Agen Terpercaya   Advertise
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Wanita Yang Menutup Aurat

Status
Please reply by conversation.
Chapter 18

"Siapa yang merawanin kamu?" tanya A Agus, tangannya balas meremas payudaraku dengan kasar membuatku merintih nikmat.

"Kokom masih perawan, A..!" kataku. Mataku tidak pernah lepas dari kontol A Agus yang semakin keras. Aku tidak habis pikit, bagaimana kontol sepanjang dan sebesar ini muat di memek Ecih. Apa benar kontol Satria sebesar ini.

"Kok kamu sudah pintar nyepong?" tanya A Agus heran.

"Gara gara semalam." kataku mulai menceritakan kejadian semalam secara detil tidak ada yang terlewatkan.

"Emak emang gila, dia hyper sex. Sekarang malah mau ngejerumusin kamu juga...!" kata A Agus dengan geram. Remasannya pada payudaraku semakin keras.

"Aduhhh A Agus...!" kataku merintih kesakitan.

"Maaf, maaf.. Kamu sakit ya?" tanya A Agus dengan perasaan bersalah.

"Sakit tahu...!" kataku balas meremas kontol A Agus dengan keras.

"Ampunnnn..!" teriak A Agus kesakitan. Teriakan A Agus membangunkan Ecih yang sedang tidur.

"A Agus kenapa?" tanya Ecih hawatir. Aku mendelik ke A Agus agar tidak mengatakan hal yang aku cerutakan tadi. A Agus membalas dengan sebuah anggukan kecil.

"Gak apa apa, kontol A Agus ngaceng lagi...!" kata A Agus menunjukkan kontolnya ke hadapan Ecih.

"Idih, A Agus, Ecih udah diewe tiga kali masih belum puas. Memek Ecih masih ngilu, A. Sama Kokom aja.,!" kata Ecih membuatku malu.

"Gak boleh, masa adik sendiri diewe.!" kata A Agus membuatku semakin malu.

"Kamu kabur dari rumah jam berapa?" tanyaku mengalihkan percakapan. Sesekali aku melirik ke arah kontol A Agus dengan perasaan tidak menentu. Apakah aku harus menyerahkan keperawananku ke A Agus atau tidak. Setidaknya itu lebih baik dari pada aku menyerahkan perawanku ke Mang Gandhi, Mang Ikat atau mungkin Asep.

"Tadi sebelom shubuh. Sampe kota Ecih bingung mau ke mana, ya sudah Ecih ke sini dulu. Ecih mau ritual di Gunung Kemukus biar cepet kaya." kata Ecih lugu.

"Emang kamu punya uang?" tanyaku heran dengan kenekatan Ecih.

"Ecih mau ngejual ini." kata Ecih menunjukkan perhiasan emas yang kutahu hasil tabungan Ecih bertahun tahun sejak SD.

"Jangan begitu. Tiga hari lagi kamu mau nikah..!" kataku berusaha mengingatkan Ecih.

"Iya, mendingan kamu pulang saja...!" kata A Agus menyuruh Ecih pulang.

"Ecih gak mau pulang, dari pada Ecih nikah sama orang yang lebih tua dari pada Bapak, mending Ecih bunuh diri." kata Ecih wajahnya terlihat serius dan aku percaya Ecih akan melakukannya. Ecih orang yang selalu melakukan apa yang diucapkannya.

"Gimana, A?" aku menoleh ke A Agus, mungkin dia punya solusi.

"Gunung Kemukus itu tempat gak benar, kalau kamu sendirian ke sana, kamu bisa dijadiin pelacur..!" kata A Agus. Sepertinya dia tahu banyak tentang Gunung Kemukus.

"Aa tahu Gunung Kemukus?" tanyaku.

"Aa pernah ke sana?" tanyaku heran.

"Pernah 3 x sama Teh Euis waktu nyelidikin Emak. Aa sudah tahu semuanya, makanya A Agus milih kos di sini." kata A Agus membuatku terkejut. Ternyata bukan hanya aku yang menyelidiki orang tuaku hingga Gunung Kemukus. Kenapa Teh Euis tidak pernah mengatakan hal itu.

"Berarti perjaka A Agus yang ngambil Teh Euis ya?" tanya Ecih polos.

"Bukan, yang ngambil perjaka A Agus... Rahasia donk...!" kata A Agus sambil meremas payudara Ecih.

"A Agus...!" kata Ecih manja. Tangannya meraih kontol A Agus yang sudah ngaceng maksimal.

"Ewean lagi, yuk...!" ajak A Agus mendorong Ecih ke.bali rebah. Seolah aku tidak ada, A Agus kembali menjilati memek Ecih dengan rakus.

"Aa, memek Ecih dijilatin mulu dari tadi....!" Ecih mengangkat kakinya ke atas sehingga memeknya terbuka lebar mempermudah A Agus mengeksploitasi memeknya yang mungil.

"A Agus ada Kokom maen jilat memek Ecih...!" kataku gelisah melihat adegan yang terjadi di depan mataku. Kenapa aku harus melihat adegan ewean terus menerus dari semalam tanpa bisa menikmatinya sama sekali.

"Udahhhh Aa, Ecih gak tahan pengen diewe....!" kata Ecih mendorong wajah A Agus dari memeknya. Ecih langsung bangun dan menyuruh A Agus rebahan. Ecih langsung berjongkok di atas kontol A Agus, tangannya meraih kontol A Agus agar tepat pada lubang memeknya

"Geloooo, kontol meuni nikmatttt...!" kaya Ecih lirih. Kontol A Agus masuk perlahan membelah lobang memek Ecih.

Aku menggigit bibir, seolah memekku yang sedang diterobos kontol A Agus. Memeku ikut merenggang menyesuaikan dengan ukuran kontol A Agus. Tanpa sadar aku ikut merintih menikmati sensasi yang seperti nyata.

"Kamu kenapa, Kom?" tanya A Agus yang mendengarku merintih dan tanganku yang meremas payudaraku mencari sensasi yang sedang dirasakan Ecih.

Aku tersenyum malu mendengar godaan A Agus. Tiba tiba aku teringat dengan film porno yang aku lihat, sebuah adegan di mana seorang cowok terlentang, kontolnya dipacu oleh seorang cewek dan cewek lainnya jongkok di atas wajah si cowok agar memeknya dijilat. Tanpa pikir panjang aku berdiri membuka celana dalamku tanpa melepas baju syar'iku.

"Kamu mau apa, Kom?" tanya A Agus kaget melihatku membuka celana.

Aku tidak menjawab dengan kata kata, aku mengangkat rok lebarku lalu berjongkok di wajah A Agus, mendekatkan memek gundulku ke mulutnya.

"Kom...!" suara A Agus langsung berhenti saat memekku membungkam mulutnya.

"Och, ennnnak A...!" aku merintih nikmat saat lidah A Agus bergerak liat menjilati itil dan lobang memekku, rasanya sangat luar biasa, lebih nikmat dibandingkan jilatan Mang Ikat.

"Enakkkan Kom, dijilatin memek...!" kata Ecih. Kami saling berhadapan sehingga aku bisa melihat kontol A Agus keluar masuk memeknya.

"Ennnak gak diewe, Cih...!" tanyaku terengah engah menikmati jilatan A Agus pada memekku. .

"Ennnnak, Kom...!" kata Ecih, matanya setengah terpejam menikmati sodokan kontol A Agus yang besar.

"Ampunnnn Aa.... Kokom kelllluar... !" teriakku merasakan sensasi dahsyat yang tidak mampu aku rangkai menjadi cerita. Tubuhku mengejang seperti dialiri ribuan volt kenikmatan yang membuatku hilang kesadaran untuk beberapa detik.

"Ecccih jugaaaaa....!" ternyata bukan hanya aku yang meraih puncak kenikmatan, bahkan Ecih pun rupanya mendapatkan puncak kenikmatan yang sama. Aku melihat Ecih menekan pinggulnya sehingga kontol A Agus terbenam semakin dalam.

Aku segera bangkit setelah pulih dari puncak kenikmatan yang dahsyat. Aku duduk bersandar melihat Ecih yang juga bangun sehingga kontol A Agus terlepas dari jepitan memeknya. Ecih merebahkan diri di samping A Agus dengan nafas tersengal sengal.

"Gantian, A..!" kata Ecih.

A Agus malah melihat ke arahku. Sepertinya A Agus menginginkanku. Ingin merasakan jepitan memekku. Hatiku berdesir dan tubuhku gemetaran tanpa dapat kucegah. Apa aku harus menyerahkan keperawananku ke A Agus? Aku kembali ragu.

Tapi sepertinya A Agus tidak perduli dengan keraguanku, dia merangkang mendekatiku dan menarik kakiku yang menekuk sehungga bukan hanya kakiku menjadi lurus, tubuhkupun ikut tertarik. Aku menjadi panik, apa lagi saat A Agus melebarkan kakiku dan menyingkap rokku ke atas sehingga memek gundulku terlihat.

"Kokom masih perawan. A..!" kataku setengah terisak.

"Gak apa apa, pertama emak sakit, nanti lama lama jadi ennnak..!" kata A Agus sepertinya sudah lupa kalau aku adalah adiknya.

A Agus merangkak di atas tubuhku yang setengah terlentang. Kontolnya mulai dugesek gesekkan di belahan memekku, rasanya geli geli nikmat. Och tuhan, apa sekarang perawanku akan hilang. Aku menggigit bibirku berusaha menahan isak tangisku yang hampir pecah. Air mataku sudah membasahi pipiku yang halus.

"Aa.." rintihku saat kontol A Agus menekan lalu menariknya lagi berulang ulang. Nikmat sekali, mungkin karena kontol A Agus belum menyentuh selaput daraku sehingga aku belum merasakan sakit seperti yang diceritakan orang orang.

"Aduhhhhh...!" teriak A Agus membuatku kaget. Akj melihat A Agus bangun dari atas tubuhku sambil memegang kepalanya yang kena pukul yang dipegang Ecih.

"Sadar A, Kokom adek A Agus..!" kata Ecih berdiri dengan berkacak pinggang.

"Gelo siah Cih, kepala A Agus sampe pusing...!" kata A Agus duduk sambil memegang kepalanya yang kena pukul asbak.

Aku bingung dengan situasi yang sedang aku hadapi. Satu sisi aku berharap A Agus mengambil perawanku dan sisi lainnya, aku takut karena A Agus adalah kakak kandungku. Aku bingung, harus senang karena perawanku selamat atau sedih karena gagal melepas perawan.

"Maafin A Agus, A Agus khilaf..!" kata A Agus menunduk.

Tiba tiba hp A Agus berbunyi nyaring, A Agus merangkak mengambil hpnya yang terletak di meja. Dia memberi isyarat kepada kami untuk diam.

"Assalam mu'alaikum, Mak..!" kata A Agus. A Agus begitu serius mendengarkan suara dari orang yang menelponnya. Aku yakin, itu adalah ibu.

"Tapi, Mak...!" kembali A Agus mwndengarkan tanpa bicara sama sekali.

"Iya Mak, Agus ngerti." kata A Agus sambil menutup telponnya.

Aku mengambil hp ku, ternyata ada 4 chat dari ibu.

"Kamu berangkat duluan ke Gunung Kemukus dengan A Agus, gak usah pulang dulu. Langsung berangkat."

"Emak sudah transfer uang buat beli perlengkapan dan pakaian."

"Jangan tanya kenapa kamu harus berangkat duluan ke Gunung Kemukus."

"Kamu harus nurut sama Aa kamu."
Aku heran dengan pesan dari ibu, maksudnya apa.

"Cih, pake bajumu, kuta berangkat ke Gunung Kemukus." kata A Agus singkat. Dia bergerak cepat memakai pakaiannya.

"Ke Gunung Kemukus? A Agus mau nemanin Ecih ritual? Eymau mandi dulu, A" tanya Ecih dengan wajah kesenangan

"Jangan lama lama. Rambutnya jangan djbasahin, kita buru buru." kata A Agus. Di sibuk memasukkan pakaiannya ke dalam ransel dan sebuah amplop besar. Wajahnya terlihat tegang.

"Cih, buruan..!" kata A Agus terlihat tidak sabar

"Iya...!" kata Ecih keluar dari kamar mandi. Ecih benar benar mengikuti instruksi A Agus, mandi secepat yang dia bisa. Ecih segera berpakaian, wajahnya terlihat senang karena akan melakukan perjalanan ke Gunung Kemukus seperti keinginannya.

"A, sebenarnya ada apa, kenapa Emak nyuruh kita ke Gunung Kemukus hari ini juga?" tanyaku heran.

"Sudah diam, jangan banyak tanya.!" bentak A Agus membuatku kaget. Seingatku belum pernah A Agus membentakku.

"Kamu bawa baju berapa stel, cih? Tanyaku heran karena melihat Ecih hanya membawa kresek yang berisi baju.

"Bawa dua stel..!" kata Ecih malu.

"Gelo kamu, kabur cuma bawa baju dua..!" kataku mengomel dengan kenekatan Ecih.

"Sudah, jangan berantem. Masukin baju kamu ke tas..!" kata A Agus memberikan sebuah ransel berukuran sedang ke Ecih.

"Nanti kita beli baju dulu di mall buat kalian." kata A Agus. Setepah semua persiapan selesai, kami berangkat ke mall yang letaknya tidak begitu jauh dari tempat kos A Agus.

Selesai membeli baju yang cukup banyak dan perlengkapan mandi. Kami segera naek angkot jurusan cikampek. Dari sana kami naek bus malam jurusan Solo. Petualangan ke Gunung Kemukus kembali dimulak, pikirku.

Saat aku duduk, aku baru sadar tidak pakai celana dalam.

"Cih, aku gak pake celada dalam." bisikku ke Ecih yang duduk di sampingku.

******

Ahirnya kami sampai di Gunung Kemukus. Aku menarik nafas lega. Tadinya kupikir A Agus akan mengajakku ke sebuah penginapan yang kusam seperti waktu kami pertama kali datang ke sini.

"A, nyari kamar yang agak bagusan..!" kataku teringat pertama kali aku menginap di tempat ini. Kamar yang kumuh dan bau.

"Kita disuruh nginap di rumah temannya Emak." kata A Agus.

Aku merasa risih dengan tatapan mata kurang ajar dari para pria hidung belang yang kami lewati.

"Kalian tunggu di sini, aku mau nanya orang dulu." kata A Agus meninggalkanku dan Ecih. A Agus berjalan menghampiri kerumunan orang yang sedang kerja bakti. Tidak berapa lama A Agus kembalu ke arah kami.

"Yuk...!" ajak A Agus. Ahirnya kami sampai pada sebuah rumah kayu yang kusen pintunya berukir indah.

"Assalam mu'alaikum...!" A Agus mengucapkan salam dan langsung mendapat jawaban dari dalam rumah. Seorang bapak tua keluar menyambut kami.

"Anda anaknya Pak Jalu?" tanya orang itu melihat A Agus dengan pandangan mata heran. Melihat dari atas sampai bawah. "Wajah kalian sangat mirip, seperti pinang dibelah dua. Kalian bertiga, Pak Gobang, ayahmu dan kamu." kata orang tua itu. Lalu dilanjut dengan gumaman tidak jelas.

Bersambung
 
Status
Please reply by conversation.
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd