Agen Terpercaya   Advertise
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

TETANGGA KONTRAKAN STW

DODGETHEBULLET

Suka Semprot
Daftar
16 Jan 2017
Post
13
Like diterima
1.377
Bimabet
Permisi agan2 dan suhu2 disini, saya perdana mau buat cerita. semoga berkenan untuk membaca ya.. Mohon feedback ceritanya. Kalau oke mau saya lanjut.

___________


Kejadian ini berlangsung di tahun 2011. saya baru saja kena PHK di tempat kerja saya yang berkantor di G***** center BSD. Saat itu saya masih berusia 27 tahun. Saya seorang programmer. Anak perantauan dari kota Malang. Di saat menganggur ini saya memberikan konsultasi (mengerjakan lebih tepatnya) skripsi mahasiswa-mahasiwa tajir dengan tarif yang lumayan sebagai bekal hidup sehari-hari. Sementara saya menunggu panggilan interview.

Disini saya mengontrak satu petak rumah kontrakan di perkampungan kumuh belakang kompleks mewah Gading Serpong. Kontrakannya hanya terdiri dari ruangan yang disekat 2, kamar mandi dan dapur kecil. Sebagai orang jawa yang ramah, saya cukup dikenal baik oleh tetangga disini. Salah satu tetangga depan saya adalah seorang ibu-ibu janda berumur 45 tahun yang berasal dari Magelang. Dari sekilas ceritanya, dia sudah lama menjanda, bekerja di ibukota untuk menyekolahkan anak-anaknya di kampung.

Mbak Ati Namanya. Perawakannya khas ibu-ibu stw montok. Kulitnya sawo matang. Tidak putih. Senyumnya ramah khas wanita jawa tengah. Setiap bertemu selalu tersenyum dan menyapa.

Kedekatanku dengannya bermula di suatu sore sepulang saya bertemu dengan klien skripsi. saya naik motor menyusuri jalan pulang. Ketika di jalan raya menuju kontrakan, kulihat sesosok yang kukenal dari belakang. Ternyata Mbak Ati yang baru saja pulang kerja. Lalu saya menghentikan motorku dan menyapanya “Baru pulang Mbak e?”. Mbak Ati langsung kebingungan, lalu kubuka kaca helmku “Bareng aja yuk Mbak tak bonceng” dia langsung tersenyum “oalaah Mas Iman, tak kira siapa. Yowisss nebeng ya aku sekalian”.

Dari percakapan di sepeda motor, dapat kuketahui bahwa dia bekerja di salah satu pabrik di daerah sini sudah cukup lama. Dia sudah jarang pulang ke kampungnya di Magelang kecuali kalau lebaran. Hingga akhirnya sampai ke kontrakan, kami cukup akrab untuk bertukar nomor telepon. Sejak saat itu kadang kami suka janjian kalau misalnya kebetulan sore jam pulang kerja saya juga sedang pulang. Hingga satu kejadian yang membuat kami lebih dekat lagi..

Malam itu, saya pulang lebih malam karena jam konsultasi skripsi yang lebih lama. Pulang-pulang lapar dan saya langsung pergi ke warung nasi dekat kontrakan. Ternyata yang tersisa hanya lauknya saja sedikit, nasinya sudah habis. Karena udah laper banget, saya nekat beli lauknya saja dan terpikir untuk meminta nasi ke Mbak Ati saja. Saya merogoh handphone dan mengirim sms ke mbak ati

“Mbak e, udh tdr? Ak mnt tlng pny nasi gk? Mau mkn mlm khbsan nasi di wrung dpn”.

Beberapa detik kemudian dia membalas : “ Ada Mas Iman, sini mkn dsni aj mas di kontrakanku, temeni ak nnton tv skalian”.

Tak berapa lama aku langsung mengetuk pintu kontrakan Mbak Ati. Melihat Mbak Ati membukakan pintu kontrakannya aku tertegun. Dia hanya menggunakan daster tipis you can see. Yang membuatku menelan lidah adalah dia tak mengenakan bh. Samar-samar putingnya tercetak di daster tipisnya. Lamunanku buyar saat Mbak Ati menegorku “Katanya laper e mas Iman, kok malah bengong?”. Aku hanya balas tertawa. Pikiranku mulai kemana-mana.

Sesaat kemudian Mbak Ati sudah mengambilkan sepiring nasi dan air putih sambal bilang “Kalo kurang nasinya bilang aja yo jangan malu-malu”

Sambil melahap makan malamku, kami lanjut mengobrol :

Mbak Ati : Mas Iman udah punya pacar belum?

Aku : Belum Mbak e, wong pengangguran gini siapa yang mau sm aku to mbak?

Mbak Ati : Gak percaya aku e mas, ganteng gini masa ndak punya pacar?

Aku hanya tertawa kecil mendengar jawaban polos Mbak Ati. Sejak kepindahanku kesini dari Surabaya 2 tahun lalu, memang tak terpikirkan olehku untuk mencari pacar. Fokusku beberapa tahun ini memang mengejar karir dan mapan dulu. Kalo mumet-mumet dikit biasanya aku pijat ke panti plus plus.

Aku : Mbak Ati sendiri kok gak nikah lagi? Masi belum bisa lupa mantan suami ya?

Mbak Ati : Aku nih kemaren sempet pacaran lho mas sama Satpam rumah sakit depan. Cuma dia udah punya istri mas. Aku takut kalo main-main api kayak gtu to mas. Makanya aku udahan aja. Umuran kayak aku susah e mas cari pacar yang lajang. Sekarang aku mau cari uang aja mas buat biaya sekolah anak di kampung. Dulu bapaknya anak-anak klo udah gak da kerjaan, gak pernah niat cari uang lebih. Daripada cape sendiri cari uang di kampung, makan ati sama suami. Mending saya sendiri to mas. Mas sendiri kenapa kok blum nikah e? jangan bilang gak ada yang mau. Saya ndak percaya.

Aku : Aku mau cari uang dulu yang banyak biar nanti gak ditinggal istri kayak mbak Ati. Istri cantik gini harusnya dijaga to?

Mbak Ati tertawa kecil sembari menjawab “ah bisa aja kamu mas, wongg udah tua gini kok dibilang cantik”.

Aku tertawa sambil meyakinkan “beneran loh Mbak Ati ini masih cantik, masih seksi”

Lalu obrolan terhenti saat aku telah selesai makan. Mbak Ati membereskan piring bekas aku makan. Lalu aku memberanikan diri bertanya

AKu : Mbak Ati emang gak kesepian sendirian terus?

Mbak Ati : wes biasa aku mas, udah lama aku jadi janda.

Aku : emang nggak kangen ada yang ngelonin to mbak?

Sambal tersipu malu dan melengos ke dapur membawa cucian mbak ati memberikan jawaban yang membuatku berpikir ada celah kesempatan “kenapa tanya-tanya mas? Emang kamu mau ngelonin?”

Kembali dari dapur lalu kami terdiam canggung sambil nonton tv. Setelah omongan tadi, otakku berkecamuk membayangkan body bahenolnya mbak Ati. Payudaranya yang menyembul dari balik daster. Membuatku tak konsen menonton tv.

Setelah beberapa saat aku lalu berpamitan pulang ke kontrakanku dan berterima kasih untuk nasinya. Lalu iseng aku bertanya lagi sebelum pulang kepada Mbak Ati “Jadi mau dikelonin to mbak?”

Lalu mbak ati terdiam lama. Terlihat berpikir keras. lalu dia menjawab “yowis mas kamu tidur malem ini di tempatku yo, tapi jangan sampe ada yang tau. Nanti pintu kontrakanku tak ku kunci. Kamu masuk aja kalo udah agak sepi yo mas”.

Dengan girang aku Kembali ke kontrakanku, membayangkan mala mini aku akan menghajar body bahenolnya mbak ati habis-habisan. Aku langsung buru-buru pulang dan mandi. Setelah mandi, aku langsung bergegas ke kontrakan mbak Ati.
 
Tepat pukul 11 malam, area kontrakan sudah terlihat sepi. Setelah melihat kiri kanan tetangga kontrakan dan sudah terlihat tidak ada siapa-siapa, tanpa mengetuk aku langsung masuk ke kontrakan Mbak Ati.

Ternyata Mbak Ati juga terlihat habis mandi, rambutnya yang Panjang dia gelung terlihat agak sedikit basah. Lalu aku langsung mengunci pintu kontrakan. Mbak Ati langsung mematikan saklar lampu. Lalu Mbak Ati berbisik “Mas kita jangan sampe ketauan orang ya mas”. Lalu aku menarik Mbak Ati untuk memeluknya dan langsung kugiring keu tempat tidur.

Lalu aku melepas semua pakaianku dan naik ke tempat tidurnya. Mbak Ati sudah pasrah dalam posisi tiduran. Lalu aku mulai mencium dan memainkan lidahku di bibirnya sambil tanganku meraba masuk ke dalam daster tipisnya, ternyata Mbak Ati sudah tidak memakai bh dan cd. Agak lama barulah aku melepaskan lidahku, lalu beralih menciumi sekujur wajahnya. Pipi, dahi, telinga, leher, dagu lalu Kembali lagi ke bibirnya. Sambil kurasakan buah dadanya yang sudah agak kendur masih lumayan kenyal. Lalu tanganku mulai meraba bagian bawah perutnya, merasakan bulu jembut yang lebat. Aku semakin bergairah. Mbak Ati hanya bisa mendesah di tengah bibirnya yang gelagapan berusaha aku lumati.

Setengah jam lamanya aku menjelajahi body bahenolnya mbak ati, lalu mulai kulepas dasternya. Lalu kucucup buah dadanya bergantian kanan dan kiri, kuhisap, kugigit-gigit kecil dan kujilati. Kumainkan putingnya dengan lihai oleh lidahku. Tubuhnya semakin bergerak tidak karuan dan semakin mendesah Ketika kutelusuri perutnya oleh lidahku. Tangan mbak ati kini ikut meremas kepalaku.

“Aduh aku udah gak tahan mas” desisnya. Kontolku sudah keras tegak menjulang tak sabar ingin memasukki gua garba milik mbak Ati, lalu aku meminta persetujuannya “masukkin sekarang ya mbak?” Mbak Ati pun mengangguk.

Di sela-sela ittu aku bertanya

Aku : kapan terakhir dimasukin mbak?

Mbak Ati : udah lama mas, terakhir sama mantanku yang satpam itu to mas udah 6 bulan lebih

Lalu aku tersenyum sambil menggoda “wah udah rapet lagi donk?” yang disambut dengan tawa kecil Mbak Ati.

Di tengah remang-remang lampu kamar mandi yang masuk melalui celah pintu, aku mencoba meraba gua kenikmatan Mbak Ati yang Nampak sudah basah. Lalu kucoba kumasukkan kontolku perlahan. Kucoba kumasukkan kepala kontolnya. Mbak Ati mendesis

“awh pelan-pelan mas, gede banget punyamu”.

Kumasukkan sambil kuresapi hangatnya inchi demi inchi hingga akhirnya seluruh kontolku sudah masuk dan terasa mentok menghentak memek Mbak Ati. Mbak Ati lalu mendesis kecil. Hangat sekali rasanya dan seperti agak dipijit-pijit. Setelah masuk, aku melumat Kembali bibir Mbak Ati, kukecup dan kumainkan lidahnya sebelum aku genjot perlahan.

Perlahan aku mulai memompanya. Plak! Plak! Plak! Suara tersebut terdengar setiap kali aku menghujamkan kontolku ke memek legitnya. Gesekan antara jembut kami membuat sensasi kepuasan tersendiri. Nikmatnya sampai ke ubun-ubun. Aku semakin bergairah. Lalu kuangkat kaki Mbak Ati ke bahuku dan mulai menghujamkan kontolku secara teratur. Mbak Ati semakin terlihat kesetanan, desahannya semakin kencang. Nafasnya mendesah-desah. setengah jam sudah. Gairahku memuncak, air maniku seperti sudah menjalar ke ujung kontolku. Lalu aku menghentikan genjotanku seketika. Menahan sekuat tenaga agar maninya tidak keluar dulu, kontolku berkedut-kedut menahan di dalam hangatnya gua garba Mbak Ati. Kami sudah bermandikan peluh.

Mbak Ati bertanya sambil terengah-engah “ahhh ssshhh kenapa berhenti sayang?”

“huff aku gak tahan mau keluar sayang, bentar dulu ya”

Setelah beberapa detik jeda, aku mulai menggenjot Mbak Ati ke posisi semula sambil melumati bibir seksinya. Nafas Mbak Ati mulai mendesah Kembali. Aku cucupi payudara besarnya sambil kugenjot. Kulumati lagi lehernya lalu ke dagu dan Kembali kuhisap bibirnya. Setelah beberapa lama, tiba-tiba paha Mbak Ati menggapit pinggangku kuat, tubuhnya mulai bergetar, aku mempercepat genjotanku dan mulai mengerang

“Sayang.. ahhh ssshhh jangan keluarin di dalem yang ssshh” rengeknya sambil mendesah

“Aku pengen ahhh ahhh.. keluar di dalem aja, diluar gak enak ahhh” jawabku terengah-engah

“aku bisa hamil, Man, ahhh ahhh!” desisnya sambil mengerang

Kugenjot semakin kuat membuat kontolku terbenam sangat dalam di memeknya yang sempit. Kupeluk tubuh montoknya. Nikmat bertemu nikmat, croott crooott croot, kusemprotkan spermaku beberapa kali dan disaat bersamaan paha Mbak Ati menggapitku dengan sangat kuat kami mengejan bersamaan. Tubuh kami terkejang-kejang kelojotan menumpahkan sperma dan mani bertubi-tubi. Kedua kelamin kami bertemu saling berdenyut-denyut meninggalkan kesan mendalam sehingga kami lama tidak melepaskannya. Kubiarkan kontolku mendekam di memeknya meskipun lendir sudah membahasi sprei. Lalu kukecup bibir Mbak Ati.

“Man aku bisa hamil Man”

“aku gak percaya, emang masih bisa hamil?”

“aku masih mens”

(Bersambung)

------

Mohon feedbacknya yaa agan-agan dan suhu-suhu, kalo oke saya lanjut :))
Selamat membaca!
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd