Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Rumah Kost no 39 - bu Siska

xmohamed

Semprot Kecil
Daftar
20 Jun 2014
Post
60
Like diterima
275
Lokasi
MABES
Bimabet
Terus terang cerita yang ini kisah bejatku yang kedua. Aku agak lupa tanggal tepatnya. Pokoknya seingatku kejadian ini sekitar dua bulan terakhir sebelum aku pindah kamar kost. Kurang lebih dua tahun setelah aku memperkosa kak Mila.
Bicara tentang kak Mila, setelah kejadian kuperkosa, beberapa bulan kemudian dia pindah ke apartemen. Aku tau dari info pembantu kost, mbak Muji.
Oke, langsung kita mulai ceritaku dengan bu Siska. Seperti biasa, semua cerita apa adanya hanya nama yang aku samarkan.

Aku mengenal bu Siska ini sejak awal masuk kost, beliau kost dengan suaminya, pak Anto. Mereka buka usaha kantin di depan kost. Mereka belum dikaruniai anak. Umur bu Siska tiga tahun lebih muda dari pak Anto yang berumur 39. Aku tahu karena pernah mengobrol dengan pak Anto. Berarti umur bu Siska sekitar 36 tahun, dan umurku saat itu 22 tahun. Bu Siska ini mirip banget dengan artis indonesia Five V, baik posturnya maupun wajahnya. Bu Siska ini orangnya ramah dan baik banget, sayang suaminya agak gak beres, hobi nya judi dan agak kasar. Pernah beberapa kali waktu tengah malam aku lewat depan kamarnya terdengar pertengkaran, bahkan suara tamparan (gak tau deh siapa yang nampar dan ditampar). Tapi pak Anto selalu terlihat baik kalau di depan orang.
Suatu hari aku pulang dugem sekitar jam 1 pagi. Suasana di kost masih hidup, karena waktu itu sedang ada piala dunia 2002. Hampir setiap kamar kudengar suara tv dan beberapa orang didalam sedang tertawa, ngobrol sambil menonton bola. Di koridor dan teras kost tidak ada orang, karena beberapa grup mengumpul di beberapa kamar untuk nonton bareng. Barangkali kalau ada maling juga gak ada yang tau. Nah, saat itu aku masih agak mabuk dan horny banget. Ada satu cewe di kost ini, namanya Diana, dia cantik dan seksi, dia seniorku di kampus, hanya beda jurusan. Kadang aku suka mencuri pakaian kotor seperti bra atau celana dalam yang ada di ember depan kamarnya, buat bahan onani. Kali ini aku ingin mencuri lagi karena suasana koridor sepi. Tapi ketika aku baru mau membungkuk di depan ember Diana, tiba-tiba bu Siska lewat, kebetulan kamarnya ada di ujung sebelah kanan koridor barisan kamar Diana. Aku kaget bukan main dan salah tingkah, takut kepergok bu Siska. Untungnya bu Siska tidak memperhatikan, dia sedang sibuk sms sambil membawa peralatan mandi. Sempat dia juga kaget keberadaan ku di koridor itu,
Bu Siska melempar senyum padaku, dan aku balas tegur sapa, "eh ibu, baru mau mandi bu?" Aku basa basi. Bu Siska hanya mengangguk dan senyum lagi. Setelah melewatiku, kuperhatikan dari belakang, pantat bu Siska ini lumayan montok, dia hanya mengenakan daster putih bermotif kupu-kupu warna krem, daster itu cukup tipis memperlihatkan bayangan celana dalamnya. Otakku langsung ngeres, karena saat itu aku memang sedang horny. Goyangan pinggul dan pantatnya membuat dadaku berdebar, dan seketika aku berpikir ingin mencicipi bu Siska. Kemudian aku ikuti langkahnya diam-diam saat menuju kamar mandi, dan ternyata bu Siska berhenti di lorong utama menuju kamar mandi, dia terfokus sms, mungkin dengan pak Anto. Dan aku langsung membelokkan langkah menuju koridor arah kamarku. Aku berdebar dan bingung mau apa. Akhirnya aku putuskan untuk ke kamar saja.

Setelah di kamar, aku masih terbayang bu Siska, entah kenapa aku sangat bernafsu dengannya. Aku merokok sebatang sambil melamun. Beberapa menit kemudian akhirnya aku pergi sambil membawa peralatan mandi dan berharap bisa ketemu bu Siska di lorong tadi. Tapi bu Siska sudah tidak ditempat. Mungkin sudah mandi pikirku. Ketika aku masuk kamar mandi ternyata tidak ada air, terpaksa aku turun ke kamar mandi lantai satu. Di lantai satu ada empat kamar mandi, tapi hanya dua yang dekat dengan tangga, dua kamar mandi ini bobrok sebenarnya. Apa boleh buat, aku mau yang gampang aja deket tangga. Ternyata ada satu kamar mandi yang kosong, karena satunya ada orang. Di dalam kamar mandi aku masih saja horny, aku ingin mengintip siapa yang mandi, barangkali cewe kan lumayan. Kamar mandi itu terpisah dinding separuh, dindingnya hanya setinggi kurang lebih dua setengah meter, sedangkan plafonnya tiga meter. Sehingga suara guyuran orang mandi sangat jelas. Aku mencoba naik di pinggiran bak mandi supaya bisa mengintip ke ruang sebelah. Dan apa yang kulihat, alamaaaakk... itu bu Siska.

Jantungku berdetak keras sekali, penisku tidak bisa ngaceng, mungkin karena terlalu tegang. Dari atas kulihat bu Siska sedang pipis, ah bodynya mulus, pantatnya bahenol ketika berjongkok di closet. Aku sangat berhati-hati takut ketahuan olehnya. Tanganku sedikit bergetar menahan tubuhku yang menjinjit tembok ini. Ketika bu Siska berdiri aku was-was takut kalau pandangannya ke atas dan melihatku, tapi nafsuku mengalahkan perasaan takutku. Payudara bu Siska montok dengan putingnya yang coklat kehitaman dan lingkar area putingnya pas dengan ukuran payudaranya, pokoknya bentuknya pas dan indah, ibarat mobil dengan velg lebar. Tampilannya luar biasa, cowo mana yang gak ngaceng pasti homo.
Aku mengintip tanpa mengedipkan mata melihat tubuh bu Siska yang aduhai. Dan aku terkejut melihat bu Siska duduk di pinggiran bak mandi, kepalanya menengadah ke atas sambil merem, aku hampir panik kukira dia melihatku. Ternyata bu Siska masturbasi, tangannya masuk ke vaginanya. "Oh damnn....." dalam hatiku. Hatiku makin kacau, penisku mulai mengeras tanpa sadar.
Mungkin kusadari belakangan memang jarang melihat pak Anto pulang, terutama saat piala dunia berlangsung, sehingga kebutuhan seks bu Siska tidak terpenuhi. Pikiranku semakin kacau seiring libidoku yang memuncak. Akhirnya kuberanikan untuk ke ruang sebelah, "tapi apa alasanku nanti?" Gelisahku dalam hati. Setelah mikir ini itu, aku turun dari bak mandi, ambil handuk keluar kamar mandi, lalu aku terdiam di depan pintu kamar mandi bu Siska, antara ragu dan nafsu menggebu. Lalu aku nekat mengetuk pintu kamar mandi bu Siska. Kutunggu beberapa detik, dia bertanya "siapa ya?". Aku menjawab, "Tommy bu, aku mau ambil barang yang ketinggalan sebentar", basa basiku. Mungkin dia bingung, "barang? Barang apa ya?" Tanya bu Siska heran.
aku diam beberapa detik, dan ketika dia membuka sedikit pintu kamar mandi, aku langsung menerobos ke dalam, bu Siska sangat kaget, belum sempat dia bersuara sudah kubekap mulutnya. Tenagaku yang sudah dirasuki setan semakin perkasa rasanya. Bu Siska meronta sambil melotot melihatku. Aku berbisik, "aku liat bu Siska lagi masturbasi kan..". Tanganku satunya memutar memeluk bu Siska dari belakang. "Ibu jangan teriak, aku sudah rekam bu Siska mandi tadi dari atas" kataku berbohong. Bu Siska kaget dan ketakutan. Kulepas pelan-pelan bekapanku, dan bu Siska berbisik setengah teriak "kamu mau apa!?". Aku hanya diam dan melihatnya penuh nafsu. Suara air kran kamar mandi itu cukup deras menenggelamkan kegaduhanku di kamar mandi itu. Apalagi penghuni kost yang lain sibuk dengan nonton bola, suara volume tv yang keras ditambah suara kran air ini makin membuatku leluasa untuk bertindak kasar. Bu Siska menutup payudaranya dengan kedua tangan sambil ketakutan melihatku. Tanpa pikir panjang aku pegang badannya dengan kasar kubalikkan ke arah bak mandi, tangannya menahan pinggiran bak mandi. Posisinya membelakangiku, dengan cepat aku menunduk menjilat pantatnya, lalu ke arah vaginanya. Bu Siska sangat panik dan risih, tangan satunya meraih kepalaku seolah ingin menyuruhku berhenti berbuat gila. "Tommy, apa-apaan ini, jangan begini!" Teriaknya, tapi aku tidak perduliii. Kutusuk vaginanya dengan lidahku sehingga bu Siska menggelinjang "ohh.. aduh, stop!".
Aku benar-benar seperti kesurupan, tidak takut sama sekali dan tidak berpikir panjang, karena aku yakin setan mendukungku.

Bu Siska masih berontak, tapi aku sangat yakin kalau dia akan menerima perlakuanku ini. "Tommy..! Nanti saya bilang suami .. ahhh..." ucapannya belum selesai sudah kusodok lagi vaginanya dengan lidahku. Semakin lama lidahku terasa asin, karena cairan vaginanya sudah keluar. "Bu Siska, aku tau, ibu lagi kepengen kan?.. aku juga bu" kataku dengan penuh nafsu. Kubalikan tubuh bu Siska menghadapku dan kupeluk, lalu kugendong kududukkan dipinggiran bak mandi, tanpa berhenti sedikitpun aku menjilati tubuhnya sebisaku. Dengan posisi ini aku mudah menjilati payudaranya, dan tanpa sadar dia memegang kepalaku menahan posisi menyusui. Mungkin dia tersadar beberapa detik kemudian bahwa kejadian ini tidak boleh terjadi, sehingga dia menolak kepalaku dengan kedua tangannya agar menjauh dari payudaranya. "Ayolah bu Siska, sekali ini aja kita ML, dan jangan cerita siapa-siapa" bujukku. "Sinting kamu..!" Bentaknya. Lalu kupeluk pinggangnya dengan tangan kiri, dan tangan kananku memegang vaginanya, jari tengahku ku colok ke dalam bibir vaginanya. Seketika bu Siska mengeluh agak panjang, "ahhh.. shh", sambil tangannya mencengkram tanganku. Sementara jariku masih mencolok vaginanya, aku menciumi lehernya, dada atasnya, pundaknya, terus berpindah ciumanku seperti anjing kelaparan.

Kurang lebih sepuluh menit cumbuan paksa ini berlangsung, dengan jariku yang terus menancap di vaginanya. Tidak cuma kusodokkan jariku, tapi jariku menekuk dan memutar-mutar , atau istilahnya 'ngobel'. Bu Siska menjadi terangsang, tetapi otaknya masih sadar untuk mengendalikan diri, dengan terus berontak. Setelah itu kucabut jariku dari vaginanya, aku memegang kepalanya dengan kedua tanganku, dan kucium paksa bibir seksi bu Siska. Kedua tangannya memegang tanganku untuk melepaskan cengkramanku yang kuat. Aku sudah terlanjur gemas dan nafsu sekali, penisku sudah tegak dan keras, handukku terlepas karenanya, aku tak peduli. Aku masih memegang kepalanya dengan posisi telapak tanganku memegang pipinya, kuciumi lehernya, dagunya, bibirnya. Lalu turun aku memegang pinggangnya, kucium dadanya, perutnya, bu Siska sekarang memegang kepalaku, menahan kepalaku yang liar. Kubalikkan lagi tubuhnya menghadap bak mandi, kedua tangannya memegang pinggiran bak mandi, posisi bu Siska agak membungkuk, gak pake lama langsung kuarahkan penisku ke liang vaginanya. Bu Siska sempat memohon, "jangan Tom.. tolong". Aku makin gila melihat tubuhnya dari belakang, pinggulnya kecil, pinggangnya membulat, dan pantatnya besarrrr. Ahhh. Mantapp.
Ketika penisku menempel pantatnya, bu Siska menggeserkan pantatnya kanan dan kiri, sehingga penisku pusing rasanya, ibarat mau nendang bola ke gawang, tapi kipernya lincah. Jadi gemes.
Akhirnya kutempelkan saja kepantatnya, kutempel rapat. "Anjingg! Empuk banget bokongnya, enakk" dalam hatiku membatin. Kugesekkan keatas kebawah penisku di belahan pantatnya. Duh rasanya sulit diungkapkan dengan kata-kata. Ini bokong paling kenyal dan besar yang pernah kunikmati.

Perlawanan bu Siska mulai melemah, posisi kini sama-sama berdiri tegak, aku memeluk dari belakang, tangan kiriku memeluk perutnya, tangan kananku meremas kedua payudaranya secara bergantian, sementara penisku masih menempel di pantatnya dan terus kugesek naik turun. Kepala bu Siska tegap menyandar pundakku, aku menciumi kupingnya dari posisi belakang ini, kujilati kupingnya. Tangannya mencengkram tanganku sambil menahan desah, "hmmff.. hmmf". Kulihat dia mengigit bibir bawah, matanya terus memejam. Dia masih sempatnya berusaha menyadarkanku supaya tidak meneruskan perbuatan ini. Hmm... maaf tidak bisa... tidak bisaa. Lagi enak gini kok disuruh berhenti.. bercanda dia apa.... batinku. Hahahaha.
Aku memeluk dia dari belakang dengan kedua tanganku di perutnya yang agak berlemak, tapi bentuk pinggangnya ramping. Kuciumi lehernya dari belakang, kujilati belakang daun telinganya, lalu aku berbisik, "bu Siska, nunduk dong" sambil kutekan punggungnya mengisyaratkan 'doggy style'. Bu Siska seperti orang teler, matanya sayu sambil menjawab pelan "aa...?", dia seperti terhipnotis, nurut saja menunduk, kemudian kakinya melebar memasang posisi bertahan. Segera penisku yang sudah gak sabaran ini kutempelkan di selangkangannya, posisi dari belakang ini paling kusuka. Kugesekkan lagi penisku di pertemuan antara bibir vagina dan pantatnya. Bulu jembutnya tebal tapi halus, cairan penisku sudah banyak keluar membasahi pantatnya sampai mengkilap. Aku kasian dengan penisku yang sudah ngiler dari tadi. Mulai kubenamkan kepala penisku di vaginanya. Seketika bu Siska berbisik "pelan.. Tom.. ". Membuatku tersenyum geli.

Kepala penisku kumasukkan kemudian kukeluarkan, kumasukkan lagi, dan ku keluarkan. Bu Siska agak kegelian, dan mendorong pantatnya ke arahku, seolah tidak sabar menyuruhku untuk berhenti main-main dan segera memasukkan batang penisku. Akhirnya kumasukkan penisku dengan mantap dan perlahan, diiringi suara bu Siska tinggi mengeluh panjang, "ssh, ahhhh...".
tanpa kesulitan membenamkan penisku di vagina bu Siska yang sudah licin karena cairan vaginanya. Lalu kudiamkan beberapa detik batang penisku tenggelam sepenuhnya di liang vagina bu Siska. Vaginanya sudah tidak rapat, mungkin karena terbiasa dengan penis pak Anto yang lebih besar dari punyaku. Tapi aku merasakan vagina bu Siska berkedut, memijit halus batang penisku, lalu aku tarik keluar perlahan, "mmhhhhh...." suara nada tinggi ngeluhan bu Siska. Kemudian berbalik kusodokkan dengan cepat sampai tubuh bu Siska agak kaget diiringi suaranya yang tertahan, "ohh..", lalu kutarik perlahan penisku, dan kusodok lagi dengan cepat, terus berulang seperti itu, sampai akhirnya kupercepat iramanya sehingga berbunyi tepukan antara pahaku dan pantatnya yang montok itu. Posisinya kini sudah seperti diatas awan, aku melayang kenikmatan. Kupegang pinggang bu Siska dari belakang ini sangat nikmat sekali sambil aku terus mengayunkan penisku bertubi-tubi. Ahh.. enak sekali doggy style.

Lumayan lama aku bersenggama dengan posisi ini, mungkin sudah lima belas menit atau mungkin lebih, sampai peluh membasahi kami berdua. Kupikir ini gara-gara masih efek mabukku dari dugem sehingga ejakulasiku cukup lama dari biasanya. Semakin lama semakin becek vagina bu Siska, aku tahu dia pasti sudah orgasme beberapa kali. Kurasakan kedua kaki bu Siska mulai gemetaran ketika penisku sangat basah di dalam liang vaginanya. Ya.. pasti dia orgasme... batinku.
Cukup lelah dengan posisi doggy ini, akhirnya aku meminta tukar posisi dengan bu Siska, aku duduk di pinggiran bak mandi, bu Siska tetap membelakangiku, kali ini posisinya seperti sedang memangku bu Siska. Kulihat bu Siska sudah terhanyut oleh zinah ini. Dia sangat menikmati. Kadang dia latah,"ahh.. enak mas..". Mungkin terbayang ML dengan suaminya, pak Anto. Kedua tangan bu Siska dari tadi agak sibuk mencari posisi untuk menopang tubuhnya supaya bisa mengayunkan vaginanya naik turun melayani penisku. Karena posisiku duduk dipinggir bak mandi dengan kedua tanganku juga menahan dipinggiran bak mandi. Posisi ini memaksa bu Siska berkerja keras untuk kenikmatan bersama.

Ketika kurasakan sudah dekat ejakulasiku, aku meracau tidak karuan, "bu Siska.. terus...ahh.. enak memekmu". Bu Siska terus berusaha naik turun terus melayani penisku, walaupun sesekali kakinya gemetar saat dia orgasme. Kalau kuhitung mungkin sudah sekitar enam kali dia orgasme. Selangkanganku sampai banjir oleh cairan bu Siska. Aku kemudian memeluk bu Siska dari belakang dengan erat sambil berbisik, "ayo bu Siska... terus ... ahh. Enak". Kubantu menggenjot dengan posisi duduk ini supaya penisku menyodok lebih dalam dan terus. Sambil memeluk dari belakang tanganku meremas kedua payudara bu Siska. "Terus bu Siska... ahh. Enak banget..". Bu Siska dari tadi berusaha menahan suara kenikmatan karena takut kedengaran orang lain sehingga terus berbisik dan mendesah. Semakin membuatku gila perzinahan ini. Baru kusadari pantatku dari tadi dingin, rupanya bak mandi sudah penuh dengan kran yang terus mengucur. Lantai kamar mandi hampir menggenang. Aku menikmati amat sangat ML ini. Akhirnya beberapa detik sebelum keluar aku berbisik, "mau keluar nih... ahhh. Di dalem aja yah..". Bu Siska seperti orang yang sedang 'on' mabuk, dia hanya bengong bersuara pelan "aa...?" , matanya merem melek. "Boleh ya.. keluarin dalem.." bisikku. Bu Siska seperti hilang kesadaran logikanya, dia hanya mengangguk sambil terus mengayun vaginanya naik turun. Tidak lama kemudian air maniku menyembur deras di dalam liang vagina bu Siska. Saat itu aku berhenti bergoyang, dan memeluk bu Siska dengan erat. Bu Siska pun berhenti mengayun, dia menikmati semburan air maniku di dalam liangnya. Kedua tangannya memegang payudaranya sendiri dan meremas. Setelah beberapa semburan air maniku, bu Siska menggoyang pinggulnya pelan, memutar seperti mengaduk adonan. Ohhh nikmat sekali pelayanan bu Siska.... penisku benar-benar dimanja.

Setelah cooling down beberapa detik, bu Siska berdiri dan terlepaslah penisku yang sudah loyo dari bibir vaginanya, terlihat lendir masih menjuntai seperti keju pizza yang masih panas ketika diangkat. Lalu bu Siska berbalik badan ke arahku, aku berdiri dan memeluk bu Siska, lalu dia mencium keningku. Payudaranya yang kenyal terjepit oleh tubuh kami berdua. Bu Siska mengusap kepala ku sambil mencium pipiku, dan berkata, "lain kali jangan begini lagi ya.. Cukup sekali ini aja". Lalu dia mengambil peralatan mandi, membungkus handuk dan keluar kamar mandi.
Sempat dia terkaget, "lho ,ini pintu gak dikunci dari tadi?!" Bisiknya padaku. Aku hanya tersenyum nakal. Bu Siska melihatku tanpa ekspresi, lalu dia pergi.

Sumpah, aku lemas sekali saat itu, kehabisan tenaga. Akhirnya aku mandi sebentar dan kemudian tidur sangat pulas. Kuliahku bablas pagi itu.






The NEXT victim
https://www.semprot.com/threads/1067567?-Rumah-Kost-no-39-Lusi
 
Terakhir diubah:
Sejak kejadian terakhir berlangsung kurang lebih sebulan. Waktu itu sudah mulai masuk bulan puasa.


Nah Ane lagi ngerjain tugas kuliah di kamar. Saking stress ya sampe laper. Tiba2 ane kepikiran bu Siska. Maklum gan kalau stress ane bawaannya sange.

Pas sudah waktunya buka puasa.. Lalu ane sms ke kantin bu Siska pesan makanan. Sebelumnya ane memang jarang pesen dari kantin bu Siska. Kali ini dengan maksud bisa bertemu bu Siska lagi. Biasanya bu Siska yang nganter makanan, tp kali ini ane kaget dan agak gugup karena yang nganter kali ini pak Anto. Pintu kamar kos ane selalu terbuka. Beliau tiba2 sudah muncul di depan pintu kamar ane membawa nampan penuh dengan pesanan ane. Nasi tempe orek, usus, telor balado, toge, pisang plus es teh manis.


"permisi mas... Pesenannya nih" sapa pak Anto.


"oh.. Iya... Eh makasih pak" jawab ane.


"wah.. Mas rajin banget ya orangnya" sambil melihat meja ane yang penuh kertas tugas kuliah.


Ane hanya tersenyum mengangguk. "iya ane juga rajin pengen entotin bini ente" batin ane dalem hati.


"taruh dimana nih mas.." tanya pak Anto.


"oh anu.. Di sini aja pak" jawab ane sambil menunjuk lemari pendek di dekat kasur ane.


Setelah meletakkan pesanan di atas lemari pendek. Beliau langsung menuju pintu keluar..


"dah mas kerja saja dulu. Bayarnya nanti.." kata pak Anto sambil senyum melangkah keluar kamar.


Ane hanya tersenyum dan mengangguk merespon beliau. Sungguh agak gak enak hati sama pak Anto yang baik banget. Padahal ane dah 'make' bu Siska. Tapi ane berusaha cuek aja. Sambil lanjutin bikin tugas. Ane sedikit kecewa tidak ketemu bu Siska saat itu.


Kurang lebih 15 menit ane ngerjain tugas, ane menyantap makanan sambil nyetel film bokep semi. Setelah selesai makan. Ane makin sange.. Kemudian ane mulai ambil baby lotion trus matiin lampu kamar.


Sekitar 10 menit.. Tiba2 pintu kamar diketuk.


Ane agak kaget mendadak berhenti nyoli. Terdiam mendengar suara itu. Sebelah kamar ane ada beberapa anak kos yang lagi pada ngumpul bermain gitar. Ane jadi agak kurang yakin mendengar ketukan pintu tadi. Beberapa detik kemudian..


"misi.. Mas.. Piringnya udah?" tanyanya.


Lah itu kan suara bu Siska batin ane kaget campur girang. Spontan ane langsung bangkit dari kasur naikkin celana menuju pintu. Pas ane buka. "yaa ampunn" dalem hati ane. Bu Siska nafsuin banget. Pakai daster kuning bunga terlihat tali BH nya warna hitam dengan rambut disanggul ke atas. Beliau sedikit keringatan karena memang cuaca yang agak panas malam itu. Tapi wangi badannya menusuk naluri kejantanan ane.


"eehh.. Bu Siska..." sapa ane grogi.


Bu Siska hanya tersenyum kecil sambil matanya melihat sekeliling ruangan mencari nampan piring dan gelas di kamar ane.


"baru kelihatan bu.. Tadi kemana" tanya ane.


"Iya nih. Pas buka puasa tadi rame ngelayanin pembeli.. Permisi ya" jawabnya masuk kamar dengan sikap biasa saja seolah tidak pernah ada sesuatu diantara kami.


Saat dia mengambil nampan piring di atas lemari pendek ane melihat tubuh bu Siska dari belakang. Dasternya tidak mampu menutup lekuk tubuhnya. Samar2 ane melihat lekukannya, bokongnya, dan bayangan celana dalam hitam itu. Spontan otong ane langsung ngaceng dengan mantap.


Saat ane memberanikan diri memegang tangannya.. Beliau menatap ane dengan tajam.


"mas.. Jangan macem2 ya.." serunya.


Ane kaget tapi masih menggenggam tangan mulusnya.


"nanti saya teriak loh.." beliau mengancam.


Mendadak ane melepaskan tangannya. Ane takut dan grogi. Hanya menunduk dan tersenyum kecut.


"mm.. Ma.. Maaf bu" jawab ane spontan.


Kemudian bu Siska berjalan keluar tanpa menengok kebelakang sekalipun.


Ane hanya bengong di depan pintu menatap bu Siska dari belakang yang berjalan semakin jauh diikuti otong ane yang seketika menunduk dengan perasaan kalah.

Lalu ane sms bu Siska mau bayar makanan yg tadi ane pesen. Dan beliau membalas dengan dingin bahwa ane disuruh ke bawah langsung bayar di kantin. Ane tidak membalas lagi. Ane kecewa dan tiduran di kasur.

Setengah jam kemudian sebelah kamar kebetulan hening. Sudah tidak ada suara gitar lagi dari kamar sebelah.

Samar2 terdengar debat dibawah. Ya.. Itu suara bu Siska dan pak Anto. Kantin bu Siska ada di seberang kost ane. Dan posisi kamar ane kan ada di lantai 2 paling depan. Sehingga dari balkon dapat melihat jalanan depan termasuk kantin bu Siska. Tapi saat itu ane diem2 di depan pintu kamar menguping di balkon dengan posisi menunduk supaya tidak terlihat.

Ane mendengar percakapan bu Siska dengan pak Anto mengenai tagihan makanan ane tadi. Bu Siska lupa menagih. Pak Anto menyuruh bu Siska sekalian mengambil piring yang ada di kamar2 lain di kos ini. Ane denger bu Siska menolak. Namun pak Anto memaksa. Kayanya pak Anto yg menang. Aku mengintip dari celah pagar balkon. Ane ngeliat bu Siska dengan wajah cemberut berjalan ke arah kost ane. Dari atas ini ane melihat belahan toket bu Siska. Kedua toket berguncang ketika jalan kemari. Ohh indah banget. Otong ane langsung mulai bangkit.

Benar saja gak lama suara langkah bu Siska mendekat. Ane rebahan diranjang dengan pintu kamar terbuka. Sengaja ane gak pakai celana dalam. Otong ane nongol dibalik celana. Ane merem pura2 tidur.

"misi.. Mas Tommyy" suara bu Siska sambil mengetuk pintu kamar ane.

Tiba2 suara anak kos sebelah kamar ane mulai rame lagi sekitar beberapa orang pada ngobrol dan ketawa, jadi ane pura2 gak kedengeran suara bu Siska.
Samar2 ane ngintip dengan mata tetep pura2 merem. Ane liat bu Siska seperti ragu mau melangkah masuk kamar. Beliau ternyata melihat otong ane yg ngaceng dibalik celana.

"misi... Mas.. mau nagih" sambil mengetuk pintu kamar bu Siska berusaha membangunkan ane.

Karena ane pura2 tidur jadi ane cuekin aja. Tapi sambil mata tetep pura2 merem ngintip.

Bu Siska mulai melangkah masuk ke kamar ane yang gelap. Sengaja tadi ane matiin lampu. Hanya cahaya dari luar kamar yang menyinari kamar ane jadi remang2.

"mass.. Mau nagih" suara bu Siska menggoyangkan bahu ane. Tapi sesekali matanya melihat lagi ke celana ane yang nyembul karena otong ngaceng.

Lalu ane pura2 baru bangun. Dan kali ini bukan pura2... Ane langsung terbelalak melihat belahan toket bu Siska jelas.. Karena doi menunduk waktu membangunkan ane.

Bu Siska sadar melihat mata ane menatap toketnya. Doi langsung tegap tangannya memegang dada.

"sori.. Mas.. Aku mau nagih" katanya..

Tanpa ba bi bu... Ane langsung tarik tangannya sampai doi jatuh ke atas badan ane.

"mas..! Apaan sih!" jeritnya..

"bu Siska.. Aku kangen" bisik ane sambil ane peluk dia terus tangan kanan ane ngeremes pantatnya..

"ahhh.." desah bu Siska sambil melotot.

Lalu ane mulai ciumin lehernya..

Bu Siska langsung berusaha bangkit dari kasur. Meronta sekuat tenaga. Tapi apa daya. Nafsu bejat ane lebih bertenaga.

"ck..! Ah. mas... Aku teriak loh.." kata bu Siska sambil tangannya berusaha mendorong dada ane.

Langsung aje ane keluarin jurus sakti ane...

Ya..! Tangan kanan ane langsung merayap kebawah daster.. Tangan kiri ane tetep meluk bu Siska.

Mata bu Siska melotot terkejut.

Tangan ane berhasil menerobos ke celana dalamnya. Dan jari2 sakti ane mulai beraksi. Jari ane lincah menyelinap dibalik celana dalam itu.. Langsung mengarah ke bibir meki nya yang tembem subur ditumbuhi jembut halus.

"oh.. Shh" bu Siska merem seperti menahan. Tangannya mencengkeram kedua lengan ane.

"mas.. Jangan dong.." lirihnya. Bu Siska menatap ane sambil menggelengkan kepala.

Ane sudah kesetanan.. Gak peduli.
Ane ciumin lagi lehernya, belakang kupingnya..

"ahhh... Mas... Jangan" desah bu Siska. Tangannya yang mencengkeram mulai melemah.

Jari tengah ane sudah masuk ke meki tembem itu. Dan ane mulai colok2in meki nya sambil jilatin kupingnya.

"AHH.. SSH.." bu Siska setengah menjerit sampai badannya menggelinjang.

Gak lama kemudian jari ane ngerasain meki nya mulai basah. Tapi tetep ane gak kasih kendor. Colok terus..!

Badannya bergetar menahan nikmat.

Ane berguling sampai posisinya sekarang ane menindih bu Siska. Ane ciumin toket bagian atas yang menyembul di bagian atas daster itu. Wangi, empuk, wah pokoknya ajib dah.. Lalu ane gesek2in otong ane sambil ciumin toket sama ketek nya. Tangan kanan ane tetep setia colok2in meki tembem itu. Tangan kiri ane mencengkeram leher bu Siska.

"ughh... Mas... Kok gini lagi.. Sih" desahnya sambil merem melek.

Pintu kamar ane masih terbuka lebar. Kalau aja ada yang lewat sudah pasti akan melihat pemandangan ane yang sedang memperkosa bu Siska.

Padahal sebelah kamar ane terdengar ada banyak orang lagi pada ngobrol ketawa ketiwi.

Nafsu ane semakin menjadi dengan kondisi ini. Adrenalin ane terpompa. Dan ane yakin pasti bu Siska juga sama.

"bu.. Aku masukin ya memek ibu" ane berbisik sambil jilatin kupingnya. Tangan kanan ane terus konsisten colok meki nya sampai basah banget.

"mmhh.. Shh mmhh sshh..." bu Siska agak keras mendesah sambil merem. Doi gak mau jawab 'iya' tapi juga tidak berusaha berontak. Hanya meronta ringan.

Tangan kiri ane menarik tali dasternya berikut tali BH nya kesamping sampai kuku ane sedikit menggaruk bahu nya. Trus ane tarik sampai ke siku tangannya sehingga toketnya nyembul keluar bergoyang.

Wadohh..! Alamakjang! Ane kangen banget liat toketnya yang besar dan lembut kenyal gitu. Ahh.. Sempurna.

Langsung aja ane kenyot toketnya itu. Ane jilatin pentilnya. Lidah ane berputar di sekeliling pentil sambil sesekali gigit2in.

Bu Siska seperti kena hipnotis. Dia terdiam matanya merem sambil mulutnya menganga.. Mendesah.

Tangannya menjambak rambut ane.. Sambil mendesah terus. Sesekali doi melotot ke ane. Seolah mau marah tapi ketahan sama rasa nikmat.

Tangan kanan ane berhenti mencolok meki bu Siska. Lumayan cape jari ane.. Trus ane pegang tangan kiri bu Siska, ane arahin ke dalam celana ane supaya megangin kontol ane.

Bu Siska seperti ragu. Setengah hati dia megang kontol ane. Sementara tangannya yg kanan mencengkeram sprei kasur ane. Wajahnya sudah agak keliatan keringetan. Rambutnya acak2an. Membuatnya terlihat makin napsuin.

Ane bangkit dari kasur... Trus ane tarik tangan bu Siska supaya dia juga bangkit berdiri.

Bu Siska dengan agak malas terpaksa bangun dari kasur. Dan ketika bu Siska sudah berdiri langsung ane pelorotin dasternya kebawah, nyangkut dipinggangnya yang agak lebar dan pantatnya yang montok.

"aduh.. Mas.. Jangan dong" bu Siska memelas.

Ane jongkok lalu pelorotin lagi dasternya sampai kebawah jatuh ke lantai. Lalu ane gesek2in jari tangan ane ke meki nya yang masih ketutup celana dalem hitam berenda.

Kedua tangannya memegang pundak ane yang lagi jongkok di depan meki nya.

Ane mendongak ke atas menatap bu Siska. Wajahnya terlihat sendu, cemas, sedih. Tapi dengan keringat dan rambut yang agak berantakan malah terlihat semakin seksi.

Lalu ane berdiri memeluk bu Siska sampai mundur ke dinding kamar dekat pintu.

"mas.. Sudah dong. Jangan gila.. " kata bu Siska.

"Aku pengen keluarin di badan ibu" kataku membalas sambil mencium lehernya. Tanganku yang kiri meraba toketnya yg masih terlindung BH hitam berenda. Tangan kanan ku memeluk dibelakang punggungnya sambil melepas kait BH itu.

Kedua tangan bu Siska menahan dada ane. Seketika dia terkejut BH nya sudah terlepas, spontan tangannya menekuk menutup toketnya sehingga BH nya masih terjepit di lengannya.

"jangan mass.." kata bu Siska sambil menggelengkan kepalanya.

Ane langsung jongkok sambil menarik turun celana dalamnya dengan cepat. Sampai gak sengaja kuku ane ngegaruk samping pantat sampai paha montoknya itu.

Bu Siska menjerit karena kaget. Tangannya mau nahan celana dalamnya tapi telat, celana dalamnya sudah sampai mata kaki. Yang ada malah BH nya melorot karena terlepas dari jepitannya. Ane langsung berdiri sedikit kenyot in toketnya sebelah kanan. Ane emut..

Tidak lama suara kamar sebelah mendadak sepi..

......

"Tom.. Lagi kenapa lu.." suara Rudi di sebelah teriak menanyakan ane.

".. Gak apa. Kesandung!" jawab ane teriak.

Bu Siska grogi ketakutan kalau ada yang melihat.

Pintu kamar ane tendang ringan pake kaki supaya sedikit tertutup. Ane gendong bu Siska supaya duduk di lemari pendek ane. Tingginya pas 80cm. Ketika bu Siska terduduk posisi mekinya pas setara dengan kontol ane.

Ane secepatnya buka celana. Lalu memegang kedua kaki bu Siska supaya mengangkang. Kedua tangan bu Siska kebelakang menahan badannya.

Tangan kanan ane megang kontol lalu ane arahin palkon ke bibir meki nya. Ane gesekin kaya gesekan kartu kredit. Berkali-kali sampe ada suara becek karena basah banget.

Bu Siska terlihat pasrah. Mau nolak tapi kelihatannya dia juga kepengen.

Matanya terus menatap kontol ane

Menunggu detik2 pencoblosan..

Ane ciumin bibir bu Siska. Awalnya kepalanya agak mundur berusaha menghindar bibir ane. Tapi karena posisinya sulit akhirnya bibir kami bertemu. Ane ciumin sampe lidah ane bermain menerobos mulutnya. Gak lama bu Siska mengikuti permainan.. Membuka sedikit mulutnya saat kami terus berciumam. Lidah nya juga bermain menyahut lidah ane. Kami saling mengulum.

Diam2 kontol ane yang sudah keras mantap dah parkir persis di depan lubang meki. Sekali dorongan... Langsung kontol ane masuk...

Bu Siska menjerit tertahan karena kami sedang berciuman melumat bibir.

Ane terus dorong kontol ane pelan makin dalem... Makin dalem... Makin dalem..

Sambil berciuman bu Siska merem merasakan kontol ane

"mmhh... Mmhh" suara desahannya yang tertutup bibir ane.

Lalu ane tarik mundur kontol ane separuh. Trus ane dorong lagi... Dan terus begitu...

Bu Siska sudah tak kuasa menolak ane.. Pinggulnya ikut bergoyang mengikuti irama sodokan kontol ane.

Sekilas bayangan orang lewat depan kamar ane karena cahaya lampu dari luar yg masuk. Pintu kamar aneh yang tertutup separuh membuat adrenalin semakin memuncak.

Ada orang lewat sambil telepon.. Ada pula yang lewat mau ngambil jemuran. Tapi untungnya tidak ada satupun yang masuk kedalam kamar ane.

Posisi ane sama bu Siska mepet ke tembok samping agak ngumpet dibalik pintu yang masih terbuka separuh.

Ane terus genjotin bu Siska dengan lembut dan cepat.

"mmhh.. Mhhh.." kami sama2 mendesah sambil berciuman.
Diikuti gerakan kami yang seirama.

Sesekali ciuman kami terlepas.. Bu Siska mendesah lepas tapi agak berbisik

"oh.. Sshh.." matanya terpejam. Badannya terus bergoyang karena sodokan ane..

"bu.. Memek bu Siska enak banget" bisik ane.

Bu Siska tidak menjawab. Dia hanya diam saja menikmati sodokan kontol ane.

Sekitar hampir 20 menit dengan posisi itu bu Siska kelihatan pegel.. Kedua tangannya lalu merangkul di leher ane. Kepalanya mengadah keatas seolah memberi kode untuk mencium lehernya.

Ane mencium lehernya, trus pipinya. Sambil tangan kanan ane meremas toketnya. Tangan kiri ane masih menggendong pahanya yang sedang mengangkang..

Ane berhenti dan mencabut kontol ane. Pas ane cabut keliatan lendir menjuntai antara palkon sama meki bu Siska.. Seperti keju mozzarella.

Lalu ane gandeng bu Siska menuju meja kerja ane yang menghadap jendela persis disamping pintu yang sedang terbuka separuh itu. Ane suruh membungkuk tengkurap diatas meja dengan posisi berdiri. Dari belakang ane melihat lekuk tubuh bu Siska yang sangat aduhai... Pantatnya besar dan kenyal ane usap..

Pas ane remas pantatnya bu Siska mendesah tertahan. Ane tidak bisa melihat wajahnya. Karena posisi ane dari belakangnya. Trus ane langsung lanjut serangan ke dua yang seperti doggy style ini.

Ane arahin kontol ane yang sudah mengkilap basah dengan lendir ini nempel ke belahan pantat, ane gesekin palkon ane dari belahan pantat sampe bibir meki. Naik turun terus ane gesek.

Kedua tangan bu Siska memegang pinggiran meja ane masing2 sebelah kanan dan kiri. Toketnya yang besar terhimpit karena menempel meja, sehingga dari belakang toket besarnya itu kelihatan.

Bu Siska menengok ke arah keluar pintu khawatir ada yang lewat.

Gak pake lama. Ane ludahin kontol ane terus langsung masukin ke dalem meki bu Siska..

Aduuhhh nikmat banget...!

Kedua tangan ane meremas pantatnya sambil pinggang ane maju mundur menyodokkan kontol ke dalam meki bu Siska yang tembem itu.

"ouhh... Shh" bu Siska mendesah

"Ahh... " ane balas mendesah kenikmatan

Sodokan ane makin lama makin kenceng. Tangan ane tetep pegangan mencengkeram pantatnya yang besar itu.

"ouh.. Shh..... Ohh... Shh." desah an bu Siska makin cepat seirama dengan kecepatan sodokan kontol ane.

Meja kerja ane sampe sedikit bersuara membentur dinding.

'Dug.. Dug.. Dug..' seiring dengan goayangan sodokan ane.

Bu Siska dan ane Sama2 memandang ke arah keluar pintu sambil terus ngentot.

Ane berdebar takut ada yg lewat.

Suara tepukan pantat bu Siska dengan pangkal paha ane terdengar 'plak.. Plak... Plak..' seketika ane pelanin supaya gak kekencengan suaranya.

Bu Siska menahan suara desahannya sampai seperti berbisik

"hmmff.. Sssh.. Hmmf... Shh.."

Kedua tangan ane yang dari tadi mencengkeram pantat bu Siska itu kemudian naik memegang pinganggnya yang agak kecil..

Alamakk... Megangnya mantep. Melihat tubuh bu Siska dari belakang yang seperti body gitar sangat indah. Setiap sodokan masuk kontol ane pantatnya bergoyang seperti puding.

"hmmfsss. Sshh... Hmmf... Sshh" bu Siska terus menahan desahan kenikmatan.

Sekitar 10 menitan.. Ane berhenti...

Karena ada suara langkah kaki mendekat ke arah kamar..

Ane tarik tangan bu Siska berdiri dengan posisi kontol ane masih nancep didalam mekinya. Posisi ane nempel dibelakang bu Siska berdiri separuh jongkok karena postur ane yang lebih tinggi dari bu Siska.

Ane ama bu Siska lalu berjalan merapat ke belakang pintu.

Bu Siska merapatkan tubuhnya menghadap dinding kamar di dekat pintu. Ane berhenti menyodok. Ane terdiam dengan kontol masih tenggelam di dalem. Ane merasakan denyutan memek bu Siska.

Nikmatnya luar biasa.

Namun tiba2 yang bikin kaget. Suara pak Anto..

"mas Tommy.. Permisi"

Ane kemudian mengintip nongolin kepala dari balik pintu karena lagi bugil.. . Eh.. Lebih tepatnya lagi bugil dan ngentot position. Ngentotin bininya.

Bu Siska terdiam menoleh kebelakang ke arah ane sambil menutup mulutnya. Matanya melotot panik. Kontol ane mulai agak lembek.

Ane tetap memeluknya dari belakang. Sementara kepala ane nongol dibalik pintu untuk melihat pak Anto..

"ya pak? Sori abis mandi nih belom pake baju" jawab ane nyengir dengan santai.. Padahal jantung ane berdetak sangat cepat dan keras..

"oh.. Ya nda apa2 mas." pak Anto senyum

"anu.. Mas liat bu Siska ndak ya?" tanya nya.

Ane menggelengkan kepala

"enggak tuh pak" jawab ane.

"Ohhh ya udah deh. Makasih mas" pak Anto pamit berjalan menuju kamar sebelah. Mungkin menanyakan pada kamar sebelah mengenai bu Siska.

Semua gak ada yang tau kalau bu Siska lagi gw entot.

Oke. Lalu setelah itu ane tutup pintu kamar. Kali ini tertutup rapat.

Ane langsung memeluk bu Siska dari depan trus mengemut toketnya dengan buas. Bu Siska yang sudah dikuasai nafsu hanya pasrah mengikuti libidonya..

Bu Siska memegang kepala ane menjambak rambut ane.. Sambil mendesah

"shh.. Ayo mas.. Cepet keluarin" bisiknya..

Ane semakin beringas mendengar perkataan itu. Lalu ane minta bu Siska ngadep belakang lagi. Trus agak bungkuk.

Bu Siska menghadap lemari pendek ane, dia membungkuk. Kedua tangannya menopang ke lemari pendek menahan tubuhnya.

Dari belakang ane megang kontol ane sambil ane tepukin palkon ane ke pantatnya.

Sampai mulai keras maksimal lagi. Keluar cairan bening. Terus ane masukin ke lubang memeknya...

'slebb...'

"ohh shitt" batin ane. Enak banget sumpah. Berkali2 ngentotin memek ini gak ada bosennya.

"ahh.. Sshh" bu Siska mendesah..

Tidak lama kemudian ane mulai menyodokkan kontol ane dengan cepat dan agak kasar. Sampai berbunyi tepukan pantat bu Siska dengan pangkal paha ane.

'plak.. Plak.. Plak...'

Bu Siska mengeluh dan mendesah..

"ohh.. Shh.. Pe.. Pe.. Pelan.. Mass.." suara bu Siska patah2 karena sodokan kontol ane.

Ane mengecengkram pinggang dan pantatnya bergantian sambil terus menyodok dengan ganas. Ane sangat menikmati pemandangan tubuh bu Siska dari belakang.
Melihat pantatnya yang bergoyang seperti puding.

"ohh.. Oh.... Oh.." desah ane dengan cepat seperti nafas ane

'plak.. Plak.. Plak.. Plak...' suara tepukan pantat bu Siska dengan pangkal paha ane konstan.


Sekitar 7 menitan ane mulai berasa klimaks...

Ane membungkuk memeluk bu Siska dari belakang.

"keluarin dalem ya bu" bisik ane di dekat kupingnya.

Bu Siska menoleh kesamping berusaha melihat ke arah ane, mengangguk

"iya udah cepetan.." bisiknya tegas.

Ane makin cepet sodokin kontol ane. Sambil memeluk erat bu Siska.

3..
2..
1..

"ahh.... Shh.... Fuck!" ane mendesah kuat.

Ane ngerasain banyak banget peju ane nyembur di dalem memek bu Siska. Ane terdiam memeluk bu Siska lalu tangan ane meraba meremas toket bu Siska yang menggantung itu.

Sejenak ane merasakan memek bu Siska memijit kontol ane pelan...

Terakhir ane masih ngerasain ada semburan lagi dikit. Semprotan sisa2 peju penghabisan.

Memeknya hangat dan legit... Ohh... Nikmat banget.

Setelah selesai. Bu Siska langsung ambil tisu diatas lemari ane. Ngelap memeknya. Lalu ngelap keringat. Ane duduk rebahan di kasur, nyender dinding sambil menonton bu Siska yang beberes memakai BH nya memakai celana dalamnya terakhir dasternya. Lalu ngaca sebentar merapihkan rambutnya. Dan keluar dari kamar ane..

Bu Siska sempat menoleh ke arah ane sambil melambaikan tangan dengan wajah yang agak cemas lalu pergi.

Ane masih senderan mengatur nafas.. Sampai tertidur..
 
Terakhir diubah:
Bimabet
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd