iparnya itu melumat payudaranya.
Anas mengeluarkan jarinya dari vagina sang menantu lalu menjilat jari yang belepotan lendir kewanitaan itu.
“Papa tusuk sekarang yah Wid!” sahut pria itu membuka celananya dan mengeluarkan penis bersunatnya yang sudah tegang.
“Ouuuugghh…..pelaaaaaann Pa…..” Widya mengerang sedikit perih merasakan lesakan penis mertuanya yang perkasa itu ke liang senggamanya.
Memang Widya melahirkan secara caesar sehingga vaginanya belum pernah mengeluarkan anak, Anas sendiri merasakan vagina menantu Chinesenya ini cukup sempit walaupun sudah sangat basah. Setelah mendiamkan sebentar agar Widya dapat beradaptasi, mulailah Anas memaju-mundurkan penisnya. Willy berhenti sejenak menyusu dari payudara Widya untuk membuka baju. Setelah telanjang ia memagut bibir iparnya itu dan beradu lidah.
“Wil... .gua nngghh... .mau kontollu dong!” pinta Widya lirih setelah berpisah bibir.
“Hehe... beres, dede gua juga udah kedinginan nih!”
Pria itu bangkit berdiri lalu meraih kepala iparnya dan menggesernya ke arah penisnya. Widya pun mulai mengecupi dan menjilati kepala kontol Willy yang menyebabkan pria itu mengerang keenakan “Ooougghhhh… hisaaappp…terus….hisaapp..” desah Willy menikmati hisapan-hisapan iparnya.
Saat itu Leonard sudah tidak di situ, sebelum ritual gila ini dimulai Widya sudah memindahkannya ke kamar setelah yakin bayi itu sudah benar-benar terlelap. Widya tidak pernah menyangka dirinya kini menikmati pesta bejat orgy sedarah ini. Sebelum menikah dulu ia memang pernah bercinta dengan mantan pacarnya, tapi ia tidak pernah berpikir akan melakukannya dengan ayah mertua, ipar, bahkan keponakannya. Pertama kali mengikuti ritual ini ia begitu kaget dan risih, setelah dipancing-pancing dan digiring perlahan dalam kegilaan ini barulah ia mulai enjoy. Terus-terang ritual ini membuatnya merasa lebih dekat dengan keluarga suaminya.
“Ssshhhh… ooooohhh…. Wid… memekmu…legit betul…aaaghhhhh…menantu bapak emang... .aahh top!” Anas melenguh-lenguh nikmat merasakan jepitan dinding vagina sang menantu sambil memegangi kedua paha mulus wanita itu.
Walau sudah banyak mengeluarkan cairan pelumas yang bercampur ludah dan cairan pre-cum mertuanya, vagina Widya masih terasa seret dan menempel ketat di batang pria itu. Anas meningkatkan kecepatan genjotannya sehingga bunyi beradu kedua kelamin mereka semakin terdengar karena vagina Widya semakin banjir oleh cairan kenikmatan, keringat merekapun semakin mengalir keluar dari pori-pori tubuh, sehingga menimbulkan suara kecipak saat bertumbukkan. Setiap hentakan yang menghujam jauh ke dalam lubang Widya dan menyentuh dinding rahimnya membuat wanita itu membelalak merasakan sensasi luar biasa. Ia pun semakin merintih-rintih kenikmatan dan makin bersemangat mengoral serta mengocoki penis Willy. Desahan erotis mereka pun bersahutan-sahutan di ruang makan itu, suasana mesum semakin terasa.

Masih di ruangan yang sama, di ujung meja yang lain Fadli sedang bermesraan dengan keponakannya, Santi. Mereka melakukannya dengan tempo slow namun membuai. Fadli memangku keponakannya itu sambil berciuman, lidah mereka saling beradu dengan penuh gairah. Kaos ketat dan bra yang dipakai gadis itu sudah tersingkap ke atas payudaranya sehingga tangan pria itu leluasa menggerayangi payudaranya yang terbuka. Mulut Fadli merambat turun menjilati leher jenjang Santi dan menciuminya sejenak lalu melucuti kaos dan branya yang telah tersingkap.
“Aahhh... om... .mmmhhh!!” Santi mendesah lirih merasakan jilatan dan cupangan pamannya itu pada leher, pundak, dada hingga akhirnya payudaranya.
Lidah kasap Fadli menjilati puting pink gadis itu sambil meremas payudara yang satunya serta memilin-milin putingnya. Sementara tangannya yang satu lagi mengelusi punggung dan paha mulus keponakannya.
“Buka celananya San!” pinta Fadli setelah lima menitan lebih menetek sampai meninggalkan bekas ludah dan cupangan di wilayah dada keponakannya itu.
“Om juga!” kata Santi seraya melucuti kaos berkerah yang dipakai pamannya itu lalu turun dari pangkuannya dan membuka hot pants beserta celana dalamnya di hadapan sang paman.
“Wuih sekarang jadi gundul San!” ucap Fadli melihat vagina keponakannya yang biasa berbulu lebat itu kini licin tanpa bulu.
Santi tersenyum, “iya om, biar lebih segar apalagi kan mau dipakai rame-rame, om lebih suka buluan atau dicukur gini emang?”
“Dua-duanya juga om suka, kalau gondrong keliatan seksi, tapi gundul gini juga keliatan imut” kata Fadli yang matanya terpaku memandang wilayah kewanitaan keponakannya, “berbaring di meja San, biar om servis meki kamu!” perintahnya.
Santi pun mengikuti perintah pamannya, ia menelentangkan tubuh telanjangnya di meja sehingga vaginanya tepat menghadap wajah Fadli yang duduk di depannya. Pria gempal itu terkagum-kagum memandangi vagina botak keponakannya, belahan sempitnya terlihat begitu mulus dengan bibir merah merona. Langsung saja ia membenamkan wajahnya di selangkangan sang keponakan dan dengan perlahan mulai menjilati bibir vaginanya yang sempit dan basah. Jarinya menyibak bibir bawah itu lalu ia julur-julurkan lidahnya ke dalam untuk menjangkau lorongnya yang terdalam. Sengaja ia melakukannya untuk meningkatkan nafsu Santi dan upayanya berhasil, terlihat dari desahan Santi yang semakin nyaring dan tubuhnya makin menggeliat-geliat.
”Auw! Jilat terus om... isep juga... ” rintih Santi, tangannya mulai meremasi payudaranya sendiri melampiaskan sensasi nikmat yang menerpanya.
Fadli juga memasukkan telunjuknya ke liang sorgawi Santi sambil terus menjilat dan menghisapnya. Sambil menservis vagina keponakannya, Fadli dapat menyaksikan di ujung meja yang lain ayah mertuanya sedang menyetubuhi Widya dan pada saat yang sama wanita itu sedang mengoral penis adik iparnya. Vagina Santi semakin basah dan tak berapa lama kemudian, cairan bening mengucur keluar dari liang tersebut. Tubuh montok Santi agak terhentak saat itu terjadi dan mulutnya mengeluarkan desahan panjang. Fadli menjilati cairan yang mengucur itu dengan bernafsu, jilatan dan hisapannya membuat tubuh sang keponakan semakin menggeliat-geliat di atas meja itu. Untunglah meja panjang tersebut terbuat dari kayu mahoni padat yang kokoh, kalau tidak pasti sudah roboh oleh gelinjang dua wanita di atasnya.

--------------------------

"Kamu sudah ada pacar?" tanya Tyas yang masih dengan lembut memijat penis keponakannya.
"Belum, tante, saya ga pinter berhubungan sama cewek"
"ML?"
"Wah apalagi itu lah"
"Bagus... tante senang sekali... " Tyas tersenyum sambil menggesekkan payudaranya ke dada Kevin
"Kok senang tante?"
"Karena tante paling suka merenggut keperjakaan cowok, hihihi" kembali wanita itu mencium bibir keponakannya, “kamu tau Vin? Anak tante, Saldi sama Om Tedi juga tante yang merjakain dulu”
“Wow... .tante nakal sekali ya!” kagum Kevin menaikkan alis mendengar penuturan tantenya.
"Itulah keluarga Heryawan Vin... .keluarga kita ga ada yang cupu soal seks, kita semua sekeluarga saling memiliki, setelah ritual ini kamu bukan kamu yang dulu lagi, kamu sudah laki-laki dewasa” kata Tyas dengan suara menggoda lalu menjilat daun telinga Kevin membuat pemuda itu merinding nikmat.
“Jadi di ritual ini saya boleh bebas ML sama siapa aja termasuk mama sama kakak saya sendiri?” tanya Kevin masih belum benar-benar yakin
"Tante tegasin lagi, ya kamu bebas, yang lain pasti sekarang udah mulai di bawah sana! Tapi sekarang kamu milik tante seorang, ini waktu privat kita dan tante gak mau digangggu. Ini perintah... kamu mengerti?” Tyas mengencangkan genggamannya pada penis keponakannya.
“Iii... iya tante, ngerti... .ngerti!” Kevin terhenyak melihat tantenya yang cenderung femdom itu.
“Bagus sekarang kamu tahu apa yang harus dilakukan kan, kamu pernah liat bokep kan?”
“Iya pernah tante... ”
“Jadi harusnya kamu gak canggung kan, sekarang saatnya praktek yang selama ini kamu tonton”
Tyas kembali mencium Kevin, mulutnya merambat turun menjilat dan mencium leher, puting, perut hingga akhirnya berhenti di penis perjaka pemuda itu.
“Aduhh... .tante... oohhh!!” erang Kevin saat tantenya itu melahap penisnya.
Tyas mengulum penis itu, bibirnya secara teratur naik turun mengurut urat batangnya. Kevin kegelian sekaligus terangsang sampai tubuhnya menggeliat-geliat. Tantenya itu benar-benar perempuan berpengalaman, dirinya yang masih hijau itu dibuatnya mabuk kepayang. Sepongan wanita itu sungguh membuatnya melupakan semua kebimbangannya. Tyas juga memijat lembut buah zakar yang membuat Kevin tak bisa lagi menahan kenikmatannya.
“Aarrgghh... aaaahhh!!” Kevin mengerang dan memuncratkan spermanya tanpa bisa ditahan lagi.
Tyas dengan sigap menampung semua sperma keponakannya di dalam mulutnya, cairan itu dihisap dan ditelan hingga semprotannya habis dan penis itu menyusut di mulutnya. Wanita itu mengangkat kepalanya dan tersenyum nakal.
“Enak ga?” tanyanya
“Hhhoosshh... .ssshh... terlalu enak tante, sampe kejang-kejang gini!” jawab Kevin dengan nafas memburu.

“Itu baru pembuka... sekarang kamu istirahat dulu nunggu kontolnya bangun lagi!” Tyas merebahkan tubuhnya di samping sang keponakan, “sekarang giliran kamu, pasti tau dong apa yang harus kamu lakuin ke tante, sekarang waktunya praktek yang sering kamu tonton!”
Kevin tahu apa yang harus dilakukan, diciumnya bibir Tyas dengan lembut. Mereka berciuman sejenak sebelum bibir Kevin turun menciumi leher, bahu, dan tiba ke payudaranya. Ia menjilati puting tantenya yang sudah tegang, kemudian digigit-gigit kecil dan dihisap, sementara tangannya meremasi payudara yang lain, ia benar-benar mempraktekkan ilmu yang didapatnya dari film-film bokep.
“Yah gitu enak... kamu pinter juga!” desah Tyas.
Kevin pindah ke payudara sebelahnya lagi, kali ini hisapan dan kenyotannya semakin bersemangat. Tyas menilai keponakannya ini sudah lulus dengan nilai baik dalam hal menyusu.
"Bawah Vin... jilat memek tante!" pinta Tyas lirih.
Lagi, mulut Kevin merambah makin ke bawah dan sampai di wilayah sensitif tantenya. Ia terkagum-kagum memandangi bntuk dan aromanya. Ketika mendekatkan wajahnya, ia merasakan baunya yang harum, hasil perawatan organ kewanitaan yang dijalaninya.
"Tunggu apa sih? Jilatin dong!" Tyas mulai tidak sabar.
“Iya..iya tante!” Kevin tersadar dan segera memenuhi permintaan tantenya.
Ia menjilat vagina Tyas dengan penuh nafsu.
Tyas membukakan bibir vaginanya dan memperlihatkan klitorisnya pada keponakannya.
“Jilat situnya Vin! Oohhh... .yaaahhh!!”
Kevin langsung menyapukan lidahnya pada daging kecil itu sehingga tantenya menggeliat dan melenguh keenakan. Tyas merenggangkan sepasang pahanya lebih lebar agar keponakannya itu lebih leluasa menjelajahi lekuk-lekuk vaginanya. Kevin yang masih pemula itu ternyata cepat belajar, sapuan lidah dan hisapannya mampu membuat Tyas menggelinjang dalam kenikmatan yang luar biasa, terutama ketika pemuda itu menyedot klitorisnya. Terkadang jari Kevin juga menggesek-gesek liang senggamanya,
“Udah Vin... tante gak tahan lagi, cepat masukin aja kontol kamu!” kata Tyas mendorong kepala keponakannya.
Inilah saat yang ditunggu-tunggu, Kevin menggenggam penisnya dan mengarahkan ke liang vagina Tyas. Tanpa ragu-ragu, ia menekan masuk penisnya.
"Aaaahhhhhhh... .." Tyas melenguh keenakan
Kevin ingin menghayati momen melepas keperjakaannya itu, ia biarkan penisnya tertancap di vagina tantenya, rasanya hangat, basah, dan seret, sungguh sensasinya luar biasa.
“Kevin, tante ucapkan selamat datang ke ritual keluarga Heryawan kita!”
Penis Kevin mungkin tidak sedahsyat penis-penis lain yang pernah singgah di vagina Tyas, tapi sekali lagi, ini adalah penis perjaka.
"Mantap banget tannteee... ." kata Kevin saat kehilangan keperjakaannya sambil menindih tubuh tantenya.
"Mainnya santai aja yah... kita ada banyak waktu kok, kamu juga perlu tenaga buat ML sama yang lain" Tyas mengelus rambut Kevin lalu mencium bibir keponakannya itu sebelum bersama mengayuh biduk kenikmatan.

---------------------------

Di tengah kolam, Saldi menggenjot vagina kakaknya, Seli yang dipeluk oleh pamannya, Tedi dari belakang. Erangan lembut Seli bergema di kolam renang indoor itu. Gerakan tubuh mereka berpacu menciptakan riak-riak air di sekitar mereka. Tedi menciumi leher Seli sambil meremas payudara kanannya, tangannya yang lain merabai klitoris gadis itu di bawah air dan melebarkan bibir vaginanya sehingga memudahkan penis Saldi bergerak cepat keluar masuk. Bagi Seli, bersetubuh dengan pria yang merupakan anggota keluarganya ini adalah petualangan yang fantastis, pelepas stress dan pelampiasan hasrat liar yang menggebu-gebu dalam dirinya. Ritual yang awalnya diperkenalkan oleh orang tuanya sendiri itu makin lama makin seru saja rasanya.
“Ahh…Di!” Seli terdongak memandang kubah kaca dalam kedutan gairah.
Seli sudah terlalu bergairah, rojokan penis adiknya telah membuat liang senggamanya membanjir. Ia menggerakkan tangannya sebelah merayap ke selangkangan pamannya di bawah air. Tedi merem-melek keenakan merasakan kocokan lembut tangan keponakannya itu. Mulutnya naik mengulum daun telinga gadis itu dengan diselingi jilatan nakal pada lubang telinganya. Rintihan-rintihan nikmat Seli pun tiada hentinya terlontar dari mulutnya, diiringi oleh dengus nafas Saldi yang sudah di ambang orgasme. Genjotan adiknya itu semakin lama semakin cepat, penisnya semakin berkedut-kedut sudah mau menyemprotkan isinya.
“AAAhhhkhhhhh…..!!” Saldi melolong keras dengan tubuh mengejang
Tangannya mencengkram payudara sang kakak dengan kuatnya, pemuda itu mencapai puncak kenikmatannya, penisnya menyemprotkan sperma yang kental dan hangan di dalam liang vagina kakaknya. Saldi masih tetap mengentotnya namun kecepatannya makin berkurang dan penisnya makin menyusut hingga akhirnya ia melepaskannya.
“Uuuh... sip bangethh!!” kata Saldi ketika tubuh mereka berpisah.
“Sekarang ganti posisi yuk!” ajak Tedi.
Kini Saldi yang baru orgasme beristirahat duduk di bibir kolam, di antara kedua belah pahanya, sang kakak,Seli yang masih di air, bersandar pada bibir kolam dalam posisi sedikit nungging. Tedi memasukkan penisnya ke vagina Seli dan langsung menggenjotnya, tangan pria itu aktif meremasi dan memijat payudara keponakannya. Saldi memegangi kepala kakaknya yang sedang mengoral penisnya. Tedi makin cepat menyetubuhi Seli, tangannya terus menggerayangi sepasang payudara keponakannya. Air makin beriak karena gerakan tubuh mereka.
“Oommm….dorong…lagii..masukin…lebih..dalam..lagi om... .aauggghhh…” erang Seli
Tedi menekan lebih dalam penisnya tanpa menghentikan remasannya di payudara gadis itu. Satu sentakan kuat menyebabkan penisnya masuk lebih dalam sampai mentok, Tedi merasakan kepala penisnya bersentuhan dengan dinding rahim keponakannya. Seli makin menceracau nikmat, dinding vaginanya makin berkontraksi. Tedi makin gencar menyetubuhi keponakannya hingga akhirnya spermanya muncrat di dalam vagina Seli. Semprotan demi semprotan sperma kental memenuhi vagina gadis itu. Tubuh Seli mengejang di air merasakan gelombang kenikmatan menghantamnya, vaginanya berkedut kedut seakan memompa keluar lendir vaginanya. Akhirnya tubuh keduanya pun melemas dalam keadaan saling berpelukan.
“Kemana Di?” tanya Seli
“Pengen minum, haus” jawab Saldi berjalan ke pintu lalu meninggalkan mereka.
 
Terakhir diubah:
Pertamax
Ijin baca hu
Kalah cepat
 
tinggal up yaa krn draft nya uda selesai :papi:
 
Ijin pasang antena disini, suhu...
Cerita baru.. Bakalan sengit nih.. (seru bingit)
 
baru page 1 aja udah langsung ngejoss.....pasti seru nih cerita incest orgy swinger family's....good tema suhu lain dari yg lain.
 
ini sungguh bikin semangat....sesuatu dari sesuatu jd merinding gabung
 
Bagus Gan ..
Tp mnrt ane lbh bagus lg kalo semua anak2x & ponakkan nya msh perawan, trs diperawanin satu2x sambil dirangsang diciumin di bibir, puting, ketek, sambil si cowo perawanin lobang vegi nya.
Jd di vegi sakit diatas nikmat.
Atau next diperawanin satu2x anal nya , yg laen ngerangsang puting, ketek , bibirnya .
 
Maaf hu,semoga setiap cerita peran nya siapaa aja setiap update ada mulustrasinya ya hu,banyak karakter saya suka lupa mukanya kalo lagi baca haha
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd