Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

SECOND THREAD - (JADUL) Akhirnya Sang Jilbaber Kangen Juga (PART TWO) - NO SARA

immamo

Suka Semprot
Banned
Daftar
16 Nov 2013
Post
12
Like diterima
1
Bimabet
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Keren, tp lain kali paragrapnya dan spasi lbh rapi biar enakbacanya
 
wuiiihh... sederhana... tapi mantaaab... :jempol:

Keren, tp lain kali paragrapnya dan spasi lbh rapi biar enakbacanya

bener suhu... laen kali bagusnya di kasih paragraf...
 
Terakhir diubah:
Buset dah.. tanpa paragraf, jd bingung nih bacanya... jgn tersinggung ya bro, ini cm kritik membangun
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Fatma, kapan sama ane ? Masa sama dia melulu..
 
Sejak saat itu selama sisa masa workshop, Fatma benar-benar marah besar padaku, dia memandangku dengan tatapan marah dan benci. Aku jadi salah tingkah padanya dan tak berani mendekatinya. Dan sampai hari terakhir workshop Fatma benar-benar tidak mau didekati olehku. Setelah aku keluar dari kamar hotelnya, Fatma terus menangis menyesali apa yang telah terjadi. Dia tak habis mengerti mengapa gairahnya begitu tinggi malam tadi dan tak mampu dia kendalikan sehingga dengan mudahnya berselingkuh denganku. Ingat akan kejadian semalam, kembali dia menangis menyesali atas dosa besar yang dilakukannya. Dia merasa sangat bersalah karena telah menghianati suaminya, apalagi pada saat dia mengingat kembali betapa dia sangat menikmati dan puas yang tak terhingga pada saat bersetubuh denganku…. Ya… dalam hatinya yang paling dalam, secara jujur Dia mengakui, bahwa malam tadi adalah pengalaman yang baru pertama kali dialami seumur hidupnya, dapat merasakan kenikmatan orgasme yang berulang-ulang dalam satu malam, Dia sampai tidak ingat, entah berapa puluh kali dia mencapai puncak orgasme, akibatnya dia merasakan tulangnya bagaikan dilolosi sehingga terasa sangat lemah dan lunglai, habis semua tenaga terkuras oleh pertarungan semalam yang begitu sensasional. Dan hal itu belum pernah dia alami selama berumah tangga dengan suaminya. Suaminya paling top hanya mampu mengantarnya menjemput satu kali orgasme bersamaan dengan suaminya, setelah itu tertidur sampai subuh dan itupun jarang sekali terjadi. Yang paling sering adalah dia belum sempat menjemput puncak kenikmatan, suaminya sudah ejakulasi terlebih dahulu, meninggalkan dia yang masih gelisah karena belum mencapai puncak. Dan peristiwa tadi malam, benar-benar istimewa karena dia mampu mencapai kenikmatan puncak yang melelahkan hingga berkali-kali. Ingat akan hal itu kembali dia menyesali diri…, kenapa dia mendapatkan kenikmatan bersetubuh yang luar biasa harus dari orang lain dan bukan dari suaminya sendiri…. Kembali dia menangis…… Dia berjanji untuk tidak mengulanginya lagi dan bertobat atas dosa besar yang dilakukannya. Dan dia akan menjauhi diriku agar tidak tergoda untuk yang kedua kalinya. Itulah sebabnya selama sisa waktu workshop, dia selalu menjauh dariku. Hari terakhir workshop, Fatma begitu gembira karena akan meninggalkan tempat yang memberinya kenangan “buruk” ini dan Dia begitu merindukan suaminya sebagai pelampiasan atas kesalahan yang sangat disesalinya. Sehingga begitu tiba di rumah, dia memeluk suaminya penuh kerinduan. Tentu saja suaminya sangat bahagia melihat istrinya datang setelah seminggu berpisah. Dan malamnya setelah anak-anak tidur mereka melakukan hubungan suami istri. Fatma begitu bergairah tidak seperti biasanya, dia demikian aktif mencumbu suaminya. Hal ini membuat suaminya aneh sekaligus bahagia, aneh… karena selama ini suaminyalah yang meminta dan merangsangnya sedangkan Fatma lebih banyak mengambil posisi sebagai wanita yang menerima, tapi kali ini sungguh beda… Fatma begitu aktif dan bergairah. Tentu saja perubahan ini membuat suaminya sangat bahagia, suaminya berfikir… baru seminggu tidak bertemu saja istrinya sudah demikian merindukannya sehingga melayani suaminya dengan sangat bergairah. Dan akhirnya suaminyapun tertidur bahagia Namun, lain yang dialami suami, lain pula yang dialami oleh Fatma, malam itu Fatma begitu kecewa, Dia begitu bergairah dan berharap untuk meraih puncak bersama suaminya, namun belum sempat dia mencapai puncak, suaminya telah sampai duluan. Suaminya mengecup bibirnya penuh rasa sayang, sebelum akhirnya tertidur pulas penuh kebahagiaan, meninggalkan dirinya yang masih menggantung belum mencapai puncak. Fatmapun melamun…… Terbayang olehnya peristiwa di hotel, bagaimana dia bisa mencapai puncak yang luar biasa secara berulang-ulang. “Uhhh……” tanpa sadar dia mengeluh Di bawah alam sadarnya dia berharap kapan dia dapat kembali merasakan kepuasan yang demikian sensasional itu..? Namun buru-buru dia beristigfhar setelah sadar bahwa peristiwa itu adalah suatu kesalahan yang sangat fatal. Namun….., kekecewaan demi kekecewaan terus dialami Fatma setiap kali dia melakukan hubngan suami istri dengan suaminya. Dan selalu saja dia membandingkan apa yang dialaminya dengan suaminya; dengan apa yang dialaminya waktu di hotel denganku. Hal itu membuatnya tanpa sadar sering menghayalkan bersetubuh denganku pada saat dia sedang bersetubuh dengan suaminya, dan hal itu cukup membantunya dalam mencapai kepuasan orgasme. Dan tentu saja kondisi seperti itu membuatnya tersiksa, tersiksa karena telah berkhianat terhadap suaminya dengan membayangkan pria lain pada saat sedang bermesraan dengan suaminya. Semakin betambah hari, godaan mendapatkan kenikmatan dan kepuasan dariku semakin besar karena dia tidak bisa mendapatkannya dari suaminya. Dan akhirnya dia menjadi sering merindukanku. Tentu saja hal ini merupakan siksaan baru baginya. Itulah sebabnya, satu bulan setelah peristiwa di hotel, Fatma tidak terlihat membenciku. Bahkan secara sembunyi-sembunyi dia sering memperhatikan dan menatapku dengan tatapan penuh kerinduan. Dia tidak marah lagi bila didekati olehku, bahkan dia tersenyum penuh arti bila bertatapan denganku. Hal ini tentu saja membuatku bahagia Namun perubahan itu, tidak membuat tingkah lakunya berubah. Tetap saja Fatma menampilkan sosok wanita berjilbab yang anggun dan sholehah. Hingga pada waktu istirahat siang, dimana rekan-rekan sekantor sedang keluar makan siang, Aku mendekati Fatma yang kebetulan saat itu belum keluar ruangan untuk beristirahat dan dengan hati-hati aku berkata padanya “Bu…, maaf saya atas kejadian waktu itu…!” Aku berharap-harap cemas menunggu reaksinya…, namun akhirnya dia menjawab dengan jawaban yang sangat melegakan, “Sudahlah Pak, itu semua karena kecelakaan…, saya juga minta maaf…, karena tadinya menganggap, itu semua adalah kesalahan bapak…., setelah saya pikir…, sayapun bersalah karena membiarkan itu terjadi…”. Dan selanjutnya sambil tersenyum manis, dia mohon ijin padaku untuk istirahat makan siang. Dan meninggalkan diriku di ruangan itu. Sejak saat itu terjadi perubahan drastis atas sikapnya terhadapku, dia menjadi sering tersenyum manis padaku…, bisa diajak ngobrol olehku, bahkan kadang-kadang membalas kata-kata canda yang aku lontarkan padanya.. Tentu saja perubahan ini, menimbulkan pikiran lain pada diriku…, Ya… pikiran untuk bisa kembali menikmati tubuhnya…., tapi bagaimana caranya…? Namun kesempatan itu akhirnya datang juga, saat itu dia membuat laporan tahunan yang harus diselesaikan bersama atasan kami, sehingga dia harus kerja lembur di kantor sampai malam hari menemani atasan kami yang kebetulan seorang wanita. Fatma bekerja di sebuah ruangan bersama 4 orang rekan kerjanya lainnya di depan ruangan atasan kami, sedangkan aku berbeda ruangan dengannya. Saat itu semua rekan kerja kami sudah pulang dan kebetulan Atasan kami ada urusan lain sehingga saat itu meninggalkan Fatma sendirian di ruangan itu. Aku memasuki ruangan kerja Fatma dan kulihat dia sedang asyik mengerjakan laporan di depan komputer. “Ohh…Bapak…, ada apa Pak?” tanyanya setelah tahu yang masuk adalah aku “Kok belum pulang..? Ibu mana ? “ Tanyaku berbasa-basi menanyakan atasan kami. “Iyah…. Nich… pekerjaan masih banyak…., ada apa nanya Ibu ?” dia balik bertanya “Ngga ada apa-apa…, biasanya kan Fatma menemani Ibu…, kok Ibunya ngga kelihatan..?” jawabku sambi bertanya kembali padanya. “Beliau ada perlu dulu…., mungkin langsung pulang ke rumahnya” jawabnya lagi. “Masih banyak pekerjaannya ? ada yang bisa dibantu ?” tanyaku menawarkan jasa “banyak Pak, karena harus selesai dua hari lagi. Oh ya Pak…, tolong dong copykan file-file dokumen….. hasil …. Workshop saat itu dong Pak !” katanya agak sedikit bergetar pada saat mengatakan kata ‘hasil …workshop’ dan sekilas kulihat wajahnya langsung berubah merah sambil menundukkan kepala… “Bbb…baa..ik… baik” kataku tak kalah gugupnya. Aku langsung mengeluarkan laptopku dan menyalakannya, sementara kulihat Fatma kembali melanjutkan pekerjaannya. Setelah laptopku ‘nyala’, aku langsung membuka foder hasil workshop dan menyisipkan flasdisk ke laptop dan mulai mencopy. Ingatanku terbayang pada file rekaman video persetubuhanku dengannya pada saat workshop dulu, dan file itu kucopykan juga. Setelah selesai, kucabut flashdisk dan kuserahkan padanya sementara aku berada di belakangnya yang sedang mengahadap komputer sehingga pandangan kami sama-sama memperhatikan layar monitor. Dia menerima flashdisk itu dan menyisipkan ke PC di meja kerjanya. “Dimana disimpannya, Pak ?” tanyanya “Di folder Hasil Work shop” jawabku Kemudian dia membuka folder Hasil Workshop dan terlihat olehnya file video 3gp dengan nama video1.3gp. “Ini file video pada saat kegiatan apa , Pak?” tanyanya sambil menunjuk file rekaman tersebut… “Buka aja ?” jawabku sambil dada bergemuruh menanti reaksi dari Fatma jika melihat hasil rekaman tersebut. Begitu file tersebut terbuka….. “Aihhh……!” jeritnya sambil menutup mulutnya dengan kedua tangannya… Terlihat di layar monitor saat aku sedang mencumbunya dan dia begitu menikmati penuh gairah menyambut cumbuanku…. Fatma diam terpaku dengan mulut ternganga menyaksikan rekaman dirinya yang sedang dirangsang olehku. Tangannya selolah kaku tidak bisa bergerak membiarkan media player terus menampilkan percumbuanku dan dirinya diselingi oleh erangan penuh ransangan yang keluar dari mulutnya. Terlihat olehnya bagaimana dirinya dalam rekaman itu begitu menikmati rangsangan yang kuberikan diiringi lenguhan rangsangan penuh gairah dari bibirnya “Bapak…jahat…., mengapa bapak lakukan itu…?” suaranya bergetar…, namun matanya seolah tidak bisa dialihkan dari layar monitor. Aku diam tak menjawab… “Me..mengapa…, pak ?” tanyanya lagi dengan suara yang bergetar diselingi oleh deru nafas yang semakin bergemuruh… “Buat kenangan…pribadi…, Fat ! Untuk mengingatkanku bahwa Fatma begitu istimewa…dimata saya..Percayalah, Fat. File ini rahasia…, hanya kita yang tahu dan tidak sedikitku terbersit dalam pikiran saya untuk menyebarkannya….. Saya juga malu kalau tersebar. Kan ada gambar saya di sana juga…” Jelasku menenangkannya. Dalam gambar, tampak bahwa dia begitu menikmati dan bergairahnya membalas pagutan bibirku dan bagaimana ekspresi wajahnya yang menahan nikmatnya rangsangan gairah yang sedang melandanya saat itu. Rekaman itu membawa Fatma akan kenangan betapa saat itulah dia merasakan kenikmatan puncak orgasme yang berulang yang tidak pernah dia dapatkan selama ini. Serrrrrr…., perlahan namun pasti gairah Fatma mulai bangkit, dan gairah yang selama ini terpendam dan tak tersalurkan mulai meronta-ronta dengan hebatnya. Bulu-bulu halus di seluruh tubuhnya merinding…, tangannya semakin kaku menahan gelora yang mulai menghasutnya. Sementara itu bagian vaginanya mulai basah dan berdenyut-denyut membayangkan kenikmatan yang luar biasa yang ia rasakan saat itu.. “Uhh…” tanpa sadar keluhan penuh rangsangan keluar dari bibirnya yang tipis dan duduknya mulai gelisah merasakan vagina yang semakin basah dan berdenyut. Sebenarnya saat itupun aku sudah terangsang, gairahku mulai bergelora, penisku sudah tegang dengan kerasnya mendesak celana kerjaku. Kedua tanganku secara perlahan-lahan memegamg kedua pundaknya dari belakang. Tubuhnya semakin merinding begitu tersentuh olehku, sementara matanya tidak lepas dari layar monitor dan nafasnya semakin tersengal dipacu oleh nafsu yang semakin menggebu. Kedua tangannya terangkat memegang kedua tanganku yang sedang memegang pundaknya, lalu berkata dengan bergetar….”Sebaiknya kita jangan mengulangi lagi….” Katanya lirih…. Namun nampaknya kata-kata itu seolah meluncur tanpa makna, karena ternyata kedua tangannya meremas kedua tanganku. Dan itu merupakan isyarat bagiku untuk bertindak lebih jauh. Perlahan-lahan kutundukkan kepalaku dan bibirku mulai mengecup pundaknya yang terhalang oleh jilbabnya yang lebar… “Euhh….” Fatma mengeluh. Tangannya semakin meremas jari-jariku yang berada di pundaknya dan kepalanya terdongak. Aku terus mengecup pundaknya, sementara perlahan-lahan kedua tanganku bergerak ke arah buahdadanya yang terhalang oleh baju panjang yang dikenakannya. Tidak ada penolakan dari dirinya sehingga aku meremas-remas buahdadanya yang montok dan kenyal. “Euhhh….. euhhh….” Fatma semakin mengerang…. Sementara matanya menatap layar monitor yang menampilkan adegan dimana dia menggeliat nikmat saat vaginanya diusap-usap oleh jari-jariku. Aku bergerak kesamping sambil kuputarkan kursi kerja yang sedang diduduki oleh Fatma sehingga aku berdiri dihadapannya, lalu aku duduk dilantai sehingga kepalaku menghadap selangkangannya, kusingkapkan rok panjang yang dikenakannya ke atas sampai sebatas pinggangnya hingga dihadapanku terpampang pahanya yang putih dan mulus dan CD putih yang menutupi vaginanya yang indah. Aku mulai menciumi pahanya yang kiri dan kanan dengan penuh gairah. “Uhhhh… euhhhh…” Fatma semakin menggeliat nikmat dan penuh rangsangan. Lalu kedua tanganku berusaha menarik CD yang dikenakannya. Fatma mengangkat pantatnya sehingga CD itu dengan mudah dapat kulepaskan. Lalu dengan rakus aku menjilati lipatan vagina yang dihiasi oleh jembutnya yang halus.. “Auw…..auh….ouh….” Fatma mulai mengaduh nikmat dan mengerang… Pinggulnya bergelinjang. Aku semakin bersemangat menjilati vagina Fatma yang semakin basah. Tangaku membuka lipatan bibir vaginanya dan Lidahku menjilati lorong basah itu dari bawah hingga ke atas dan berhenti dan menghisap clitorisnya yang menonjol keras.. “Aaaauuhhhh…. aaawwwwhh…….auwwww…” Dia menjerit dan tubuhnya bergetar pada saat lidahku menjilati dan menghisap clitorisnya. Tubuhnya menggeliat, melenting ke belakang hingga punggungnya menekan sandaran kursi dengan kuat, pantatnya terangkat menyambut jilatanku yang semakin bersemangat. Kedua tangannya mencengkram erat pegangan kursi dengan kuat hingga urat-urat tangannya menonjol keluar “Auw… auw….. ouhhhh… .euhhhh……” erangannya semakin merangsangku. Gerakan menjilati celah vaginanya hingga clitorisnya kulakukan berulang menyebabkan Dia terus menerus mengaduh dan mengerang nikmat dan tubuh yang bergetar dan bergelinjang tiada henti. Hingga akhirnya kedua kakinya terangkat melewati punggungku dan memiting leherku dengan kedua pahanya dan kedua tangannya mencengkram bagian kepalaku dan menekan kepalaku agar semakin menekan vaginanya dengan kuat dan kaku dan akhirnya… “Aaaakkkkkssss……….aaauuuhhhhhhhhhhhhh” tubuhnya terlonjak-lonjak kaku sementara vaginanya terasa berdenyut-denyut oleh lidahku dan beberapa saat kemudian tubuhnya terhempas dengan napas yang terengah-engah dan tatapan mata yang menunjukkan rasa puas dan nikmat yang luar biasa. Aku berdiri membuka gesper yang kugunakan dan membuka kancing celana yang kukenakan serta menari sleting hingga kebawah, lalu tanganku mengeluarkan penisku yang sudah sangat tegang dari pinggir CD yang kukenakan. Penisku mengacung tegak dan keras begitu terbebas dari kurungannya. Mata Fatma masih setengah terpejam merasakan kenikmatan orgasme yang masih menderanya, kemudian mata itu terbuka perlahan dan memandang wajahku seolah ingin mengucapkan terima kasih karena telah memberikan kenikmatan orgasme padanya, tetapi tatapan mata itu kemudian jatuh pada penisku yang sedang mengacung tegak dan tegang, gairahnya kembali bangkit dengan cepat dan dengan penuh nafsu dia menatap penisku yang mengacung tegak. Dengan gemetar tangan kanannya meraih batang penisku yang mengacung tegak, secara perlahan dia membelainya dengan penuh nafsu. Pantatku terangkat merasakan rasa nikmat yang menjalar dari batang penisku yang diremas olehnya. Melihat aku merasakan nikmat akibat perlakuannya, dia semakin bersemangat dan bernafsu meremas dan mengocok batang penisku. Kepalaku terdongak ke belakang merasakan kenikmatan yang tak terperi. Tanganku mencengkram erat pundaknya menahan keseimbangan tubuhku. Melihat tubuhku melenting kaku menahan rasa nikmat akibat kocokan yang dilakukannya, membuat Fatma semakin terangsang, merasakan nikmat dan puas tersendiri mampu menyiksaku dengan rasa nikmat “Uhh…ouhhh…” tanpa sadar mulutku mengeluh lirih… Ada dorongan besar dalam dirinya untuk lebih menyiksa diriku dengan mempermainkan batang penisku yang semakin menggemaskan bagi dirinya. Sementara itu tubuhku semakin sering melenting kebelakang menahan rasa nikmat yang terus menghantamku. Pada saat kepalaku terdongak untuk kesekian kalinya dihempas oleh rasa nikmat yang terus menghantamku. Tiba-tiba aku menjerit “Auh…..ouhhhh….”, tanpa sadar mulutku menjerit kaget, karena kurasakan kepala penisku dilamuri oleh sesuatu yang basah, hangat dan nikmat luar biasa, membuat pantatku terangkat dan tubuhku kaku, tubuhkupun semakin melayang.. Rupanya Fatma mendapatkan kepuasan dan kenikmatan tersendiri ketika melihat bahwa dirinya mampu membuatku melayang-layang ketika dia meremas dan mengocok batang penisku yang semakin bengkak dan kaku. Di matanya, batang penisku terlihat semakin menggemaskan sehingga tanpa dia sadari kepalanya semakin mendekat dan akhirnya mulutnya mencaplok kepala penisku dan menghisapnya perlahan, membuat tubuhku semakin melenting dan menjerit nikmat. Melihat tubuhku yang menggeliat-geliat nikmat, rangsangan dan gairahnyapun semakin menggebu dan vaginanya semakin berdenyut, basah dan gatal. Diapun akhirnya mengocok batang penisku dengan mulutnya… Aku merasa semakin tak tahan…, akhirnya pantatku kumundurkan kebelakang sehingga batang penisku lepas dari mulutnya. Fatma menatapku dengan senyum kemenangan. Lalu kuarahkan kedua tanganku untuk menarik kedua tangan Fatma sambil berkata “Fatma.., duduk di meja…!” Dia berdiri dengan kedua tangan memegang pinggir rok panjang yang dikenakan, pantatnya diarahkan ke pinggir meja, lalu duduk dipinggir meja dengan paha yang terkangkang seolah tak sabar ingin menjemput penis tegangku untuk segera memasuki dirinya. Akupun berdiri menghadap dirinya, kuarahkan kepala penisku tepat di liang vaginanya, kedua tangan Fatma memegang pundakku, kedua kakinya terangkat memudahkan diriku untuk memasuki dirinya sementara matanya dengan penuh nafsu menatap nanar batang penisku yang sedang mengarah tepat di depan liang vaginanya yang berdenyut dan gatal penuh harap untuk segera dimasuki. Lalu secara perlahan Blesshhhh…… “Auuwww….auww….. Auuhhhhhh…..” Fatma mengaduh nikmat pada saat batang penisku menerobos lorong vaginanya yang sangat nikmat, matanya terpejam menikmati sensasi nikmat yang dirindukankannya selama ini. Aku mulai mengerakan pantatku maju mundur agar batang penisku mengocok-ngocok liang vaginanya yang semakin basah namun nikmat luar biasa.. Erangan dan lenguhan nikmat yang khas semakin keras diperdengarkan oleh Fatma sebagai ekspresi dari rasa nikmat yang bertubi-tubi menderanya. Pinggul Fatma mulai bergerak dan menggeliat setiap penisku menerobos liang vaginanya. Dan gelinjang tubuh itu semakin keras sambil mengaduh nikmat “Auw…auuwww..auuw……auhh….” Untuk mendapatkan kenikmatan lebih.., Fatma menurunkan kedua tangannya dari pundakku dan meletakkannya menekan meja dibelakang punggungnya sehingga pantatnya bisa melonjak-lonjak menyambut sodokan penisku di dalam liang vaginanya . Jeritan mengaduh menahan nikmat semakin keras keluar dari mulutnya “Auw… auw… auw… ouhhhhhh…” Kepalanya bergerak kekiri dan ke kanan seirama dengan sodokan batang penisku dan terkadang terdongak-dongak hingga dadanya naik Beberapa menit kemudian, jeritan nikmat yang keluar dari mulutnya semakin keras dan tubuhnya semakin melonjak-lonjak keras, kedua kakinya yang berada dipinggir pinggangu terangkat dan kedua tumitnya menekan-nekan pantatku dengan keras dan kaku. Kepalanya semakin terdongak dan kaku dan akhirnya jeritan menjemput puncak orgasme terdengar dari mulutnya “Aaaaaakkkkkkkkssss……..” Tubuhnya terdiam kaku, dan terjadi kontraksi yang sangat hebat di dalam liang vaginanya meremas dan menghisap-hisap batang penisku dengan kuat, sementara pantatku tak bisa bergerat karena terkunci oleh jepitan kaki Fatma. Beberapa saat kemudian “Uhhhhhh……” lenguhan melepaskan napas panjang keluar dari mulutnya dan tubuhnyapun melemas. Kudekap tubuh Fatma agar kepalanya terkulai dipundakku. Kudiamkan bebera saat dalam posisi seperti itu, membiarkan Dia menikmati fase-fase orgasme yang baru saja diterimanya. Setelah beberapa menit kepalanya bergerak dan tangannya memegang leherku, kemudian dia mencium bibirku dengan mesra…. Dan berkata “Pak… sungguh luar biasa….” Akupun menyambut ciuman itu dengan lembut dan tersenyum bangga mendengar ucapannya. Lalu berkata “Nungging.. Yukkk!” “Bagaimana…?” Dia bertanya Aku menurunkan tubuhnya dari atas meja dan mengarahkan tubuhnya agar berdiri membelakangiku, kemudian kedua tangannya kuletakkan agar memegang pinggir meja, pinggulnya kumundurkan dan kakiknya ku kangkangkan agar dia berada pada posisi menungging sambil berdiri. Kusingkapkan rok panjang yang dikenakannya ke atas pinggangnya, lalu kuarahkan kepala penisku tepat pada depan liang vaginanya yang semakin basah, lalu …. Blessshhh…., Rasa nikmat kembali menjalar disekujur pembuluh darahku ketika batang penisku memasuki liang vaginanya yang berdenyut dan basah serta licin. “Auw…auw….auhhhhh….” Fatmapun kembali mengaduh nikmat…. Aku mulai mengocok batang penisku dengan memaju mundurkan pantatku sehingga selangkanganku bertepukan dengan pantatnya yang bulat dan montok “Uh…uh….uh…” Napasku semakin berderu sambil pantatku memompa pantat Fatma.. Rasa nikmat semakin menjalar disekujur tubuhku…. Akupun semakin lama semakin keras dan cepat menggerakan pantatku. Lenguhan nikmatku bersahutan dengan erangan nikmat dari mulut Fatma, bagaikan orkestra ekspresi nikmat sedang kami kumandangkan. Pantat Fatma turut bergerak maju mundur menyambut sodokan batang penisku sehingga batang penis menancap semakin dalam, sehingga rasa nikmatpun semakin bertambah. Goyangan kami makin lama semakin cepat dan aku merasa orgasme akan menerjang diriku sehingga gerakan tubuhku semakin tak terkendali dengan cepat dan kaku… Dan Fatmapun tahu bahwa aku segera mencapai puncak karena merasakan batang semakin keras membengkak di dalam vaginanya, hal ini membuat kenikmatan yang diterimanya semakin cepat mengantarnya menjemput orgasme untuk ke sekian kalinya. Diapun semakin cepat memaju mundurkan pantatnya. Hingga akhirnya pantatku menekan keras dan kaku pantat Fatma membuat batang penisku amblas sedalam-dalamnya… Dan Fatmapun demikian, Dia pun menyambut sodokan terakhirku dengan menekan pantatnya dengan kuat pada selangkanganku Badai puncak orgasmepun pada saat yang bersamaan menghantam Aku dan Fatma sehingga akhirnya dengan mata melotot dan tubuh yang melenting kaku sambil kedua tangan mencengkram kuat bongkahan pantat Fatma yang bulat sambil menjerit nikmat “Aaaakkkkkksssshhh………………” Dan dijawab dengan jeritan nikmat Fatma “Aaaakkkkkksss……… “ Beberapa saat tubuh kami kaku dan akhirnya tubuhku berkelojotan sambil… Crettt..crettt.. creeeettttt…. Spermaku terpancar dengan deras membasahi seluruh lorong nikmat di dalam vaginanya, disambut dengan kontraksi yang sangat kuat seolah memeras-meras batang penisku agar mengeluarkan semua sperma yang sedang terpancar… Beberapa saat kemudian, aku merasa tubuhku lunglai, lututku goyah menahan beban tubuhku dan hampir saja tubuhku terjatuh. Aku berusaha menjaga keseimbangan tubuhku dari sekuat tenaga agar tidak jatuh. Sedangkan Fatma langsung terduduk di pinggir meja, rupanya lututnya langsung goyah tak mampu menopang beban tubuhnya, hingga penisku tercabut dari liang vaginanya. Sesaat kemudian kami terdiam, hanya napas kami yang tersengal-sengal seolah habis berlari jauh. Tak lama kemudian aku berusaha membangunkan Fatma dan menariknya agar berdiri. Fatma berdiri dengan bantuanku dan langsung berdiri berhadapaan, baju yang kami kenakan basah oleh keringat. Aku memeluknya dan membelai kepalanya, sejenak kamipun berciuman dengan lembut dan mesra. “Uhhh…Pak, kenapa jadi begini….?” Tanyanya dengan pertanyaan yang tak perlu kujawab, lalu dia memunguti Cdnya yang tergeletak di lantai, mengenakannya dan akhirnya menghampiri kursi, kemudian menghempaskan tubuhnya di atas kusi tersebut. Aku menarik sleting dan mengancingkan celana panjangku dan berusaha duduk di kursi lain yang ada di sana. Beberapa saat kami hanya duduk terdiam sambil mengatur napas yang perlahan-lahan mulai normal kembali Tiba-tiba dia berkata “Sebaiknya bapak segera pulang, sebab sebentar lagi suami saya akan datang menjemput…., saya tidak ingin suami saya curiga dengan apa yang kita lakukan barusan…” Akupun berdiri, mengambil tas laptopku, sebelum aku meninggalkan ruangan itu aku berusaha menciumnya, namun dia menepis mukaku dan menghindar. Akhirnya akupun pergi meninggalkannya sendiri di ruangan itu. Sepeninggalanku, Fatma tampak termenung melamunkan apa yang baru saja terjadi. Hari ini kembali dia berbuat dosa…., kembali dia menghianati suaminya, dan yang paling membuatnya tersiksa adalah kembali dia merasakan puasnya kenikmatan sex yang tak pernah didapatkan dari suaminya. Dan peristiwa barusan, semakin memperbesar ketergantungannya akan pemenuhan kebutuhan sex terhadap diriku. “Uhhh…..” tanpa sadar dia menghela napas panjang sebagai ekspresi dari melepaskan beban berat yang sedang menghimpitnya. Tiba-tiba badannya tersentak kaget, ketika ingat bahwa di layar monitor masih terlihat aplikasi media player yang sudah selesai menampilkan adegan persetubuhannya denganku. Dengan tergesa-gesa dia keluar dari aplikasi tersebut dan menghapus file video tersebut. Tak lama kemudian suaminya datang menjemputnya. Untuk menutupi rasa bersalahnya, Fatma menyambut suaminya dengan memberikan kecupan mesra dan tak lama kemudian merekapun pulang. Sepanjang perjalanan pulang dengan menggunakan sepeda motor, Fatma memeluk erat tubuh suaminya dari belakang dan meletakan kepalanya dipunggung suaminya. Tapi ingatannya melayang pada saat-saat dimana tubuhnya terguncang-guncang diombang-ambingkan oleh rasa nikmat yang diberikan olehku.
.fatma...saya juga bisa memuaskan..ayo berbagi itu indah!.
 
Repost neh..! Nama dari cerita aslinya lilis bukan fatma. Tapi salut untuk penambahan ceritanya sehingga mjd lebih detail.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd