Baru saja memasuki pesawat yang akan membawaku ke Kota Pekanbaru, aku berpapasan dengan seorang wanita yang telah kukenal lama, meskipun sekarang penampilannya lain, tapi aku tak mungkin melupakan dia. Ya.. dia adalah Yeni, temen kuliahku, sekaligus mantan istri temanku.
“Hai Yen…, mau kemana? Sapaku sambil menjabat tangannya.
“Hai… Pras.. mau ke daerah Riau, kamu kemana?” jawabnya sambil tersenyum manis. Kecantikan wajahnya masih seperti dulu.
“Aku sih ke Pekanbaru saja, hanya dua hari, eeeh kamu duduk di mana?” tanyaku
“Aku di 21A, kamu di mana?”
“Aku di 37A… di belakang…, yuk aaah.. gak enak ngalangin penumpang lain” kataku sambil melambaikan tangan dan menuju ke nomor kursi pesawatku.
Sambil duduk aku membayangkan Yeni yang tidak disangka bisa ketemu lagi setelah bertahun-tahun. Dulu waktu masih jadi istri temanku, aku sering main ke rumahnya, karena hubungan kami sangat dekat dengan dia dan suaminya sebagai teman kuliah. Aku yang dulu jomlo sebenarnya naksir dan kagum atas kecantikannya. Selain itu tubuhnya yang semampai terlihat seksi. Selain aku, banyak juga temenku yang lain yang naksir sama Yeni. Sejak cerai dengan temanku, aku lost contact dengan Yeni, dan konon dia sekarang sudah nikah lagi.
Pas pertemuan tadi sebenarnya aku sangat kaget dengan tampilannya. Sekarang tubuhnya sangat montok alias gendut, tapi masih terlihat cantik dan seksi. Meskipun memakai rok lebar, terlihat pantatnya sangat montok. Pakaiannya pun sudah beda, sekarang dia memakai jilbab mungkin karena pengaruh suaminya yang sekarang yang konon alim. Aah andaikan dia pun nginep di Pekanbaru, pasti aku nginep satu hotel dengan dia agar bisa deket dengan dia, siapa tahu dapat ngentotin dia, meskipun aku gak yakin bisa.
Ohya, sekilas gambaran tentang Yeni. Usianya sudah tidak muda lagi, yakni sekitar 35 tahun, hanya beda satu tahun denganku. Tingginya lumayan untuk ukuran cewek sekitar 165 cm. Dulu waktu kuliah bodi dia kurus langsing, setelah nikah dengan temenku badannya mulai berisi sehingga terlihat seksi. Saat itu rambutnya selalu dipotong pendek sehingga terlihat tomboy nan seksi. Menurut temenku, ukuran payudaranya saat itu sekitar 34B, dan masih kencang. Saat ini tubuhnya melar dan montok, dan yang paling terlihat adalah pantatnya yang gede, dan sepertinya payudaranya pun nambah gede. Kalau dulu tomboy, tapi sekarang Yeni terlihat anggun dan cantik berbalut baju muslim dan berjilbab. Ohya, semenjak pernikahan dengan temanku sampai sekarang Yeni belum punya anak.
Sementara aku sendiri, pria berumur 36 tahun bernama Prasetya. Aku sudah mempunyai istri dan dua orang anak. Rupaku biasa saja, dan tinggi badan 165, gak gendut dan gak kurus, sedang-sedang saja.
Satu jam setengah kemudian, kami sudah mendarat di Pekanbaru. Buru-buru kusamperin Yeni, kami ngobrol sebentar saling tanya kabar dan akhirnya tukeran nomer telepon. Sayangnya Yeni harus buru-buru pergi keluar kota dan sudah dijemput oleh kliennya dari salah satu perusahaan. Tinggalah aku sendirian, yang lalu aku menuju ke pusat kota untuk meeting dengan pemda setempat. Tidak ada yang perlu diceritakan dari kegiatanku pada hari ini sampai aku selesai dan mencari hotel.
Di kamar hotel aku mencoba menghubungi Yeni, sayang sepertinya hp nya tidak aktif atau dia sedang tidak ada sinyal. Aku terus ke kamar mandi karena gerah seharian, lalu berendam di dalam bathup sambil membayangkan Yeni. Ingatanku melayang pada masa lalu saat masih sering main ke rumah Yeni dan temanku. Tujuanku sebenarnya hanya ingin melihat Yeni yang cantik dan seksi, istri dari temanku. Dari dulu, betapa aku pengen banget ngentotin dia, sampai sampai aku sering mencuri celana dalamnya dari ember cucian di kamar mandi. Celana dalam bekas pakai Yeni aku ciumin dan hirup baunya. Bau memek dan sedikit bau pesing semakin menambah nafsuku sambil mengocok di kamar mandi mereka. Kadang aku menemukan beberapa helai jembut Yeni di celana dalamnya. Di lihat dari alisnya yang tebal, bisa kubayangkan jembut Yeni yang lebat.
Sambil mengocok kontolku, aku membayangkan dan memangggil manggil nama Yeni.
“Oh Yen… aku pengen memek kamu yang berjembut lebat… pasti nafsumu gede…., segede pantatmu sekarang… Yen… Yen, kamu nungging Yen, aku pengen ngentot sambil meremas pantatmu yang gede.. Yen. Memekmu pasti sempit… karena belum punya anak. Yen.. pasti sudah beberapa kontol yang ngerasain memekmu… aku pengen ngentot kamu… Aku suka kamu binal.. pernah dientot beberapa kontol….”Sampai akhirnya crot crot crot.. spermaku muncrat karena kocokan yang membayangkan Yeni.
Malamnya, aku baru dapat balasan WA dari Yeni, yang mengabarkan dia sedang di suatu daerah yang susah sinyal. Dia akan menghubungiku Kembali saat sudah pulang ke Jakarta. Besoknya aku Kembali ke Jakarta sambil berharap ditelpon atau dihubungi oleh Yeni. Rasanya sudah tak sabar ingin ketemu dia.
bersambung..............
“Hai Yen…, mau kemana? Sapaku sambil menjabat tangannya.
“Hai… Pras.. mau ke daerah Riau, kamu kemana?” jawabnya sambil tersenyum manis. Kecantikan wajahnya masih seperti dulu.
“Aku sih ke Pekanbaru saja, hanya dua hari, eeeh kamu duduk di mana?” tanyaku
“Aku di 21A, kamu di mana?”
“Aku di 37A… di belakang…, yuk aaah.. gak enak ngalangin penumpang lain” kataku sambil melambaikan tangan dan menuju ke nomor kursi pesawatku.
Sambil duduk aku membayangkan Yeni yang tidak disangka bisa ketemu lagi setelah bertahun-tahun. Dulu waktu masih jadi istri temanku, aku sering main ke rumahnya, karena hubungan kami sangat dekat dengan dia dan suaminya sebagai teman kuliah. Aku yang dulu jomlo sebenarnya naksir dan kagum atas kecantikannya. Selain itu tubuhnya yang semampai terlihat seksi. Selain aku, banyak juga temenku yang lain yang naksir sama Yeni. Sejak cerai dengan temanku, aku lost contact dengan Yeni, dan konon dia sekarang sudah nikah lagi.
Pas pertemuan tadi sebenarnya aku sangat kaget dengan tampilannya. Sekarang tubuhnya sangat montok alias gendut, tapi masih terlihat cantik dan seksi. Meskipun memakai rok lebar, terlihat pantatnya sangat montok. Pakaiannya pun sudah beda, sekarang dia memakai jilbab mungkin karena pengaruh suaminya yang sekarang yang konon alim. Aah andaikan dia pun nginep di Pekanbaru, pasti aku nginep satu hotel dengan dia agar bisa deket dengan dia, siapa tahu dapat ngentotin dia, meskipun aku gak yakin bisa.
Ohya, sekilas gambaran tentang Yeni. Usianya sudah tidak muda lagi, yakni sekitar 35 tahun, hanya beda satu tahun denganku. Tingginya lumayan untuk ukuran cewek sekitar 165 cm. Dulu waktu kuliah bodi dia kurus langsing, setelah nikah dengan temenku badannya mulai berisi sehingga terlihat seksi. Saat itu rambutnya selalu dipotong pendek sehingga terlihat tomboy nan seksi. Menurut temenku, ukuran payudaranya saat itu sekitar 34B, dan masih kencang. Saat ini tubuhnya melar dan montok, dan yang paling terlihat adalah pantatnya yang gede, dan sepertinya payudaranya pun nambah gede. Kalau dulu tomboy, tapi sekarang Yeni terlihat anggun dan cantik berbalut baju muslim dan berjilbab. Ohya, semenjak pernikahan dengan temanku sampai sekarang Yeni belum punya anak.
Sementara aku sendiri, pria berumur 36 tahun bernama Prasetya. Aku sudah mempunyai istri dan dua orang anak. Rupaku biasa saja, dan tinggi badan 165, gak gendut dan gak kurus, sedang-sedang saja.
Satu jam setengah kemudian, kami sudah mendarat di Pekanbaru. Buru-buru kusamperin Yeni, kami ngobrol sebentar saling tanya kabar dan akhirnya tukeran nomer telepon. Sayangnya Yeni harus buru-buru pergi keluar kota dan sudah dijemput oleh kliennya dari salah satu perusahaan. Tinggalah aku sendirian, yang lalu aku menuju ke pusat kota untuk meeting dengan pemda setempat. Tidak ada yang perlu diceritakan dari kegiatanku pada hari ini sampai aku selesai dan mencari hotel.
Di kamar hotel aku mencoba menghubungi Yeni, sayang sepertinya hp nya tidak aktif atau dia sedang tidak ada sinyal. Aku terus ke kamar mandi karena gerah seharian, lalu berendam di dalam bathup sambil membayangkan Yeni. Ingatanku melayang pada masa lalu saat masih sering main ke rumah Yeni dan temanku. Tujuanku sebenarnya hanya ingin melihat Yeni yang cantik dan seksi, istri dari temanku. Dari dulu, betapa aku pengen banget ngentotin dia, sampai sampai aku sering mencuri celana dalamnya dari ember cucian di kamar mandi. Celana dalam bekas pakai Yeni aku ciumin dan hirup baunya. Bau memek dan sedikit bau pesing semakin menambah nafsuku sambil mengocok di kamar mandi mereka. Kadang aku menemukan beberapa helai jembut Yeni di celana dalamnya. Di lihat dari alisnya yang tebal, bisa kubayangkan jembut Yeni yang lebat.
Sambil mengocok kontolku, aku membayangkan dan memangggil manggil nama Yeni.
“Oh Yen… aku pengen memek kamu yang berjembut lebat… pasti nafsumu gede…., segede pantatmu sekarang… Yen… Yen, kamu nungging Yen, aku pengen ngentot sambil meremas pantatmu yang gede.. Yen. Memekmu pasti sempit… karena belum punya anak. Yen.. pasti sudah beberapa kontol yang ngerasain memekmu… aku pengen ngentot kamu… Aku suka kamu binal.. pernah dientot beberapa kontol….”Sampai akhirnya crot crot crot.. spermaku muncrat karena kocokan yang membayangkan Yeni.
Malamnya, aku baru dapat balasan WA dari Yeni, yang mengabarkan dia sedang di suatu daerah yang susah sinyal. Dia akan menghubungiku Kembali saat sudah pulang ke Jakarta. Besoknya aku Kembali ke Jakarta sambil berharap ditelpon atau dihubungi oleh Yeni. Rasanya sudah tak sabar ingin ketemu dia.
bersambung..............
