Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Sekarang Sedang Jatuh Cinta (Side story 10)

Bimabet
Side Story 10 : After Party

*Waktu sebelum Gaby mengumumkan Graduate*

Sudah satu bulan semenjak kami benar-benar tinggal bersama. Banyak hal hal baru yg ku ketahui tentangnya, juga banyak kebiasaan-kebiasaanku yg mulai ia ketahui. Hubungan kami layaknya seorang pasangan suami istri muda yg sedang kasmaran dan mempelajari satu sama lain. Telah banyak pertengkaran-pertengkaran kecil karena kebiasaan yg berbeda, terkadang juga kami memperdebatkan kebiasaan rumah kami masing-masing yg tak sadar kami adaptasi ke rumah baru kami. Namun, dibalik itu semua, kami adalah pasangan yg sedang hangat-hangatnya.

"Kamu hari ini gak ada ke kampus?" Tanya Gaby padaku yg sedang memasak bubur untuknya.
"Gak ada, kamu?" Balasku bertanya.
"Ada photoshoot nanti sore, tapi berangkat dari siang" balasnya padaku.
"Ooh gitu, aku anter gak?" Tanyaku kembali.
"Gak usah, dari Jkt soalnya jadi make up di theater" balasnya padaku, ia yg berdiri di sampingku menyiapkan 2 mangkuk untuk bubur kami.

Gaby membantuku yg sedang memasak untuk menyiapkan sarapan, ini juga menjadi kebiasaan kami di pagi hari sebelum kegiatan kami untuk memasak sarapan bersama.

"Aku harus apa lagi nih chef?" Tanyanya padaku sambil tersenyum, senyuman khas dengan gigi terlihat andalannya.
"Kamu taro topping-toppingnya di atas piring kecil ya, trus sama sendok bebek di rak atas" jawabku memberikan arahan, Gaby melakukannya dengan cekatan sesuai apa yg aku katakan.

Sejak tinggal denganku, ia mulai sering berada di dapur dan meminta mengajariku untuk memasak. Meskipun awalnya dia sangat payah, namun ia bisa dengan cepat memahami apa yg ku ajarkan.

"Aku kan juga mau sekali-sekali masakin buat suami, kyak istri-istri di film gitu loh" katanya waktu itu dengan wajah cemberutnya saatku bilang ia tidak perlu ke dapur bila ada aku.

Setelah buburnya matang sempurna, bubur ini siap dihidangkan. Ku tuangkan bubur itu ke dalam mangkuk besar yg telah Gaby sediakan, kami berdua menata sarapan kami agar terlihat cantik seperti di resto bubur FX Sudirman. Ku bawa bubur itu menuju sofa untuk kami makan bersama, Gaby mengikuti dari belakang sambil membawa sebotol air dingin untuk kami minum.

"Waaah buburnya keliatannya enak nih chef, apa rahasianya?" Tanyanya padaku seperti seorang reporter, ia duduk di sampingku sambil tertawa kecil.
"Rahasianya, nasinya dimasak pake kaldu dulu sampe matang, trus di tambahin air lagi, garam, lada dan dimasak deh sampe jadi bubur" balasku mengikuti becandaannya.
"Ooh simple ya chef, jadi gak ada resep rahasianya nih?" Tanyanya lagi sambil menyodorkan sendok yg ia gunakan sebagai mic.
"Ada sih" balasku padanya.
"Apa tuh chef?" Tanyanya lagi padaku.
"Bikinnya sama orang yg paling di sayang" jawabku padanya.

Gaby tertawa kecil lalu memeluk lenganku, melihatnya manja seperti ini membuat pagiku menjadi indah. Rasanya aku sudah tak perlu lagi terbitnya matahari bila disampingku sudah ada penerang hidup yg melebihi sang surya.

"gombaaal teruuuus!" Balasnya padaku sambil menyentuh hidungku dengan jarinya, Gaby memang orang yg gampang gemas dengan sesuatu.
"Hahaha yuk makan yuk" kataku mengajaknya makan.

Kami berdua makan dengan lahap sambil menonton tv, sesekali Gaby menyuapkan buburnya padaku karena terdapat seledri yg tak ia sukai. Pagi hari kami selalu kami habiskan seperti ini sebulan lamanya. Hari hari kami berjalan dengan sangat indah setiap harinya. Aku semakin percaya dengan perkataan bahwa akan ada hari yg cerah setelah badai yg melanda, aku telah merasakannya saat ini.
__________________________________

"Serius kamu photoshoot cuma pakai kyak gini? Seksi banget deh…" kataku menanyakan outfit yg ia kenakan, ia mengerti raut wajahku yg menunjukan ketidaksukaan.
"Tapi ini dari official, biar imagenya lebih dewasa" balasnya padaku.
"Tapi kan nanti ini di share, trus juga di kasih ke client atau PH, trus nanti mereka mau hire kamu cuma karena seksi gitu? Kamu lebih dari itu!" Balasku padanya, aku tau bahwa api cemburu telah menyala di hatiku.
"Tapi kan ini juga buat kelangsungan karir aku… kenapa sih kamu kok jadi ngatur gini!" Balasnya, nadanya mulai meninggi.
"Yaudah kalo gitu, terserah deh" balasku padanya mencoba mengalah.

Gaby menggigit bibir bawahnya, matanya menatapku tanpa berpaling. Aku sudah tau apa yg akan terjadi selanjutnya, aku bergegas mendekati dan memegang tangannya. Kekasihku ini memang orang yg cengeng, ia akan menangis bila dalam sebuah perdebatan. Seorang perasa yg tak mampu menahan emosinya, terlalu baik untuk membalas marah seseorang sehingga hanya tangisan yg mampu ia keluarkan.



"Jangan nangis sayang, aku gak bermaksud ngatur kamu" aku tetap memegang tangannya meski Gaby berusaha melepaskan genggamanku.
"Tapi kamunya marah… aku gak mau kamu marah dan gak suka" balasnya dengan wajah menunduk.
"Aku bukan gak suka sayang, aku cuma cemburu, aku gak mau kamu diliatin orang lain dengan pikiran gak baik, aku gak mau kamu dijadiin objek mesum sama orang lain." Balasku padanya, tanganku membelai rambutnya dan menyelipkannya ke belakang telinga.
"Bolehkan aku ngejagain pacarku sendiri seposesif itu?" Tambahku.

Gaby perlahan tersenyum, wajah manisnya terlihat sangat cantik di depanku saat ini. Aku telah benar-benar bucin padanya.

"Kamu sayang banget ya sama aku?" Tanya Gaby padaku sambil tertawa kecil.
"Iya, sayang banget." Jawabku padanya, Gaby kembali tertawa lalu meledekku.
"Aku udah tau siiiih…. Yaudah, aku berangkat ya. Aku bakal pake jaket kok sebelum mulai foto" ia mengambil tas tangan besar yg berisi perlengkapannya.

Aku mengantarkannya sampai lobby apartemen, hari ini ia akan dijemput oleh staff JKT48. aku hanya mengamati Gaby yg berdiri di depan apartemen dari dalam lobby, hubungan kami masih harus benar-benar kami tutupi demi karirnya. Aku melihat sebuah mobil city car putih berhenti di depan apartemen, dari dalam mobil itu keluar seorang pria yg tidak terlihat seperti seorang staff. Pria itu menghampiri Gaby dan mereka nampak berbicara beberapa saat sebelum akhirnya berjalan ke arah mobil.

"LOH KOK DIBUKAIN PINTU SEGALA???!!" Aku terkejut saat pria itu membukakan pintu mobilnya untuk Gaby.

Aku bangkit dari kursiku dengan kesal, namun aku tidak mungkin tiba-tiba menghampiri mereka berdua. Apa jadinya kalau aku menghampiri mereka, apalagi bila sampai terjadi perkelahian nantinya. Semua akan kembali menjadi masalah untuk Gaby, terutama karirnya kedepan.

"Positif dulu Sa…" pikirku sambil menenangkan diri, ku tarik nafas dalam-dalam agar pikiranku kembali jernih.
__________________________________

Gaby
Sayang…



Yusa
Yaampun sayang seksi banget!

Gaby
Hehe


Gaby mengirimiku sebuah foto disela-sela kegiatannya hari ini, sedikit menenangkan pikiranku yg sejak tadi gundah. Pikiranku begitu liar mengingat apa yg terjadi di depan lobby apartemen tadi, namun ternyata Gaby masih memikirkanku dan memberikan kabar.

Langit telah berganti menjadi malam. Aku yg sedang menonton televisi menerima panggilan telepon dari Gaby, membuang pikiran-pikiran negatifku sejak tadi. Aku pikir ia akan pulang sendiri hari ini, namun sepertinya ia memintaku untuk menjemputnya.

"Jemput aku di xxx ya" kata Gaby berbisik.
"Kenapa sayang?" Tanyaku penasaran.
"Jemput aja dulu, nanti aku ceritain dijalan" balasnya lagi dengan tetap berbisik.

Kebetulan sekali tempat ia memintaku untuk menjemput tak jauh dari FX, membuatku bergegas untuk menjemputnya. Dari gelagatnya, sepertinya Gaby ingin kabur. Hanya butuh beberapa belas menit saja aku telah sampai di tempat tujuanku, aku dapat melihat Gaby bersama 5 orang pria yg sepertinya sedang asik mengobrol. Tetapi Gaby terlihat tidak nyaman dan matanya terus melihat sekeliling, seperti tak sabar menunggu kedatanganku. Aku berjalan perlahan ke arah mereka. Saat mata Gaby menyadariku di kejauhan, ia langsung berdiri dan memanggilku.

"Sayang!" Panggilnya sambil melambaikan tangan ke arahku.

Aku panik karena ini adalah tempat umum dan tak biasanya juga ia seperti ini. Gaby berjalan keluar dari kerumunan itu dan berjalan menghampiriku, aku pun mempercepat jalanku agar segera menemuinya.

"Ini pacarku, namanya Yusa" kata Gaby sambil merangkul tanganku.
"Hai" balasku canggung.
"Wah kirain member JKT48 beneran gak boleh pacaran hahaha" balas mereka, sepertinya mereka adalah photographer beserta krunya.
"Kalo gak ketahuan mah boleh haha" balas Gaby, dia memang paling hebat dalam urusan ramah tamah dan basa basi seperti ini.
"Yah gak jadi after party dong" celetuk salah satu dari mereka.

Gaby menggenggam lenganku erat, ia sepertinya ia tahu bahwa aku mulai kesal dengan tingkah mereka.

"Pulang ya, senang kerjasama dengan kalian" balas Gaby sedikit membungkuk lalu mengajakku pergi.

Kami berjalan dalam diam sampai ke mobil, Gaby masuk ke kursi sampingku dan menghela nafas panjang.

"Bener deh kata kamu, kyaknya bajuku terlalu mengundang" kata Gaby sambil menoleh ke arahku.
"Kan aku udah bilang dari tadi siang." Balasku padanya.
"Ia, daritadi tuh mereka usaha banget ngedeketin aku dan kode-kode, susah ya emang fotografer tuh banyak banget yg modal mesum" kata Gaby cemberut.
"Karena gak ada staff jeketi sama sekali nih aku jadi takut seharian" tambahnya.
"Yang penting kan udah sama aku sekarang" balasku sambil tersenyum.

Aku kembali fokus ke jalan, jarak yg terlalu jauh membuatku mengendarai mobilku dengan santai.

"Aku seksi banget ya emang hari ini?" Tanyanya padaku, membuatku sedikit menoleh padanya.
"Banget sayang…" balasku padanya.
"Hehe iya ya? Pantes mereka kyak macan daritadi, salah salah aku dicaplok pasti" balasnya terkekeh.
"Aku juga pengen caplok ini dari tadi haha" balasku tertawa kecil.
"After party?" Balasnya, entah darimana ia belajar nyinyir seperti ini.
"Hahaha dasar kamu ya!" Balasku tertawa.

Sesampainya di apartemen, Gaby melepas sepatunya dan menyimpannya di rak. Ia meletakkan tasnya di atas meja makan. Aku yg sudah tak sabar melihatnya langsung berjalan menghampirinya. Tubuh ramping dan tingginya itu ku himpit ke tembok. Gadis ini hanya memasrahkan dirinya menerima perlakuanku. Tanganku merayap dari pinggang, mengusap naik hingga ke dadanya yg tercetak bulat dan memijatnya lembut. Gaby mendesah dengan mata yg terpejam, tangannya berpegangan di pinggangku menerima ciuman dan remasanku yg mengerjainya.



"Sayang kamu seksi banget" bisikku di telinganya sambil menjilati bagian dalam daun telinganya.
"Nghh daritadi jugaah aku diliatin teruuss sama staff cowokh" balasnya sambil mendesah karena belakang telinga kini menjadi sasaranku.
"Comment di IG dan twitteer jugaah beberapah menjuruusshh" katanya lagi, tubuhnya bergerak-gerak menerima rangsanganku.

Mendengar pengakuan polosnya itu membuatku makin tak tahan. Kuturunkan belahan lebar bajunya itu sehingga payudara tertutup bra putihnya langsung terekspos, aku tak peduli bila bagian lengan dan belahan baju ini menjadi longgar.

"Siapa yg tahan liat kamu begini coba?" Balasku menggodanya.
"Kaos putih ketat dimasukin, rok panjang dan tete yg tercetak jelas gini…" tambahku, wajahnya memerah mendengar kata-kataku.
"Pasti mereka iri sama aku kalo tau aku bisa ngelakuin apa yg ada di fantasi mereka" tambahku lagi, tanganku melepas bra miliknya yg langsung disambut payudara proporsional miliknya.

Gaby menggigit bibirnya menikmati remasanku, sepertinya kata kataku membuat birahinya semakin naik.

"Nhhhnhh sayaang" Gaby memejamkan matanya pasrah.

Gadis itu tak sadar bahwa roknya telah tergeletak jatuh di lantai, di dalam kepalanya saat ini hanyalah rasa geli akibat tanganku yg menyusup celana dalamnya dan mengusap permukaan vaginanya. Gadis polosku ini sudah mengetahui bahwa kekasihnya seorang mantan fakboy yg punya pengalaman, sehingga ia hanya bisa pasrah menerima perlakuan dari kekasihnya yg mahir.

"Dua hari yg lalu padahal baru itu lohh" kata Gaby mencoba menghentikanku.
"Baru ngewe?" Balasku dengan vulgar, membuat nafasnya makin memburu.
"Iyaahhh ituuu" balasnya lagi sambil menahan jariku yg menelusup masuk kedalam vaginanya.
"Kemarin kan di kolam renang, sekarang kan di kamar sendiri" balasku padanya.
"Lagian kamu weekend theaternya padat, kapan aku bisa lagi"

Mulutku mulai menyedot puting susunya, memuaskan diriku dengan payudara yg sejak sore membuatku tak karuan. Aku membayangkan berapa banyak laki laki yg telah melihat langsung maupun melalui foto yg dia share dan berharap bisa meremas payudara ini. Rasa bangga ini membuatku menikmati payudaranya lebih lagi, meremas bongkahan payudaranya dan mengemut putingnya tanpa henti sampai diriku puas. Gaby menikmati setiap perlakuanku tanpa menahan diri.

"Uughhh nghhh langsung ajaaah" Gaby memintaku untuk menyetubuhinya, sepertinya ia tak tahan dengan rangsangan yg ku berikan.
"Iih gasabaran banget, nakal nih pacarku!" Godaku sambil semakin merangsangnya.

Gaby yg dalam posisi berdiri begitu gelisah, tubuhnya tak mampu menahan diam akibat perlakuanku. Tak ada fansnya yg pernah terbayang bahwa idolanya sedang berlaku seperti ini dengan kekasih yg sudah tinggal bersama. Gaby yg polos dan terkenal anak baik-baik sedang dalam posisi setengah telanjang dan berlaku begitu mesum, merelakan payudaranya untuk dipegang sesuka hati oleh seorang pria dan bahkan bagian intimnya untuk dijilati juga.

"Aaaahhh tuhkaaan aku besok perform!" Gaby sudah tau apa yg akan terjadi.
"Masasih gak sampe lemes sayang?" Balasku padanya, Gaby menggelinjang akibat udara dari mulut dan hidungku yg mengenai vaginanya.
"Ngghhh pokoknyaaah 2 hari kedepan akuh istirahaaat" kata Gaby yg tak sanggup menahanku.
"Gak janji" balasku meledek, lidahku langsung menyusup dan menusuk nusuk lubang kemaluannya.

Vagina dengan rasa paling nikmat menurutku, direlakannya untuk dinikmati pria yg bukan suaminya. Gaby telah merelakan tubuhnya ini untukku. Membiarkanku melakukan apapun yg ku mau. Klitoris mungilnya ia pasrahkan untuk ku emut, ku mainkan dengan mulut dan lidahku. Vaginanya ia biarkan untuk bermain dengan mulutku. Gaby telah kecanduan, sama sepertiku yg telah candu dengan dirinya.

"Oooouuuuhhhhhhh haaaahhhhhh nghhh" Gaby tegang dengan pinggul yg menekan ke arahku, aku tau bahwa ia telah di akhir ronde pertama.

Gaby menekan kepalaku untuk terus merangsang dirinya sambil sesekali menggerakan pinggulnya agar oral dariku semakin memberinya kenikmatan.

"Oooouuuuuhhhhhhhhhh aaaaaahhhhhhh" Gaby mengerang.
"Aaaahhhh nggghhhhhh ouuuuhhhhh" bibirku menyedot klitorisnya dengan kuat.
"Sssshhhh aaaaahhhhhhh Yusaaaahhhh" jari-jariku memilin putingnya untuk menambah rasa gatal di dirinya.
"Aaaaaaaaaaaaahhhhhh sssshhhhhh AAAAHHHHHHHHH" Gaby bergetar, mulutku tak menghentikan pekerjaannya.
"Aaaaaaaahhhhhh shahhaaaahhhhhhh" nafasnya tersengal sengal, wajahnya telah memerah dan putingnya mengeras.

Tubuh gadisku melemah diatasku, ku tahan tubuhnya agar tidak ambruk ke lantai. Gaby masih berusaha berdiri dengan tubuh lemasnya, keringat telah membasahi sekujur tubuhnya hingga baju putihnya terceplak jelas. Ku telanjangi tubuhku sendiri, menemani Gaby yg hanya menggunakan atasan. Entah kapan bra milik Gaby telah berhasil ku tanggalkan hingga kini hanya tersisa baju putih yg tidak menutupi auratnya sama sekali.

"Ancur gak sayang?" Tanyaku menggodanya.
"Hhh aah ancyuuuuurrrrr" balasnya sambil tersenyum, meski wajahnya terlihat memerah dengan pandangan sayu.
"Haha dasar member jeketi, skandalnya udah level A1 banget nih" goda ku lagi.
"Hehe dasar wota yg udah nidurin banyak member, bisa dibakar kamu kalo fans lain tau" ledeknya balik.

Lidahnya yg menjulur untuk meledek langsung ku sambar, Gaby mengaitkan lidahku saat lidah kami bertemu.

"Sekarang?" Tanyaku, Gaby langsung memposisikan tubuhnya untuk bertumpu padaku.
"Nghh" Gaby menjawabku dengan desahan seksinya saat penisku menyentuh bibir vaginanya.

Pinggulku bergerak mendorong kearah vagina Gaby yg sudah basah, orgasmenya tadi memudahkanku untuk melakukan penetrasi. Penisku memulai pekerjaannya, menusuk vagina kekasihku dengan tempo pelan.

"Aaahh nhhh aah ahh" Gaby mendesah, ia tersenyum padaku dan terlihat senang.
"I love you" kataku padanya.
"Nghh nhh love you too" balasnya, wajah sayunya benar-benar menggemaskan dimataku.

Pandangan mata dan mimik wajahnya membuat gairahku makin naik, tanpa kusadari tubuhku meminta lebih dan mulai memompa vaginanya lebih cepat.

"Aaaaahhhhh ssshhhhh kookkk naaiiikk" Gaby terkejut karena intensitas goyangan pinggulku meningkat.

Suara peraduan paha kami terdengar keras, suara gesekan antara kulit yg telah basah oleh keringat memenuhi kamar ini. Desahan dan erangan dari mulut Gaby membuatku lebih semangat, tubuh langsing nan seksinya itu semakin menggairahkan saat kusetubuhi. Semakin hari aku merasa dirinya semakin seksi dan menggoda, tubuhnya semakin matang setiap kali kami melakukan permainan. Gerakan tubuhnya juga semakin menggairahkan dimataku, aku telah kecanduan akan dirinya.

"Aaannhh nhhh aahh aahh nghhh nghh" Gaby mendesah menikmati hujamanku.
"Ouuuhhh aaahhhnhh Yusaah nghh aahh Yusaah" dalam posisi kaki yg kuangkat satu, Gaby bertumpu dengan melingkarkan tangannya di leherku.
"Aaahhh nghhh aaahhhh sayaanghhh" Gaby terus mengeluarkan desahannya tanpa mencoba untuk ditahan.
"Sayanghh enak banget ouuh" aku membalas desahannya yg membuat wajahnya makin memerah.

Aku merasakan kenikmatan yg teramat sangat, Gaby juga terus memberikan desahannya tanpa henti. Aku mencabut penisku dari vaginanya, Gaby langsung menyambar bibirku untuk berciuman sesaat. Liur yg bercampur menetes keluar akibat panasnya ciuman kami. Wajah dan tindakan yg tak akan pernah Gaby perlihatkan dimanapun.

"Nnghh ouuch" Gaby mengerang saat penisku kembali ku masukan.

Tubuhnya kini memunggungiku dengan pinggul menungging ke belakang, mempersilahkanku untuk kembali menikmati vagina menggigit miliknya. Pinggulku kembali menggoyang tubuh kekasihku, pinggang rampingnya menjadi tumpuan tanganku untuk membagi kepuasan. Leher jenjangnya menjadi incaranku saat rambut sebahunya kusibak kesamping, kecupan dan cumbuan lembut kuberikan di sana.

"Jangaaaan besoook showw aaahhh" Gaby melarangku yg mulai menyerang bagian lehernya.
"Mphh kalo mereka sadar leher belakangmu ada kissmark bakal gimana ya?" Tanyaku menggodanya.
"Nghhhhh sayaanghhh pleaseee jangann ahhhh" Gaby membalasku sekenanya karena genjotanku di vaginanya semakin cepat.
"Iyaaa becanda kok" balasku padanya, menggodanya memang salah satu kesukaanku.

Tubuh Gaby yg ku himpit di dinding tergoyang-goyang karena hujamanku. Gadis itu begitu menikmati permainan dewasa yg tabu ini. Ia tak menahan dirinya sama sekali untuk menunjukan bahwa ia menyenangi persetubuhan ini. Ia mendesah sepuasnya dan bergoyang sekuatnya untuk membawa kami menuju kenikmatan. Baju putihnya sudah sangat basah oleh peluh, begitupun sekujur tubuh hingga rambutnya yg juga lepek. Gadisku terlihat begitu liar.

"Aaaaaaaaahhhhhhhhh anghhhhhhghh keluaaar" Gaby mendesah panjang.

Jepitan vaginanya membuatku hampir kelepasan, vagina yg tengah orgasme bagai menghisap penisku lebih dalam. Otot-otot vaginanya menghimpit penisku membuatku merasakan kenikmatan yg luar biasa, aku mencabut penisku lagi karena masa orgasmenya bisa membuatku kecolongan. Gaby yg tersengal-sengal membalik tubuhnya dan bertumpu di dadaku, ia sudah sangat berantakan dan lemas di dalam dekapanku.

"Hhhhh hhhh sebentar yahh hhh" Gaby memintaku untuk beristirahat sejenak.

Gaby memainkan batang penisku dengan jari lentiknya untuk mempertahankan ketegangannya, ia mengatur nafasnya sambil menunggu agar vaginanya siap kembali. Aku yg sudah tak sabar kembali memutar tubuhnya, tanganku meremas dadanya sedangkan penisku menggesek permukaan vaginanya.

"Aaaanhhh sabaaar dooonggg" Gaby protes padaku yg telah menyuruhnya menungging bertumpu pada tangan.

Posisi ini membuatku sangat leluasa, aku dapat langsung menggenjot vagina pacarku ini dalam tempo yg cepat. Aku tau ini adalah ronde terakhir kami. Ku genjot vagina Gaby sepuas puasnya.

"Aaanh ahhh ahh ahh ahh aashh"
"Ssshh shh aahh ahh aaahgh"
"Nghhh nghh nghhh uugghh ughh"
"Ouuh enaakkk uuughhh"
Aaahhh aaahh ahh" racauan Gaby memenuhi telingaku.

Gaby yg kalem dan pendiam itu meracau tanpa ditahan. Liurnya menetes tanpa tertahan, peluhnya membanjiri lantai. Vaginanya kusodok sepuas hati, pinggulnya ku goyang semau hati. Ia telah merelakan semuanya padaku dan kugunakan kesempatan ini sebaik mungkin.

"Saayaangghh Yusaahh aaahhh"
"Aaaaahhhh asshhh aaahhhh"

Goyangan pinggulku makin cepat, suara benturan paha kami makin kencang. Tubuh seksinya berguncang-guncang seirama goyangan pinggulku. Pantatnya menjadi tumpuan tanganku yg baru, kuremas pantatnya sambil terus menggenjot tubuhnya. Bongkahan pantat Gaby memerah akibat remasanku.

"Nggghhh aaahhh gak kuaattt aaahh" Gaby mengubah posisinya, kini tubuhnya dalam posisi doggy style.
"Aaahhhh hhhh ahhhnnhh ahhh ahhh gak sabaran ahhh ahhh" Gaby mendesah tak karuan karena pinggulku langsung menggoyang tubuhnya kembali.

Aku dapat merasakan bahwa pertahanan ku akan jebol. Vagina Gaby juga telah memberikan kedutan-kedutan yg juga menandakan orgasmenya. Ingin sekali aku mencapai puncak kenikmatan bersama, tapi aku tak mungkin membuatnya hamil saat ini.

"Ssshhh aaahhhh nghhhh ouuuuuuhhh" Gaby mendesah panjang saat penisku kucabut.
"Nghhh aaahhhh ahhhh nghhhh aaahhh" namun desahannya kembali keluar saat dua jariku mengobok vaginanya, kini Gaby telentang didepanku dengan kedua kaki terbuka lebar.

Jariku bergerak keluar masuk sambil menekan vaginanya keatas, kocokan jariku begitu cepat dibantu oleh vaginanya yg telah licin. Gaby menggeliat tak karuan. Putingnya yg mengeras kucubit dan kupilin hingga memerah. Vagina Gaby seakan menghisap jariku untuk lebih dalam lagi memberikan kenikmatan.

"Aaaaaaaaanghhhhhhhhh Yusaaahhhh" pinggulnya terangkat naik, semburan vaginanya membasahi jari-jariku.

Gaby tersengal-sengal dan ambruk di lantai. Tubuh yg mengkilap akibat keringat itu tergeletak lemas tak berdaya. Matanya terpejam meresapi tiap kenikmatan yg tersisa di vaginanya. Aku merangkak ke arahnya, penis tegangku masih dalam posisi siap tempur. Bibir manis yg sedikit terbuka itu kusentuh dengan kepala penisku. Senyum tipis tersungging di bibirnya, bibir Gaby dalam posisi seperti ingin mencium.

"Muaaah" Gaby mengeluarkan suara kecupan saat kepala penisku bersentuhan dengan bibirnya.

Tangannya meraih penisku dan mengocoknya. Gaby sudah cukup telaten dalam hal memberikan blow job karena ia sering melakukannya padaku sebelum berangkat ke tempat latihan bila jadwal padat. Penisku dilahap oleh mulutnya, rasa basah di penisku membuatku keenakan. Dinding mulutnya menekan penisku yg sedang ia kulum. Kepala Gaby maju mundur menghisap penisku. Lidahnya juga tak tinggal diam untuk memberikan kenikmatan, tulang lunak itu memberikan sensasi tersendiri yg membuatku menggelinjang.

"Hiiihana?? (Dimana?)" Tanyanya sambil terus mengulum penisku.
"Aanghhh jangan gitu" aku tak tahan karena kelakuan Gaby.
"Nguhaaa?? Ngulut?? (Muka?? Mulut??)" Ia terus menggodaku yg sudah diujung tanduk.
"Aaahhh mukaaaa" aku mencoba menahan sekuat tenaga.

Gaby mengemut kepala penisku dan menyedot ujungnya. Sensasi yg luar biasa itu membuat penisku berkedut. Gaby langsung memposisikan penisku di atas wajahnya dan mengocoknya dengan cepat.

"Aaaahh!!" Penisku mencapai puncak kenikmatan.

Spermaku menyembur beberapa kali dan sangat banyak, wajah Gaby berlumuran spermaku. Dahi, hidung, pipi, mulut dan sebagian rambutnya basah oleh sperma lengketku. Gaby terlihat begitu nakal dengan wajah berlumuran sperma, senyuman lebarnya menandakan rasa bangga telah membuatku orgasme. Kami beristirahat di lantai karena kelelahan.

"Yuk bersih-bersih" beberapa menit berlalu, Gaby mengajakku membersihkan diri.

Ia mengusap spermaku di wajahnya dengan tangan dan mengelapnya di baju putihnya yg basah kuyup. Kubopong tubuhnya itu menuju kamar mandi untuk membersihkan diri sebelum istirahat.

"Sayang…" panggilku yg tengah menyabuni punggungnya.
"Nanti aja di kamar..." Balas Gaby yg sudah mengerti.

Sepertinya pesta malam ini akan berlanjut lagi.

-Side Story End-
 
Terakhir diubah:
siapa tau ingin memberikan support hehe, bisa buka saweria cocopalm family.
Link ada di wattpad juga hehe
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd