Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Paradiso!

Bimabet
Om Jay,,,,
Bingung ogut mau komen apa,,
Kalo ending mah ane ngikut Ente aja,
Ada kutipan "penulis adalah tuhan di ceritanya"
Satu aja deh dari ane,,
Smooth criminal
:ampun:
:beer:
:ngeteh:
sampai akhir ane masih nungguin yang ngirim ayam presto..
wassalam... gak jadi ending poligami...
 
suhuu..

boleh minta list playlistnya gk ? heheh
nah... pas sekali... ane juga rencana mau ngasih set lengkap... tapi apa daya, harus dikumpulin atu2 + cariin link yutubnya... sabar yah gan... tar pasti ane bikin...
 
Yeeeey udah ending aja nih. Makasiiih buat temen2 yang udah ngikutin Paradiso sampai tamat. Sebelum masuk cerita aku kasih pengumuman dulu yah.

1. Versi PDF masih in progresss, baru sampai episode 3 some di bandara
2. Versi PDF target sebelum lebaran. Ada dua versi. Versi Hardcore (Semprot) dan Versi Softcore. Nanti bakal ada pengumuman resmi
3. Thread Paradiso semprot ini sudah mengalami revisi. Silahkan dibaca ulang buat tahu apa yang beda. Hehehe.
4. Bagi yang dah kadung ngesave html versi semprot, harap menahan diri, karena Thread ini masih dalam revisi.
5. Bagi yang ngerepost di blognya, silahkan diedit dan disesuaikan dengan versi resmi.
6. DAFTAR PLAYLIST lengkap lagi dikompilasi bersama dengan link youtube-nya (ON PROGRESS)
 
Fragmen 75
Nirvana dan Purnama Kesebelas

Magelang, satu tahun kemudian.

Kuil terbesar di Indonesia itu dipenuhi dengan ribuan peziarah yang melakukan pradaksina, berkeliling khusyuk sambil memanjatkan Puja dan Doa. Sementara di langit, Purnama kesebelas menggantung indah, menaungi Borobudur yang bertahta gagah.

Sheena berdoa takzim di situ, diantara ribuan peziarah, di antara ratusan wisatawan dan fotografer yang mengabadikan Peringatan Trisuci Waisak yang merupakan rangkaian tiga peristiwa yaitu memperingati kelahiran, pencapaian kesempurnaan dan meninggalnya Sang Budha.

“Saya nggak nyangka...” ucap Ava setengah terpana.

“Nggak nyangka aku jadi Budhist?” Sheena tersenyum lebar. “Kamu mau bilang enggak cocok sama image-ku?”

Ava tertawa lebar, tak berani berkomentar.

“Itulah bedanya aku sama kamu. Kamu menerima, aku mencari,” tandas Sheena.

“Saya mencari,-” cepat Ava meralat. “Kita sama-sama mencari.”

“Dan menemukan,“ Sheena tersenyum manis ke arah Ava, “makasih.”

“Buat apa?”

“Memenuhi janji ke Awan.”

“Jagain kamu?”

“Gombal.” Sheena terbahak. “Lukisanmu, OI!”

Ava menanggapai dengan senyum kecil. “Justru saya yang bilang makasih. Kalau kamu nggak ada, lukisan itu nggak bakalan bisa selesai. Itu proyek kita, karya bersama.”

Selepas berhenti dari galeri Pak De, Ava kembali magang di beberapa pelukis di Jogja. Sampai akhirnya, bulan lalu Ava membuka studio kecil-kecilan di desa di pinggiran Magelang, di dekat Borobudur.

Sheena menyusul Ava. Menuntaskan janji mereka membuat karya bersama. Membuat lukisan ketiga, sebagai pelengkap dari dua lukisan sebelumnya.

Bob menjual Bar-nya pada seorang pengusaha ikan bakar. Sekarang cowok rasta itu menjadi bartender dan session player di sebuah Bar Reggae di Jalan Prawirotaman, Jogja.

Kadek menikah dengan Luh Sari, bulan lalu ia memiliki anak perempuan, lucu. Sekarang ia diserahi mengurusi galeri Pak De yang di Bantul, di dekat Padepokan Bagong Kussudiardja.

Ada yang percaya, jiwa berputar dalam lingkar reinkarnasi, berjuang terlepas dari Samsara, untuk menuju Nirwana.

Ada yang percaya, jiwa menunggu setia di Alam Roh, terlahir ke Dunia, dewasa, mati, kembali mewujud ruh, sebelum dibangkitkan dalam keabadian.

Satu hal yang sama: kita hanyalah debu kosmos yang menempuhi perjalanan tanpa akhir. Saat ini kita terhenti sejenak, diberikan kesempatan oleh Tuhan untuk saling bertemu, saling jatuh cinta. Sebentar saja, sebelum kembali melanjutkan perjalanan.


= = = = = = = = = = = = = = =​


Ubud...

Pak De bersila di bale-bale, dan Lucille bersimpuh takzim di belakangnya. Telapak tangan Lucille menempel di punggung Pak De, mengalirkan energi Reiki yang memenuhi dada Sang Maestro, seperti malam-malam sebelumnya.

Rambut Sang Maestro kini habis menyisakan botak tipis, tubuhnya kini mengurus akibat kemoterapi dan radioterapi berbulan-bulan. Namun, sepasang mata itu menyala terang, tubuhnya menegak penuh vitalitas dan daya hidup yang siap menggelegak. Berat badannya yang menurun drastis, malah membuat tubuhnya kembali proporsional, renta sekaligus gagah.

“Terus terang, saya nggak tahu berapa lama lagi sisa waktu saya.” Ucap Pak De, ketika Lucille selesai memberikan terapi malam itu.

“Kak, Kak Gede ngomong apa? kata dokter, sel kanker-nya sudah mengecil, kan? Kak Gede bakal punya banyak waktu, buat lihat Indira dewasa, mengajari cucu-cucu melukis...” Sepasang tangan Lucille melingkar di dada Pak De, memeluk lelaki itu dari belakang.

Pak De terkekeh, “bukan itu maksud saya. 1 Tahun, 10 tahun. Sama saja, Hidup ini ndak lama, Gek.” Ucap Pak De, membelai tangan Lucille. “Mati itu kepastian, hidup ini cuma mampir, nggak barang sekejap.”

Hati Lucille terenyuh, matanya berkaca-kaca dan siap merapuh.

“Tapi itu semua akan membuat setiap detiknya jadi lebih indah, kan?” ucap Pak De, sambil berbalik. “Terima Kasih, sudah menemani saya menghabiskan sisa waktu.”

Sebuah kecupan mendarat di kening Lucille.

Pak De, Sang Maestro yang kehilangan matahari,

Lucille, Sang Penyembuh yang menjadi matahari...

Sepasang mata renta saling tatap, saling dekap, menikmati waktu, menikmati setiap detik yang diberikan Sang Pencipta.

Pak De mengusap perut Lucille yang mengembung besar, membelai Raka Kecil yang menggeliat nakal di dalam sana, Calon Pewaris yang akan mewarisi trah Sang Maestro.

“Tapi saya yakin, bakal punya cukup waktu melihat dia dewasa,” tandas Pak De, mantap.

Lucille tersenyum, mengecup punggung tangan suaminya. Dengan adanya anak lelaki yang dikandungnya, Lucille tahu pasti:

Sekarang Indira bebas menentukan langkahnya.


= = = = = = = = = = = = = = =​


Can't we give ourselves one more chance?
Why can't we give love that one more chance?
Why can't we give love?
Give love...


Seorang gadis blasteran tergopoh jenaka, membawa sebuah lampion yang belum menyala.

“Aku dapet lampionnya niiii....”

“Asyik..” Sheena segera menyalakan lampion itu, berbarengan dengan ribuan orang lain.

Ava tersenyum kecil, “E cie, yang kemaren baru habis UTS, langsung main ke Jogja aja.”

Indira nyengir ke arah Ava, “cerewet ah, sini!” Ia melambai agar pemuda itu mendekat, untuk bersama-sama melepas lampion yang sudah menyala.

Uap panas yang dihasilkan dari nyala api menghasilkan gaya angkat yang mengangkat lampion ke udara.

Ketiga orang itu berpandangan, tersenyum sebelum melepaskan lampion itu ke langit, berbarengan dengan ratusan lampion lain yang terbang memenuhi langit dengan kilauan cahaya yang menakjubkan.

Malam itu, bulan purnama dan milyaran bintang menjadi latar bagi ratusan lampion yang merupa teratai, yang mengapung di samudera langit, seolah mencoba terbang menuju Nirwana.

Seperti harapan-harapan mereka.

Seperti penantian-penantian mereka.

Tak ada yang bisa menahan Indira untuk tidak menghambur ke dalam pelukan Ava. Di antara lautan perbedaan yang membentang mereka terpisah, dan di bawah langit takdir yang dipenuhi nyala ratusan lampion mereka berpelukan.

“Indira, aku kangen kamu.”

“Ava, aku juga.”

“Aku sayang kamu, nggak pernah berubah.”

Indira tersenyum, ke Timur ataupun ke Barat, ke Mekah ataupun Ke Sungai Yamuna, Indira siap melangkah asalkan ada sepasang mata itu, seraut senyum itu. Sepasang langkah yang siap mengiringi derap kakinya, sepasang tangan yang siap merengkuh tubuh mungilnya. Ava dan Indira, Ebony and Ivory, Live together in perfect harmony.

Dan Malam ini, Indira merasa ‘surga’ tidak pernah sedekat itu.



Because Love is such an old fashioned word
And love dares you to care for
The people on the edge of the night
And love dares you to change our way of
Caring about ourselves...
 
Epilog
Paradiso



Studio Ava...

Terdengar suara langkah yang diseret. Indira meronta jenaka, digeret Ava dan Sheena di lorong sepanjang galeri itu.

“Tutup mata.”

“Nggak mau!”

Sheena menutup paksa mata Indira hingga dia terkikik-kikik lucu. Terdengar pintu berkeriut dibuka Ava, hanya ada satu kanvas diruangan itu, satu kanvas besar yang disorot oleh lampu halogen.

“A-apa ini?” Indira tertegun lama, menghadapi kanvas raksasa dengan warna hitam yang berkontur-kontur, lukisan abstrak yang magis.

“Kejutan dari kami,” bisik Sheena, bersaamaan dengan lampu yang dipadamkan Ava.

Dalam kegelapan, kanvas hitam yang berkontur-kontur tadi menyala terang. memunculkan gemerlap bintang yang berkerlap-kelip, sebuah lukisan fluorescent, membentuk tangga yang menjulang ke langit, menelan Indira ke dalam dimensi magis lukisan itu.

Dan detik itu juga, air mata Indira menetes tanpa tertahan lagi, entah bahagia, ataukah dilarut haru biru, namun lukisan di depannya itu seperti merangkum segala perasaannya semenjak bertemu Ava dan Sheena, segala emosi membaur, melabur, dan menggelegak di dalam kalbu, menenggelamkan Indira dalam kebahagiaan tak terbatas. Indira hanya sesengukan, memeluk Ava dan Sheena erat-erat.

Sheena, Pengukir Perih yang berusaha lari dari masa lalu,

Indira, Bidadari yang tersesat di jalan kehidupan.

Ava, Pelukis Mimpi yang melukis masa depan.

Mereka sama-sama kehilangan...

Bersama, mereka saling menemukan. Bersama, mereka saling menyembuhkan. Bersama, mereka meraih kebahagian.

Dan kini, ketiganya saling berpegangan tangan.

“Aku tahu, ini judulnya apa,” bisik Indira.

Ava dan Sheena tersenyum dan saling menatap.

Paradiso.


THE END


Sempurna yang kau puja,
Dan ayat-ayat yang kau baca
Tak kurasa berbeda
Kita bebas untuk percaya







Playlist

Under Pressure| Queen feat. David Bowie

Hagia| Barasuara



Terima kasih, saya ucapkan kepada
semua yang membantu saya dalam menyelesaikan karya ini,
yang menjadi inspirasi bagi karya ini
yang saya repotkan siang dan malam untuk menjadi proofreader
yang membantu saya merancang sebuah plot megah
yang saya ajak diskusi mengenai adat istiadat
yang selalu memberikan semangat
yang selalu menyundul walau cuma sepatah kata
yang selalu nagihin update
yang selalu memberikan komentar membangun
yang memberikan ide-ide cemerlang
yang memberikan kripik pedas
yang menyambut edisi remake ini
yang saya ajak ngobrol ngalor ngidul di lounge nemenin nulis paradiso
yang udah nyimpenin softcopy paradiso 2012 sehingga cerita ini bisa dirlis ulang
boissmann (makasih udah bikinin pdfnya) flavus banana (nyimpenin doc) dan banunuba

dan teruntuk sahabat yang hadir bersama cerita ini, dan senantiasa menemani langkah saya sampai saat ini... Spartan Family..


Terima Kasih semua...

tanpa kalian, perjalanan ini tidak akan mencapai ujung..

tanpa kalian, tidak akan ada sebuah akhir bahagia,

Paradiso...


-Jaya Suporno-
2016
 
Terakhir diubah:
Wow wow karya yg bsa membuat pembaca nya terhanyut ke setting tempat n perasaan karakter nya


Gud job mastah
 
huaaa.... akhirnya the end juga karya sang maestro.... selamat ya master Jay...
 
ah... di scene ini.. feel bahagia menyerebak..
Indira menemukan jalannya,..
Sheena yg menerima masa lalu,..
Ava mencapai masa depan..
:kk:

sak jino pengen e ava mbi indira..
masalah nyentana usai yo lek.. indira ndwe adik...

selamat lek.. cerita yg sangat berkesan, penuh akan problem, ilmu, nasihat, norma dan keindahan semuanya..

nuwun.. :ampun:
 
wuooohhh tamat juga om jay
akhirnya semua yg kehilangan akan menemukan ...

makasih banget om crita nya
 
ouuuu ....jadi seperti itu endingnya.....
...
...
ane kira ..
hah ..... benar benar karya seorang maestro ..
 
Abaaanggg... bener2 seneng bener2 bikin baper, bener2 puass cerita yg luar biasa. Kalau aku crita ke temenku ttg paradiso dia bilang paradiso bener2 berkelas. Terus berkarya ya bang... Bang Jay Te O Pe Be ge te
 
Akhirnya tamat, dengan ending seperti yang diharapkan

Selamat om jay, bener2 sebuah karya dari seorang maestro. Terima Kasih banyak om jay atas ceritanya
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd