Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Undercover Mask

Status
Please reply by conversation.
Bimabet
ijinkan nubi baca suhu,kalo boleh saran kasih index suhu
 
Di kunci aja dlu suhu...
Udh kelamaan gak nongol2

Banyak yg harap2 cemas nih...
 
Bimabet
SRK back again



Part 17


Mobil Doni kemudian berjalan membelah jalanan ibukota yang tak ada hari yang tak macet seperti sekarang mobil yang disupri Doni berjalan bak siput bahkan siputpun masih cepatan jalannya daripada jalan macet ini ditambah berisiknya klakson-klakson pengendara membuat siapa dapat terkena stress namun tidak bagiku. Dipangkuanku kini ada seorang gadis cantik yang nyaris saja jadi korban pemerkosaan apabila aku terlambat menyelamatkannya. Gadis remaja bernama Dina ini kini sedang tertidur dipangkuanku tangannya sangat erat memeluk pinggangku sedangkan kepalanya menyender erat didadaku bahkan aku masih bisa menghirup aroma wangi sampo rambutnya padahal telah dinodai oleh cairan kemaluan para bajingan yang sudah kuhabisi itu. Sungguh cantik bila kupandangi wajah gadis ini wajahnya yang teduh dan damai ketika terlelap membuatku ingin selalu melindunginya walaupun belum 24 jam aku mengenalnya tapi aku sudah seperti memiliki ikatan yang kuat dengannya.

Doni dan Haikal sedang seru membahas sebuah game online perang-perangan yang lagi booming saat ini namun kuabaikan saja perbincangan mereka lebih baik aku memerhatikan gadis cantik dipangkuanku ini yang tak boleh kusia-siakan sedetikpun. Dina terlelap dengan wajahnya dihadapkan ke atas menyender kedadaku namun entah kenapa naluri lelakiku menuntun mataku turun kebawah memerhatikan gundukan payudaranya yang terlihat jelas dari celah kerah ditambah kancing atasnya yang terbuka membuat sangat jelas kulihat dari atas, putingnya yang terlihat mencuat mungkin akibat kejadian ditoilet tadi membuat dina masih menyisakan rangsangannya. Sialnya karena melihat buah dadanya yang jelas itu juniorku yang bawah otomatis mengeras dan menegang.

Perasaanku seketika tidak nyaman dengan juniorku yang tegang terasa terjepit akibat tindihan bokong Dina membuatku sesekali bergerak membenarkan posisi Juniorku supaya nyaman namun Dina sepertinya menyadari kegelisahanku kurasakan bokongnya bergerak-gerak memutar, aku yang sadar ada pergerakan dari Dina kulirik wajahnya dan ternyata dia sudah bangun dan tersenyum nakal kepadaku sambil mengigit bibirnya. Terasa nikmat sekali kurasakan bercampur geli akibat goyangan bokongnya di atas juniorku. Apalagi saat itu aku hanya memakai celana kain pendek dan CD yang mulai longgar membuatnya sangat terasa. Aku sampai terpejam demi meresapi goyangan pelan bokong Dina, tiba-tiba dina mendekatkan mulutnya ke telingaku,

"Enak Kakhhhh" ucapnya pelan dan seperti mendesah pelan sapuan nafasnya membuat kudukku merinding.

"U-Udah Din, hmmm" balasku dengan bisikan pelan juga namun tak digubris dina dia malah mempercepat goyangannya.

"Mhhhh Din kamu nakal bangett" ujarku seraya meremas pelan pantatnya.

"Sssshhhh nakal ya kakkhhh hihihi" Dina terus bergoyang hingga aku akhirnya merasakan sesuatu diujung penisku yang ingin keluar.

"Udahhhh Dinnn nanti kakak keluar hhhh" aku menahan nafasku dalam-dalam agar menahan gejolak ini.

"Uhhhh keluarin aja kak,Dina mau keluarin di pantat dina" Dina menggoyang lagi pantatnya hingga akhirnya cairan putihku menyembur keluar dari ujung penisku karena nikmatnya rangsangan Dina.

"Akhhh Din, Crot...Crot" sebisamungkin kutahan kejangan badanku agar tak terlihat oleh Haikal dan Doni yang sepertinya tak sadar apa yang kami lakukan dibelakang sini karena lagi serunya membahas game.

"Ihhhhh basah celananya kak, nanti gimana tuh keluarnya jadi basah tuh ntar orang lain pada curiga lho, celana dina juga basah kak hihihi" bisik dinditelingaku pelan.

"Hosh..Hosh.. kamu sih nakal banget" aku lalu mengigit pelan telinganya yang menggemaskan itu.

"Awww... ihh geli" Pekik Dina hingga mengejutkan Doni dan Haikal. Mereka berdua melirik ke belakang dengan tatapan curiga.

"Woi, kalo mau mesra-mesraan jangan didekat kita, nggak tau apa kalo masih jomblo sensi liat yang begituan" ledek Doni kepada kami dengan tatapan iri dan sinisnya.

"Ihhh kak Doni apaan sih, siapa suruh nggak mau nyari pacar weeeek" ejekan dina langsung seperti menohok doni dan membuatnya terdiam dan kembali menyetir dengan menggerutu kesal, aku cuma nyengir melihat doni dari spion.

Mobil kembali melaju setelah bebas dari kemacetan dan sedikit lagi akan tiba di rumahnya doni yang berada di kawasan perumahan elite yang menyatu dengan mall besar. Hatiku berdebar-debar apa yang akan kulakukan nanti ketika bertemu dengan orang tuanya Doni terlebih lagi sikap keluarganya yang seperti menjodohkanku dengan puteri mereka Dina yang sekarang menggusel manja di dadaku. Pikiranku melayang memikirkan semua kejadian yang telah kulalui, entah kenapa tiba-tiba aku berada dalam situasi yang membuatku berada diantara perasaan senang namun juga bingung dan galau. Bagaimana mungkin tiba-tiba keluarga doni yang notabenenya berasal dari keluarga pengacara kondang dan kaya raya menjodohkan anak perempuannya padaku seorang pemuda urakan dan berasal dari keluarga yang kasarnya keluarga "preman" hanya karena aku memberikan pertolongan kecil.

Aku berfikir ini mungkin hanya euforia sementara mereka hingga tak berpikir atas konsekuensi yang mereka lakukan, aku sudah memutuskan untuk menolak penjodohan sepihak mereka yang kurasa sangat merugikan mereka nantinya. Aku tak mau Dina yang sudah biasa hidup dalam kemewahan dan selalu dimanja suatu ketika hidup menderita dan serba kesusahan bila bersamaku apalagi di lingkunganku yang lumayan keras dan kejam. Ya, aku sudah mantap akan memberitahu mereka bahwa ini murni menolong teman tanpa embel-embel sesuatu dan mencegah penjodohan puteri mereka kepadaku, kasihan Dina nantinya biarlah aku mendapat pendamping yang setara denganku kelak nantinya. Kuelus rambut dina perlahan yang sedang tertidur dipangkuanku, tapi... otongku masih berdiri, ahhh.


Third POV


Disebuah Kafe yang tak jauh dari sekolah Tunas Rambutan terlihat beberapa siswa berseragam sekolah dan beberapa preman berjaga di depan kafe itu, mata mereka tampak mengawasi gerak-gerik tiap orang yang berlalu lalang di dekat mereka. Di dalam kafe itu di sebuah meja yang terletak di bagian sudut tampak sepasang manusia bersebelahan sedang berbicara, sang lelaki tampak mendekap bahu sang perempuan yang sesenggukan menangis seperti melalui sesuatu yang berat sang lelaki masih memberi hiburan mencoba menenangkan perempuan malang tersebut, mereka seperti sepasang kekasih,

"Ssssstttt, semua udah berlalu Nad, c'mon, cheer up, girl, yang penting nggak terjadi apa-apa sama kamu" ucap Amar mengelus-elus bahu Nadine yang masih menutupi wajahnya karena menangis.

"Hiks...Hiks... Kenapa ini selalu terjadi sama aku Kak, ini nggak adil kenapa aku selalu dilecehkan seperti ini untung ada kalian kalau tidak aku ... hiks...hiks" keluh nadine dalam tangisannya kepalanya seperti pasrah ketika amar menyandarkannya di dadanya, terlihat sedikit garis senyum diwajah amar.

"Kalian ...?" ucap amar bingung.

"A..aku pernah mengalami hal serupa kak baru aja kemarin dan hampir saja keperawananku terenggut tapi untungnya ada seorang yang menyelamatkanku hiks...hiks" ucap Nadine masih menangis wajahnya yang cantik tampak sembab akibat air matanya.

"Ohhh untunglah, ya udah sekarang kamu nggak usah khawatir lagi karena aku bakal selalu ngejagain kamu terus anak-anak dari geng lain sudah aku ancam agar jangan ngedeketin kamu atau mereka akan berurusan lagi denganku, okey?" ucap amar membuat nadine merasa tenang dan mulai mengendurkan tangisannya, amar semakin erat memeluk nadine dengan satu tangan dia tak ingin berbuat lebih dari itu takut nadine berpikir macam-macam padanya, dia tak ingin semua yang direncanakannya hancur berantakan nantinya.

"Iya Kak, makasih ya udah nolong nadine dan makasih juga buat perlindungannya tapi sebenarnya nggak usah juga nggak apa-apa kok" ucap nadine yang sudah melepaskan diri dari dekapan amar, amar merasa sedikit kecewa.

"Lho, kenapa, biar kamu aman, biar mereka nggak macem-macem lagi sama kamu" ucap Amar heran.

"I..itu karena Nadine merasa sudah ada yang menjaga nadine dan entah kenapa nadine selalu merasa aman waktu di kelas kalau ada dia" ucap nadine malu-malu dia teringat lagi akan sosok itu teringat akan tatapan tajam matanya dan wangi tubuhnya.

"Hah, siapa dia Nad?" tanya Amar heran, tak terasa api cemburu menyeruak dari dalam hatinya melihat nadine seperti sudah menyukai orang lain.

"Dia ... Kentang"


Bersambung ....
 
Status
Please reply by conversation.
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd