Agen Terpercaya   Advertise
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Tiar Series: Anak magang ikut perjalanan dinas

EPISODE 7


“Wooiii jangan mulai dulu, jembutnya dulu ini.” Gon mengingatkan “Anjir Lu cuma make semalem doang.” Ojan memberitahu “Bodo amat. Steve cukuran dong.” Minta Gon, Steve pun memberikan cukuran, Tiar masih shock tidak memperhatikan omongan mereka. “Woi lonte!” Gon mendorong Tiar “Buka kaki Lu lebar-lebar, Gue gamau body lu kegores.” Perintah Gon “Gon, mending Gue yang cukur jembutnya.” Rio akhirnya angkat bicara, Rio mengingat kejadian ketika mereka terakhir sex party, Gon mencukur bulu wanita yang mereka book dan menyebabkan lecet dibeberapa bagian “Nah boleh, Gue kangkangin kaki nih lonte.” Tiar bersandar pada Gon, lalu kakinya di rentangkan oleh Gon. “Buruan Yo.” Perintah Gon “jangan bandel ya cantik. Entar kena loh.” Rio mengingatkan, Steve dan Vino memperhatikan mereka, Rio mulai mencukur bulu lebat di vagina Tiar “AAAWWW!” Tiar tiba-tiba berteriak, untung saat itu Rio sedang merapikan bagian vagina Tiar yang sudah botak. “Lu apain Gon?” tanya Rio “Toketnya ngeluarin susu hahahaahha” jawab Gon yang mencubit puting Tiar dan mengeluarkan cairan. Rio melanjutkan mencukur bulu kemaluan Tiar hingga bersih “Nah udah lembut sekarang.” Kata Rio sambil menepuk-nepuk vagina Tiar yang sudah gundul. Gon langsung mengangkat Tiar dan menjatuhkannya ke kasur “No, Gue duluan ya?” pinta Gon “Lu belakangan aja Gon, abis Kita Lu bebas dah mau ngapain Dia.” Balas Vino “Yaahhh, ya udah Lu pada buruan, Gue dah ga sabar nih. “Lu foreplay aja ke Dia. Biar becek memeknya.” Vino menambahkan. Gon langsung menyedot puting Tiar, lalu 1 jarinya menusuk vagina Tiar “Aaaaahhh” Desah Tiar dan membuat cairan pada payudaranya keluar terus-terusan “Pelaann....aaaahhhhh” desah Tiar yang tak kuat saat Gon menyedot dan mengigit putingnya, apalagi vaginanya yang dikocok dengan sangat keras dan cepat. “Pacar Lu kasian banget dibantai Gon.” Kata Steve “Pacar siapa? Dia itu lonte Gue.” Jawab Vino, Steve hanya geleng-geleng, lalu melanjutkan menonton aksi temannya.

Kini Gon memasukkan 1 lagi jarinya di vagina Tiar “AAWWW.....jannggg...aaaaahhhhhnnnnn..........Pelaaaahhhhhhh” Tiar terus mendesah, begitupun cairan yang tak henti-hentinya keluar dari putingnya. Kemudain Gon melumat bibir Tiar, lidah Gon bergeriliya diseluruh penjuru mulut Tiar, tangan Gon yang satunya meremas-remas payudara Tiar “Susunya ga abis-abis nih Steve?” Tanya Ojan “Efeknya sih 3-4 jam, bakal terus di produksi kurang lebih dalam waktu itu.” Jawab Steve “Mantap mantap, Gue jadi ga sabar.” Ojan mulai mengelus penisnya dari luar celana pendeknya.

“Aaaahhhhh......aaaahhhhh.....aaaaaaahhhhh” Desahan Tiar terus menjadi melodi indah untuk orang-orang disitu, terlihat tubuh Tiar terlihat basah, bukan karena keringat, melainkan karena cairan yang keluar dari putingnya dan membuat tubuhnya menjadi terlihat basah. “AAAAAAHHHHHHHHH” Desahan panjang dan keras itu menandakan Tiar sudah mencapai orgasme nya yang pertama. “Keluar coooyyy hahahahaahaha” Kata Gon sambil mencabut jari-jarinya dari vagina Tiar dan menjilati cairan Tiar “hhhmmm gurih, enak nih cairannya No.” Puji Gon. “Pindah dulu Gon, Gue mau main duluan.” Perintah Vino, Gon bangun sambil menepuk-nepuk vagina Tiar, Tiar hanya meringis karena Ia masih menikmati klimaksnya barusan. “Nah,Lonte duduk ya.” Vino mendudukkan Tiar, Vino duduk dibelakangnya, Ia menyibakkan rambut Tiar kedepan agar dapat menikmati leher Tiar. Vino menjilati sekujur leher Tiar “Ssssshh Viiinnn” Tiar merasa geli saat lehernya disapu oleh lidah Vino. Tangan Vino kini meremas-remas kedua payudara Tiar tanpa menyentuh putingnya namun, tetap saja cairannya keluar “Sssshhhh.....aaaaahhhhhhh....Viiinnnnn” Desah Tiar terus menggema di kamar 7020 itu.

Gon penasaran melihat tas yang dibawa oleh Steve, Ia melihat isinya, terlihat berbagai banyak sex toys “Steve, Lu beli ini di Kampung Lu semua?” Tanya Gon, Steve mengangguk sebagai jawaban. “Ini ekor apaan?” tanya Gon “Itu namanya butt plug, buat sedikit ngelebarin sekaligus ngerangsang pantat. Lu masukin aja ujung besinya.” Jawab Steve “No, pasang dong di lonte Lu.” Kata Gon “Slllrrppp plook” Vino baru saja mencupang leher belakang Tiar “Siniin.” Kata Vino “Nungging Lu.” Perintah Vino, Tiar hanya menurut, pantatnya kini berada tepat dihadapan Vino “Clleeepp....AAAAAAHHHHHHHHH” suara ekor itu berusaha dimasukkan ke lubang anus Tiar dengan sekali hentak membuat Tiar berteriak kesakitan “Saaakkiiittt” Pekik Tiar. Vino tetap berusaha memasukkan ujung ekor itu ke anus Tiar “Vinn, Udaahhh....Memek Gue aja.” Pinta Tiar yang tak digubris Vino, Vino beberapa kali berusaha memasukkan butt plug itu ke anus Tiar dan akhirnya berhasil “AAAHHHHHH!” Desah Tiar yang merasa anusnya penuh karena tersumbat butt plug berbentuk ekor kucing- atau rubah itu. ”WOT!” Perintah Vino, Tiar tak berkutik, tangannya memegang anusnya yang tertahan ekor. “Masih sakit, tunggu bentar aja.” Kata Tiar, Vino tak sabar akhirnya memilih untuk melakukan doggy style, Vino menarik pantat Tiar agak semakin menungging sambi sedikit menekan butt plug itu “AAAHHH....SSSHHHHHH” Tiar merasa terangsang saat ujung butt plug itu dimainkan Vino “Hahahahahahaha si lonte mulai sange hahahahhaha!” ejek Vino kemudian Ia berdiri untuk melepas seluruh pakaiannya. Penisnya telah nampak ereksi, perlahan Vino mulai menekan penisnya ke vagina Tiar “Aaahhh, biar kata sering dipake, masih seret nih memek.” Puji Vino, Ia merasakan penisnya masih sulit untuk menembus vagina Tiar.

Akhirnya penis Vino sudah masuk semua, ia membiarkan penis beradaptasi dengan remasan vagina Tiar. Vino langsung menggenjot Tiar dengan tempo sangat cepat “Aah ahhh ahhhh..aahhh aaaaahhh Viiinnn pell aahhh aahhhh” Tiar tak kuat menerima genjotan cepat dan kasar dari Vino. Gon mendekati Tiar yang sedang menungging, Ia melihat kedua payudara Tiar masih mengeluarkan cairan dari putingnya, Gon inisiatif mengambil cangkir hotel dan menaruhnya dibawah payudara Tiar, Ia membiarkan cairan itu memenuhi cangkir sambil sesekali Ia peras sendiri dari payudara Tiar “Anjir si Gon malah meras susu lonte.” Ejek Ojan, Ojan juga langsung mengambil cangkir dan memeras payudara Tiar disebelah kiri. “Kaallliiiyaaahh ngapp..aaahhh..iinnn” jawab Tiar terbata-bata karena menerima genjotan kasar dari Vino. “Kita mau jadi anak sehat, minum susu langsung dari sumbernya.” Kata Ojan “Susu lonte muda lebih enak daripada susu sapi” ejek Gon, Tiar terhina menerima ejekan dari mereka berdua, Tiar yang sibuk dengan pikirannya tiba-tiba merasa akan segera klimaks “AAAAAAAAAAHHHHHHHHHH” Tiar melolong panjang, Ia orgasme namun, Vino tetap dengan tempo sangat cepat terus menggenjot Tiar sambil sesekali menampar pantat dan memainkan butt plug. Tiar merasakan sakit dan ngilu secara bersamaan karena ulah Vino.

“Wiiiihh Full man, secangkir, Gon, cheers.” Ojan mengajak Gon untuk bersulang diatas punggung Tiar, Mereka meminum isi cangkir mereka dengan lahap “Puuaaahhh” mantep nih nenen, susunya seger.” Puji Gon “Enak nih susunya, berkualitas.” Puji Ojan, Rio dan Steve hanya tertawa melihat aksi gila kedua temannya.

Vino menarik setengah ujung ekor rubah yang dikenakan Tiar lalu dimasukkan lagi, membuat Tiar merasa semakin terangsang. “Ti, bentar lagi Gue kaluar.” Jawab Vino berhenti sejenak, lalu kembali menaikkan manuver “Sssshhhh Aahhhhhh enak banget lonteeeee AAAAHHHHHHHHH” Vino akhirnya orgasme, ia mengeluarkan banyak peju didaam vagina Tiar. Tiar nampak ngos-ngosan, begitu juga Vino. Vino masih menancapkan penisnya di vagina Tiar hingga menciut sendiri. Saat penis Vino ciut, terlihat sperma Vino yang bercampur dengan cairan cinta Tiar keluar dari lubang vagina yang sedikit terbuka itu. “Luber nih.” Kata Ojan singkat saat melihat vagina Tiar mengeluarkan cairan campuran itu. Vino bangun dari duduknya lalu menendang dengan sangat keras pantat Tiar dan membuat Tiar terjerembab ke lantai. “AAAAAWWW” teriak Tiar yang kaget dan kesakitan, bahkan para Pria disitu terkejut. “Vin, Lu apa-apan sih?!” Tiar nampak marah dari ujung tempat tidur. Vino tak bergeming, Ia mendekati Tiar dan menjambak rambutnya, Tiar mencengkram tangan Vino yang menjambaknya “PLAK” Sebuah tamparan keras mengenai pipi Tiar dan membuatnya memerah, cengkraman tangan Tiar melonggar “Lu ga usah ngelawan.” Kata Vino santai tapi menyeramkan “Gue kesel sama lonte kayak Lu.” Kata Vino sambil menggoyang-goyangkan kepala Tiar yang rambutnya masih dijambak. Tiar meringis kesakitan. “Abisin aja Guys.” Kata Vino sambil melepaskan jambakannya lalu meninggalkan Tiar yang akan digarap oleh teman-temannya.

“Gue duluan ya?” tanya Ojan yang sudah tak sabar ingin menikmati Tiar, yang lain mempersilahkan “Steve ga ada mainan lain?” tanya Gon, Steve berpikir sejenak “Adanya salep perangsang doang. Sisanya mainan buat final.” Jawab Steve “Itu aja yang buat ngerangsang Dia.” Kata Ojan, Steve mengeluarkan salepnya, Ojan membaringkan Tiar yang masih mengenakan ekor rubah itu di kasur “Buka sedikit.” Kata Steve, Tiar menurut, Ia mambuka kedua kakinya, lalu Steve mengoleskan cairan itu sekitar lubang vagina dan lubang anus Tiar. “Bentar lagi salepnya bakal bereaksi.” Steve meninggalkan Tiar. Tiar belum merasakan apa-apa pada tubuhnya.

5 menit kemudian, Tiar mulai merasakan sensasi hangat dari vaginanya disusul rasa gatal yang sangat di vaginanya, tubuh Tiar mulai resah, mukanya memerah, keringatnya mulai bercucuran, tapi Tiar berusaha tetap tenang, tidak ingin terlihat terangsang didepan para pria ini. “Mulai kerangsang ya?” Tanya Steve, Tiar hanya mengigit bibir bawahnya sambil menggesek-gesekan kedua pahanya, tapi tiba-tiba cairan dari puting Tiar keluar lumayan banyak “ppfftt, kerangsang ya?” Goda Steve. Ojan yang ingin membuat Tiar terlihat murah didepan mereka ikut mengompori “Lu pengen ini gak?” tanya Ojan sambil mengayunkan penisnya yang sudah setengah tegang walau sudah terlihat cukup besar. Tiar masih berusaha tak menjawab, tapi tubuhnya tidak, cairan dari putingnya terus keluar. Ojan mulai kesal, Ia mendekati Tiar yang duduk bersandar pada ujung tempat tidur kemudian mencubit kedua puting Tiar, desahan Tiar pun terlepas “AAAAAAAAHHHHHHH” kepala Tiar mengadah keatas. “Suaranya indah banget, kalo ikut lomba pasti juara 1 sih Lu.” Kata Rio mengomentari. Kedua kaki Tiar dilebarkan oleh Ojan kemudian Ia menjilati dengan ganas vagina Tiar “Aaaahhh....aaaahh...aaahhh...Uaaaahhh...aahh” Desahan Tiar tak terbendung lagi, cairan dari puting Tiar pun tak henti-hentinya keluar karena rangsangan dari salep tadi dan juga lidah Ojan.

“AAAAAAAAAHHHHHHHHHH” Tiar orgasme lagi, “slrrppp....ssslllrrppp...cep..cepp” terdengar suara dari mulut dan lidah Ojan yang menghisap cairan cinta yang keluar cukup banyak dari vagina Tiar “Wuuiihhh ga abis-abis tuh.” Kata Gon yang takjub kepada Tiar yang tubuhnya masih tegang karena cairannya belum habis.

Nafas Tiar ngos-ngosan, dadanya yang kecil terlihat naik turun, beberapa helai rambut menempel di wajahnya yang berkeringat, mukanya merah, tubuhnya sudah basah karena keringat bercampur cairan dari puting Tiar. “Gila-gila sexy binal abis muka Lu Ti Ti.” Kata Vino sambil menghisap rokoknya. Tiar tidak mempedulikan omongan Vino dan teman-temannya, Ia semakin merasa vaginanya semakin gatal, tapi Ia tetap harus jual mahal di hadapan para pria yang ada disitu, Ia tak mau dianggap murah oleh mereka, Mereka akan merasa sangat menang jika Ia yang meminta.

“Gimana Te? Mau lanjut ga?” Tantang Ojan sambil mengocok penisnya. “Mendingan Lu semua capet-cepet puasin kontol Lu pada. Gue males ngeladenin cowok-cowok kayak Kalian!” Jawab Tiar ketus “Hehehe lontenya dah ga sabar mau di kontolin.” Ejek Gon, Tiar acuh dengan ucapan Gon, walaupun sebeneranya Tiar sangat ingin vaginanya dimasuki penis karena akibat dari salep perangsang milik Steve, vagina Tiar menjadi sangat gatal dan sangat becek.

Karena terlalu kesal menunggu respon dari Tiar yang berusaha jual mahal, Ojan membaringkan Tiar dan langsung menancapkan penisnya ke vagina Tiar “Aaaaaahhh” desah Tiar yang daritadi ia tahan “Sedep juga nih memek, biar kata udah sering di kontolin.” Kata Ojan yang sedang membiarkan penisnya beradaptasi. Setelah itu Ojan mulai menggenjot penisnya secara perlahan-lahan, Ia ingin menikmati setiap inci dari vagina Tiar “Ssshhh...aaaahhh....sedeepppp” puji Ojan. Ojan mulai menikmati kembali cairan puting Tiar, ia menjilati, mengyedot, dan sesekali menggigit puting Tiar yang membuat Tiar blingsatan “AAAAAHHHHHHHH” Tiar orgasme lagi “Cepet banget?” Rio heran “Salep tadi buat ngeransgang sama mempercepat orgasme.” Kata Steve, Rio mengangguk mengerti, sementara Gon hanya tertawa terbahak-bahak “Hahahaha lonte keenakan.” Ejek Ojan, Tiar tak peduli, Ia memilih menikmati orgasmenya barusan.

Setelah melihat Tiar yang sudah menyelesaikan kepuasannya setelah orgasme tadi, Ojan kembali menggenjot Tiar dengan tempo sedang, walaupun dengan tempo sedang, desahan Tiar semakin keras dan Ia hanya meremas bantal yang Ia baringi “Aaaahhh....aaaaaaahhh......aaaaaaaaahhhh” Seluruh Pria di ruangan itu menjadi semakin horny melihat reaksi dari tubuh Tiar. “AAAAAAAHHHHHHH” Tanpa bosan, Tiar kembali orgasme ke sekian kalinya. “HAHAHAHAHAHAHAHA” seluruh pria di ruangan itu tertawa melihat Tiar yang mudah sekali mencapai orgasme “Obat Lu gila Steve” Kata Ojan yang sudah ngos-ngosan karena penisnya semakin ditekan oleh vagina Tiar tiap kali mencapai orgasme. “Gue lanjut lagi ya cantik?” Tanya Ojan sambil mencolek cairan dari puting Tiar yang merembes di badan Tiar lalu mengemut jarinya “Hhhhmmm, makin gurih nih susu.” Komen Ojan, lalu menggenjot Tiar lagi yang sudah kelelahan karena sudah berkali-kali orgasme “Uuuhhh...aaaaaaahhh, makin jepit nih memek, sedeeeepppp” komen Ojan. Ojan kini meremas keras payudara Tiar, membuat cairannya semakin muncrat dan membuat Tiar kesakitan “Aaaaahhhhh.....saaakiiiittttt.......Aaaaaahhhhhhhhh..........jangaannnnn” teriak Tiar “UWAAAAAAHHHHHHHHHHH” Tiar orgasme lagi dan lagi “Eeeehh tuh lonte dah 3 kali nyampe gara-gara Ojan loohh!” Rio terkejut. Ojan tersenyum bangga “Itu gara-gara salep.” Komen Vino datar karena merasa tak mau kalah dengan Ojan.

Tiar merasa kesadarannya semakin menipis akibat orgasme bertubi-tubi, Matanya semakin berat, tubuhnya semakin lemas, tapi kata-kata Vino terbersit di kepala Tiar, kalau Ia pingsan, maka videonya akan tersebar, membuatnya sadar kembali. “Ehh..ehhtadi udah ada yang mau pingsan loh.” Ejek Ojan “Cepet kelarin!” Mata Tiar menatap tajam Ojan. “Wiihh nantangin, Gue buat Lu nyampe terus-terusan nih, baru tau rasa.” Tantang Ojan balik. Ojan kembali menggenjot Tiar, kini dengan tempo yang sangat cepat, membuat tubuh Tiar bergoyang-goyang, kepala Tiar menggeleng-gelengkan kepalanya tak kuat “AAAAAHHHHH........Saaaakkkkiiiiittttttt........Ngggiilluuuuuuuu” teriak Tiar, vaginanya terasa sangat ngilu akibat orgasme bertubi-tubi. “No, lonte Lu sexy banget, mukanya berantakan, binal gitu, badannya basah, mantul gitu kena lampu hahahaha.” Komentar Gon. Rio dan Steve mengangguk, ada rasa bangga tersendiri pada Vino pernah berhasil menggaet hati dan tubuh Tiar.

“Gue mau keluar” kata Ojan, kemudian menambah tempo genjotannya di vagina Tiar “Aaaahh...uuuuuuhhhhh” Desah Tiar “AAAAAAAAAAAHHHHHHHHHH” Desahan mereka berdua bersamaan “Haahh...haahhh...manteeepp banget Lu Ti, sayang banget abis ini Gue dah gabisa main-main sama Lu.” Kata Ojan kemudian mencium bibir Tiar yang menganga. “Next” kata Ojan yang berbaring tepar di lantai dengan senyum puas.


“Gon, Kita GB aja gimana?” Tanya Rio “AYOOOKKK, Gue anal ya?” Tanya Gon “Sabi.” Jawab Rio, Mereka mendekati Tiar yang sudah sangat lemas, Tiar menatap nanar mereka, sebagian wajahnya tertutupi rambut. Rio menyisir rambut Tiar agar tak menghalangi wajahnya “Sayang muka Lu cantik ketutupan rambut.” Gombal Rio “Kita WOT ya?” Tanya Rio, Tiar hanya mengangguk lemah. Rio kini sudah berbaring, penisnya sudah sangat tegak, Tiar merangkak menuju penis Rio, tangannya yang digunakan sebagai tumpuan sampai gemetar. Tiar kini melebarkan kakinya agar penis Rio bisa masuk, tapi Tiar sangat lama karena sudah sangat lemas, karena kesal, Gon membantu Tiar membuka vaginanya dan duduk tepat diatas penis Rio, saat kepala penis Rio, sudah mulai masuk ke vaginanya, Gon menekan tubuh Tiar, sehingga membuat seluruh penis Rio langsung dilahap vagina Tiar “UWAAAAAHHHHHHHH” Teriak Tiar kesakitan, tubuhnya langsung terbaring di dada Rio yang lumayan terbentuk, Rio merasakan basah di dadanya karena cairan dari puting Tiar terus-menerus keluar sambil mengelusi rambut Tiar, wajah Tiar menghadap samping, agar masih bisa bernafas, “Eehhh Dia nyampe lagi hahahahaha.” Kata Rio, saat penisnya merasakan kehangatan dari cairan cinta Tiar. Semua yang ada disitu tertawa terbahak-bahak.

“Eeehh Steve, ini Gue cabut ya?” Izin Gon untuk melepas ekor pada lubang pantat Tiar, Steve hanya mengangguk “AAAAAAAAHHHHHHHHH” Tiar berteriak kesakitan, Gon mencabut paksa ekor itu, ditambah Gon mencabutnya dari ujung ekor, sehingga semakin sakit, saat besinya tercabut dari anus Tiar. “Gokiiillll, dicabut doang, Dia nyampe lagi” Kata Rio “Gokil banget obat Lu Steve.” Vino terkejut juga, Steve hanya tersenyum bangga, Ia membeli salep itu dengan harga sangat mahal.

Terlihat lubang anus Tiar membesar, kini Rio dan Gon siap menghujam vagina dan anus Tiar secara bersamaan.

Tiar sudah pasrah, Ia akan segera di gangbang oleh 2 orang yang baru dikenalnya tadi siang. Rio sudah menancapkan penisnya didalam vagina Tiar dan Gon siap menancapkan penisnya yang hitam berurat itu didalam lubang anus Tiar. Gon kembali meludahi sekitar dan lubang anus Tiar, ia mengoleskan ludahnya dengan jari telunjuknya “Sssshhh” terdengar Tiar yang mendesah, Rio mengarahkan muka Tiar ke bibirnya, Ia melumat bibir Tiar, Tiar hanya bisa berharap, penderitaannya akan segera berakhir. “Ok, Gue masukin ya.” Gon sudah memegang bongkahan pantat Tiar dan dengan hentakan keras “AAAARRRRGGGGHHHHHHH” Tiar berteriak kesakitan, walaupun lubang anus Tiar sudah sedikit membesar, tapi ukuran penis Gon masih lebih besar lagi.

Mulut Tiar terlepas dari mulutnya Rio, air matanya meleleh, penis Gon baru masuk setengah ke lubang anus Tiar dengan sekali hentak “Udah masuk setengah aja tuh?” Tanya Vino tak percaya “AAAAHHHHH anjir boolnya enak maaannn.” Desah Gon. Gon kembali menghentak-hentak kecil penisnya agar masuk seluruhnya “Aaah....aaahhh...aaahhhh...aaaaahhh” Desah Tiar putus-putus saat penis Gon berusaha masuk seluruhnya “Gue sambil ngentotin aja ya Gon? Biar enak.” Tawar Rio, “Terserah Lu Yo, yang penting jangan ganggu kontol Gue.” Jawab Gon. Rio mulai menggenjot Tiar secara perlahan “Aaahh..aaahhh....aaahhh...aaahhh...aaahhhh...aaahhhh” desah Tiar. Rio merasakan dadanya makin basah karena cairan yang terus keluar dari puting Tiar. Rio mengarahkan wajah Tiar ke wajahnya, Rio kembali melumat bibir Tiar. Melihat Tiar yang sibuk berciuman dengan Rio dan penisnya yang sedikit lagi akan masuk seluruhnya, Gon berencana untuk melakukan 1x lagi hentakan keras. “BLLEEESSSSS.......MMMMMPPPPHHHHHHHH” Mata Tiar terbuka lebar, tubuhnya menegang “Crrttt...ccrrrtttt...ccrtttt” Tiar mencapai orgasmenya yang entah sudah berapa kali Ia terima “AAAAHHHH EEENNAAAAKKKK” Teriak Gon saat seluruh penisnya sudah masuk seluruhnya kedalam lubang anus Tiar. “Yo, Kita main kenceng aja ya?” tanya Gon, Rio melepas ciumannya “Entar Lu keluar duluan lagi?” Ejek Rio “Gas aja.” Balas Gon, Mereka langsung menggenjot Tiar dengan tempo cepat “Uuuuhhhh...aaaaaahhhhh...uuuhhh...aaaaaahhh” Desahan Tiar tak berhenti, Ia merasakan antara sakit dan nikmat saat ada dua penis yang mengisi kedua lubang bawahnya.

Baru 5 menit Tiar di gangbang, Ia sudah mencapai orgasmenya, Mata Tiar semakin berkunang-kunang, vaginanya ngilu, badannya sangat pegal, Tiar merasa akan pingsan saja, saat matanya mulai memejam “CTTTAAAARRR......AAAAWWWWWW” cambukan ikat pinggang dari Vino menyadarkan Tiar “Heh Lonte, udah bagus Gue ga biarin Lu pingsan ya.” Kata Vino sambil menjambak rambut Tiar “Ma..kas....ih.” Jawab Tiar sambil kedua lubangnya masih terus di pompa oleh Rio dan Gon.

Dalam kurun waktu 10 menit, Tiar sudah mengalami 2 kali lagi orgasme dan hampir membuatnya pingsan, dan pada saat yang sama, Vino mencambuk punggung Tiar dan membuat kesadaran Tiar kembali. “Aaaahhh...Gue mau keluar AAAAHHHHHH.” Desahan itu muncul dari mulut Rio, ia mengalami orgasmenya, Gon pun berhenti menggenjot Tiar “Hahahahahaha, cupu Lu, baru bentar dah keluar.” Ejek Gon, Rio tak peduli, Ia meresapi orgasmenya “Gon bangunin Gon.” Minta Rio untuk sedikit mengangkat Tiar, agar Ia bisa melepas penisnya. Saat Rio melepas penisnya, banyak sekali cairan yang keluar dari vagina Tiar “ANJIIRRR banjiiiirrr” Ojan yang terbangun kaget melihat vagina Tiar yang mengeluarkan cairan cukup banyak dan berhasil membuat sprei itu basah. “Steve mainin memeknya dong!” Ajak Gon “Gue abis Lu aja, puas-puasin aja.” Jawab Steve.

Gon merasa Tiar adalah miliknya saat ini akhirnya memilih untuk mendoggy Tiar, Ia menyuruh Tiar bangkit dan jalan ke jendela tanpa melepas penisnya “Gue udah ga kuat.” Jawab Tiar “Gue gendong.” Jawab Gon, dan benar saja, Gon menggendong Tiar ke jendela “Jan, tolong bukain gordennya dong, Gue mau pamerin lonte cakep.” Perintah Gon. Mendengar ide yang asik dai Gon, Ojan lamgsung bangkit dan membuka gorden lebar-lebar yang mengarah ke kolam renang dengan sedikit penerangan. Tiar bertumpu pada kedua tangannya di tralis jendela, tapi Gon memepetkan wajah dan payudara Tiar di jendela, wajah dan payudara Tiar kini menempel di jendela dan Gon langsung menggenjotnya lagi “Wuuuuhh.....uuaaahhhh”Wajah Tiar yang menyamping membuat bibirnya jadi monyong, Ojan memainkan jarinya di bibir dan sesekali memasukkan jarinya ke mulut Tiar. “Sexy banget ya di entotin kayak gitu.” Kata Vino “Ini kalo diterangin lebih asyik, biar yang lagi berenang bisa liat ada cewe yang lagi ewe hahahahaha” Jawab Ojan yang baru saja memainkan jarinya di mulut Tiar.

“AAAHHHHH anjing enak banget bool nyaa.” Desah Gon yang makin mempercepat tempo genjotannya di anus Tiar, wajah Tiar semkain menempel, lelehan cairan dari puting Tiar turun di jendela. “AAAAAHHHHHHHH” Desah Gon yang akhirnya mencapai orgasme nya, disaat bersamaan, Tiar juga sampai. Gon membiarkan penisnya menyusut di anus Tiar, terlihat lelehan sperma keluar dari lubang anus Tiar dan bercampur dengan cairannya turun ke lantai. Setelah penisnya menyusut, Gon melepas penisnya. Kaki Tiar gemetar membuat Tiar terduduk menghadap mereka, cairan dari puting Tiar masih terus keluar membasahi payudara dan badannya. Tiar sudah sangat acak-acakan “Abisin Steve!” Tantang Gon. Steve berjalan mendekati Tiar yang sudah terkapar lemas “Hei.” Panggil Steve halus sambil merapikan rambut Tiar “Lu istirahat bentar ya. Gue kasian liat Lu.” Steve menggendong Tiar didepan dadanya dan kemudian membaringkan Tiar di kasur. “bentar lagi Kita mulai ya.” Kata Steve lalu meninggalkan Tair berbaring di kasur yang sudah acak-acakan itu. Tiar merasa dirinya sedikit dihargai sebagai perempuan oleh Steve, walaupun statusnya tetap sebagai pemuas nafsu mereka. “Makasih ya.” kata Tiar sambil tersenyum, Steve membalasnya dengan senyuman hangat. Tiar mengontrol pernafasannya, merenggangkan otot-ototnya yang sakit, begitu juga vagina dan anusnya.

Episode 8
 
Terakhir diubah:
I realized that the night is not over yet for Tiar...
But I really wonder what will happened next...
How this nightmare will effect her life...
For once, I really do not wish Tiar become addicted to this kind of sex...
What kind of drama that will happened next....
Damn this story good and bikin baper....
Good job, bro...
 
Bimabet
Kesel sih kasian sm tiar. Tp penasaran lanjutannya. Kapan bisa berakhir tiar yang dimainkan gitu terus :(
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd