Agen Terpercaya   Advertise
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Virus Merah Jambu Bersama Akhwatku (JUST SHARE. SARA JAUH-JAUH)

Status
Please reply by conversation.
KKN dan Melupakan Dian

UAS semester ini bukan akhir kesibukan kami, karena lepas dari ujian akhir yang menguras emosi, fisik dan pikiran itu kami masih disibukan dengan proses administrasi pendaftaran KKM atau kuliah kerja mahasiswa. Yah mengurus proses pendaftaran hingga pembagian kelompok cukup menguras waktu karena pengumuman dari pihak kampus sering molor. Yang aku syukuri, kesibukan UAS dan KKM ini bisa membuatku lupa hubunganku dengan Dian.
Ya, pasca kejadian dikostan Dian beberapa waktu lalu membuat hubungan kami meregang, bahkan Dian tak mau lagi bicara denganku. Para anggota organisasi beranggapan bahwa aku melakukan hal yang membuat ketua kemuslimahan kami marah besar, tentu saja aku membantahnya. Demi gengsi dan wibawaku sebagai aku mengeluarkan arogansiku bahwa Dian lah yang salah, sontak hal itu membuat Dian bertambah marah. Saat itu aku merasa hubunganku dengan Dian berada dalam tahap akhir. Sedikit kecewa memang, karena kalau saja Dian mau jujur, bahwa ciuman bibir itu dialah yang memulainya, walau aku juga yang pasti merangsang birahinya dengan ciumanku dilehernya waktu itu, tapi aku yakin Dian juga melindungi harga diriny sebagai akhwat yang diteladani dikampus. Aku hanya bisa pasrah dan maklum andai Dian benar-benar menjauhiku dan akhirnya impianku menikahinya gagal total.

****

KKM sudah berjalan dua minggu. Minggu ini akan memasuki bulan suci, kami mempersiapkan berbagai acara dikampung untuk menyambutnya. Bekerja sama dengan para pemuda lokal dan ibu-ibu PKK kelurahan, kami mengkonsep gebyar ramadhan. Ini memang salah satu program kerja kami, kebetulan aku ditunjuk sebagai ketua kelompok KKM ini.
Aku dan Dian memang tidak berada dalam kelompok yang sama, namun kamk masih berada dalam satu kabupaten. Setiap kabupaten terdapat empat sampai lima kelompok KKM.
Satu hari menjelang hari pertama puasa, ketua kelompok diminta hadir dalam rapat koordinasi kabupaten yang dihadiri oleh dosen pembimbing wilayah dan para dosbing kelompok. Sms undangan mengabarkan bahwa acara akan dimulai setelah maghrib. Jarak antara tempat rapat dan lokasi desa kkm ku cukup jauh, sekitar tiga jam perjalanan sepeda motor menembus pelosok dan hutan. Tak ingin bermalam dijalan aku memutuskan untuk berangkat pukul setengah tiga siang, apalagi kulihat cuaca mulai mendung jadi aku pikir lebih cepat berangkat lebih baik.
Perjalanan tak menemukan hambatan di satu jam Pertama, aku mengendarai sepeda motorku pelan sambil menikmati suasana sejuk pepohonan dan sesekali melewati desa yang hijau serta hamparan sawahnya.
Namun ketika melalui perbatasan desa ketiga yang aku lalui cuaca semakin gelap, lalu tiba-tiba saja hujan turun demikian derasnya, sialnya aku sedang berada ditengah hutan yang cukup lebat. Jalan setapak basah dan gelap, tak ada tempat berteduh, kulirik jam sudah menunjukan pukul lima, perjalanan masih cukup jauh. Aku khawatir bila masih ada dalam hutan ini sampai gelap, sedikit nekat aku memacu sepeda motorku agar cepat keluar dari hutan ini, aku takut ada gerombolan begal yang membuat nyawaku melayang.
Aku mulai ngebut, tak perduli jalan setapak yang kulalui ini tak begitu bagus kondisi aspalnya, hingga pada suatu belokan tajam aku tak melihat lubang besar dalam didepanku, sontak karena terkejut aku membanting setang motorku kekiri, sayang aku terlambat, ban depanku terperosok kelubang, motorku oleng membuatku terpelanting keras kekanan aku terlempar ditengah-tengah jalan setapak, terguling dua kali lalu untuk sesaat semua gelap.

****

Aku langsung membuka mata, sambil mengaduh aku merasakan kaki kananku sakit luar biasa, ketika aku mencoba bangkit dan melihat kondisinya betapa kagetnya aku ketika kulihat luka sobek sebesar tujuh centi terbuka pada betisku, dapat kulihat daging merah muda didalamnya, siraman air hujam dan pasir membuat lukaku sangat perih. Aku mencoba berdiri dengan sisa tenaga yang ada. Dan penderitaanku belum berakhir, ketika aku mencoba mendirikan sepeda motorku, kudapati kaca depanku pecah, setang motorku beserta bustep depan bengkok, serta sayap sebelah kanan terlempar jauh kedepan sana. Aku meringis meratapi nasib. Sudah pukul setengah enam, aku masih terpuruk dengan kondisi buruk ditengah hutan dan guyuran air hujan.
Mau tak mau aku harus terus bergerak, bermalam dihutan dengan cuaca hujan deras ini bukan opsi terbaik.
Aku menyalakan motorku, fiiuhh untung masih mau menyala, dan aku memaksanya berjalan dengan kondisi serba parah.
Pukul tujuh malam aku sampai didesa terdekat, disini tak ada kelompok kkm mahasiswa jadi aku terpaksa menenteng motorku berhenti dimasjid kecil di desa ini.
Disana aku langsung menelpon kawan-kawan satu kelompok ku, mereka terkejut mendengar bahwa aku kecelakaan, segera mereka langsung berniat menjemputku, aku menahan mereka karena cuaca tak memungkinkan untuk datang kesini, aku minta mereka menjemputku besok pagi saja. Mereka setuju dan memohon maaf tak bisa menemaniku saat itu.
Selepas itu aku langsung menghubungi dosbing wilayah mengabarkan bahwa kelompokki tak bisa hadir karena cuaca hujan, untungnya beliau maklum dan berjanji akan mengabarkan hasil rapat tersebut kepadaku.
Aku sendiri beristirahat meluruskan kakiku yg luka, dan baru aku merasakan pinggul serta bahu kananku sakit sekali. Ketika pengurus masjid datang untuk mengumandangkan azan isya dia terkejut melihatku, setelah aku beri penjelasan bahwa aku adalah mahasiswa kkm didesa sebelah mang somad si pengurus masjid tersebut berniat membawaku ke rumah bidan praktek didesa tersebut setelah isya. Yah karena memang tak ada dokter, maka bidan menjadi multifungsi didesa ini.
Aku menyambut baik niatan mang somad, dan bersyukur aku masih menerima pertolongan dari orang-orang baik.

****

Sudah dua hari aku beristirahat di rumah sewaan kelompok kkm kami ini. Kaki ku memang sudah bisa berjalan, tapi pinggul serta bahuku ternyata mengalami dislokasi sendi, kendati sudah di urut oleh tukang urut langganan pak lurah desa tetap saja tak bisa segera sembuh. Jadilah aku menikmati hari pertama puasa dengan berbaring tak berdaya, lebih parahnya lagi aku jadi tak berguna buat kelompok KKM ku. Walau kawan-kawan maklum aku sungguh tak enak hati. Sebenarnya rumah sewaan ini cukup luas dan nyaman, namun yang membuatku tak betah ada disini seharian adalah para mahasiswi yang suka berpakaian seenaknya bila dirumah. Dikelompokku dari tujuh mahasiswi ada empat yang tak memakai kerudung, Suci, Chrissy, Ilma dan Liana. Suci memang tak terlalu menarik wajahnya, tapi urusan body dia nomor satu, kalau dirumah dia cuma memakai kaus ketat dan celana pantai pendek, bahkan hotpants. Payudaranya selalu tegak menantang, pantatnya luarbiasa montok. Dia obyek khayalan utama para bujangan dikelompokku. Chrissy, sosok chinese, wajahnua cukup manis tapi bodynya kurang menarik, namun tubuhnya putih mulus. Ilma adalah primadona di kelompokku, dia cantik dan memiliki bentuk tubuh ideal. Bila suci bertubuh montok maka ilma pas dan menggoda. Liana? Wajahnya biasa saja, namun bodynya setara Ilma. Keempat wanita tersebutlah yang membuat para mahasiswa betah bila ngumpul dirumah. Apalagi bila keempat mahasiswi itu sedang beraktivitas, guncangan pada tubuh mereka menjadi tontonan menghibur buat kawan-kawanku. Aku sendiri harus mengakui kalau batang penisku sering ereksi dan tubuhku panas tak karuan bila didekat mereka. Sementara sisanya tiga orang adalah akhwat seperti Dian, mereka Qonita, Uswah dan Nisa. Karena kerudung mereka tertutup rapat, para cowok jadi segan dan tak berani menggodanya.
Selama dua hari istirahat itu juga aku merasa Qonita adalah sosok akhwat yang unik, tidak seperti sosok akhwat kebanyakan yang pendiam dan tertutup, Qonita adalah akhwat supel dan enerjik. Wajahnya pun cukup manis, walau masih kalah dengan Dian, tapi satu hal yang membuatku ingin berpaling ke Qonita adalah dia cukup perhatian padaku selama aku bedrest ini. Dia tak pernah lupa mengingatkanku untuk minum obat, memasakanku air panas untuk mandi, bahkan terhitung sudah tiga kali dia membuatkan bubur untukku. Apa Qonita juga menyimpan rasa padaku? Yah diperhatikan seperti itu siapa yang tidak ge-er.
Hari ketiga puasa aku mulai tak betah diam dirumah. Apalagi hari ini Suci dan Liana sedang tugas piket masak dan membersihkan rumah. Sejak pagi saja mereka berdua sudah memakai daster ketat dan pendek, membuat mata kami para pria melotot.
Pukul sembilan para mahasiswa berangkat ke RW 04 untuk membantu merenovasi masjid. Pukul sebelas giliran para mahasiswi yang keluar untuk program posyandu dan imunisasi, meninggalkan aku, Suci, dan Liana dirumah.
"awas ya Bas, jangan khilaf. Inget elu ustadz. Wkakakakak" kata Ramzi menggodaku sebelum berangkat. Maka seharian itu aku terjebak dilema, antara menikmati setiap goyangan tubuh Suci dan Liana, dan terganggu karena sedang puasa. Uugh, Padahal tadi mataku sempat melotot kearah belahan dada Liana ketika dia sedang menyetrika pakaiannya didepanku. Aku sendiri berbaring diruang tengah, memang para cowok tidur disini, dua kamar dikuasai para cewek. Kepala dan penisku bereaksi keras saat itu. Belum lagi selepas zuhur, Suci berinisiatif mengepel lantai hanya dengan kain pel, karena memang pak Dodo si pemilik rumah tak memiliki sapu pel, jadilah aku keringat dingin melihat lenggok pantat dan belahan dada yang tertutup BH milik Suci, aku sungguh tersiksa, birahiku dipermainkan hari itu.

*****

Malamnya aku memaksa tarawih di masjid, aku sudah bosan dirumah. Karena kaki dan pinggulku masih sakit dan sulit berjalan, aku meminta Rizki memboncengku dengan sepeda motornya. Untunglah dia tidak keberatan.
Kami semua berangkat tarawih ke masjid meninggalkan Jonathan dan Crissy yang memang berbeda keyakinan serta Suci yang menurut pengakuannya sedang dalam kondisi menstruasi.
Aku mengikuti tarawih dengan susah payah, karena tarawih dikampung ini berlangsung dengan tempo super cepat dengan 23 rakaat. Aku sampai harus menahan sakit pada badanku saat rukuk dan sujud.
Selesai tarawih aku meminta Rizki segera mengantarku pulang, sementara para cowok sudah sejak pagi ini diajak ngumpul sambil main catur dan karambol oleh pak lurah bersama para pemuda kampung tersebut. Pak lurah maklum aku tak bisa ikut karena kondisiku masih sakit. Setelah sampai di rumah kontrakan, aku mempersilahkan Rizki untuk bergabung dengan yang lain, nanti aku akan memanggil jonathan untuj bergabung.
Rumah kontrakan sepi, mungkin ketiga temanku sedang asik menonton film dilaptop. Para mahasiswi pun tak pulang, karena jam segini biasanya anak-anak SD dan SMP dari penjuru desa datang ke balai desa untuk meminta les privat demi menyelesaikan PR mereka. Kami menggunakan balai desa sebagai tempat berkumpul, antusiasme anak-anak desa cukup tinggi sehingga para mahasiswi ikut bersemangat. Sekalian aku juga memanggil chrissy dan suci untuk membantu yang lain.
Baru sampai didepan pintu aku mendengar suara desahan dan cekikian dari kamar depan. Langkahku langsung terhenti, aku mencoba memfokuskan pendengaranku, kurapatkan telingaku pada dinding kamar depan.
"ouuh, Jo.. Enak banget. Aahh" Deg!! Itu suara Suci.
"zzhh.. Memek lu juga asik Ci, anget banget shhit.. Ehmmm" kali ini giliran Jonathan yg berkata lirih sambil mendesah.
"chris, abis gini elu dong.. Jangan cuma pegang hape aja. Ouuh.. Jo.. Geli toket gua.. Ehhh.. Pelanh rremezhnya.. Euhhm"
"Toketlu ci, montok banget.. Ehhmmmzz.. Suka bangeth gw.. Euuhh"
"buruan makanya, si Suci lagian keenakan diewe. Gua juga udah sange kali. Hehehe" kali ini suara chrissy yg kudengar.
"Ayo Ci gantian, mumpung anak-anak belum pd dateng. Apalagi kalo ketauan ketua kita yg ustadz itu. Bisa kena amuk kita"
Aku mengamati obrolan mereka berdua dengan jantung yg sangat berdebar, penisku langsung bereaksi keras. Ujungnya terasa sangat panas.
"bentarh lagi, gw keluar.. Ouuhh Jo.. Gw mau keluar.."
"gw juga ci, ayoh barengan.. Euuh"
"keluarin dalem aja Joh, guehh.. Eiiuh.. Lagiihh... Gakkhhh... Ssuubhurh.. Ehhhmmm"
Saat itu juga aku mendengar suara deritan ranjang hingga..
"ooouuuhhhh... Zzzzzzhh.. Aarrghh" teriakan mereka berdua tertahan hampir bersamaan.
"ooohh.. Shitt.. Ci, memeklu enak banget. Kapan-kapan gw mau lagi ya. Hehe"
"Hahaha.. Jangan lupa transferan ya Jo. Btw genjotan lu juga lumayan ok kok. Hehe"
"Mau nyoba dong gue kontol lu Jo. Pengen tau gue enak mana sama si Kevin. Lu masih kuat kan ronde selanjutnya"
"Haha.. Kuat lah. Yaudah buka baju lo lah chriss. Gw jamin lu ketagihan, langsung lu putusin dah itu si kevin"
"enak aja lu wee"
"gue ke wc dulu ya. Bersih-bersih badan dulu"
"tutup pintunya ya Ci"
Suara mereka terdengar cukup jelas dari depan. Aku sendiri diantara horny dan kaget luar biasa, bahkan juga marah. Horny mendengar kata-kata dan obrolan vulgar mereka, kaget dan marah, berani-beraninya mereka melakukan tindakan asusila itu didalam kelompokku. Namun sayangnya rasa birahi yang paling menguasaiku, aku dilanda penasaran, bagaimana rasanya melihat tubuh wanita telanjang secara langsung, bagaimana rasanya menjamah tubuh wanita, bagaimana rasanya bila penisku dijepit oleh vagina wanita. Lalu tiba-tiba dibenakku terlintas gambar aku dalam kondisi telanjang sedang berada diatas tubuh suci yang montok dan bahenol itu, kali ini sekujur tubuhku bergelora tak karuan. Sial, seharian ini aku ditemani lekukan tubuh Suci dan Liana, malamnya aku disuguhi kejadian gila ini, betapa campur aduknya aku saat itu. Tapi membayangkan bagaimana menjamah tubuh Suci itu menumbuhkan birahi yang luarbiasa pada diriku.

Mulustrasi body Suci


Mulustrasi body Chrissy


(karena numpang pake foto orang, ane ngejaga privasi, jadi mukanya bayangin sendiri aja ya. Heheheh)

Aku mambuka pintu pelan-pelan, didalam rumah aku bisa mendengar racauan Jonathan dan Chrissy dari dalam kamar.
"gila, body lu putih mulus banget ya chris. Toket lu tocil sih, tapi gak kalah menggoda kok sama Suci.."
"omongan lu sama aja kayak kevin, tp dia suka sama memek gue, katanya harum. Nih lu jilatin coba.."
"boleh.."
"wiih, emang harum Chris, polos banget lagi, jembinya tipis gini. Suka banget gw.. Ehhmm"
"ahhh.. Aiiihh.. Shiitt.. Geli-geli jo. Hihihi.. Ouuh"
Racauan mereka semakin mengobarkan birahiku. Ah sial, aku benar-benar ingin tau bagaimana rasanya. Tapi tunggu, aku ini kan seorang ketua organisasi islam besar dikampusku, apa aku harus melepaskannya demi menyalurkan nafsuku. Ah, bukankah setiap manusia memiliki nafsu, apalagi didapur sana ada seorang wanita binal yang siap memberikan tubuhnya demi rupiah. Oh tidak, jangan abas, jangan sampai kau jatuh kelubang nista ini. Hey, kapan lagi kau memiliki kesempatan ini, bayangkan tubuh Suci, bayangkan betapa montoknya buah dada serta pantatnya.
Dan saat itulah aku melihat Suci baru keluar dari wc. Mataku melotot, jakunku naik, aliran darah terasa berhenti sesaat, Suci hanya memakai CD, kedua buah dadanya bebas tak tertutup apapun.
Suci belum menyadari keberadaanku karena dia langsung berbelok ke lemari es.
Aku terpaku, tak tahu apa yg harus aku lakukan, nafsuku sudah diubun-ubun, akal sehatku semakin hilang, dan tepat ketika Suci membungkukan badannya sehingga pantatnya semakin mengundang, setan telah menguasaiku seutuhnya. Aku bergerak ke arah Suci yang masih membelakangiku, dan secara mendadak aku langsung membekap mulutnya dari belakang, Suci kaget dia terpekik, dia memberontak, namun aku lebih menguasai keadaan, dengan segera kupepet tubuh Suci ketembok. Dia mencoba berteriak, namun suaranya tertahan oleh bekapan tanganku.
"Ci, diem lu. Jangan gerak, ini gue Abbas!!"
Mendengar namaku, Suci langsung menghentikan rontaannya.
Ya Tuhanku, tubuh Suci benar-benar indah, punggungnya mulus, aku benar-benar merasa birahi, kulit tanganku yang menyentuh punggung Suci gemetar.
"Kalo lu janji bakal tenang dan gak teriak gue bakal lepasin lu.. Janji gak?"
Dian mengangguk, aku melepaskan bekapan tanganku dari mulutnya dan himpitan dari tubuhnya.
Segera setelah bebas, Suci langsung membalikan tubuhnya, namun dia menutupi buah dadanya yg terlihat mengkal dengan kedua tangannya.
"Abbas, dari kapan lu dateng?" kata Suci dengan suara gemetar dan mimik ketakutan. Ah, dia pasti berpikiran kalau aku sangat marah bila mengetahui perbuatan asusila mereka bertiga tadi, dan akan mengadukannya ke pihak kampus, bahkan pada pihak berwajib. Walau aku dilanda birahi berat, aku mencoba menguasai diri dan menampilkan mimik marah diwajahku.
"Gila ya lu bertiga!! Ngaku lu, udah berapa kali lu ngelakuin ini sama si Jo ama chrissy? Ngaku" walau berbicara pelan namun aku tekankan nada membentak.
"Baru sekali ini bas, serius gue.. Plis bass jangan aduin kita. Pliss" kata Suci dengan nada memohon.
"Oke, gw gak akan aduin kelakuan kalian, tapi lu harus bantuin gua"
"Serius lu Bas, apa aja bas. Gw bakal bantu lu apa aja" Rona takut dari wajah Suci lenyap seketika.
"Apa yang bisa gw bantu bas. Asal lu janji gak akan ngebocorin kejadian tadi sama siapa-siapa.. Gw bakal makasih banget.. Jadi apa yg bisa gw tolongin"
Aku dilanda kekalutan, apakah aku akan benar-benar menggunakan situasi yg menguntungkan ini demi kepuasanku semata, atau aku menjadi pahlawan dengan menjaga nama baik ketiga kawanku tanpa pamrih sekaligus menjaga martabatku sebagai ketua organisasi dan ketua kelompok yg dikenal dengan imej baik dan sholeh. Tapi saat mataku turun menatap belahan dada Suci yg masih ditutup oleh satu tangannya dan melihat perut sampai pahanya yg mulus, mulutku terbuka.
"gua mau berhubungan badan sama lu juga.."
Dan inilah, manusia boleh berencana, tapi iblis yg menguasai nafsulah pemenangnya. Aku telah mengucapkan kata-kata yg mewakili hawa nafsuku, dan saat itu jugalah aku bersukarela melepaskan segala imej positif yg selama ini kujaga dan melekat erat pada diriku. Sementara dikamar sana, racauan sensual Jonathan dan Chrissy semakin membakar api birahiku.
Suci kini tak kalah terkejutnya dibanding saat aku memergokinya tadi, wajahnya jauh lebih melongo tanda tak percaya.
"Apa kata lu tadi Bas?"
"iya, gw juga.. Mau nyobain badan lu" kataku sambil menahan ragu dan malu
"Gimana? Lu mau atau enggak? Ini satu-satunya hal yg bisa lakuin. Gak ada negosiasi.
Tak ada rasa takut dalam raut wajah suci, yang ada dia semakin melongo tak percaya dengan kata-kataku.
"Lu lagi gak bercanda kan Bas?"
"Enggak"
Suci masih terbengong, jelas dia masih meragukan perkataanku. Aku jadi agak emosi, dengan sedikit memaksa, aku langsung menarik tangan Suci dan menyeretnya kembali ke kamar mandi.
"Bass.. Eehh!" teriakan pelan Suci saat aku menarik tangannya, sampai dikamar mandi aku langsung mengunci pintu kamar mandi.
Kamar mandi dirumah ini seutuhnya terbuat dari semen, mulai dari lantai, wc sampai bak mandinya. Suci masih kaget tak percaya dengan perlakuanku.
"Gila Bas, gw gak lagi mimpi kan? Elu minta gw buat ngelayanin elu"
Aku benar-benar kesal mendengar Suci yg benar-benar meragukanku.
"Lu mau nerima syarat dari gue atau enggak?" kataku tegas.
Suci diam sesaat sebelum akhirnya dia mengiyakan persyaratanku.
"oke, fine. Lakuin apa yg lu suka" katanya sambil dia melepaskan tangannya dari buah daadanya, kini payudara Suci bebas menantangku, mengundangku untuk segera menjamah dan menikmatinya.
Aku menelan ludah berkali-kali, mataku seolah ingin keluar dari tempatnya, tubuhku panas dingin, akhirnya aku mengikuti naluri atau malah nafsuku yg sudah diubun-ubun, pelan-pelan dengan gemetar aku memberanikan diri menyentuh payudara Suci dan meremasnya pelan. "ehhmmhh" Lenguh Suci saat aku mulai memainkan buah dadanya. Gila! Ini pertama kalinya aku menyentuh payudara wanita, dan beruntungnya aku, Menurutku payudara Suci benar-benar sempurna, montok, empuk, mengkal, dan padat, seperti dua buah pepaya ranum yg menempel dibadannya, putingnya yg coklat tegang menantang. Suci sendiri tampak menahan geli sambil menggigit bibir bawahnya ketika aku mempermainkan putingnya dengan jemariku.
"Bhass, pelan dikit.. Geliih ih.. Ehmm" bisiknya menahan geli.
Dan sekali lagi entah ini memang naluri alami atau nafsu birahi, aku memajukan wajahku dan menempelkannya pada belahan dada Suci, aku mulai mencium dadanya sambil menikmati aroma tubuh Suci. Tak lama kemudian langsung aku mengemut, dan menjilati payudara serta putingnya.
"ehhmm.. Bhass, gelliihh.. Euuh"
Suci melenguh pelan sambil menekan keras bahuku, kurasakan tubuhnya mulai menggelinjang.
Aku sendiri dilanda rasa gemas luar biasa, payudara ini seperti mainan yg mengasyikan buat tangan serta mulutku. Ditenga asyiknya aku memainkan dadanya, tiba-tiba tangan suci turun dan menggapai celanaku, dan.. Suci mencoba meloloskannya..
"bhass.. Euhhmm.. Celanalu lephass yahh iuhh" racau Suci ditengah gelinya.
Sontak aku melompat mundur, Suci juga ikutan terkejut.
"bhas, kenapah?.. Kok udahan?" tanya Suci dengan raut yg aneh, matanya sayu dan wajahnya merona merah.
Aku sesaat tersadar, dia mau melepas celanaku, berarti dia bebas melihat batang penisku, betapa malunya aku bila memperlihatkan kemaluanku pada orang lain. Aku tak pernah melakukannya.
"enggak, jangan buka celana gue"
"Loh, katanya elu mau ngerasain ngewe"
"Gue.... Malu.. Gak, gua gak mau nunjukin kemaluan gue"
Kataku dengan rasa malu yg luar biasa.
"tapi kan...." Kulihat sesaat Suci diliputi kebingungan, namun tiba-tiba senyum kecil tersungging dibibirnya, senyum yg kutangkap adalah senyum meledek dan licik.
"Aaaahhh.. Gue tau.. Abbas Farizy, seorang ketua *****, ustadz kita semua.. Pasti belum pernah kaya gini, iya kan"
Kali ini giliran wajahku yg terasa panas, rasa malu, panik dan takut mulai menguasaiku, kini tampaknya Suci yg berbalik menguasai keadaan.
"Abbaaass.." lirih Suci genit sambil membelai daguku, aku membantu.
"Gimana kalo kita bikin kesepakatan baru.."
Suci perlahan-lahan maju menghampiriku, lalu dia melingkarkan kedua tangannya dileherku, dia memelukku, wajahnya tepat didepan wajahku dan dadanya yg montok menekan dadaku, aku sungguh dilanda gugup yg luar biasa, tubuhku gemetar hebat, keringat dingin membasahiku.
"Gimana kalo, malem ini.. Gua ngelayanin elu gratis sebagai tutup mulut lu dari kejadian gua, jo sama chrissy.."
Nada suaranya dia buat se-sensual dan segenit mungkin.
"tapi next, kalo elu ketagihan.. Lu bisa panggil gue, dengan bayar tentunya.." senyum nakal semakin merekah pada bibirnya.
"Dan eluuu, Abbass..." dia membelai pipi dan telingaku, wajahku tambah panas..
"Jangan lagi pake kejadian tadi sebagai senjata buat ngancem gue. Gimana? Deal?"
Aku masih terdiam, tak tau harus menjawab apa.
"Abbas, bingguuungg??"
Dada Suci terasa semakin menyesakan dadaku.
"Kalo gue mau balik ngancem elu gimana? Sekarang ini, diposisi ini gua bisa aja teriak minta tolong, dan gua... Bakal fitnah elu kalo lu mau merkosa gua. Gua yakin lu bakal bonyok duluan sebelum lu ngasih penjelasan. Lu mau jadiin kejadian tadi sbg senjata lu? Elu kan gak punya bukti.. Heheheh"
Sial! Kenapa kali ini malah aku yg berbalik diancamnya.
"tapi kalo elu mau deal, semua ini bakal berakhir juga malem ini. Gua enak, jo sama chrissy enak, dan eluu.."
Wajah Suci tiba-tiba maju kesamping kanan wajahku, lalu dia berbisik genit..
"juga bakal gue ajarin ngewe"
"gimanah? Enak kan.. Deal abbas?
Aku benar-benar panik, aku telah kalah total dari intimidasi Suci. Benar-benar tak ada opsi, hingga akhirnya aku berucap.
"oke, gue sepakat.."
Dan Suci langsung mendaratkan ciumannya kebibirku.

Bersambung...
 
Terakhir diubah:
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Status
Please reply by conversation.
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd