Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY Veiled Sins 2 - Sisterhood's Lust (Shirin, Darin & Nadiva Al-Athrus) [TAMAT]

User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Udah mantep kok coy, yang kurang sebenernya ekspresi desahan mereka jarang ditulisin disini, tambahin aja biar kita tinggal bayangin ekspresinya sama suaranya ajaa ehehehe

Overall udah mantap, cuman ane emang ga seneng pas bdsm, bukan jalan ninja ane nyiksa cewe wkwkw
 


Nadiva Al-Athrus


Chapter 3 (last)


Liburan sekolah tinggal menyisakan 3 hari lagi. Shirin dan Darin mulai sibuk menyiapkan kebutuhan sekolah. Hari ini mereka berdua sudah pergi ke toko buku dari pagi hingga malam. Aku tidak mengantar mereka karena aku sedang tidak badan, padahal sebenarnya aku sedang malas dan ingin tidur-tiduran. Aku membuka file video seks ku dengan mereka berdua sambil menikmati nyanyian nikmat yang dikeluarkan kakak beradik binal ini. Saat aku sedang menikmati video itu, tiba-tiba alarm rumah berbunyi. Aku langsung cabut dari kamarku dan membukakan pintu. Saat pintu terbuka, muncul sosok gadis remaja cantik yang kuketahui bernama Nadiva. Dia memiliki bodi yang agak kurus namun cukup tinggi untuk seusianya. Dia gadis berjenis tocil karena kulihat tonjolan toketnya tidak terlihat dibalik kaos ketat warna pink. Nadiva mengenakan jilbab pink dan rok panjang pink dilapisi legging warna putih. “eh, Kak Cliff. Shirin sama Darin nya ada ?” suara lembut Nadiva mengejutkanku yang sedang memerhatikan tubuhnya. “Eh, dek Nadiva. Mereka pergi ke toko buku. Palingan malem baru pulang.” Jawabku sekenanya. “Yah… kok mereka jalan duluan ga bilang-bilang sih.” Nadiva kemudian membuka handphone nya namun baterenya tiba-tiba habis. “Duh, apes banget batere abis. Mana ga bawa powerbank.” , “Numpang charge didalem aja. Charger nya di laci deket TV tuh.” Aku kemudian mempersilahkan Nadiva masuk. Saat Nadiva membungkuk untuk mengambil charger, bongkahan pantatnya tercetak jelas dibalik rok panjangnya. Hal itu membuat nafsuku kembali naik dan ingin menikmati tubuhnya. Namun, aku tetap tenang dan merencanakan sesuatu untuk menikmati tubuh Nadiva.

Saat Nadiva mengisi hp nya, tiba-tiba listrik di rumah mati. Suara petir di luar rumah membuat Nadiva ketakutan dan mencariku, “Kak Cliff, kak Cliff dimana ?”. “Diem dulu disitu, aku cariin lilin dulu.” Aku dengan sigap menyalakan lilin di sejumlah titik untuk menerangi rumah. Tiba-tiba diluar hujan turun dengan deras. Aku pun mulai mengkhawatirkan keadaan Shirin dan Darin namun aku tidak pikirkan lebih lanjut dan fokus ke Nadiva. Aku dan Nadiva kemudian berkumpul di ruang tamu hanya ditemani lilin dan suara hujan deras disertai angin kencang. “Kak… aku takut gelap.. kalo ada hantu gimana ?” Nadiva menyandarkan kepalanya ke pundakku. “Yailaa, santai aja kali. Kayak anak kecil aja. Btw, mau kubikinin minum ga ?” aku menawarkan Nadiva untuk membuatkan minum. “Hm… boleh deh kak. Teh anget aja ya.” Jawab Nadiva. Saat aku membawakan teh hangat ke ruang tamu, tiba-tiba aku tersandung dan teh itu tumpah dan terkena Nadiva. Beruntung, karpet ruang tamu sedang dilaundry sehingga tumpahannya langsung terkena lantai ruang tamu. “Ih.. kak Cliff. Aku kan gabawa ganti, basah semua nih bajuku.” Gerutu Nadiva sambil mengipas-ngipas bajunya yang basah terkena tumpahan teh. Aku yang sudah terlanjur bernafsu kemudian menyeruput genangan teh di lantai. “Ih, kak Cliff kok teh di lantai diminum.. kan jormmhhh…” aku kemudian mencium bibir Nadiva lalu kusemburkan air teh ke mulutnya sambil kujilat lidahnya. Tanganku kemudian menyingkap kaosnya keatas dan berusaha melepas tali bra nya. Nadiva tidak melakukan perlawanan dan secara mengejutkan membalas ciumanku. Kemudian kulepaskan ciumanku dan kubuka kaos dan kupeloroti rok panjang dan leggingnya hingga hanya menyisakan jilbab dan celana dalam. Mulutku langsung menciumi seluruh tubuh Nadiva dari wajah lalu ke toketnya, kemudian ke tangan sambil mengemut jari-jarinya, perut, paha hingga mengemut ujung kakinya. Nadiva pasrah menerima rangsanganku dan melenguh halus, “aahhh… kak… mmhh…” Setelah ku ciumi seluruh tubuhnya, tanganku meremas toketnya sambil kuciumi lagi bibirnya. “mmhhh… mmmhh…” Nadiva bergumam keenakan. Setelah 5 menit, aku hendak melepaskan celana dalamnya tetapi tiba-tiba tangan Nadiva berusaha menepisnya, “jangan kak…” aku pun tidak peduli dan kulepaskan celana dalamnya. Lalu kuraba liang mekinya yang masih rapat namun tanpa bulu dan mulai basah sambil kuciumi perutnya. Nadiva kembali melenguh dan akhirnya dia akan mencapai orgasme pertamanya , “kaakkk… aahhhh” Nadiva menyemburkan cairan mekinya hingga membasahi jariku. Kemudian kusuruh Nadiva mengemut jariku yang dilumuri cairan mekinya hingga bersih.

Aku yang melihat Nadiva yang masih tergolek lemah akibat orgasmenya tadi langsung membuka celanaku dan mengacungkan kontolku yang semakin panjang dan besar karena sering di “latih” oleh Shirin dan Darin. Nadiva yang melihat kontolku hanya memohon pelan , “kak… jangan…” aku yang tidak memedulikan ucapannya kemudian membuka kedua kakinya dan kumasukkan kontolku kedalam mekinya yang masih basah. Sempat kesulitan karena sangat sempit, kontolku akhirnya berhasil menembus keperawanannya. “AAhhhh… kaaakkk… sakiitt...” Nadiva berteriak kesakitan diiringi suara gelegar petir di luar rumah. Kudiamkan sejenak kontolku di dalam mekinya lalu kulihat Nadiva menangis menahan rasa sakit dan perih setelah kuperawani. Aku mengelap air matanya lalu kucium bibirnya sambil kumaju mundurkan kontolku di dalam mekinya. “hhmmmhhh… kak… pelan-pelan…. uuuhh..” Nadiva mulai meracau dan pinggulnya mulai mengikuti irama genjotanku. Selama setengah jam aku memompa kontolku, Nadiva berteriak lagi dan mencapai orgasmenya “Kaaakkk… aku pipisss…. Aaahhhh” cairan meki kembali menghangatkan kontolku yang masih menancap di dalam. Lalu aku cabut kontolku dan keluar tetesan darah perawan dan sisa cairan mekinya. Kemudian aku balikkan dan menunggingi badan Nadiva hingga memperlihatkan bongkahan pantat yang menggemaskan. Aku masukkan kembali kontolku ke mekinya dan kupompa dengan cepat. Nadiva meraung-raung sambil menikmati setiap tusukkan kontolku. Tangan kananku memainkan toketnya sementara tangan kiriku menampar-nampar pantat Nadiva. Setelah setengah jam, aku dan Nadiva akhirnya akan mencapai orgasme. “Kaaakk…. Aku mau pipis lagiihhh…” , “aku juga mau keluar Nadiva saying. Aku udah ga tahan lagi.” , “Kak.. jangan didalem… aahhh…” , “oohhh yesss… crot-crot..” , “Kaakkk…. Aaahhhh” kami berdua mencapai orgasme bersama dan kupeluk erat Nadiva dari belakang sambil menikmati sisa spermaku yang kukeluarkan didalam mekinya. Setelah puas, aku cabut kontolku dari mekinya lalu kulihat Nadiva kembali menangis, “kak… kalau aku hamil gimana ?”. “Tenang aja, aku akan bertanggungjawab. Aku saying kamu Nadiva.” Aku mencium keningnya kemudian kami berdua tidur sambil berpelukan di ruang tamu ditemani cahaya lilin dan suara hujan deras yang masih belum reda.

Setelah kurang lebih 5 jam tertidur aku terbangun dan kulihat sudah jam 8 malam. Listrik rumah sudah menyala dan lilin sudah mati karena sumbunya sudah habis. Hujan sudah reda dan udara dingin mulai menusuk kulitku. Kemudian aku memakai pakaianku lagi tetapi Nadiva sudah tidak ada di ruang tamu. “Tuh anak udah balik kali.” Aku kemudian ingin ke kamarku untuk mandi. Namun, saat melewati kamar Shirin aku mendengar suara desahan dan tawa Shirin dan Darin. Aku langsung mendobrak pintu dan melihat pemandangan menggairahkan. Shirin dan Darin yang sudah bertelanjang sedang beradegan lesbian threesome dengan Nadiva. Tangan dan kaki Nadiva sudah terikat di bangku, lalu Shirin sedang memainkan botol parfumnya di meki Nadiva lalu Darin sedang meremas-remas toketnya yang sudah dipasang jepitan di putingnya. “Eh lihat tuh Dar, siapa yang dateng.” , “Baru ditinggal pergi sebentar udah selingkuh, malam ini kita kasih kak Cliff pelajaran.” Shirin dan Darin yang melihat kehadiranku kemudian menghampiriku dan melucuti semua pakaianku hingga telanjang. “Eh… kalem dulu dong ayang-ayangku… uughhh..mmhh” kontolku langsung diremas lalu dikocok oleh tangan mungil Shirin dan bibirku diserang oleh Darin. Setelah 5 menit, kocokan Shirin semakin cepat dan bibir Darin semakin nafsu beradu dengan bibirku hingga akhirnya spermaku langsung menyemprot keluar. Shirin dan Darin kemudian melahap spermaku yang berceceran di lantai lalu mereka keluarkan lagi di wajah Nadiva. “Eh kalian jangan marah dong. Aku minta maaf udah merenggut sepupu kalian juga. Aku yang khilaf.” Aku meminta maaf pada mereka tapi hanya dibalas dengan tawa mereka berdua. “Minta maaf aja ga cukup. Pokoknya kak Cliff harus puasin kita bertiga malam ini. Abis itu baru kita maafin. Oke Dar ?” ancam Shirin , “Iya. Pokoknya kita mau badan kita dimandiin pake sperma kak Cliff.” tambah Darin sewot. “Kalo begitu kalian tunggu disitu.” Aku berlari ke kamarku dan kusuntikkan salah satu ramuan eksperimen lamaku yang masih tersisa. Ramuan itu membuat sperma yang keluar meningkat 10 kali lipat tanpa efek samping apapun.

Kemudian aku ke kamar Shirin lalu langsung kupeluk Shirin dan kuciumi bibirnya dengan ganas. Darin kemudian melepaskan ikatan di tubuh Nadiva lalu langsung menidih tubuhnya dan mencium bibirnya. Aku langsung masukkan kontolku ke meki Shirin lalu kugenjot dengan ganas. “Aahhh… pelan-pelan kak…. Aaahhh… iyaahhhh…” Shirin pun menikmati genjotanku dan ikut menggoyangkan pinggulnya. Setelah 10 menit, Shirin langsung orgasme dan tubuhnya ambruk ke lantai. Kucabut kontolku lalu kutarik tubuh Darin dan langsung kumasukkan kontolku ke mekinya lalu kugenjot dengan ganas. “Kaakk… sakiitt… enaakkk… aahhh… sakiittt… yeesss… ohhh” aku semempercepat goyanganku sambil kutarik-tarik putting toket Darin. 15 menit kemudian, Darin mencapai orgasme hingga melenguh sangat keras. Aku langsung cabut kontolku dan kubaringkan Darin ke sebelah Shirin. kemudian kutarik tubuh Nadiva dan kumasukkan lagi kontolku kedalam mekinya. Kugenjot dengan cepat dan kasar hingga tubuhnya terguncang-guncang. 10 menit kemudian, Nadiva mencapai orgasmenya dan kubaringkan ke sebelah Darin. Aku menghampiri Darin lalu kugenjot lagi kontolku dengan ganas kedalam mekinya sambil kedua tanganku mengobok-obok meki Shirin dan Nadiva. Mereka bertiga kembali mengerang-erang dan aku merasakan kontolku akan meledakkan spermanya. Aku mempercepat genjotanku lalu akhirnya aku orgasme, “Rasain nih pejuku lonte-lonteku sayang.” Aku menyemburkan ledakan sperma ku tiga kali kedalam meki Darin, lalu meki Nadiva dan terakhir meki Shirin. kemudian aku ambruk dan menidih tubuh Darin. Shirin dan Nadiva kemudian memeluk kami dari samping lalu tertidur pulas.

Setelah pesta foursome, aku dan tiga gadis imut namun binal itu semakin mesra. Kami berempat selalu melakukan pesta seks. Jadwalku bermain dengan Shirin dan Darin di hari Senin sampai Jumat, kemudian tambahan dengan Nadiva di hari Sabtu dan Minggu. Aku juga lega karena mereka bertiga tidak hamil walau aku terus menyemprotkan spermaku di dalam meki mereka. Ketika orangtuanya pulang dari dinas, aku memutuskan untuk pindah keluar kota. Shirin dan Darin menangis sambil memelukku saat aku berpamitan di bandara. Nadiva juga menangis saat menelponku. Orangtua Shirin dan Darin hanya tersenyum melihat ku yang sudah dianggap kakak bagi mereka dan mereka tidak mengetahui jika anak-anaknya sudah jadi mainan seksku selama mereka pergi. Seminggu kemudian, aku menghubungi Shirin dan kudengar darinya bahwa dia, Darin dan Nadiva masih sering berlesbian ria setiap akhir pekan dan mereka juga sering curhat rindu akan sodokkan kontolku. Sejak itu pula, kami berempat hanya bisa melakukan seks via phone sex atau sex chat lewat video call. Tentunya tanpa sepengetahuan orangtua mereka. Kuharap kita bertemu lagi dilain kesempatan Shirin, Darin dan Nadiva…


-Veiled Sins 2 (Sisterhood’s Lust), The End-
Buka IG liat postingan Shirin dan Darin karena Nadiva mau masuk sekolah pilot jadi inget cerita ini 😀😀😀
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd