Agen Terpercaya   Advertise
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Tubuhku untuk bayar hutang suamiku - jak4loh

Baru kali ini gw baca ada genjotan yg berwibawa...?? ;):semangat:
Ok bro suhu... lanjutkan sampai indri jatuh cinta sm pak joko dan pak is.
 
ngak usah buru2 suhu..
klo mau di up sekarang juga ngak papa sih kalo udah siap..
ehehe
 
awal lihat judul ane biasa aja&setelah baca ternyata woow.. layak di tunggu updatenya..
 
udah pagi lagi suhu..
Suhu suhu sekalian maaf ya, ane lagi ada musibah, belum ada akses ke laptop nih. Ini aja dr hp. Mohon bersabar menunggu dan maaf atas kwterlambatannya
 
Maaf baru sempat update hu. Kemarin ada sedikit accident.
Btw ternyata masih nyambung ceritanya. Belum ending dulu. Mohon kritik dan sarannya ya hu agar bisa buat karya yang lebih baik lagi :semangat:

Aku beringsut ketika jari Pak Is yang basah oleh lendir vaginaku mengelus lubang duburku. Anusku seperti berkontraksi, pinggangku tertarik. Pak Is mengelus lubang anusku perlahan dan dia menciumi leherku. Aku mencoba menepis tangan Pak Is, sambil berusaha memberontak. Aku mencoba melepaskan diri, tapi tidak mampu, aku berontak sejadi jadinya dengan tenaga yang tersisa. Tubuh Pak Is yang berat dan berbulu itu menindihku, tangannya menahan berontakku dengan enteng. Usahaku terhenti ketika Pak Is menjambak rambutku dari balik kerudungku sehingga kepalaku terdongak. Tanganku dilipat ke belakang, Pak Is sudah mendudukiku sekarang.

"Tolong saya Pak, sudah Pak, saya mohon jangan teruskan lagi Pak" aku berkata lirih ke arah Pak Joko. Aku tahu apa yang akan terjadi. Aku tidak mau disodomi. Membayangkannya saja aku jijik.
"Pak pegangin tangannya Pak." Kata Pak Is.

Pak Joko terdiam. Dia mungkin kasihan padaku. Atau mungkin dia bimbang, mana yang lebih perlu ditolong, teman baiknya kah, atau istri orang yang berhutang padanya. Aku mulai menangis. Badanku sakit, tenagaku habis, dan aku tidak tahu apa yang akan terjadi berikutnya, aku cuma bisa menangis sekarang. Cuma Pak Joko yang bisa menolongku. Please Pak, aku cuma mau bantu Mas Eko. Aku tidak mau mengkhianatinya lebih jauh lagi.

Raut muka Pak Joko berubah kecut, dia meletakkan handphonenya lalu menghampiri kami.
"Maaf bu"

Pak Joko duduk di kasur dan menahan tanganku yang terlipat di belakang. Aku menangis sejadi-jadinya. Aku menyesal sekali datang ke tempat ini. Aku tidak berdaya lagi, aku mencoba berontak sekuat tenaga yang tersisa, dan, ya. Sia sia. Aku membenamkan mukaku ke kasur Pak Joko dan menangis terisak.

Pak Is yang melihatku kehabisan tenaga membuka selangkanganku. Setiap pemberontakanku pada akhirnya hanya akan berakhir sia-sia. Pak Is kembali mengelus anusku dengan cairan vaginaku yang belum kering. Lalu... Tangisanku terhenti ketika kurasakan sesuatu yang lembek mengelusi lubang pantatku. Kurasa itu lidah Pak Is. Dia membenamkan lidahnya di duburku, aku heran sejenak, kenapa dia tidak jijik ya? Lidahnya menjejali lubang anusku yang kembang kempis. Ada sesuatu yang tidak bisa kujelaskan saat lidahnya menelusuri lubang pantatku. Entah syaraf apa yang merespon, tapi, kok enak ya. Tubuhku membusur dan mengendur setiap Pak Is mendorong lidahnya di permukaan liang duburku. Nafas panasnya menghembus di belahan pantatku yang terbilang cukup seksi. Mas Eko kerap kali marah dan mengoceh sendiri setiap ada orang yang kedapatan memperhatikan pantatku.

Jilatan Pak Is terhenti. Aku mencoba menengok tapi tertahan oleh Pak Joko yang menahan tanganku. "Kenapa berhenti Pak?" gumamku dalam hati. Pak Is kemudian terkekeh.

"Keenakan juga kan lu dasar perek"

Aku seperti tertohok. Kubenamkan lagi mukaku ke kasur Pak Is. Kututup rapat-rapat mataku. Aku menghembuskan nafas dalam-dalam. Aku baru saja menikmati pemerkosaanku. Aku merasa berdosa pada Mas Eko. Kurapatkan pahaku.

"Nih yang lebih enak nih"

Pak Is membuka kembali pahaku, aku yang lemas sudah tidak bisa menghalangi lagi. Kurasakan kepala penis Pak Is di liang duburku. Aku terisak kembali dan berkata lirih "Pak, jangan Pak... hhhkkkkk"

Gumamanku tertahan ketika Pak Is menindihku dan menghentakkan tubuhnya. Penisnya merobek duburku. Ya Tuhan, sakit sekali, panas sekali rasanya. Tulang-tulangku seperti rontok. Sakitnya sampai ke ubun ubun. Aku hampir tidak sadarkan diri karenanya. Pak Is mendiamkan penisnya di dalam anusku yang berkontraksi mendorong penisnya keluar. Kurasakan batang kemaluannya mengangguk-angguk di dalam tubuhku. Tidak lama kemudian, dia menarik penisnya keluar sebagian lalu duduk dan meludahi kemaluannya. Jari-jarinya melumasi sekitaran liang duburku yang kurasa sedang berdarah itu dengan liurnya yang panas dan aku yakin bau. Dia mendorong perlahan penisnya. Kali ini lebih mudah masuk, dan tidak sesakit yang pertama.

Pak Is mencabut lagi kemaluannya dan dengan kasar mengangkat tubuhku agar menungging. Pak Joko melepas tanganku dan menyingkir di pinggir kasurnya. Lubang duburku rasanya sudah jebol, agak longgar rasanya. Pak Is memegang pinggangku dan menyodok anusku lagi. Aku memalingkan muka agar bisa bernafas, kerudungku sudah terbuka. Kulihat Pak Joko memperhatikan perkosaan pantatku dengan serius. Tanganku mencoba meraih Pak Joko mengharap pertolongannya. Pak Joko melihatku terdiam. Tubuhku tersentak sentak karena sodokan Pak Is yang menyodomiku. Sudah mati rasa tubuhku. Aku menangis. Badanku rasanya pegal semua.

Setelah sekitar lima menit menggenjotku, Pak Is mencabut kontolnya dan membanting tubuhku ke samping. Dia menindihku lagi dan menciumi bibirku yang menganga. Mataku menatap kosong ke langit langit.

"Pak ayo ewe lagi pak. Gantian saya yang nonton" Kata Pak Is ke Pak Joko. Aku menengok mengangguk pelan. Ini lebih baik daripada melayani Pak Is lagi. Kuperhatikan kontol Pak Joko memang sudah bangun dari balik celananya. Dia terdiam sambil duduk di atas kasurnya. Pak Is duduk di sofa dan menyalakan rokok.

Aku menghampiri Pak Joko dengan gemetar dan menduduki paha Pak Joko. Kubuka kerudungku yang mengganggu lalu kupeluk Pak Joko, dia balas memelukku dan mengusap kepalaku. Beda sekali rasanya. Aku merasa disayang, aku merasa dihargai. Aku menangis tersedu di bahu Pak Joko sambil memeluknya erat dengan tubuh telanjangku.

"Jangan sodomi saya pak, saya mohon" bisikku ke Pak Joko.

Aku melepaskan pelukanku dan memundurkan tubuhku sampai ke dengkulnya. Aku masih ada tugas: memuaskan Pak Joko lagi. Kuraba kontol Pak Joko yang menegang dengan tangan kiriku dan kupijit dari balik celananya. Kukeluarkan kontol Pak Joko dari celananya, kontolnya yang seperti pisang tanduk itu mengacung tegak. Aku berdiri pakai dengkulku dan mengarahkan kontol Pak Joko ke kemaluanku. Aku menurunkan tubuhku perlahan. Vaginaku mengering sehingga rasanya agak susah. Aku mencabut kontol Pak Joko dan meludahinya, kulumuri kontolnya dengan ludahku dan kuusap. Kepala kontol Pak Joko berkilat. kontolnya mengangguk ketika tanganku melewati lubang kencing Pak Joko. Kukocok perlahan kemaluan Pak Joko.

Aku memelorotkan celana Pak Joko lalu kembali berdiri dengan lututku dan kuarahkan kontol Pak Joko ke lubang vaginaku. Kuturunkan tubuhku. Kali ini lebih mudah. Hasrat birahiku sudah hilang karena pemerkosaan pantatku tadi. Aku cuma mau segera menunaikan tubuhku lalu pulang.

Pak Joko memegang pinggangku lalu mengarahkan tubuhku untuk memeluknya. Dia merebahkan diri. Aku peluk tubuh Pak Joko yang wangi. Dia mencium kepalaku. Aku mendongak dan meraih bibirnya. Dia menyambut ciumanku sambil meremas pantatku. Birahiku kembali bangkit. Aku merasakan cairan cintaku mulai mengalir lagi. Tenagaku rasanya pulih sebagian. Pak Joko mulai menggerakkan pinggangnya berirama, lembut, dan terasa penuh perasaan. Birahiku timbul lagi. Gatal di vaginaku kembali datang. Nafasku menderu bersahutan dengan nafas Pak Joko. Mataku terpejam menyaksikan gairahku yang mulai bangkit. Aku rela bersetubuh denganmu terus, pak.

Aku tidak puas dengan irama pinggang Pak Joko. Kulepaskan pelukanku, aku bangkit dan menduduki Pak Joko lalu kugenjot. Gatal. Vaginaku seperti rindu disodoki oleh kontol Pak Joko. Kugenjot Pak Joko dengan semangat. Tangan Pak Joko kutepis karena menahan goyangan pinggangku lalu kutahan. Oh apa jadinya aku ini. Aku ingin memperkosa Pak Joko yang membawaku ke pelacuran ini.

"Ahhhh hhhhh ahhhh hhh hhhhh" Desahanku terdengar. Aku tidak bisa menahan rasa nikmat yang timbul setiap kepala kontol Pak Joko memasuki liang senggamaku. Dinding vaginaku yang penuh lendir lubrikasi cairan cintaku memijiti batang kontol Pak Joko. Kuayunkan tubuhku dan kujemputi segala nikmat yang menghampiriku. Kuhampiri Pak Joko dan kucium bibirnya. Manis. Aku lalu bangkit dan menahan tubuhku yang masih menggenjot pak Joko menjemputi segala nikmat. Tanganku kini hinggap di paha Pak Joko. Aku melihat lurus dan kudapati bayangan tubuhku di kaca lemari Pak Joko. Kuperhatikan tubuhku yang sedang meliuk liuk dan bergerak naik turun menjemputi kontol Pak Joko seperti gerakan piston mesin. Aku sedikit malu.

"Duh mas, maafkan istrimu ini mas." gumamku dalam hati.

..to be continued..
 
Ah ngaceng in the morning.....
Thanks suhu update nya...
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd