clothingk
Tukang Semprot
This Story Original Writen by
clothingk incorporated
#######
New Short Message Recieved
From: Bokap^^gue^^gauL
Open >> Yes>> kLik
Rama hanya bisa menghela nafas panjang dan prihatin setelah membaca sms dari Ayahanda tercinta di kampung halaman. Rama termenung dalam diam. Dia membayangkan Bapaknya sedang berjuang mati-matian untuk membiayainya kuliah. Pesan singkat yang baru saja dibaca tadi merupakan sebuah pukulan telak yang tepat bersarang di hati dan perasaan. Disaat dirinya tengah semangat-semangatnya kuliah, berita buruk menghampirinya. Rama pun bingung tak tahu harus bagaimana lagi.. Fyuuuhh!!!
"Sabar ya, Sob. Pasti ada jalan keluar kok.." ucap Sholihun, teman satu kostnya berusaha menenangkan Rama seraya menepuk-nepuk bahunya.
"Iya, Hun. Thanks. Tapi gue bingung." Jawab Rama masih tidak bersemangat dengan tatap mata menerawang kosong.
"Iyaa juga sih. Misal gue yang ada diposisi lu, pasti bingung juga... Ngg.. Mmm....." tiba-tiba diatas kepala Sholihun ada gambar bohlam lampu yang menyala terang.. Twink!!
"Eeh, Sob. Gue ada ide nih." Bilang Sholihun ngeden mencoba melontarkan ide.
"Apaan?"
"Gimana kalo lu nyoba aja ngirim lamaran ke Production House. Yaah, siapa tahu ada peluang buat elu." Akhirnya Sholihun lega setelah melontarkan ide.
"Gue belon lulus, Hun. Ngelamar pake ijazah apa dong?" sahut Rama pasrah dan terheran dengan usul Sholihun.
"Gini, Sob. Untuk sementara lu ngelamar pake ijazah SMA dulu aja yang dikasih lampiran bahwa lu juga kuliah di IKJ jurusan Sinematografi. Nah siapa tahu aja di PH itu membutuhkan karyawan. Yaah, meskipun hanya sebagai tenaga kasar kek, driver kek, ataupun OB yang penting bisa menghasilkan duit untuk membiayai kuliah elu." Jelas Sholihun gamblang dengan sedikit gambling.
"Hmm.. Ide bagus juga sih sebenernya. Tapi gue kok ga yakin yaa? Eeh, tapi tumben lu bisa mikir positif, Hun. Biasanya kan yang lu pikirin cuma paha mulus Shasa Grey, Meki merah Stoya, atau toked mengkelnya Ashley Brooke. Hahaa!!" kicau Rama mengingatkan hobi Sholihun dan tentunya hobinya sendiri.
"Wew, brengsek!! Tapi lu kan yang sebenernya ngerusak anak baek-baek kaya gue. Semprul lu!!" Sholihun pun sewot ga terima dituduh sebagai cowok otak belang.
"Gimana mau yakin, nyoba aja belon??" imbuh cowok yang juga ditakdirkan menjadi anak rantau seperti halnya Rama.
"Hahaa!! oke deh, okee. Btw, thanks yaa Hun, dah nenangin dan ngasih masukan buat gue." Bilang Rama setelah tergelak.
"Yoii, Sob."
"Eeh Ram. Gue pinjem bokepnya Shasa Grey yang baru dong!"
Nhaah lhoh, GubraakK..!!
#######
Sebagai seorang mahasiswa yang hidup di kota besar memang harus dituntut untuk selalu kreatif dalam men-siasati problematika kebutuhan hidup, apalagi bagi seorang mahasiswa bernama Ramangga a.k.a Rama, penyandang predikat sebagai anak rantau, yang mencoba menaklukkan ganas dan kerasnya kehidupan rimba ibukota yang penuh dengan serigala pemangsa dan ular berbisa. Hmm.. Hukum dan Undang-undang rimba memang masih berlaku didalamnya, diantara para makhluk-makhluk penghuninya.
Mahasiswa IKJ jurusan kampung rambutan-kampung melayu ini memang cerdik, tangguh, dan dipersenjatai dengan akal bulus dalam memanfaatkan berbagai kesempatan walaupun dalam keadaan terjepit. Eeh salah, salah.. Mahasiswa jurusan Sinematografi ding.
Penampilan Rama sebenernya memang lumayan keren, meskipun pas-pasan. Dia punya ciri khas dengan balutan kaos yang dirangkap dengan kemeja flanel kotak-kotak ala Kurt Cobain khas style fashion distro. Tongkrongan tubuhnya sekitar 175cm. Bersenjatakan disiplin ilmu yang dimiliki dan dikuasainya, Rama mencoba mempertaruhkan nasib seperti halnya pelaku Russian Roullate yang mempertaruhkan nyawa.
Dia mengadu nasib dengan memasukkan lamaran pekerjaan sebagai tenaga freelance atau serabutan di salah satu sebuah Production House yang sudah terkenal di negeri ini, SinemArt.
Apapun pekerjaannya selama itu mengasyikkan dan sesuai dengan kata hatinya, Rama akan senantiasa menjalani dengan senang dan sepenuh hati. Pertamanya dia ditolak mentah-mentah oleh salah seorang security yang lagaknya belagu didepan gerbang sebuah bangunan rumah Production House, yang mengatakan bahwa tidak ada lowongan pekerjaan.
Akan tetapi dengan tidak mengenal kata putus asa dan sedikit berakal bulus, Rama tetap ngeyel bin nekat untuk memasukkan berkas lamarannya. Bondo nekat euy!!
"Sudah dibilang ga ada lowongan pekerjaan kok masih aja ngeyel sih." Gerutu Pak satpam bertubuh tambun seraya menatap wajah Rama lekat-lekat.
Rama yang sedang ditatap pun hanya cengar-cengir kuda memasang tampang melaskolis. Titik-titik peluh mulai menghiasi keningnya. Sesekali dengan punggung telapak tangan kiri, Rama mencoba mengusap peluh yang akan segera menetes ke pipi. Tenggorokannya mulai kering karena haus, bibirnya pun tampak pecah-pecah. Pilu . . .
"Tolong dong Pak, yaa. Saya bener-bener butuh pekerjaan untuk biaya kost dan kuliah saya.."
"Kebun singkong Bapak saya yang di kampung gagal panen. Tanaman jagung dimakan hama jadi ga ngehasilin apa-apa. Tolong yaa Pak, pleaseee.." ratap Rama bener-bener sempurna, seperti ratapan anak tiri yang sangat menyedihkan menyayat hati, dan perasaan jiwa bagi siapa saja yang mendengarkannya.
"Suram sekali hidupmu, Nak.." kata Pak satpam seraya menerawang keatas langit biru sambil tangan kiri mengusap perutnya yang buncit. Mungkin satpam bertubuh tambun itu juga teringat masa sulit ketika masih hidup di kampung.
"Seperti itu suram ya Pak? jadi gimana dong, Pak? kerja serabutan juga ga papa deh asal halal." Rengeknya lagi.
"DIIIIN!!.. DIINNN!!"
Suara klakson dari Range Rover Evoque kelir merah terang mengagetkan Rama dan Pak satpam yang sedang tawar menawar pekerjaan. Lebih tepatnya eyel-eyelan.
"Ada apa Pak Supri??" tanya seseorang dengan penampilan perlente setelah keluar dari dalam mobil.
Oooalaah, namanya Pak Supri toh . . .
"Ooh.. Ngg.. Ii.ini Pak, ada yang mau ngelamar pekerjaan." Jawab satpam sedikit tergeragap.
Lelaki berpakaian bagus itu berjalan mendekat kearah Pak Supri dan Rama.
"Anak muda, memang kamu mau kerja apaan? Hmm??" lelaki itu bertanya dengan penuh wibawa.
"Emm.. Apa saja Pak. Serabutan juga boleh yang penting bisa menghasilkan." Sahut Rama tegas.
"Siapa namamu? dan kenapa kamu melamar pekerjaan kesini?"
"Saya Rama, Pak. Saya mencoba melamar pekerjaan disini karena sesuai dengan disiplin ilmu yang saya punya dan untuk mengisi waktu senggang selama kuliah. Dari pada keluyuran ga penting, mending berusaha mencari freelance kerjaan untuk bayar kuliah dan kost." Jawab Rama terus terang.
"Ooh begitu?" ucap lelaki perlente itu sembari memperhatikan raut wajah Rama, dan langsung manggut-manggut setelah mendengarkan penjelasan dari cowok yang baru saja mendapat berita buruk dari Bapaknya yang ada di kampung. Kerut di wajah lelaki berpakaian bagus itu terlihat seakan-akan berusaha mengingat-ingat sesuatu.
Hmm... Feelingku mengatakan, bahwa anak muda ini tekadnya kuat. Keliatan juga tipe pekerja keras dan ulet. Dengan bimbingan ditangan orang yang tepat, dan dengan potensi yang dimilikinya aku yakin, suatu saat akan jadi 'orang' dia...
"Sebentar Rama." Ucap lelaki itu berjalan menjauh, seraya mengeluarkan smartphonenya untuk menelepon seseorang.
Sembari menunggu sang pengendara Range Rover Evoque itu selesai ber-telephone, Rama pun berbincang-bincang dengan Pak Supri satpam di Production House itu.
"Emang siapa dia, Pak?" tanya Rama penasaran.
"Dia itu owner ni PH. Namanya Pak Robert."
"Ouw gitu ya pak? Pertamanya keliatan serem tapi ternyata ramah juga orangnya.."
"Pak Robert emang ramah sama siapa saja, maka para karyawannya pada betah kerja disini. Eeh tuh, Pak Robert dah jalan kesini lagi.." kata Pak Supri sambil berbisik kepada Rama.
"Begini Rama. Setelah aku hubungi bagian Production, kebetulan memang lagi membutuhkan tambahan tenaga. Tapi, yang tersedia cuma sebagai tenaga serabutan. Baik di lighting, equipment tools, roadish, ataupun driver. Gimana?" Kata Pak Robert memberitahu.
"Gapapa, Pak. Saya akan dengan senang hati menjalankannya."
"Kamu bisa bawa mobil juga?"
"Bisa, Pak. Saya bisa nyetir juga kok." Jawab Rama dengan raut muka hampir gembira.
"Oke. Taruh berkas lamaranmu di Front Office dan mulai besok kamu bisa langsung bekerja." Bilang Pak Robert dengan tenang diakhiri dengan senyum yang mengembang.
"Hah!! Bener, Pak??" tanya Rama tak percaya.
"Bener, Rama.."
"Wah, makasih Pak. Makasih banyak ya Pak.." sahut Rama dengan raut muka gembira dan tangannya segera menyalami Sang Big Boss, Pak Robert dan Sang Security, Pak Supri.
"Sama-sama, Rama. Selamat bergabung di SinemArt.."
#######
Rama segera mengabarkan berita baik ini kepada sohibnya, Sholihun, yang secara tidak langsung sudah membantunya mencari jalan keluar.
"Waah, benerkan apa yang gue bilang.." kata Sholihun tampak bangga karena idenya goal.
"Thanks berat, Hun. Pokoknya gue akan selalu berbagi rejeki deh." Janji Rama tulus.
"Bener nih?"
"Iyaa lah, Hun."
"Serius?"
"Pastinya dong!!" sahut Rama mantap.
"Asyiiik!! Sukses yaaa.. Eeh Ram, Gue pinjem bokepnya Shasa Grey yang baru dong!" dan Sholihun pun mengajukan permintaan.
"HAAHHH!!"
#######
Hari berganti hari, kadang ada suka kadang ada duka, dan cacian. Namun itu semua tak jadi soal buat Rama. Lima bulan sudah Rama menikmati hari-harinya bekerja di Production House milik Pak Robert, yang berhubungan dengan dunia layar kaca.
Sebagai seorang beginner, pada awalnya Rama yang ditempatkan di bagian umum ini merasa kagok karena tugas utamanya hanyalah bantu sana bantu sini, disuruh ngangkut ini ngangkut itu, disuruh beliin rokok, merapikan kostum, mengolor kabel sampai kesetrum juga pernah, dan lain sebagainya. Bisa dikatakan pekerjaan kasar namun bagi Rama semua itu bukanlah pekerjaan kasar melainkan pekerjaan mulia.
Dengan pembawaan yang selalu ceria, cowok yang masih terdaftar sebagai mahasiswa IKJ itu tetap melakukan pekerjaannya dengan senang hati. Dia juga ga mau menyerah, berpangku tangan, dan menyia-nyiakan waktunya selama bekerja di PH begitu saja.
Dengan kepandaian dan akal bulus yang dimiliki, maka disetiap ada kesempatan dan waktu luang, atau pun ketika break shooting, Rama segera bertanya kesana kemari tanpa malu untuk belajar mengenai segala sesuatu hal yang berhubungan dan saling berkaitan erat dengan studinya Sinematografi, kepada Mas Budi, Mbak Shinta, dan para crew lain yang sudah berpengalaman.
Mas Budi adalah salah salah satu crew yang bisa melihat potensi besar yang dimiliki Rama. Maka, dia pun sedikit demi sedikit mengajarkan Rama tentang bagaimana men-set sound effect, kemudian mengenai pencahayaan atau yang lebih dikenal dengan lighting, penulisan naskah, bagaimana ber-improvisasi, dan bahkan tak lupa juga tentang pentingnya enginering pun dijejalkan di otak Rama.
Karena peluang untuk memperdalam ilmu sangat banyak, Rama pun minta izin kepada Mbak Shinta untuk meminjam beberapa buku mengenai dunia layar film. Membaca, mempelajari, dan menelaah lembar demi lembar ilmu yang tertulis dengan tinta hitam diatas kertas putih pada sebuah buku adalah aktivitasnya disela-sela break shooting.
Rama memang seorang pemuda yang easy going juga ramah. Memiliki skill tinggi dalam berkomunikasi dengan orang-orang yang berada sekitarnya, pinter melontarkan joke-joke segar yang menghibur di kala kejenuhan tengah melanda para crew adalah ahlinya, maka tak heran jika dalam waktu singkat dia sudah begitu akrab dengan para crew dan para artis sinetron ftv yang dikontrak oleh SinemArt. Dimana ada Rama, pasti disitu ada gelak tawa bahagia...
Melihat kecantikan dan kemulusan body para artis yang berpakaian minim pun mau ga mau membuat Rama selalu kerepotan dalam usaha mengamankan tonjolan yang ada di selangkangannya. Statusnya kalo ga Siaga, pasti Waspada bahkan bisa mencapai tahap Awas!!...
Pemandangan indah berupa belahan dada yang mulus putih menggoda, kulit paha yang licin tanpa cela, lekuk tubuh ramping yang berbalutkan baju-baju ketat yang seksi pun selalu sukses membuat darah mudanya menggelegak.
Nafsunya begitu membuncah, seperti ketika beberapa minggu yang lalu Rama tidak sengaja melintas didepan kamar ganti artis, dimana dia melihat dengan jelas lekuk-lekuk tubuh mulus dan bongkahan daging sepasang payudara ranum yang sekel punya Adelia Rasya terjuntai bebas setelah lepas dari kungkungan bra di saat sedang berganti kostum. Maka tak ayal lagi, sabun G*v di kamar mandi kost-nya pun senantiasa menjadi teman akrab untuk bercengkrama dalam melepaskan nafsu birahi, selepas pulang kerja.
Rama memang menyendirikan sabun yang dipakainya. Untuk mandi dia memakai sabun Lif*buoy, sedangkan untuk ngocok alias coli dia lebih suka pake sabun G*v. *Ga percaya? Tanya aja sama Ramangga Please Try This At Home, You'll Get More Satisfaction and More Sensation.
"Lebih lembut, busanya juga lebih banyak kalo gue coli pakai sabun G*v." Begitu katanya kepada Sholihun beberapa saat lalu, ketika sedang ngobrol berpukar pikiran mengenai sabun apa yang paling asoy untuk coli, di halaman kost sambil mantengin cewek-cewek cantik anak kampus yang jalan berseliweran. Bujubusyeeett kampreeet!!!
Saat ini, PH milik Pak Robert sedang syuting program acara "Jalan-jalan Bersama Seleb." Dan kebetulan artis yang membintangi adalah Olla Ramlan dan Ratna Galih. Dua selebritis tanah air yang cantik dan seksi menggairahkan dengan lekukan tubuh yang sempurna, dimana Rama nge-fans banget dengan kedua artis cantik itu.
Tidak jarang keduanya dijadikan fantasi liar oleh Rama dalam rangka pelepasan cairan peju yang bersumber dari kantung peler kontolnya. Kalo sabun g*v nya abis, Rama pun pelan-pelan pergi menyelinap kearah dapur ibu kost untuk mencuri ketimun. Jadi sebenernya ga cuma kancil aja sih yang suka mencuri ketimun. Ga percaya? tanya Rama lagi dweeh . . . tuuh kan cengangas-cengenges die nye . . .
Bahkan pernah juga ada kejadian konyol pada saat lampu kost blackout, libidonya tetap menuntut penyaluran. Sialnya sabun G*v kesayangan jatuh kedalam lubang wc sewaktu dipinjem sama Sholihun –karena Sholihun selalu BRUTAL ketika menjamas pusakanya- maka ditengah kegelapan dia pun berjalan mengendap-endap kearah dapur untuk kembali mencuri ketimun.
Namun sayang, untung tak dapat diraih malang pun tak dapat ditolak. Karena terburu-buru, yang diambil bukannya ketimun tapi malahan pegangan cobek untuk menguleg sambal. Sholihun yang mengetahui hal tersebut langsung ngakak tujuh hari tujuh malam tiada henti. Huaaaa, elu kok bego banget seeh, Ramaaa...!!!! bisa penyet pusaka elu, dodooL!!
"Rama, selain membantu kameramen, berhubung Pak Karta izin ga masuk maka lu sementara juga ngerangkep jadi driver untuk acara "Jalan-jalan Bersama Seleb." Job Discriptionnya, lu cuma nganter ke tempat-tempat tujuan selama ada di Bandung bersama crew yang lainnya. Lembang, Tangkuban perahu, Cihampelas, dan kuliner di Kampung Daun. Misal ada sisa waktu, dan si Olla sama Ratna pengen jalan-jalan dan belanja lu anterin aja deh." Perintah Pak Basuki, Produser merangkap sutradara pada program acara "Jalan-jalan Bersama Seleb."
"Siaap, Boss!!" jawab Rama penuh semangat.
Ajiiib dah!!! Duuch senangnya hatiku bisa satu mobil dengan Olla Ramlan juga Ratna galih. Gue dah ga tahan pengen ngeliat tungkai paha telanjang mereka yang muyuuus dan belahan dada yang pastinya juga akan mereka umbar dengan hanya mengenakan baju-baju ketat belahan rendah. Yesss . . .!!!
#######
Novotel Bandung, Sunday Morning.
Ramangga a.k.a Rama tampak antusias sedang mempersiapkan tunggangannya, Honda Freed kelir cokelat milik inventaris perusahaan. Sambil bersiul-siul kecil, Rama pun mengeluarkan sebungkus rokok yang ternyata tinggal satu batang.
Kebanyakan crew juga tinggal di hotel, tapi ada beberapa yang pulang ke rumah karena memang ada sebagian crew yang asli Bandung.
"Mana nih si Olla sama Ratna. Lama banget.." gumam Rama tak sabar berkali-kali menolehkan wajahnya kearah pintu masuk lobby hotel.
"Uuughh!! Gimana yaa penampilan Olla sama Ratna? Hmm.." gumam Rama sudah mulai berfantasi. Tangan kanannya pun segera membetulkan letak batang kontolnya yang belum apa-apa sudah siaga 1.
"Hai ganteeng. Met pagi!!" seru Olla dan Ratna hampir berbarengan.
Rama menoleh kearah dua cewek cantik yang terlihat segar dengan sapuan cosmetic minimalis menghiasi wajah. Balutan busana yang terlihat modis dan minim pun menggoda sepasang mata Rama.
Cowok yang mengambil jurusan Sinematografi di IKJ langsung terbengong takjub dengan kehadiran dua Bidadari yang sedang tersenyum geli melihat Rama yang sedang melongo dengan mata tak berkedip bertamasya ke sekujur tubuh berlekuk seksi punya Olla Ramlan dan Ratna galih. Tegukan ludahnya yang ketiga pun tak terelakkan.
"Biasa aja kalee, Rama sayaaang.. Ga usah melongo gitu ahh liat tubuh seksi kita berdua. Hihihiii..." goda Olla Ramlan dengan mimik wajah menggoda.
"Iyaa neh, Rama. Awas mengeras loh! Weekz!!" sahut Ratna Galih seraya menyelipkan lidahnya yang merah di sudut bibir menggoda Rama.
"HAHAHAA!!" tawa kedua Bidadari itu langsung meledak.
Dan Ramangga pun langsung terjatuh dari keterpesonaannya yang lagi terbang tinggi walau baru nyampe langit ketiga, belum ketujuh.
Olla Ramlan dengan rok terusan santai warna pastel sejengkal diatas lutut tampak sungguh menggoda, karena dibagian dada rok terusan yang dipakainya berbentuk huruf V lebar dengan dua utas tali kecil yang terkait di pundak kanan kirinya yang berkulit putih. Sebagian bongkahan dari toked ranumnya tampak menyembul gemesin. Tatto dari tubuhnya juga turut menambah fantasi Rama.
Sedangkan Ratna Galih sendiri juga tak kalah seksi dalam menampilkan keelokan bentuk tubuh yang dimiliki. Hot pants jeans setengah paha rada belel membungkus erat tungkai kakinya, sehingga kulit putih licin yang sedikit di tumbuhi bulu-bulu lembut itu begitu merangsang nafsu seks Rama.
Dengan kaos ketat tanpa lengan warna cerah yang pendek, lekukan tubuh yang sintal dan kontur sepasang payudara yang bertengger di dadanya pun terbentuk indah memancing gairah. Kulit lingkar pinggangnya pun acap kali mengintip nakal menggoda mata Rama.
"Eeh!.. Ooh. Hehe. Dah pada siap yaah?" Rama pun menjawab dengan terbata-bata.
"Belon!! Ya udah lah. Gimana sih? Yuuk.." kali ini yang menjawab adalah Ratna Galih, dan mereka langsung memasuki mobil.
Kedua selebritis cantik itu memang sudah akrab dengan sosok Rama, karena mereka berdua sering mendapat job dari SinemArt didalam proyek penggarapan ftv ataupun sinetron. Otomatis mereka berdua juga sering ketemu dan ngobrol bersama cowok trendy dengan potongan rambut ala Andika, Kangen Band itu.
Dengan kemampuan bersosialisasi dan berkomunikasi, Rama pun bukan seperti makhluk asing yang membahayakan bagi diri Olla maupun Ratna. Makanya tadi mereka dengan berani sempat ber-flirting ria terhadap Rama.
"Ke lembang dulu kan, Say?" tanya Olla Ramlan seraya menyilangkan batang kaki kanannya diatas kaki kiri.
"Tepat sekali. Seratus untuk nona Olla.." jawab Rama sambil menengok kebelakang untuk sekedar melirik kulit paha putih punya Olla yang sebelah kanan, yang tersingkap sampai seperempat paha.
"Eeh.. Eeehh, seratus sih seratus, Ram. Tapi kalo nyetir matanya kedepan dong. Bukannya malah ngintip paha mulus gue. Gimana siih?!" Olla Ramlan pun pura-pura mendamprat Rama dengan nada merajuk.
"Iyaa neeh sopirnya ganjen. Emang Pak sopir belon pernah liat cewek seksi yaah? Hihihi.. Huu katrok! Terus, kalo liat cewek bugil juga belon donk berarti? Hahaa.." goda Ratna Galih menimpali ucapan Olla Ramlan.
Piass!!! Raut wajah Rama pun memerah malu karena kedapatan mencuri kehalusan dan kemulusan kulit para penumpangnya.
"Duuch yang lagi ketangkap basah mencuri pandang. Malu niih yeeew? Hihihiii.." kikikan nakal dan manja terucap keluar dari bibir berlipstick warna natural dari kedua seleb yang sedang diantar Rama ke Lembang.
"Hahaa!! bisa aja Mbak berdua.." ujar Rama terdengar garing seraya membetulkan posisi alat kawinnya yang sungsang didalam celana dalam Calvin Klien warna kuning menyala KW 7+..
Belon lagi bisa bernafas lega dan menetralkan warna wajahnya yang memerah, tiba-tiba aja gantian Ratna Galih yang langsung berceloteh tanpa basa-basi.
"Eeh! Hayoo! Tangan kiri lu kenapa tuh, Rama? Kok gerak-gerak diselangkangan? Salah parkir ya?"
"Waka.. Wakaa!!" derai tawa Olla dan Ratna ala Shakira pun silih berganti menghantam dan menghancur leburkan perasaan Rama, mahasiswa IKJ itu.
Sebentar kemudian Olla dan Ratna tampak saling berbisik, dan kemudian tersenyum nakal bersama. Sepasang tanduk iblis pun muncul . . . Hiii seyeeemmmmm!!
Anjriiit dah!! Digarap terus gue. Keroyokan lagi. Huuft.. Mana haruf parfumnya bikin gue semakin konak. Seet dah!! Jadi pengen coli neeh . . .
Selama kedua selebriti itu sibuk syuting dengan kehebohan dan keceriaan yang mereka ciptakan, Rama pun hanya mampu memandangi Bidadari-Bidadari penggoda iman itu dibelakang Mas Ridwan, selaku kameramen yang meng-shoot Olla Ramlan dan Ratna Galih.
Sesekali tangan kanan maupun tangan kirinya tampak sibuk mengelus tonjolan batang kontol yang tampak menggelembung.
Setelah dari Lembang mereka meneruskan perjalanan kearah Tangkuban perahu, kemudian ke Cihampelas, dan berakhir dengan acara makan malam di Kampung Daun. Semua crew termasuk Olla dan Ratna numpang mandi di restauran tersebut sekalian ganti baju.
Selama makan malam, atmosphere yang ada memang sangat mengasyikkan. Tertawa, saling ejek sesama crew pun memancing derai tawa satu sama lain. Tampak Olla Ramlan menerima sesuatu bungkusan plastik hitam dari salah seorang crew dengan gerak mencurigakan.
Ratna Galih pun terlihat sibuk bertelephone entah dengan siapa. Setelah acara makan malam bersama selesai, kedua selebritis itu memutuskan untuk jalan-jalan keliling kota Bandung dan tentunya diantar Ramangga. Sementara yang lainnya udah pada berpencar sendiri-sendiri.
clothingk incorporated
#######
<Layar: fade in to colour>
<On screen: tanaman hijau dibeberapa pot>
<Back sound musik terdengar mengalun>
Nasib anak kost tak kenal
Mengikuti mata kuliah
Ya nasib anak kost rajin belajar
Agar hidup tak susah la yaw ya nasib
Aku makan tiap hari
Kadang hanya makan mi
Gimana nggak kurang gizi
Wesel datang tak pasti
Ibu kost tak mau mengerti
Nagih sewa bulan ini ..
Hidup sangat sedih .. uhh
Nasib anak kost ya nasib anak kost 2x
Kupernah punya janji
Ketemu dengan doi
Cewek kecenganku kini
Kuketuk pintu pasti
Keluar dosen wali
Ternyata pacar si doi
Hidupku jadi sepi karena
Mikir si doi
Sampai aku lupa mandi
Badan bau terasi
Tak ada mahasiswi yang mau padaku ini .. uh
Ingin bunuh diri uh .. nasib anak kost
Nasib anak kost..
<On screen: tanaman hijau dibeberapa pot>
<Back sound musik terdengar mengalun>
Nasib anak kost tak kenal
Mengikuti mata kuliah
Ya nasib anak kost rajin belajar
Agar hidup tak susah la yaw ya nasib
Aku makan tiap hari
Kadang hanya makan mi
Gimana nggak kurang gizi
Wesel datang tak pasti
Ibu kost tak mau mengerti
Nagih sewa bulan ini ..
Hidup sangat sedih .. uhh
Nasib anak kost ya nasib anak kost 2x
Kupernah punya janji
Ketemu dengan doi
Cewek kecenganku kini
Kuketuk pintu pasti
Keluar dosen wali
Ternyata pacar si doi
Hidupku jadi sepi karena
Mikir si doi
Sampai aku lupa mandi
Badan bau terasi
Tak ada mahasiswi yang mau padaku ini .. uh
Ingin bunuh diri uh .. nasib anak kost
Nasib anak kost..
Gulungan roll pita film seluloid mulai berputar tersendat mengeluarkan derik suara pilu dari roda penggerak pemutar film yang sudah karatan. Sesaat tertampilkan gambar yang masih terselingi dengan grain dan leak di layar yang sudah terkembang.
Perlahan-lahan terlihat teras disebuah rumah kost. Kamera men-shoot adanya seseorang yang sedang menatap layar handphone yang tengah dipegangnya dengan wajah murung.
Tak jauh darinya tampak seorang cowok yang sedang asyik memainkan batang rokok diantara sela jarinya.
####### Perlahan-lahan terlihat teras disebuah rumah kost. Kamera men-shoot adanya seseorang yang sedang menatap layar handphone yang tengah dipegangnya dengan wajah murung.
Tak jauh darinya tampak seorang cowok yang sedang asyik memainkan batang rokok diantara sela jarinya.
New Short Message Recieved
From: Bokap^^gue^^gauL
Open >> Yes>> kLik
Bagaimana kabarmu, Ramangga? Baik-baik saja bukan? Begini Rama, sebagai orang tua tentu berharap ingin anaknya mempunyai tingkat pendidikan yang tinggi, maka Bapak mengizinkan kamu kuliah di Jakarta. Akan tetapi untuk 6-12 bulan kedepan Bapak tidak bisa membiayai kuliah dan kebutuhan hidup kamu selama kost di Jakarta, karena kebun singkong dan jagung milik Bapak diserang hama. Hasil ternak pun tidak sesuai dengan yang Bapak harapkan, sebab hanya bisa untuk memenuhi kebutuhan rumah sehari-hari. Oleh karena itu, bagaimana kalau sementara kamu mengambil cuti kuliah dulu sampai kebun yang Bapak olah bisa menghasilkan panen berlimpah tahun depan. Rama, Bapak harap kamu bisa mengerti dan bisa bersabar.
Rama hanya bisa menghela nafas panjang dan prihatin setelah membaca sms dari Ayahanda tercinta di kampung halaman. Rama termenung dalam diam. Dia membayangkan Bapaknya sedang berjuang mati-matian untuk membiayainya kuliah. Pesan singkat yang baru saja dibaca tadi merupakan sebuah pukulan telak yang tepat bersarang di hati dan perasaan. Disaat dirinya tengah semangat-semangatnya kuliah, berita buruk menghampirinya. Rama pun bingung tak tahu harus bagaimana lagi.. Fyuuuhh!!!
"Sabar ya, Sob. Pasti ada jalan keluar kok.." ucap Sholihun, teman satu kostnya berusaha menenangkan Rama seraya menepuk-nepuk bahunya.
"Iya, Hun. Thanks. Tapi gue bingung." Jawab Rama masih tidak bersemangat dengan tatap mata menerawang kosong.
"Iyaa juga sih. Misal gue yang ada diposisi lu, pasti bingung juga... Ngg.. Mmm....." tiba-tiba diatas kepala Sholihun ada gambar bohlam lampu yang menyala terang.. Twink!!
"Eeh, Sob. Gue ada ide nih." Bilang Sholihun ngeden mencoba melontarkan ide.
"Apaan?"
"Gimana kalo lu nyoba aja ngirim lamaran ke Production House. Yaah, siapa tahu ada peluang buat elu." Akhirnya Sholihun lega setelah melontarkan ide.
"Gue belon lulus, Hun. Ngelamar pake ijazah apa dong?" sahut Rama pasrah dan terheran dengan usul Sholihun.
"Gini, Sob. Untuk sementara lu ngelamar pake ijazah SMA dulu aja yang dikasih lampiran bahwa lu juga kuliah di IKJ jurusan Sinematografi. Nah siapa tahu aja di PH itu membutuhkan karyawan. Yaah, meskipun hanya sebagai tenaga kasar kek, driver kek, ataupun OB yang penting bisa menghasilkan duit untuk membiayai kuliah elu." Jelas Sholihun gamblang dengan sedikit gambling.
"Hmm.. Ide bagus juga sih sebenernya. Tapi gue kok ga yakin yaa? Eeh, tapi tumben lu bisa mikir positif, Hun. Biasanya kan yang lu pikirin cuma paha mulus Shasa Grey, Meki merah Stoya, atau toked mengkelnya Ashley Brooke. Hahaa!!" kicau Rama mengingatkan hobi Sholihun dan tentunya hobinya sendiri.
"Wew, brengsek!! Tapi lu kan yang sebenernya ngerusak anak baek-baek kaya gue. Semprul lu!!" Sholihun pun sewot ga terima dituduh sebagai cowok otak belang.
"Gimana mau yakin, nyoba aja belon??" imbuh cowok yang juga ditakdirkan menjadi anak rantau seperti halnya Rama.
"Hahaa!! oke deh, okee. Btw, thanks yaa Hun, dah nenangin dan ngasih masukan buat gue." Bilang Rama setelah tergelak.
"Yoii, Sob."
"Eeh Ram. Gue pinjem bokepnya Shasa Grey yang baru dong!"
Nhaah lhoh, GubraakK..!!
#######
Sebagai seorang mahasiswa yang hidup di kota besar memang harus dituntut untuk selalu kreatif dalam men-siasati problematika kebutuhan hidup, apalagi bagi seorang mahasiswa bernama Ramangga a.k.a Rama, penyandang predikat sebagai anak rantau, yang mencoba menaklukkan ganas dan kerasnya kehidupan rimba ibukota yang penuh dengan serigala pemangsa dan ular berbisa. Hmm.. Hukum dan Undang-undang rimba memang masih berlaku didalamnya, diantara para makhluk-makhluk penghuninya.
Mahasiswa IKJ jurusan kampung rambutan-kampung melayu ini memang cerdik, tangguh, dan dipersenjatai dengan akal bulus dalam memanfaatkan berbagai kesempatan walaupun dalam keadaan terjepit. Eeh salah, salah.. Mahasiswa jurusan Sinematografi ding.
Penampilan Rama sebenernya memang lumayan keren, meskipun pas-pasan. Dia punya ciri khas dengan balutan kaos yang dirangkap dengan kemeja flanel kotak-kotak ala Kurt Cobain khas style fashion distro. Tongkrongan tubuhnya sekitar 175cm. Bersenjatakan disiplin ilmu yang dimiliki dan dikuasainya, Rama mencoba mempertaruhkan nasib seperti halnya pelaku Russian Roullate yang mempertaruhkan nyawa.
Dia mengadu nasib dengan memasukkan lamaran pekerjaan sebagai tenaga freelance atau serabutan di salah satu sebuah Production House yang sudah terkenal di negeri ini, SinemArt.
Apapun pekerjaannya selama itu mengasyikkan dan sesuai dengan kata hatinya, Rama akan senantiasa menjalani dengan senang dan sepenuh hati. Pertamanya dia ditolak mentah-mentah oleh salah seorang security yang lagaknya belagu didepan gerbang sebuah bangunan rumah Production House, yang mengatakan bahwa tidak ada lowongan pekerjaan.
Akan tetapi dengan tidak mengenal kata putus asa dan sedikit berakal bulus, Rama tetap ngeyel bin nekat untuk memasukkan berkas lamarannya. Bondo nekat euy!!
"Sudah dibilang ga ada lowongan pekerjaan kok masih aja ngeyel sih." Gerutu Pak satpam bertubuh tambun seraya menatap wajah Rama lekat-lekat.
Rama yang sedang ditatap pun hanya cengar-cengir kuda memasang tampang melaskolis. Titik-titik peluh mulai menghiasi keningnya. Sesekali dengan punggung telapak tangan kiri, Rama mencoba mengusap peluh yang akan segera menetes ke pipi. Tenggorokannya mulai kering karena haus, bibirnya pun tampak pecah-pecah. Pilu . . .
"Tolong dong Pak, yaa. Saya bener-bener butuh pekerjaan untuk biaya kost dan kuliah saya.."
"Kebun singkong Bapak saya yang di kampung gagal panen. Tanaman jagung dimakan hama jadi ga ngehasilin apa-apa. Tolong yaa Pak, pleaseee.." ratap Rama bener-bener sempurna, seperti ratapan anak tiri yang sangat menyedihkan menyayat hati, dan perasaan jiwa bagi siapa saja yang mendengarkannya.
"Suram sekali hidupmu, Nak.." kata Pak satpam seraya menerawang keatas langit biru sambil tangan kiri mengusap perutnya yang buncit. Mungkin satpam bertubuh tambun itu juga teringat masa sulit ketika masih hidup di kampung.
"Seperti itu suram ya Pak? jadi gimana dong, Pak? kerja serabutan juga ga papa deh asal halal." Rengeknya lagi.
"DIIIIN!!.. DIINNN!!"
Suara klakson dari Range Rover Evoque kelir merah terang mengagetkan Rama dan Pak satpam yang sedang tawar menawar pekerjaan. Lebih tepatnya eyel-eyelan.
"Ada apa Pak Supri??" tanya seseorang dengan penampilan perlente setelah keluar dari dalam mobil.
Oooalaah, namanya Pak Supri toh . . .
"Ooh.. Ngg.. Ii.ini Pak, ada yang mau ngelamar pekerjaan." Jawab satpam sedikit tergeragap.
Lelaki berpakaian bagus itu berjalan mendekat kearah Pak Supri dan Rama.
"Anak muda, memang kamu mau kerja apaan? Hmm??" lelaki itu bertanya dengan penuh wibawa.
"Emm.. Apa saja Pak. Serabutan juga boleh yang penting bisa menghasilkan." Sahut Rama tegas.
"Siapa namamu? dan kenapa kamu melamar pekerjaan kesini?"
"Saya Rama, Pak. Saya mencoba melamar pekerjaan disini karena sesuai dengan disiplin ilmu yang saya punya dan untuk mengisi waktu senggang selama kuliah. Dari pada keluyuran ga penting, mending berusaha mencari freelance kerjaan untuk bayar kuliah dan kost." Jawab Rama terus terang.
"Ooh begitu?" ucap lelaki perlente itu sembari memperhatikan raut wajah Rama, dan langsung manggut-manggut setelah mendengarkan penjelasan dari cowok yang baru saja mendapat berita buruk dari Bapaknya yang ada di kampung. Kerut di wajah lelaki berpakaian bagus itu terlihat seakan-akan berusaha mengingat-ingat sesuatu.
Hmm... Feelingku mengatakan, bahwa anak muda ini tekadnya kuat. Keliatan juga tipe pekerja keras dan ulet. Dengan bimbingan ditangan orang yang tepat, dan dengan potensi yang dimilikinya aku yakin, suatu saat akan jadi 'orang' dia...
"Sebentar Rama." Ucap lelaki itu berjalan menjauh, seraya mengeluarkan smartphonenya untuk menelepon seseorang.
Sembari menunggu sang pengendara Range Rover Evoque itu selesai ber-telephone, Rama pun berbincang-bincang dengan Pak Supri satpam di Production House itu.
"Emang siapa dia, Pak?" tanya Rama penasaran.
"Dia itu owner ni PH. Namanya Pak Robert."
"Ouw gitu ya pak? Pertamanya keliatan serem tapi ternyata ramah juga orangnya.."
"Pak Robert emang ramah sama siapa saja, maka para karyawannya pada betah kerja disini. Eeh tuh, Pak Robert dah jalan kesini lagi.." kata Pak Supri sambil berbisik kepada Rama.
"Begini Rama. Setelah aku hubungi bagian Production, kebetulan memang lagi membutuhkan tambahan tenaga. Tapi, yang tersedia cuma sebagai tenaga serabutan. Baik di lighting, equipment tools, roadish, ataupun driver. Gimana?" Kata Pak Robert memberitahu.
"Gapapa, Pak. Saya akan dengan senang hati menjalankannya."
"Kamu bisa bawa mobil juga?"
"Bisa, Pak. Saya bisa nyetir juga kok." Jawab Rama dengan raut muka hampir gembira.
"Oke. Taruh berkas lamaranmu di Front Office dan mulai besok kamu bisa langsung bekerja." Bilang Pak Robert dengan tenang diakhiri dengan senyum yang mengembang.
"Hah!! Bener, Pak??" tanya Rama tak percaya.
"Bener, Rama.."
"Wah, makasih Pak. Makasih banyak ya Pak.." sahut Rama dengan raut muka gembira dan tangannya segera menyalami Sang Big Boss, Pak Robert dan Sang Security, Pak Supri.
"Sama-sama, Rama. Selamat bergabung di SinemArt.."
#######
Rama segera mengabarkan berita baik ini kepada sohibnya, Sholihun, yang secara tidak langsung sudah membantunya mencari jalan keluar.
"Waah, benerkan apa yang gue bilang.." kata Sholihun tampak bangga karena idenya goal.
"Thanks berat, Hun. Pokoknya gue akan selalu berbagi rejeki deh." Janji Rama tulus.
"Bener nih?"
"Iyaa lah, Hun."
"Serius?"
"Pastinya dong!!" sahut Rama mantap.
"Asyiiik!! Sukses yaaa.. Eeh Ram, Gue pinjem bokepnya Shasa Grey yang baru dong!" dan Sholihun pun mengajukan permintaan.
"HAAHHH!!"
#######
Hari berganti hari, kadang ada suka kadang ada duka, dan cacian. Namun itu semua tak jadi soal buat Rama. Lima bulan sudah Rama menikmati hari-harinya bekerja di Production House milik Pak Robert, yang berhubungan dengan dunia layar kaca.
Sebagai seorang beginner, pada awalnya Rama yang ditempatkan di bagian umum ini merasa kagok karena tugas utamanya hanyalah bantu sana bantu sini, disuruh ngangkut ini ngangkut itu, disuruh beliin rokok, merapikan kostum, mengolor kabel sampai kesetrum juga pernah, dan lain sebagainya. Bisa dikatakan pekerjaan kasar namun bagi Rama semua itu bukanlah pekerjaan kasar melainkan pekerjaan mulia.
Dengan pembawaan yang selalu ceria, cowok yang masih terdaftar sebagai mahasiswa IKJ itu tetap melakukan pekerjaannya dengan senang hati. Dia juga ga mau menyerah, berpangku tangan, dan menyia-nyiakan waktunya selama bekerja di PH begitu saja.
Dengan kepandaian dan akal bulus yang dimiliki, maka disetiap ada kesempatan dan waktu luang, atau pun ketika break shooting, Rama segera bertanya kesana kemari tanpa malu untuk belajar mengenai segala sesuatu hal yang berhubungan dan saling berkaitan erat dengan studinya Sinematografi, kepada Mas Budi, Mbak Shinta, dan para crew lain yang sudah berpengalaman.
Mas Budi adalah salah salah satu crew yang bisa melihat potensi besar yang dimiliki Rama. Maka, dia pun sedikit demi sedikit mengajarkan Rama tentang bagaimana men-set sound effect, kemudian mengenai pencahayaan atau yang lebih dikenal dengan lighting, penulisan naskah, bagaimana ber-improvisasi, dan bahkan tak lupa juga tentang pentingnya enginering pun dijejalkan di otak Rama.
Karena peluang untuk memperdalam ilmu sangat banyak, Rama pun minta izin kepada Mbak Shinta untuk meminjam beberapa buku mengenai dunia layar film. Membaca, mempelajari, dan menelaah lembar demi lembar ilmu yang tertulis dengan tinta hitam diatas kertas putih pada sebuah buku adalah aktivitasnya disela-sela break shooting.
Rama memang seorang pemuda yang easy going juga ramah. Memiliki skill tinggi dalam berkomunikasi dengan orang-orang yang berada sekitarnya, pinter melontarkan joke-joke segar yang menghibur di kala kejenuhan tengah melanda para crew adalah ahlinya, maka tak heran jika dalam waktu singkat dia sudah begitu akrab dengan para crew dan para artis sinetron ftv yang dikontrak oleh SinemArt. Dimana ada Rama, pasti disitu ada gelak tawa bahagia...
Melihat kecantikan dan kemulusan body para artis yang berpakaian minim pun mau ga mau membuat Rama selalu kerepotan dalam usaha mengamankan tonjolan yang ada di selangkangannya. Statusnya kalo ga Siaga, pasti Waspada bahkan bisa mencapai tahap Awas!!...
Pemandangan indah berupa belahan dada yang mulus putih menggoda, kulit paha yang licin tanpa cela, lekuk tubuh ramping yang berbalutkan baju-baju ketat yang seksi pun selalu sukses membuat darah mudanya menggelegak.
Nafsunya begitu membuncah, seperti ketika beberapa minggu yang lalu Rama tidak sengaja melintas didepan kamar ganti artis, dimana dia melihat dengan jelas lekuk-lekuk tubuh mulus dan bongkahan daging sepasang payudara ranum yang sekel punya Adelia Rasya terjuntai bebas setelah lepas dari kungkungan bra di saat sedang berganti kostum. Maka tak ayal lagi, sabun G*v di kamar mandi kost-nya pun senantiasa menjadi teman akrab untuk bercengkrama dalam melepaskan nafsu birahi, selepas pulang kerja.
Rama memang menyendirikan sabun yang dipakainya. Untuk mandi dia memakai sabun Lif*buoy, sedangkan untuk ngocok alias coli dia lebih suka pake sabun G*v. *Ga percaya? Tanya aja sama Ramangga Please Try This At Home, You'll Get More Satisfaction and More Sensation.
"Lebih lembut, busanya juga lebih banyak kalo gue coli pakai sabun G*v." Begitu katanya kepada Sholihun beberapa saat lalu, ketika sedang ngobrol berpukar pikiran mengenai sabun apa yang paling asoy untuk coli, di halaman kost sambil mantengin cewek-cewek cantik anak kampus yang jalan berseliweran. Bujubusyeeett kampreeet!!!
Saat ini, PH milik Pak Robert sedang syuting program acara "Jalan-jalan Bersama Seleb." Dan kebetulan artis yang membintangi adalah Olla Ramlan dan Ratna Galih. Dua selebritis tanah air yang cantik dan seksi menggairahkan dengan lekukan tubuh yang sempurna, dimana Rama nge-fans banget dengan kedua artis cantik itu.
Tidak jarang keduanya dijadikan fantasi liar oleh Rama dalam rangka pelepasan cairan peju yang bersumber dari kantung peler kontolnya. Kalo sabun g*v nya abis, Rama pun pelan-pelan pergi menyelinap kearah dapur ibu kost untuk mencuri ketimun. Jadi sebenernya ga cuma kancil aja sih yang suka mencuri ketimun. Ga percaya? tanya Rama lagi dweeh . . . tuuh kan cengangas-cengenges die nye . . .
Bahkan pernah juga ada kejadian konyol pada saat lampu kost blackout, libidonya tetap menuntut penyaluran. Sialnya sabun G*v kesayangan jatuh kedalam lubang wc sewaktu dipinjem sama Sholihun –karena Sholihun selalu BRUTAL ketika menjamas pusakanya- maka ditengah kegelapan dia pun berjalan mengendap-endap kearah dapur untuk kembali mencuri ketimun.
Namun sayang, untung tak dapat diraih malang pun tak dapat ditolak. Karena terburu-buru, yang diambil bukannya ketimun tapi malahan pegangan cobek untuk menguleg sambal. Sholihun yang mengetahui hal tersebut langsung ngakak tujuh hari tujuh malam tiada henti. Huaaaa, elu kok bego banget seeh, Ramaaa...!!!! bisa penyet pusaka elu, dodooL!!
"Rama, selain membantu kameramen, berhubung Pak Karta izin ga masuk maka lu sementara juga ngerangkep jadi driver untuk acara "Jalan-jalan Bersama Seleb." Job Discriptionnya, lu cuma nganter ke tempat-tempat tujuan selama ada di Bandung bersama crew yang lainnya. Lembang, Tangkuban perahu, Cihampelas, dan kuliner di Kampung Daun. Misal ada sisa waktu, dan si Olla sama Ratna pengen jalan-jalan dan belanja lu anterin aja deh." Perintah Pak Basuki, Produser merangkap sutradara pada program acara "Jalan-jalan Bersama Seleb."
"Siaap, Boss!!" jawab Rama penuh semangat.
Ajiiib dah!!! Duuch senangnya hatiku bisa satu mobil dengan Olla Ramlan juga Ratna galih. Gue dah ga tahan pengen ngeliat tungkai paha telanjang mereka yang muyuuus dan belahan dada yang pastinya juga akan mereka umbar dengan hanya mengenakan baju-baju ketat belahan rendah. Yesss . . .!!!
#######
Novotel Bandung, Sunday Morning.
Ramangga a.k.a Rama tampak antusias sedang mempersiapkan tunggangannya, Honda Freed kelir cokelat milik inventaris perusahaan. Sambil bersiul-siul kecil, Rama pun mengeluarkan sebungkus rokok yang ternyata tinggal satu batang.
Kebanyakan crew juga tinggal di hotel, tapi ada beberapa yang pulang ke rumah karena memang ada sebagian crew yang asli Bandung.
"Mana nih si Olla sama Ratna. Lama banget.." gumam Rama tak sabar berkali-kali menolehkan wajahnya kearah pintu masuk lobby hotel.
"Uuughh!! Gimana yaa penampilan Olla sama Ratna? Hmm.." gumam Rama sudah mulai berfantasi. Tangan kanannya pun segera membetulkan letak batang kontolnya yang belum apa-apa sudah siaga 1.
"Hai ganteeng. Met pagi!!" seru Olla dan Ratna hampir berbarengan.
Rama menoleh kearah dua cewek cantik yang terlihat segar dengan sapuan cosmetic minimalis menghiasi wajah. Balutan busana yang terlihat modis dan minim pun menggoda sepasang mata Rama.
Cowok yang mengambil jurusan Sinematografi di IKJ langsung terbengong takjub dengan kehadiran dua Bidadari yang sedang tersenyum geli melihat Rama yang sedang melongo dengan mata tak berkedip bertamasya ke sekujur tubuh berlekuk seksi punya Olla Ramlan dan Ratna galih. Tegukan ludahnya yang ketiga pun tak terelakkan.
"Biasa aja kalee, Rama sayaaang.. Ga usah melongo gitu ahh liat tubuh seksi kita berdua. Hihihiii..." goda Olla Ramlan dengan mimik wajah menggoda.
"Iyaa neh, Rama. Awas mengeras loh! Weekz!!" sahut Ratna Galih seraya menyelipkan lidahnya yang merah di sudut bibir menggoda Rama.
"HAHAHAA!!" tawa kedua Bidadari itu langsung meledak.
Dan Ramangga pun langsung terjatuh dari keterpesonaannya yang lagi terbang tinggi walau baru nyampe langit ketiga, belum ketujuh.
Olla Ramlan dengan rok terusan santai warna pastel sejengkal diatas lutut tampak sungguh menggoda, karena dibagian dada rok terusan yang dipakainya berbentuk huruf V lebar dengan dua utas tali kecil yang terkait di pundak kanan kirinya yang berkulit putih. Sebagian bongkahan dari toked ranumnya tampak menyembul gemesin. Tatto dari tubuhnya juga turut menambah fantasi Rama.
Sedangkan Ratna Galih sendiri juga tak kalah seksi dalam menampilkan keelokan bentuk tubuh yang dimiliki. Hot pants jeans setengah paha rada belel membungkus erat tungkai kakinya, sehingga kulit putih licin yang sedikit di tumbuhi bulu-bulu lembut itu begitu merangsang nafsu seks Rama.
Dengan kaos ketat tanpa lengan warna cerah yang pendek, lekukan tubuh yang sintal dan kontur sepasang payudara yang bertengger di dadanya pun terbentuk indah memancing gairah. Kulit lingkar pinggangnya pun acap kali mengintip nakal menggoda mata Rama.
"Eeh!.. Ooh. Hehe. Dah pada siap yaah?" Rama pun menjawab dengan terbata-bata.
"Belon!! Ya udah lah. Gimana sih? Yuuk.." kali ini yang menjawab adalah Ratna Galih, dan mereka langsung memasuki mobil.
Kedua selebritis cantik itu memang sudah akrab dengan sosok Rama, karena mereka berdua sering mendapat job dari SinemArt didalam proyek penggarapan ftv ataupun sinetron. Otomatis mereka berdua juga sering ketemu dan ngobrol bersama cowok trendy dengan potongan rambut ala Andika, Kangen Band itu.
Dengan kemampuan bersosialisasi dan berkomunikasi, Rama pun bukan seperti makhluk asing yang membahayakan bagi diri Olla maupun Ratna. Makanya tadi mereka dengan berani sempat ber-flirting ria terhadap Rama.
"Ke lembang dulu kan, Say?" tanya Olla Ramlan seraya menyilangkan batang kaki kanannya diatas kaki kiri.
"Tepat sekali. Seratus untuk nona Olla.." jawab Rama sambil menengok kebelakang untuk sekedar melirik kulit paha putih punya Olla yang sebelah kanan, yang tersingkap sampai seperempat paha.
"Eeh.. Eeehh, seratus sih seratus, Ram. Tapi kalo nyetir matanya kedepan dong. Bukannya malah ngintip paha mulus gue. Gimana siih?!" Olla Ramlan pun pura-pura mendamprat Rama dengan nada merajuk.
"Iyaa neeh sopirnya ganjen. Emang Pak sopir belon pernah liat cewek seksi yaah? Hihihi.. Huu katrok! Terus, kalo liat cewek bugil juga belon donk berarti? Hahaa.." goda Ratna Galih menimpali ucapan Olla Ramlan.
Piass!!! Raut wajah Rama pun memerah malu karena kedapatan mencuri kehalusan dan kemulusan kulit para penumpangnya.
"Duuch yang lagi ketangkap basah mencuri pandang. Malu niih yeeew? Hihihiii.." kikikan nakal dan manja terucap keluar dari bibir berlipstick warna natural dari kedua seleb yang sedang diantar Rama ke Lembang.
"Hahaa!! bisa aja Mbak berdua.." ujar Rama terdengar garing seraya membetulkan posisi alat kawinnya yang sungsang didalam celana dalam Calvin Klien warna kuning menyala KW 7+..
Belon lagi bisa bernafas lega dan menetralkan warna wajahnya yang memerah, tiba-tiba aja gantian Ratna Galih yang langsung berceloteh tanpa basa-basi.
"Eeh! Hayoo! Tangan kiri lu kenapa tuh, Rama? Kok gerak-gerak diselangkangan? Salah parkir ya?"
"Waka.. Wakaa!!" derai tawa Olla dan Ratna ala Shakira pun silih berganti menghantam dan menghancur leburkan perasaan Rama, mahasiswa IKJ itu.
Sebentar kemudian Olla dan Ratna tampak saling berbisik, dan kemudian tersenyum nakal bersama. Sepasang tanduk iblis pun muncul . . . Hiii seyeeemmmmm!!
Anjriiit dah!! Digarap terus gue. Keroyokan lagi. Huuft.. Mana haruf parfumnya bikin gue semakin konak. Seet dah!! Jadi pengen coli neeh . . .
Selama kedua selebriti itu sibuk syuting dengan kehebohan dan keceriaan yang mereka ciptakan, Rama pun hanya mampu memandangi Bidadari-Bidadari penggoda iman itu dibelakang Mas Ridwan, selaku kameramen yang meng-shoot Olla Ramlan dan Ratna Galih.
Sesekali tangan kanan maupun tangan kirinya tampak sibuk mengelus tonjolan batang kontol yang tampak menggelembung.
Setelah dari Lembang mereka meneruskan perjalanan kearah Tangkuban perahu, kemudian ke Cihampelas, dan berakhir dengan acara makan malam di Kampung Daun. Semua crew termasuk Olla dan Ratna numpang mandi di restauran tersebut sekalian ganti baju.
Selama makan malam, atmosphere yang ada memang sangat mengasyikkan. Tertawa, saling ejek sesama crew pun memancing derai tawa satu sama lain. Tampak Olla Ramlan menerima sesuatu bungkusan plastik hitam dari salah seorang crew dengan gerak mencurigakan.
Ratna Galih pun terlihat sibuk bertelephone entah dengan siapa. Setelah acara makan malam bersama selesai, kedua selebritis itu memutuskan untuk jalan-jalan keliling kota Bandung dan tentunya diantar Ramangga. Sementara yang lainnya udah pada berpencar sendiri-sendiri.
Terakhir diubah: