anak hitler
Semprot Holic
- Daftar
- 6 May 2012
- Post
- 362
- Like diterima
- 19
¤Room Supervisor Yang Dulunya Cleaning Service Dan Kamar No 27¤
Perkenalkan, Namaku Yudi Prasetyo, teman2 biasa memanggilku Yudi. Aku mahasiswa yg bekerja Part Time di Wisma di daerah Jak-Sel, sudah hampir 1 tahun aku menekuni Job ini dan hasilnya lumayan untuk seorang mahasiswa yg hidup jauh dari keluarga agar aku bisa seenaknya memakai uang tanpa harus membebani orangtua.
***
Suatu Sore menjelang petang Awan semakin gelap, mendung yg menggantung menandakan akan segera turun hujan, Aku segera mengganti seragam kerjaku dengan baju kaos warna hitam serta celana levs hitam. Dengan cepat aku membenahi barang2ku kemudian berlari kecil menuju pintu keluar wisma, tapi sayang seribu kali sayang, hujan lebat sudah terlanjur membasahi jalanan di daerah ini, akupun menuju tempat parkir dimana motor Satria FU Hitam kesayanganku berada. Aku berteduh di parkiran dengan beberapa orang yg tidak begitu aku kenal, tanpa pikir panjang kubuka tas dan mengambil korek serta sebungkus Rokok LA Menthol dari dalam tas, merokok sambil menunggu hujan reda seperti orang pada umumnya.
***
Teringat kembali kenangan dimana saat-saat terindahku bersama Imel wanita yg sudah meluluhkan perasaanku, entah dimana sekarang dia berada, kenangan yg tak pernah kulupakan meski hanya berlangsung singkat.
''Mas-Mas..''. Sebuah sentuhan di pundakku membuyarkan lamunanku.
''Ada apa?''. Aku menoleh kebelakang ingin tahu siapa gerangan yg memanggilku.
''Tolong Mas jangan mundur-mundur terus dong, kasian nih saya udah mau jatoh, mas mabok ya..? ''. Seorang cewek berparas menawan berbaju kaos longgar warna ungu sedang sewot dan di sampingnya juga ada cewek yang sedikit mirif dengannya sama-sama cantik, hidung mancung, bibir tipis merekah, bedanya yang satu lebih tinggi dan rambutnya lebih panjang tergerai, sedangkan satunya lebih kecil dan rambutnya pendek seleher.
''Maaf dech mba, saya ngga' ngeliat ada orang di belakang''. Akupun duduk di kendaraanku.
''Makanya liat-liat dulu dong,''. Cewek itu terus ngomel-ngomel namun tak ku hiraukan, tapi aku malah mengajaknya kenalan, pertama-tama aku sebutkan namaku dan aku menanyakan nama cewek yang lebih kecil yg kutahu adalah Ririn, kuperkirakan umurnya 17 tahun. Lalu aku menanyakan nama cewek yg ku perkirakan masih seumuranku itu, Sintha namanya. Ternyata mereka adek kakak yang berasal dari pulau sebelah yang kukenal dengan sebutan pulau Borneo, dan mereka menginap di wisma tempat aku bekerja, kutanyakan juga untuk apa mereka berdua ke Jakarta, Sinta menjelaskan dengan panjang lebar bahwa mereka kepingin nonton Konsernya Justin Bibier yang akan berlangsung 3 hari lagi, mereka sudah memesan tiket secara online, mereka hanya berdua karena kedua orangtua mereka tidak bisa menemani karena terlalu sibuk dengan bisnis Batu Bara yg sedang ditekuni ayah & mamanya. Sebenarnya mereka tidak di izinkan untuk berangkat ke Jakarta sendiri, tapi mereka nekat pergi karena mereka sudah beberapa kali ke jakarta ataupun ke daerah-daerah lain pada saat liburan dengan orangtuanya.
***
Hujan semakin reda, kendaraan yang berlalu lalang sudah menyalakan lampunya semua begitu juga lampu-lampu di jalanan yang menerangi seluruh kota dengan cahaya lampu berwarna-warni menandakan hari sudah semakin gelap, aku terus memandangi lekuk tubuh kedua kakak beradik ini, Sebenarnya mereka dalam bahaya kalau hidup disini walaupun cuma sebentar pikirku dalam hati, Kota jakarta terlalu keras untuk 2 cewek lugu ini. Akupun menawarkan diri untuk menemani mereka selama mereka berada disini, tapi harus ada bayarannya imbuhku lagi, mereka setuju-setuju saja asalkan aku bersedia memenuhi semua permintaan mereka. Aku dan Sinta bersalaman tanda persetujuan, kami tukeran No Hp lalu mereka berdua masuk ke wisma akupun berangkat pulang ke tempat kos-kosanku yang jaraknya tidak terlalu jauh dengan tempatku bekerja.
***
Pukul 20.00 Wib.
'TIIIIT....TIIII...TT,,,'. Hp ku berbunyi tanda ada sms masuk. ''Besok Pagi temani aq ke Taman Anggrek jam 10, Oke?''. Rupanya sms dari Sinta.
''Oke.. Nanti aku jemput di wisma, kita naik taksi aja ya, soalnya kalo naik motor nanti kena Razia polisi lagi, kan ngga' boleh boncengan bertiga,,''.
''Bisa d atur,,kamarku di No 27, kamu pasti tau letaknya..''.
''Ya Tauu laaa,,''
''Met malam ya''
''Iya, met Istirahat''.
Pukul 22.00
,,,
Pukul 24.00
,,,
Pukul 02.00 dan seterusnyaa..
***
Minggu pagi jam 09:00.
Aku terbangun dari suara alarm Alunan piano Canon dari HP smartphoneku Nokia 5200. Saatnya mandi dan meluncur ke wartegnya Bi Sumi langgananku saat sarapan.
Selesai makan langsung beranjak pergi ke wisma dan minta izin ke atasan agar bisa libur hari ini, setelah dapat izin aku menuju ke kamar No 27.
TOK TOK Tok..WOK WOK WOK..
''Silakan Masuuuk mas Yudi...''. Suara lembut terdengar dari balik pintu.
'KREEEEEK' ku buka pintu, Oopsss,, saat aku melangkahkan kaki dan masuk ke kamar itu, betapa terkejutnya aku melihat suatu pemandangan yang tabu bagi banyak orang awam, kulihat Ririn terbaring tidur dengan seksinya dengan hanya mengenakan BH & CD berwarna hitam kontras dengan warna kulitnya yang putih bening sebening embun pagi dan Sinta yg memakai handuk yg membalut tubuh putihnya hanya sepaha dan hampir sebagian dari payudaranya menyembul, saking terkejutnya jantungku ini hampir copot dari kepalaku.
''Kenapa Mas Yud?? Kaget ya,,, santai aja lagi''. Sinta menuju lemari pakaian dan memilih-milih baju yg bergantung d dalam lemari itu.
''Eeeng,, nggga' apa-apa,, Mba Ririn kok belum bangun? Dia ikutkan kita jalan?.. Hei mba Rin, banguuun banguun''. Aku mendekatinya yg terbujur kaku d atas ranjang.
''Tadi malam dia begadang kali, aku juga ngga' tau mas, soalnya aku kecapean jadi tidur duluan,, Rin, bangun donk, jadi ngga' ikut kita jalan??..''. Sinta menggeleng2kan kepala Ririn supaya bangun.
''Eeeeeeeeh,,Iya iya,,gangguin orang tidur mulu dech kakak ku ini..''. Ririn bangun dan pergi menuju kamar mandi.
30 menit sudah berlalu aku menunggu mereka siap-siap. 1 jam kemudian barulah mereka keluar kamar dan menghampiriku yg lagi nongkrong dekat jendela.
***
Aku, Sintha, dan Ririn masuk ke Taman Anggrek, bolak balik, naik turun, punya banyak duit ne 2 cewek pikirku dalam hati. Tangan kanan & kiriku sudah penuh dengan barang-barang yg dibeli mereka.
''Siin...sudah donk, cape sudah kaki sama tanganku ini kalian tarik kesana kemari,,huuuhft...''. Aku memijat-pijat dengkulku.
''Okke Mas Yud,,sebelum pulang, kita makan dulu ya ke sana''. Sinta menunjuk sebuah tempat makan yg belum pernah kumasuki, karena aku takut makanan disana terlalu mahal bagiku.
''Terserah kalianlah mau kemana,yang penting aku di bayar ya..''.
'' Mas Yud, tenang laaah,,''. Ririn menambahkan untuk meyakinkanku.
Kami bertiga langsung melahap ayam kentucky yg gede,nasi semangkok, dan kuah sop yg rasanya hambar. Dalam hitungan detik langsung kosonglah makanan yg ada d hadapanku, Sinta & Ririn tercengang menatapku dengan raut muka aneh.
''Enak Mas Yud?? mau tambah ya? Mas Yud sudah berapa hari belum makan,,?''. Ririn bertanya dengan serius.
''Ngga' usah,,udah kenyang,, tadi malam lupa makan, pagi tadi cuma makan nasi bungkus di warteg,,, EMmmmm, kalo boleh sih di bungkus aja buat nanti malem..hehe''. Aku membersihkan mulutku dengan tissu.
''Hhhhuuuuuu... Mas Yud Kok rakus yaa..? Baru kali ini aku ketemu cowok makannya aneh kaya' gini, lebih dari Jaim...''. Sinta cemberut melihatku tersenyum-senyum puaass.
***
Pukul 19.00.
Tubuhku seperti di injak-injak sama gajah, saking capenya aku melayani dua sodara cakep itu. Saatnya berbaring di kamar kost tercinta. Aku menjalankan motor SF ku dengan santai.
TIIIT TIIIT TIIIT..
Ada sms masuk.
..Mas, nanti temani kita nonton konser ya!...
Sms Terkirim.
..Okke,, apa sich yg ngga' buat 2 bidadari cantik..
Sms masuk.
.. Mas Yud bisa aja, naksir ya sama adek aq,,?..
Sms Terkirim.
..Jawaban km salah, aq naksir sama kalian berdua..
...
...
Ku tunggu terus ku tunggu balasan sms dari sinta, sampai besok tidak ada balasan. Aku takut dia tersinggung dengan smsku tadi malam. Gawaaat!, bisa kehilangan duit sama cewek nih batinku dalam hati. Besoknya aku melakukan aktifitasku seperti biasa pada hari itu, kuliah, selesai jam kuliah, kerja kerja terus kerjaa...
***
Sabtu 23 April.
Hari dimana waktunya mengantar kakak beradik itu pergi ke konsernya Justin B.
'TOK TOK TOK...WOK WOK WOK...
Ku ketuk-ketuk pintu kamar No 27. Namun tiada sahutan, ku tunggu beberapa menit dulu pikirku. Resah & gelisah aku menunggu di depan pintu, ku coba-coba untuk membuka pintu.
'CEKREK'..
Eh, ternyata ngga' d kunci, aku nyerocos aja masuk ke dalam karena kakiku udah pegel berdiri lama banget. Ku dengar suara gemericik air di kamar mandi, ternyata ada yg lagi mandi, entah Sinta atau Ririn pikirku. Aku duduk aja di kursi dekat Televisi sambil otak atik Hp.
''Eh Mas Yud,,udah lama nunggunya? Rin baru aja abis mandi, Kak Sin tadi keluar mo beli mie gelas katanya''. Ternyata yg keluar dari balik kamar mandi adalah Ririn.
''Wau,,,sangat memukau..''. Aku terkagum-kagum memandang kecantikan Ririn.
Tubuh putihnya yg begitu lembut tidak ada 1 cacat apapun, kaki & tangannya yg tanpa bulu-bulu halus bagaikan gelas yg bening. Lehernya yg jenjang menambah keseksiannya yg masih di usia belia, di balik handuk putih yg singkat ada buah dada yg terlihat jelas masih ranum membuat semua lelaki ingin mengecupnya. Rambut panjang ikal bergelombangnya yg terlihat alami menambah kecantikan wajah Ririn yg cantik alami itu, hidung mancungnya dan tatapan matanya yg selalu membuatku terus mengingatnya setiap mau tidur, kalau saja pembaca pernah liat fotonya Michelle Carvalho model asal Brazil Kekasih dari winger andalan Barcelona FC Alexis Sancez, wajahnya agak mirip-mirip gitu, Sebelas Dua belas lah.
''Ah Mas Yud bisa juga ya ngeGombal,,biasa aja kali, jangan terlalu memuji Rin dech, nanti Rin melayang-layang di daerah jakarta sini lagi''. Ririn tersipu malu dan hendak membuka lemari pakaian yang ada di sebelahku, dengan sigap aku berdiri dan meraih tangannya yg halus.
''Kamu benar-benar cantik, aku suka sama kamu Rin, seandainya saja aku bisa menjadi selir di hatimu, dan kamu mau menjadi selir di hatiku,,,''. Kukecup tangan kanannya.
''Apa'an sich Mas Yud ini, Rin jadi malu, sudah ah, nanti ketauan kakak, aku masih ngga' boleh pacaran, aku takut Mas''. Ririn tertunduk malu.
Ku gapai dagunya dan ku belai, ku tengadahkan ke arahku, tanpa sadar kuberanikan diri mendekati bibirnya yg merekah tipis untuk segera mengecupnya.
'AAHH'.. Dengan hitungan detik aku dan Ririn berciuman, bibir saling bergeseran, lidahpun saling bertautan, terdengar suara-suara kecupan yg semakin membuat panas gejolak nafsu di siang hari ini. Ku gapai pinggang Rin agar aku bisa memeluk tubuh langsingnya, Rin pun segera memeluk tubuhku. Tidak lupa pula ke elus-elus setiap lekuk tubuh lentik Rin, ku pusatkan sentuhan di bagian-bagian sensitifnya, jari jemariku bergerilya mulai dari lehernya yg jenjang, kemudian dada bagian atasnya turun kebawah menuju pahanya, terus ku elus-elus pahanya yg begitu lembut. Ku pusatkan sentuhanku ke paha bagian dalamnya, tanpa sengaja aku ternyata menyentuh sebuah gundukan lembek yg agak basah dan lembut, ternyata Rin belum mengenakan CD nya.
''Aaaach,,, Mas Yuuud,, jangan bikin aku begini,, Akkkkkuuuuuu Takuuuuut,,,''. Rin melepaskan ciumanku di bibirnya, dia mendesah-desah saat aku mainkan Mekinya yg kurasa tanpa ada bulu di daerah sekitar Jabotabek itu.
''Rin,, tenang aja Yah, aku akan bahagia'in kamu...''. Ciumanku beralih menuju dadanya yg bagiku sangat menggairahkan. Masih dalam posisi berdiri, ku tarik kebawah handuk yang membalut tubuhnya otomatis telanjanglah ABG ini dihadapanku, sontak adik kecilku pun ikut mengacung. Ku gendong Rin menuju pembaringan dan kurebahkan dia serta menindihnya dan memberikannya french kiss agar terus merangsang Rin. Dengan perlahan ku raba lagi paha bagian dalamnya dan mengelus-elus Labia mayora dengan jari telunjuk, tanganku yang satunya ikut meremas-remas payudara yg putingnya berwarna merah muda sudah mencuat membuat mulutku ingin segera melahapnya.
''Uuuuuuuuuuuhhhhh,,, kamu apa'in tubuhku ini Maaaasssss, kenapa aku merasakan panas sampai ke kepala... Aahhh Aahhhh''. Rin semakin mendesah kala ku percepat gesekan jariku di mekinya.
Dengan tergesak-gesak, ku lepaskan baju kaos dan celana jinsku, aku tidak mengenakan CD karena sudah terbiasa begitu sejak kecil, akupun juga telanjang dan menurunkan kecupan-kecupan basah menuju ke selangkangan Rin, Tercium aroma khas meki seorang Cewek ABG, aku bisa membedakan aromanya dengan aroma meki miliknya Imel.
''Aaaacchhh!! Achhhhhhh,, jangan disitu Mas,,aku ngga' kuat, gelliiiiiiii....!!''. Sontak Rin mengejang-ngejang saat ku hisap bibir meki dan kumasukkan lidahku menyapu rongga-rongga lorong kenikmatan yang sudah membanjir.
''Aku mau berikan kamu sesuatu yang lebih Rin..''. Ku tindih kembali tubuhnya yang ramping ini. Ku coba mengarahkan batang kontie milikku yg sudah mengacung bagai tiang bendera, 1 tusukan meleset, 2 tusukan meleset juga, 3 tusukan meleset lagi. Setelahku liat ke arah kemaluannya, ternyata telapak tangannya menutupi lobang mekinya.
''Kenapa Rin?kamu jangan takut ya,,,''. Aku berusaha menenangkannya.
''Kita ngga' bisa kaya gini Mas, aku ngga' mau.. Aku suka sama kamu Mas, tapi jangan begini''. Rin berusaha mendorongku dengan lemah. Otakku yang sudah dipenuhi dengan kabut nafsu yang sudah menggebu-gebu mulai menghilang, aku mengenakan pakaian dan beranjak pergi keluar kamar dengan rasa kecewa.
***
Perkenalkan, Namaku Yudi Prasetyo, teman2 biasa memanggilku Yudi. Aku mahasiswa yg bekerja Part Time di Wisma di daerah Jak-Sel, sudah hampir 1 tahun aku menekuni Job ini dan hasilnya lumayan untuk seorang mahasiswa yg hidup jauh dari keluarga agar aku bisa seenaknya memakai uang tanpa harus membebani orangtua.
***
Suatu Sore menjelang petang Awan semakin gelap, mendung yg menggantung menandakan akan segera turun hujan, Aku segera mengganti seragam kerjaku dengan baju kaos warna hitam serta celana levs hitam. Dengan cepat aku membenahi barang2ku kemudian berlari kecil menuju pintu keluar wisma, tapi sayang seribu kali sayang, hujan lebat sudah terlanjur membasahi jalanan di daerah ini, akupun menuju tempat parkir dimana motor Satria FU Hitam kesayanganku berada. Aku berteduh di parkiran dengan beberapa orang yg tidak begitu aku kenal, tanpa pikir panjang kubuka tas dan mengambil korek serta sebungkus Rokok LA Menthol dari dalam tas, merokok sambil menunggu hujan reda seperti orang pada umumnya.
***
Teringat kembali kenangan dimana saat-saat terindahku bersama Imel wanita yg sudah meluluhkan perasaanku, entah dimana sekarang dia berada, kenangan yg tak pernah kulupakan meski hanya berlangsung singkat.
''Mas-Mas..''. Sebuah sentuhan di pundakku membuyarkan lamunanku.
''Ada apa?''. Aku menoleh kebelakang ingin tahu siapa gerangan yg memanggilku.
''Tolong Mas jangan mundur-mundur terus dong, kasian nih saya udah mau jatoh, mas mabok ya..? ''. Seorang cewek berparas menawan berbaju kaos longgar warna ungu sedang sewot dan di sampingnya juga ada cewek yang sedikit mirif dengannya sama-sama cantik, hidung mancung, bibir tipis merekah, bedanya yang satu lebih tinggi dan rambutnya lebih panjang tergerai, sedangkan satunya lebih kecil dan rambutnya pendek seleher.
''Maaf dech mba, saya ngga' ngeliat ada orang di belakang''. Akupun duduk di kendaraanku.
''Makanya liat-liat dulu dong,''. Cewek itu terus ngomel-ngomel namun tak ku hiraukan, tapi aku malah mengajaknya kenalan, pertama-tama aku sebutkan namaku dan aku menanyakan nama cewek yang lebih kecil yg kutahu adalah Ririn, kuperkirakan umurnya 17 tahun. Lalu aku menanyakan nama cewek yg ku perkirakan masih seumuranku itu, Sintha namanya. Ternyata mereka adek kakak yang berasal dari pulau sebelah yang kukenal dengan sebutan pulau Borneo, dan mereka menginap di wisma tempat aku bekerja, kutanyakan juga untuk apa mereka berdua ke Jakarta, Sinta menjelaskan dengan panjang lebar bahwa mereka kepingin nonton Konsernya Justin Bibier yang akan berlangsung 3 hari lagi, mereka sudah memesan tiket secara online, mereka hanya berdua karena kedua orangtua mereka tidak bisa menemani karena terlalu sibuk dengan bisnis Batu Bara yg sedang ditekuni ayah & mamanya. Sebenarnya mereka tidak di izinkan untuk berangkat ke Jakarta sendiri, tapi mereka nekat pergi karena mereka sudah beberapa kali ke jakarta ataupun ke daerah-daerah lain pada saat liburan dengan orangtuanya.
***
Hujan semakin reda, kendaraan yang berlalu lalang sudah menyalakan lampunya semua begitu juga lampu-lampu di jalanan yang menerangi seluruh kota dengan cahaya lampu berwarna-warni menandakan hari sudah semakin gelap, aku terus memandangi lekuk tubuh kedua kakak beradik ini, Sebenarnya mereka dalam bahaya kalau hidup disini walaupun cuma sebentar pikirku dalam hati, Kota jakarta terlalu keras untuk 2 cewek lugu ini. Akupun menawarkan diri untuk menemani mereka selama mereka berada disini, tapi harus ada bayarannya imbuhku lagi, mereka setuju-setuju saja asalkan aku bersedia memenuhi semua permintaan mereka. Aku dan Sinta bersalaman tanda persetujuan, kami tukeran No Hp lalu mereka berdua masuk ke wisma akupun berangkat pulang ke tempat kos-kosanku yang jaraknya tidak terlalu jauh dengan tempatku bekerja.
***
Pukul 20.00 Wib.
'TIIIIT....TIIII...TT,,,'. Hp ku berbunyi tanda ada sms masuk. ''Besok Pagi temani aq ke Taman Anggrek jam 10, Oke?''. Rupanya sms dari Sinta.
''Oke.. Nanti aku jemput di wisma, kita naik taksi aja ya, soalnya kalo naik motor nanti kena Razia polisi lagi, kan ngga' boleh boncengan bertiga,,''.
''Bisa d atur,,kamarku di No 27, kamu pasti tau letaknya..''.
''Ya Tauu laaa,,''
''Met malam ya''
''Iya, met Istirahat''.
Pukul 22.00
,,,
Pukul 24.00
,,,
Pukul 02.00 dan seterusnyaa..
***
Minggu pagi jam 09:00.
Aku terbangun dari suara alarm Alunan piano Canon dari HP smartphoneku Nokia 5200. Saatnya mandi dan meluncur ke wartegnya Bi Sumi langgananku saat sarapan.
Selesai makan langsung beranjak pergi ke wisma dan minta izin ke atasan agar bisa libur hari ini, setelah dapat izin aku menuju ke kamar No 27.
TOK TOK Tok..WOK WOK WOK..
''Silakan Masuuuk mas Yudi...''. Suara lembut terdengar dari balik pintu.
'KREEEEEK' ku buka pintu, Oopsss,, saat aku melangkahkan kaki dan masuk ke kamar itu, betapa terkejutnya aku melihat suatu pemandangan yang tabu bagi banyak orang awam, kulihat Ririn terbaring tidur dengan seksinya dengan hanya mengenakan BH & CD berwarna hitam kontras dengan warna kulitnya yang putih bening sebening embun pagi dan Sinta yg memakai handuk yg membalut tubuh putihnya hanya sepaha dan hampir sebagian dari payudaranya menyembul, saking terkejutnya jantungku ini hampir copot dari kepalaku.
''Kenapa Mas Yud?? Kaget ya,,, santai aja lagi''. Sinta menuju lemari pakaian dan memilih-milih baju yg bergantung d dalam lemari itu.
''Eeeng,, nggga' apa-apa,, Mba Ririn kok belum bangun? Dia ikutkan kita jalan?.. Hei mba Rin, banguuun banguun''. Aku mendekatinya yg terbujur kaku d atas ranjang.
''Tadi malam dia begadang kali, aku juga ngga' tau mas, soalnya aku kecapean jadi tidur duluan,, Rin, bangun donk, jadi ngga' ikut kita jalan??..''. Sinta menggeleng2kan kepala Ririn supaya bangun.
''Eeeeeeeeh,,Iya iya,,gangguin orang tidur mulu dech kakak ku ini..''. Ririn bangun dan pergi menuju kamar mandi.
30 menit sudah berlalu aku menunggu mereka siap-siap. 1 jam kemudian barulah mereka keluar kamar dan menghampiriku yg lagi nongkrong dekat jendela.
***
Aku, Sintha, dan Ririn masuk ke Taman Anggrek, bolak balik, naik turun, punya banyak duit ne 2 cewek pikirku dalam hati. Tangan kanan & kiriku sudah penuh dengan barang-barang yg dibeli mereka.
''Siin...sudah donk, cape sudah kaki sama tanganku ini kalian tarik kesana kemari,,huuuhft...''. Aku memijat-pijat dengkulku.
''Okke Mas Yud,,sebelum pulang, kita makan dulu ya ke sana''. Sinta menunjuk sebuah tempat makan yg belum pernah kumasuki, karena aku takut makanan disana terlalu mahal bagiku.
''Terserah kalianlah mau kemana,yang penting aku di bayar ya..''.
'' Mas Yud, tenang laaah,,''. Ririn menambahkan untuk meyakinkanku.
Kami bertiga langsung melahap ayam kentucky yg gede,nasi semangkok, dan kuah sop yg rasanya hambar. Dalam hitungan detik langsung kosonglah makanan yg ada d hadapanku, Sinta & Ririn tercengang menatapku dengan raut muka aneh.
''Enak Mas Yud?? mau tambah ya? Mas Yud sudah berapa hari belum makan,,?''. Ririn bertanya dengan serius.
''Ngga' usah,,udah kenyang,, tadi malam lupa makan, pagi tadi cuma makan nasi bungkus di warteg,,, EMmmmm, kalo boleh sih di bungkus aja buat nanti malem..hehe''. Aku membersihkan mulutku dengan tissu.
''Hhhhuuuuuu... Mas Yud Kok rakus yaa..? Baru kali ini aku ketemu cowok makannya aneh kaya' gini, lebih dari Jaim...''. Sinta cemberut melihatku tersenyum-senyum puaass.
***
Pukul 19.00.
Tubuhku seperti di injak-injak sama gajah, saking capenya aku melayani dua sodara cakep itu. Saatnya berbaring di kamar kost tercinta. Aku menjalankan motor SF ku dengan santai.
TIIIT TIIIT TIIIT..
Ada sms masuk.
..Mas, nanti temani kita nonton konser ya!...
Sms Terkirim.
..Okke,, apa sich yg ngga' buat 2 bidadari cantik..
Sms masuk.
.. Mas Yud bisa aja, naksir ya sama adek aq,,?..
Sms Terkirim.
..Jawaban km salah, aq naksir sama kalian berdua..
...
...
Ku tunggu terus ku tunggu balasan sms dari sinta, sampai besok tidak ada balasan. Aku takut dia tersinggung dengan smsku tadi malam. Gawaaat!, bisa kehilangan duit sama cewek nih batinku dalam hati. Besoknya aku melakukan aktifitasku seperti biasa pada hari itu, kuliah, selesai jam kuliah, kerja kerja terus kerjaa...
***
Sabtu 23 April.
Hari dimana waktunya mengantar kakak beradik itu pergi ke konsernya Justin B.
'TOK TOK TOK...WOK WOK WOK...
Ku ketuk-ketuk pintu kamar No 27. Namun tiada sahutan, ku tunggu beberapa menit dulu pikirku. Resah & gelisah aku menunggu di depan pintu, ku coba-coba untuk membuka pintu.
'CEKREK'..
Eh, ternyata ngga' d kunci, aku nyerocos aja masuk ke dalam karena kakiku udah pegel berdiri lama banget. Ku dengar suara gemericik air di kamar mandi, ternyata ada yg lagi mandi, entah Sinta atau Ririn pikirku. Aku duduk aja di kursi dekat Televisi sambil otak atik Hp.
''Eh Mas Yud,,udah lama nunggunya? Rin baru aja abis mandi, Kak Sin tadi keluar mo beli mie gelas katanya''. Ternyata yg keluar dari balik kamar mandi adalah Ririn.
''Wau,,,sangat memukau..''. Aku terkagum-kagum memandang kecantikan Ririn.
Tubuh putihnya yg begitu lembut tidak ada 1 cacat apapun, kaki & tangannya yg tanpa bulu-bulu halus bagaikan gelas yg bening. Lehernya yg jenjang menambah keseksiannya yg masih di usia belia, di balik handuk putih yg singkat ada buah dada yg terlihat jelas masih ranum membuat semua lelaki ingin mengecupnya. Rambut panjang ikal bergelombangnya yg terlihat alami menambah kecantikan wajah Ririn yg cantik alami itu, hidung mancungnya dan tatapan matanya yg selalu membuatku terus mengingatnya setiap mau tidur, kalau saja pembaca pernah liat fotonya Michelle Carvalho model asal Brazil Kekasih dari winger andalan Barcelona FC Alexis Sancez, wajahnya agak mirip-mirip gitu, Sebelas Dua belas lah.
''Ah Mas Yud bisa juga ya ngeGombal,,biasa aja kali, jangan terlalu memuji Rin dech, nanti Rin melayang-layang di daerah jakarta sini lagi''. Ririn tersipu malu dan hendak membuka lemari pakaian yang ada di sebelahku, dengan sigap aku berdiri dan meraih tangannya yg halus.
''Kamu benar-benar cantik, aku suka sama kamu Rin, seandainya saja aku bisa menjadi selir di hatimu, dan kamu mau menjadi selir di hatiku,,,''. Kukecup tangan kanannya.
''Apa'an sich Mas Yud ini, Rin jadi malu, sudah ah, nanti ketauan kakak, aku masih ngga' boleh pacaran, aku takut Mas''. Ririn tertunduk malu.
Ku gapai dagunya dan ku belai, ku tengadahkan ke arahku, tanpa sadar kuberanikan diri mendekati bibirnya yg merekah tipis untuk segera mengecupnya.
'AAHH'.. Dengan hitungan detik aku dan Ririn berciuman, bibir saling bergeseran, lidahpun saling bertautan, terdengar suara-suara kecupan yg semakin membuat panas gejolak nafsu di siang hari ini. Ku gapai pinggang Rin agar aku bisa memeluk tubuh langsingnya, Rin pun segera memeluk tubuhku. Tidak lupa pula ke elus-elus setiap lekuk tubuh lentik Rin, ku pusatkan sentuhan di bagian-bagian sensitifnya, jari jemariku bergerilya mulai dari lehernya yg jenjang, kemudian dada bagian atasnya turun kebawah menuju pahanya, terus ku elus-elus pahanya yg begitu lembut. Ku pusatkan sentuhanku ke paha bagian dalamnya, tanpa sengaja aku ternyata menyentuh sebuah gundukan lembek yg agak basah dan lembut, ternyata Rin belum mengenakan CD nya.
''Aaaach,,, Mas Yuuud,, jangan bikin aku begini,, Akkkkkuuuuuu Takuuuuut,,,''. Rin melepaskan ciumanku di bibirnya, dia mendesah-desah saat aku mainkan Mekinya yg kurasa tanpa ada bulu di daerah sekitar Jabotabek itu.
''Rin,, tenang aja Yah, aku akan bahagia'in kamu...''. Ciumanku beralih menuju dadanya yg bagiku sangat menggairahkan. Masih dalam posisi berdiri, ku tarik kebawah handuk yang membalut tubuhnya otomatis telanjanglah ABG ini dihadapanku, sontak adik kecilku pun ikut mengacung. Ku gendong Rin menuju pembaringan dan kurebahkan dia serta menindihnya dan memberikannya french kiss agar terus merangsang Rin. Dengan perlahan ku raba lagi paha bagian dalamnya dan mengelus-elus Labia mayora dengan jari telunjuk, tanganku yang satunya ikut meremas-remas payudara yg putingnya berwarna merah muda sudah mencuat membuat mulutku ingin segera melahapnya.
''Uuuuuuuuuuuhhhhh,,, kamu apa'in tubuhku ini Maaaasssss, kenapa aku merasakan panas sampai ke kepala... Aahhh Aahhhh''. Rin semakin mendesah kala ku percepat gesekan jariku di mekinya.
Dengan tergesak-gesak, ku lepaskan baju kaos dan celana jinsku, aku tidak mengenakan CD karena sudah terbiasa begitu sejak kecil, akupun juga telanjang dan menurunkan kecupan-kecupan basah menuju ke selangkangan Rin, Tercium aroma khas meki seorang Cewek ABG, aku bisa membedakan aromanya dengan aroma meki miliknya Imel.
''Aaaacchhh!! Achhhhhhh,, jangan disitu Mas,,aku ngga' kuat, gelliiiiiiii....!!''. Sontak Rin mengejang-ngejang saat ku hisap bibir meki dan kumasukkan lidahku menyapu rongga-rongga lorong kenikmatan yang sudah membanjir.
''Aku mau berikan kamu sesuatu yang lebih Rin..''. Ku tindih kembali tubuhnya yang ramping ini. Ku coba mengarahkan batang kontie milikku yg sudah mengacung bagai tiang bendera, 1 tusukan meleset, 2 tusukan meleset juga, 3 tusukan meleset lagi. Setelahku liat ke arah kemaluannya, ternyata telapak tangannya menutupi lobang mekinya.
''Kenapa Rin?kamu jangan takut ya,,,''. Aku berusaha menenangkannya.
''Kita ngga' bisa kaya gini Mas, aku ngga' mau.. Aku suka sama kamu Mas, tapi jangan begini''. Rin berusaha mendorongku dengan lemah. Otakku yang sudah dipenuhi dengan kabut nafsu yang sudah menggebu-gebu mulai menghilang, aku mengenakan pakaian dan beranjak pergi keluar kamar dengan rasa kecewa.
***