Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

SIXTH STORY : I'm Always Yours, Syifa.

Bimabet
a good idea from @superjunior13

Hope you enjoy this.

SIXTH STORY : SIDE STORY (YARA)

Disclaimer:
Cerita ini lebih merupakan murni fiksi tanpa mengambil TO lain karena awalnya tokoh ini hanya sebagai pelengkap saja. Jika di kemudian hari tokoh ini ada dalam kehidupan nyata, ini hanya karangan fiktif belaka. Posting akan dimuat dalam durasi tertentu agar tidak menjadikan cerita yang terkait berlanjut yang pasti akan di banned oleh moderator. Terima kasih


Yara, bedebah kecilku. Begitulah aku menjulukinya. Ia menyeretku masuk ke dalam masalah dan membahayakan Syifa. Entah berapa kali, ia berhasil menumpahkan amarah dan emosi Syifa yang tentu harus kuredam dalam - dalam. Hingga pada saat malam penyekapan, she's got what deserved. Aku tidak mengakui bahwa semuanya itu murni kesalahannya. Ada beberapa hal yang berpengaruh besar bagi psikologisnya.
Seorang siswa kelas 2 SMA. Always tampil dengan catchy yang kontras dengan Syifa yang angkuh dan anggun. Ia periang dengan teman sebayanya. Namun, tidak dengan kami. Bagai sebuah robot. Ia terus mengikuti setiap perintah keluarganya dan dirutukinya.
Syifa sendiri sangat menyayanginya seperti adiknya sendiri. Walaupun, terkadang ia kesal terhadap perilakunya. Untuk mendisiplinkannya, Syifa sengaja mengajaknya ke restoran setelah pulang sekolah. Sehingga, aku sering bertemu dengannya.
Hari ini, aku datang untuk mengawasinya seperti biasa. Syifa masih ada kegiatan taping di stasiun tv. Yara sibuk dengan gadgetnya dengan masih mengenakan seragam sekolah. Meski aku akui, Yara mungkin tidak menarik daripada Syifa. Tipikal badan anak SMA. Tapi, entah mengapa terkadang aku juga tertarik padanya. Aku pernah mengajarinya aktivitas seksual layaknya suami istri bersama Syifa. Ia menikmatinya. Begitupun denganku.
Yara membuyarkan lamunanku.
"Kak Grha udah disini aja."
"Kakakmu minta aku kesini lagi."
"Ih..pasti kakak minta jatah."
Aku mengucek rambutnya.
"Anak kecil gak boleh tahu urusan orang gede."
"Yee...barang kakak itu yang gede."
Syifa datang dan menghampiri kami.
"Aaahhh....capek banget. Yara, ambilin minum dunk."
"Iya, kak."
Yara Berdiri kemudian menuju dapur.
"Baru dateng, Grha?"
"Baru aja koq, Syifa."
"Gimana tadi muternya?"
"Ya begitulah. Masih belum dapet kerjaan."
"Kamu masih gak mau kerja di tempat ini?"
"Aku udah banyak ngerepotin kamu."
"Kamu yang sabar aja yah."
"Iya, Syifa."
"Ini, kak minumannya."
Yara menyerahkan minuman kepada Syifa.
"Yuk ah ke ruanganku aja, Grha."
"Iya."
Aku dibelakang Syifa mengikutinya.
"Jangan lupa dikasih jatah." Canda Yara.
"Kamu ini, Yara." Kataku.
Aku masuk ke ruangan Syifa. Setelah ngobrol sebentar dan menuntaskan hasratku. Aku keluar dari ruangan.
"Yara, kata kakakmu kamu harus pulang. Aku anterin."
"Yeeaayyyy..."
Dengan motorku, aku mengantar Yara pulang ke rumah Syifa.
"Udah sampe nih."
"Masuk dulu kak."
"Enggak ah. Kakakmu sendirian di restoran."
"Ayolah kak."
"Enggak, Yara."
Ponselku berdering.
"Halo, Syifa."
"Grha, kayaknya aku ada acara dadakan. Nanti ketemunya di rumah aku aja. Kamu bisa istirahat di rumah aku."
"Oke. Kamu hati - hati."
"Bye."
"Bye."
Aku melihat ke arah Yara.
"Sepertinya kakakmu ada urusan."
"Yaudah masuk aja dulu."
Yara begitu senang aku bisa masuk ke rumah. Ia masuk ke kamar dan mengganti pakaiannya. Aku menunggu di ruang tamu. Ia keluar dengan pakaian minim ketat dan celana pendek.
"Gimana kak pakaian aku?"
"Bagus. Emang kenapa?"
"Ih. Maksud aku seksi gak?"
"Seksi koq."
Ia duduk di pangkuanku melingkarkan tangannya di leherku.
"Hey, apa maksud kamu, Yara?"
"Kakak masak gak tahu maksud aku?"
"Lepasin, Yara."
"Iyah dilepas koq. Kak, kasih aku pelajaran itu dunk khusus aku aja. Aku janji gak bakal bilang kak Syifa."
"Kamu janji?"
"Janji." Ia menyilangkan jarinya.
"Baiklah, hari ini aja."
"Yeeaaayyyy......aaassyyyyiiiiikkkk.."
Yara melepaskan pakaiannya. Ia hanya memakai celana pendek. Buah dadanya menggantung tanggung.
"Yah, kak koq diem aja. Akunya diisep oh."
Bibirku mengentut buah dada bedebah kecil ini. Ia mendesah seolah ia adalah bintang porno.
"Aaaakkhhh...terus kak......terus...."
Sekedar untuk memuaskan nafsunya. Aku harus melayani nafsu bedebah kecil ini. Buah dadanya kuremas sedikit agar ia senang. Aku sudah melanggar aturan tidak tertulis yang kubuat yaitu tidak akan mengerjai perempuan dibawah 20 tahun. Tapi, itu tidak penting sekarang. Ia benar menginginkanku sekarang.
"Udah kak, sakit diemutin terus." Katanya sambil mengelus buah dadanya.
Tanpa diperintah, ia melepaskan celana yang kupakai. Suasana di rumah saat ini sepi. Tinggal kami berdua saja. Ia menggengam penisku dan mulai mempraktekkan apa yang pernah kuajarkan.
Tangan mungilnya naik turun di batang penisku. Seperti memerah susu sapi secara terbalik. Perlahan, ia mulai menemukan ritmenya.
"Nah..gitu...jangan terlalu lemas. Tapi, jangan terlalu keras...dinikmatin aja."
"Abis itu dijilatin yah."
"Iyah. Dijilatin."
"Anu, kak. Jijik."
Aku menarik tubuhnya dan mencium bibir kecilnya. Tidak senikmat yang kulakukan bersama Syifa. Tapi, cukuplah.
"Sekarang jilatin gih."
Ia menunduk dan mulai menjelajah penisku dengan lidahnya. Ia sampai kesulitan menjilatiku.
"Kakak tega punya kakak segede ini dipake buat kak Syifa aja. Aku kan pengen." Ia menatap penisku yang sebagian basah.
Iyalah, aku memakainya untuk memuaskan Syifa. Tidak mungkin untuk kamu, Yara. Kamu bisa cari cowo lain. Kecuali, kalo kamu udah dewasa. Bolehlah kamu datang ke aku.
"Diemut punya kakak. Buruan."
Dengan kepayahan, ia memasukkan penisku ke dalam mulutnya.
"Gggaaahhhhgggg......ggggggaaaaaagggghhhhhh......ggggggaaaaahhhhhggggg......uuuhhhuuukkk...uuuuuhhhuuuukkk....uuuhhhuuuukkkk...."
Yara tidak sanggup menampung penisku. Ia terbatuk - batuk penisku mencapai tenggorokannya.
"Kak Syifa gampang banget sih ngemut punya kakak kemaren."
"Ya, kamu jangan sekaligus. Emut aja kepalanya aja."
Ia kembali mengoral penisku. Hanya kepalanya saja yang ia kulum. Aku mengiyakannya saja. Rasa geli muncul dibenakku. Cukup nyaman. Tapi, kadang Giginya cukup menyakitiku.
"Sekarang giliran kakak muasin kamu."
Aku melepaskan CD yang menutupi kemaluannya. Kemaluannya dipenuhi bulu yang tidak terlalu terawat. Aku mencium baunya. Bau keringat perempuan sekolah.
"Kamu gak pake sabun khusus ya? Kan, kakak kamu udah bilang harus pake sabunnya. Gimana sih?"
"Emang kenapa, kak?"
"Bau! Bisa pusing duluan kakak. Kamu cuci dulu pake sabun khusus wanita."
Ia beranjak menuju kamar mandi. Shit, baunya tidak mau hilang dari ingatan. Ia kembali dan duduk mengangkang di sofa.
"Dicium dulu, kak."
"Ini mendingan."
Kusibakkan rambut yang menutupi kemaluannya. Aku menjilati dan mengorek liangnya dengan tanganku. Tidak banyak yang bisa kulakukan karena terhalang bulunya.
"Aaaaaccchhhh.......kakak........ooooooccccchhhhh......enakkkkk......"
Tubuhnya mengejang kaku.
"Kakak....aku....mau....pipis...." Pekiknya.
"Ccccccrrrrrrssssssszzzzzzzzzzzz..........ooooohhhhhh........aaaaahhhhhh.....enak...pipisnya."
Yara mengeluarkan cairannya saat aku berusaha fingering kemaluannya. Kutunjukkan tangan basahku kepadaku.
"Ini bukan kencing. Tapi cairan nikmat punya kamu."
Ia menatapku masih kelelahan.
"Sekarang, ludahin punya kakak."
Ia meludah begitu saja di penisku.
"Bukan meludah seperti itu. Caranya, dari lidah kamu dikeluarin dikit - dikit. Jadi, gak berbusa."
"Maaf, kak. Iya aku ludahin lagi."
Ia melakukan sesuai yang kuminta. Aku memosisikan diri untuk memasukkan penisku.
"Kakak, pelan - pelan. Yara gak mau kalo aaaaakkkhhhhh......"
Penisku menghujam saat ia berbicara kepadaku. Baru masuk sebagian.
"Kak, sakit....perih banget....cabut kak...cabut.."
"Belum masuk semuanya, Yara."
"Tapi, kak oooooccccchhhhh......."
Penisku menembus kemaluan mungilnya. Ia merintih kesakitan menahan kesakitan.
"Kak....sakit banget...***k kayak kemaren....."
"Nanti juga enak, Yara."
Aku mencabut penisku dan kumasukkan berulang - ulang hingga ia terbiasa dengan penisku.
Kumasukkan penisku setengah batang,
"Kak, masukin....masukin.....masukin.....tanggung....masukin....kakak masukin..." Pintanya memelas.
Ia sampai berusaha memajukkan panggulnya agar penisku bisa masuk sepenuhnya. Kali ini, aku benar - benar bisa mengerjainya sesuka hati.
Penisku menghujam dalam kemaluannya. Yara menggapai sofa dan menggigit bibirnya. Ia tahu kesakitan ini bercampur dengan nikmat yang datang silih berganti.
"Kak...terus......aaaccchhhh.......eeennaaakkk....ooooocccchhhh......kencengan kak........terus........sssssshhhhhh....."
Aku menggenjotnya dalam posisi yang sama. Terus hingga, ia mulai protes.
"Kak, perih....kakak gak keluar - keluar...capek Yara nya."
"Bentar lagi nih....."
Kugenjot lagi sambil mencium bibirnya dan meremas buah dadanya. Kucabut penisku dan memuntahkannya di bibir kemaluannya.
"Hhhhhhnnngggghhhhh......aaaaahhhhh...."
"Cccccrrrrooooootttttsssss........ccccccccrrrrrrooooootttttttsssssss........ccccccccrrrrrooooottttttsssssss........"
Aku mencium singkat Yara.
"Cukup ya pelajarannya, Yara."
"Makasih, kak. Udah disemprot punya kakak."
"Yaudah kamu masuk kamar. Bersihin badan dan tungguin kakakmu pulang. Kakak mau istirahat disini."
"Di kamar aja, Kak."
"Enggak. Disini aja."
Yara memegangi kemaluannya yang basah oleh spermaku dan masuk kamar. Aku menuju kamar mandi yang di luar. Pantatku nyaman duduk kembali di sofa setelah ke kamar mandi. Aku menutup mataku mengumpulkan tenaga.
Aku terbangun mendengar bisikan Syifa.
"Grha, bangun. Koq tidur disini? Kan kamu bisa tidur di kamar aku."
"Ah, Syifa. Maaf aku ketiduran."
"Kasihan akunya ngocokin penis kamu gak bangun - bangun orangnya."
Kulihat tangan mulus Syifa mengocok penisku yang sudah terburai dari celana.
"Nanti, Yara ngeliat loh."
"Enggak. Dia jam segini udah molor. Naik yuk ke kamar. Kita olahraga malem."
Kuturuti ajakan Syifa. Beberapa jam kemudian, aku keluar dari kamar mencari minuman segar. Aku berpapasan dengan Yara.
"Kakak tumben keluar. Jam segini biasanya masih berisik sama kak Syifa."
"Ia tidur kecapekan."
"Kak, lagi dunk."
"Kamu ini. Aku masih sibuk sama kakak kamu."
"Tuh kan kakak ini."
Dari kamar, Syifa memanggil Grha.
"Tuh kan, bangun. Kamu balik gih ke kamar."
"Kak, tapi pengen.."
"Nanti aja kalo ada waktu."
Aku mencium bibir Yara dan kembali ke kamar Syifa. Jujur, aku cukup menikmati tubuh Yara. Tapi, aku lebih menyukai Syifa. Maafkan aku, Yara.
 
Cek kulkas suhu ;) GRP baru dikirimkan soalnya ;)
Thanks atas Side Storynya.
Ditunggu TO berikutnya ;)

Berharap TO nya itu Nabilah, Melody, atau Haruka JKT48 :D
Cuma nambah list TO buat om WizeMan ;)
Keep semprot suhu
 
Cek kulkas suhu ;) GRP baru dikirimkan soalnya ;)
Thanks atas Side Storynya.
Ditunggu TO berikutnya ;)

Berharap TO nya itu Nabilah, Melody, atau Haruka JKT48 :D
Cuma nambah list TO buat om WizeMan ;)
Keep semprot suhu

Terima Kasih diisi kulkasnya. Nanti akan saya pertimbangkan. Soalnya, JKT48 udah terlalu banyak yang membuat ceritanya dan lebih bagus. Saya sendiri lebih suka membuat cerita dengan TO yang belum pernah di fiksi in. Biar koridor cewek cantik enggak itu itu aja. Dan, ngegarap cewek di bawah umur itu kadang saya enggak ngerasa pas. Kecuali kalau ada moodnya. Itulah pendapat saya.
 
Terima Kasih diisi kulkasnya. Nanti akan saya pertimbangkan. Soalnya, JKT48 udah terlalu banyak yang membuat ceritanya dan lebih bagus. Saya sendiri lebih suka membuat cerita dengan TO yang belum pernah di fiksi in. Biar koridor cewek cantik enggak itu itu aja. Dan, ngegarap cewek di bawah umur itu kadang saya enggak ngerasa pas. Kecuali kalau ada moodnya. Itulah pendapat saya.


Tapi, Ane juga suka ama MILF macam Sophia Latjuba :D
 
@ValidasiLogin

wah saya baru tahu statusnya sudah pernah menikah. saya mengetahuinya sebatas kepopulerannya semata.

btw, thanks untuk informasinya.
 
@ValidasiLogin

hehehe....
saya terdorong melakukannya akibat ketertarikan dan request dari beberapa pembaca.

mohon dimaafkan sebelumnya.

terima kasih
 
@ValidasiLogin

hehehe....
saya terdorong melakukannya akibat ketertarikan dan request dari beberapa pembaca.

mohon dimaafkan sebelumnya.

terima kasih
Kayaknya anda ini mungkin sering nonton program antv yang ada asyifa latief jadi host/presenter di acara ; Lensor pagi/malam, Apa Kabar Indonesia Malam & Selamat Pagi Indonesia. Kan sekarang program tersebut sudah tidak tayang lagi.
 
@ValidasiLogin

maklum, saya golongan yang enggak terlalu update dengan dunia entertainment. ingin saya membuat fiksi dengan role nya model majalah p**ular atau m**im.
 
@ValidasiLogin

tidak ada yang salah dalam forum ini.
semua orang bebas beropini dan berpendapat.
terima kasih anda sudah sangat apresiatif dalam thread saya.
sungguh terima kasih
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd