Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG SYAHWAT

Status
Please reply by conversation.
***Hidden content cannot be quoted.***

Pertamax mahal... pertalite juga mahal.... premium saja...., Mudah-mudah hari liburku minggu bisa Up-date :ampun:

nhaa.. sip..

kasih prawan satu buat arman suhu..
 
http://1.bp.********.com/-sx-ZNXrKc2M/Tw9fos4vNGI/AAAAAAAAHtg/yrjVlNiYZIc/s320/fasha+sandha+nikah.jpg
AMELIA NOVITA SARI


Cuaca memang susah ditebak. Siang hari begitu cerah, malamnya turun hujan. Namun begitu, tidak menganggu keharmonisanku dengan Mas Bimo calon Suami baruku. Akhirnya Irene Istri Mas Bimo mengijinkan Suaminya Untuk menikahiku, dan ia pun telah menyatakan untuk siap di Poligami.


Malam Ini Aku dan Mas Bimo sedang menyantap makan malam bersama di sebuah Restoran ternama di kawasan Dago pakar Bandung, sambil mengobrol serius tentang rencana pernikahan kami berdua.


Setelah makan malam selesai kemudian Aku dan Mas Bimo pun melanjutkan dengan berbincang-bincang seputar persiapan pernikahan Kami Berdua.Sambil menghisap rokokku dalam-dalam kemudian menghembuskannya ke atas. Pengaruh nikotin sudah mulai menenangkan kepalaku. Aku sangat rileks sekarang.


''Sayang gimana sekarang, dengan kamu yang masih terikat pernikahan dengan Suamimu''? tanya Bimo.


''Kamu engak usah khawatir Bim, Aku akan segera meminta cerai terhadap suamiku'' jawabku.


Malam pun semakin larut dan kami berdua setelah berbicang-bicang Akhirnya pulang, Bimo langsung mengantarku pulang ke rumahku, karena malam ini Aku tidak menginap di rumahnya Bimo.


Aku sengaja pulang kerumahku untuk membicarakan perceraian dengan suamiku, lebih cepat lebih baik, itu yang terpikir di benakku sekarang ini.


Tidak lama kemudian Aku sampai di depan rumahku, setelah berpelukan dengan Bimo dan mencium bibirku, Aku pun beranjak turun dari mobil dan melangkah masuk kedalam rumahku.


Setelah membuka kunci pintu depan Aku langsung masuk, terlihat rumah sangat sepi sekali, dan beberapa hari ini Aku pun tidak pulang kerumah, di rumah hanya ada seorang pembantu yang mengurusi rumahku.


Langsung saja ku ambil Hp di dalam tasku, dan Aku pun segera menghubungi Suamiku, ternyata Hpnya berada di luar jangkuan atau tidak Aktif.


Lalu Aku pun melangkah kebelakang kekamar pembantuku, setelah menanyakan tentang suamiku, ternyata suamiku sudah hampir seminggu ia pun tidak pulang kerumah.


Kemudian Aku beranjak pergi kekamarku, setelah mandi dengan Air hangat Aku langsung beristirahat, Esok harinya Aku pun mencoba kembali menghubungi Suamiku, dan kali ini di jawabnya panggilan yang masuk ke Hpnya.


''Hallo Pap..., Papa lagi ada di mana''? tanyaku.


''Papa lagi di jakarta'' jawab suamiku.


''Kapan Papa pulang''? tanyaku kembali.


''Hari sabtu Mam..., lho tumben Mama menanyakan Papa pulang'' kata Suamiku.


''Iyaa Pap.., karena ada yang Mama ingin omongin'' jawabku.



''Yaa sudah Mam, tunggu Papa hari sabtu yaa'' sahut Suamiku.


Kulihat jam sudah pukul 10 pagi, tapi Aku belum mandi dan ditambah lagi hawa dingin masih terasa jadi aku tambah males untuk mandi pagi.


Ku bentangkan kedua tanganku, mencoba merenggangkan otot-otot tubuhku. Pegal rasanya tubuh ini. Ku hela nafas panjangku sambil memandang langit kamar.


Aku bangkit dari tempat tidur dan langsung menuju dapur. Dengan cepat, aku ambil sebotol minuman dan meminumnya. Terasa lega rasanya.


Tak terasa hari pun sudah menjelang sore lagi, hari ini seharian Aku menghabiskan waktuku di dalam rumah, Aku pun masih menantikan hari sabtu dimana Suamiku pulang, dan di saat itulah Aku Akan meminta cerai terhadap suamiku.


Waktu pun berjalan dengan cepat hari ini sudah hari sabtu, hari ini Suamiku pun akan datang, menjelang malam Aku duduk santai di ruang tengah sambil menoton Tv, tidak lama kemudian Aku mendengar suara mobil memasuki halaman rumahku.


Dan tidak lama berselang muncullah Sesosok wajah pria yang sudah lanjut Usia dengan rambut beruban putih nongol di pintu. Dengan baju putih berdasi biru bergaris putih yang tidak lain adalah Suamiku.


''Haii Mam...'' sapa Suamiku sambil memelukku


Kemudian Suamiku masuk kamar, dan setelah itu ia pun keluar kamar lagi dengan pakaian yang santai, lalu ia pun duduk di sampingku.


''Mam ada hal penting apa sih..yang ingin Mama bicarakan''?tanya Suamiku.


''Iyaa Pap...,Mama ingin cerai dari Papa'' ucapku tanpa basa-basi langsung ke pokok permasalahan.


''Iya Mam..., tapi masalahnya apa sampai Mama Minta cerai''? Tanya Suamiku.


''Pap...., Mama masih belum bisa memaafkan Papa kerena waktu itu Papa telah berselingkuh mengkhianati Mama'' Ucapku, sengaja Aku mengungkit masalah dulu.


Waktu itu Aku pernah memergoki Suamiku main mata dengan Sekertarisnya dirumahku, jadi masalah ini sengaja Aku ungkit lagi untuk mencari alasan


''Lhoo...bukannya masalah itu sudah beres..., dan Papa pun mempersilahkan atau membebaskan Mama untuk bermain sex dengan lelaki lain sebagai balasannya'' Kata Suamiku.


''Sudahlah Pap..., Mama tidak mau berdebat pokoknya Mama mau minta cerai'' sahutku.


"Baiklah, kalau itu Mama.., Papa setuju." jawab suamiku.


Akhirnya Suamiku luluh dan ia pun mengabulkan keinginanku Untuk bercerai dengannya, Singkat cerita Akhirnya kami berdua pun resmi bercerai. Dan Aku pun menikah dengan Mas Bimo, Pernikahan di langsungkan secara sederhana hanya keluarga dan kerabat dekat saja yang di undang datang.


Mentari pagi menerobos lembut kaca jendela ke dalam rumah. Di pagi cerah penuh simfoni ini Aku bangun lebih awal dari biasanya, dan sibuk di dapur mempersiapkan sarapan pagi untuk Suamiku Mas Bimo.


Ini Hari pertamaku Aku menjadi Istri Sahnya Bimo Setelah Mas Bimo menikahiku, Aku dan Irene istri pertama Mas Bimo tinggal bersama satu rumah, pagi itu Suamiku mas terlelap tidur mungkin Ia kecapean setelah acara pernikahan kami, begitu juga dengan Irene ia belum terlihat keluar dari kamarnya.


Nampak Irene Istri pertama Mas Bimo baru saja keluar dari kamar masih dengan memakai baju tidur putih dari bahan satin, sehingga terlihat sekali Cd dan Bh yang di kenakannya dari balik baju tidur yang di pakaiannya.


''Wah Tumben kamu sudah bangun Mel''Sapa Irene.


''Yaa nih Iren..., Aku lagi mau masakin Mas Bimo sarapan pagi'' jawabku.


''Kamu mau bikin apa mel''?tanya Irene.


''Aku mau bikin nasi goreng sama omlet aja Iren''jawabku.


''Yaa udah Aku bantu yaa'' kata Irene.


''Thank Ren'' jawabku.


Kemudian kami berdua pun membuat sarapan pagi di dapur, dan tidak lama kemudian sarapan pagi sudah siap tersaji di meja makan, dan di saat yang bersamaan Mas Bimo pun keluar dari kamar lalu Kami pergi menuju ke ruang makan. Di atas meja sudah tersaji nasi goreng serta Omlet.


Aku dan Mas Bimo duduk bersebelahan, Lalu Irene mengambil tempat duduk berseberangan meja, setelah Aku dan Mas Bimo mengambil sarapan, kulihat Irene hanya membolak-balikan piring saja.


"Tidak ikut sarapan Say?" tanya Bimo saat melihat Irene hanya membolak- membalik piring makan.


"Biar nanti saja. Aku belum merasa lapar"jawab Irene.


Ku lihat dari raut mukanya Irene seperti memendam masalah yang di sembunyikan, apa karena masalah pernikahanku dengan Mas Bimo Pikirku.


''Say Kalau ada masalah, Papa ingin jangan kamu sembunyikan, mulai sekarang kalau ada masalah harus berbicara terbuka'' Kata Bimo, yang rupanya ia pun merasakan sesuatu dengan Irene.


''Engak Pap..., Mama cuma ingin setelah Papa menikah dengan Amel Papa harus berlaku Adil'' Kata Irene.


''Mama Sayang...., Papa berjanji Akan berlaku Adil sama Mama dan Mamih'' jawab Bimo.


Bimo memanggil Aku Mami, karena panggilan Mama untuk Irene istri pertamanya, Aku menghela napas panjang sejenak.


"Sudahlah Irene, kamu tak perlu khawatir Aku tidak Akan memonopoli Mas Bimo''Sahutku.


''Sungguh Mell''?tanya Irene.


''Iyaa Ren''jawabku.


''Makasih Mell'' Kata Irene.


''Kamu Engak usah bilang terima kasih, justru Aku yang harus bilang terima kasih sama kamu, karena sudah menginjinkan Mas Bimo Menikahiku'' kataku.


''Sudahlah Sekarang kita sarapan" Ucap Bimo.


Setelah sarapan pagi selesai kemudian Aku dan Irene membereskan bekas sarapan pagi , Aku pun mulai bersiap-siap untuk beraktifitas, dan sekarang saatnya Untuk Mandi.Pikirku


Tak lama kemudian Aku selesai Mandi, dengan memakai jubah handuk mandi Aku melangkah keluar sambil tanganku membawa baju tidur dan cd serta Bhku yang kotor.Ku lihat Irene di kamar, ia sedang membereskan bajunya di lemari.


''Ren kalau kamu biasa melaundri pakaian dimana''? tanyaku.


''Kalau pakaian Aku biasanya mencuci sendiri Mell, kalau yang besar-besar seperti sprei atau karpet Aku baru melaundrinya, kalau kamu ada pakaian kotor sisni biar Aku cuci'' kata Irene.


''Ohh...Engak usah Ren'' jawabku.


''Engak apa-apa Mell biar Aku ada kegiatan saja'' kata Irene.


''Yaa baiklah kalau begitu'' kataku sambil memberikan pakaian kotor.


Aku pun selesai berdandan, kemudian Aku pamit sama Irene dan tak lupa sama Bimo suamiku juga untuk berangkat ke tempat usahaku. Kebetulan hari ini Bimo Suamiku berangkatnya latihan Bandnya Agak siang jadi Aku berangkat duluan.


Sedangkan Irene hari ini ia tidak ada rencana keluar rumah, seperti hari-hari lainnya ia jarang keluar rumah.


Matahari sudah agak meninggi saat Aku keluar dari rumah. Aku langsung menuju tempat usaha perhiasanku dengan kendaraan Bmw putihku.

a0f84f9d63ae5ddd3148cfde061b0ebe.jpg

AIRIN NUR ADELIA


Hari yang sangat melelahkan sekali hari ini, acara pengajian yang ku isi dari pagi hingga siang membuatku lemas. Begitu sampai di rumah, Aku langsung menghempaskan tubuh montokku di sofa. Masih dengan memakai jilbab serta baju gamis lebar dan panjang.


Hanya melepas sepatu dan kaos kaki, Aku rebahan di sofa ruang tengah, depan televisi. Karena sejuknya hembusan udara dari AC yang kusetel dingin, beberapa saat kemudian, Aku pun mulai memejamkan mataku.


Pada saat Aku mulai memejamkan mata ini, Di luar, terdengar suara ketukan pintu, sambil memanggil-mangil namaku.


Took... Toooook.... Tooook....


"Ustazah Airin.....Ustazah.......Ustazah..... "ucapnya memanggilku.


Siapa Sih! Ganggu orang istirahat siang aja, pikirku dalam hati, tapi mata ini terasa berat sekali untuk ku buka, karena Aku merasa ngantuk dan capek sekali.


''Ustazah Airin....Ustazah Airin......''Kembali suara itu terdengar.


Aku pun langsung bangun dan merapihkan baju gamis serta jilbabku .dan beranjak melangkah ke arah pintu depan rumah, setelah ku buka pintu depan rumah.


"Oh Bu Reni toh....Yaudah masuk yuk " Ajakku


Aku dan Bu Reni pun masuk ,Lalu kami berdua pun duduk di sofa ruang tamu, kemudian Aku menawarkan Bu Reni minum,dan tidak lama kemudian Aku membawa minum untuk Bu Reni.


''Gimana kabarnya Bu Ustazah lama tidak ada mampir ke toko atau pun kerumah''tanya Bu Reni.


''Iyaa nih Bu Reni..., belakangan ini Aku sibuk mengisi acara pengajian di berbagai tempat''jawabku.


''Ohh Begitu yaaa'' sahut Bu Reni.


''Iyaa Bu Reni'' ucapku lagi.


''Begini Bu Ustazah kedatanganku kesini mau mengabari, bahwa nanti setelah Arman lulus kuliah Ummi Niken serta Aku mau menikah dengan Arman'' Kata Bu Reni sambil tersenyum gembira.


''Apa Bu Reni…!'' Betapa kaget Aku saat mendengar ucapan Bu Reni Itu.


''Iyaa Bu Ustazah...., Arman sudah menerimaku kembali, dan Ummi Niken juga ingin nanti Aku nikah bareng dia'' ucapnya lagi.


''Jadi Bukan hanya Ummi Niken yang akan menikah dengan Arman, tapi Ibu Reni Juga akan menikah dengan Arman''? tanyaku kembali memastikannya lagi.


''Itulah Bu Ustazah ..., kenapa siang ini saya datang ke rumah Bu Ustazah, sebenarnya kedatangan saya sekarang lebih kepada saya ingin curhat dengan Bu Ustazah'' kata Bu Reni.


''Iyaa Bu Reni sekarang saya mengerti permasalahan yang Bu Reni sedang Hadapi'' Kataku.


''Bu Ustazah Aku sungguh dirundung kebimbangan, dilema dan tak tau harus bagaimana. jika Aku menyetujui artinya Aku juga harus siap menerima Arman Anakku menjadi Suamiku.'' kata Bu Reni.


Aku terdiam sejenak mendengar semua curhatan Bu Reni, Aku menarik nafas panjang, dan suasana pun menjadi hening sesaat, sampai Aku pun berbicara lagi.


''Bu Reni tidak Aku pungkiri, Arman memiliki wajah yang ganteng dan penampilan menarik, di tambah lagi memiliki penis yang luar biasa besarnya, wanita mana pun pasti akan beruntung apabila di nikahi oleh Arman, jadi semuanya itu saya kembalikan lagi kepada Bu Reni'' kataku dengan panjang lebar.


''Bu Ustazah..., saya ingin Bertanya tapi tolong jawab dengan jujur''? sahut Bu Reni.


''Silakan Bu..., Saya Akan menjawab dengan sejujur-jujurnya'' kataku.


''Apa Bu Ustazah juga menyukai Arman''?tanya Bu Reni.


Pertanyaan itu membuatku tersentak dan kaget, tapi Aku berusaha untuk mengontrol keadaan supaya Aku tidak terlihat panik dan kaget di depan Bu Reni.


''Bu Reni juga tahu, bahwa Aku pernah beberapa kali bermain sex dengan Arman, kenapa Aku mau melakukan semuanya itu jawabnya karena Aku juga menyukai Arman'' jawabku.


''Makasih Ustazah...Atas waktunya jadi sekarang saya lega, saya siap mengambil resiko apa pun dan siap di nikahi oleh Arman'' kata Bu Reni.


''Bu Reni sekarang giliran saya yang mau bertanya''? kataku.


''Silakan Bu Ustazah''?sahut Bu Reni.


''Bu Reni Nanti setelah menikah dengan Arman, apa masih mengijinkan Arman bermain sex dengan saya'' Kataku sambil agak malu.


''Hee...Hhe...Hehehe......'' Bu Reni tertawa.


''Lho...kok malah Bu Reni tertawa sih''?tanyaku.


''Iyaa...Bu Ustazah....Aku mau kok berbagi dengan Bu Ustazah tenang aja'' ucap Bu Reni.


Tak terasa hari pun sudah beranjak sore, kami berdua pun mengobrol cukup lama sekali sampai akhirnya Bu Reni pun pamit pulang.


Aku melihat kalender Di kamar rumahku, besok hari senin di bulan pertama, artinya hari dimana Suamiku rutin mengontrolkan kesehatannya ke rumah sakit.


Esok harinya seusai mandi, Aku sudah menyiapkan sarapan pagi untukku dan Suamiku, Lalu Aku menyuapi Suamiku yang sedang duduk di kursi roda dengan sarapan Bubur, setelah selesai menyuapi Suamiku lantas Aku sarapan pagi.


Setelah selesai sarapan pagi kemudian Aku masuk kamar untuk ganti baju, ku tanggalkan dasterku, lalu ku buka lemari pakaianku. Dan Ku Ambil cd G-string Pink dengan Bh warna Pink juga. Entah kenapa Akhir-Akhir ini Aku jadi suka memakai cd G-string. padahal awalnya Aku kurang suka dengan pakaian dalam tersebut.


Setelah ku kenakan cd G-string, lalu ku pakai rok panjang dan baju lengan panjang, serta kerudung lebar warna coklat.kemudian Aku duduk di depan meja rias, Ku ambil make-up, setelah selesai mengenakan make-up, ku oleskan lipstik ke bibirku


Setelah Aku berdandan selesai lalu aku memakai higheels, terus melangkah keluar kamarku menemui suamiku yang sudah menunggu di atas tempat duduk kursi roda di ruangan tengah.


Ku lihat suamiku sedang duduk di kursi roda, lalu kuhampiri dan Aku pun meleparkan senyum kemudian ku hempaskan pantatku di atas sofa.


''Mas....Adek telpon taxi dulu yaa'' sahutku sambil terus tersenyum terhadap suamiku.


Suamiku hanya terdiam saja karena ia masih susah untuk berbicara di karenakan penyakit stroke yang di deritanya belum sepenuhnya sembuh total.


Dan ketika Aku hendak menghubungi taxi, Aku mendengar ketukan pintu depan rumah,"KNOCK KNOCK KNOCK lantas Aku berjalan menuju pintu depan rumahku.Dan di saat Aku membukakan pintu.


"Eeh Arman...., Eh Bu Reni ..", kagetku.


"Assalammuaikum Bu Ustazaheh''Sapa Bu Reni.


''Waalaikum salam'' balasku.


"Maaf Bu Ustazah pagi-pagi begini saya sudah menggangu hehe", lanjutnya Bu Reni.


"Hehe gapapa Bu Reni, hmm...", terangku.


"Mari Bu Reni, Mari Arman silahkan...", ujarku mempersilahkan.


Kemudian Bu Reni sama Arman pun lalu masuk kedalam rumahku, dan mereka berdua lalu duduk sofa ruang tamu.


''Bu Ustazah sudah berdandan rapi sepertinya mau pergi yaa''? tanya Bu Reni.


''Iya Bu Reni..., Saya mau nganter Suami saya untuk kontrol ke rumah sakit'' jawabku.


''Aduh sayang sekali yaa...., padahal kedatangan saya kesini nganter Arman lho ia kangen sama Bu Ustazah'' ucap Bu Reni.


''Tapi Gimana yaa...'' jawabku Bingung.


''Udahlah Bu Ustazah engak usah tapi-tapian, kan baru kemaren Bu Ustazah curhat sama Saya, bahwa Bu Ustazah juga kangen sama Arman'' kata Bu Reni.


''Iya Bu Reni Tapi di rumahkan ada Suami saya'' ucapku.


''Bu Ustazah tenang saja, bilang saja kedatangan kami berdua untuk nengok suami Bu Ustazah, terus Bu Ustazah pura-pura saja kebelakang dulu untuk buang Air, biar suami Bu Ustazah saya yang menemani'' kata Bu Reni dengan enteng.


"Gimana Bu Ustazah, hehe"? tanya Arman.


''Iya Bu ustazah enjoy saja'' timpal Bu Reni Kembali.


Aku pun tak kuasa menolak lagi karena memang Aku menginginkan semuanya itu, dengan salah tingkah Aku menganggukkan kepalaku.


Kemudian kami bertiga pun menuju ruang tengah dimana suamiku sedang duduk di kursi roda sambil menonton Tv.


''Mas ini ada Bu Reni mau menjenguk keadaan Mas'' Kataku.


Kemudian Bu Reni meraih tangan suamiku untuk bersalaman, dan kami duduk di sofa ruang tengah, Setelah Aku, Bu Reni, dan Arman ngobrol basa-basi, Lalu Aku pamit sama Suamiku untuk kebelakang membuatkan teh manis buat Bu Reni dan Arman.


Setelah Aku pergi kebelakang, kemudian Arman pun menyusul ikut kebelakang dengan alasan ia mau ke kamar mandi. Dan Aku dan Arman pun kini telah berada di dapur belakang rumahku.


Arman berjalan dan mendekatkan badannya kearahku, aku hanya berdiri terdiam sambil menundukkan kepalaku pertanda aku malu untuk memulai duluan.


Kemudian Arman menarik tanganku masuk kedalam kamar mandi yang berada di samping dapur rumahku, Setelah Aku dan Arman berada di dalam kamar mandi dengan cepat tangan Arman menutup pintu kamar mandi.


"Bu Ustazah, Boleh Aku memulai?" Ujarnya Arman dengan lembut tepat didepan kepalaku


Deg... Jantungku langsung berdetak kencang...., Jangan gugup, bersikaplah seperti biasanya agar Suamiku tidak curiga, pikir dalam bathinku.


Sedangkan Aku hanya mengangguk yang berarti Aku setuju. Arman meraih daguku dan mengangkatnya Bibirku kami saling bersentuhan.


Sluuppss... Sluuuppss... Sluuppp... Slupps.... Sluppss.... Sluuppss....


Arman memegangi kedua pinggulku dan aku membalasnya dengan mengalungkan kedua lenganku pada lehernya. bibir kami terus bersahutan dan akhirnya lidah kami saling bertarung.


Sluuppss...Cuuup....Cuuuppp.....Sluuuppss... Sluuppp...Ahhww...Cuuppp...Ahwww


Desahan dibarengi dengan suara kecupan dan ludah kami bercampur jadi satu. Tangan Arman sudah mulai nakal dengan meremas-remas pantatku yang bulat itu. bibir kami terus bertarung dengan tempo yang cukup lama dan panas.


Lalu ditengah panasnya berciuman, Arman sibuk melepaskan kemejanya sendiri hingga akhirnya dia tak mengenakan atasan. badannya yang berotot itu sungguh sexy sekali, lantas aku turut membantu melepaskan celananya, hingga akhirnya penisnya yang besar gemuk dan panjang itu keluar dengan keadaan sudah ngaceng mengarah padaku.


Aku meraihnya dan memberi kocokan secara perlahan yang membuat penisnya mengeras bagaikan batu.


"Aku udah ngaceng banget Bu Ustazah...", ujarnya dengan lirih dan memberikan tatapan nafsu padaku.


Kini Arman sudah telanjang bulat, sedangkan Aku masih lengkap dengan pakaian gamis dan jilbabku , Arman mengarahkan Aku untuk berdiri di depan wastafel menghadap ke kaca. dia memegangi pinggulku dan aku sedikit nungging.


"Awhh Bu Ustazah, yaa...Ampun kamu cantik banget sih", ujarnya dengan bergetar karena nafsu, kepala dia berada di leherku sambil sedikit membuka jilbabku untuk menciumi bagian leher, Aku hanya terdiam sambil menahan geli.


"Ssshhh.. Hhmmmm.... Oohhhh", desahku ringan sambil menatap wajahku Di cermin yang sudah mulai memerah dan bertatapan sayu.


Arman lalu berlutut di bawahku, menyikap rok panjangku untuk dinaikkan hingga ke perut, akhirnya terlihatlah G-stringku Yang berwarna Pink yang ku pakai.


"Ternyata Bu Ustazah cuman di luarnya saja alim, dan di dalamnya sungguh sangat nakal!" Komentarnya Arman.


Oh Tuhan, Aku baru sadar kalau Pagi ini aku sengaja mengenakan g-string yang baru saja kubeli beberapa minggu yang lalu dari Bu Reni Ibunya Arman sendiri.


Lalu kulebarkan kedua kakiku dan menunggingkan badanku. dia tidak berkomentar apa-apa, hanya saja terasa semburan nafas mengenai bibir vaginaku, dan akhirnya ada hal yang basah mengenai klitorisku.


"Aaaaawwwwwhhhhhhhhhhhhh........ Ooooohhhhhhhhhhhh...." Aku mendesah panjang saat lidahnya mengenai liang surgawi.


Aku hanya merem melek menikmati jilatan Arman yang sedang berada di vaginaku, Kurasakan ujung lidahnya menyapu vaginaku, lalu naik keanusku, dan dari anusku turun kembali menuju vaginaku. Di sana lidahnya menggelitik lobang vaginaku, menghisap clitorisku, membuat tubuhku menggelinjang nikmat.


Sluuppss... Sluuuppss... Sluuppp... Slupps.... Sluppss.... Sluuppss....


Lidahnya kembali naik menuju anus, menjilati anusku, diringi dengan tusukan lembut di anusku.


"Aaaahkk... Aaaahkkk...!" Erangku.


Cengkramanku di wastafel semakin erat, tatkala kurasakan kedua jarinya menyelusup masuk kedalam rongga vaginaku.


"Aaaayyy...Awwwww....." Aku memekik dalam diam.


"Awhhhh... Yaa.....Ampuuun Ahhh.... Oooohhh.... Ahhh", desahku tiada henti dengan seluruh pakaian masih lengkap hanya rokku saja yang sudah naik.


G-stringku tetap terpasang namun rasanya sudah sangat basah sekali. Nafasku mulai tak beraturan, Nafasku memburu.


Ploppss... Plooppsd... Sluppss... Sluppss... Plooppss... Sluupps.... Sluups....


Kocokan yang di kombinasikan dengan jilatan di anusku, mengantarkanku terbang semakin tinggi, aku sudah tidak sanggup lagi menahan SYAHWAT syetan yang bersemayam di diriku.


Hoosstt.... Hoossstt.... Hoosstt...


Nafasku mulai memburu, kurasakan nikmat di seluruh tubuhku Sedikit lagi... Ya... hanya butuh waktu sedikit lagi sebelum aku benar-benar meledak. Orgasme yang selalu kunantikan sebentar lagi akan kudapatkan.


"Aahkk....Aaaaahkkkk....." Aku mengangkat wajahku.


Crrrreerrss.... Creeeettss.... Crreettss... Crreeettss... Seeeeeeerrrrrr.... Seeeeeeeerrrrrr..... Aku mendapatkan Orgasmeku.Kugigit bibirku menahan diriku agar tidak mendesah keras.


'' Aaahk... Sungguh orgasmeku kali ini jauh lebih nikmat dari sebelumnya sekaligus sangat menyiksa diriku.Rasa nikmat yang kudapatkan, membuatku nyaris lupa kalau Suamiku berada di dalam rumahku.


"Gila kamu Ar....sungguh luar biasa jilatan kamu!" Kataku dengan kagum


"Bu Ustazah sukakan?" tanyanya Arman.


"Arr, gantian sekarang Ibu yang blowjob yahh", balasku dengan yang nafsu terus memburu.


"Boleh Ustazah.....", balas singkat Arman.


Arman yang lantas berdiri, lalu langsung meraih bibirku untuk diciumnya walau aku sedikit jijik karena dia habis mengobel memekku Dan Anusku dengan lidahnya.


Aku kembali menurunkan rokku. Aku jongkok dihadapan dia, Arman menghadap ke kaca. tepat di depan wajahku adalah penis Besar dan panjang dengan guratan urat dan berwarna gelap itu. dengan perlahan aku membuka mulutku dan memasukkan gumpalan daging itu ke dalam.


"Awwwoooohhhhh.....Ustazah Ohhh........", desah panjang saat penis itu masuk ke dalam mulutku.


Dengan perlahan, Aku menariknya hingga ujung dan masuk hingga mentok, lidahku menari-nari mengurut batang kontol itu, terkadang aku hanya diam dan memainkannya dengan lidahku, Arman hanya mendesah keenakan tanpa henti.


"Wow... Wow... Wow... Ini luarr Ahhh biasaaahhh", ujarnya.Arman.


Lalu Ia menaruh tangannya pada kepalaku, tangan itu mengatur ritme sodokanku pada penisnya, dia lakukan dengan perlahan lalu menjadi cepat. dari ujung hingga mentok aku lakukan dengan sangat cepat yang membuat dia keenakan dengan menatap langit-langit, beberapa kali dia berjinjit karena rasa ngilu yang menyerang selangkangannya.


"Aawwhh... Ahhh..... Ahhh.....Aahh... Aahhh", desahnya dengan sangat tegas sambil meremas jilbabku.


Dengan penis masih tertancap di mulutku, kurasakan penis itu mengembang dan menjadi besar. akankah Arman akan meledak..nafas dia berburu sangat cepat dan beberapa kali menunjukkan bahasa tubuh akan orgasme.


"Wooow....... Wooohh...... Ahhh seponganmu yaa.....Ampun Ustazah, enak banget sih...aku gak kuat"ujarnya, Aku merasa Senang Mendapat pujian itu.


Lantas Arman menarik penisnya keluar dari dalam mulutku , lalu ia memberdirikanku dengan menarik lenganku, lalu mengarahkanku untuk menghadap kaca.


"Arman...., mau dibuka atau tetep gini?", tanyaku terkait bajuku yang masih melekat dibadan.


"Gini aja Bu Ustazah", balasnya dengan bergetar karena nafsu.


Lalu dia menaikkan rokku hingga atas dan menggeser sedikit celana dalamku sehingga bibir vaginaku terekspose.


Jadi aku masih lengkap menggunakan pakaian termasuk dengan highheelsku dan jilbabku, serta baju gamisku. Arman lalu mengarahkan penisnya pada memekku.


Terasa hangat dan basah saat benda tumpulnya mengenai bibir vaginaku, kupandangi dia dari kaca dia sibuk bahkan sudah berkeringat. tangannya mencengkram pinggulku dan beberapa saat kemudian benda tumpul itu memasuki vaginaku yang basah dengan mudah.


"Aoooohhhhhh.....Aaahkk....", desah manjaku saat penis itu membuka jalan di rahimku.


Arman dengan tempo yang perlahan mulai mendorongku maju dan mundur, kedua tangannya masih mencengkram pinggulku. penisnya yang lebar mampu membuatku merem melek serta mulutku mengangga yang mengeluarkan desah ringan dan tak kencang.


Pantatku semakin nungging dibuatnya, gerakannya masih sama seperti tadi. dia nampaknya berusaha keras untuk bisa memaksimalkan Persetubuhan ini.


Aku berkeringat dibuatnya, keringat yang berasal dari gerakan yang kami lakukan dan rasa geli yang menyerang badanku kupandangi dari kaca Arman akhirnya bisa menemukan ritmenya.


"Memek Bu Ustazah enak banget", pujinya padaku yang masih nungging.


"Iya Arrr, waktu kita engak banyak, ayo buruan buatku orgasme lagi", ujarku nakal.


Dengan sigap dia langsung pada ritme tinggi yang membuat badanku tergerak maju dan mundur, aku hanya memejamkan mata.


"Aaoohh...... Aahh...... Arrr..... Ahhhkk.... Ahhk...Ohhh enak Arrr....'', desahku saat keenakan.


Plookkss.... Ploookkss... Plookss.... Plookkss.... Plookkss..... Ploookkss....


Pinggulnya bergerak cepat, menghentak nikmat, sementara erangan-erangan kecil keluar dari bibirku, dan sedetik kemudiaaan.


''Aahkkk...Aaaaaahhkkk....'' Aku mencapai orgasmeku kembali dengan rasa berjuta kenikmatan yang ia berikan.


Masih dalam keadaan penisnya yang berada di dalam vaginaku, Arman meremas-remas payudaraku dari balik baju gamis panjang yang kupakai.


"Memek Bu Ustazah sempit bangeet, rasanya enaaak Bu Ustazah ngejepit gitu..."ujarnya sambil Dia menyingkap lebih tinggi rok panjangku.


Perlahan-lahan ia mulai menggerakan pinggulnya kembali dengan ritme yang pelan, Mau tidak mau membuatku semakin terangsang kembali di buatnya.


"Arman... Aahkk... enaaaak banget Ohh.....!" Erangku.


Dia semakin mempercepat sodokannya, membuat nafasku kembali memburu,Kurasakan belaian telapak tangannya di bongkahan pantatku yang semok.


Aku semakin menggila,. Aku sudah tidak perduli terhadap setatusku sebagai seorang Ustazah,Yang aku mau hanya Arman terus menyetubuhiku.


Dan ketika Aku sedang Asik melayang awang-awang menikmati sodokan demi sodokan penis Arman, tiba-tiba saja terdengar pintu kamar mandi tersebut di ketuk oleh seseorang diiringi oleh suara Ibu Reni ….


KNOCK.............. KNOCK............. KNOCK......


''Bu…Bu Ustazah....Arman ?? Bu Ustazah….''? teriak Bu Reni.


''Hhmmm …. Yah… aku di dalam Bu Reni.'' jawabku dengan suara yang masih terdengar mendesah.


''Bu Ustazah bisa buka dulu sebentar engak....perut saya mules banget nih'' Sahut Bu Reni.

mqdefault.jpg

NIKEN NUR AZIZAH


Pagi itu aku malas sebenarnya untuk bangun, karena aku masih ngantuk dan tubuhku terasa lemas sekali di karenakan kehamilanku atau mungkin bawaan jabang bayi.


Matahari menusuk tajam menembus gordin membuat bayangan di atas lantai, tusukan yang membuat mata siapapun membuka jendela penglihatannya akan silau, Aku mengumpulkan seluruh nyawa dan tenaga untuk mulai menggerakkan ototnya.


Dengan badan yang lelah, Aku berhasil bangkit dari keterbaringanku, dan memutar leherku ke kanan dan kiri, Memang Akhir-Akhir ini badanku mudah sekali capek mungkin di karenakan Aku sedang hamil.


Dengan langkah gontai Aku melangkahkan kaki untuk keluar kamarku, Jam sudah menunjukan pukul 9, kupegang handle pintu kamar aku putarnya dengan perlahan. CKELK CLELK, suara pintu kamar terbuka.


Kulihat Suasana rumah nampak sepi sekali mungkin Arman sudah berangkat Kuliah, Karena Aku tahu Akhir-Akhir ini arman sangat sibuk karena Ia Akan menghadapi ujian Akhir kuliahnya.


Dan Bu Reni sepertinya ia juga telah berangkat pergi ke butiknya, kulihat di meja makan sarapan pagi telah siap terhidang di meja makan, tapi pagi ini Aku tidak sarapan pagi, karena belakangan ini perutku mual kalau di isi makanan.


Seperti ibu rumah tangga pada umumnya, Aku berberes rumah, khususnya di bagian dapur dan ruang keluarga, Kemudian setelah membereskan ruang keluarga dan dapur, Aku pun mengetuk kamar Bu Reni lalu Aku membukanya.


Ku lihat kamar Bu Reni sangat berantakan, mungkin ia tak sempat beres-beres kamar, jadi Aku melangkah masuk membereskan kamar Bu Reni.


Pada saat membereskan kamar Bu Reni Ku lihat cd G-string dan Bh Bu Reni tercecer di lantai, Aku pun mengambilnya , dan pada saat mengambil Cd tersebut , tercium bau khas yang sangat menyengat, lalu Aku memastikan kembali bau apa ini.


Ternyata Bau itu adalah bau sperma, mungkin tadi malam Bu Reni dan Arman telah bersenggama, karena malam tadi Bagiannya Bu Reni tidur bersama Arman, memang Arman tidur giliran di kamarku dan Kamar Bu Reni.


Untuk menghindari konflik di antara kami bertiga, jadi kami bertiga sepakat untuk membuat peraturan yang sudah di sepakati oleh kami bertiga, yaitu Arman setiap malamnya tidurnya berganti-gantian, kalau hari ini Arman tidur bersamaku, berarti besok ia harus tidur dengan Bu Reni, begitu sebaliknya.


Aku baru saja selesai beres-beres rumah, dan saat ini aku sedang mandi Pagi. Selesai mandi pagi Aku melangkah gontai menuju kamarku.


Hanya dengan mengenakan handuk Aku keluar dari dalam kamar mandi, Dan berjalan menuju meja riasku. Aku mematut diriku di depan cermin, memandangi tubuhku dari pantulan yang ada di cermin, Kulihat tonjolan perutku semakin membesar.


Dari pantulan cermin aku juga dapat melihat, aku memang sangat cantik, kulit putih bersih, payudarah besar membulat. Sungguh aku begitu beruntung memiliki tubuh yang sempurna.Wajar saja kalau Arman jatuh hati kepadaku.


Kendati usiaku sudah memasuki kepala empat, sebagai wanita Aku belum kehilangan daya tarik, dan kerutan di wajahku belum nampak sehingga Aku ini layaknya seperti berusia 25 tahun saja, buah dadaku, pinggul dan pantatku, sungguh masih mengundang pesona.


Aku dapat mengatakan ini karena Armanlah yang mengatakan semuanya itu dan bukan haya Arman beberapa teman dekatku berkata hal senada tetang diriku ini.


Kemudian ku ambil Cd tipis merah berenda dan Bh dengan warna yang senada, ku kenakan daster tipis panjang, setelah Aku selesai memakai daster lalu Aku duduk di depan meja rias untuk mengenakan jilbab, Walau pun Aku didalam Rumah Aku selalu memakai jilbab.BERSAMBUNG
 
Mangstafff....hamilin aja ustazah airinnya
 
Makin hot ajj nh ceritanya, di tunggu untuk chapter selanjutnya hu
 
Kalo bayangin jadi arman repot juga ya, misalkan niken, reni, uztazah airin dan ajeng beneran jadi istri arman, pusing deh tiap hari bagi watu buat ke empat istri nya, wkwkwkkw copot tuh dengkul....
 
a0f84f9d63ae5ddd3148cfde061b0ebe.jpg

AIRIN NUR ADELIA


Perlahan Orgasme yang akan hampir mencapai puncak pun mulai tidak jadi, di karenakan suara Bu Reni yang memanggilku di luar kamar mandi.


''Ohh....Ssssssstttt.....Aduh....***nggu aja orang aja sih Bu Reni Ini'' Gerutu dalam hatiku karena gagal mencapai puncak Orgasmeku .


Dengan penis masih tertancap di vaginaku, tangan Arman meraih handle pintu kamar mandi dan membukanya.


''Lama banget kalian. Berapa ronde emangnya?'' Tanya Bu Reni padaku sambil melangkah masuk kedalam kamar mandi.


Aku tak menjawab, hanya tertunduk menahan nafsu SYAHWATKU sambil menggigit bibir bawahku yang tadi sudah hampir sampai.


Kemudian Bu Reni Pun membuka closet kamar mandi, dan menaikan baju gamis putih motif bunga-bunga itu , kemudian ia pun menurunkan Cd berenda bermotif sensual bunga-bunga,lalu ia pun duduk di atas closet


''Bu Ustazah maaf yaa perut saya mules, tadi pagi di rumah saya belum sempat buang hajat, Bu Ustazah teruskan saja engak usah merasa terganggu'' Ucap Bu Reni Memelas.


Mendengar ucapan Bu Reni bahwa ia akan buang Air besar Aku pun kaget, tapi apa boleh buat ia sudah menurunkan Cdnya, dan di samping itu juga Aku sedang tanggung lagi enak-enaknya.


Terlihat jelas olehku Belahan Vagina yang gundul dan anus Bu Reni dalam posisi duduk di atas closet kamar mandi dan......


Tuuuuttttt.....Brrruuutttttt....Suara kentut keluar dari anusnya Bu Reni di susul kembali Brrreeeeetttttttttt........Tetetetetet........Bbbbrruuuoootttt.............Bu Reni mengeluarkan eek atau tai yang berwarna kuning kecoklatan sambil kembali Bu Reni terkentut-kentut.


Secara mengejutkan kotoran Bu Reni pun berhamburan keluar kedalam closet kamar mandi, Aku merasa jijik sekali dan langsung menutup hidungku karena menimbulkan aroma yang tidak sedap.


Sementara Bu Reni nampak menikmati Buang Air besarnya, kotoran itu terus keluar seakan tidak terputus, lobang anusnya mengembang dan mengempis dan terlihat sisa kotoran di lubang Anusnya.


Dan vaginanya Bu Reni mengeluarkan air kencing nya yang deras dan berwarna kuning, Jjjjuuuussstttttsstttttsttttsttttsttttt......Sscccccssssssssssssttt suara kencing Keluar dari vaginanya.


Tapi entah kenapa wajahnya Arman menunjukan rasa nikmat ia terus menatapi kotoran yang keluar dari Anus Ibunya.


Tiba-tiba Arman mencengram pantatku sambil menyodok Vaginaku dengan kecang, tidak lama kemudian, Arman mengerang bersamaan denganku, kami mencapai puncaknya bersama-sama.


Spermanya Arman pun menyirami rahimku, kurasakan penisnya Arman berkedut-kedut di dalam Vaginaku, Penisnya Arman masih terbenam di dalam Vaginaku, dan tidak lama kemudian ia pun mencabutnya dari lubang vaginaku.


Dan ternyata Penisnya Arman masih tegak berdiri belum layu setelah ia meyemprotkan spermanya , sungguh luar biasa kuatnya Arman ini pikir di benakku.


Duh kenapa dengan diriku ini, semakin lama aku semakin suka dengan caranya menikmati sex yang tidak biasa.Sambil bermain sex melihat Bu Reni sedang Be'ol justru memberikan fantasi yang tidak bisa kukatakan.


Perlahan kurasakan belaian kontolnya di belahan memekku, lalu naik keanusku.


"Mau dimasukan kesini Bu Ustazah?" Tanya Arman menempelkan ujung kepala penisnya di lobang anusku yang merekah.


Aku mengangguk malu, jujur aku ingin kembali merasakannya, menikmati ketika anusku di sodok penis Arman.Lalu dengan perlahan kurasakan kepala Penis Arman menerobos masuk, semakin lama semakin dalam.


Dan Jleeeeb.... Aaaaaahkk.... Anusku berhasil di tembus oleh kontol Arman, dan rasanya sungguh sangat nikmat tiada terkira.


Dengan gerakan teratur Arman memompa anusku, sesekali ia menampar pantatku yang semok hingga meninggalkan bekas merah.


"Ooooo... Arrr! Aaahkk... Aahkk...." Rintihku.


Dengan satu gerakan..., Arman memutar badanku yang tadinya Aku di depan kaca sambil tanganku memegang Wastafel, kini badanku di putarkan menghadap ke Bu Reni yang sedang Duduk di closet sambil buang Air besar.


Sehingga tanganku langsung bertupu pada ujung Closet, dan Mau tidak mau kini Aku melihat Kotorannya Bu Reni di dalam closet itu terlihat Olehku, dan Bukan hanya Itu bau kotorannya makin menyengat tercium oleh hidungku.


PLOK PLOK PLOK PLOK PLOK

PLOK PLOK PLOK PLOK PLOK

PLOK PLOK PLOK PLOK PLOK


Arman langsung tancap gas memompa Anusku, Di sodok Anusku dengan kecepatan tinggi, Aku sudah tidak lagi mendesah, namun nafasku berburu dengan cepat.


''Hhossh... Hhosshh.... Hhosshh..... Hhosssh...... Hhoooosshh.... Sshooosshh",Nafasku ngos-ngosan.


"Aahhhk.....Arr, Ibu mau keluar nih.....Aahh ......Aahh .......Aahuuuhh", desahku.


"Arman........,Bu Reniiiii....... Aku keluaraaarrgghhh.... Aahhhhk...... Ohhhhh.... Awhhhh", desah panjang diiringi dengan badanku yang bergetar, mataku terpejam Aku Orgasme Kembali.


Setelah mendiamkan Penisnya di dalam Anusku, Kemudian Arman mencabut penisnya yang masih sangat tegang.


Bu Reni melihat ke arahku dan tersenyum lebar.dan Aku pun membalas dengan senyuman Puas dan Bahagia,Aku pun sudah sangat cape sekali dan kakiku rasanya tak kuat lagi menopang badanku, karena Aku bermasin sex dengan Arman dengan posisi berdiri.


''Bu Ustazah Aku belum keluar Nih...'' ucap Arman.


''Arr...Ibu sudah capek dan tak sanggup lagi melayanimu'' jawabku dengan lemas.


''Yaa udah Arr Penismu di kocokin sama Ibu Dan Bu Ustazah sampai keluar'' Kata Bu Reni


Kemudia Aku mengocok Penis Arman Di depan Bu Reni yang masih Buang Air besar, Lalu Bu Reni Mereba Anusnya yang masih ada sisa kotoranya, kemudian kotorannya itu di elus-eluskan pada penis Arman.


''Ayo Bu Ustazah keluarin sperma Arman'' Ucapnya


Aku pun lalu mengocok penis Arman dengan kotoran Bu Reni, dan Lalu sperma Arman pun muncratttt keluar, Aku pun nampak senyum puas apa yang telah Aku raih, dan entah kenapa Aku juga mulai menyukai cara sex yang tidak biasa ini.


Setelah itu Arman pun membersihkan Penisnya, begitu juga Bu Reni langsung cebok ia telah selesai buang Air besarnya, dan kami berdua lalu keluar kamar mandi menuju ruang tengan dimana suamiku sedang menunggu.


http://1.bp.********.com/-HRhs91aFdUo/TtuVFV9SfeI/AAAAAAAAP24/1RsBK97-qvs/s400/detikfoto-Rosa-3ok.jpg
LINDIA TAMBAYONG


Kini Aku sadar, bahwa hal tersulit untuk kita tolak adalah nafsu SYAHWAT, Walau pun Aku sudah berkomitmen dan sudah di sumpah jabatan untuk profesional dalam menjalankan tugasku sebagai seorang Dokter. Namun apa daya jika saat komitmen itu dihadapkan oleh situasi dimana ada yang menawarkan untuk menuntaskan nafsu SYAHWATKU.


Sebagai seorang Dokter ini memang godaan terbesar. ya, terjadi padaku saat menangani pasien bernama Bu Niken dan Suaminya Arman, kami terjebak Nafsu SYAHWAT yang berakibat hilangnya profesionalisme kerjaku, sekali lagi tapi dayaku, nafsu SYAHWAT memang enak.


Kembali Pada kerajaanku, seperti biasanya aku memulai rutinitas kerjaku dengan melayani pasein-paseinku di rumah sakit, tapi entah kenapa hari ini Aku tidak begitu focus bekerja dan tidak bergairah, pikiranku teringat Akan Arman terus.


Kegiatan seks dengan Arman benar-benar mengubah warna kehidupanku, Aku masih melamun di balik meja kerjaku, untunglah hari ini pasein-paseinku di handle oleh dokter yang praktek dari universitas yang sedang magang di rumah sakit.


Jadi hari ini Aku bisa santai sejenak, pikiranku masih membayangkan ketika Aku dan Arman sedang bersetubuh Aku pun larut dalam lamunan, Tiba-tiba Sepertinya Aku merasakan lubang Vagina berdenyut-denyut, ingin merasakan kembali sodokan-sodokan Penis besar Arman.


Sambil menikmati Lamunanku, tangan kananku mulai mengelus-elus pahaku, dan sedikit demi sedikit merambat naik keatas sampailah pada Vaginaku yang masih di bungkus Cd .


Batinku menjerit memanggil nama Arman sambil merasakan sentuhan tanganku di memek dan itilku, lubang senggamanya mulai basah karena gelora birahi SYAHWATKU yang mulai bangkit, Aku sendiri merasa heran kenapa sekarang ini SYAHWATKU cepat sekali terangsang, sekarang ini Aku merasa selalu kehausan ingin dipuaskan, libido seksnya semakin meninggi dibandingkan dengan sebelum Aku pernah mendapatkan kepuasan dari Arman.


Dan seketika lamunanku pun buyar seiring telpon di atas mejaku berbunyi, Aku pun segera menurunkan rokku dan langsung mengangkat telpon, dan rupanya telpon itu dari Suster menginformasikan sudah saatnya Aku visite ke pasien-pasienku yang di rawat inap.


Aku pun selesai Visite, hari sudah mulai siang, kemudian Aku makan siang sambil di temani oleh rekan kerjaku yang prosesi sama. Setelah makan siang Aku kemudian beranjak menuju ruang kerjaku, dan tak terasa hari pun sudah mulai sore.


Setelah selesai dengan urusan Pekerjaanku di rumah sakit, Aku mengarahkan mobilku ke rumah, hari masih sore, matahari masih tinggi namun intensitas kendaraan sudah mulai ramai dijalanan.


Selama perjalanan aku hanya berpikir mengenai kegiatan yang akan aku lakukan Ketika Bu Niken Dan Suaminya Arman kembali datang ke tempat praktekku.


Jelas ini selingkuh yang sebenarnya, bukan lagi Terapi Sex Ibu Hamil, disela-sela mikir itu, terlintas lagi dalam benakku tubuh Arman yang atletis dan penisnya yang besar dan panjang, Aku mulai perang batin antara nafsu dan akal sehat.


Tapi nampaknya nafsu birahi SYAHWATKU yang menang, akhirnya Aku pun memutuskan kelak nanti Aku Akan mencoba kembali keperkasaan penis besar Arman, Aku merencanakan ketika kelak pasangan Suami itu datang ke tempat praktekku, Aku akan mencicipi kembali.


Setibanya dirumah, kurang lebih hampir tiga puluh menit Aku berada di jalan, dengan keadaan lelah campur kesal dengan ramainya jalanan. Aku mandi untuk menyegarkan badan.


Aku berdiri di bawar shower, membasuh seluruh tubuhku dari Keringat yang melekat dibadanku,dan juga membersihkan diri dari hawa dan nafsu, Aku tak ingin semua yang terjadi pada hari ini terus membayangi pikiranku.


Seusai mandi Aku beranjak keluar kamar mandi.dengan telanjang aku berjalan ke ruangan kamarku, badan sudah kering.Lalu duduk didepan meja rias memandangi wajah dan badanku sendiri sambil membayangkan apa yang terjadi pada diriku beberapa waktu lalu dengan Mas Arman suami dari Bu Niken.


Bagaimana rasanya jiwa ini setelah hampir satu bulan tidak di setubuhi di karenakan Suamiku usianya sudah lanjut sehingga badannya mudah sekali capek yang berimbas ia tidak pernah menyentuhku.


Pandangan dan pikiranku Saat ini tak bisa lepas dari Arman yang pernah memberikan kenikmatan yang tiada terkira , yang tidak pernah Suamiku berikan selama Ini.Kenyataan bahwa Arman membuatku semakin bernilai tinggi.


Darahku Ini sering menggelegak jika teringat persetuhanku yang pernah di lakukan dengan Arman.Namun seperti kata pepatah, di balik kemalangan siapa tahu ada keberuntungan, itulah yang terjadi pada diriku, hari itu lah yang mengubahku menjadi bergairah kembali dalam berhubungan Sex.


Dan kini Aku menunggu dimana Bu Niken mengontrolkan kandungannya kembali, dan di situlah Aku bisa mengobati kerinduanku Akan Arman.

1526b347a1a4a21f7e42dfa40598e4b4--artis-nama.jpg

AJENG OKTAVIA DEWI.


Sekitar Jam 12 malam Aku baru saja selesai rapat kantorku, yang di adakan di sebuah Hotel Mercure di kotaku Surabaya, Perlahan Mobil yang Ku Kendarai keluar meninggalkan hotel, dan beberapa menit kemudian mobilku sudah sampai di rumahku.


Setelah itu Aku keluar dari mobil dan menuju teras rumahku, Ku Lihat di depan pintu rumah Suamiku Mas Burhan Sudah menunggu. Saat mendengar Mobilku memasuki halaman Rumah, Suamiku langsung keluar Rumah.


Ku lihat Suamiku berdiri di depan pintu Rumah dengan Mimik wajah yang tampak kesal dan marah saat melihat kepulanganku.Saat Aku tepat berada di depannya Suamiku menegurku dengan nada yang tinggi.


''Jam Berapa ini.... Sudah larut malam sekali kamu baru datang'' Ucap suamiku sambil menggelengkan kepalanya.


''Iyaa Mas Ini sudah malam..., Aku ada rapat jadi pulang malam'' Jawabku.


''Beberapa kali Aku hubungi Tapi kenapa Hpmu tidak Aktif '' Sahutnya Lagi.


''Yaa Iyalah Mas, karena Aku rapat jelas saja Hpnya Aku matikan'' Jawabku kembali.


''Alasan saja Kamu Ini..., yang jelas kamu bersenang-senang di luar sana, memang kamu ini jauh beda dengan Istri-istriku sebelumnya yang penuh perhatian serta baik dalam melayaniku sebagai Suami.'' Jelas Mas Burhan Suamiku.


Mendengar ucapan Mas Burhan Suamiku, Aku jati terbawa emosi , emosiku jati terpancing oleh kata-kata terakhir yang sungguh menyakitkan.


''Ohh...jadi Aku ini bukan Istri yang baik, yang beda dengan Istri mas Dulu..., Klau Istri Mas yang dulu baik kenapa Mas menceraikan Mereka'' Kataku dengan nada keras.


''Kamu...Kamu berani berbicara seperti itu'' kata Mas Burhan.


PLAAAAAKKK........Tangan Mas Burhan melayang dan mendarat di Pipi sebelah Kananku, dengan reflek tanganku langsung mengusap pipiku itu karena sakit akibat tamparan.


''Tampar..Tampar terus sampai kamu Puas..., kalau begini caranya Aku minta Cerai Mas'' Ucapku sambil menangis.


''Kamu engak Usah meminta Cerai, Aku juga Akan menceraikanmu sebelum kamu memintanya'' sahut Mas Burhan.


Kemudian Mas Burhan melangkah masuk kedalam Rumah lalu ia pun masuk kamar, dan tidak lama kemudian Ia pun keluar kamar dengan membawa sebuah Koper besar yang di tariknya, sambil memaki-makiku kembali Ia Pun meninggalkan Rumahku.


Setelah Mas Burhan pergi meninggalkan Rumah ku jatuhkan pantatku di sofa ruang tengah, Setelah sesaat mengontrol emosiku, Aku pun melangkah masuk kedalam kamarku.


Aku naik keatas pembaringan, kutatap langit-langit kamar Aku pun tertegun sejenak, Jujur saja sudah satu ini Mas Burhan bersikap kasar sekali denganku, hampir setiap saat kami pun bertengakar sehingga membuatku menderita.


Dan Puncaknya Malam Ini kami bertengkar hebat, Akhirnya Mas Burhan mengambil keputusan Akan menceraikanku, tapi aku harus dengan Ia menceraikanku Aku akan terbebas dari derita yang selama Ini membelengguku.


Walau Aku sudah berusaha mempertahankan pernikahan yang kedua ini supaya tidak gagal, namun apa daya aku pun harus menerima rencana perceraian ini. Walau di hatiku masih ada rasa sisa cinta terhadap Mas Burhan Suamiku.


Dan Aku harus sudah siap pernikahanku Kandas kembali dan Aku pun Akan kembali mendapatkan gelar janda,Sebenarnya Aku pun sudah memperkirakan jauh-jauh hari hal yang akan terjadi dalam hidupku ini.


Terutama sejak perlakuan kasar Mas Burhan terhadapku di tambah lagi pertengkaraan yang mewarnai kehidupan rumah tanggaku.Tapi kekecewaan itu jangan sampai terlalu lama, roda kehidupanku harus terus berjalan.


Aku sadar kalau ini semua adalah karma yang harus di terima olehku, karena Aku pernah mengkhianati Suamiku dengan berselingkuh sama Arman Anak kandung suamiku sendiri.


Ku lihat jam dinding sudah menunjukan pukul 3 pagi , dan Mataku ini belum juga terpejam sampai Akhirnya Azan subuh pun berkumandan di pucak menara tinggi, dan ku lewatkan malam ini tanpa tidur sedikit pun.BERSAMBUNG
 
Kayanya semua minta dikawinin dan dihamilin sama arman ........mangstafff
 
Status
Please reply by conversation.
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd