Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

TRAITOR [LKTCP 2020]

Dimetrodon

Semprot Baru
Daftar
6 Jan 2020
Post
42
Like diterima
574
Bimabet
Cerita ini hanya fiksi, dan murni hanya imajinasi tak ada sedikitpun maksud untuk menyinggung atau merendahkan suku agama atau ras tertentu

maaf kalau masih belepotan

TRAITOR


Hari menjelang sore ,di sebuah ruangan kecil berbentuk persegi , dua lelaki nampak duduk berhadapan dengan meja yang membatasi.

'' dari mana kamu dapat barang ini hah...!.'' seorang pria berseragam khas sebuah institusi penegak hukum bertanya dengan nada marah ,tak hanya sekali dia menanyakan hal yang sama , tak ada respon berarti dari pemuda yang duduk dihadapannya saai ini, dia tetap saja diam seribu bahasa, merasa tak dianggap jelas saja mebuat si penanya makin berang, digebraknya meja dengan penuh amarah dan kembali menghardik.

'' masih tak mau menjawab ya..? jangan salahkan aku jika mukamu babak belur sebentar lagi, ''

alih-alih merasa takut dengan ancaman polisi yang mengintrogasinya , pemuda ini malah tersenyum dengan liciknya dan membalas .

'' silahkan saja pak, saya tak akan takut,tapi, jangan berharap banyak saya akan buka mulut kalau bapak benar-benar melakukannya ''

'' bernyali juga kau ternyata, oke, kalau memang cara ini tak membuatmu buka mulut , tak ada cara lain , kami benar-benar harus menyiksamu ,hahaha..''

Briptu Jatmiko tertawa, sebelum akhirnya berdiri dan keluar dari ruangan sempit dan pengap itu pergi menuju ruangan yang berada tepat disebelah ruangan introgasi, dibantingnya daun pintu begitu masuk menandakan amarah yang belum padam.

'' masih nggak mau bicara..? '' Bripka Rahma bertanya, raut wajah wanita berparas ayu ini terlihat tenang, berbeda halnya dengan dua rekannya yang menunjukkan ekspresi jengkel , Briptu Jatmiko menggeleng .

'' kita memang harus menyiksanaya dulu biar buka mulut '' ucapnya
'' aku juga berfikir begitu '' Briptu Heru menimpali
'' tunggu dulu, biar aku yang mencoba menanyainya sebentar..'' sela Bripka Rahma
'' coba saja mbak , siapa tahu dia bakal ngomong kalau yang bertanya wanita cantik ''

puji Briptu Jatmiko yang sesaat membuat Bripka Rahma tersipu, wanita itu lalu beranjak ke sebelah untuk mencoba menanyai tersangka yang masih tetap bungkam ini, belum sempat duduk dan melayangkan pertanyaan pemuda yang sedari tadi diam berkata .

'' mau ganti orang sebanyak apapun saya tak akan menjawab apa-apa..''
'' begitu ya,,?, oke, tapi ijinkan saya menjelaskan sesuatu padamu '' dengan setenang mungkin Bripka Rahma lalu duduk dihadapan si lelaki yang mejadi tersangka,
'' kalau kamu tak mau menjawab dari mana asal sabu yang kamu miliki tak apa, memang itu juga hak kamu , ataukah butuh pengacara barangkali ..? kami bisa sediakan ''
'' boleh.,'' jawab si pria singkat
'' baik, kami akan panggilkan pengacara untuk membelamu, tapii..'' Bripka Rahma tak melanjutkan kata-katanya membuat si tersangka spontan bertanya .
'' tapi apa..? '' dipandangnya polisi wanita yang tengah duduk dihadapannya, Bripka Rahma bahkan tersenyum ke arahnya ,membuat dia sedikit tenang jika dibanding dengan dua anggota yang tadi mengintrogasi dirinya dengan raut muka garang dan penuh dengan ancaman.


'' tapi tetap saja kau harus mempertanggung jawabkan perbuatanmu di penjara , ''
'' anak tk juga tau, orang jahat memang harus dihukum ''
'' baguslah kalau kamu memang sudah tahu, tapi bukan itu intinya.''
'' lantas..? ''
'' dengan sabu-sabu yang kami dapatkan darimu , itu saja sudah cukup menjadi bukti yang memberatkan buatmu , dan dengan jumlah yang sebanyak itu, kau tau kan hukuman yang pantas ..''
'' seumur hidup.. atau bahkan mati..''
'' kalau memang sudah tahu ,lantas kenapa kamu hanya diam..? justru kalau kamu terus diam seperti ini, bisa kami artikan kalau kamu memang pemilik barang haram itu, dengar Andika,kamu masih muda, kalau kamu mau bekerja sama dengan kami ,memberi tahu dimana tempat produksi dan siapa saja yang terlibat kami bisa saja meringankan hukumanmu menjadi dua puluh tahun dan kamu tak harus melewatkan sisa hidup di penjara ''

Pemuda itu terhenyak ketika Bripka Rahma memanggil namanya ,selama ditangkap tak ada satu orangpun di sini yang pernah memanggil Andika dengan namanya, entah kenapa dia merasa mulai bisa mempercayai polisi wanita itu, tapi ada sesuatu yang lain yang membuatnya tak boleh berkata jujur .

'' baiklah kalau memang itu yang ibu mau, saya mengaku kalau sabu-sabu itu milik saya, dan nantinya itu akan dijual ke pengedar berdasar pesanan, kalau ibu mau tahu siapa saja yang memesan ,bisa ibu berikan daftar kontak di hp yang disita ,nanti akan saya beri tahu.''

Dengan berani lelaki itu mengatakan sesuatu yang membuat Bripka Rahma justru merasa adayang aneh, selama ini sebagian besar tersangka yang dia introgasi justru mengelak apalagi bandar yang tergolong besar seperti ini, mereka akan habis-habisan membela diri ,tapi lelaki didepannya sekarang justru sebaliknya, dan yang terpenting bukan jawaban itu yang ingin diketahuinya .

'' jadi kamu mengakui kalau barang itu milikmu..? ''
Andika menganggukkan kepala, kedua rekan Bripka Rahma yang menyaksikan introgasi dari balik cermin tembus pandang , berdecak kagum dengan kelihaiannya
'' dika..kamu benar-benar tak mau mengatakan darimana asal sabu yang kamu dapatkan ? jangan pikir dengan kamu mengaku seperti ini akan membuat kami berhenti menyelidiki kasusmu ''
'' itu urusan ibu, yang jelas saya sudah mengakui semuanya , dan akan menerima apapun keputusan pengadilan nanti titik.''

Untuk kali ini Bripka Rahma menyudahi introgasinya , hari sudah beranjak senja , lelaki yang menjadi tersangka pun sudah membuka mulut dan bersedia kooperatif memberitahu siapa saja yang menjadi pemesan barang haram nya itu.
'' wah ternyata memang beda yah ,kalau yang nanyain cantik..'' Briptu Jatmiko kembali melontarkan pujian yang hanya disambut senyuman oleh Bripka Rahma. walaupun Bripka Rahma adalah atasannya Jatmiko merasa tak segan untuk melontarkan pujian , toh yang dipuji juga seneng-seneng aja kayaknya.
'' kalau denger apa yang dia omongin kayaknya udah cukup deh mbak,''
'' iya.bukti-bukti dan pengakuannya sudah jelas , walau dia nolak darimana dapet barangnya, kita bisa mengadakan penyelidikan lanjutan''

Setelah mengembalikan Andika ke dalam tahanannya , Briptu Jatmiko dan birptu Heru menyudahi tugasnyahari itu ,lalu pulang ke rumah masing-masing ,namun berbeda dengan Bripka Rahma yang masih berada di mejanya ,dia masih sibuk membaca dan meneliti berkas dan bukti kasus yang ditanganinya sekarang, dua jam berkutat dengan bukti dan dokumen Rahma menyadari sesuatu yang menurutnya sangat janggal, sayangnya waktu membuatnya harus membuatnya berhenti dari seluruh aktivitas, dia harus segera pulang ,anak serta suaminya pasti sudah menunggu dan sudah hampir jam delapan mereka berdua pasti khawatir .

Setengah jam berkendara , akhirnya Rahma sampai di rumah , kedatangannya disambut gembira oleh sabrina, putri semata wayangnya yang kini berusia lima tahun,.
'' horee.mama pulaaang ..'' soraknya kegirangan bangkit dari pangkuan ayahnya dan berlari menghambur ke arah sang ibu ,dipeluknya erat-erat ,melihat wajah riang putri kecilnya membuat Rahma melupakan penat dan pikiran yang ada , dia berjalan masuk sambil menggendong sabrina. baru sesaat berada di gendongannya sabrina menguap ,hari sudah cukup malam untuk anak seusianya, wajar kalau dia sudah mengantuk ,tanpa terlebih dulu mengganti seragam dinasnya , Rahma membawa putri kecilnya menuju kamar , untuk ditidurkan.
'' ada kasus baru lagi yah ma..? '' sang suami tercinta bertanya sembari mengaduk teh yang dibuatnya ,
'' iya pah..lumayan gede nih,jadi harus lembur..'' rahama menjawab lelu meneguk segelas air putih yang tadi diambilnya , suaminya menghampiri ikut duduk di kursi meja makan,memberikan teh yang tadi dibuatnya ,
'' diminum, mumpung masih anget.pasti capek kan.. ? ''ucap suaminya penuh perhatian, sambil memijat bahu sang istri tercinta
'' makasih ya pah..''
'' kalau mau mandi udah kusiapin air anget tuh.apa mau makan dulu.? ''
'' papa belum makan..? ''
'' udah, tadi bareng sama sabrina, ''
'' kirain belum makan..ya udah aku mandi aja dulu deh..'' Rahma lantas beranjak pergi menuju kamar mandi, sementara suaminya masih duduk di ruang makan,

Didalam kamar mandi, diloloskannya satu-persatu seragam lengkap dengan atribut, yang masih dikenakannya, digantungkan di balik pintu kamar mandi, dilemparnya pakaian dalam, ke keranjang cucian kotor , berdiri teridam sesaat, tak tahu kenapa, Rahma saat itu kembali memikirkan Andika, dia merasa tertarik dengan pemuda itu, bukan karena bentuk fisik atau rupanya yang memang terlihat rupawan, dia lebih tertarik pada apa yang membuat lelaki itu diam seribu bahasa, ditatapnya cermin yang menempel di kabinet kamar mandi , memperhatikan tubuh telanjang bagian atasnya yang terpantul,

Rahma mengela napas panjang , dihidupkan shower , mengguyur sisa peluh yang menempel, mengusap tubuh basahnya, mengusapkan busa sabun ke seluruh bagian tubuhnya yang ramping dan mulus tak bercela, tubuh yang menjadi idaman para lelaki baik itu tua maupun muda,

Selesai mandi dan berganti busana raham kembali menuju ruang makan , Dimas sang suami ,masih setia menunggu untuk menemasi istrinya makan malam, dia sadar jika istrinya ini sangatlah sibuk dengan pekerjaan, baik di kantor atau pun di lapangan, apalagi pekerjaan sang istri bukanlah pekerjaan sembarangan ,tekanan fisik dan mental pasti akan diterimanya tiap hari , maka dari itulah , dia berusaha semampunya untuk menjaga mood Rahma agar tetap stabil,

Diperhatikannya wajah Rahma saat menyuap sendok demi sendok nasi, walaupun badannya ramping ternyata nafsu makannya kuat juga, mungkin sebanding dengan tenaga dan pikiran yang dikeluarkannya , tak ada obrolan berarti malam itu , Dimas tahu betul istrinya sudah capek, dan ingin segera beristirahat.

Makan malam berlangsung singkat,mereka berdua berjalan beriringan menuju kamar,merebahkan diri ke ranjang
'' pah.. kayaknya besok aku harus lembur lagi deh, soalnya kasus kali ini lumayan nyita pikiran sama waktu..''
'' enggak apa-apa, mama fokus aja ke kasusnya ,urusan rumah biar papa yang urus ''
'' maaf ya pa, harusnya kan aku yan ngurus rumah ini malah kebalik.''
'' namanya rumah tangga emang harus saling melengkapi kan, ? lagian juga toko akhir-akhir ini lagi sepi jadi ya papa punya banyak waktu di rumah''

Rahma sendiri kadangkala juga merasa bersalah, sebagai wanita yang sudah menikah dia tahu pekerjaan rumah adalah tugas utamanya, akan tetapi tuntutan pekerjaannya juga membuatuhkan prioritas yang tak kalah pentingnya, Rahma bersyukur sekali mempunyai suami yang pengertian seperti Dimas, walau rekan sekantornya kadang masih ada yang menyangkan keputusannya menerima pinangan warga sipil, yang tak tajir-tajir amat, ketimbang memilih suami dari kalangan yang sama, Rahma cuek saja kalau ada yang berkometar seperti itu. justru itu semakin membuat cintanya pada sang suami bertamabah besar.
'' pah..? ''
'' hem...''
'' nggak pengen gituan,..? udah lama deh kayaknya kita nggak mesra-mesraan..''
'' mama nggak capek apa..? ''
'' kalau papa mau sih mama masih kuat kok , tapi yah jangan lama-lama ''
'' yakin nih..?

Rahman menganggukkan kepala dengan senyum mengmbang, Dimas merubah posisi tidurnya menyamping memperhatikan istrinys dari ujung rambut ke ujung kaki, balutan baju tidur yang dikenakannya membuat Rahma terlihat seksi, berbanting terbalik manakala dia mengenakan pakaian dinasnya, anggung dan penuh wibawa

Dimas beringsut lebih mendekat ke Rahma melingkarkan tangan kirinya di pinggang sang istri, Rahma pun memalingan muka ke arah lelaki yang menikahinya enam tahun yang lalu, sedua sejoli ini saling pandang ,dalam hitungan detik saja kedua nya sudah mencumbu satu sama lain, saling memagut bibir,dan beradu lidah dengan mesranya

Dua payudara Rahma yang berukuran standar , tak terlalu besar dan juga tak bisa disebut kecil , langsung menjadi mainan tangan nakal Dimas, yang beberapa saat kemudian bergerak bangkit menindih wanita cantik disisinya mencumbu leher Rahma dengan bibir dan ujung lidahnya ,bergerak turun ke bawah , sambil tangannya mempreteli baju tidur yang dikenakan Rahma, yang tengah merespon rangsangannya dengan desahan

Tahu dia tak boleh berlama-lama Dimas langsung mencucup payudara sang istri bergantian memainkan puting susunya dengan ujung lidah yang meliuk-liuk menyapu tonjolan daging itu.

'' ahh,paah geliii..'' racau Rahma, sembari mengacak-ngacak rambut Dimas , cukup merang sang bagian payudara ibu dari anakanya ini, Dimas beraih merangsang area yang paling sensitif milik Rahma ,apa lagi kalau bukan vaginanya, satu tangnnya membelai selangkangan Rahma sementara tangan yang lain masih sibuk memainkan puting susunya

Tubuh Rahma menggeliat kesana kemari, merasakan geli sekaligus nikmat akibat rangsangan yang diberikan suaminya. nafasnya kian tersengal,desahan yang keluardari mulutnya kian menggema ke seluruh kamar,dia merasakan kedua kakinya direntangkan ,lalu tubuhnya tersentak manakala Rahma merasakan sesuatu menggeliat di vaginanya , tanpa memberi tahu Dimas menjulurkan lidah menyapukannya tepat di area klitoris yang menjadi titik lemah isrinya ini.

'' ahhhh.paaaaahh..'' erang Rahma seperti merasa disterum saat ujung lidah suaminya bergerak-gerak menyusuri inci demi inci vagiannya, tak ada komentar apapun dari Dimas dia fokus merangsang Rahma dengan seluruh kemampuannya

Belum sampai di sesi puncak persetubuhan saja Rahma sudah dibuat kejang-kejang karena orgasme, kepiawayan Dimas merangsang libidonya memang menjadi nilai tambah yang membuat Rahma bertekuk lutut

'' papa masukin yah ma..? ''
'' ehh..enggak pengen diemut dulu..''
'' enggak usah, udah tegang nih.'' digenggamnya penis Dimas dengan jari lentik nya. saat sang suami bangkit dan dikocok sesaat dibiarkan saat Dimas melepaskan genggaman tangannya lalu mengarahkan penisnya bersiap melakukan tugasnya sebagai suami, memberi nafkah batin bagi istri tercintanya

Lelehan cairan pelumas yang dikeluarkan Rahma membuat penisnya masuk dengan lancar ,
'' ahhhh..yang dalem lagi paah oohhh..''
'' iya maahh..''

Dengan gaya konvensioanal alias misionaris Dimas menghentakkan pinggulnya membuat batan penisnya terbenam makin dalam ke rahim istrinya ,lalu perlahan mulai memompanya keluar masuk, menit-menit berlalu makin cepat pula genjotan pinggulnya memuaskan hasrat yang melanda dirinya dan sang istri,

Dengan gaya seperti ini saja sudah bisa membuat Rahma mendesah manja , ditambah lagi dengan pagutan serta cucupan di payudaranya , makim membuat Rahma dilanda rasa nikmat yang tak terkira,

'' paaah aku mau sampeee ooooh..aaaahhh..'' Rahma mengerang panjang, disusul tubunya yang mengejang , Dimas merasakan kalau jepitan vagina Rahma makim meremas batang penisnya , membuatnya juga merasa tak bisa menahan ejakulasi , tak lama berselang dari orgasme Rahma , Dimas menyusul , menembakkan berjuta-juta sel sperma ke dalam rahin istrinya
'' makasih yah pah..jago banget sih bikin mama kelojotan..''
'' heheh..siapa dulu doong.''
Sepasang suami istri ini mengatur kembali napas yang terengah setelah pertempuran singkat mereka, kehabisan tenaga membuat mereka lalu terlelap tidur ,tanpa merapikan pakaian yang acak-acakan, serta lelehan sperma yang membasahi ranjang .




'' pah mama berangkat dulu yah.''
'' eh nggak sarapan dulu , ? nih udah papa buatin nasi goreng.''
'' iya deh..'' Rahma menurut, tak mau kerja keras suaminya sedari pagi tadi disia-siakan ,dengan cepat dilahapnya masakan Dimas, enak sekali rasanya , ini juga yang membuat Rahma kadang merasa minder, Dimas ternyata lebih jago masak ketimbang dirinya, begitu juga dengan nasi goreng buatan suami tersayang, kalau dibandingkan dengan buatannya terasa jauh berbeda
'' papah nggak buka toko dulu.? ''
'' udah nyuruh si wati sama burhan , entar aja kesononya sama sabrina ''

Toko elektronik milik suaminya memang terletak tak jauh dari rumah, walau agak jauh dari pusat kota dan tak begitu besar,toko elektronik milik Dimas nyatanya sudah terkenal di seantero kota, dengan omset yang tak sedikit, menjadikan ekonomi keluarga kecil ini terbilang lebih dari cukup, apalagi ditambah penghasilan Rahma.

Sebelum berangkat Rahma terlebih dahulu mencium pipi suaminya sebagai tanda terima kasih, seperti hari-hari sebelumnya Rahma memakai seragam berwarna coklat yang menjadi warna khas institusi polri

Begitu sampai di kantor tempatnya bertugas, Rahma tak menyia-nyiakan waktu .dibukanya kembali berkas kemarin yang masih teronggok di meja kerjanya, mengulang membaca dokumen dengan lebih detail, mencocokkan dengan bukti yang ada serta mencoba menganalisanya

'' pagi mbak , tumben pagi-pagi udah serius banget..'' Briptu Jatmiko yang baru datang menyapanya dengan santai
'' enggak tau nih , kepikiran terus dari kemarin.''
'' ohh..masih mau dilanjutin..? bukannya udah ngaku dia..tinggal serahi bap aja kan..''
'' iya tapi masih ada yang ngganjel.''
Tak dihiraukan lelaki berbadan tegap disamping dirinya , yang tak disadari Rahma tengah menatapnya tanpa berkedip , Rahma tetap fokus dengan apa yang ada di meja ,
''ada yang aneh mbak..? ''
'' enggak..dari riwayat hidupnya tak ada yang mencurigakan, dia bahkan lulusan perguruan tinggi terkemuka. tapi itulah yang menjadikannya janggal.''
'' maksudnya..?''
''kenapa dia malah terjun di dunia yang justru akan membuat masa depannya suram,bukannya banyak instansi dan perusahaan yang mau mempekerjakan dia..''
'' anak muda jaman sekarang, maunya serba instan, walaupun melanggar hukum , tetap saja dilakukan, yang penting menghasilkan uang banyak.''
'' tetap saja aneh buatku, dari apa yang dia katakan kemarin , sangat jelas kalau dia menyembunyikan sesuatu ''
'' maksudnya, dia sedang melindungi orang lain yang menjadi penyuplai barang haramnya itu..? ''
'' iya'' jawab Bripka Rahma singkat
'' dari rekening bank nya pun menunjukkan hal janggal . narkoba sebanyak itu pastilah membutuhkan biaya tak sedikit, dilihat dari transaksinya, tak ada yang sesuai.'' lanjutnya lagi
'' jadi kemungkinan barang itu bukan miliknya..?'' Briptu Jatmiko bertanya
'' bisa jadi , dan dia sedang melindungi ''
'' tapi kenapa harus repot-repot melindungi orang yang seharusnya ada di posisinya sekarang , terlebih dia malah mengaku , yang justru bakal memberatkan hukumannya sendiri''
'' itulah yang ingin aku selidiki '' ujar Bripka Rahma penuh ketegasan,


Setelah berulang kali menganalisa semua bukti Bripka Rahma menyimpulkan sesuatu yang kemungkinan terjadi, dia berencana melakukan penyelidikan lebih mendalam pada Andika, pertama-tama adalah dia kembali menanyai seluruh anggota keluarganya, menggali lebih dalam masalalu lelaki itu, orang tua, teman , dan bahkan istrinya sendiri tak pernah mengira kalau Andika adalah seorang bandar narkoba kelas kakap, bandar yang berada di bawah naungannya juga tak pernah jelas mengetahui dengan jelas sosok Andika , mereka hanya berbalas pesan, mengirim sejumlah uang dan barang pesanan harus diambil sendiri ditempat yang sudah diberikan, dan saat mereka mengambil barang pesanan, tak ada sosok bandar terllihat, kemungkinan terbesar adalah Andika hanya mengamati dari kejauhan


Kali ini Bripka Rahma kembali ke rumah kontrakan Andika, ini sudah ketiga kali dia kemari, walau begitu birpka Rahma masih merasa ada bukti yang tertinggal, istrinya kembali menceritakan hal yang sama, Andika memang sempat pergi beberapa hari,dengan alasan pekerjaan, namun begitu Bripka Rahma menyambangi tempat Andika bekerja, dia malah mendapati bahawa lelaki itu sudah berhenti dari pekerjaannya delapan bulan lalu.Alasan Andika berhenti bekerja menurut atasannya pun klise , dia berkata ingin mencari tantangan baru, menggeluti bidang lain yang selama ini diinginkan,dia jelas berbohong.


Berhari-hari kesana kemari menginvestigasi latar belakang Andika ,hingga hampir melupakan keluarga kecilnya , Bripka Rahma akhirnya menemukan sesuatu yang tak terduga-duga olehnya, dia berhasil menyingkap tabir yang menutupi apa tujuan dan kenapa Andika tetap bungkam seribu bahasa.

Pagi ini dengan penuh semangat Bripka Rahma berangkat berdinas, dia sudah tak sabar membeberkan hasil ,penyelidikan yang ditemuaknnya pada Andika, Rahma ingin tahu bagai mana reaksinya , akankah dia mau mengatakan siapa orang yang dia lindungi,? atau dia masih akan tetap diam seribu bahasa dan tetap menerima apapun keputusan pengadilan nanti.? .


Sayangnya sebelum Bripka Rahma bisa menemui orang yang dituju ,tanpa sepengetahuannya, Andika ternyata sudah dipindahkan ke rumah tahanan, diwakktu yang sama saat akan menanyakan di rutan mana Andika ditahan, atasannya Aiptu Herman memanggilnya untuk menghadap.
'' aku dengar dari Jatmiko kalau kamu masih menyelidiki kasus bandar sabu yang bernama Andika itu apa benar.''
'' siap benar pak..''
'' bukankah dia sudah mengaku, berkas perkaranya sudah diserahkan ke kejaksaan dan kasus ini sudah dianggap selesai,jadi kamu tak perlu menyelidikinya lagi ''
'' tapi..'' belum sempat Rahma menyanggah atasannya sudah kembali berkata
'' sekarang kita tengah disibukkan dengan kasus laian yang lebih pelik,kamu tahu kan, penembakan boss PT.capung mas tempo hari..? ''
'' tau pak ''
'' aku berencana memasukkanmu ke dalam tim investigasi ,ketajaman analisa kamu diperlukan disana..dan bila kasus ini bisa terselesaikan ,kamu mungkin akan mendapat kenaikan pangkat,kalau kamu memang mau akan saya masukkan dan kamu bisa mulai esok ''


sesaat Bripka Rahma terdiam memikirkan tawaran atasannya itu , lalu berkata
'' maaf pak,saya tak bermaksud lancang tapi mohon maaf sekali lagi,saya tak sanggup..''
'' kenapa .? ''
'' masih ada yang harus saya selidiki ''
'' kamu masih mau menyelidiki lelak itu..? ''
'' iya pak, ada indikasi kuat kalau dia hanya melindungi seseorang ''
'' maksudmu dia melindungi bandar yang sebenarnya..''
Bripka Rahma mengangguk pelan
'' sayang sekali , sepertinya itu akan sia-sia saja, bukankah lebih baik kalau kamu ikut serta menyelidiki kasus yang baru.''
'' saya tahu pak, mohon maaf saya tak bisa ''
'' kalau itu keputusanmu aku akan terima, hanya saja jangan berharap banyak ,akan dilakukan penyelidikan ulang ,karena berkas yang bersangkutan sudah masuk kejaksaan, baiklah kamu boleh pergi.''


Bripka Rahma undur diri ,kembali ke ruangannya , disana Briptu Jatmiko sudah menunggu
'' kamu ngomong ke pak Herman kalau aku masih nyelidikin Andika..''
'' iya, aku yang ngomong, mbak bukan lebih baik kita sudahin aja ,ada kasus yang lebih penting lagi kan..? ''
'' kamu diikut sertakan ke tim penyelidiknyaa ''
'' heem''
'' bagus deh,''
'' tapi aku tolak..''
'' kenapa, bukannya kamu bisa naik pangkat kalau kasusnya selesai..? ''
'' aku mutusin ,mau bantu buat bantu mbak Rahma, masih penasaran juga..''
'' yakin..?''
'' iya yakin, pengen tau sejauh mana orang itu bisa tutup mulut.lagian kalau ikut tim onoh kerjanya mesti nggak bisa santai''
'' kamu ini, maunya santai terus.''
'' nggak ada yang cantik siih jadi males deh kalau disini kan bisa lihat mbak Rahma yan tiap hari..''


Pujian Jatmiko membuat Rahma tersipu malu, lelaki satu ini memang gemar sekali melontarkan pujian padanya,
'' ahh,kamu, makanya cari istri sana ,jangan istri orang terus yang dipuji-puji.''
'' hehe..belum ada yang cocok, giliran ketemu yang pas ,ehh udah punya suami..''
'' ngomongin aku nih..? ''
'' iyah..heheh..''
'' gadis yang lebih cantik kan banyak tuh,ngapain juga ngelirik aku yang udah punya anak ,nggak ada gunanya..''
'' yang cantik mah banyak,tapi yang ada dihati cuman mbak Rahma.''
'' aduh, muka serem gitu bisa ngerayu juga yah..''
'' wehehe,,jangan salah, artis korea aja ,bisa aku gaet kok kalau mau.''
'' terus kenapa malah nyasarnya ke aku..? ''
'' mbak Rahma cantiknya ngelebihin artis korea , makanya aku lebih mlih mbak.''
'' gombal aja terus, lama-lama bisa naksir aku sama kamu loh.''
'' emang itu kok alesannya..heheh.''
'' udah ahh,jam kerja malah ngegombal ,aku mau ke toilet dulu..''
'' perlua dianter mbak..''
'' mulai nakal nih..? ''
'' dikiiit hehehe..''


Pujian yang hampir tiap hari dilontarkan padanya membuat Rahma merasa sumringah ,rekannya itu juga gampang membuatnya tersenyum dan tertawa ,tak heran hatinya kini sedikit demi sedikit merasa tertarik dengan lelaki lajang ini, postur tegap dan wajahnya yang tampan juga menjadi nilai tambah untuk Rahma , dan untuk kali pertama, Rahma mulai membandingkan suaminya dengan lelaki lain.


Esok harinya, setelah mengetahui dimana Andika ditahan , Bripka Rahma berencana menemuinya saat itu juga, butuh satu jam perjalanan untuk sampai di rutan, dan menunggu petugas membawanya ke ruang khusus .untuk dipertemukan dengan Andika,
'' mau tanya apa lagi ..? rasanya saya sudah mengatakan semuanya .''
Andika berkata dengan wajah datar , tak ada ekspresi ketakutan di wajahnya ,mengingat hukuman berat yang akan diganjarkan padanyan nanti,hal itulah yang membuat Bripka Rahma semakin yakin dengan kesimpulan dari analisa yang akan dikatakannya sebentar lagi.
'' narkoba itu bukan milikmu kan..? ''
'' hah.?,bukankah sudah kukatakan kalau barang itu milikku .? ''
'' ya, tapi aku tahu kau berbohong ..''
'' hehe..hukuman yang akan aku dapat bukan hanya satu atau dua tahun,melainkan hukuman mati , atau minimal seumur hidup, jadi buat apa aku berbohong ''
'' kamu kira bisa membodohi aku ya,,hahaha..tapi maaf saja, masih terlau cepat seratus tahun buatmu..''

Bripka Rahma lantas mengeluarkan secarik kertas dari dalam tas ransel yang dia bawa menunjukkannya pada Andika , raut wajah lelaki itu seketika berubah drastis,melihat apa yang ada didepan matanya
'' da..darimana kamu dapat itu..? '' Andika berkata dengan suara tergagap, ketenangan yang ditunjukkannya sedari tadi ,menghilang entah kemana, berganti dengan ekspresi gelisah
'' tak penting darimana aku mendapatkannya , dengan ini aku bisa tahu kenapa kamu sengaja mengakui jika barang haram itu milikmu , sedari awal kau memang berencana untuk mati dipenjara kan.? kanker pankreas stadium empat, dan dokter yang memeriksamu berkata jika umurmu tak akan lebih dari setahun lagi, semuanya sudah jelas sekarang ''
'' tetap saja itu tak akan bisa dijadikan bukti, kalaupun aku nanti mati dipenjara, bukankah kalian tak perlu lagi repot-repot mengeksekusiku '' Andika kembali berusaha bersikap tenang .
'' kamu benar ini, memang tak bisa dijadikan bukti, tapi berkat kertas ini aku bisa, menemukan sesuatu yang lebih menarik,''


Kembali Bripka Rahma mengambil sesuatu dari dalam tasnya, kali ini adalah sebuah novel, buku tebal itu masih baru, lengkap dengan segel pembungkus yang menandakan buku itu memang belum dibuka
'' kau tahu ini apa..? '' Bripka Rahma tersenyum penuh kemenangan ,melihat lawan bicaranya yang kini tertunduk lesu , tak mampu lagi berkata-kata
'' istrimu pernah berkata padaku , kalau kau begitu menyukai membaca novel , belum lama ini ,kamu bahkan memberi istrimu hadiah ulang tahun novel ini kan, .? dan karena istrimu tak beguitu menyukai hadiah yang kamu berikan dia memutuskan tak membuka segelnya dan hanya menyimpan buku ini , tapi sayangnya saat aku ingin meminjamnya dia tak mengijinkan, ''
'' tapi kenapa sekarang buku itu ada ditanganmu..? aku tahu kamu pasti mencurinya dasar licik..! ''
'' hahaha..mencuri..? aku tak akan melakukan hal serendah itu,kau tau,,aku hanya menukarnya saja, dan tebak apa yang aku temukan saat membuka segelnya tadaa ''


Ditengah lembaran tebal novel, beberapa puluh lembarnya berlubang membentuk ruangan persegi,jika bukunya ditutup , tak akan terlihat bila ada ruang kecil ditengahnya, sebuah buku tabungan mengisi area yang kosong itu,
'' dengan jumlah uang yang tertera sebanyak ini tak heran kalau kamu bungkam, dan memanfaatkan umurmu yang tak lama lagi ,berencana mati di dalam penjara , dengan begitu rahasia akan tetap aman selamanya dan uang juga kau dapatkan.''
'' sudah kuduga,dari awal aku sudah merasa kalau ibu ini bukan orang sembarangan yang bisa dengan mudah kukelabui,''
'' kalau begitu, aku tak ingin basa-basi lagi, sekarang kamu bisa katakan siapa pemilik barang ini sebenarnya.''
''saya akan katakan , tapi dengan stu syarat.''
''apa ..? ''
'' saya akan tetap pada pendirian semula.tetap tak akan membela diri nanti, tapi tolong, saya tak bisa meninggalkan istri dan jabang bayi yang dikandungnya tanpa mewariskan apa-apa, jadi bisakan ibu tetap merahasiakan ini, saya mohon..''


Mendengar permohonan Andika, Bripka Rahma dihadapkan pada dua persoalan berbeda , dia merasa bimbang, disatu sisi, sebagai penegak hukum dia tak boleh dan tak bisa mengabulkan perimintaannya, tapi disisi lain, hati nuraninya berbicara lain, istrinya pasti akan menghadapi kehidupan yang berat kedepannya nanti, karena kehilangan tulang punggung keluarga , ditambah juga sedang hamil, beban psikis akan menambah berat hidupnya kelak,beberapa menit lamanya brika Rahma hanya terdiam, menimbang-nimbang keputusan yang akan dibuatnya.
'' baik, kalau kamu tetap kekeuh dengan pendirianmu itu, akan aku turuti kali ini, aku akan menyerahkan ini kembali ke istrimu, ''
'' terima kasih bu,''
'' sekarang beritahu aku darimana kau mendapat barang-barang haram ini..''


Dikeluarkannya smartphone,membuka aplikasi perekm suara , merekam setiap kata yang terucap dari bibir Andika, telinganya fokushanya mendengar suara lelaki itu , tangannya juga bergerak cepat mencatat apa saja yang dirasa penting, hampir satu jam Andika bercerita, diselingi pertanyaan oleh Bripka Rahma.

Bisa membuat Andika membocorkan rahasia yang digenggamnya erat-erat tak lantas membuat semuanya menjadi terangdan jelas, justru kini Rahma harus memulai semua dari awal lagi, memburu sosok misterius yang sudah memberi instruksi pada Andika, namun ada satu kata yang membuatnya ingatannya mundur beberapa tahun yang lalu



Tiga tahun silam, sebuah kecelakaan merenggut nyawa teman sejawat yang juga sekaligus menjadi sahabat Rahma , Briptu novita namanya, di hari naas itu ,novita berencana menemui seseorang, untuk menanyakan sesuatu terkait kasus yang tengah ditanganinya, namun sayang ,ditengah perjalanan saat hendak menemui orang itu, sepeda motor yang ditungganginya ditabrak oleh mobil yang melaju kencang dari arah berlawanan, setelah sempat koma beberapa hari ,akibat luka dalam dan cidera di kepala yang parah membuat nyawa novita tak bisa tertolong, apalagi, novita menghembuskan nafas terakhir tepat di hari yang seharusnya menjadi saat paling membahagiakan, yap, tepat dihari pernikahannya.


Rahma sendir sangat syok mendengar kepergian mendadak sahabatnya itu, bahkan sampai sekarang dia masih sangat jelas mengingat bagai mana kesedihan keluarga dan calon suami yang ditinggalkannya.disepanjang perjalanan kembali kekantor ingatannya terus mundur kebelakang berusaha mengingat-ingat kasus apa yang ditangani novita saat itu ,
'' dari mana mbak..'' Briptu Jatmiko bertanya saat Rahma duduk di mejanya
'' ke lapas.''
'' nanyain si bandar lagi..? , udah mau buka mulut atau masih diem aja kaya patung ''
Rahma belum merasa ini saat yang tepat untuk mengatakan hal sebenarnya pada Jatmiko , walau dia juga berniat membantu, Rahma merasa masih bisa menanganinya sendiri
'' diem aja dia,..''
''heheh..udah kuduga,lain kali kalu mau ke lapas ajak aku mbak ,biar kubogem dia.''
'' ahh, kamu kebiasaan mainnya keras..''
'' ee.kata siapa main lembut juga bisa, ''
'' nggak pernah lihat tuh.''
'' kalau sama bak Rahma tapi..''
'' iihhh..tambah nakal aja nih, eh kamu bawa mobil kan..? ''
'' iya mbak , kenapa.? ''
'' bisa nebeng pulang nggak,entar sore..? ''
'' dengan senang hati saya antar sampe depan pintu deh,sukur-sukur suruh mampir ''
''maunya..''


Rencana langsung pulan selepas apel sore ,ternyata molor hingga jam tujuh karena laporan belum selesai, Jatmiko setia menunggu Rahma menyelesaikan laporannya,karena inilah saat yang dia tunggu-tunggu, sejak pindah tugas ,Jatmiko sudah jatuh hati pada pandangan pertama pada Rahma, walau wanita cantik itu telah bersuami, tak dapat membuat rasa tertariknya pada Rahma hilang.
'' belum pulang..? ''
'' yah katanya mau nebeng, lupa..? ''
'' enggak tapi ngapain nunggu aku juga..''
'' enggak tau.''
'' dasar..''


Sembari mengbrol merka berdua berjalam ke parkiran, lima menit berselang mobil yang merka tumpangi sudah melaju di jalan raya
'' makan dulu yuk mbak, laper nih..''
'' ayuk deh dari siang belum makan juga aku..''
'' berdua gini berasa lagi pacaran yah mbak.''
'' ah kamu, nggak ada topik lain ? ''
'' kalau disebelah mbak ratna nggak bisa ngomog yang lain.''
'' lah ,kenapa..? takut..? ''
'' cantiknya kelewatan, jadi lupa mau ngomong apa, ingetnya cuma kata ituu terus,,''
'' duh gombal amat, inget kata apaaan..? ''
'' i love you..''
'' hahahaa..nggak salah orang nih..? ''
mendadak Jatmiko memelankan laju mobilnya , menepi dan berhenti
'' kok berhenti kenapa..? ''
'' aku serius mbak,, aku cinta sama kamu..''


Mendengar ucapan Jatmiko ,Rahma mendadak salah tingkah, dia bingung harus berkata apa, mendapat pernyataan cinta dari seseorang memang bukan hal baru baginya , tapi , baru pertama kali ini ada yang menyatakan cinta ketika dia sudah menyandang status sebagai seorang istri, Jatmiko menempatkan telapak tangannya diatas punggung tangan Rahma. wanita itu tak mampu menolak , batin Rahma tengah bergejolak, di satu sisi dia tak mau menghianati kesetiaannya pada sang suami, tapi disisi lain Rahma tak bisa menyembunyikan ketertarikannya pada lelaki yang ada disampingnya kini, ada sesuatu yng tak dimiliki Dimas suaminya, baik itu dari sisi fisik ataupun kemampuannya membuat Rahma tersenyum dan merasa nyaman,


''ijinkan aku untuk mencintaimu mbak, jujur, sejak pertama kali aku lihat mbak Rahma , dada ini rasanya tak karuan, '' Jatmiko menggenggam erat tangan Rahma
'' ta..tapi aku sudah punya suami .''
'' aku tak perduli, cinta tak memandang status ,walau pun kamu sudah punya suami tak menjadi masalah buatku..''


Rahma sama sekali tak menyangka kalau Jatmiko bakal seberani ini, buatnya itu sudah menjadi pertanda kalau lelaki ini memang serius dengan apa yang diucapkannya, tanpa Rahma sadari Jatmiko sudah mendaratkan ciuman mesra di bibirnya, wanita ini tak kuasa menolak,membiarkan Jatmiko mengecup mesra bibir indah miliknya, detak jantung Rahma berdegup kencang tak terkendali, melebihi kegugupannya saat menghadapi pembunuh berdarah dingin.


Perlahan Rahma juga mulai membalas pagutan Jatmiko, kecupan mesra berubah menjadi ciuman panas nan membara,saling beradu lidah , tangan Jatmiko tak hanya puas menggenggam jari jemari lentik Rahma, dielusnya paha yang masih berbalut celana panjang,dan bergera keatas ,membelai payudara yang menjadi atasannya ini


Tak perduli dengan kendaraan dan orang yang hilir mudik melintas , kedua manusia berlainan jenis kelamin ini terus saja saling mencumbu, Jatmiko dengan berani membuka satu persatu kancing seragam Rahma yang masih dikenakannya , menurunkan bra yang menyangga payudara dan membelai lembut kedua gundukan dada Rahma , tak ada tolakan darinya yang makin membuat Jatmiko diatas angin
'' aaahhkkk..'' Rahma terpekik manakala pagutan di bibirnya terlepas dan serta merta Jatmiko mecucup puting susunya , rasa geli seketika terasa di puting susu miliknya , dengan tatapan sayu Rahma menunduk melihat Jatmiko yang asyik menusu padanya , namun entah dari mana datangnya bayangan Dimas sang suami mendadak muncul di benak Rahma, dia sadar sudah berbuat terlalu jauh,dengan gerakan cepat ditepisnya kepala Jatmiko melepaskan pagutan bibir lelaki yang bukan suaminya ini dari puting susu yang tegang, kedua tangan Rahma bergerak tergesa menutupi bagian atas tubuhnya yang terbuka ,kembali mengancingkan seragam
'' maaf miko,,aku tak bisa..'' sergah Rahma dengan napas masih memburu, Jatmiko tahu kalau dia tak akan bisa menaklukkan wanita ini dengan sekali serangan
'' aku yang harusnya minta maaf mbak, sudah berbuat terlalu lancang, ''
'' sudah malam sebaiknya kamu langsung mengantarku pulang saja..'' Jatmiko menurut kembali melajukan mobilnya mengantar atasannya pulang.


Sampai rumah, Dimas bersama sabrina menyambut kepulangan istrinya dengan senyum mengambang , Rahma merasa sangat bersalah telah melakukan hal tak bermoral yang tak seharusnya dia lakukan.




Hari-hari berikutnya Rahma berinisisatif untuk lebih menjaga jarak dari Jatmiko, dia tak mau kejadian tempo hari terulang kembali , dan lebih memfokuskan diri dengan pekerjaan dan mengembangkan apa yang telah dia dapatkan dari Andika,lelaki itu bercerita jika dia mendapat telfon dari seseorang yang tak dia kenal yang menyebut dirinya cobra,tak lama setelah rumah sakit memvonis hidupnya tak akan lama,itu berarti ada kemungkinan pelaku nya adalah orang dari rumah sakit itu, atau ada orang lain yang tahu kalau Andika sudah tak berumur panjang.akan tetapi dari ceritanya ,Andika tak memberi tahu siapapun bahkan keluarga dan istrinya, kecurigaan Rahma kini beralih ke dokter yang memvonis pria itu.Rahma tak punya banyak waktu, dia tak ingin membiarkan orang misterius itu melenggang bebas dengan memperdaya orang lain yang tak bersalah, setelah gigih berusaha bertemu dengan dokter dan menanyainya, Rahma mendapat jawaban yang membuat batinnya kembali berkecamuk

Kesaksian si dokter yang meminta namanya dirahasiakan itu, tentu tak bisa langsung bisamenyeret si pelaku, Rahma pun tak sepenuhnya percaya dengan apa yang dikatakan si dokter ,dia butuh lebih banyak bukti, dan ini adalah saat nya Rahma kembali membuka berkas kasus lama yang ditangani mendiang sahabatnya dulu, akan tetapi berkas yang ditelitinya tak lengkap ada bagian yang hilang dan bagian itulah yang justru penting buatnya,

Rahma kembali teringat kalau novita juga seperti dirinya, dia pasti akan menyalin dan menyimpan sendiri berkas dan dokumen yang dirasa penting bagi penyelidikan suatu kasus,dan Rahma beranggapan bahwa tempat yang harus dicarinya terlebih dahulu adalah rumah keluarga novita, tanpa membuang banyak waktu lagi , Rahma mengalihkan pencarian bukti ke rumah mendiang novita,

Kedatangan Rahma disambut dengan ramah oleh kedua orang tua novita , selain karena mereka juga sudah mengenal Rahma cukup lama, kesibukan nya membuat Rahma sedikit melupakan apa yang terjadi pada sahabatnya ini, bernostalgia sejenak dengan kedua orang tua novita , Rahma mengatakan maksud dan tujuannya datang, tentu dengan senang hati ayah dan ibu novita mempersilahkan Rahma membuka barang tinggalan mendiang sang anak. dan seperti dugaannya Rahma bisa menemukan salinan berkas yang hilang di kardus berisi dokumen-dokumen milik novita

Hari kembali berlalu, Rahma makin ditenggelamkan dengan semangatnya memeriksa berkas dan dokumen kasus terakhir yang dulu ditangani sahabatnya ini , dan tak menyangka kalau kasus ini lebih dalam dari dugaannya. dokumen tak resmi itu, seakan makin menguatkan kesaksian si dokter, namun Rahma masih tak percaya,kalau orang itu adalah otak dari rencana yang dilakukan Andika, dan sekaligus menjadi pemilik asli dari narkoba bengan jumlah yang besar itu.dan lagi, Rahma kini kembali harus menelan pil pahit, ada dugaan yang menunjukkan kalau kematian novita bukanlah hal yang tak disengaja.

Waktu agaknya tak berpihak pada Rahma saat ini ,kasus yang sedang heboh di media, tak kunjung menemukan titik terang,atasan Bripka Rahma makin mendesaknya untuk turut andil dalam tim yang menginvestigasi, alhasil dia menerima tawaran itu dengan syarat diberi waktu beberapa hari, tak punya banyak waktu, Rahma harus bergerak cepat, menyelesaikan ini

Sekitar jam sepuluh pagi Rahma keluar dari kantornya dia akan menemui seseorang kali ini ,orang yang akan menjadi kunci untuk membuka tabir yang menutupi semuanya termasuk perihal kematian sahabatnya, menunggangi motor kesayangannya yang sudah menemaninya sejak memulai karir di kepolisian ,Rahma melaju kencang menuju sebuah tempat yang dia kenal betul sebagai kompleks prostitusi

Kedatangan seorang wanita berseragam polri ke sebuah rumah besar berisi wanita-wanita malam jelas menimbulkan kehebohan, para penjaga berbadan besar berusaha menghalangi Rahma untuk masuk ke dalamnya, namun berbekal ketegasan dan keberanian,wanita cantik pun bisa membuat lelaki kekar ciut nyali dan merelakan Rahma bertemu pemilik rumah
'' waaw...lihat siapa yang datang mau nggerebek ..? kok cuma sendiri..? ''
'' rambo..itu kamu kan..'' ucap Rahma tanpa basa-basi sesaat lelaki patuh baya yang berdiri didepannya itu mengernyitkan dahi, lalu berkata
'' sebaiknya kita bicara ditempat lain, ikut aku.''

tanpa takut Rahma mengikuti lelaki itu menaiki tangga dan masuk ke sebuah kamar yang cukup besar ditutupnya pintu setelah Rahma masuk.
'' darimana kamu tahu ..''
'' novita ratna sari kau mengenalnya kan..? ''
'' ahhh..si polwan canti bernasib tragis itu yah, aku tahu ''
'' tragis ..? apa maksudmu.? ''
'' dia tewas kan.? dibunuh oleh rekannya sendiri,''
'' hah..jadi benar dugaanku ''
'' hahaha..kamu belum tahu ternyata, biar kutebak kamu pasti memiliki maksud sama kan dengannya ,ingin tahu siapa orang dalam di kepolisian yang merangkap sebagai bandar narkoba kelas paus ''
'' jad benar orang itu memang ada ..? apa benar kalian menyebutnya cobra.? ''
'' itu dulu, entah kalau sekarang, apakan dia masih memakai samaran itu atau tidak..''
'' jadi kamu tahu..? siapa dia cepat katakan.atau kau mau kutangkap karena ikut dalam sindikat miliknya..? '' Rahma makin tak sabar darahnya kian mendidih ,amarahnya meledak-ledak ,mengetahui jika sahabatnya tewas bukan karena kecelakaan melainkan sengaja dibungkam
'' hohoho..mau menangkapku dengan tuduhan itu..? sayang sekali ibu polisi aku sudah bersih sekarang, kalau mau cari tuduhan lain silahkan saja.''
'' aku bisa buktikan kalau kamu memang salah satu sindikatnya.?''
''maaf saja, tapi itu dulu,dan aku sudah merasakan dinginnya jeruji besi akibat itu dan sekarang aku hanya orang sipil biasa yang taat hukum.''


apa yang dikatakannya benar memang, tapi tetap dia harus menggali informasi dari lelaki ini ,
'' kalau memang kau warga yang taat hukum, pasti nya kau akan bekerja sama dengan kami mengungkap siapa dia sebenarnya ''


Rahma menurunkan nada bicaranya, pria paruh baya ini adalah satu-satunya harapan buat dirinya ,mengingat waktu yang tak banyak tersisa, secepat mungkin dia ingin segera membalas kematian sahabatnya ,apapun akan dilakukan walaupun itu juga membahayakan hidupnya sendiri
'' ooohh..begitu tapi, maaf hubunganku dengan institusimu kurang terjalin begitu baik, kau tahu kan apa sebabnya,bisa kamu lihat disekitarmu.''
'' tolong ,aku harus mengungkapnya segera, berapapun yang kau minta akan kubayar ''
'' hahaha..aku sudah tak tergiur dengan uang '' pria berjuluk rambo itu bangkit dari duduknya berjalan mendekati Rahma yang duduk didepannya , Rahma sendiri sudah bersiap bila lelaki itu melakukan tindakan yang membahayakan.
'' kamu harus bisa meyakinkanku untuk memulai hubungan yang baik dengan institusi yang menaungimu, nyawaku dipertaruhkan disini..''
'' baik kami bisa menawarkan perlindungan jka suatu saat hidupmu terancam ''
'' aku juga tak butuh itu,para pengawalku sudah bersedia mengorbankan nyawanya buatku ''
'' lantas apa yang bisa kami lakukan ..? ''
lelaki didampingnya menghela napas panjang lalu berucap
'' kalau begitu, sebagai langkah pertama, terlebih dahulu aku ingin menjalin hubungan denganmu sebagai tanda aku bisa mempercayai kepolisian lagi.''

'' baiklah,,kau bisa mempercayaiku , aku tak akan bilang pada siapapun di kepolisian ''
'' mmmm..dari perkataanmu aku sudah tahu jika kau datang secara tak resmi ,jadi bisa kusimpulkan kau datang secara pribadi, iya kan ''
'' iya .lantas..? ''
'' aku juga ingin berhubungan secara pribadi denganmu ''
'' bukankah sekarang kita sudah melakukannya..? ''
'' iyaa..tapi aku mau hubungan yang lebih dalam lagi denganmu, kau tau, hubungan pribadi sesama orang dewasa ''



Pria paruh baya itu bergerak ke belakang memegang pundak Rahma lalu tangannya bergerak mencoba menyusup masuk melalui kerah seragam coklat Bripka Rahma,dia tahu apa yang dimaksud lelaki itu ,dicengkramnya kuat tangan yang berusaha menggapai payudaranya masuk terlampau jauh.

'' kenapa bukannya kamu sudah bilang ingin menjalin hubungan dengan ku dan mendapat kepercayaan dariku ,sekaranglaih saatnya.''

Bripka Rahma tak menjawab, lagi-lagi dia bimbang, tak mau menyerahkan tubuhnya jatuh ke pelukan pria asing berwajah buruk,tapi dia juga sangat butuh informasi darinya , tak ingin kematian sahabatnya berakhir sia-sia,Rahma lalu melepas cengkraman tangannya , membiarkan tangan lelaki itu bergerak mencapai payudaranya.

''waaah..susu yang bagus, tak besar dan tak terlalu kecil ,pas di tangan.'' wajah Rahma seketika memerah , tak mampu berbuat banyak saat pria tua itu mulai melucuti kancing seragamnya dan meremasi payudara indahnya yang masih terbungkus bh.
'' seperti yang kamu tahu . cobra memang seorang polisi sepertimu , tapi dia punya identitas lain sebagai bandar narkoba internasional , jangan tanya berapa besar narkoba yang sudah dia masukkan ke negeri ini. mmmmm..'' Rahma hanya diam mendengar dengan seksama ,sembar menahan geli di puting susunya yang tengah dihisap,ujung lidah rambo si mucikari, menari-nari di puting susunya dengan segenap kekuatannya Rahma berusah untuk tak menikmati rangsangan yang diberikan.

''dulu aku memang ikut dalam sindikatnya tapi, hanya sebentar, aku menghilangkan sejumlah besar sabu dan itu membuatku dijadikan kambing hitam olehnya..mmuuach mmm''


Bibir Rahma kini yang jadi korban keganasan ciuman rambo, aroma rokokk yang menmpel kuat membuat Rahma mau muntah,dua gunung kembarnya terus dimainkan dengan diremas-remas dan memijat putingnya .

'' mhhhh ahhh haah,hah..'' Rahma sampai kehabisan napas begitu si mucikari melepaskan pagutannya dia lalu membuka seluruh pakaiannya hinga bugil, lalu membimbing Rahma untu berdiri , entah kemana keberanian yang tadi dimilikinya dia tak mampu membuka mata melihat tubuh telanjang lelaki tua itu .

Tangan-tangan nakal penuh nafsu kembali menggerayangi tubuh ramping Rahma,seragam kebesarannnya satu demi satu ditanggalkan , kecupan dan pagutan liar hinggap di bibirnya .

'' mmmhhhhh...'' gumam Rahma saat merasakan gerakan cepat membelai vagina tanpa rambut miliknya, napasnya ayang kian memburu mengidikasikan jika dia mulai ikut terangsang ,

'' udahlah tak perlu menahannya, nikmati saja, hitung-hitung melepas penat, kamu pasti lelah kan setelah berusaha sejauh ini..'' benar memang apa yang dikatakannya , Rahman sudah jarang sekali berhubungan badan dengan suami sejak kasus ini bermula

'' uhhh,sempit nih memekmu '' rambo menyusupkkan jarinya masuk ke liang senggama Rahma, membuat wanita ini terlonjak kaget.

'' ahhhkkk..'' desahnya yang kini sudah terhanyut dengan rangsangan yang diterima di seluruh area sensitif miliknya .

Sebagai mucikari yang sudah berpengalaman meniduri banyak wanita , membuat Rahma belingsatan bukanlah hal yang sulit, rabaan , jilatan dan kecupan dilayangkan dengan sangat sempurna ,membuat Rahma yang kini menjadi lawan mainnya bertekuk lutut , turut menikmati apa yang dilakukannya.

'' ahh..ahhh.aku mau keluaar aahhhkkk..'' hanya dengan permainan ujung lidah rambo dan tusukan jarinya ,dengan mudah membuat Rahma orgasme menyemburkan cairan cinta membasahi ranjang dimana dia ditidurkan sesaat yang lalu .

'' gantian ,kocok kontolku , sepong sekalian..'' pinta rambo dengan kasar, Rahma yang sudah tak bisa berfikir jernih menuruti permintaannya , menggenggam penis berukuran dua kali lipat milik suaminya ,lalu mengocoknya perlahan.

'' ahhhh..boleh juga kocokan lu..'' rambo berkata dengan nada mengejek, sambil kembali memainkan vagina Rahma.
'' ahh ayo lanjutin ''
'' ceritnya atau ngobel memeknya nih..''
'' uhhh..dua-duanya ,,cepetan oohh..''
''hehehe..ternyata galak juga yah kalau di kasur ,oke selepas keluar dari penjara, aku berniat balas dendam sama orang itu, dengan dalih tak punya keahlian lain akhirnya dia mau nerima,tapi aku masih tak tahu siapa sebenarnya cobra ini , setiap kali aku ingin bertemu, hanya orang kepercayaanny yang bisa kutemui.sepongin kontolnya cepet..''


Sambil terus mengocok penis itu Rahma perlahan mendekatkan wajahnya lebih dekat , membuka mulut dan menjulurkan lidah , menyapukan ujungnya ke kepala penis lelaki itu.
'' ahhhh..erangnya saat merasakan penisnya dijilati seorang wanita cantik,''
sebisa mungkin Rahma mengeluarkan kemampuannya memanjakan si pemilik penis yang tengah mendesah keenakan,saat Rahma mencoba membuka mulut untuk menelan penis itu dia harus merenggangkan otot pipinya lebih jauh , itupun hanya bisa membuat kepala penisnya saja yang dikulum.
'' oohhhh..lumayan seponganmu ,tapi masih kalah jauh ketimbang lonte yang kupunya.'' rambo melecehkan Rahma ,tapi Rahma tak mau ambil pusing ,yang dia inginkan adalah agar semuanya cepat selesai dan ia bisa kembali hidup tenang



Tak mampu lebih lama lagi, melakukan blowjob yang menyiksa membuat Rahma kini berinisiatif lain , dilepehnya penis rambo lalu tiduran telentang, lalu merentangkan kaki selebar-lebarnya .
'' entotin aku cepet..udah nggak tahan nihh..'' ucap Rahma dengan nada genit, sebenarnya ia malu sekali, kata-kata itu hanya pantas ia ucapkan pada suaminya , tapi kali ini ia justr mengatakan hal itu didepan laki-laki lain.
''heheh,,udah nggak tahan yah, dasar awalnya aja sok nolak , udah ngerasain enaknya minta sendiri..''


Pria tua pemilik rumah bordir ini memposisikan diri di tengah selangkangan Rahma yang terbuka lebar ,menempatkan penisnya tepat didepan liang senggama yang sudah banjir, Rahma menghembuskan napas panjang, mempersiapkan diri meneriam penis berukuaran besar ini ,sekaligus memantapkan diri , menerima dirinya yang tak lagi bisa setia dengan suaminya.
'' ahhhhh,pelaaan,,sakiit..'' perih , itulah yang dia rasakan saat penis itu mulai masuk terbenam di vaginanya, rambo tersenyum sinis , jangankan Rahma , perawan ting-ting sekalipun akan merasa keenakan jika rambo yang melakukannya ,sudah tak terhitung berapa perawan yang dia cicipi .

''ohhh sempit juga memekmu ,,uhh kaya perawan..nggak nyangka bisa juga ngerasain memek polwan..''
'' banyak omong ahhhh..cepat lanjutiin..''
'' sabaar..tak usah buru-buru aku sudah punya arsip digital hasl penyelidikanku sendiri , kau bisa memilikinya setelah ini , kujamin buktinya sangat kuat dan cobra tak akan bisa berkutik lagi.''
''ahh benarkah..''
'' kau masih tak percaya, tiga tahu lalu sudah kupersiapkan untuk temanmu yang tewas itu , tapi dia tak pernah kembali lagi kesini. sekarang ayo kita selesaikan permainan ini dulu nikmatilah ''


Berkat kelihaian rambo Rahma kini sudah tak merasa sakit, berganti nikmat yang tak terkira ,setiap berganti gaya ,dia pasti orgasme, tak heran juga kalau Rahma kini turut meliuk-liuk tak malu lagi mengeluarkan desahan dan teriakan .
'' ahhh..enak banget kontolmu anjiiing.'' umpat Rahma kasar ,seumur hidup tak pernah dia berkata sekasar ini saat bersetubuh dengan suaminya, dan entah kenapa di tangan pria tua ini sisi liarnya perlahan dibangkitkan .
'' ooh bisa ngomong jorok juga nih ,, rasain konto ku nih''
'' ahhh bangsaat..'' Rahma kemabli mengumpat
Berulang kali Rahma dibuat terbanng ke awang-awang dengan orgasme yang dirasakannya , stamina pria tua ini ternyata jauh lebih kuat dari dugaannya.


Hampir dua jam lamanya mereka bergelut melampiaskan birahi , rambo dengan lenguhan kencang , melesakkan penisnya jauh ke dalam vagian Rahma ,melepaskan spermanya ke dalam rahim , sambil menindih tubuh polwan cantik itu , saling berciuman dengan liarnya.



Tiga jam berselang , Rahma tak lagi kembali ke kantor , langsung pulang ke rumahnya , suami dan anaknya tak ada di rumah masih ditoko, Rahma langsung membersihkan tubuhnya dari peluh dan sisa sperma yang menempel,vaginanya masih terasa nyeri,saat membersihkan tubuh tangisnya perlahan pecah,menyesali perbuatan kotornya tadi ,tapi itu tak berlangsung lama.dia sudah menghentikan tangis nya dan duduk didepan laptop. menghubungkan usb pemberian rambo, dan melihat isi didalam berkas, seketika amarahnya kembali mengambil alih ,
'' ternyata itu benar kau Jatmiko, tak akan kumaafkan kau kali ini '' ujar Rahma penuh kegeraman


'''' selesai ??????'''
 
maaf nggak bisa bales satu-satu.

sebenernya ini justru project cerbung yang mau ts garap, gegara cerpan yang buat lktcp mentok ide, mana waktunya tinggal sehari , ya udah, akhirnya
seharian ngendon di kamar buat ngetik plus mikir ,klimaksnya juga rencana sampe Rahma adep-adepan sama Miko, tapi, berhubung ini kepala udah keluar asepnya,:pusing:

ts mutusin cukup segitu dulu, mungkin nanti bisa dilanjut ke cerbung,sekalian jelasin plot hole yang masih bertebaran disana-sini. :taimacan:
 
Bimabet
cepat banget bos...nasib jatmiko gmn...lanjut dong
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd