Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY RONDO: The Druglord Rising

Awwkarin

Semprot Kecil
Daftar
5 Jun 2018
Post
61
Like diterima
567
Bimabet
Mau iseng nyoba nulis ya hu..maap kalo pacingnya agak slow ya.. Masih nubitol baru mulai seneng nulis.

Moga - moga bisa konsisten dan terus apdet :beer:


-----------------------------PROLOGUE
e642bb1347957537.jpg
Namaku Rondo Mandala. mungkin jika punya kekuatan super , hidupku akan semakin berwarna. Aku yang seumur hidupku berkutat di desa kecil Elokwarna di daerah Bantul akhirnya berhasil membuka jalur ke Jakarta dengan beasiswa di Universitas Indonesia . Piala penghargaan sudah bosan kuraih sejak SD. Para guru sudah menjadi hambaku sejak kecil. Mereka selalu kuinjak harga dirinya ketika semua ilmunya sudah kuserap. Bagiku mereka hanya "buku hidup" yang ketika sudah usang akan masuk gudang berdebu. Kecuali buku kesukaanku yang terbungkus cantik akan selalu kurawat dan terpajang rapi didalam rak koleksi buku pilihanku.

Ilmu kimia dan farmasi adalah bidang studi favoritku. Karena menurutku kimia adalah kunci kehidupan di bumi ini. Ia bisa menjadi penyembuh dan penolong; tidak lupa ia dapat menjadi benih hitam yang dapat tumbuh menjadi alat genosida massal. Itulah warisan sekaligus petunjuk dari ayah ibuku yang menghilang enam belas tahun silam; setelah menitipkanku kepada nenekku oma Ratmi.

Oma Ratmi adalah alasan kenapa aku begitu terdoktrin bahwa seorang ilmuwan adalah pengendali roda kehidupan dunia. Mereka menggali ilmu dan akhirnya menggunakannya untuk penciptaan; terkadang malah hampir atau bahkan mencoba melawan kodrat sang pencipta. Oma adalah ilmuwan hebat pada zamannya. Bisa di bilang ia adalah permata tersembunyi pasca era ibu Kartini. Ia mempelajari dan mengembangkan banyak teknik farmasi dan kedokteran dengan menggabungkan teori dari buku kedokteran Belanda dan pengobatan herbal warisan budaya leluhur. Membuat otaknya terasah untuk selalu menggali ilmu.

Tetapi tenanglah, aku bukannya orang yang ambisinya kearah situ. Aku hanya merasa hal ini lebih baik kulakukan ketimbang tercebur di ranah ranjau dunia politik. Menurutku para politikus ini memang kaum yang paling menjijikan di mataku. Terkadang terbesit di benakku untuk mengerjai mereka suatu saat nanti—tentunya setelah aku mulai terbiasa dengan kehidupan ibukota Jakarta pastinya.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
 
--------------------------------CH01: The Arrival

Kereta masih melaju kencang dan tanpa terasa sudah setengah jarak tempuh telah dilewati—Smartphoneku bergetar dan sesosok wajah wanita anggun Umur 37 tahun muncul di layar Video Call.


"Ron, sudah sampai mana kamu?Aku udah dijalan ya setengah jam lagi sampai." Ucap tante Ai sambil tersenyum hangat.

" Masih di Jalan tante sudah mau masuk Cirebon ini. Oke nanti aku kabari lagi tan. Gudeg titipan tante juga sudah dibawakan ya ini."

"Waduh Oma pasti bela-belain sampai ke Jogja deh beli gudegnya. Nanti kalau tante telfon Oma pasti kumat deh dramanya. Kamu lagi ngapain disitu Ron? kalau bosen minum Antimo aja biar tidur nanti bangun langsung sampe deh." timpal tante Airin bercanda.

"Udah minum kok tante udah ngantuk tadi tapi jadi melek lagi gara-gara ada chef selebriti cantik nelfon terus mau jemput aku juga hehehe." balasku mengejek centil.

"Aih, udah licin ya sekarang lidah kamu ngeracik gombal." Balas tante Ai.

kereta masuk terowongan dan sinyalnya pun drop dan terputuslah obrolanku dengan sang tante cantik. Ketika lewat dari terowongan Notifikasi pesan whatsapp muncul di layar?

Tante Airin:
Hati - hati dijalan Ron..inget kalo bosen minum Antimo nanti paling dibangunin kondektur pakai blangkon pas di stasiun :)

Tante Airin.

Dia adalah tante idamanku sejak kecil.

Wajahnya cantik agak oriental yang menurun dari kakekku yang adalah peranakan Tionghoa. Tubuhnya singset atletis karena rajin fitness dan hobi travelling. Ia juga adalah chef kenamaan tanah air; Hampir setiap acara memasak yang ia lakoni dijamin melejit ratingnya; Sudah pasti penonton suka dengan perpaduan antara kecerdasan bertutur kata, masakan yang menggugah selera, Serta tubuh Tante Airin yang memang seksi. Dua kancing bagian atas kemejanya terbuka saja sudah cukup membuat para fans untuk auto klik tombol like di youtubenya dan langsung menjadikan hal sepele tersebut sebagai salah satu topik terpanas di medsos dan forum cabul di hari itu.

Tanteku ini memang menggoda. Aku benar-benar terpana melihat tubuhnya yang tanpa busana sejak aku masih kecil— Ketika ia memandikanku di bak mandi Rumah Oma saat liburan sekolah. Pelukan dan hangat tubuhnya seperti tak pernah terhapus dari ingatanku— dan mulai membuatku penasaran dan akhirnya berkembang menjadi hobi liar untuk mencicipi dan mulai "mengoleksi" wanita-wanitaku.

Sebuah rasa penasaran selalu menjadi garis start dari setiap hobi pemacu adrenalinku untuk menjinakkan setiap wanita targetku. entah kenapa sejak aku berhasil menjinakkan bu Ningsih, guru kimia SMU-ku yang membuatku menjadi ketagihan melihat ekspresi wajah wanita yang sudah melebur insting dengan akalnya. Yang begitu liar mencumbuku setiap selesai jam ekskul sekolah. Sisi gelapnya ini hanya diperlihatkan kepadaku; Yang bahkan suaminya pun tidak pernah melihat wajah binalnya mengerang ketika menggenjot penisku. Mungkin yang diperlihatkan didepan suaminya adalah gairah dengan rasa cinta. Beda jauh dengan ekspresi penuh nafsu yang ia perlihatkan padaku setiap sore sepulang sekolah.

Ini semua berawal dari sebuah kecelakaan kecil sebuah hasil eksperimen yang kubuat di lab kimia sekolahku. Tanpa sengaja aku berhasil menemukan sebuah campuran zat Aphrodisiac akut yang tidak berwarna maupun tidak berbau yang salah satu bahan dasarnya adalah bunga Elokwarna yang cuma tumbuh di desa ini. Tidak ada yang menyadari kalau bunga yang biasa tumbuh di ilalang sekitar desa ini memiliki zat stimulus sex akut—yang akhirnya menjadi rahasia kecil yang selalu kujaga dari siapapun. bibit Elokwarna juga sudah kukumpulkan untuk kutanam di tempat tinggalku nanti.

Selagi tidak ada sinyal aku mulai mengeluarkan vial tube dari pouch yang tergantung di ikat pinggangku. tanganku mulai meneteskan kedua senyawa kedalam pirex mini untuk menyiapkan "hadiah" ketika bertemu tante Ai. Aku tidak mau membuatnya langsung jinak seperti bu Ningsih. Aku mau menikmati prosesnya kali ini; supaya aku bisa fokus juga mencari ayah ibuku yang menghilang secara misterius.

Akhirnya tiang cerobong pabrik - pabrik sekitar kota Bekasi mulai menghiasi pemandangan diluar kereta. Sebentar lagi kereta ini akan sampai Jakarta. Aku tak bisa lagi menahan senyum di bibirku ketika memandangi profile picture Tante Aiku tersayang.

Kereta akhirnya sampai di Stasiun Gambir Jakarta. Aku lumayan takjub melihat stasiun sebesar ini; Kesempatan ini aku lakukan untuk berkeliling sejenak menikmati suasana stasiun ibukota sebelum menghubungi tante Airin.

Ketika aku selesai membeli sebotol air mineral di mini market dan membeli sebungkus gorengan untuk mengganjal perut, aku berjalan ke bundaran sentral stasiun dan aku sudah melihat Tante Airin sudah melambaikan tangan kearahku. Ia datang menjemputku dengan seorang gadis muda yang terlihat sebaya denganku.


"Kenalin.. nama gue Jeanice..ternyata elo yang asli sama di foto nggak jauh beda yah.." Gadis itu langsung memotong salamku pada tante Ai— cukup lancang sih caranya ini. walau agak kesal tapi aku masih bisa pasang tampang baik. Lagian gadis ini masih masuk kriteria mangsaku juga kok..hehehe..

"Wih kamu udah lebih tinggi dari aku nih Ron.. udah cocok nih jadi brondongku..hahaha..bahaya nih Jen kalo fans liat.. buruan deh kita ke mobil.. bahaya nih banyak antek lambe turoh." Airin mencoba mencairkan suasana dan mulai berjalan cepat kearah parkiran gara - gara mulai sadar kalau ada penguntit yang membuntuti kita sejak tadi.

Sesampainya di depan mobil Airin masuk kedalam dan menyalakan mobil sementara Jeanice malah nyamperin itu penguntit. langsung didoronglah badan orang itu hingga terjatuh.

"Masih ngikutin juga langsung aja deh kita kelarin di meja hijau aja ya.."

tanpa takut Jeanice mengancam si stalker dengan elegan tanpa pakai urat ataupun pukulan. Aku sangat suka dengan gadis berani seperti ini. adrenalinku cukup bergetar untuk memilikinya.

Imajinasi liar mulai menghiasi benakku. Dimana ternyata sang stalker ternyata malah melawan balik, menyekap mulutnya, menyekap sambil merobek pakaian dan menghujamkan kontolnya kedalam memek Jeanice. haha.. sebuah pemandangan yang priceless..

hmm..tapi cukup dulu ngelamunnya, aku mau mulai menikmati petualangan baruku ini. Aku harus bisa membuat sebuah jaringan kriminal di kota ini. Aku perlu ini untuk bisa bertatap muka dengan Paul Dirgantara, sang bos Mafia tingkat nasional yang sudah tersohor setanah air dengan berbagai julukan dan sepak terjang kriminal berskala internasional— yang bisa dibilang, dia sudah hampir tak tersentuh hukum negara ini.

tersadar, akupun langsung bergegas berjalan kebelakang Jen, sekalian berjaga aja kalau lamunan liar tadi menjadi nyata bisa runyam juga sih urusannya.

Namun ternyata nyali sang penguntit sudah ciut duluan dan cuma bisa ngangguk - ngangguk sambil salah tingkah karena terintimidasi lalu kabur terbirit - birit. Jeanice pun berbalik dan kaget karena aku udah hadir di belakangnya.

"Hati - hati Jen. Kita nggak tahu itu orang bisa aja nekat. Makanya gue langsung nyamperin lo biar siap backup dari belakang." kataku waspada

"Harus saklek Ron sama orang model gitu di Jakarta. Mbak Ai aja sering tuh penguntitnya gue labrak. Kalo dikasih halus mereka menjadi - jadi soalnya. Sampe nungguin di parkiran dan lobby apartemen loh. Kan risih kita." jelas Jeanice.

"Tapi thanks yah lo ternyata sigap juga nolongin cewek." timpal Jen tersenyum.

Ada benernya juga dia. Apalagi tante Ai publik figur nasional ya nggak heran Jen segitu protektifnya. Menurutku dia asisten yang cekatan dan tangguh sih. kurasa dia berhutang budi banyak sama tante Ai. Walaupun seumuran denganku, keberaniannya benar - benar membuatku kagum.

"Eh Rondo, ayo masuk mobil. Ngelamun aja lo. hati - hati kesambet lo!" Jen menepak punggungku dan membuyarkan pikiranku lagi.

akupun masuk ke mobil dan tante Ai tancap gas dan meluncur pulang.

Aku mulai mencoba membiasakan diri dengan keadaan baru ibu kota. Gedung yang banyak menjulang beserta polusi akibat berjubelnya kendaraan bermotor, Ragam kendaraan umum dan warna- warni lampu kota yang menyala terang ketika malam mulai tiba.

Akhirnya kita tiba di sebuah Mall besar di daerah Selatan.

"Nggak kaget kan kalau aku bilang rumahku diatas Mall Ron?" tanya tante Ai sambil nyetir masuk ke basement parkiran.

"Nggak lah tan. Bapak suka cerita dulu tante udah ngidam mau beli kondominium di atas mall. Pastinya udah kebeli nih sekarang?udah sukses pasti kebeli deh semua impian..hahaha." balasku bercanda.

"yah hasil kerja kerasku pertama kali langsung kubeliin tempat ini sih Ron. aku seneng soalnya mallnya nggak gitu rame cuma semua jenis kebutuhan ada disini. Plus mayoritas karyawan kantor yang sering kesini buat meeting."

"Tapi ada lho yang nggak bisa dibeli dengan harta..yaitu cinta.." tante Ai lalu menepuk stir mobilnya sambil menghela napas.

Jen juga hanya bisa memandang bosnya dengan pandangan iba. Sepertinya ada masalah percintaan pada tante Ai, cuma nanti saja deh ngorek informasinya.

"Btw, panggil Ai atau Airin aja lah Ron..udah lupa nih dia Jen padahal waktu kecil manggil nama doang terus tuh susah banget manggil tante..emang lain y anak cowok kalo udah akhil baligh..hihi.."

potong Airin sambil markir mobilnya yang sudah sampai parkir basement.

Oke mulai sekarang bakal aku sesuaikan bahasa aja kali ya sama keadaan Jakarta. Kayanya Gue elo lebih luwes ya kalo di sini biar nggak keliatan ndeso juga. sekalian latian buat percakapan di kampus nanti juga.

Akhirnya kita turunin barang dan naik lift ke lantai 42. Lantai ini sampai lantai 45 adalah kondo tipe Suite dimana satu lantai cuma ada 3 unit kondo 5 kamar. Dengan halaman indoor ber jacuzzi di tiap unit.

Taman ini pun memiliki celah untuk sinar matahari masuk di pagi hari. Cocok banget nih buat ditanamin Elokwarna disini.

"Okeh. Ini tas lo gue taro disini ya Ron. gue mau beli makanan dulu di bawah buat makan malam. Istirahat dulu deh lo, besok kan udah langsung masuk kampus kita." Jeanice tersenyum lalu keluar.

Lalu gue masuk kamar dan merbahkan diri di ranjang kamar. akhirnya gue power nap selama satu jam. abis itu mulai berbenah lemari pakaian dan mandi. gokilnya setiap kamar disini punya kamar mandi sendiri jadi nggak perlu deh keluar kamar buat mandi atau buang air.

Malam itu, tante Marin dan Jeanice merayakan kedatangan gue ke Jakarta dengan mentraktir semangkuk Lamian Singapura dari restoran di mal dilantai bawah apartemennya. Katanya gue harus mencicipi makanan impor ini.

"Ron, kamu harus cobain Lamian ini, tampilannya memang agak mirip Mie Godok, tapi sebenarnya ini masakan Singapura loh."

Jeanice mencoba nunjukin wawasan luasnya didepan gue. Entah kenapa semenjak dari stasiun tadi, dia jadi agresif setiap gue muncul di pandangan matanya. Baguslah kalau begitu—gue hanya perlu menunggu momen yang tepat untuk memberinya "air kangen" buatan gue.

Dan akhirnya momennya pun tiba, pas banget dia muncul habis gue selesai nyuci piring. gue langsung menyeduh teh di dalam poci kecil dan menyiapkan 3 cangkir teh. 2 cangkir udah gue tetesin Elokwarna.

"Ai, Jen mau teh nggak? nih kebeneran gue buat sepoci, mubazir aja kalo cuma gue buat secangkir." gue coba menawarkan.

cangkirnya langsung gue anterin ke mereka berdua dan untuk mengalihkan gue ajak ngobrol santai aja biar cair suasana. Ai dan Jen pun terlihat senang karena mungkin suasana kondo ini menjadi lebih hidup karena nambah lagi penghuninya. Gue nggak kebayang sih kalau gue dan Jen nggak ada pasti kesepian banget Airin.

Mungkin untuk hari ini cukup untuk berkenalan karena mata gue juga mulai lelah. gara - gara kecapekan dan kasur kamar masih belum dipasang sprei akhirnya gue memutuskan untuk tidur di sofa ruang tengah hari itu.

Ketika berjalan melewati lorong menuju ruang tengah dari arah kamar gue melihat pintu kamar Jeanice sedikit terbuka dan bikin gue nggak tahan untuk ngintip sambil memastikan reaksi obat yg dia minum tadi.




-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Jeanice's Room

Jen mulai memperlihatkan gelagat aneh di dalam kamarnya. Terlihat sekali mukanya merona dan nafasnya terengah - engah.

"aaah...aaah..ada apa ya ini? kok mendadak panas yah disini.." gumam Jen


Ia ternyata masih tidak paham dengan keadaan ini. Berarti ini membuktikan kalau dirinya masih polos dan bisa dijamin kalau dia masih perawan. Sebaiknya gue nggak perlu buru - buru memanen hasil buruan hari ini. Ditungguin aja sampai matang sendiri.

Jen kemudian menyandarkan diri ke tembok di sebelah tempat tidurnya memandang layar laptop yang menyala di meja tumpuan kecil di atas kasur. Mukanya memerah ketika melihat foto personil boyband Korea idolanya di tab browser internetnya.

"Jungkook..aah...kok aku nggak bisa lepas dari tatapanmu yah..ahh.."

Imajinasi di benak Jen semakin bercampur aduk hingga akhirnya ia mulai berkhayal kalau Jungkok menjambak rambutnya dan langsung mencium bibirnya.

"Mmmph.." tanpa ia sadari naluri haus sexnya mulai terbangun dan tanpa sadar ia telah berpindah ke situs streaming video porno dan menyetel film acak.. disana ia terbayang Jungkok sedang mendoggy style dirinya.

"Aaah!!enak bangeet Jungkook..Pleaasee fasteer!" Jeanice sudah hampir orgasme dan mempercepat kobokan jarinya.


Akhirnya sang pria mencapai klimaksnya dan menembakkan spermanya didalam vagina sang gadis dan videonya berakhir.

Jen tersadar dari fantasinya. Ia tampak Shock dengan apa yang sudah ia lakukan. Dan ketika ia melihat kearah celananya sekujur tubuhnya semakin gemetar dan wajahnya semakin merona karena mendapati daerah vaginanya sudah sangat basah akibat orgasme.

"OMG...what have I done?"

Mencoba menenangkan diri, Jeanice kemudian berendam air hangat di bathub kamar mandinya dan langsung terlelap bersender di bathub saking rileksnya.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Jen udah mulai nunjukin reaksi nih. Udah mulai sadar dia akan kenikmatan duniawi.Gue bakal mulai naikin Dosisnya ah besok. Sweet dreams dear Jen..dikit lagi kamu bakal jadi kepompong dan bermetamorfosis jadi kupu - kupu cantik koleksiku..

Sementara itu kamar Airin tertutup rapat. Namun terdengar sayup - sayup suaranya sedang menelpon seseorang—mungkin pacar bulenya. kata bapak Airin entah kenapa menyukai ras itu. Mungkin akibat terlalu lama tinggal diluar negeri yang membuatnya jadi seperti itu. Padahal pria bule itu terlihat jauh lebih tua dari umur aslinya yang terkadang cukup bikin gue geli. Kalau gadis bule sih beda cerita— malah penasaran karena belum pernah. Yah semoga aja deh bisa nyicip nanti.
 
Wahh ada alur yang menarik nih, bisa dibayangkan Gimana kalau si MC jadi mafia beneran dan ikut dalam kelompok bawah tanah terus itu obat dijual bebas kayaknya satu negara bakal pesta sek trus. semangat ya hu
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd