http://1.bp.********.com/-sx-ZNXrKc2M/Tw9fos4vNGI/AAAAAAAAHtg/yrjVlNiYZIc/s320/fasha+sandha+nikah.jpg
AMELIA NOVITA SARI
Cuaca memang susah ditebak. Siang hari begitu cerah, malamnya turun hujan. Namun begitu, tidak menganggu keharmonisanku dengan Mas Bimo calon Suami baruku. Akhirnya Irene Istri Mas Bimo mengijinkan Suaminya Untuk menikahiku, dan ia pun telah menyatakan untuk siap di Poligami.
Malam Ini Aku dan Mas Bimo sedang menyantap makan malam bersama di sebuah Restoran ternama di kawasan Dago pakar Bandung, sambil mengobrol serius tentang rencana pernikahan kami berdua.
Setelah makan malam selesai kemudian Aku dan Mas Bimo pun melanjutkan dengan berbincang-bincang seputar persiapan pernikahan Kami Berdua.Sambil menghisap rokokku dalam-dalam kemudian menghembuskannya ke atas. Pengaruh nikotin sudah mulai menenangkan kepalaku. Aku sangat rileks sekarang.
''Sayang gimana sekarang, dengan kamu yang masih terikat pernikahan dengan Suamimu''? tanya Bimo.
''Kamu engak usah khawatir Bim, Aku akan segera meminta cerai terhadap suamiku'' jawabku.
Malam pun semakin larut dan kami berdua setelah berbicang-bicang Akhirnya pulang, Bimo langsung mengantarku pulang ke rumahku, karena malam ini Aku tidak menginap di rumahnya Bimo.
Aku sengaja pulang kerumahku untuk membicarakan perceraian dengan suamiku, lebih cepat lebih baik, itu yang terpikir di benakku sekarang ini.
Tidak lama kemudian Aku sampai di depan rumahku, setelah berpelukan dengan Bimo dan mencium bibirku, Aku pun beranjak turun dari mobil dan melangkah masuk kedalam rumahku.
Setelah membuka kunci pintu depan Aku langsung masuk, terlihat rumah sangat sepi sekali, dan beberapa hari ini Aku pun tidak pulang kerumah, di rumah hanya ada seorang pembantu yang mengurusi rumahku.
Langsung saja ku ambil Hp di dalam tasku, dan Aku pun segera menghubungi Suamiku, ternyata Hpnya berada di luar jangkuan atau tidak Aktif.
Lalu Aku pun melangkah kebelakang kekamar pembantuku, setelah menanyakan tentang suamiku, ternyata suamiku sudah hampir seminggu ia pun tidak pulang kerumah.
Kemudian Aku beranjak pergi kekamarku, setelah mandi dengan Air hangat Aku langsung beristirahat, Esok harinya Aku pun mencoba kembali menghubungi Suamiku, dan kali ini di jawabnya panggilan yang masuk ke Hpnya.
''Hallo Pap..., Papa lagi ada di mana''? tanyaku.
''Papa lagi di jakarta'' jawab suamiku.
''Kapan Papa pulang''? tanyaku kembali.
''Hari sabtu Mam..., lho tumben Mama menanyakan Papa pulang'' kata Suamiku.
''Iyaa Pap.., karena ada yang Mama ingin omongin'' jawabku.
''Yaa sudah Mam, tunggu Papa hari sabtu yaa'' sahut Suamiku.
Kulihat jam sudah pukul 10 pagi, tapi Aku belum mandi dan ditambah lagi hawa dingin masih terasa jadi aku tambah males untuk mandi pagi.
Ku bentangkan kedua tanganku, mencoba merenggangkan otot-otot tubuhku. Pegal rasanya tubuh ini. Ku hela nafas panjangku sambil memandang langit kamar.
Aku bangkit dari tempat tidur dan langsung menuju dapur. Dengan cepat, aku ambil sebotol minuman dan meminumnya. Terasa lega rasanya.
Tak terasa hari pun sudah menjelang sore lagi, hari ini seharian Aku menghabiskan waktuku di dalam rumah, Aku pun masih menantikan hari sabtu dimana Suamiku pulang, dan di saat itulah Aku Akan meminta cerai terhadap suamiku.
Waktu pun berjalan dengan cepat hari ini sudah hari sabtu, hari ini Suamiku pun akan datang, menjelang malam Aku duduk santai di ruang tengah sambil menoton Tv, tidak lama kemudian Aku mendengar suara mobil memasuki halaman rumahku.
Dan tidak lama berselang muncullah Sesosok wajah pria yang sudah lanjut Usia dengan rambut beruban putih nongol di pintu. Dengan baju putih berdasi biru bergaris putih yang tidak lain adalah Suamiku.
''Haii Mam...'' sapa Suamiku sambil memelukku
Kemudian Suamiku masuk kamar, dan setelah itu ia pun keluar kamar lagi dengan pakaian yang santai, lalu ia pun duduk di sampingku.
''Mam ada hal penting apa sih..yang ingin Mama bicarakan''?tanya Suamiku.
''Iyaa Pap...,Mama ingin cerai dari Papa'' ucapku tanpa basa-basi langsung ke pokok permasalahan.
''Iya Mam..., tapi masalahnya apa sampai Mama Minta cerai''? Tanya Suamiku.
''Pap...., Mama masih belum bisa memaafkan Papa kerena waktu itu Papa telah berselingkuh mengkhianati Mama'' Ucapku, sengaja Aku mengungkit masalah dulu.
Waktu itu Aku pernah memergoki Suamiku main mata dengan Sekertarisnya dirumahku, jadi masalah ini sengaja Aku ungkit lagi untuk mencari alasan
''Lhoo...bukannya masalah itu sudah beres..., dan Papa pun mempersilahkan atau membebaskan Mama untuk bermain sex dengan lelaki lain sebagai balasannya'' Kata Suamiku.
''Sudahlah Pap..., Mama tidak mau berdebat pokoknya Mama mau minta cerai'' sahutku.
"Baiklah, kalau itu Mama.., Papa setuju." jawab suamiku.
Akhirnya Suamiku luluh dan ia pun mengabulkan keinginanku Untuk bercerai dengannya, Singkat cerita Akhirnya kami berdua pun resmi bercerai. Dan Aku pun menikah dengan Mas Bimo, Pernikahan di langsungkan secara sederhana hanya keluarga dan kerabat dekat saja yang di undang datang.
Mentari pagi menerobos lembut kaca jendela ke dalam rumah. Di pagi cerah penuh simfoni ini Aku bangun lebih awal dari biasanya, dan sibuk di dapur mempersiapkan sarapan pagi untuk Suamiku Mas Bimo.
Ini Hari pertamaku Aku menjadi Istri Sahnya Bimo Setelah Mas Bimo menikahiku, Aku dan Irene istri pertama Mas Bimo tinggal bersama satu rumah, pagi itu Suamiku mas terlelap tidur mungkin Ia kecapean setelah acara pernikahan kami, begitu juga dengan Irene ia belum terlihat keluar dari kamarnya.
Nampak Irene Istri pertama Mas Bimo baru saja keluar dari kamar masih dengan memakai baju tidur putih dari bahan satin, sehingga terlihat sekali Cd dan Bh yang di kenakannya dari balik baju tidur yang di pakaiannya.
''Wah Tumben kamu sudah bangun Mel''Sapa Irene.
''Yaa nih Iren..., Aku lagi mau masakin Mas Bimo sarapan pagi'' jawabku.
''Kamu mau bikin apa mel''?tanya Irene.
''Aku mau bikin nasi goreng sama omlet aja Iren''jawabku.
''Yaa udah Aku bantu yaa'' kata Irene.
''Thank Ren'' jawabku.
Kemudian kami berdua pun membuat sarapan pagi di dapur, dan tidak lama kemudian sarapan pagi sudah siap tersaji di meja makan, dan di saat yang bersamaan Mas Bimo pun keluar dari kamar lalu Kami pergi menuju ke ruang makan. Di atas meja sudah tersaji nasi goreng serta Omlet.
Aku dan Mas Bimo duduk bersebelahan, Lalu Irene mengambil tempat duduk berseberangan meja, setelah Aku dan Mas Bimo mengambil sarapan, kulihat Irene hanya membolak-balikan piring saja.
"Tidak ikut sarapan Say?" tanya Bimo saat melihat Irene hanya membolak- membalik piring makan.
"Biar nanti saja. Aku belum merasa lapar"jawab Irene.
Ku lihat dari raut mukanya Irene seperti memendam masalah yang di sembunyikan, apa karena masalah pernikahanku dengan Mas Bimo Pikirku.
''Say Kalau ada masalah, Papa ingin jangan kamu sembunyikan, mulai sekarang kalau ada masalah harus berbicara terbuka'' Kata Bimo, yang rupanya ia pun merasakan sesuatu dengan Irene.
''Engak Pap..., Mama cuma ingin setelah Papa menikah dengan Amel Papa harus berlaku Adil'' Kata Irene.
''Mama Sayang...., Papa berjanji Akan berlaku Adil sama Mama dan Mamih'' jawab Bimo.
Bimo memanggil Aku Mami, karena panggilan Mama untuk Irene istri pertamanya, Aku menghela napas panjang sejenak.
"Sudahlah Irene, kamu tak perlu khawatir Aku tidak Akan memonopoli Mas Bimo''Sahutku.
''Sungguh Mell''?tanya Irene.
''Iyaa Ren''jawabku.
''Makasih Mell'' Kata Irene.
''Kamu Engak usah bilang terima kasih, justru Aku yang harus bilang terima kasih sama kamu, karena sudah menginjinkan Mas Bimo Menikahiku'' kataku.
''Sudahlah Sekarang kita sarapan" Ucap Bimo.
Setelah sarapan pagi selesai kemudian Aku dan Irene membereskan bekas sarapan pagi , Aku pun mulai bersiap-siap untuk beraktifitas, dan sekarang saatnya Untuk Mandi.Pikirku
Tak lama kemudian Aku selesai Mandi, dengan memakai jubah handuk mandi Aku melangkah keluar sambil tanganku membawa baju tidur dan cd serta Bhku yang kotor.Ku lihat Irene di kamar, ia sedang membereskan bajunya di lemari.
''Ren kalau kamu biasa melaundri pakaian dimana''? tanyaku.
''Kalau pakaian Aku biasanya mencuci sendiri Mell, kalau yang besar-besar seperti sprei atau karpet Aku baru melaundrinya, kalau kamu ada pakaian kotor sisni biar Aku cuci'' kata Irene.
''Ohh...Engak usah Ren'' jawabku.
''Engak apa-apa Mell biar Aku ada kegiatan saja'' kata Irene.
''Yaa baiklah kalau begitu'' kataku sambil memberikan pakaian kotor.
Aku pun selesai berdandan, kemudian Aku pamit sama Irene dan tak lupa sama Bimo suamiku juga untuk berangkat ke tempat usahaku. Kebetulan hari ini Bimo Suamiku berangkatnya latihan Bandnya Agak siang jadi Aku berangkat duluan.
Sedangkan Irene hari ini ia tidak ada rencana keluar rumah, seperti hari-hari lainnya ia jarang keluar rumah.
Matahari sudah agak meninggi saat Aku keluar dari rumah. Aku langsung menuju tempat usaha perhiasanku dengan kendaraan Bmw putihku.
AIRIN NUR ADELIA
Hari yang sangat melelahkan sekali hari ini, acara pengajian yang ku isi dari pagi hingga siang membuatku lemas. Begitu sampai di rumah, Aku langsung menghempaskan tubuh montokku di sofa. Masih dengan memakai jilbab serta baju gamis lebar dan panjang.
Hanya melepas sepatu dan kaos kaki, Aku rebahan di sofa ruang tengah, depan televisi. Karena sejuknya hembusan udara dari AC yang kusetel dingin, beberapa saat kemudian, Aku pun mulai memejamkan mataku.
Pada saat Aku mulai memejamkan mata ini, Di luar, terdengar suara ketukan pintu, sambil memanggil-mangil namaku.
Took... Toooook.... Tooook....
"Ustazah Airin.....Ustazah.......Ustazah..... "ucapnya memanggilku.
Siapa Sih! Ganggu orang istirahat siang aja, pikirku dalam hati, tapi mata ini terasa berat sekali untuk ku buka, karena Aku merasa ngantuk dan capek sekali.
''Ustazah Airin....Ustazah Airin......''Kembali suara itu terdengar.
Aku pun langsung bangun dan merapihkan baju gamis serta jilbabku .dan beranjak melangkah ke arah pintu depan rumah, setelah ku buka pintu depan rumah.
"Oh Bu Reni toh....Yaudah masuk yuk " Ajakku
Aku dan Bu Reni pun masuk ,Lalu kami berdua pun duduk di sofa ruang tamu, kemudian Aku menawarkan Bu Reni minum,dan tidak lama kemudian Aku membawa minum untuk Bu Reni.
''Gimana kabarnya Bu Ustazah lama tidak ada mampir ke toko atau pun kerumah''tanya Bu Reni.
''Iyaa nih Bu Reni..., belakangan ini Aku sibuk mengisi acara pengajian di berbagai tempat''jawabku.
''Ohh Begitu yaaa'' sahut Bu Reni.
''Iyaa Bu Reni'' ucapku lagi.
''Begini Bu Ustazah kedatanganku kesini mau mengabari, bahwa nanti setelah Arman lulus kuliah Ummi Niken serta Aku mau menikah dengan Arman'' Kata Bu Reni sambil tersenyum gembira.
''Apa Bu Reni…!'' Betapa kaget Aku saat mendengar ucapan Bu Reni Itu.
''Iyaa Bu Ustazah...., Arman sudah menerimaku kembali, dan Ummi Niken juga ingin nanti Aku nikah bareng dia'' ucapnya lagi.
''Jadi Bukan hanya Ummi Niken yang akan menikah dengan Arman, tapi Ibu Reni Juga akan menikah dengan Arman''? tanyaku kembali memastikannya lagi.
''Itulah Bu Ustazah ..., kenapa siang ini saya datang ke rumah Bu Ustazah, sebenarnya kedatangan saya sekarang lebih kepada saya ingin curhat dengan Bu Ustazah'' kata Bu Reni.
''Iyaa Bu Reni sekarang saya mengerti permasalahan yang Bu Reni sedang Hadapi'' Kataku.
''Bu Ustazah Aku sungguh dirundung kebimbangan, dilema dan tak tau harus bagaimana. jika Aku menyetujui artinya Aku juga harus siap menerima Arman Anakku menjadi Suamiku.'' kata Bu Reni.
Aku terdiam sejenak mendengar semua curhatan Bu Reni, Aku menarik nafas panjang, dan suasana pun menjadi hening sesaat, sampai Aku pun berbicara lagi.
''Bu Reni tidak Aku pungkiri, Arman memiliki wajah yang ganteng dan penampilan menarik, di tambah lagi memiliki penis yang luar biasa besarnya, wanita mana pun pasti akan beruntung apabila di nikahi oleh Arman, jadi semuanya itu saya kembalikan lagi kepada Bu Reni'' kataku dengan panjang lebar.
''Bu Ustazah..., saya ingin Bertanya tapi tolong jawab dengan jujur''? sahut Bu Reni.
''Silakan Bu..., Saya Akan menjawab dengan sejujur-jujurnya'' kataku.
''Apa Bu Ustazah juga menyukai Arman''?tanya Bu Reni.
Pertanyaan itu membuatku tersentak dan kaget, tapi Aku berusaha untuk mengontrol keadaan supaya Aku tidak terlihat panik dan kaget di depan Bu Reni.
''Bu Reni juga tahu, bahwa Aku pernah beberapa kali bermain sex dengan Arman, kenapa Aku mau melakukan semuanya itu jawabnya karena Aku juga menyukai Arman'' jawabku.
''Makasih Ustazah...Atas waktunya jadi sekarang saya lega, saya siap mengambil resiko apa pun dan siap di nikahi oleh Arman'' kata Bu Reni.
''Bu Reni sekarang giliran saya yang mau bertanya''? kataku.
''Silakan Bu Ustazah''?sahut Bu Reni.
''Bu Reni Nanti setelah menikah dengan Arman, apa masih mengijinkan Arman bermain sex dengan saya'' Kataku sambil agak malu.
''Hee...Hhe...Hehehe......'' Bu Reni tertawa.
''Lho...kok malah Bu Reni tertawa sih''?tanyaku.
''Iyaa...Bu Ustazah....Aku mau kok berbagi dengan Bu Ustazah tenang aja'' ucap Bu Reni.
Tak terasa hari pun sudah beranjak sore, kami berdua pun mengobrol cukup lama sekali sampai akhirnya Bu Reni pun pamit pulang.
Aku melihat kalender Di kamar rumahku, besok hari senin di bulan pertama, artinya hari dimana Suamiku rutin mengontrolkan kesehatannya ke rumah sakit.
Esok harinya seusai mandi, Aku sudah menyiapkan sarapan pagi untukku dan Suamiku, Lalu Aku menyuapi Suamiku yang sedang duduk di kursi roda dengan sarapan Bubur, setelah selesai menyuapi Suamiku lantas Aku sarapan pagi.
Setelah selesai sarapan pagi kemudian Aku masuk kamar untuk ganti baju, ku tanggalkan dasterku, lalu ku buka lemari pakaianku. Dan Ku Ambil cd G-string Pink dengan Bh warna Pink juga. Entah kenapa Akhir-Akhir ini Aku jadi suka memakai cd G-string. padahal awalnya Aku kurang suka dengan pakaian dalam tersebut.
Setelah ku kenakan cd G-string, lalu ku pakai rok panjang dan baju lengan panjang, serta kerudung lebar warna coklat.kemudian Aku duduk di depan meja rias, Ku ambil make-up, setelah selesai mengenakan make-up, ku oleskan lipstik ke bibirku
Setelah Aku berdandan selesai lalu aku memakai higheels, terus melangkah keluar kamarku menemui suamiku yang sudah menunggu di atas tempat duduk kursi roda di ruangan tengah.
Ku lihat suamiku sedang duduk di kursi roda, lalu kuhampiri dan Aku pun meleparkan senyum kemudian ku hempaskan pantatku di atas sofa.
''Mas....Adek telpon taxi dulu yaa'' sahutku sambil terus tersenyum terhadap suamiku.
Suamiku hanya terdiam saja karena ia masih susah untuk berbicara di karenakan penyakit stroke yang di deritanya belum sepenuhnya sembuh total.
Dan ketika Aku hendak menghubungi taxi, Aku mendengar ketukan pintu depan rumah,"KNOCK KNOCK KNOCK lantas Aku berjalan menuju pintu depan rumahku.Dan di saat Aku membukakan pintu.
"Eeh Arman...., Eh Bu Reni ..", kagetku.
"Assalammuaikum Bu Ustazaheh''Sapa Bu Reni.
''Waalaikum salam'' balasku.
"Maaf Bu Ustazah pagi-pagi begini saya sudah menggangu hehe", lanjutnya Bu Reni.
"Hehe gapapa Bu Reni, hmm...", terangku.
"Mari Bu Reni, Mari Arman silahkan...", ujarku mempersilahkan.
Kemudian Bu Reni sama Arman pun lalu masuk kedalam rumahku, dan mereka berdua lalu duduk sofa ruang tamu.
''Bu Ustazah sudah berdandan rapi sepertinya mau pergi yaa''? tanya Bu Reni.
''Iya Bu Reni..., Saya mau nganter Suami saya untuk kontrol ke rumah sakit'' jawabku.
''Aduh sayang sekali yaa...., padahal kedatangan saya kesini nganter Arman lho ia kangen sama Bu Ustazah'' ucap Bu Reni.
''Tapi Gimana yaa...'' jawabku Bingung.
''Udahlah Bu Ustazah engak usah tapi-tapian, kan baru kemaren Bu Ustazah curhat sama Saya, bahwa Bu Ustazah juga kangen sama Arman'' kata Bu Reni.
''Iya Bu Reni Tapi di rumahkan ada Suami saya'' ucapku.
''Bu Ustazah tenang saja, bilang saja kedatangan kami berdua untuk nengok suami Bu Ustazah, terus Bu Ustazah pura-pura saja kebelakang dulu untuk buang Air, biar suami Bu Ustazah saya yang menemani'' kata Bu Reni dengan enteng.
"Gimana Bu Ustazah, hehe"? tanya Arman.
''Iya Bu ustazah enjoy saja'' timpal Bu Reni Kembali.
Aku pun tak kuasa menolak lagi karena memang Aku menginginkan semuanya itu, dengan salah tingkah Aku menganggukkan kepalaku.
Kemudian kami bertiga pun menuju ruang tengah dimana suamiku sedang duduk di kursi roda sambil menonton Tv.
''Mas ini ada Bu Reni mau menjenguk keadaan Mas'' Kataku.
Kemudian Bu Reni meraih tangan suamiku untuk bersalaman, dan kami duduk di sofa ruang tengah, Setelah Aku, Bu Reni, dan Arman ngobrol basa-basi, Lalu Aku pamit sama Suamiku untuk kebelakang membuatkan teh manis buat Bu Reni dan Arman.
Setelah Aku pergi kebelakang, kemudian Arman pun menyusul ikut kebelakang dengan alasan ia mau ke kamar mandi. Dan Aku dan Arman pun kini telah berada di dapur belakang rumahku.
Arman berjalan dan mendekatkan badannya kearahku, aku hanya berdiri terdiam sambil menundukkan kepalaku pertanda aku malu untuk memulai duluan.
Kemudian Arman menarik tanganku masuk kedalam kamar mandi yang berada di samping dapur rumahku, Setelah Aku dan Arman berada di dalam kamar mandi dengan cepat tangan Arman menutup pintu kamar mandi.
"Bu Ustazah, Boleh Aku memulai?" Ujarnya Arman dengan lembut tepat didepan kepalaku
Deg... Jantungku langsung berdetak kencang...., Jangan gugup, bersikaplah seperti biasanya agar Suamiku tidak curiga, pikir dalam bathinku.
Sedangkan Aku hanya mengangguk yang berarti Aku setuju. Arman meraih daguku dan mengangkatnya Bibirku kami saling bersentuhan.
Sluuppss... Sluuuppss... Sluuppp... Slupps.... Sluppss.... Sluuppss....
Arman memegangi kedua pinggulku dan aku membalasnya dengan mengalungkan kedua lenganku pada lehernya. bibir kami terus bersahutan dan akhirnya lidah kami saling bertarung.
Sluuppss...Cuuup....Cuuuppp.....Sluuuppss... Sluuppp...Ahhww...Cuuppp...Ahwww
Desahan dibarengi dengan suara kecupan dan ludah kami bercampur jadi satu. Tangan Arman sudah mulai nakal dengan meremas-remas pantatku yang bulat itu. bibir kami terus bertarung dengan tempo yang cukup lama dan panas.
Lalu ditengah panasnya berciuman, Arman sibuk melepaskan kemejanya sendiri hingga akhirnya dia tak mengenakan atasan. badannya yang berotot itu sungguh sexy sekali, lantas aku turut membantu melepaskan celananya, hingga akhirnya penisnya yang besar gemuk dan panjang itu keluar dengan keadaan sudah ngaceng mengarah padaku.
Aku meraihnya dan memberi kocokan secara perlahan yang membuat penisnya mengeras bagaikan batu.
"Aku udah ngaceng banget Bu Ustazah...", ujarnya dengan lirih dan memberikan tatapan nafsu padaku.
Kini Arman sudah telanjang bulat, sedangkan Aku masih lengkap dengan pakaian gamis dan jilbabku , Arman mengarahkan Aku untuk berdiri di depan wastafel menghadap ke kaca. dia memegangi pinggulku dan aku sedikit nungging.
"Awhh Bu Ustazah, yaa...Ampun kamu cantik banget sih", ujarnya dengan bergetar karena nafsu, kepala dia berada di leherku sambil sedikit membuka jilbabku untuk menciumi bagian leher, Aku hanya terdiam sambil menahan geli.
"Ssshhh.. Hhmmmm.... Oohhhh", desahku ringan sambil menatap wajahku Di cermin yang sudah mulai memerah dan bertatapan sayu.
Arman lalu berlutut di bawahku, menyikap rok panjangku untuk dinaikkan hingga ke perut, akhirnya terlihatlah G-stringku Yang berwarna Pink yang ku pakai.
"Ternyata Bu Ustazah cuman di luarnya saja alim, dan di dalamnya sungguh sangat nakal!" Komentarnya Arman.
Oh Tuhan, Aku baru sadar kalau Pagi ini aku sengaja mengenakan g-string yang baru saja kubeli beberapa minggu yang lalu dari Bu Reni Ibunya Arman sendiri.
Lalu kulebarkan kedua kakiku dan menunggingkan badanku. dia tidak berkomentar apa-apa, hanya saja terasa semburan nafas mengenai bibir vaginaku, dan akhirnya ada hal yang basah mengenai klitorisku.
"Aaaaawwwwwhhhhhhhhhhhhh........ Ooooohhhhhhhhhhhh...." Aku mendesah panjang saat lidahnya mengenai liang surgawi.
Aku hanya merem melek menikmati jilatan Arman yang sedang berada di vaginaku, Kurasakan ujung lidahnya menyapu vaginaku, lalu naik keanusku, dan dari anusku turun kembali menuju vaginaku. Di sana lidahnya menggelitik lobang vaginaku, menghisap clitorisku, membuat tubuhku menggelinjang nikmat.
Sluuppss... Sluuuppss... Sluuppp... Slupps.... Sluppss.... Sluuppss....
Lidahnya kembali naik menuju anus, menjilati anusku, diringi dengan tusukan lembut di anusku.
"Aaaahkk... Aaaahkkk...!" Erangku.
Cengkramanku di wastafel semakin erat, tatkala kurasakan kedua jarinya menyelusup masuk kedalam rongga vaginaku.
"Aaaayyy...Awwwww....." Aku memekik dalam diam.
"Awhhhh... Yaa.....Ampuuun Ahhh.... Oooohhh.... Ahhh", desahku tiada henti dengan seluruh pakaian masih lengkap hanya rokku saja yang sudah naik.
G-stringku tetap terpasang namun rasanya sudah sangat basah sekali. Nafasku mulai tak beraturan, Nafasku memburu.
Ploppss... Plooppsd... Sluppss... Sluppss... Plooppss... Sluupps.... Sluups....
Kocokan yang di kombinasikan dengan jilatan di anusku, mengantarkanku terbang semakin tinggi, aku sudah tidak sanggup lagi menahan SYAHWAT syetan yang bersemayam di diriku.
Hoosstt.... Hoossstt.... Hoosstt...
Nafasku mulai memburu, kurasakan nikmat di seluruh tubuhku Sedikit lagi... Ya... hanya butuh waktu sedikit lagi sebelum aku benar-benar meledak. Orgasme yang selalu kunantikan sebentar lagi akan kudapatkan.
"Aahkk....Aaaaahkkkk....." Aku mengangkat wajahku.
Crrrreerrss.... Creeeettss.... Crreettss... Crreeettss... Seeeeeeerrrrrr.... Seeeeeeeerrrrrr..... Aku mendapatkan Orgasmeku.Kugigit bibirku menahan diriku agar tidak mendesah keras.
'' Aaahk... Sungguh orgasmeku kali ini jauh lebih nikmat dari sebelumnya sekaligus sangat menyiksa diriku.Rasa nikmat yang kudapatkan, membuatku nyaris lupa kalau Suamiku berada di dalam rumahku.
"Gila kamu Ar....sungguh luar biasa jilatan kamu!" Kataku dengan kagum
"Bu Ustazah sukakan?" tanyanya Arman.
"Arr, gantian sekarang Ibu yang blowjob yahh", balasku dengan yang nafsu terus memburu.
"Boleh Ustazah.....", balas singkat Arman.
Arman yang lantas berdiri, lalu langsung meraih bibirku untuk diciumnya walau aku sedikit jijik karena dia habis mengobel memekku Dan Anusku dengan lidahnya.
Aku kembali menurunkan rokku. Aku jongkok dihadapan dia, Arman menghadap ke kaca. tepat di depan wajahku adalah penis Besar dan panjang dengan guratan urat dan berwarna gelap itu. dengan perlahan aku membuka mulutku dan memasukkan gumpalan daging itu ke dalam.
"Awwwoooohhhhh.....Ustazah Ohhh........", desah panjang saat penis itu masuk ke dalam mulutku.
Dengan perlahan, Aku menariknya hingga ujung dan masuk hingga mentok, lidahku menari-nari mengurut batang kontol itu, terkadang aku hanya diam dan memainkannya dengan lidahku, Arman hanya mendesah keenakan tanpa henti.
"Wow... Wow... Wow... Ini luarr Ahhh biasaaahhh", ujarnya.Arman.
Lalu Ia menaruh tangannya pada kepalaku, tangan itu mengatur ritme sodokanku pada penisnya, dia lakukan dengan perlahan lalu menjadi cepat. dari ujung hingga mentok aku lakukan dengan sangat cepat yang membuat dia keenakan dengan menatap langit-langit, beberapa kali dia berjinjit karena rasa ngilu yang menyerang selangkangannya.
"Aawwhh... Ahhh..... Ahhh.....Aahh... Aahhh", desahnya dengan sangat tegas sambil meremas jilbabku.
Dengan penis masih tertancap di mulutku, kurasakan penis itu mengembang dan menjadi besar. akankah Arman akan meledak..nafas dia berburu sangat cepat dan beberapa kali menunjukkan bahasa tubuh akan orgasme.
"Wooow....... Wooohh...... Ahhh seponganmu yaa.....Ampun Ustazah, enak banget sih...aku gak kuat"ujarnya, Aku merasa Senang Mendapat pujian itu.
Lantas Arman menarik penisnya keluar dari dalam mulutku , lalu ia memberdirikanku dengan menarik lenganku, lalu mengarahkanku untuk menghadap kaca.
"Arman...., mau dibuka atau tetep gini?", tanyaku terkait bajuku yang masih melekat dibadan.
"Gini aja Bu Ustazah", balasnya dengan bergetar karena nafsu.
Lalu dia menaikkan rokku hingga atas dan menggeser sedikit celana dalamku sehingga bibir vaginaku terekspose.
Jadi aku masih lengkap menggunakan pakaian termasuk dengan highheelsku dan jilbabku, serta baju gamisku. Arman lalu mengarahkan penisnya pada memekku.
Terasa hangat dan basah saat benda tumpulnya mengenai bibir vaginaku, kupandangi dia dari kaca dia sibuk bahkan sudah berkeringat. tangannya mencengkram pinggulku dan beberapa saat kemudian benda tumpul itu memasuki vaginaku yang basah dengan mudah.
"Aoooohhhhhh.....Aaahkk....", desah manjaku saat penis itu membuka jalan di rahimku.
Arman dengan tempo yang perlahan mulai mendorongku maju dan mundur, kedua tangannya masih mencengkram pinggulku. penisnya yang lebar mampu membuatku merem melek serta mulutku mengangga yang mengeluarkan desah ringan dan tak kencang.
Pantatku semakin nungging dibuatnya, gerakannya masih sama seperti tadi. dia nampaknya berusaha keras untuk bisa memaksimalkan Persetubuhan ini.
Aku berkeringat dibuatnya, keringat yang berasal dari gerakan yang kami lakukan dan rasa geli yang menyerang badanku kupandangi dari kaca Arman akhirnya bisa menemukan ritmenya.
"Memek Bu Ustazah enak banget", pujinya padaku yang masih nungging.
"Iya Arrr, waktu kita engak banyak, ayo buruan buatku orgasme lagi", ujarku nakal.
Dengan sigap dia langsung pada ritme tinggi yang membuat badanku tergerak maju dan mundur, aku hanya memejamkan mata.
"Aaoohh...... Aahh...... Arrr..... Ahhhkk.... Ahhk...Ohhh enak Arrr....'', desahku saat keenakan.
Plookkss.... Ploookkss... Plookss.... Plookkss.... Plookkss..... Ploookkss....
Pinggulnya bergerak cepat, menghentak nikmat, sementara erangan-erangan kecil keluar dari bibirku, dan sedetik kemudiaaan.
''Aahkkk...Aaaaaahhkkk....'' Aku mencapai orgasmeku kembali dengan rasa berjuta kenikmatan yang ia berikan.
Masih dalam keadaan penisnya yang berada di dalam vaginaku, Arman meremas-remas payudaraku dari balik baju gamis panjang yang kupakai.
"Memek Bu Ustazah sempit bangeet, rasanya enaaak Bu Ustazah ngejepit gitu..."ujarnya sambil Dia menyingkap lebih tinggi rok panjangku.
Perlahan-lahan ia mulai menggerakan pinggulnya kembali dengan ritme yang pelan, Mau tidak mau membuatku semakin terangsang kembali di buatnya.
"Arman... Aahkk... enaaaak banget Ohh.....!" Erangku.
Dia semakin mempercepat sodokannya, membuat nafasku kembali memburu,Kurasakan belaian telapak tangannya di bongkahan pantatku yang semok.
Aku semakin menggila,. Aku sudah tidak perduli terhadap setatusku sebagai seorang Ustazah,Yang aku mau hanya Arman terus menyetubuhiku.
Dan ketika Aku sedang Asik melayang awang-awang menikmati sodokan demi sodokan penis Arman, tiba-tiba saja terdengar pintu kamar mandi tersebut di ketuk oleh seseorang diiringi oleh suara Ibu Reni ….
KNOCK.............. KNOCK............. KNOCK......
''Bu…Bu Ustazah....Arman ?? Bu Ustazah….''? teriak Bu Reni.
''Hhmmm …. Yah… aku di dalam Bu Reni.'' jawabku dengan suara yang masih terdengar mendesah.
''Bu Ustazah bisa buka dulu sebentar engak....perut saya mules banget nih'' Sahut Bu Reni.
NIKEN NUR AZIZAH
Pagi itu aku malas sebenarnya untuk bangun, karena aku masih ngantuk dan tubuhku terasa lemas sekali di karenakan kehamilanku atau mungkin bawaan jabang bayi.
Matahari menusuk tajam menembus gordin membuat bayangan di atas lantai, tusukan yang membuat mata siapapun membuka jendela penglihatannya akan silau, Aku mengumpulkan seluruh nyawa dan tenaga untuk mulai menggerakkan ototnya.
Dengan badan yang lelah, Aku berhasil bangkit dari keterbaringanku, dan memutar leherku ke kanan dan kiri, Memang Akhir-Akhir ini badanku mudah sekali capek mungkin di karenakan Aku sedang hamil.
Dengan langkah gontai Aku melangkahkan kaki untuk keluar kamarku, Jam sudah menunjukan pukul 9, kupegang handle pintu kamar aku putarnya dengan perlahan. CKELK CLELK, suara pintu kamar terbuka.
Kulihat Suasana rumah nampak sepi sekali mungkin Arman sudah berangkat Kuliah, Karena Aku tahu Akhir-Akhir ini arman sangat sibuk karena Ia Akan menghadapi ujian Akhir kuliahnya.
Dan Bu Reni sepertinya ia juga telah berangkat pergi ke butiknya, kulihat di meja makan sarapan pagi telah siap terhidang di meja makan, tapi pagi ini Aku tidak sarapan pagi, karena belakangan ini perutku mual kalau di isi makanan.
Seperti ibu rumah tangga pada umumnya, Aku berberes rumah, khususnya di bagian dapur dan ruang keluarga, Kemudian setelah membereskan ruang keluarga dan dapur, Aku pun mengetuk kamar Bu Reni lalu Aku membukanya.
Ku lihat kamar Bu Reni sangat berantakan, mungkin ia tak sempat beres-beres kamar, jadi Aku melangkah masuk membereskan kamar Bu Reni.
Pada saat membereskan kamar Bu Reni Ku lihat cd G-string dan Bh Bu Reni tercecer di lantai, Aku pun mengambilnya , dan pada saat mengambil Cd tersebut , tercium bau khas yang sangat menyengat, lalu Aku memastikan kembali bau apa ini.
Ternyata Bau itu adalah bau sperma, mungkin tadi malam Bu Reni dan Arman telah bersenggama, karena malam tadi Bagiannya Bu Reni tidur bersama Arman, memang Arman tidur giliran di kamarku dan Kamar Bu Reni.
Untuk menghindari konflik di antara kami bertiga, jadi kami bertiga sepakat untuk membuat peraturan yang sudah di sepakati oleh kami bertiga, yaitu Arman setiap malamnya tidurnya berganti-gantian, kalau hari ini Arman tidur bersamaku, berarti besok ia harus tidur dengan Bu Reni, begitu sebaliknya.
Aku baru saja selesai beres-beres rumah, dan saat ini aku sedang mandi Pagi. Selesai mandi pagi Aku melangkah gontai menuju kamarku.
Hanya dengan mengenakan handuk Aku keluar dari dalam kamar mandi, Dan berjalan menuju meja riasku. Aku mematut diriku di depan cermin, memandangi tubuhku dari pantulan yang ada di cermin, Kulihat tonjolan perutku semakin membesar.
Dari pantulan cermin aku juga dapat melihat, aku memang sangat cantik, kulit putih bersih, payudarah besar membulat. Sungguh aku begitu beruntung memiliki tubuh yang sempurna.Wajar saja kalau Arman jatuh hati kepadaku.
Kendati usiaku sudah memasuki kepala empat, sebagai wanita Aku belum kehilangan daya tarik, dan kerutan di wajahku belum nampak sehingga Aku ini layaknya seperti berusia 25 tahun saja, buah dadaku, pinggul dan pantatku, sungguh masih mengundang pesona.
Aku dapat mengatakan ini karena Armanlah yang mengatakan semuanya itu dan bukan haya Arman beberapa teman dekatku berkata hal senada tetang diriku ini.
Kemudian ku ambil Cd tipis merah berenda dan Bh dengan warna yang senada, ku kenakan daster tipis panjang, setelah Aku selesai memakai daster lalu Aku duduk di depan meja rias untuk mengenakan jilbab, Walau pun Aku didalam Rumah Aku selalu memakai jilbab.BERSAMBUNG