Agen Terpercaya   Advertise
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Seranjang dengan Amel

Rico Logan

Semprot Holic
Daftar
10 Feb 2016
Post
317
Like diterima
123
Bimabet
Nyoba aja karena gak pernah bikin cerpan di kategori ini.

Tapi ane males ngetik bikin intro dan ane yakin agan-agan pasti bisa gampang nebak atau kira-kira bagian intro situasi apa dan bagaimana yang terjadi sebelumnya.

Anyway, here's the story: :semangat:

***
Kakak sepupuku Amel menatapku sesaat dan tampak agak ragu-ragu saat berkata "Kita bisa, um, …tidur bareng diranjang ….eh emm ….maksud gue lo gak harus tidur di lantai ….cukup kok disini…***k sempit”

Aku juga ragu dengan sarannya itu. Dengan kakak sepupu secantik Amelia, tidur sekamar dia saja sudah membuatku gelisah panas dingin. Apalagi tidur seranjang bareng dia...

Tapi lantai kamar kost ku terasa sangat dingin dan keras dan bahuku terasa sakit.

“Ehmm …Iya deh. Emang dingin banget sih di ubin …Sorry ya Mel..” sahutku, akhirnya menerima tawarannya dengan canggung.

“Hihihi…. Kok sorry sih. Ini kan kamar lo. Gue lah yang makasih banget udah ditolong dikasih tempat numpang nginep” kata Amel sambil tersenyum sangat manis.

Saat itu Amel berbaring di dekat tepi ranjang untuk berbicara denganku, masih terbungkus selimut tebalku yang sepertimya sangat nyaman. Karena dia tidak bergerak minggir aku memanjat melangkahi tubuhnya untuk mengambil sisi ranjang yang menempel ke dinding kamar kostku.

Amel membuka dan mengulurkan berbagi selimutnya di atas tubuhku. Hanya sedikit jarak pemisah diantara tubuh kamiberdua . Aku bisa merasakan kehangatan yang keluar dari tubuhnya, tapi aku mencoba mengeluarkannya dari kepalaku.

"Selamat malam Mel," kataku.

"Selamat malam Rico."

***

Aku hampir saja tertidur saat kurasakan tubuh Amelmakin mendekat merapat. Amel meringkuk menyamping memunggungiku dan menyandarkan pantatnya ke pangkal pahaku. Aku merasakan tubuhnya yang begitu hangat melalui kemeja katun longgar yang aku pinjamkan padanya. Mataku masih terpejam, aku merinding dan jantungku mulai bergedub lebih kencang, Entah bagaimana dia menariknya dan meletakkan telapak tanganku di tulang rusuknya. Aku menyadari bahwa jari-jariku jdi celah antara kancing kemejanya dan menyentuh kulitnya yang begitu halus dan lembut.

Untuk waktu yang lama aku hanya menahan posisiku di sana, tidak berani bergerak, merasakan kulitnya yang halus lembut hanya beberapa sentimeter dari payudaranya. Segala sesuatu telah hilang dari eksistensi kecuali sensasi di ujung jari-jariku. Aku bahkan tidak bernafas karena takut kehilangan momen itu.

Lalu aku merasakan sesuatu yang lain. Penisku mulai cepat membengkak mengeras. Pantat Amel menekannya dengan lembut, reaksi instat itu tidak mungkin kuhindari atau sembunyikan. Seiring bertambahnya ereksiku, “adik”ku itu semakin mendesak di gundukan lembut pantat kakak sepupuku Amel.
Aku merasakan napas Amel semakin cepat, jantungnya berdegup kencang dan tubuhnya tegang.

Aku tetap tak bergerak, takut akan apa yang terjadi tapi lebih takut kehilangan sensasi fenomena langka ini.

Amel mulai bergeser, dan aku merasak mulai panik saat berpikir semua ini akan hilang berakhir. Tentunya dia akan menjauh dariku.

Namun diluar dugaanku, Amel malah mengayunkan menggoyangkan pantatnya, mendororong, menekan dan mengesek penis tegangku yang sudah sangat keras. Pada saat yang sama, Amel menarik tanganku lebih jauh ke dalm kemejanya yang entah bagaimana sudah terbuka beberapa kancingnya. Tangannya membimbing tanganku meluncur masuk dan naik sampai jari Aku menempel di bagian bawah lekuk payudaranya.

Aku bisa merasakan setiap bagian tubuhnya, dari tangannya sampai ke kakinya jadi lebih tegang dari sebelumnya. Meski sama sepertiku Amel tetap terbaring meringkuk tak bergerak. Bisa kurasakan juga degup jantung kami seolah saling berpacu makin cepat.

Amel sudah mengambil langkah Inisiatif awal; Mungkinkah Amel sedang menunggu untuk melihat apakah aku akan cukup berani mengambil langkah lebih lanjut…..

Dengan sangat perlahan, canggung dan agak ragu-ragu aku mulai menggerakkan jariku ke buah dadanya, aku menunggu ada tanda-tanda penolakan dari Amel. Setelah cukup yakin tak merasakannya, aku semakin berani dan kembali menggerakkan tanganku. Dengan hanya menggunakan ujung jari, aku membelai sisi buah dadanya, dengan ketakutan setiap saat Amel akan menarik diri menghindar menjauh dariku.

Jarij jemariku mengitari payudaranya, aku mulai memijatnya dengan lembut di telapak tanganku. Jari-jariku perlahan-lahan mengelilingi areola sebelum telunjuk dan jempol memilin lembut putingnya.

Aku tidak pernah merasa lebih terstimulasi seperti ini sepanjang hidupku. Peniskku terasa makin mengeras mendesak menekan gundukan pantat Amel. Aku mulai menangkup meremas-remas lembut payudara kencang namun halus lembut kakak sepupu cantikku itu dan makin berani memainkan puting susunya. Amel menarik napas pelan dan juga makin berani meliuk mengesek penisku dengan pantatnya. Meskipun kami sama-sama masih memakai celana pendek namun aku bisa merasakan betapa dasyat sensasi yang kudapakan dari kelembutan dan kekenyalan gundukan pantat kakak sepupuku itu.

Tangan kananku yang sedari tadi pasif karena terhimpit tubuhku sendiri diposisi meringkuk mulai menyelinap dari bahunya dan membuka kancing atas kemeja yang dikenakannya, dan langsung menyambar payudaranya Tangan kiriku membuka sisa kancing-kancing yang lebih rendah dan menguakkan kemejanya terbuka.

Setelah beberapa saat tanganku bermain di kedua buah dada Amel perlahan aku menggerakkan tanganku ke perutnya dan merasakan sisi karet celana pendeknya.

Aku menahan tanganku beberapa detik sebelum kemudian mulai menggerakkan jemariku lebih jauh menyelinap merogoh masuk ke dalam celana pendek Amel. Aku merasakan bulu-bulu jembutnya yang halus. jari-jariku menembus belukar itu melanjutkan perjalananku lebih rendah menelusuri lembah surgawi.

Aku merasakan sensasi dorongan adrenalin terbesarku saat mencapai gundukan lembut belahan vagina Amel. Dengan hanya menggunakan dua jari, dengan lembut aku menelusuri satu di setiap sisi belahan bibir vagina Amel.

Amel agak tersentak gelisah dan berhenti menggerakkan pantatnya. Aku juga jadi ikut tersentak gelisah dan aku mulai ragu. Aku sadar yang aku lakukan salah dan ingin menghentikannya sampai disitu saja sebelum jadi jauh lebih parah…. Tapi sudah tak mungkin lagi aku mampu melawan desakan godaan maha dasyat itu.

***
to be continue... cari ide dulu :Peace:
 
Terakhir diubah:
****

Jari tengahku menyusup menyelinap disela belahan bibir vagina Amel. Aku mengusap-usap dan merasakannya makin merekah, lembab dan lebih licin. Amel makin gelisah, terutama saat jariku menyolek-nyolek clitoris mungilnya. Jari tengahku mencari, menemukan dan mulai menggali masuk ke dalam liangnya. Perlahan, berputar-putar mengorek sedikit demi sedikit dan makin menusuk lebih dalam.

Tangan kananku sudah menyusup memeluk dari bawah ketiak Amel dan lebih berani meremasi payudara padat kencang Amel sambil memilin-milin puting susunya

Jari tengah tangan kiriku menekanku lebih kencang, dan aku menusuk-nusuk lebih dalam dan makin agresif.


Amel makin gelisah, sesak dan seperti terengah-angeh menghembuskan dan menghirup nafas dengan keras.

Tangan kiri Amel terangkat meraih kepalaku dan menjambak rambutku hingga aku terdorong menghirup udara di bahunya.


Entah berapa lama, aku mulai pegal karena tegang dan posisi yang kurang nyaman, tapi aku tak mau berhenti. Aku terus menusuk dan mengorek liang sempit vagina dengan jari tengahku sambil ibu jariku mengusap-usap clitorisnya. Tangan kananku memeluk terus meremasi sepasang payudara dan memainkan puting susunya dan mulutku mulai ikut aktif menghirup menciumi pundak dan leher jenjang Amel…. Yang makin gelisah mengeliat-liat meronta lemah.. Aku memeluknya erat-erat. Aku bisa merasakan vaginanya meremas keras jari Aku berulang kali saat aku terus menusuk-nusuk ke dalam dirinya. Walau tak yakin aku menduga kakak sepupu cantiku itu sudah orgasme karena terasa makin hangat, makin licin dan makin basah walaupun tidak banjir dan masih sangat kesat. .

Geliat gelisah Amel melemah dan berhenti. Dengan lembut Amel menarik keluar rogohan tanganku dari dalam celananya. Aku terdiam menunggu, tapi tak ada kata-kata maupun reaksi dari Amel selama beberapa menit berikutnya kami berada dalam keheningan. Aku sangat menginginkan Amel berinisiatif memulai sesuatu lagi karena aku terlalu bodoh dan pengecut takut akan disalahkan. Aku hanya menunggu, dan berharap.

Entah berapa menit lagi berlalu, Napas Amel menjadi lambat dan teratur. Aku merasa Amel pasti sudah tertidur pulas. Harapanku makin memudar dan menjadi kekecewaan. Aku frustrasi dan KENTANG!!!

***


TIDAAAKKK…. Aku tak boleh hanya menunggu inisiatif Amel. Aku tak boleh hanya berharap semua keinginan akan datang tersaji sempurna dari sepupu cantikku ini. Aku akan membuat kisah panas ku dari inisiatif dan usahaku sendiri. Aku juga akan menerima resiko dan konsekuensi nya.

Tapi apa yang harus kulakukan??? Ada begitu banyak cara dan pilihan??? Agrrhhh Ini tidak segampang protes dan teori belaka!!!

Sialnya dalam lamunan segala kebimbangan dan kegalauan itu aku pun tertidur

***

:Peace:
 
Terakhir diubah:
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
  • Like
Reactions: rdy
Hahahaha ...sorry :Peace: Cerita iseng ini memang sengaja ane buat lambat dan banyak kentang. Jadi buat yang gak sabar mending jangan dibaca atau nunggu selesai. Kalau diurut beradasrkan start date/tanggal pembuatan tahun 2017 ini sampai sekarang cuma ada 16 tulisan cerita baru di sub sedarah ini. 4 cerita diantaranya malah diblokir. Intinya gak banyak kreasi baru jadi gak usah buru-buru juga kaleee :beer:

Anyway ini kentang berikutnya ;)

***
Aku bermimpi bercumbu dengan Amel dengan berbagai variasi bercinta yang aku bisa bayangkan. Sulit untuk diceritakan karena mimpiku tidak punya alur cerita. Berantakan, loncat-loncat secara random. Aku tak berduli betapa aneh, acak dan liarnya mimpi basahku bersama Amel, semuanya begitu indah dan nikmat. Bahkan terasa nyata, …sangat nyata. …Apa memang nyata?!!!

Aku terbangun perlahan dalam posisi meringkuk menghadap dinding dan akhirnya aku menyadari sedang berada dalam posisi yang sama sebelum aku tertidur tadi. Hanya saja kali ini terbalik… kurasakan tangan Amel masuk merogoh kedalam celana boxerku.

Aku rasakan jemari lentik lembut Amel membelai-belai batang penisku yang sudah tegang sekeras beton. Sangat perlahan mengusap-usap lembut namun sudah cukup membuatku begitu sesak. Setiap gesekan lembut jemari tangan Amel membuatku berdesir seperti tersetrum aliran sensasi rangsangan. Terutama saat jemari Amel kurasaan menyentuh memnelai-belai bagian ujung botak penisku yang terasa sangat sensitif malam itu. Aku bisa merasakan lendir bening caira pre-cumku meleleh.

Amel terus membelai penisku, bisa kurasakan juga nafasnya berhembus hangat dekat telingaku, makin membuatku merinding.

Amel agak kaget waktu aku yang mulai tak sabar memelorotkan celana boxer dan celana dalamku sendiri sekaligus hingga burung kerasku akhirnya bebas dari sangkarnya. Secara reflek Amel menarik tangannya tapi aku cepat menangkap tangan Amel dan membimbingnya agar terus mengusap membelai batang penis merdeka ku yang semakin gagah dan sombong.

Aku membimbing jemari Amel menutup menggenggam batang penisku dan mengoyangkan agar dia mulai mengocok-ngocok pelan meng-onanikan aku.

“Eenggkkhhhh…!!” aku mengeram aneh merasakan sensasi kocokon genggaman Amel. Dan walau tak melihat dan mendengar entah bagaimana aku yakin Amel tersenyum menahan kikik geli akan kelakuan cupu ku.

Aku melepaskan pegangan bimbingan tanganku di tangan Amel. Amel berhenti mengocok tapi masih menggenggam batang penis kerasku.

Tangan kananku yang kini bebas merogoh kebelakang. Aku mencari, menemukan dan mnyelipkan tanganku ke dalam celana pendek dan celana dalam Amel.. Jari-jariku kembali menelusuri menembus bulu-bulu halus-nya dan membelai-belai mesra gundukan bibir belahan memek mungilnya.

Aku mengusap jariku di antara belahan bibir vaginanya, sedikit demi sedikit aku membenamkan jari tengahku masuk ke liang vagina Amel semakin dalam.
Genggaman jemari Amel makin kuat meremas gemas penis kerasku.

Aku mulai menusuk-nusuk, mengorek, mengobeli liang vagina memek Amel. Makin lama jari tengahku menusuk-nusuk makin dalam dan agak lebih cepat. Amel juga meremas lebih kuat dan mengocok-ngocok penisku lebih cepat. Kami saling memasturbasi, salaing mengimbangi dan saling menstimulasi rangsangan kenikmatan birahi masing-masing. Tetap dalam diam tanpa kata-kata. Hanya dengus nafas serta geraman rintihan tertahan. Seolah kami sama-sama begitu takut akan ada yang mendengar dan mengetahui perbuatan cabul kami.

“Aaghhh ..curang!!” rintih Amel lucu saat aku menyusupkan jari telunjukku mememani jari tengahku hingga 2 jariku mengobeli liang Vagina sempit licin kesat kakak sepupu cantikku itu.

“Siapa yang curang? Siapa yang pake 5 jari? Gue cuma baru pake 2 jari” sahutku.

“Aduhhh!!!” aku merintih saat Amel mengigit gemas pundakku walaupun sebenarnya tidak terlalu keras dan tidak melukaiku.

Aku membalas dengan menusuk-nusukkan ke 2 jariku lebih cepat dan lebih kasar didalam liang vagina memek Amel dan Amel juga membalas mengocok-ngocok batang penisku makin cepat.

Seluruh tubuh Amel makin hangat dan gemetar kejang, liang vaginanya berkedut-kedut meremas ke 2 jariku. Hampir bersamaan kontolku meledak berdenyut-denyut dan menyembur dengan deras berulang-ulang. Aku semi mengelepar kejang akibat dasyatnya puncak ejakulasi yang baru pertama kali aku rasakan sefenomenal seperti ini.

Entah berapa lama akhirnya sensasipuncak itu perlahan mereda. Kami sama-sama hanya berbaring terengah-engah sesak tanpa bergerak, jariku masih di dalam liang vagina Amel dan tangan Amel masih mengenggam penisku.

***
Nanti malem ane usahain sambung lagi tapi segitu dulu. Semoga masih kentang, karena kena tanggung lebih baik dari pada gak kena sama sekali :p
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Nambahin Kentang :D

***

Amel bangkit dari ranjang dan agak setengah berlari kekamar mandi kamar kostku. Dengan malas akupun bangun dan menyeka sebisanya lelehan spermaku dianjang dan tubuhku dengan tissue, lalu menarik lagi celanaku yang melorot ke posisi seharusnya.
Cukup lama Amel dikamar mandi sampai akhirnya dia muncul lagi juga di hadapanku.


Pandangan mata kami bertemu saling menatap tanpa cukup lama, masih tanpa kata terucap. Amel begitu cantik dan indah masih selalu mampu membuatku tertegun mengaguminya.

"Mel ..." aku menarik nafas. Aku bahkan tidak tahu ingin berkata apa sampai dia tersenyum manis melihat reaksiku. Dia menggigit bibir bawahnya, membuatnya terlihat benar-benar seksi.

"Kemarilah," bisik Amel lembut dan singkat.

Aku bergerak ke arahnya, terpesona. Amel membalik badannya memunggungiku hingga jadi aku berada tepat di belakangnya. Ketika aku cukup dekat, Amel meraih tanganku dan, meletakkan pelukan tanganku di perutnya. Aku malu, merasa seperti anak kecil bodoh saat Amel membimbing apa yang harus aku lakukan sebagai lelaki.

"Kamu pengen, ya Ric?" Tanya Amel pelan, dia bersandar saat aku memeluk tubuh rampingnya sedikit lebih erat.

"Apa masih kurang jelas?" Aku balik bertanya.

Amel tersenyum menahan kikik geli dengan begitu mempesona, dan penisku berdenyut kembali mengeras di antara kami. Dia tidak menggerakkan pinggulnya, tapi aku bisa merasakan pantatnya yang padat menekan himpitanku hanya dengan beberapa lapisan helai kain calana di antara kami.

"Gede banget sih, Rico" bisik Amel padaku, Ego dan penisku secara bersamaan merespon menjadi makin pede Aku meraih membawa jariku merogoh kembali ke gundukan belahan kemaluannyanya, membuat Amel menggeliat.

Amel terengah-engah saat aku menekan jari-jariku membelai klitorisnya.

"Aku gak bisa menahannya lagi ... kamua cantik sekali ... aku ingin ..." Aku berhenti mencoba mencari rangkaian kata-kata untuk aku ungkapkan.

"Aku tahu apa yang kamu inginkan Rico ..." katanya manis, dia menoleh dan mencium pipiku.

"Aku tahu kamu sudah lama memikirkannya, karena aku juga ... Akhirnya, Amel mencium bibirku. Kami belum pernah melakukannya, rasanya begitu hangat dan lembut ... aku berharap ini tidak akan pernah berakhir.

"Tapi kita ... tidak bisa ..." katanya, dengan nada penyesalan yang dalam. Aku membalik tubuh Amel menatapnya, dan kami berdiri di sana kembali dalam diam.

"Ini salah Rico …dan kita sudah terlalu jauh"

Tentu, Amel benar, tapi bukankah dia sendiri yang yang memulai? Aku sudah sangat lama mengagumi, memuja, mengidamkan, bahkan mencintai Amelia kakak sepupuku ini. Tapi aku selalu berusaha menahan diriku pada batas-batas norma susila. Dan bukanlah Amel sendiri yang telah meruntuhkan batas sakral itu? Apakah Amel sengaja mempermainkan aku?

Alih-alih berdebat dengannya, aku melakukan apa yang insting tubuhku katakan kepadaku. Aku mendorong pinggulku ke arahnya, mengangkat Amel sedikit duduk ke tepi meja belajarku. Aku sangat keras dan bernafsu, dan aku tahu Amel merasakannya.

"Sudah …Hentikan Rico! ..." Amel menuntut.

Tapi aku tidak ingin berhenti, aku menyukai pinggang ramping kakak sepupu perempuan ini di tangan aku dan perasaan tak terbantahkan yang kami berdua miliki, terlepas dari protesnya. Aku sadar ini mungkin kesempatan terakhirku untuk bersama Amel.

Memang, nafsu telah menguasaiku. Amel, dengan kecantikannya yang sempurna, membuatku merindukan untuk menyentuhnya lebih banyak, merasakannya, membawanya, memilikinya... Tapi muncul kegetiran murni dari hasrat hatiku didorong oleh cinta dan kasih sayang yang telah begitu lama aku pendam. Aku sangat ingin bercinta dengannya, menemukan dan merengguk lebih banyak segala misteri keindahan yang ada padanya.

Aku merenggut celana pendek sekaligus celana dalam Amel. Aku mengulurkan tangan. Amel menangkap pergelangan tanganku, tapi tidak sebelum jariku bisa mendarat dengan sempurna di atas klitorisnya dan diposisi tepat untukku mendesaknya.

Aku menggoda di sekitar pembukaannya selama beberapa detik. Cengkeramannya menegang di lenganku saat kuletakkan jari tengahku ke arahnya..

"Fuuuucck ...!!" desisnya saat aku menusukkan lagi jari tengahku di dalam dirinya.

"Ric ... serius ... ahhhhhh ... RICO!"

Aku merenggut memelorotkan celanaku sendiri, melepaskan penis keras laparku dari kurungannya.

Penisku terasa sangat dekat dengan belahan bibir bawahnya yang basah namun, jari tengahku masih terbenam di vaginanya yang rapat.

"Jangan ... jangan ... ouhhhhh ... Sudahhh ... tolong Rico ... fuckk ..."

Payudaranya terasa luar biasa, tubuhnya terasa luar biasa, dan saat bibir kami bersentihan Amel gemetar, rasanya juga luar biasa.

Tangan Amel yang halus mendorong menahan perutku dan tangan yang menggenggam batang penis kerasku yang terus menekan menggesek paha mulus lembutnya.

"Kamu sangat menyebalkan Rico…" maki Amel diantara napas yang pendek

"Kenapa sih kamu jahat sama aku?"

"Karena aku tahu kamu menginginkannya sayangku ..."

"Ayo Amel, kenapa kamu tidak membiarkan aku?!"

Amel memutar matanya, kesal. Tapi sekilas aku melihat senyumannya.

Amel mulai mengocok-ngocok batang penis kerasku dalam genggamanya

"Ini sejauh aku akan membiarkan kita lalukan, Rico, aku serius." Katanya.

Sialan, kupikir, dia sudah akan menyerah.

Aku mengujinya, mendesak pinggulku ke depan agar penisku menekan di antara kedua selangkanganna. Amel menggelengkan kepalanya. Ujung penisku mengesek melewati klitorisnya dan disela belahan bibir vagina yang sangat ingin kunamun Amel mencegahnya dengan dorong tangannya.

"Itu tidak akan terjadi Rico ..."

Sepertinya sangat tidak adil. Aku tidak memulai semua ini. Amel yang telah menyebabkan evolusi pikiranku dan resolusi akhir tentang betapa cantik dan menggodanya kakak sepupuku. Amel yang telah memamerkan tubuhnya dan memulai sentuhan nakal menggoda itu..

Aku meraih pinggulnya erat-erat, merasakan tulang pinggul di bawahnya. Aku merasakan cengkeramannya pada penisku melonggarkan saat dia merasakan apa yang sedang kulakukan. Jika Amel melepaskannya, aku bisa saja mendorong ke depan dan mengubur diri aku ke dalam dirinya, mengakhiri permainan bodoh ini dan menerobos dinding penghalang yang berada di antara cinta kita.

"Jangan berani coba-coba," kata Amel memperingatkan.

Aku mendorong, Amel tidak cukup kuat untuk menghentikanku. Aku bisa merasakan bibir memeknya terbelah saat ujung penisku menguakkan. Amel memegangi penisku sehingga dia masih memegang kendali. Meskipun aku mencoba berbagai posisi, Amel dengan cepat membimbing aku sehingga ketika pinggul aku bertemu dengannya, aku berada di antara pahanya lagi. Aku sudah merasakannya; Aku ingin lebih

Aku pikir Amel tahu saat dia melihat ke mataku bahwa aku tidak berniat untuk menyerah. Dia memelototi aku, taki aku tahu bahwa dia tidak sepenuhnya berkomitmen untuk menghentikan aku; Jantungku berdebar kencang di dadaku.

Aku menahan napas dan merasa sangat gugup. Aku bertanya-tanya apakah nanti Amel akan menyalahkanku karena memaksa dan memperkosanya? Aku begitu menginginkannya. Sekarang adalah kesempatanku.

Aku menarik pergelangan tangannya yang mengenggam menehan penisku dengan kuat. Amel bisa saja menghentikanku. Dia bisa saja berontak, tapi aku tahu Amel juga menginginkannya. Cepat atau lambat Amel akan membiarkanku menyetubuhinya.

Amel masih pura-pura menolakku. Aku melihatnya menggigit bibirnya, merasakannyatubuh Amel gemetar tegang. Dia bergoyang-goyang erotis lemah, dengan setengah hati berusaha melepaskan tangannya dari cengkramanku.

Ujung kepala penisku mendesak belahan bibir luar memeknya, dan dengan cepat meluncur dengan enteng ke celahnya yang licin dan basah, mengesek-gesek mencari pintu liang vagina kakak sepupu cantikku Amelia.

***
 
Mesra amat nih si Amel sama si Rico. Chemistry-nya udah kayak romeo & juleha... :pandaketawa:
 
Ayo rico bola nya sudah di depan gawang kalahkan itu penjaga gawang nya, banyak cara trik, strategi, taktik, siasat, buat masukin bola ke gawang.

Yang jelas mesti masuk tuh bola ke gawang kalau ingin menang, kalahkan amel yang berposisi sebagai penjaga gawang.
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd