Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Sebuah Keluarga

Hukuman apa ya yang cocok buat tante May

  • Dilecehin

    Votes: 111 34,0%
  • Dipamerin

    Votes: 123 37,7%
  • Diumpanin

    Votes: 33 10,1%
  • Dianggurin

    Votes: 59 18,1%

  • Total voters
    326
  • Poll closed .
Status
Please reply by conversation.
Numpang naro sendal, asik nih. bahasanya kaya yang sering dipake sehari hari jadi bacanya juga enjoyy.nice nice

Ditunggu updatenyaa ommm segera
 
Previously on Sebuah Keluarga


Tok.. tok... tok....


"Anna" kudengar suara Nia dari balik pintu. Aku masih berada dalam posisi yang sama dari semalam, sekilas kulirik jendela kamar, kulihat sedikit cahaya merah yang menandakan matahari mulai bersinar


Tok... tok... tok...


"Anna... udah bangun kan?" bisik Nia lagi, kulirik jam di dinding, jam 5.10 WIB, Nia tahu aku pasti sudah bangun untuk shalat Subuh, tapi sepertinya tidak hari ini, perlahan aku bangkit terduduk, ku cermati bayanganku di cermin, terlihat jelas kantung mataku akibat tangisan.


Ahhh... biarlah, pikirku sambil berjalan ke arah pintu dan membukanya.


"Apa Nia....?" tanyaku saat membuka pintu, aku tidak berani menatap Nia. Loh... kenapa tidak? bukankah harusnya aku marah? bukankah harusnya dia yang menunduk? pikirku berkecamuk tidak menentu.


Nia masih terdiam di depan pintu, matanya mencari mataku...


"Mbak..." bisik Nia lirih lalu menjatuhkan dirinya bersujud di kakiku, membuatku terkaget. Mbak... sudah lama aku tidak mendengar Nia memanggilku mbak.

"Maafin Nia.... maafin Nia..." katanya lirih sambil tersedu, kurasakan air mata membasahi kakiku, semua barikade yang kupasang sebelumnya runtuh seketika, biar bagaimanapun aku sayang sama keluargaku, biar bagaimanapun Nia adik kesayanganku. Aku tersedak, air mata tumpah dari mataku, akupun berjongkok dan memegang bahu Nia dan memeluknya.

"Nia... jangan nangis"

"Mbaak... Nia salah... Nia...."

"Udah ga usah diterusin, mbak tau kenapa Nia begini" ujarku lirih dan membahasakan diriku dengan sebutan "mbak", Nia yang mendengar itu kaget, kepalanya terangkat memandang wajahku dengan ekspresi kaget, kulihat mata Nia yang sembab dan berair, kantung matanya juga menandakan dia mungkin menangis sebelum datang kekamarku.

"Mm.. mbak... tau...?" kata Nia tergeragap

"Iya sayang... mbak tau... tadi malam mbak kebangun, lalu mbak keluar..." kataku terputus, Nia masih menatapku tidak percaya

"....dan mbak mendengar" kataku yang langsung dipotong dengan tubrukan Nia memeluk erat diriku, tangisnya kembali pecah seketika.

"Mbak Anna.... ampunn...ampuunnn... jangan salahkan mas Rei, jangan... Nia yang salah..." kata - kata Nia mengalir cepat disela tangisannya.

"Udah.... Nia udah jangan nangis... mbak juga ikut nangis" kataku pelan sambil mengusap kepala Nia perlahan, aku merasa semakin sayang dengan Nia saat itu.

"Maafin Nia... Nia yang mulai... maafin" kata nia tidak menggubris perkataanku, tangisnya semakin kencang.

"Iya... mbak nggak tau gimananya tapi mbak ga marah, Nia cerita didalam kamar yuk... jangan disini, malu kalo Rei ato Mbok Nah naik" kataku sambil menarik badan nia berdiri, kami pun masuk ke kamar dan kututup pintunya.


---------- oooOooo ----------


Gua duduk bengong di tangga....


Semua percakapan singkat kakak beradik itu terdengar jelas sama gua yang memang berencana ke tempat Anna. Dan yang membuat gua shock, Anna ternyata tadi malam mendengar gua ML... perlahan gua turun dan melangkah ke teras belakang, gua nyalakan sebatang rokok dan gua hisap perlahan.


Tidak terasa ternyata jam telah menunjukan pukul 08.30, rokok sudah habis setengah bungkus, kopi 2 cangkir, sepiring gorengan. Dan kedua kakak beradik itu belum juga keluar dari kamar, akhirnya gua putusin untuk keluar rumah, kekampus, pagi ini ada 2 mata kuliah yang harus gua ikutin.


---------- oooOooo ----------


Pulang dari kampus gua langsung balik ke rumah Anna, hari sudah menjelang sore, seharian ini gua ga dapet kabar sama sekali dari kedua cewek katak beradik itu. Persiapan gua bawa upeti, 2 kotak gede pizza sama 4 kotak spagheti.... yah minimal kalo gua diputus, gua ga bakal kelaperan lah. Turun dari mobil gua langsung disambut mbok Nah dibalik pintu


"Den... ditunggu mbak Anna dikamarnya, penting katanya..." kata mbok Nah
serius

"Hah... dikamar?" kata gua parno

"Iya... sama ada mbak Nia juga kayanya" mati gua

"yaudah... eh udah pada makan belum ya tadi?

"Belum den... seharian dikamar, ini aja mbok diteriakin dari atas"

"Yaudah, ini mbok mau spagheti nggak ambil satu"

"Ya mau lah den... udah mbok incer dari tadi" kata mbok Nah sambil senyum - senyum ga jelas, gua cuman bisa geleng - geleng.


Bergegas gua naik keatas, sempat terdiam sebentar di depan pintu kamar Anna lalu gua pun menghela nafas panjang sebelum masuk


"Anna... gua masuk ya..."

"Hmm" damn... jawaban macam apa itu, gua pun masuk dengan wajah sok polos. Didalam gua liat Anna duduk di kursi riasnya sambil menatap gua tajam dan melipat kedua tangannya, sementara Nia duduk di pinggir kasur sambil menunduk, mata keduanya terlihat sembab.

"Udah pada makan belum, ni gua bawain pizza ma spa..."

"MASIH BISA...???" bentak Anna sebelum gua abisin kata - kata gua

"hah?"

"KAMU...! MASIH BISA MAKAN KONDISI KAYA GINI...?"

"Iya Anna... gua tau gua salah, tapi semuanya bisa diselesaikan, semua bisa diomongkan dan semua ada jalan keluarnya" kata gua dengan tenang sambil meletakan makanan di meja kamar Anna

"Dan ga ada salahnya dibicarakan sambil makan, karena gua yakin kalian belum makan dari pagi" lanjut gua

"Dan satu lagi... gua bakal tanggung jawab kok, bagaimana bentuknya nanti kita bicara, ini bukannya gua masih dateng kerumah ini, gua masih bawain kalian makan, gua ga bakal ninggalin apa yang telah gua perbuat." lanjut gua lagi, kulihat mata Anna memandangku dengan mata tak percaya, mulutnya sedikit tebuka seperti hendak mengutarakan sesuatu namun tersangkut di tenggorokan, mampus marah bener ini... kulihat Nia kini mengangkat kepalanya memandangku, air mata sedikit terkumpul di sudut matanya.

"Anna... Nia... maafin gua ya... sama sekali bukan kesalahan Nia semalem, itu murni kesalahan gua. Dan Anna, jangan pernah sekalipun lu punya pikiran gua ngelakuin ke Nia karena gua ga dapetin itu ke elu.... enggak... gua sendiri juga bingung, karena gua ngerasa gua sayang ma elu semua, gua cuman pengen ngebahagiain ngelindungin lu semua, gua minta maaf... kalo lu ga bisa terima, gua siap terima sangsi apapun" bertubi - tubi gua ngomong panjang lebar, memanfaatkan momentum. Kini gua keabisan ide... gua cuman bisa pasrah nunggu jawaban Anna.

"Kamu... kamu mas..." kata Anna bangkit dari kursinya mendekatiku, otomatis kaki gua melangkah mundur

"Kamu udah ngerusak masa depan Nia... bayangkan kalau Nia hamil... BAYANGIN...!! sentak Anna sambil semakin mendekat

"Keluarga ku bakal malu mas.. !!! mau ditaruh dimana muka Anna!!! pacar nya ngehamilin adeknya sendiri, mau ditaruh dimana muka Nia..!!!" sentaknya lagi, kini gua udah terpepet didinding dan Anna semakin merangsek, gua berasa berhadapan sama Mike Tyson dan menunggu saat di upper cut dan gua jatuh KO.

"eee... gua ga lari Anna, gua tanggung jawab"

"iyaa... aku tau kamu tanggung jawab, kamu nikahin si Nia... kamu punya keluarga anak, lalu aku gimana hah...?? GIMANAAA..?? teriaknya garang,


lu gua nikahin juga... pengen rasanya ngomong gitu tapi gua tau jawaban itu cuman berefek KO pada detik ini juga, lidah gua kelu cuman bisa tergeragap. Sekilas gua menatap Nia, matanya masih menatap kami, masih dengan mata yang berkaca - kaca, namun aneh... bibirnya sedikit tersenyum, kampret... dia pasti menikmati janji gua mau tanggung jawab, lagian siapa yang tadi malam akhirnya minta keluar didalem, sial...


"JAWAAAB..!!" teriak Anna tepat didepanku, kedua tangan Anna memegang bahuku.

"Gua jawab... " kata gua sok lembut

"APAA..?"

"Gua bakal nikahin Nia.. "

"HAAAH...!!!"

"Dan gua juga bakal nikahin elu... Anna... elu adalah cinta gua, gua selama ini ga pernah kan rusak kehormatan lu... percaya ma gua, gua serius... gua serius cinta ma elu... kejadian semalem, gua khilaf... eh.. bukan... bukan khilaf... sorry, khilaf itu kalo gua ga mau tapi tetep gua lakuin karena gua lupa diri, enggak... semalem bukan khilaf.. karena gua juga sayang Nia." kata gua sekali lagi sok lembut, gua lihat kedua katak beradik ini sekarang terbengong membuka mulutnya. Nia terbangun dari tempat tidur menghampiri kami perlahan.


Mati... tak cukup dengan Mike Tyson, tampaknya kini Evander Hollyfield juga pengen ikutan. Badan ku berasa lemes.


"Kamu.. mas..." kata Anna lirih,

"eee..." tiba - tiba badan Anna maju dan wajahnya mendekat kearah gua, belum sempat gua berpikir bibir Anna mendarat di bibir gua , bibirnya melumat lembut bibir gua... lumatan sayang, kedua tangannya melingkar
memeluk pinggang, gua yang masih belum paham tambah meledak saat Nia juga maju merangkul tubuh kami berdua.

"Kamu emang jahat mas... " bisik Anna sambil memandang mata gua.

"hah..." cuman itu yang keluar dari mulut gua

"Mas Rei emang jahat mbak hihi..." kata Nia sambil memeluk kami, bentar... gua ngerasa ada yang aneh...

"wait... tunggu tunggu... lepasin coba badan gua, gua pingin liat mata kalian satu persatu eye to eye" kata gua sambil berusaha melepaskan diri dari belitan duo sanca ini.

"hihihi... enak aja dilepasin... udah bilang mau tanggung jawab kok mau dilepasin... " kata Anna, mulutnya sekarang tersenyum, whaaat..!! Theee..!!! Fuuuck....!!! apaan ini....

"Aaaaah...!!! kalian ngerjain gua ya!!! kalian udah baikan kan harusnyaaaa..!!" kata gua sambil tetap berusaha melepaskan diri

"Kita emang ga pernah musuhan kok, ngapain baikan... kamu tu mas yang harus baikan sama mbak Anna" kata Nia sambil cemberut.

"Lepasssiiiiiin...!!! awas, sakit iniii.." kata gua

"Sakit kok bawahnya ngaceng..." bisik Anna... siaaall... ketahuan dah... dengan posisi tubuh gua dipeluk Anna hingga buah dadanya menempel di dada gua dan tangan kiri gua menyentuh area selangkangan Nia yang memeluk kami berdua, siapa yang nggak ngaceng.

"Hahahaha.... issh..." celetuk Nia sambil memasang wajah jijik

"Gua ga tau ni, kalian udah ngomongin apa aja... tapi kalo kalian ga mau lepasin..."

"APAA...!!" jawab mereka kompak

"Aduuuh... sshh" pekik Nia saat gua towel belahan vaginanya

"Aaaaww... " jerit Anna saat gua grepe bongkahan pantatnya sambil colek belahan vaginanya dari belakang.


Selanjutnya pekikan mereka bersahutan dan mulai melepas pelukannya, kini akupun dihujani cubitan dan pukulan diseluruh tubuhku oleh kedua katak beradik itu.


"Makan nih... dasar mesum"

"biar kita cubitin sampe biru ini mas Rei"

"Gemeeeesss...!!! udah punya cewek masih aja kegatelan" kata Anna lagi sambil mencubit pipiku

"Adeknya malah dientot...!! dasar mesum!" sahut Nia.

"iya... iya.... stop... stop..." gua terengah - engah sambil menatap kedua bidadari didepanku

"Gua ga tau apa yang kalian bicarain, gimana kalo kita bicara sambil makan, gua tau kalian belum makan" tawar gua

"kamu emang brengsek Rei...! untung kita sayang ma kamu" sewot Anna sambil membuka kotak pizza dan menyambar sepotong, lalu dibawanya kotak tersebut kekasur dan diapun duduk bersila sambil menghadap pizzanya

"he em.... kamu tuuu.... kakak yang brengsek!! untungnya kita sayaaang" kali ini Nia yang berkata seperti itu sambil menunjuk gua dan senyum nyebelin, lalu mengambil kotak spagethi dan menyusul Anna ke kasur

"Daaaaan... aku sayaaang banget sama mbak Anna" kata Nia sambil mengecup pipi Anna

"iiiih... belepotan saos ini pipiku Nia" rutuk Anna sambil mengelap pipinya, gua cuman bisa berkacak pinggang dan menggelengkan kepala melihat polah kedua putri ini.

"Oke... ada yang mau jelasin?" kata gua sambil ikutan duduk di kasur dan mencomot sepotong pizza menghadap, Nia melirik Anna

"Giniii... bebeeeb... kamu tu ya... haddduuuuuh...." Anna mengeluh dan menghela nafas

"susah aku ngomongnya... mau dibilang aku ga terima ya aku ga terima... tapi aku sayang ma kamu, dan Niaaa.. ternyata juga sayang ma kamu, aku sayang Nia... jadi..."

"Jadi apa..?" tanya gua

"Jadi... kita tetep pacaran... seperti biasanya cuman...."

"Cuman apa..?' tanya gua sambil meminta jatah spagheti ke Nia

"Cuman... kamu juga kudu pacaran sama Nia... kita berdua pacaran sama kamu" gua bengong, spagheti yang udah mau masuk mulut tertahan

"hah...?"

"Eeeitss...!! jangan salah paham... kamu pacaran sama Nia hanyaaa.... hanyaaa sampai Nia mendapatkan pasangan sendiri yang cocok dan mampu mencintai Nia seutuhnya" jelas Anna buru - buru, gua pun manggut - manggut spagheti masuk mulut.

"Knaffah..?" tanya gua dengan mulut penuh spagheti

"jorok" kata Nia

"Tau ni.. jadi semua itu karena aku tau kalau Nia udah ga perawan sebelumnya.... aku tau Rei gimana rasanya saat kita udah pernah merasakan gimana rasanya...mmm... ngeseks... maka pasti bakal adakalanya pengen
lagi, dan aku cukup salut Nia bisa bertahan 2 tahun ini tanpa itu, dan aku ga mau Nia jatuh ketangan yang salah...." jelas Anna

"Emang gua tangan yang tepat?? dan emang kamu serius?? kamu rela?? ini ngga sembarangan lo... gua ah siap2 di putus atau penjara sebelumnya" tanyaku serius menatap Anna

"Gendeng... hihihii... masak dipenjara, serius beb... aku sama Nia udah belajar berbagi dari dulu, anak kembar aja mungkin iri liat kami berdua.... dan aku rela... tapi itu semua terserah kamu sih, lagian gimana Nia? mas Rei tangan yang tepat bukan??" kata Anna sambil melirik Nia yang tersenyum memandangku

"Mas Rei itu bukan tangan yang tepat untukku mbak..." kata Nia sambil melirik Anna sedih

"Lah...?" kaget gua dan Anna serempak

"... tapi mas Rei punya.... KONTOL yang tepat...!!!" kata Nia sambil tangannya mengarah dan meremas kontol gua, seketika gua meringis.... meringis keenakan

"NIAAAA....!!! KAMU....!! NGGAK SUNGKAN APA SAMA MBAK??" jerit Anna melihat kelakuan adiknya

"hahahahahaha... abisnya gemesin, aku sayang banget ma kamu mbaaak... makasih ya..." kata Nia sambil melepas tangannya dari kontolku dan berpindah memeluk Anna, yang dibalas Anna dengan pelukan, tidak ketinggalan Anna mengacungkan kepalan tinjunya ke arahku sambil melotot mengingatkan.

"Wkwkwkwkwk... kaya yang tadi gua bilang, gua bakal tanggung jawab.... kalau bentuk tanggung jawab yang kudu gua lakuin kaya gini ya gua ga bakal bisa nolak.... gua bakal bertanggung jawaab buat kalian berdua kalau perlu seluruh rumah ini gua tanggung jawab.." kata gua jumawa

"ga perlu sombong deh Rei... biar gimana kamu tu salah loo" kata Anna ngingetin

"Iya.... eh... terus gimana ni jadinya?" tanya gua sambil menatap kedua katak beradik itu yang memandang balik bingung

"apanya mas?" tanya Nia

"maksudku tar malem... aku tidurnya dimana???" tanya gua sambil senyum jahil

"SAMA MBOK NAAAH!!!" jerit Anna sambil melempar guling ke gua, Nia berusaha menjejalkan pizza ke mulut gua.

"wkwkwkwk... ampuuun..." kata gua "eh.... kita bobok bertiga aja yuk... disini... gimana? mau ga?" tawar gua, Nia melirik Anna yang dijawab dengan kedikan bahu

"Oke... biar aku juga bisa ngawasin kelakuan kalian berdua... ampun deh, nggak nyangka kalo Nia seliar ini" kata Anna sambil geleng - geleng kepala

"Iiiiiiih... Annaaa... aku ga liaaar... " jawab Nia sambil menubruk Anna

"tapi makasih mbak cantikku.... aku seneeeeng banget" kata Nia sambil mencium pipi Anna.

"Oke... fix... kita tidur bertiga disini malam ini..." kata gua sambil ikutan menubruk Anna disisi kirinya dan menciumi pipi kiri Anna, sementara Nia yang melihat tingkah gua jadi ketawa cekikikan sambil ikutan menciumi pipi kanan Anna.

"Udah.. udah... aaahhkk.... Reeiii..." desah Anna saat tanganku masuk ke baju tidurnya dan meremas lembut dadanya yang telanjang

"Mas... " Nia mendesah kecil melihat kelakuan gua, matanya nanar melihat tangan gua memainkan payudara Anna, perlahan bibir gua berpindah dari
pipi ke bibir Anna

"Mmmpphhh... sshh... sllrruuppp...mmhh" decapan bibir gua dan Anna membuat Nia salah tingkah

"aahhh... Reeeii... malu ah ada Niaaa" kata Anna saat bibir gua terlepas

"Nia.. sini" ajak gua ke Nia, Nia pun mengangsurkan bibirnya ke bibir gua, bibir kami pun bersatu tepat diatas bibir Anna, terkadang ciuman gua berpindah dari mulut Nia ke Anna. Luar biasa sekali sensasi ini....

"Gila kamu Rei..." kata Anna

"Harus dibiasain.... Nia gapapa kan?" kata gua sambil melirik Nia yang sudah terlihat sayu, gua tahu Nia sudah mulai bernafsu

"Ga apa... aku sayang mas Rei dan mbak An.." belum sempat Nia mengakhiri perkataannya, bibirku kembali melumat bibir Nia yang kali ini disambut dengan penuh gairah, lidah kami saling membelit, perlahan tanganku menggapai tangan Nia dan kuarahkan jemarinya ke dada Anna.


"Aaahhhkk.... Niaaa... gilaa kamuhh...." rintih Anna sambil menatap perbuatan adiknya.

"Nia.... kita harus berterima kasih sama Anna... yang udah sangat mencintai kita... gimana? apa yang kudu kita lakuin buat Anna hepi?" tanya gua serius ke Nia, tangan gua masuk celana Anna dan bermain di bagian atas vaginanya.

"hmmm.. bener mas, mbak Anna harus kita bahagiakan, karena rasa sayang mbak Anna, aku diperbolehkan untuk sayang sama mas... kita harus buat bahagia" sahut Nia dengan muka serius, lalu senyum jail muncul diwajahnya.

"kita... PUASIN ANNAAA...!!!" pekik gua kaya ketua suku Indian, seketika Nia mengangkat kaos yang dipakai Anna hingga membuat kedua tangan Anna terangkat diatas kepala, kaos itu tidak dilepaskan oleh Nia, tapi di ikat sehingga kedua tangan Anna seakan terborgol. Gua pun langsung turun dan menarik lepas celana yang dipakai Anna, sehingga kini Anna sudah bertelanjang bulat

"Kyaaaaa... ehh... gila kaliaan aaahhkkk.... Niaaa kamu aaahhhkk.." jerit Anna terputus - putus saat Nia memangsa kedua payudara Anna, tanpa rasa risi Nia mengulum puting Anna bergantian kiri kanan dan kedua tangannya meremas - remas payudara kakaknya tersebut

"Nikmatin mbak... sssllrruuppp... slllepp... sslrupp.. kita bakal puasin mbak... sssh..sslllruupp" jelas Nia disela - sela jilatan dan hisapannya.


Kaki Anna gua pegang erat agar tidak meronta dan gua renggangin, mulut gua langsung mencucup vaginanya yang ternyata telah basah... tampaknya Anna menikmati ini.


"Reeeiii... anjiing kamu Reeei...!! aaaarrhggghh... fuck" maki Anna saat mekinya tersapu lidah gua

"Nnngghh...nnngghh... sshh.. gilaa kalian... aahhh..." rintih Anna menikmati rangsangan yang kami berikan.

"Sssshh... gemes banget liat tetekmu mbak.. aahh.. pas banget" puji Nia sambil terus membelai kedua payudara Anna dan menciumi putingnya.

"Aaaah... Niaaa..." lirih Anna

"Tarik trus gigitin pentilnya Nia... Anna suka banget digituin" kata gua disela - sela jilatan.

"Aaaahhkkk... ffuuucckk... Reeei..." jerit Anna saat Nia mempraktekan apa yang gua suruh, kakinya menjepit erat kepalaku, tangannya yang masih terikat diatas, kini dikalungkan keleher Nia lalu ditekannya kepala Nia ke payudaranya.


Gua mulai merasakan denyutan ringan dimemek Anna, dengan tangan kiri, gua tepuk pinggan Nia, gua suruh dia geser sehingga sekarang Nia merangkak di atas badan Anna. Dengan kedua tangan, gua tarik turun celana piyama Nia, tangan kanan gua merayap ke memek Nia dan mulai mencari lubang yang telah memberiku kenikmatan tadi malam, terasa basah dan lembab.


"ooouughh.. mas" rintih Nia sambil melihat ke belakang dari sela kedua kakinya saat jari tengah gua masuk perlahan kedalam liang vaginanya, Nia melihat sebentar, lalu matanya terpejam dan kembali lagi mencucupi puting Anna.


Kini desahan dan rintihan nikmat kedua gadis itu saling bersahutan, pinggul Anna semakin menegang, tampaknya dia sudah hampir mencapai puncak. Bibir Nia saat ini sudah berpindah keleher Anna


"Nia..." bisik Anna lirih

"Mbaaak... aaahh... memekku geli mbak..." bisik Nia dikuping Anna

"Tempikku gateeellll... fuck Reeeei..!!" jerit Anna

"Ngghh... pengen kon..aah..tool yahh" bisik Nia

"Oooggh.. ak..ahhhh.. pengen kont..mmmppphh" Anna tidak bisa melanjutkan perkataannya, Nia dengan beringas mengulum dan menjilati mulut kakaknya dengan rakus, tampaknya Nia sudah semakin bernafsu.

"Mmmppphh... ahh... anjiing kamu Niaaa.. aaah... fuck... im cumm... mmmppphhh" kembali mulut Anna dibungkam Nia.


Dibawah pinggul Anna terhentak - hentak saat melepas orgasmenya, kakinya menjepit kepala gua dengan erat lalu kembali melemas perlahan, gua rasain kedutan - kedutan di vagina Anna.


"Enak mbak..?"

"Gila kamu Nia... gila..."

"Aku sayang mbak"

"Aku juga sayang kamu Nia cantik"


Kedua kakak beradik itu kembali berciuman lembut, gua pun bangkit dan mencopot celana gua, perlahan gua rapatkan kaki Anna lalu gua memposisikan diri tepat dibelakang Nia yang menungging dengan celana turun sepaha sehingga membuat pantat semok dan vagina tembem nya semakin terlihat dengan posisi ini. Nia menoleh kebelakang saat merasakan tangan gua memegang pinggulnya, matanya tampak sayu lalu kembali menoleh ke Anna.


"Mbak...boleh ya" pinta Nia

"Boleh apa..." kata gua sambil menggesekan ujung kepala kontol di belahan memek Nia

"aahh... mass..." kata Nia

"Boleh apa sayang..?" kata Anna sambil tersenyum jahil

"aaah... mbaak... aku dah ga tahan..." rajuk Nia

"Ga tahan apa? ngomong dong ke Mbak" kata Anna sambil menarik turun kepala Nia dan mencumbu lehernya

"Ga tahan pingin.. oooughh.. kontol mas Rei.. memek pengen di garuk ahhh... kontol mbak..."

"REI...!!" kata Anna

"Apa?" tanya gua sambil memasukan kepala kontol ke memek Nia, namun sebatas itu saja membuat Nia menggoyangkan pinggulnya maju mundur mencari kontol, namun masih gua tahan pinggangnya dengan tangan

"Bilang sana sama mas Rei... bilang" lanjut Anna ke Nia

"MMMMAASS... MASUKIN KONTOLNYAA.... AAAHHRRGGG" jerit Nia saat kontol gua melesak masuk ke memeknya, badannya terdorong kedepan, lalu dengan cepat gua pompa memek Nia dari belakang.

"Aaahhkk... ahhkk... fuck... sshh... aooohh...enak mbaaak...aahh" rintihan - rintihan Nia yang disambut dengan ciuman - ciuman Anna di leher Nia membuat sodokan gua semakin cepat.

"Aaah.. aahhaaahghh.... ooouugghh....kerasin mas..." pinta Nia yang gua kabulin, gerakan pinggul gua semakin keras dan cepat membuat badan Nia yang menungging semakin menjorok kedepan. Kulihat payudara Nia yang besar menggantung indah, bergoyang - goyang dan berputar saling bertabrakan senada irama sodokan ku. Tanganku meraih pinggiran piyama Nia, dan kutarik dari samping.

"Sreek...!!"

"Aaaaw....massss!! kok disobek.. aaww... aaah... enaaak" ceracau Nia saat tanganku mencengkeram dadanya yang terbuka. Dengan gemas kuremas - remas buah pepaya itu.

"Mmmmmhh....mmmhhh...mmhh... aahh" kembali Anna mencium mulut Nia, kini badan Nia aga membungkuk sehingga tanganku terjepit diantara payudara Nia dan Anna.

"Aaaaaarrrrgggh... mas Aku mau keluaaar" kata Nia

"Bareng..." jawab gua singkat sambil mempercepat sodokan kontolku ke memek Nia, kedua tangan gua julurin menggapai buah dada Nia, gua jepit kedua puting Nia dengan jempol dan telunjuk, lalu gua tarik ke bawah semacam tali kekang

"Aaaawww...maas saaakiiiit.... aahh...ah..ahhh... sshhhh... aaaww..geliiik...ooough" ceracau Nia ga jelas, lalu kembali memagut mulut Anna

"Enak hah..."

"nngghh.... nggghhh.. Niaa keluaar...AAAHHHHKKKK...AAAHHKKK... MBAAK...MMMPHH" jerit Nia saat orgasmenya keluar dengan dasyat, tubuhnya melengkung dan terdorong kedepan, pantat nya mengejang dan kurasakan cairan menyemprot dari memek Nia... squirt lagi.

"Aaaahh... fuck... tempik lu ngecrit lagi niaaa.. fuck....Aaaahhhkk!!!" pinggul gua terdorong kedepan membenamkan kontol gua sedalam - dalamnya di memek Nia... sperma gua berhamburan di liang memek Nia bercampur dengan cairan yang keluar sebelumnya. Gua lepas jari daru puting Nia, dan menumpu badan dengan tangan sambil menciumi punggung Nia yang basah keringat.

"Ooouugh...mbaak...Aaahhk..." ternyata posisi Nia yang terdorong menyebabkan puting Nia sejajar dengan mulut Anna yang langsung menghisap dan menjilat dengan keras dan cepat.

"sshh... cllap...sshh... gede amat sih ini tetek... ssslllrup... clllaap... pantes mas Rei ngaceng mulu" kata Anna sambil terus menceracap puting Nia.

"Ouuughh... mbaakk... geliiii...aku...aku....aaaaahh" ceracau Anna blingsatan, pinggulnya kembali bergoyang menyelusuri kontol gua yang masih tertancap dengan memeknya, kurasakan memek Nia kembali berkedut.

"AAAHKKK... GILA.. OOOUUUGGHH...!!! Ooooohhhh.... ooooohhh" Nia kembali mencapai orgasme, kali ini tidak sedahsyat yang pertama, namun tampaknya membuat Nia lemas, badannya ambruk menimpa Anna dan mereka berciuman lembut. Ambruknya tubuh Nia membuat kontol gua lepas, perlahan gua bangkit dan melepas ikatan di tangan Anna, dan berguling disamping kiri Anna.


Nia masih berada di atas tubuh kakaknya, mereka saling berangkulan. Gua lihat air mata mengalir dari mata keduanya.


"Makasih mbak..." bisik Nia lirih

"Iya... mbak sayang kamu Nia" jawab Anna, tangannya membelai rambut Nia dengan lembut

"gua boleh ikutan peluk ga sih?"

"Sini..." kata Anna mengulurkan tangannya dan gua lihat Nia tersenyum memandang gua mendekat dan merangkulkan tangan. Gua pun merapatkan badan ke arah dua bidadari tersebut.

"Mas Rei... Mbak Anna..." kata Nia lirih sambil memandang kami berdua bergantian di sela pelukan

"hmmm...?"

"Mau bilang... makasih udah sayang sama Nia" bisik Nia lagi, matanya berkaca - kaca

"Udaaaaahh... ga usah nangis lagi Nia..." kata Anna sambil membelai rambut Nia

"Iya... jangan nangis, tambah cakep kalo nangis" kata gua

"Iya... tambah cakep..." kata Anna

"Bikin kontol mas Rei kedut - kedut" lanjut Anna sambil melotot

"wkwkwk... abisnya..."

"hahaha... mas Rei ngeri ah..." kata Nia

"Ngeri?? elu tu yang ngeri..." kata gua

"hah..? kok bisa??"

"2 hari... berapa kali orgasme?" tanya gua jail

"MAAAS....!!! ih malu - maluin Niaaaa... ada mbak Anna juga" teriak Nia sambil memukul lengan gua

"hahahaha.... enggak apa, asal kamu jangan main sembarangan Nia... sama mas Rei aja" sahut Anna

"Iya... aku cuman nafsunya ama mas Rei" bisik Nia sambil memandang gua

"serius? kok kontol gua jadi ngaceng ya denger lu bilang gitu.."

"Ogaaaah.... capeeek... hihihihi... udah ah aku mandi dulu" kata Nia sambil bangkit dari tubuh Anna

"Makasih kakak - kakak ku yang kusayang" kata Nia lagi sambil mengecup pipi kami, lalu membereskan pakaiannya dan keluar kamar dengan bertelanjang.


Kini tinggal gua dan Anna dikamar, sejenak kami hanya terdiam berpelukan, mata kami saling bertemu.


"Terima kasih Anna... lu bener - bener luar biasa, ga bakal ada di dunia cewek kaya lu" bisik gua sambil mengecup keningnya

"Kamu... aku harusnya marah Rei sama kamu, tapi aku paham kenapa kalian melakukan itu, bukan salah Nia... Itu salah kamu" kata Anna

"hmmm... i've told you"

"hihihihi... ga usah sok english deh... geli dengernya"

"Biar keren"

"Ga usah keren... yang penting kamu kudu tanggung jawab. Lindungin kami, jagain kami... jangan pernah bikin Nia nangis..!" kata Anna

"Siap! ... tapi... gua sebenernya heran, kok lu bisa sih dengan ini semua?"

"kan aku dah bilang... aku sebenernya ga terima, aku marah sama kamu... tapi... kamu sebenernya udah berbuat banyak banget buat kami berdua... kamu aja yang ga sadar... banyaklah...."

"Kaya semisal... Nia manggil lu mbak?"

"hmmm... salah satunya"

"Kenapa?"

"Long story..." kata Anna sambil tersenyum cantik

"Mau mandi?" tanya Anna lagi

"Boleh... ayuk, bareng yuk..." ajak gua

"Emang mau bareng...sshh... biar bisa main ma kamu di kamar mandi, kamu emang parah... ngacengan kontolnya" kata Anna sambil tersenyum jahil dan meremas kontolku.

"wkwkwk.... i love you Anna"

"Love you too"

.................


To be Kontolnyut
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
hukuman buat Rei enak bgt suhu hahaa..
kira2 gimana nih lanjutannya? Semoga ada konflik yg seru, suhu
 
wah bakal jadi cerita seru nih, ijin baca2 ya hu sampe selesai lanjutkan hu
 
Hai ... trim update nya kakak adik jadi pacar rai ... Ajibb ah ... Tar jadi istri nya
Makasih suhu lanjut sampai tuntas ... tas
... tas.
 
Status
Please reply by conversation.
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd