Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY Skandal aku dan menantuku

Bagaimana kelemahan dari cerita ini menurut anda?(untuk pelajaran bagi penulis kedepannya)

  • Pengetikan tulisan kurang rapi

    Votes: 79 56,8%
  • Penokohan kurang dalam

    Votes: 37 26,6%
  • Alurnya kurang menarik

    Votes: 32 23,0%
  • Tulis sendiri pendapat anda di kolom komentar

    Votes: 11 7,9%

  • Total voters
    139
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
kisah hidup Mirna

namaku mirna ,aku seorang janda dari seorang PNS , tepatnya di kementerian pertanian, kami berkenalan saat suamiku sedang melakukan penyuluhan di desaku.

Waktu itu usiaku baru menginjak 15 tahun , sedangkan mas Jono (suamiku) berusia 32 tahun , pertemuan kami terjadi kebetulan dan berawal dari salah paham.waktu itu aku sedang mengantar bekal untuk ayahku.

ayahku seorang petani , tepatnya buruh tani sawah milik pak kades , waktu itu di lahan pak kades sedang dilakukan penyuluhan oleh dinas pertanian dari kota. Aku lalu mengantarkan bekal makan siang untuk ayahku , saat bersama ayah aku merasa ada om om yang terus memperhatikanku , karena ayah masih penyuluhan aku terpaksa menunggu ayah selesai , lalu bisa memberikan langsung ke ayah dan permisi pulang.

Saat berjalan pulang menyusuri jalan tiba tiba dari samping ada mobil sedan menurunkan kaca jendelanya."mbak mau kemana mbak , mau pulang yah ? Sekalian aja yuk saya juga mau ke arah sana"berkata sopan, kulihat ke dalam mobil, lelaki dewasa umur 30an memakai baju PNS rapih , dia yang kulihat om om yang memperhatikan ku tadi.

Aku mencoba menolak halus."gak usah om , saya udah biasa jalan sendiri kog". Kulihat langit memang sudah cukup gelap.

Pria itu lalu turun dari mobil , sambil membujuk ku "ayolah mbak , saya janji akan mengantar sampai rumah mbak, kita juga satu arah kebetulan".

Akupun tak bisa menolak lagi pada ajakannya. Dan mengikutinya yang sedang membukakan pintu untukku. "Silahkan mbak".akupun masuk ke mobilnya lalu kemudian dia masuk dan mobilpun jalan.

Jarak menuju rumahku emang cukup jauh sekitar 3 kilometer , tetapi aku sudah terbiasa menjalaninya , awalnya suasana cukup canggung di dalam mobil , mobil melaju dengan pelan , mungkin sengaja olehnya ,kemudian dia mulai berbicara, mbak saya lihat tadi mengantar kan bekal, "pak karso siapanya mbak kalau boleh tau?"

"Ayah saya om" jawabku singkat

"Ooh" responnya sekenanya

"Mbak sudah menikah atau punya pacar"tanyanya lagi

"Belum om" jawabku

"Jangan panggil om dong mbak, usia Kitakan gak beda jauh kayaknya"jawabnya

"Usia saya 31 tahun mbak , udah tua sih tapi belumlah kalau di panggil om,hehehe" candanya cukup garing.

"Emang mau di panggilnya apa"? Tanyaku

"Panggil mas aja ya mbak?"jawabnya

"Iya deh mas" ujarku

"Adem dengarnya , hihihi" balasnya...

Kamipun ngalir ngidul bercerita , aku emang dikenal cukup dewasa meski umurku masih muda , baik dari penampilan maupun tingkah laku , secara fisik emang pertumbuhanku lebih cepat dari usia sebayaku , sehingga tak jarang orang mengira diriku sudah berusia 20an tahun.

saat usiaku 15 tahun tinggiku sudah mencapai 155 cm dengan berat 48 , dan ukuran braku sudah 34b saat itu , sehingga tak heran kalau mas Jono salah mengira padaku.

"Loh usia Mirna masih 15??!!" Ah masak!! Reaksi mas Jono sedikit terkejut.

"Iya mas" "kenapa mas gak menyangka ya hihihi " jawabkan sekikikan karena sudah akrab sejak mengobrol dari tadi.

"Aku gak kayak mengobrol sama anak kecil kog " sambil dia melihat ku dan tubuhku

"Aku pikir Mirna udah 20 sampai 22 tahun"jawabnya lagi..

"Ohh enak aja di bilang anak kecil"jawabku protes

"Enggak kog , kalau kayak Mirna mah..."gantungnya

"Kalau kayak Mirna apa???" Tanya ku penasaran

"Enggak ah , entar marah" jawabnya..

"Enggaklah apaan"penasaran ku

"Kalau kayak Mirna mah udah bisa dibikin anak" jawabnya kecicikan.

"Iihh iihh jorok ih dasar om mesum..." Jawabku sambil diiringi tawa dan candanya.

Demikian obrolan di mobil bisa menjadi cair , tak lama aku pun sampai di rumahku , mas Jono permisi pulang setelah mengantar ku , Tak lama setelah itu hubungan kami semakin dekat dan mesra , 6 bulan kemudian mas Jono melamarku dan setahun kemudian kamipun menikah.

Aku mengikuti suamiku hidup di kota , sebagai istri PNS golongan menengah aku tidak merasakan kekurangan dalam hal materi , kami memiliki rumah dan mobil pribadi , aku mencoba menjadi ibu rumah tangga yang baik , mengurusi suamiku dari dapur sampai kasur.

Kebahagiaan kami di tambah oleh lahirnya buah hati kami yang kemudian menjadi putri dan anak satu satunya dalam pernikahanku , suamiku menamainya Andini putri Kusumo , dengan panggilan dini.

Suamiku type pria yang tak menuntut apapun yang kuhidangkan dirumah selalu di lahapnya termasuk soal seks, suamiku tidak pernah macem macem hubungan ranjang bagiku hanyalah formalitas seorang istri pada suaminya , aku tidak pernah menikmati apalagi orgasme dalam hubungan dengan suamiku , suamiku biasanya hanya bercumbu sebentar , mengusap dan mencium payudaraku lalu memasukkan penisnya ke vaginaku tetapi tak sampai 5 menit sudah keluar.

Begitulah rutinitasku di dalam ranjang dengan suami sepanjang pernikahanku , aku yang bodoh dan berasal dari kampung memang tidak tahu apa apa mengenai sex , aku sama sekali tak tau apa itu foreplay dan sebagainya.sehingga ku anggap sex ada sebagai kewajiban belaka.

Apalagi sejak suamiku mengalami impotensi sejak 5 tahun sebelum meninggal , semakin jarang aktifitas kami di atas ranjang, jika sebelumnya 3x seminggu , maka saat itu semingu sekali juga jarang , dan kadang terlalu cepat keluar dan terlalu lembek.

Tetapi sebagai seorang istri yang baik aku selalu menerima dan memaklumi keadaan suami, tak pernah sedikitpun aku berniat meninggalkan apalagi menyelingkuhi suamiku.

Walaupun setiap aku keluar rumah aku selalu di goda oleh lelaki usia muda , ya dengan dengan penampilanku saat itu yang masih awal 30an , aku masih seperti gadis 25tahunan , perut masih ramping , tinggiku sudah 158 , berat 51 dengan bra 36b , tak jarang aku sering di kira anak dari suamiku saat keluar bersama.

Beberapa tahun kemudian dini mengenalkan pacarnya kerumah , namanya Doni seorang kepala bagian di salah satu perusahaan investasi , dini mengenal dini sewaktu dini magang SMK, saat itu Doni masih pegawai biasa dan dini belum lulus SMK , tetapi hubungan mereka terus berlanjut dan menuju serius.

Dari kesan pertama Doni cukup baik dan sopan , wajahnya juga tampan dengan badan yang atletis dan bahu serta dada yang membidang, sangat gagah disandingkan dengan anakku dini yang tinggi , dini mewarisi gen tinggi ayahnya , tinggi dini mencapai 168 cm , putih sepetti ku tetapi yang tak di wariskan dini adalah ukuran dadaku , dari garis keturunan ibuku dan aku memiliki dada yang besar besar , aku saat ini memiliki ukuran bra 36c , sedangkan dini 32a. Badanku juga lebih berbentuk dari pada dini yang lebih kurus.sering saat kami keluar berdua laki laki lebih tertarik padaku daripada dini.

Suamiku saat itu sudah menderita penyakit jantung yang parah , sehingga atas permintaan suamiku lah agar Doni segera melamar dini , tiga bulan kemudian Doni datang bersama keluarganya melamar dini.dan setahun setelahnya Doni menikah dengan dini, tetapi sayang suamiku tidak sempat melihat pernikahan putri kesayangannya satu satunya. Suamiku meninggal 2 bulan sebelum pernikahan.

Akhirnya merekapun menikah , dinipun harus ikut suamimu di kota tetangga , jaraknya sekitar 2 jam dari rumahku , aku sendiri menempati rumah peninggalan suamiku , rumah kecil sederhana dengan 2 kamar tidur, akupun hidup sendiri menjadi janda.

Untuk mengisi waktu aku ikut perkumpulan senam di komplekku ,untuk menjaga kesehatan pikirku , badanku pun menjadi lebih segar sekarang tetapi efek sampingnya tubuhku menjadi lebih padat dan kencang. Aku jadi lebih sering di lihat para lelaki , banyak juga di antaranya adalah bekas teman suamiku yang mencoba menggodaku bahkan mengajakku untuk menikah lagi , tapi aku tak pernah berfikir untuk menikah lagi.

Pergaulanku dengan sesama ibu ibu menjadi lebih akrab , banyak diantara obrolan mereka yang membicarakan mengenai seks , aku jadi tau ternyata seks bisa seperti itu , bermacam gaya dan cara menikmati bisa dilakukan dalam seks , aku sungguh keheranan karena aku baru tahu sekarang , tapi sudahlah toh suamiku juga sudah meninggal pikirku. Tapi saat ibu ibu menceritakan hubungan sex mereka dengan suami mereka masing masing , ada semacam desir desir birahi di dalam diriku tapi coba aku tahan dengan terus berolahraga hingga surut dengan sendirinya.

Tiga bulan setelah pernikahan dini , ternyata Doni di pindah tugaskan ke kotaku , kantornya hanya 15 dari rumahku .

Awalnya mereka sempat berencana pindah ke rumahku saja , aku tentu senang tidak lagi tinggal sendirian tetapi belum bisa terlaksana karena Doni baru saja membeli rumah dan sedang di renovasi , lagi pula kamar dini di rumahku juga terlalu sempit sehingga juga butuh renovasi untuk di tinggali minimal 2 orang. Akhirnya rumahku tepatnya kamar dini juga ikut di renovasi kemudian.

Akhirnya Doni memilih pulang hari saja dari kantor ke rumahnya dan sebaliknya , tetapi karena jarak kantornya dengan rumahku cukup dekat , donipun jadi sering untuk singgah ke rumahku , entah sekedar menengok kabar atau mengantarkan makanan dari dini untukku.

Awalnya biasa saja seperti kunjungan menantu pada mertua umumnya , tetapi belakangan ini aku melihat prilaku yang cukup aneh pada menantuku ini , dia lebih sering untuk mengunjungiku, dan tatapannya terhadapku bukan lagi tatapan sopan pada mertua tetapi seperti tatapan napsu , seolah seperti ingin menelanjangiku.

Sering ku lirik celana katun kerjanya mengembung , menceplak suatu batang keras.tetapi aku coba berprasangka baik , bahwa mungkin hanya perasaanku saja , apalagi perkataan Doni cukup sopan tidak pernah sedikitpun kata kata menjurus di ucapkan padaku.

ya mungkin salahku juga pikirku , semenjak suamiku berpulang aku jadi suka suka berpakaian di rumah , toh tidak ada siapa siapa lagi di rumah, kadang aku memakai dress memperlihatkan lekut tubuhku , kadang memakai celana pendek dan kaos ketat membuat dadaku menyembul , kadang pakai babydoll , kadang juga tanktop dan hotpants, aku menyadari mungkin sebaiknya aku berganti baju dulu sebelum Doni kerumah, pikirku.

demikian seterusnya Doni sering mengunjungiku dan sekarang aku selalu mengenakan pakaian lebih tertutup saat bersama doni.

Hingga suatu malam aku sudah berada di tempat tidur , sedang bermain hape , bulan itu sedang musim hujan , demikian juga malam itu , aku mengenakan lingerie putih peninggalan waktu dengan suamiku , mengenakan bra juga putih dan celana dalam seragam dengan renda renda model gstring.

aku terpaksa mengenakan pakaian tersebut karena bajuku belum ada yang kering , dan mesin cuci juga sedang rusak , sehingga hanya ini baju tidur yang tersisah , "lagi pula malam hujan hujan begini siapa juga yang mau datang kerumah", pikirku.

sedang asik bermain hape di tengah guyuran hujan di luar yang tak berhenti sayup sayup terdengar pintu pagar di ketok ketot.

"tok,tok,toktok,tok,tok"

ku mengintip dari jendela kamarku "siapa ya" dalam hati .dari pandangan yang kabur karena hujan kulihat potongan tubuhmu dan ku lihat itu memang motormu.

"Doni" aku kaget....

=======================

Bersambung dulu...
wahh,,,aq juga kageet
 
Bimabet
lanjutan :

Tanpa berfikir panjang aku membuka pintu rumahku dan mengambil kunci gembok pagar rumahku.

"Ya ampun Doni" aku sedikit berlari lalu membuka gembok pagar rumahku.

"Masuk masuk" ayakku sambil kehujanan.

Doni masuk sambil memarkirkan motornya di teras rumah , kemudian masuk ke dalam ruang tamu , aku menghampiri Doni guna memberikannys handuk untuk mengelap kepalanya yang basah , begitu juga diriku dengan handuk yang satunya. Pintu kemudian di kunci oleh Doni supaya angin tidak semakin masuk.

Kami membersihkan tubuh dengan jarak yang amat dekat , kulirik tubuhnya yang kebasahan oleh hujan , seluruh pakaiannya basah menceplakkan seluruh otot otot tubuhnya , aku baru tahu menantu ternyata sangat macho dan berotot.

Kulirik lehernya yang kekar , dadanya yang bidang , lengannya yang berbuah , dan perutnya yang sixpack.

Pandanganku terus terun hingga kumelihat gundukan sebuah batang yang menceplak semakin jelas karena hujan, batang itu begitu gede , keras dan kekar , dari luar ukurannya seperti 3x lipat punya suamiku dulu.

Perlahan napsuku mulai bangkit tapi cuba kutahan , desir desir napsu itu seakan kembali seperti saat aku mendengar cerita seks ibu ibu diperkumpulan senam kemarin , perlahan aku coba kukuasi diriku..

"Tunggu kenapa punya Doni bangun, pikirku dalam hati " aku baru sadar ternyata aku belum mengganti lingerieku , tetapi aku tak mau terlihat panik di depan Doni , "ok aku akan bersikap biasa saja dan saat ada kesempatan aku akan berganti baju"pikirku.

"Doni kenapa kog malem banget kesini,gak ngabarin lagi" ku mulai membuka obrolan , mencoba biasa saja..

"Eehhh" terlihat kaget seperti tersedar dari lamunannya lalu mengambil sebuah bungkusan dari samping tubuhnya di terletak di atas lemari rak sepatu.

"Ini Bu, tadi dini ada buatin rujak buat ibu , cuman ternyata Doni ada lembur jadi telat sampai disini" jawab Doni , tetapi matanya penuh napsu melihatku.

Kami saling bertatap mata satu sama lain , tetapi segera ku akhiri dan mengambil bungkusannya untuk ke taruh dalam kulkas.kamu mandi dulu ya entar masuk angin pakai baju basah begini.

"Ehh iya buk" lagi lagi dia seperti orang habis melamun

Aku menuju ke kulkas terletak di arah dapur, dari belakang aku merasa Doni memperhatikan ku , tapi aku coba biasa saja , mencoba berfikir positif bahwa malam ini akan baik baik saja.

Doni kemudian menuju kearah dapur , langkahnya tampak penuh napsu menuju kearah ku, kulirik kontolnya seperti semakin tegak saja sekarang. Aku semakin deh degkan , "apakah aku akan diperkosa malam ini"pikirku , dia semakin dekat dengan kulkas tetapi kemudian dia belok kanan menuju ke kamar mandi dan menutup pintu kamar mandi.kamar mandi dirumah ini emang cuma satu yaitu di dapur .akupun saangat lega.

Sehabis membereskan dan meletakkan bungkusan rujak di kulkas akupun bergegas kekamarku , mempersiapkan pakaian untuk Doni dan juga untukku.

"Aduhh.... Kog gak ada sih, ya ampun aku lupa... Gimana ini"....

Aku lupa bahwa seluruh pakaian suamiku sudah aku sumbangkan ke panti asuhan dan bencana saat suamiku meninggal.

"Aduh.... Doni pakai apa nih... " Pikirku cemas...

Aku lalu dengan cemas dan langkah cepat menuju kamar mandi untuk memberitahu Doni masalah ini.tetapi belum sempat aku mengetuk pintu ,pintu sudah terbuka dari dalam .

Kulihat Doni keluar dari kamar mandi dengan mengunakan handuk bertelanjang dada , tubuh dan wajahnya sungguh sempurna , dada bidang , otot sixpack itu kulihat secara langsung , tak kalah dengan bintang bintang elemen di televisi.

Desiran gairah itu seakan bangun kembali bahkan lebih kuat dari sebelumnya , bahkan aku tak pernah mengalami sebelumnya , vaginaku seakan gatal dengan putingku seakan geli sensitif.

Kulihat semakin kebawah gundukan itu seakan semakin besar saja sekarang, nafasku akan memburu , pandangku menjadi sayu tetapi aku terus menahan diri , aku tak mau ketahuan oleh menantuku kalau aku sedang horni , apalagi horni karenanya dimana harga diriku sebagai mertua.

"Ibu kenapa bu" tanya menantuku "apa ibu sakit".

"Mmhhh gpp kog "jawabku terbantah batah

"Ibu cuma mau ke kamar mandi" jawabku singkat langsung bergegas melewati Doni menuju ke kamar mandi, langsung ku tutup pintu dan mengunci.

"Heehh hhehhh hheehhh" diriku menghela nafas panjang seakan menahan nafas dari tadi. Ku tatap cermin di depanku , kubuka seluruh pakaian ku yang sudah basah , handuk yang melingkar dikepalaku kutaruh keatas cantolan dinding.

Ku kembali tatap cermin di depanku , lirik tubuh indahku. aku kembali bertanya dalam diriku dalam hati, "apakah aku masih cantik?" Tapi seakan dalam telinga kiriku berbisik "kau masih sangat cantik mirna".

Aku kaget tapi entah kenapa menjadi bernapsu mendengarnya. Suara tersebut entah kenapa mirip dengan suara Doni , aku kemudian terbayang kembali obrolan ku bersama ibu ibu senam kemarin , dia bercerita tentang suaminya yang memeluknya dari belakang , mencumbu lehernya lalu memeras dan memilin putingnya.

Tetapi dalam setiap ucapan ibu tersebut , aku merasa Doni yang sedang melakukan nya , aku melihat Doni dicermin sedang memelukku saat ini , mencumbu leherku , tangannya memeras payudaraku sambil memilin milin putingku , akupun mendesah.

"Aakhhhhhhh ssttttttt....." Aku memeras dan memilin payudaraku sendiri , aku mendongak keatas , dalam bayanganku tangan Doni sekarang sedang menuju ke vaginaku , sementara satunya tetap memilin milin susuku.

"Aakhhhh donii" desahku sambil tangan kananku menggesek bibir dan klitoris ku dan tangan kiriku masih memilin piringku.

"Aahhh ssttttt mmhhhh ohh " aku terus menggeliat merangsang tubuhku sendiri , saat akan mendaki puncak tiba tiba kudengar ketukan pintu kamar.

"Bu, ibu.. tok tok tok.. ibu gak papa" suara Doni membuyarkan fantasyku.

"Ehh... Kenapa Doni " jawabkan masih kehilangan orientasi karena tanggung

"Doni cuma kawatir ibu kayak mengaduh ngaduh dari luar , Doni pikir ibu sakit perut atau gimana" jawabnya sopan.

"Ehh enggak kog ibu cuma mules aja , tadi mau keluar" jawabku

"Ohh maaf ya Bu, Doni cuma kawatir abisnya ibu lama sekali di kamar mandi ". Jawab Doni lagi.

"Iya gpp, ibu sebentar lagi selesai kog" jawabku..

"Iya Bu" jawab Doni sambil suara langkahnya meninggalkan kamar mandi.

Ku bersihkan wajahku di wastafel untuk menyadarkan diriku.

"Sadar Mirna dia menantumu , punya anakmu"

Aku lalu membersihkan diriku , menyabuni seluruh tubuhku dengan sabun cair, terasa ada desiran nikmat saat tanganku menyentuh putingku dan klitoris ku , tapi coba ku perasaan itu , akupun selesai membersihkan tubuh ku , melilitkan handuk tadi ketubuhku , ternyata handuk tersebut tidak cukup besar untuk menutupi seluruh tubuhku , bagian dadaku hanya separuh berhasil tertutup , beruntung bagian putingku masih bisa di tutupi oleh handuk tersebut , sedangkan bagian bawah bawa sanggup menutupi hingga dibawah pantat , hingga bagian vaginaku masih bisa terlihat walau hanya sedikit.

Akupun membuka pintu kamar mandi , aku menuju kearahmu karena mau menyampaikan soal pakaian suamiku yang ternyata sudah tidak ada lagi.

Tetapi sesammpainya di hadapanmu desir napsu itu kembali hadir , apalagi kulirik gundukan di habdukmu sudah berubah menjadi pisang tegak keatas hampir menembus handuk yang kamu kenakan.

Tapi aku coba mengendalikan diriku sambil mengatur nafasku.

"Hhehh ssttt Doni , pakaian bapak udah gak ada semua , karena udah disumbangkan semua sewaktu bapak meninggal." Jadi ibu bingung juga kamu pakai apa. " Ujarku.

"Ya udah gpp buk , Doni pakai pakaian kantor aja " ujar Doni

Ku lihat Doni juga seperti terbata bata menjawab perkataan ku entah karena kedinginan atau karena.... Napsu .. entahlah .

"Gak bisa di pakai lagi itu , udah terlalu basah " eehhh , kamu sementara pakai handuk dulu ya , biar pakaian kamu di anginin dulu biar kering , sekitar 2-3 jamlah, gpp yah" jawabku sambil tak berani menatap kearahmu.

"Gpp kog buk"jawab Doni.

"Coba hubungi dini ya , kamu gak mungkin bisa pulang malam ini , pasti lagi banjir di jalan xxxxx, ibu masuk ke kamar dulu" jawabku sambil berlalu meninggalkan Doni.

Di dalam kamar kembali kuhela nafas panjang Seakan sedang menahan nafas dari tadi.

"Heehh hhehhh hhehhh sstttttt " kulepaskan handukku karena putingku terasa sangat sensitif sekali.

Pikiran ku semakin di kuasai oleh napsu , Putingku mengeras dan vaginaku menggatal makin hebat , bahkan sekarang mengeluarkan cairan membasah..

"Sstttt hhemmm hheehh hhehhh" kulihat cermin riasku pandanganku menjadi sayu dan ku gigit bibir bawahku sendiri menahan napsu.

Logika dan pikiranku menjadi kacau , aku tak lagi melihat Doni sebagai menantuku tapi sebagai pria tampan yang akan memberikan ku kepuasan malam ini , kepuasan yang aku dengar dari ibu ibu di grubku , kepuasan yang tak pernah aku rasakan oleh suamiku.

=============================

Bersambung dulu ya
josskan donni
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd