Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Tania

adctdsoon

Suka Semprot
Daftar
1 Apr 2015
Post
6
Like diterima
6
Bimabet
Selasa, 5 May 2015. Di dalam sebuah kamar di lantai tiga.

Sepasang anak manusia sedang sibuk mengatur nafas masing-masing. Sang perempuan masih telentang memejamkan mata dan dadanya yang lumayan montok itu naik turun, sementara yang laki-laki berbaring menindihkan separuh bidang badannya di atas tubuh sang perempuan, perlahan sang laki-laki menggeser badan si perempuan dan badannya sendiri hingga kini posisinya ia memeluk menyamping dari belakang. Diciumi rambut perempuan didepannya itu dengan penuh perasaan sementara tangannya terus memeluk erat seperti tak ingin lepas.
Masih dalam kondisi setengah sadar akibat baru saja melayang dalam kenikmatan yang telah ia dapatkan, mungkin terlalu pelan ketika ia mengucapkan dengan sangat lirih pun terdengar oleh si perempuan. “I love you,” bisiknya. Refleks perempuan itu membalikkan badan dan menyembunyikan wajahnya yang merona malu di dada bidang sang laki-laki. Seraya membalas pelukan hangatnya, ia juga membisikkan kalimat yang sama.

***

Namanya Gunawan. Tania memanggilnya Mas Gun. Kisah ini tentang mereka. Tania adalah seorang perempuan normal berumur 23 tahun. Di usianya tersebut diyakini dia sedang dalam masa birahi yang sedang tinggi-tingginya. Tania bekerja di sebuah perusahaan baru yang hanya memiliki sedikit karyawan. Kantor perusahaan itu adalah sebuah ruko tiga lantai dan ada sebuah kamar di lantai tiga yang disediakan bagi teman atau kerabat bos yang memerlukan tempat menginap ketika bepergian dalam kota. Pada suatu hari, bos Tania memberi izin tinggal di kamar tersebut kepada seorang kerabatnya. Seorang laki-laki yang mungkin seusia dengan Tania atau lebih tua sedikit, Tania tidak terlalu yakin. Mereka tidak pernah berkenalan secara resmi, Tania hanya tau nama laki-laki itu adalah Gunawan. Tania hanya tau bahwa sosok Mas Gun terkadang terus membayangi pikirannya dalam beberapa hari. Selama week days, Tania beraktivitas di lantai satu, dan diketahui Mas Gun berada di lantai dua. Pernah Tania melihatnya sedang duduk di depan laptop, entah apa yang dia kerjakan, mungkin dia sedikit membantu pekerjaan bos Tania atau apa. Mereka jarang sekali bertegur sapa bahkan bertatap muka. Tapi bagi Tania dia memiliki sebuah fantasi liar tentang Mas Gun. Tania memang masih perawan, namun pengetahuannya tentang seks cukup lumayan, bahkan Tania sering melakukan masturbasi untuk melepas hasratnya. Tania hanya sedang menunggu waktu, tempat dan orang yang tepat agar bisa bercinta untuk yang pertama kalinya. Maka sewaktu-waktu dia suka membayangkan ketika ada kesempatan berdua saja dengan Mas Gun dan melakukan hal-hal yang diinginkan di kantor itu. Mungkin di ruang meeting atau pantry, bisa di kamar lantai tiga, atau bahkan di ruang direktur. Tanpa terasa sudah 5 bulan sejak pertama kali hadirnya Mas Gun di kantor tempat Tania bekerja. Selama itu pula Tania menahan perasaannya karena dia hanyalah seorang wanita yang menurutnya gak mungkin bergerak duluan. Apalagi kelihatannya Mas Gun biasa-biasa saja dan gak pernah “melihat” ke Tania. Jadi Tania hanya bisa terus berharap jika suatu hari fantasinya bisa menjadi kenyataan.
Dan akhirnya alam pun meng-amini harapan Tania.

(Maaf sedikit, mohon kritik/saran dan tanggapannya apakah cerita ini bagus dan layak untuk dilanjutkan atau tidak. Terimakasih :) )
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Lancroot, Gan ..
Sekedar usul untuk posting selanjutnya agar paragraph-nya diatur Gan ... Supaya lebih enak bacanya ....
Tengkiu ... :semangat:
 
Tania adalah seorang perempuan normal berumur 23 tahun...
Untung normal..bukan sesar..
Lanjutkan.. Gan...:)
 
Selasa, 5 May 2015. Pukul 06.00 Waktu Indonesia Barat.

Tania terpaksa berangkat ke kantor sangat pagi karena si bos meminta bantuan untuk persiapan dokumen yang akan dibawa pergi meeting hari ini. Dengan muka mengantuk ia membuka pintu kantor dan karena masih separuh nyawa yang Tania bawa, dia tidak memperhatikan bahwa disaat yang sama ternyata Mas Gun juga membuka pintu dari arah dalam, alhasil mereka bertubrukan dan Tania sedikit terhuyung akan jatuh ke belakang jika Mas Gun tidak memegangi tangan Tania. Seperti tersetrum arus listrik alam bawah sadar Tania langsung bangun dan melihat ke orang itu, ke laki-laki yang selama berbulan-bulan ini mempengaruhi pikirannya. Kontak fisik pertama. Kontak mata pertama. Tanpa kata, hanya saling menatap. Melihat senyum di mata Mas Gun yang sangat menawan, diam-diam alam bawah sadar Tania pun membuat deklarasi bahwa Mas Gun mungkin juga tertarik padanya.

***

Namanya Tania. Aku memanggilnya Niya. Kisah ini tentang kami. Aku hanyalah seorang pria normal berumur 26 tahun. Pertama kali aku melihat foto Niya, aku tidak ada perasaan apapun. Kata Fadli sahabatku yang juga selaku pemegang saham di perusahaan kami, Niya baru saja bergabung di kantor sejak setahun lalu. Dan atas bujukan Fadli pula akhirnya aku mau pulang ke kota yang agak lumayan lama aku tinggalkan karena kesibukan di kota lain. Tidak ada satupun karyawan yang mengetahui sebenarnya aku juga memiliki peran penting di kantor, karena aku memang sengaja meminta Fadli merahasiakannya. Tidak ada yang tau juga bahwa aku turut bekerja di balik layar untuk kemajuan perusahaan. Mereka taunya aku adalah kerabat Fadli. Entah kenapa aku sangat senang dengan ide jadi orang sok misterius begini.
Awalnya aku pikir Fadli hanya bercanda menjadi mak comblang mendadak dan selalu membicarakan Niya kepadaku. Dari Tania itu cerdas, rajin dan multitalent sampai Tania kalau pakai kemeja putih bra hitamnya suka nerawang sering sekali Fadli semacam update status yang membuat aku heran jangan-jangan sebenarnya dia sendiri yang naksir Tania. Aku masih ingat kalimat bujukan terakhir Fadli: Tania itu belum pernah pacaran men padahal dia cantik, dia sendiri yang bilang. Kamu coba aja dulu, siapa tau cocok. Yha. Sebenarnya bukan 100% karena bujukan itu sih, lebih karena aku penasaran ingin melihat langsung bra hitam menerawang. Hahaha. Bercanda.
Kesan pertama bertemu Niya masih biasa saja. Mungkin canggung atau gengsi, aku belum berani mendekati Niya. Di lain sisi aku malah menjadi stalker. Aku sudah hafal kapan tepatnya Niya tiba di pintu kantor. Niya kalau makan gado-gado minta dikasih cabe tujuh buah, Niya kalau kirim email tidak pernah lepas dari signature namanya yang ber-font warna merah marun.
Dan kemudian yang paling menarik, Niya suka mencuri-curi waktu kerja untuk membuka situs cerita dewasa, terkadang ia membuka artikel tentang seks dari sebuah portal, ketika suasana kantor sedang sepi-sepinya Niya bisa membuka video bokep yang entah ia dapat darimana.
Yang paling aku tidak tahan, kalau Niya sudah sangat horny akibat nge-bokep, ia bisa menaikkan kedua kakinya ke atas kursi dan bersila dan tangannya terlihat naik turun perlahan mengelus selangkangannya. Niya melakukan itu seperti gak sadar kehadiranku di dalam kantor! Kalau aku turun kebawah untuk pergi cari makan, atau Niya ke lantai dua mengantar berkas Fadli, entah perasaanku saja makin hari makin cantik dan seksi penampilan Niya dimataku. Apa dia sengaja melakukannya untuk menarik perhatianku? Aku belum tau, dan aku perlu membuktikan asumsi itu sendiri.
Hingga di suatu Selasa yang cerah ketika Fadli bersama beberapa karyawan pergi tugas luar kota, dan karyawan satunya sedang sakit, di kantor itu hanya ada aku dan Niya. Masih terasa jantungku yang berdegup lebih kencang sejak pagi saat aku bertubrukan dengan Niya di pintu depan. Aku pikir aku bisa menyapanya lebih dulu, namun dia yang pertama kali mengucapkan maaf sambil menarik tangannya dari genggamanku. Aku hanya bisa tersenyum dan melihat punggung serta bokongnya yang terlihat padat menggemaskan dibalik balutan rok span mininya ketika Niya berjalan masuk kantor, menjauh dari jangkauanku.
Aku rasa di suatu Selasa yang cerah itu adalah sudah waktunya.

***

Niya aku suka kamu.
Kenapa?
Ya, suka. Mohon jangan salah paham, tapi aku malah, uuhm apa ya? I want you, Ni. So bad.. Aku sangat menginginkanmu.
Hahaha. Itu sih memang bikin salah paham.
Hehe.
Aku juga suka sama Mas Gun, tapi Mas Gun dingin gitu orangnya.
Dingin gimana?
Cuek. Pokoknya dingin tapi ganteng gitu.
Niya bisa aja.
...
Mau aku angetin ga, Ni?
Apa sih Mas Gun ini.
Aku serius.
...
Buka-bukaan aja deh sekarang. Aku tau kamu suka nge-bokep kan?
Hah? (Niya kaget campur malu menatapku)
Kamu bisa cerita ke aku, Ni. Apapun. Kamu mau tau apa? Kamu sukanya diapain. Gak sukanya apa.
Suka apa, apa Mas?
Itu, pas berhubungan seks kan?
Aku gak tau..
Maksutnya?
Aku itu belum pernah, Mas.
Kamu perawan?
Niya menganggukkan kepalanya.
Dan giliran aku yang kaget. Aku tau Niya gak pacaran, tapi masih perawan? Di jaman sekarang ini?

Persetan, aku ingin bercinta dengan Niya.

Aku terus melancarkan serangan rangsangan kepada Niya, ketika aku mencium tangannya lalu mengemut jari-jarinya, Niya bergumam lirih tidak jelas. Ketika aku meniup bulu-bulu halus di pergelangan tangannya, Niya secara mengejutkan berdiri dan duduk mengangkang di pangkuanku, meremas rambutku dan menciumi aku. Aku tertawa kecil melepas ciuman itu dan Niya menggigit pelan bibirku yang membuat aku makin bergairah. Ciuman kami lebur seolah melampiaskan hasrat yang selama ini saling terpendam. Sedang asyik ber-french kiss ria dan raba sana sini, Niya bilang mau mengunci pintu bawah, lalu berdiri, namun baru selangkah dia menuruni tangga, aku memeluknya dari belakang dan meremas lembut payudaranya. Niya mendesah. Aku mulai menggila menurunkan tanganku yang satunya, mengangkat rok dan mengelus-elus paha bagian dalam Niya, juga mulai menekan-nekan bagian puting payudaranya. Tangga itu menjadi saksi bisu ketika kami saling menelanjangi, ketika aku melakukan fingering di vagina Niya yang membuatnya teriak-teriak keenakan, ketika Niya balas melakukan blow job pertamanya.

Merasa cukup foreplay disitu, aku mengajak Niya menuju kamar di lantai tiga. Kami berjalan telanjang mengitari lantai dua sambil tertawa-tawa. Sungguh perasaan apa ini namanya begitu menenangkan melihat tawa Niya yang begitu lepas apalagi dengan kebugilannya yang maha indah itu. Sedang berjalan di tangga ke arah lantai tiga, aku memegang pinggul Niya didepanku dan memintanya agak menungging, melihat selangkangannya yang terpampang jelas membuat aku langsung melahap menjilatinya dari belakang, serta merta aku menggesekan kontolku yang keras pada vagina Niya yang sangat basah menggairahkan. Semakin cepat aku menggesekkan hingga Niya mengalami orgasmenya yang entah keberapa kali. Saking lemasnya Niya, membuat aku harus menggendongnya sampai ke kamar.

Begitu masuk, Niya membaringkan dirinya di ranjang mengangkang dan mengelus-elus vaginanya menggodaku. Aku langsung menindihnya. Good girl gone bad, huh? Kataku lalu mencipok bibir Niya. Sekali lagi aku menikmati menghisap payudaranya.
Kapan masukinnya, Mas?
Apa yang dimasukin, sayang?
Ini.. (Niya sambil meremas kontolku)
Hahaha. Sabar dong, Non. (Niya malah menambah keras meremas kontolku)
Aduh ngilu, Ni. Iya iya... siap ya?. Suaraku bergetar. Niya menatapku penuh harap dan matanya itu menyala-nyala penuh hasrat.
Percintaan itu kami lakukan dengan sangat perlahan selayaknya ingin menikmati setiap sensasi yang ada. Aku tak ingin terburu-buru karena pastinya Niya akan merasa sakit, meski ia terlihat mendesah merintih-rintih keeenakan cenderung terisak-isak mau menangis. Aku juga masih ingin kepunyaanku berada di dalam Niya keluar masuk terus dan terus.
Mas, nanti kalau mau nyampe bilang ya Niya kepengin minum pejuh..
Oke.
Tak lama setelah berkata begitu aku merasakan seluruh spermaku mengumpul di ujung kontol, maka semakin cepat, semakin tegang dan akhirnya aku cepat mencabut lalu meraih kepala Niya mengarahkan tumpahan spermaku di mulutnya. Setelah menelan pejuh itu, dengan cermat Niya membersihkannya. Aku masih melayang-layang dan menjatuhkan tubuhku diatas Niya.

Bersama dengan belaian tangan Niya dipunggungku, aku menyadari satu hal yaitu aku telah menemukan dia. Dia yang aku cari selama ini. Dia yang akhirnya aku rasa pas. Aku gak ingin terbawa suasana, tapi aku yakin dengan pengorbanan Niya memberikan keperawanannya padaku, bahwa mutlak adalah Niya menjadi milikku dan aku menjadi milik Niya. Tania. Tania-ku, gadisku yang kini sudah tidak gadis lagi. I love you, Tania.
 
Terakhir diubah:
Bimabet
Kayaknya Bagus nih, walau masih berantakan susunannya
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd