Agen Terpercaya   Advertise
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Suster Baru

Status
Please reply by conversation.
@QueenDark Mohon ditambahkan percakapan percakapan yang mengundang birahi suster tita dan lebih diekspos kemolekan tubuh hamil suster tita, terimakasih suhu :ampun:
 
Mantap ceritanya

Pelan2 aja huu...jangan lamgsung exsekusi
 
Suster Baru - 3





"Pelan-pelan aja ngelangkahnya, Den."

Aku mengikuti saran Suster Tita untuk memperlambat langkah kakiku yang begitu sakit. Tangan kananku tetap setia memeluk leher Suster Tita, karena saat ini Suster Tita tengah membopongku menuju kamar.

"Sus, perih. Awhh!"

Suster Tita memberhentikan langkahnya saat aku tiba-tiba memekik kesakitan. Sumpah demi apapun ini sangat pedih. Sampai-sampai, aku tak menyadari jika peluh keringat sudah membasahi wajahku.

"Sakit, Den?" tanya Suster Tita terlihat sangat khawatir. Aku mengangguk pelan. Karena ini memang begitu sakit dan perih. Lalu entah mengapa dan sangat tiba-tiba Suster Tita mengecup kedua pipiku. Cup, Cup!

"Sus," rengekku. "Aku belum mandi, bau." Aku memalingkan wajahku cepat karena sudah dipastikan saat ini wajahku tengah memerah. "Den Sean kok merah wajahnya?" tanya Suster Tita sambil membawa wajahku hingga tepat berada dihadapan wajahnya.

"Liat udah kayak kepiting rebus gini wajahnya," ujar Suster Tita sambil mengelap wajahku yang basah karena keringat menggunakan telapak tangannya. Mendapatkan perlakukan seperti ini, hatiku menghangat tiba-tiba, rasanya seperti disayangi.

Aku tersenyum mendengar candaan Suster Tita. Lalu wanita itu mulai kembali memuntut langkahku untuk masuk kedalam kamar. "Langsung mandi aja ya, Den." Aku memgangguk mendengar usulan Suster Tita. Karena memang aku tidak melalukan apapun dengan keadaan kaki sakit seperti ini?

Suster Tita kembali membopongku menuju kamar mandi. Dengan cekatan ia membuka pintu kamar mandi. Melihatnya seperti itu, aku menjadi sangat kagum dengan Suster Tita. Padahal saat ini ia tengah hamil. Dan, pastinya itu cukup membuatnya kelelahan. Tapi, lihatlah sekarang Suster Tita bahkan sanggup dan tanpa mengeluh membopongku menuju kamar mandiku.

"Den Sean duduk disini dulu ya, Suster mau nyiapin baju dulu."

Aku mengangguk saat Suster Tita mendudukanku diatas closet yang sudah ditutup sehingga aku bisa lebih nyaman duduk disini. Sambil menunggu Suster Tita selesai, aku mengatur deru nafasku yang entah mengapa tiba-tiba sangat cepat.

Membayangkan tubuh Suster Tita yang tidak dibalut apapun membuat penisku bangun seketika.

"Den Sean angkat tangannya biar Suster buka bajunya," perintah Suster Tita yang kini sudah berdiri dihadapanku. Tubuh Suster Tita yang kini berdiri didepanku membuatku menahan nafas. Apalagi saat mataku tertuju pada dua payudara Suster Tita yang nampak begitu menggod dan minta diremas. Samar-samar aku bisa melihat puting payudara Suster Tita yang menonjol dari dasternya. Shit! Suster Tita tidak memakai bra.

"Dada Den Sean bagus ya." Aku tersentak kaget saat sebuah tangan lembut mengelus dadaku pelan. Ternyata tangan Suster Tita kini sudah bergeliriya dibagian dadaku membuatku semakin susah menahan nafas.

Lalu saat tangan Suster Tita memegang celana boxerku. Aku menutup mataku rapat-rapat, karena takut ketahuan. Jelas saja, karena saat ini aku tidak memakai celana dalam. Sehinga saat ini Suster Tita pasti bisa melihat penisku yang tengah tegang sempurna.

Lama mataku terpejam, tapi aku tidak mendengar apapun reaksi dari Suster Tita. Hingga tiba-tiba, nafsuku menjadi gila saat penisku dipegang oleh tangan yang begitu lembut.

"Sus..." ujarku kaget saat Suster Tita yang kini tersenyum sambil memegang penisku dengan tangannya.

"Kontol Den Sean besar banget," ujar Suster Tita polos. Tangannya mulai mengusap-usap penisku yang kini semakin membuatku gila. Rasanya ada sesuatu yang membakar tubuhku saat merasakan tangan halus Suster Tita berada di kejantananku.

Tangannya begitu lembut tapi saat bergesakan dengan penisku membuat mataku terpejam karena nikmat. "Shh... Suss.." erangku saat Suster Tita semakin cepat mengocok penisku. Kini bukan hanya satu tangan Suster Tita yang bergesekan dengan penisku tapi kedua tangannya ikut bekerja sama mengocok penisku membuat mataku merem melek karena kenikmatan.

"Shhh... Shh.. Susss.. Susterrr..." desahku kuat karena tidak bisa membendung rasa nikmat yang begitu besar.

Saat aku sudah hampir sampai puncak, Suster Tita melepasan tangannya dari penisku, membuatku menjadi lemas tak berdaya. Rasanya hampir saja aku mendapatkan kenikmatan yang tak terbatas akan tetapi begitu tangan Suster Tita lepas dari kejantananku, aku merasa menjadi manusia tak berdaya.

"Sus," ujarku lemas.

"Sabar, Den," ujar Suster Tita. Ia bangkit dari jongkoknya dan tiba-tiba saja Suster Tita membuka dasternya. Sehingga kini terpampanglah tubuh indahnya yang membuat tubuhku seperti kembali disiram bensin. Panas dan sungguh membakar!

Hanya celana dalam Suster Tita saja yang kini membalut tubuhnya. Bagian paling kesukaaanku, dua buah payudaranya nampak begitu memukau dari mataku.

Ia kembali mengambil posisi jongkok, aku sudah tidak sabar menanti tangan halus Suster Tita menyentuh kejantananku yang sudah sangat gagah berdiri.

Tapi, aku merasakan terbang kelangit ketujuh saat bukan tangan Suster Tita yang menyentuh penisku. Melainkan lidahnya yang kini bersentuhan dengan benda tumpul itu.

"Ssshhh... Shh.... Suss... Susterrrrr..." desahku semakin keras saat Suster Tita menjilati kejantananku yang telah berubah warna menjadi merah. Lidahnya nampak lihai membelai penisku membuatku semakin blingsatan.

"Ahh... Sssshh... Enak... Sshhh."

Aku hanya bisa memejamkan mataku saat Suster Tita memasukan kejantananku kedalam mulutnya. "Ahhhh... Susss," erangku. Mulut Suster Tita maju-mundur saat penisku berada didalam mulutnya.

"Ahhh... Ahhh.. Shhh.. Sust... Ssshh.. Sus..terr.. Aaa ahkkuu... Mau keluar..."

Aku tidak bisa menahan rasa yang begitu nikmat ini terlalu lama. Hingga penisku semakin berkedut-kedut, merasakan kuatnya hisapan dari Suster Tita. Aku tak tahan lagi!

Crooott... Crooott... Crooot... Crooot!

Aku terlemas diatas closet, tubuhku serasa tidak memiliki tulang. Rasanya begitu lelah dan sangat... Nikmat!

Suster Tita nampak kewalahan menerima semburan spermaku. Tapi, saat ia mendongakan wajahnya ke atas, semua spermaku telah ditelan oleh Suster Tita.

"Suster nggak papa?" tanyaku khawatir. Suster Tita menggeleng, lalu tersenyum manis membuat hatiku sedikit lega.

"Badan aku lemas, Sus."

"Dean Sean pengen nyusu dulu sebelum mandi?"

Aku menegakan kembali tubuhku, bibirku kini tengah membentuk senyum yang begitu lebar. Aku pun mengangguk dengan cepat. "Mau, Sus! Biar aku gak lemas lagi."

Suster Tita tertawa lalu sedikit berjongkok mengambil dasternya yang jatuh. Tapi, aku segera menahan lengan Suster Tita membuat wanita itu menatapku dengan kening berkerut. "Suster Tita nggak usah pake baju dulu. Repot buka pasang," ujarku. Suster Tita nampak berpikir lalu tak lama mengangguk membuatku tersenyum semakin lebar.

"Sus, pindah ke kamar aja nyusunya. Capek kalo kayak gini." Suster Tita mengangguk.

Kemudian Suster Tita membantuku untuk tiduran di kasur kamarku. Disusul dengan Suster Tita yang juga ikut tiduran disampingku.

Aku tidak langsung mencicipi payudara Suster Tita. Melainkan kini tanganku bergerak mengelus-elus perut Suster Tita yang sudah begitu besar. "Berat gak, Sus?" tanyaku.

Suster yang mengerti dengan pertanyaanku menggelengkan kepalanya. "Gak berat, Den. Malah Suster Tita senang." Tangan Suster Tita ikut mengelus perutnya. Dengan sedikit bangkit dari tidur, aku mengecup perut bundar Suster Tita.

Lalu tatapanku beralih pada Suster Tita yang kini tersenyum memandangku. Aku bergerak mendekat ke arah wajah Suster Tita. Melihat bibirnya yang berwarna merah itu kembali membuatku ingin memelumatnya.

Suster Tita nampak terkejut sebelumnya tapi lama kelamaan Suster Tita nampak memberikanku akses untuk mencicipi, melumat, dan menelisik bibir ranum yang menjadi canduku ini.

"Shhh....sshh," erang Suster Tita tertahan dengan lumatanku.

Aku menghentikan lumatanku saat merasakan pasokan udara Suster Tita menepis. Lalu, aku kembali mengecup bibir Suster Tita dan berpindah turun kebawah. Mengecup lehernya dan sesekali mengisapnya kuat sehingga menimbulkan bekas memerah.

"Sean sayang Suster."

Barulah aku kembali dipertemukan dengan dua bukit yang nampak begitu indah. Tanganku menyentuh puting kecoklatan Suster Tita yang sudah nampak mengeras, artinya Suster Tita sudah mulai terangsang.

Aku mengecup puting Suster Tita lalu kembali menarik bibirku lagi. Rasanya sangat nikmat dan kenyal. Aku kembali memasukan puting menggoda itu kedalam mulutku. "Shh.... Shh... Den... Shhh," desah Suster Tita seperti menahan sesuatu.

Tidak ingin bukit satu lagi cemburu, aku menggerakan tanganku ke arah payudara Suster Tita yang kosong. Memerasnya lembut, memilin-milin puting kecoklatannya dengan jariku, membuat kejantananku kembali menegang sempurna. "Shhh... Ahhh.. Denn... Enakhhhh... Sshhh..."

Melepaskan mulutku yang sudah puas menghisap air susu Tita. Bibirku kembali mengecup perut Suster Tita, menjilati perut bundar itu hingga sampai ke pusat Suster Tita.

Hingga sampailah aku dibagian inti tubuh Suster Tita. Begitu menggoda dan nikmat! Aku mengelus celana dalam Suster Tita pelan membuat wanita itu bergerak gelisah. "Shhh.. Shhh."

Celana Suster Tita sudah becek. Nampaknya ia sudah sangat basah dan terbakar akibat rangsanganku tadi. Kudekatkan wajahku ke arah vagina Suster Tita dan kuhirup kuat aromanya yang begitu memabukan.

"Den... Shh... Shhh.."

Aku menurunkan perlahan celana dalam Suster Tita. Sehingga kini aku bisa melihat Vagina Suster Tita yang rimbun dengan bulu-bulu halusnya. Aku kembali membenamkan wajahku ke arah vagina Suster Tita. "Shhh... Denn.. Shhh.. Akhhh...."

Aku memasukan lidahku kedalam Vagina Suster Tita yang memerah dan berkilat karena cairannya. Lidahku perlahan masuk dan mengobrak-abrik vagina Suster Tita.

"Shhh.. Oughh...akhhh...oughhh!"

Mekasukannya lebih dalam dan tiba-tiba saja aku merasakan ada cairan hangat yang menerpa lidahku. Aku menelan cairan Suster Tita dengan rakus. Tidak mau sedikitpun terjatuh dari lobang Surgawi itu. "Shhhh... Den..."

"Suster Tita sangat indah."

Aku mengangkat wajahku. Tanganku dengan menggosok klirtos Suster Tita yang sudah membengkak karena nafsunya.

"Sus?" tanyaku meminta izin.

"Shhh.... Pelan-pelan ya, Den. Kontol Den Sean besar sekali."

"Sean janji. Sean sayang Suster."

Aku mulai mengarahkan kejantananku tepat didepan vagina Suster Tita. Perlahan aku menggerakan penisku kedalam lubang surgawi itu. Rasanya sangat sempit dan nikmat. "Shhh.. Ahkkkhh! Pelan.. Shhh.. Pelann.. Shhh, Den.."

Kejantananku sudah setengah masuk kedalam nikmat itu. Melihat mata Suster Tita yang terpejam dan bibirnya ia gigit seperti menahan sesuatu. Dengan sekali hentakan aku memasukan kejantananku kedalam vagina Suster Tita hingga masuk kedalam sepenuhnya.

"Akhhh!" pekik Suster Tita.

Dengan posisi kejantanan yang masih berada didalam inti tubuh Suster Tita, aku mendekatkan wajahku dwngan wajah Suster Tita. Mengecup kelopak matanya yang mengeluarkan air mata. Lalu dengan sedikit rakus aku melumat bibir Suster Tita sambil mulai menggerakan si jantan dibawah sana.

"Akhh... Akhhh.. Shhh. Oughh... Oughhh... Denn... Shhhh."

Rasanya sangat sempit dan membakar tubuhku. Padahal Suster Tita telah melahirkan satu anak tapi kenapa rasanya sangat sepit sekali. Tapi, rasa ini baru pertama kali aku cicipi. Begitu nikmat dan membuatku ingin berlama-lama dilubang hangat ini.

"Ahh... Ahh... Den! Lebihhh ahhh cepat ahh!"

Aku mempercepat gerakanku saat Suster Tita mendesah seperti orang kesetanan Pantatnya aku remas kuat-kuat membuatku juga semakin cepat menyodokkan penisku ke lubang vagina Suster Tita.

"Ahh.. Sus.. Memek suster... Ahh.. Sempit... Ahh banget ahh ahhh!"

Aku turus memompa tubuhku dalam-dalam dan membuat penisku masuk lebih dalam ke lubang vagina Suster Tita hingga aku bisa merasakan ujung penisku mengenai dinding rahim Suster Tita.

"Ahhh.... Dennn.. Enakk... Ahhh... Suster aahhh.. Ahhhh... Nggak kuat.... Ahhh...ahhh."

Aku merasa penisku diremas-remas oleh vagian Suster Tita membuatku semakin bernafsu untuk mempercepat sodokan penisku ke lubang surgawi itu. Sesekali aku mengelus-elus perut buncit Suster Tita yang semakin membuatku bernafsu.

"Dennn... Ahhh.. Ahh... Susssster... Ahhh... Nggak kuat... Ahhhhhh! Suster pipis, Den! Ahhhhhhhhhh!"

"Criittt.... Criiitt.... Criiit.. Critttt... Critttt... Ahhhhhh."

Aku bisa merasakan tubuh Suster Tita bergetar hebat, tampaknya ia kembali dilanda orgasme. Cairan hangat Suster Tita yang keluar membasahi penisku, mempermudah penisku untuk keluar masuk di lubang vagina Suster Tita.

"Ahhhh... Denn... Ahhh... Suss... Ahhh udah... Ahh... Nghhh... Aahhh ... Nggak kuat.... Ahhh."

Aku mempercepat sodokan saat akan mencapai orgaseme, berkali-kali aku merasakan penisku berkedut-kedut siap menghujani Suster Tita dengan spermaku.

"Ahhh... Ahhh... Sus... Sussster.. Akuu..ahhh... Ahhh.. Mau... Keluarrr...."


Croottt.... Crootttt... Crooot... Croottt... Crooott.... Crooottt....

Tubuhku ambruk disamping tubuh Suster Tita. Dengan sisa tenaga yang ada aku menggerakan tubuhku mendekat ke arah Suster Tita, lalu memeluk bagian perut bundar itu dan mengecupnya. "Makasih Suster Tita."










--------------
Note : Akhirnya bisa ngasih notip sama kalian lagi. Karena ada kesibukan, jadinya agak ngaret. Sorry yaw.

Maafkan ke-newbiean gw

See you :)
 
Terakhir diubah:
Status
Please reply by conversation.
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd