Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

The Verde! [Milf Stories]

Yuk ah, lancroot!

Mba Laurent said:
"Iseng-iseng ngecrit.." Mungkin itu kalimat yang tepat untuk menggambarkan kisah selanjutnya yang akan gua ceritakan kali ini.

Adalah Laurent Kristiani. Seorang perempuan lugu yang terjebak di tak kalah kejamnya daerah penopang Ibukota. Usianya baru 27 tahun, tapi karena kebebasan dan kebablasan dalam hubungan percintaan, dia sudah memiliki satu anak. Yang menyedihkan, statusnya kini adalah seorang janda. Lelaki yang bertanggungjawab atas kehamilannya pergi tak lebih dari satu tahun setelah janin yang dikandung Laurent keluar dari lubang yang sama-sama kita gemari itu. haha.

Awal mula perkenalan gua sama Laurent terjadi di group facebook daerah tempat gua tinggal. Meski bernama spesifik sebuah daerah tertentu, ternyata penghuni group itu bukan hanya yang berdomisili di daerah tersebut. Tapi juga dihuni dari daerah-daerah luar yang berjarak tak kurang dari radius 200KM. Mungkin selain karena memang saat ini banyak orang sontoloyo di fb, juga karena daerah gua yang cukup terkenal akan tempat wisata alternatifnya. Sebut saja nama daerah tempat gua tinggal adalah Sepong.

Suatu hari, salah seorang penghuni group memposting sebuah pengumuman konyol. Pengumuman yang memberitahukan kalau dia baru saja kehilangan sebuah benda yang bahkan tak lebih bernilai dari sebuah korek api.

Begini postingannya: "Allow, jepit rmbut sya tdi jtuh di Ps Sepong. Mohon yang menemukan na segera mengembalikan na ke sya. trims!" diposting lengkap beserta foto jepit rambut yang dimaksud.
Dan, ngeheknya, gua pun menuliskan postingannya persis seperti apa yang dia tulis. Sorry, guys. ~

Postingan tersebut ternyata disambut ramai oleh para penghuni group. Selain dijadikan hiburan saat jam makan siang, postingan itu juga menjadi ajang kreasi anak bangsa dalam menampilkan meme yang selaras dengan bobot postingan yang sedang dibicarakan. Jelas saja respon yang sedemikian ramai itu hanya berupa lelucon, tapi anehnya, si pemilik akun yang memposting justru menganggap serius semua komentar konyol yang ada. Dia membalas semua komentar dengan keseriusan mahasiswa semester 13 menyusun skripsi. Dan, yap! Pemilik akun tersebut adalah Laurent Kristiani.

Gua yang gak pernah sekali pun ikut nimbrung dalam group itu, mendadak tergugah untuk ikut berkomentar. Padahal biasanya, bahkan sewaktu ada topik serius yang sedang dibicarakan dan gua merasa menguasai topik tersebut, gua tetap enggan ikutan nimbrung. Entah iblis macam apa yang menggerakkan gua kala itu.

Begini komentar gua: "Oh ini tadi saya yang nemuin, mba. Iya nih, saya yang nemuin. Tapi sekarang saya udah dirumah, rumah saya di Bugil (Jarak antara Sepong dan Bugil kurang lebih 150KM). Kapan mau mba ambil?" yang gua ketik sambil tertawa terbahak-bahak lalu menutup aplikasi fb dan melanjutkan aktivitas gua hari itu.

Dan yang gua dapati saat kembali membuka aplikasi fb sangat menggelitik.

Gua membuka kembali aplikasi fb saat sudah bersiap tidur pada malam hari. Dan keputusan gua melongok aplikasi yang sudah jarang gua buka itu berakibat pada tertundanya jam tidur gua. Setidaknya ada 15 notifikasi pada kolom chat yang gua terima. Karena gua tidak menginstall fitur chat, maka gua membukanya via laptop. Sebelumnya gua tidak menyangka kalau Laurent-lah yang mengirim chat tersebut. Karena komentar gua sebelumnya sudah dibalas langsung dikolom komentar dengan kalimat, "Blikinnn donggg! Pliss, Blikin!"

Setelah gua buka via laptop, ternyata benar-benar Mba Laurent Kristiani itu yang mengirim pesan. Begini isi chatnya:

"Mas sya minta tolong kembalikan brang sya!"
"Plisss!"
"Sya minta tlong!"
"Anda hrus mengembalikan brang sya!"
"Itu milik sya!"
"Kembalikan!"
"Mas!"
"Tolong jngan main-main!"
"Sya serius!"
"Mas!"

*Sudahlah ya, tak perlu gua menuliskan semua chat yang Laurent kirim. Kalian nanti migren. Gua sendiri pun geli menuliskannya kembali sangking konyolnya. Aduh.
Dan, satu lagi, baiklah, untuk dialog Laurent selanjutnya akan gua tulis dengan ejaan EYD yang baik dan benar saja, ya.*

Dari kekonyolannya itu kemudian gua justru mengintip profile fb-nya. Dan, duh. Benar-benar konyol ibu satu anak ini. Ibaratnya, dia ini tidak bisa dikategorikan seorang alay, dia adalah alaynya golongan alay. Tolong pahami paragraf ini sebagai kejujuran, jangan anggap gua sedang merendahkan tokoh yang sedang kita eksploitasi ini.

Mulai dari gaya penulisannya sampai misalnya: tempat tinggal dan kerja ditulis dengan gaya khas alay tingkat tinggi. Bagaimanakah gaya khas alay tingkat tinggi? Silahkan ditafsir sendiri, karena setiap dari kita punya standarnya masing-masing.

Tapi seburuk-buruknya ciptaan Tuhan, pasti punya keindahannya tersendiri. Karena sejatinya Tuhan memberikan satu kesempurnaan dari dua hal. Pemikiran dan atau Tampilan. Tampilan Laurent jauh dari kata 'jijiki', meski juga tak bisa dibilang mutiara dalam lumpur. Keterbatasan ekonomi-lah yang jelas terlihat menurunkan kesempurnaan tampilannya.

Gua lalu membalas chat Laurent seadanya dan meninggalkan pin bbm di chatbox.

***

Keesokkan harinya, seperti yang sudah gua perkirakan, gua mendapat permintaan pertemanan di bbm. Laurent Kristiani. Gua terima permintaan pertemanannya lalu mengirim chat, "Gmn, Mba?" tapi ternyata tidak terkirim. Jam pasir, sodara-sodara.

Kemudian gua melupakan Laurent Kristiani dan menjalani kesibukan seperti biasanya.

Baru setelah makan siang gua mendapatkan balasan dari Laurent. Balasannya bikin gua mau banting gejet saja rasanya. "Spa neh???" Tapi karena sedang ditengah kesibukan, gua urung membalasnya.

Laurent ini tipikal manusia kuno semi-modern yang update status dibbm per-5 menit. Kalian pasti punya jenis manusia macem ini di daftar kontak bbm. Pasti! Dimanapun keberadaan status ekomoni kalian. Haha. Entah sekedar update kalo pantatnya lagi gatel atau pun gonta-ganti dp. Intinya selalu ada saja di recent update. Pasti kalian punya.

Setelah melewati berhari-hari siksaan berkomunikasi dengan Laurent, tibalah hari dimana gua ketemuan sama dia untuk transaksi pengembalian jepit rambut yang padahal gak ada sama gua.

Gua mengaku pada Laurent berasal dari daerah yang jauh. Dia datang menggendong anaknya yang belum genap 12 bulan. Kami bertemu disebuah ruang publik yang tak jauh dari tempat tinggal Laurent dan tentu saja juga tempat tinggal gua, meski Laurent tak mengetahuinya.

Saat bertemu, kami sudah cukup santai berbicara satu sama lain. Sudah seperti saling mengenal sejak lama. Mengingat siksaan yang gua sebutkan diatas gua jalani dengan teguh. Meski sayang tak bisa gua bagi disini karena hanya akan memakan korban migren lebih banyak.

Laurent senang atas kembalinya jepit rambut yang telah hilang.

Tak sulit untuk gua menemukan jepit rambut yang sama kaya punya Laurent. Gua gak perlu ngubek-ngubek internet, nyari di e-bay buat dapetin tuh barang. Ada di abang-abang gerobak yang kerap mangkal menggoda naluri jajan ibuk-ibuk di sekolah dasar.

"Gak mau tau gue, pokoknya gue nginep dirumah lu." Kata gue, membuka rencana mesum yang sudah memadati kepala.

"Dih. Ngapain amat!" Balas Laurent.

"Lah, terus gmn dong? Ga mau gua langsung pulang. Capek! Lu kira rumah gua tinggal sekali naik angkot!"

"Hahaha." Balasnya, singkat.

"Tawa lagi, lu.."

"Mang ngapah??"

"Lah, 'mang ngapah?' Yeee, mahmud! Bodo lha, pokoknya gua nginep dirumah lu."

"Enak aja, lo! Kalo mau nginep, nginep aja sana di hotel." Kata Laurent. Dan, yes! Dia mengeluarkan kalimat yang sudah gua prediksi.

"Yaudah, berarti lu nemenin gue!"

"What? Helloo.. Emang gueh cewe apaan!"

"Dih, gitu. Kemarin kan perjanjiannya lu mau nemenin gue?"

"Ya ini kan udah nemenin.."

"Lah! Lu gak bisa bedain nemenin sama nemuin?" Kata gua, yang udah mulai sewot. Laurent cuma nyengir sambil berusaha mengalihkan topik. Tapi gua tetap enggan mengalah.

"Udah ayo balik. Nginep dirumah lu aja kalo gak mau nemenin gua di hotel." Laurent kembali hanya nyengir kuda lalu kami beranjak meninggalkan lokasi pertemuan.

Diperjalanan kerumah Laurent, dia tampak memikirkan sesuatu. Sampai akhirnya mengeluarkan pertanyaan.

"Kalo gueh temenin di hotel, lo gak macem-macem kan?" Tanya Laurent dengan muka serius. Sesaat gua memandang wajahnya lalu tertawa keras.

"Gua gak nafsu kali sama emak-emak!" Kata gua kemudian. Laurent masih sedikit memikirkan sesuatu. Sesuatu yang sama sekali gak mau gua tau. Yang mau gua tau, dia sudah masuk perangkap komodo! Haha.

Gambaran fisik Laurent seperti halnya kebanyakan orang dari Pulau Sulawesi. Kulitnya putih. Rambutnya hitam berkilau meski tak panjang terurai, dia hanya punya rambut pendek sebahu.

Payudaranya tak besar-besar amat. Meski juga tak masuk kriteria tocil. Tubuh tegapnya membuat bokongnya terlihat mempesona.

***

Gua sengaja memilih rate hotel bintang 4 untuk melancarkan aksi mesum yang sudah tertancap dikepala. Tujuannya, agar Laurent merasa nyaman (dan katrok secara bersamaan) dan memudahkan gua melakukan aksi lanjutan.

Sesampainya dikamar hotel, Laurent masih terlihat canggung dan banyak pikiran. Dia menaruh anaknya dikasur yang telah tertidur dalam gendongannya selama perjalanan. Lalu mengamati sekitar kamar.

Gua mempersiapkan diri dengan mandi air hangat setelah sempat berbincang ringan dengan Laurent yang mulai menikmati suasana. Dia menyantap makanan yang disediakan hotel sambil menonton tv. Anaknya masih tertidur pulas.

"Mandi gak lu?" Tanya gua. Laurent hanya menggeleng setelah sesaat mem-pause dirinya melihat ke arah gua yang keluar kamar mandi dengan hanya berbalut handuk.

Tak lama Laurent lalu masuk ke kamar mandi. Gua pun langsung berpakaian: celana pendek dan kaos singlet.

Saat sedang berdandan, terlihat makhluk kecil bergerak-gerak dari pantulan cermin. Anaknya Laurent bangun. Gua langsung me-inang-inung-kannya yang tampak sedang merasa berada ditempat asing tanpa wajah yang familiar. Wajah ibunya. Lalu tak lama pecah lah suara tangisnya.

"Aah, lo mah dibangunin.." Teriak si pemilik anak dari dalam kamar mandi.

Gua tak menjawab tuduhan Laurent dan hanya menggoyang-goyangkan anaknya untuk tenang. Ingin menggendongnya, tapi gua takut salah cara. Gua lebih berani menggendong ibunya. Hehe.

Tak lama Laurent keluar dan mengurus darah dagingnya itu. Si anak yang sudah melihat wajah familiar berangsur diam. Tapi tak lama, kembali menangis. Kalo sudah seperti ini kejadiannya, berarti si anak sedang lapar. Dan Laurent, tau harus berbuat apa. Gua pun, tau harus bagaimana memanfaatkan moment ini.

***

Laurent menyusui anaknya dengan posisi membelakangi gua yang merebahkan badan disampingnya. Perlahan namun pasti, anaknya sudah tak lagi bersuara. Begitupun Laurent yang sudah tak menggerakkan bagian tubuhnya. Mereka berdua tertidur seiring hawa sejuk dari ac kamar yang mulai menjamah tubuh.

Rencana gua meleset. Tadinya gua berencana akan sengaja melihat Laurent menyusui. Lalu saat dia canggung payudaranya gua ekspos, gua akan langsung menubruknya. Tapi adegan itu tak bisa terjadi karena Laurent langsung meminta gua berada dibelakangnya. Sial.

Rencana gua boleh meleset, tapi rencana iblis, sulit digagalkan.

Laurent bangun dari kasur, melirik ke arah gua, lalu masuk ke kamar mandi. Gua penuh tanya: apa maksud lirikannya?

Tapi malaikat keburu mengendalikan diri gua.

Gua memindahkan si anak yang tadinya berada diujung ke tengah kasur lalu menyelimutinya. Dalam melakukan tindakan malaikat, iblis berperan mempengaruhi tangan gua untuk menaruh anaknya dengan posisi melebar dikasur, bukan memanjang sebagaimana sebelumnya, sebagaimana orang tidur dikasur.

Saat sedang "mengurusi" anaknya, Laurent melihat gua. Dia tidak marah, menolak, atau bertanya maksud dari apa yang gua kerjakan. Dia hanya tersenyum lalu membuka kulkas, mengambil sekaleng bir, duduk di shofa dan membakar rokok. Melihat dia tidak bertanya, mengambil bir dan membakar rokok, gua tersenyum penuh kemenangan. "Bisa nih.." Samar-samar suara iblis terdengar.

Gua lalu kembali merebahkan badan dikasur bersama anak Laurent yang berada diatas kepala gua. Gua menikmati cuplikan pertandingan bola di televisi sambil sesekali saling pandang dengan Laurent. Setiap kali anaknya bergeliat, gua menggerakkan tangan diperutnya, memberikan ketenangan. "Ssst, ssst, ssstt.."

Tiap kali itu terjadi, Laurent melihatnya dengan mimik muka geli dan getir secara bersamaan. Entah perasaan macam apa yang sedang ia rasakan. Perasaan yang tak bisa dijelaskan seorang ibu yang tak memiliki suami.

Tiba-tiba saja Laurent tampak menahan tangis. Seperti ingin meneriaki sesuatu. Gua langsung tampil. Berdiri didepannya, lalu bertanya.

"Kenapa lu?" Pertanyaan gua hanya mendapat hembusan asap rokok dari mulutnya.

"Setan!" Kata gua lagi, setelah melihat mimik wajah Laurent yang sudah lebih bahagia. Dia tersenyum. Gua lalu duduk disebelahnya dan berbincang menemaninya.

Tak lama kemudian, saat sedang dalam obrolan yang sedikit lagi mengarah ke perzinahan, si anak bergerak dan yaaahh, dia kembali menangis. Laurent langsung sigap menghampiri, mengikuti posisi tidur anaknya dan kembali 'ngelonin'.

Karena anaknya gua taruh diujung kepala kasur, maka Laurent merebahkan badan disebelah kanan anaknya. Posisinya sejajar dari tempat gua berada, tempat sofa Laurent menghisap rokok. Karena sejajar, gua tak mendapat celah bagus untuk melihat payudara Laurent. Tapi anehnya, saat melihat gerakan badan Laurent mengeluarkan payudara, Ariel bergerak-gerak. Seperti sedang berbicara, "Bos, show time!"

Gua naik ke kasur dengan posisi memanjang, sebagaimana kita tidur dikasur. Laurent berada diatas kepala gua, menghadap anaknya. Punggungnya menempel dengan bantal yang gua pakai. Gua mulai iseng menyentuh punggungnya dengan modus merangkul bantal. Sentuh sekali, dua kali, sampai akhirnya tangan gua markir dipunggungnya.

Laurent tak bergeming. Suasana kamar menjadi sunyi. Hanya suara televisi yang volumenya kecil, sekecil tititnya Yahya Zaini. Samar-samar suara televisi bersautan dengan suara nafas gua dan Laurent.

Gua pun mulai menggerak-gerakkan tangan gua dipunggung Laurent. Mulai dari bergerak kanan-kiri, atas-bawah, sampai gerakan memutar. Ariel memaksa gua mempercepat percobaan.

Gua membangunkan badan, melongok anaknya yang masih menyedot payudara Laurent meski matanya tertutup dengan posisi membungkuk. Tak lama gua mengekspos payudara Laurent, dia membuka matanya, sedikit kaget menyadari keberadaan gua, lalu memasang wajah sangar meminta gua menyingkir.

Gua menuruti perintahnya lalu kembali tiduran seperti sebelumnya. Selang beberapa menit, Laurent bangun dari kasur, mengambil sebatang rokok dan berjalan ke kamar mandi sambil membetulkan tali bh-nya tanpa melihat kearah gua. Seolah-olah keberadaan gua dikasur tak tampak olehnya. Seketika itu gua bangun, lalu mendorongnya ke tembok. Laurent tak bereaksi sebagaimana harusnya. Dia hanya diam, memandang dalam ke wajah gua.

Gua lalu mengambil rokok yang menempel dimulutnya, dan menyosor bibirnya. Sial, dia menghindar. Sudah terlanjur kepala gua bergerak, maka gua parkirkan dilehernya.

"Mau ngapain, lo?" Tanyanya tanpa gerak. Gua tak menjawab. Laurent mengambil rokoknya dari tangan gua lalu menghisap. "Katanya gak nafsu sama emak-emak.." Lanjutnya sambil menghembuskan asap. Gua lagi-lagi tak menjawab. Malu karena tertolak.

"Minggir! Ngapain sih nempel-nempel? (Lu kan) Gak nafsu juga!" Katanya lagi, sambil sedikit mendorong gua. Tapi tenaganya tak lebih besar dari yang ia keluarkan untuk menggendong anaknya.

"Gua mau buat pengecualian sama elu.." Kata gua sambil mulai menyiumi lehernya. Laurent tak terpengaruh. Dia diam saja. Gua semakin berusaha memancing nafsunya. Mengecup leher sampai bahunya. Sesekali mengarahkan kecupan ke bibirnya, tapi lagi-lagi tertolak.

Tak pantang menyerah, gua mengecupi leher sambil mulai menaruh tangan gua di pinggulnya. Laurent memegang tangan gua, mencegah si tangan berbuat lebih. Tapi justru gua semakin hot memberikan kecupan dileher. Meski tak menyambut ciuman gua, Laurent sesekali mengangkat kepalanya, seolah memberikan ruang bagian leher yang lain untuk dikecup. Gua melayani 'seolah-seolah' yang dibuatnya. "Hhhmmm.. Apaan sih.." Katanya dengan suara yang berbeda dari biasanya.

Gua lalu meremas payudaranya. Laurent mencengkram tangan gua, tapi tidak mencegah pergerakan yang ada. "Aaahhh.. Apaan sih.." Katanya lagi dengan tubuh yang mulai meliuk.

Gua makin hot mengecup lehernya dan meremas payudaranya. "Haaaahhh.." Dan dia pun tak bisa menahan desahannya. Merasa mendapat lampu hijau, gua kembali menyosor bibirnya. Tapi lagi-lagi Laurent menghindar. Menaruh wajahnya berlainan arah dengan wajah gua.

Gua pun akhirnya memfokuskan mengekspos leher dan payudaranya. Gua meremas dan menekan bagian puting payudara Laurent. Payudaranya mengeras diikuti desahan. Lalu gua mengangkat bajunya sampai bahu dan kembali meremas payudaranya. "Aaaaahhhh.. Apaan sih.." Katanya lagi sambil melihat tangan gua yang meremas payudaranya. Sesekali dia mengangkat kepalanya keatas menikmati sentuhan.

Gua lalu mengeluarkan payudaranya dari bh dan menyedot putingnya, "Hhaaaaahhh.. Hhhaaahhh.." Desahnya sambil seolah-olah memberikan penolakan dengan bergaya ingin menghindar.

Gua memainkan putingnya dengan lidah. Terasa bekas-bekas jajahan anaknya diputing yang mulai hitam itu. "Aaahhh.. Apaan sihh.." Kata Laurent sambil melihat gua yang sedang melumat payudaranya.

"Apaan sih, apaan sih.." Kata gua lalu kembali menyosor bibirnya. Dan kali ini Laurent membalas dengan nafsu. Dia melumat bibir gua sebagaimana gua melumat bibirnya. Sambil berciuman, gua meremas payudaranya. Laurent meremas tangannya sambil merangkul gua.

Gua lalu membalikkan badannya dan merebahkan badan Laurent dikasur dengan kedua kakinya tertekuk diujung kasur. Laurent sesaat melirik ke arah anaknya saat menjatuhkan diri dikasur. Setelah melihat si anak tetap pulas, lalu kembali mengulum bibir gua. Lidahnya keluar masuk dimulut gua, sebagaimana lidah gua keluar masuk dimulutnya. Sesekali kami saling menyedot lidah satu sama lain.

Gua lalu membuka celana Laurent sambil mengangkat kedua kakinya yang berada dilantai. Laurent mengangkang diujung kasur dengan vagina tertutup kancut yang sudah terlihat basah. Gua kembali menyodorkan bibir sambil meremas payudaranya. Pinggul Laurent sudah bergeliat memberi kode minta vaginanya dijamah, gua pun langsung menjamah vaginanya.

Vaginanya disentuh, pinggulnya makin bergeliat. Gua lalu memberikan pijatan di vaginanya. Lalu menyentuhnya dengan jari dari celah kancutnya. "Hhhhaaahggg..." Desahnya kali ini.

Sambil menjilati putingnya, gua melepas kancutnya. Laurent kembali seolah-olah menolak. Dalam hati gua tertawa geli. "Ada orang kaya gini, udah becek sok gak mau dilepas.."

Sebentar saja, gua berhasil melepas kancutnya. Lalu mulai memijat dan memainkan klitorisnya. "Hhhaaaaggghh, hhhhaaaahhh, aaaagghhhh.." Desahnya mengikuti gerak tangan gua di vaginanya. Gua lalu melepaskan rangkulan tangan Laurent, dan berdiri membungkuk mengocok vaginanya. Laurent kali ini cukup kuat mencegah gerak badan gua meski tak cukup kuat menahannya untuk tetap menindih badannya.

Gua meraih tangan Laurent, dan memandunya meremas sendiri payudaranya. Ia seketika mengikuti panduan yang diterima. Gua lalu memberikan kemampuan terbaik mengocok vagina yang gua pelajari teorinya di internet dan prakteknya di mantan-mantan.

"Aaahhhh, aaagghhhh, aaahhhggg.." Desah Laurent. Kepalanya bergerak-gerak ke kanan dan ke kiri, lalu sesekali melihat ke arah vaginanya. "Sssshhhhaaa, sssshhhhaaa, mmaasss.. Sssshhhh.. Oouugghh! Aauh, auh, auh.." Desahan panjang dan keras Laurent diikuti muncratan dari vaginanya yang membasahi sebagian ujung kasur dan tangan gua tentu saja.

Laurent terkapar dengan tubuh yang bergeliat tak karuan. Gua memberikan ciuman, dia membalasnya sesaat, lalu berkata dengan nafas ngos-ngosan, "Apaan siihh.."

"Lah? 'Apaan sih' ndasmu jebluk!"

:ngacir:
 
Udah klimaks masih pake nanya lagi.....
 
Suhu Maexhot emang jagonya bikin yg baca jadi kentang :adek:

Segera update Suhu :beer:
 
keren, lanjut suhu :beer:
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
ndasmu jebluk! :D

lanjut suhu.....
 
Ayo Up Up Up biar cepet diupdate Si Mama #apaan Sih" :adek:
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd