Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Malaikat Paling Sempurna Diantara Lima Malaikat (by : meguriaufutari)

Bimabet
EPISODE 42 : Reinforcement

Disini, yang tidak lain dan tidak bukan adalah kamar Devina, begitu tenang dan sunyi. Entah mengapa bisa begitu tenang dan sunyi. Apakah kamar ini kedap suara? Ah, sudahlah, itu tidak penting. Hal yang paling penting adalah, aku harus segera keluar dari sini. Akan tetapi, aku tidak menemukan jalan keluar lain, selain pintu dan jendela. Pintu itu sepertinya sangat kokoh. Aku sudah coba mendobraknya berkali-kali, tetap saja tidak jebol. Sampai-sampai badanku malah jadi sakit dan harus kuistirahatkan dulu untuk sementara. Jendela itu? Sama kokohnya dengan pintu. Walau sudah kulempari kursi, tetap saja jendela itu tidak bergeming. Aku menduga bahwa jendela milik putri mahkota mafia Naga Emas Berapi sepertinya anti-peluru. Sial, bagaimana caranya aku keluar dari sini ya? Aku tidak boleh berdiam diri disini. Sebisa mungkin, aku harus bergabung dengan yang lainnya. Jika bergabung dengan yang lain, tentu saja persentase keberhasilanku untuk membawa Valensia pulang menjadi lebih besar.

Sial! Ayo Jay, pikir... pikir... pikir... Pasti ada cara untuk keluar dari kamar ini. Panik tidak akan membuatmu berhasil keluar dari kamar ini. Mungkin Senja memang dalam bahaya, tetapi tetap saja panik malah akan membuatmu terkurung di tempat ini. Hmmm. Eh, tunggu. Ruangan ini betul-betul aman sekali. Jika pintu dikunci dari luar, tentu saja orang dari dalam ruangan ini tidak bisa keluar. Ini kan kamar putri mahkota. Bagaimana jika si putri mahkota terperangkap dalam kamar ini? Entah karena disekap, atau karena bencana alam. Ya, pasti ada jalan rahasia untuk keluar dari kamar ini sebagai jalur evakuasi. Ya, aku yakin akan hal itu. Tinggal, dimana jalur evakuasi itu?

Aku melihat-lihat ke sekeliling kamar ini. Yang paling menyita perhatianku adalah ranjang besar milik Devina. Ranjang itu bermodel ranjang gantung, dengan kata lain ranjang yang digantung oleh empat rantai di keempat sudutnya. Aku tahu, ranjang seperti ini mungkin akan membuat tidur sedikit lebih nyenyak, karena ranjang yang tergantung seperti itu akan memberikan gerakan-gerakan ayunan pelan yang membuat tidur lebih nyenyak. Akan tetapi, bagian bawah ranjang itu menempel pada lantai. Menurutku, sangatlah tidak wajar jika ranjang dimodelkan dengan model gantung, tetapi bagian bawahnya menempel dengan lantai.

Aha! Aku mengerti sekarang. Ranjang ini menempel ke lantai, karena tugasnya adalah menutupi sesuatu. Entah isinya brankas rahasia... atau jalur evakuasi. Kucoba saja menyingkirkan ranjang ini agar tahu lebih lanjut. Aku mencoba mengangkat ranjang ini. Akan tetapi, bukan main beratnya ranjang ini. Gila, ini sih walaupun diangkut oleh empat orang, belum tentu bisa. Hmmm. Kenapa di ruangan ini semuanya serba berat ya?

Tunggu. Jika biasa aku bermain game-game RPG begitu, biasanya dalam kondisi seperti ini, ada tombol rahasia di suatu tempat di ruangan ini. Hmmm, walaupun rasanya terlalu komikal, tapi tidak ada salahnya sih dicoba daripada tidak melakukan apa-apa. Aku mulai mencari seluruh ruangan. Akan tetapi, tetap saja aku tidak menemukan semacam tombol rahasia. Aku sudah meraba-raba seluruh dinding dan lantai, tapi tetap tidak ada yang aneh. Yaah, memang mustahil sih jika ada tombol rahasia dalam ruangan ini. Itu hanya ada dalam game-game RPG, dan biasanya tombol rahasianya terletak di dalam lemari... LEMARI!!! Aku belum mengecek lemari. Aku segera menuju lemari dan membukanya. Setelah mengoprek-oprek isinya, aku menemukan sesuatu yang bentuknya seperti tuas di ujung dalam lemari. Haaah, ternyata memang kondisi dalam game RPG maupun kondisi nyata tidak jauh berbeda ya. Aku menarik tuas itu kebawah, dan saat itu juga rantai-rantai yang menggantung ranjang besar itu terangkat keatas. Tempat tidur itu pun juga ikut terangkat, dan dibawah tempat tidur itu ada lantai yang terbuka.

Hmmm, yak inilah jalur evakuasi di kamar Devina versi game RPG. Haah, baru kali ini aku menjalani kondisi real seperti tokoh dalam game RPG. Aku mengintip ke lantai yang terbuka itu. Ada tangga turun yang sepertinya cukup dalam. Yaah, berdiam disini saja tidak ada gunanya. Aku memutuskan untuk menuruni tangga yang dalam itu. Mungkin setelah sekian puluh anak tangga, akhirnya aku menyentuh permukaan tanah. Area ini seperti ruang bawah tanah karena dikelilingi dengan batu yang tidak beraturan bentuknya. Mengapa bentuknya seperti ini ya? Padahal aku yakin bahwa aku masih berada di sekitar lantai dua puluh. Aku terus menyusuri jalan ini. Untunglah, setelah kira-kira seratus meter aku berjalan, aku melihat adanya pintu di kejauhan.

Aku segera berlari menuju pintu itu dan membukanya. Sekarang, aku ada diluar, di udara terbuka. Tunggu, tempat apa ini? Aku melihat sekelilingku, termasuk keatas. Diatasku, menjulang bangunan cukup tinggi dari tanah tempatku berdiri. Oh, aku sekarang tahu. Aku masih berada di gedung utama itu, hanya saja di area luar. Aku melihat kebawah. Mungkin, sekarang aku ada di lantai dua puluh, kembali ke tempat kami keluar dari lift tadi. Hmmm, mengapa jalur evakuasi itu membawaku kesini? Jika mengukur dari ketinggian tangga yang aku turuni tadi, berarti kamar Devina ada di sekitar lantai dua puluh lebih.

BRAAKK!

Tiba-tiba ada suara benturan disampingku. Aku segera melihat kearah suara benturan itu, rupanya ada orang yang terkapar.

“Loh, lu toh Jay.” Kata suara yang sangat familiar.

“Oh, lu ci. Sehat lu?” Tanyaku.

“Yah nggak begitu sih. Petinggi-petinggi mafia itu kuat-kuat. Gua kesusahan ngelawan mereka.” Kata Ci Diana.

Aku memang melihat kondisi Ci Diana agak ngos-ngosan. Sepertinya apa yang dikatakan olehnya benar. Yah tidak bisa dipungkiri bahwa yang kita hadapi adalah salah satu grup mafia terbesar di Indonesia.

DOORR! DOORRR!

Aku mendengar dentuman pistol dua kali, bersamaan dengan peluru yang menancap di dua titik tanah dekat tempatku berdiri. Aku segera melihat keatas tempat arah datangnya pistol itu. Hmmm. Ada sekitar enam orang. Lho? Dua orang itu kan... Ando dan Aryo! Dua orang anak buah Pak Budi yang menjaga kamar Pak Budi. Mengapa mereka ada disana?

“Aku lupa bilang, ko. Dua bodyguard Pak Budi itu juga tergabung dalam grup mafia itu. Aku lihat mereka berdua jalan sama Valensia dari hotel menuju stasiun. Sama orang itu juga yang badannya gede.” Kata Senja.

Oh, orang yang badannya gede... yang itu ya? Aku juga melihat seorang laki-laki yang tubuhnya paling besar diantara yang lain. Eh, tunggu... sepertinya aku pernah melihat orang itu. Hmmm, kalau tidak salah, dia itu adalah seorang kriminal yang pernah melarikan diri dari penjara akibat pembunuhan massal. Eh tunggu, tadi aku mendengar suara Senja. Betulkah itu Senja? Aku segera menoleh ke samping. Dan ternyata benar, Senja sudah berdiri didekatku. Betapa senangnya aku melihatnya baik-baik saja. Syukurlah Senja, di sarang mafia yang penuh dengan mafia-mafia kuat, kamu tetap baik-baik saja. Akan tetapi, saat aku hendak memeluk Senja, Ci Diana langsung menghentikanku.

“Peluk-pelukannya nanti aja, Jay. Inget, musuh-musuh lu diatas nggak akan tolerir ama kelengahan lu.” Kata Ci Diana.

Oh iya benar. Yang penting aku tahu bahwa Senja baik-baik saja. Aku kembali memfokuskan pandanganku keatas. Jadi sejauh ini, ada dua bodyguard Pak Budi, pria berbadan besar si kriminal itu, satu orang yang memegang pistol itu sepertinya orang yang pangkatnya paling tinggi diantara yang lain. Kemudian ada satu orang laki-laki bertubuh tinggi yang tidak aku kenal. Dan satu lagi adalah wanita, yang tidak lain dan tidak bukan adalah Valensia.

Valensia... Aku bertatapan dengannya cukup lama, tanpa ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut kami berdua.

“Val...” Akhirnya aku buka pembicaraan.

Valensia hanya menatapku dengan datar. Walaupun air mukanya datar, tapi aku bisa merasakan adanya kekacauan dalam pancaran auranya.

“Lo yakin lu mao disitu terus?” Tanyaku.

Valensia pun kembali tidak menjawab apa-apa.

“ “Lu yakin lu mao disitu terus?” Hehehehehehe. Jelas dia mao disini terus. Ngapain juga dia di tempat lu pada yang kampungan?” Kata orang yang memegang pistol itu.

“Oi lo!!...” Kataku.

“Apa?” Tanya orang itu.

“...” Aku tidak menjawab apa-apa.

“Yahahahaha. Takut ya? Belom apa-apa udah jiper.” Kata orang itu.

“Bukan sih. Gua lagi nemuin sebutan yang cocok buat lo. Tapi yang ada cuma sebutan yang jelek-jelek. Daripada lu sakit hati, mending lu kasihtau deh nama lu. Biar gua panggil lu pake nama lu.” Kataku.

“Yahahahahaha. Kenapa gw mesti ngasihtau nama gw ke lu? Tapi nggak apa-apa. Biar gw kasihtau nama lu, karena suatu saat nanti gw akan jadi terkenal. Nama gw Arvin! Kepala pembantu utama Pak Gandar. Dengan kata lain, gw adalah orang nomor dua di grup ini.” Kata orang bernama Arvin itu.

Arvin... Sepertinya aku pernah mendengar namanya. Dimana ya? Nama itu seolah-olah tidak asing bagiku. Akan tetapi, tunggu. Memang kepala pembantu itu orang nomor dua dalam suatu grup ya? Jujur saja, aku baru tahu. Akan tetapi, yang membuatku kaget setengah mati adalah laki-laki bernama Arvin itu menarik rambut Valensia kearahnya.

“Lu tau? Otak seperti wanita ini cuma ada sekian ratus dari miliaran orang di dunia ini. Dan gw, adalah jenius karena bisa menemukan wanita dengan otak sejenius ini. Dan jelas dia seneng disini karena diperlakukan dengan baik oleh kita-kita. Yahahahaha.” Kata Arvin.

“Ko...” Akhirnya Valensia buka mulut.

“Yo, Val.” Kataku.

“Ngapain lu dateng kesini segala?” Tanya Valensia.

“Lah, jelas kan? Kita semua mao bawa lu balik.” Kataku.

“Lu emang sialan...” Kata Valensia.

“Hmm?” Tanyaku.

“GW UDAH BILANG KAN!! GA USAH NGURUSIN GW LAGI!! NGAPAIN LU SEMUA DATENG KESINI?? LU CUMA AKAN MENGHANTAR NYAWA DOANG KESINI!! DAN KALO TERJADI APA-APA SAMA LU SEMUA, GUA BAKAL...” Kata Valensia.

“Val. Gw udah denger semuanya dari Pak Budi.” Kata Senja.

Mendengar hal itu, tampaknya Valensia sedikit terkejut.

“Val. Saat gw denger dari Ko Jay, bahwa lu tuh sengaja melakukan hal ini, membuang impian lu bareng Ko Jay yang mulia banget itu yang katanya lu berdua pengen jadi biro investigasi cyber, gw ngerasa kalo gw tuh kalah jauh dibanding lu. Apa yang gw kasih ke Ko Jay, itu nggak ada apa-apanya dibanding pengorbanan dan semua yang lu lakuin buat Ko Jay. Disitu kadang gw nge-down banget.” Kata Senja.

“Dan jujur, gw ngerasa loh Val, sampe kapanpun gw nggak mungkin ngalahin lu. Tapi, bukan berarti gw akan ngebiarin lu dalam kondisi kaya gini. Pas gw tau Ko Jay berniat dateng kesini buat nolongin lu, entah kenapa gw seneng. Nggak tau kenapa, tapi kalo sama lu, gw rela kok ngerelain Ko Jay buat lu.” Kata Senja.

“Lu ngomong nonsense apa sih, Sen?...” Tanya Valensia yang sepertinya cukup kesakitan karena rambutnya ditarik begitu.

“Yahahahaha. Nonsense! Bener banget, nonsense!! Lu kacrut-kacrut berharap kesini untuk nyelamatin cewek ini?? Yahahahahaha. Mimpi lu!!” Kata Arvin.

“Mimpi ato nggak, ujung-ujungnya hasil akhir lah yang menentukan semuanya, bego.” Kata Ci Diana.

“Hah! Akan gw kasihtau kenapa gw sebut itu mimpi!!” Kata Arvin sambil memetik jarinya.

Saat itu juga setelah ia memetik jarinya, segerombolan pasukan preman datang dari segala arah. Ada kira-kira ratusan yang mengepung kami. Banyak preman pun juga muncul di sisi mereka diatas. Gila, kalo ditotal-total, mungkin jumlahnya ada seribu, karena area tempatku berdiri sangat luas, dan lantai-lantai atas pun juga sudah dipenuhi oleh preman-preman. Mereka semua bersenjata lengkap, dari pedang, pacul, cangkul, clurit, pisau. Hmmm, bagaimana caranya kami bertiga melawan mereka ya?

“Oii, BANGSAT!! CUKUP!!! Lu bilang... lu bilang lu akan ngelepasin dia dan semua temen-temen gw kan!!!” Kata Valensia.

“Ohh... otak pintarku sayang... Kita memang bilang bahwa kita akan ngelepasin mereka kok. Tapi kan udah kita lepasin waktu itu saat lu berhasil ngejebol data Bank Vikthoria. Nah sekarang mereka dateng kesini menyerbu markas ini, berarti mereka itu sekarang musuh... yang harus dibinasakan, sayang...” Kata Arvin.

“SIALAN!!! BINATANG LUU!!” Kata Valensia.

“Nggak sopan lu! Hati-hati bicara sama gw!” Kata Arvin sambil menarik rambut Valensia lebih keras lagi.

“Heh, beneran nih lo betah disana Val? Yakiin?” Tanyaku.

Valensia hanya melihatku dengan menahan rasa sakit. Aku bisa lihat sebetulnya ia sudah ingin menangis. Gila, wanita setegar dan sekuat Valensia bisa menangis? Pastilah bekerja disini itu bagaikan bekerja di neraka.

“Val, masih ada jalan balik. Lu tinggal ngomong ama gw, “Koko Jay yang paling baik sedunia, tolong selamatin gw!!”. Saat itu juga, gw akan langsung nyerbu ke tempat lu untuk nolongin lu.“ Kataku.

“Najong...” Kata Ci Diana.

“Udah ci lo diem aja. Disini tuh bintang utamanya gua. Lo cuma peran pembantu. Kalo lo di kantor adalah bos gua, sekarang gua yang jadi bos lo. Lo cuma pembantu gw... PEE-MMBANN-TUU.” Kataku.

“Sialan. Apa kata lu deh.” Kata Ci Diana.

“Ko. Lu liat sendiri kondisi lu sekarang. Mana mungkin lu bisa lolos ngelawan orang sebanyak itu... Nggak mungkin. Mending lu udahin ini aja. Gw nanti bakal mohon ke mereka buat ngelepasin lu... Mereka pasti kasih kok...” Kata Valensia.

Hmmm, memang benar sih. Walaupun Ci Diana kuat seperti monster, tapi melawan ribuan preman begini sih, tidak ada harapan juga. Akan tetapi, kalau aku mundur sekarang, aku yakin aku akan menyesal seumur hidupku. Walaupun mati, tapi aku lebih memilih mati dengan mencoba sekuat tenaga.

“Ci, Sen. Apapun yang terjadi, apakah kalian bersamaku?” Tanyaku.

“Iya, ko. Sampe kapanpun.” Kata Senja.

“Kalo gw sih nggak punya pilihan. Nggak mungkin kan gw kabur sendirian?” Kata Ci Diana.

“Sorry, Val. Biar gimana pun juga, ga mungkin kita mundur dari ini. Dari semula, hati gua udah yakin. Lu tunggu aja disitu, gua bakal dateng ke tempat lu dan nolongin lu. Tapi gua nggak akan bergerak sebelum lu minta tolong ke gua. Kata-katanya harus persis sama kaya apa yang gua ucapin tadi.” Kataku.

“Tapi!! Mustahil...” Kata Valensia.

DUAARRR!!!

Tiba-tiba terdengar suara ledakan di tempat yang tidak jauh dari sini. Oh, rupanya ledakan itu ada di sebelah kiri kami, tempat yang dipenuhi juga oleh para preman itu. Tampak ada keributan di daerah itu. Hmmm. Ada apa ya? Dan aku melihat satu per satu preman itu pun mulai tumbang. Wah, siapa yang melakukan itu? Sampai akhirnya, kumpulan preman yang ada di sebelah kiri kami pun tumbang semua.

“Val... Bukannya kita udah pernah bilang... Apapun yang terjadi, kita berlima nggak akan pernah dipisahin...” Kata Villy sambil muncul dari kerumunan preman yang tumbang itu.

“Eh... kamu Vil... kamu udah baik?” Tanyaku.

Villy hanya mengangguk sambil tersenyum. Martha pun juga muncul dari dekat Villy.

“Ya elah, Val... Biasanya lu kaga ribet. Kenapa sekarang jadi ribet? Apapun yang terjadi, kita nggak bakal ninggalin lu kok. Masa gitu aja perlu diingetin berkali-kali sih?” Kata Martha.

“Villy... Martha...” Kata Valensia.

“Martha!!!” Kata Arvin.

Martha pun terkejut dan menoleh kearah Arvin.

“Lah, lu Vin. Lu ngapain disini?” Tanya Martha.

“Hah? Kamu kenal ama dia, Tha?” Tanyaku.

Mendengar perkataanku, Villy dan Martha terbengong-bengong.

“Itu kan... si Arvin, ko. Mantannya Martha...” Kata Villy.

“OH IYAA!!! Pantesan kayanya mukanya aku pernah lihat!!” Kataku.

“SIALAANN!!! LU UDAH LUPA YA AMA GW!!!” Kata Arvin.

“Lah, lo juga lupa kan ama gua?” Tanyaku.

“Hmmm. Iya sih.” Kata Arvin.

“Yaudah. Sama-sama lupa kaga usah ngoceh deh!” Kataku.

“Oh iya, ngomong-ngomong, kamu berdua yang numbangin preman-preman itu? Kuat amat kalian.” Kataku.

“Oh, bukan kok, ko.” Kata Martha.

“Tenang Jay, seperti yang lo bilang, kali ini lo tokoh utamanya. Kita-kita cuma peran pembantu.” Kata Pak Jent sambil muncul dari belakang Villy dan Martha.

Pak Jent membawa sebuah pedang katana di tangan kirinya, dan tangan kanannya sedang memapah Mbak Fera yang kelihatannya sudah sadar. Tidak hanya mereka berdua, Bu Novi dan Pak Abby pun juga ada. Terlihat seorang preman yang masih setengah sadar berusaha menangkap kaki Pak Abby. Akan tetapi, Pak Abby langsung menginjak kepalanya dengan kencang sehingga preman itu langsung kehilangan kesadaran.

“Udeh!! Tidur aja sono lo!!! Gua coding kepala lo baru tau rasa!!” Kata Pak Abby.

Njrit! Biasanya sih komputer ya yang mao di coding. Ini orang mao di coding? Haduh, sebaiknya aku tidak berurusan dengan Pak Abby. Setelah itu, banyak orang-orang bermunculan dari belakang Pak Abby. Eh, siapa orang-orang itu? Aku tidak mengenalnya.

“Jay Ganama Yaeslim. Sepertinya sudah cukup lama kita tidak bertemu.” Kata seseorang yang muncul kemudian.

Oh orang itu kan...

“Pak Antono!!” Kataku.

Pak Antono itu adalah pemimpin dari PT HEX INDONESIA di Palembang, yang tertarik untuk bekerjasama dengan PT. Ancient Technology terkait proyek EXPMAN. Aku dan Villy bertemu langsung dengannya pada saat ke Palembang dulu (Episode 8-9).

“Saya sedang menikmati kopi saya di kantor, sampai akhirnya saya dapat telpon dari Villy, yang meminta bantuan kepadaku.” Kata Pak Antono.

“Wah, terima kasih banyak, pak.” Kataku.

“Normalnya, aku tidak akan peduli. Akan tetapi, aku tertarik untuk melihat apa yang terjadi disini. Apalagi lawan kalian itu Naga Emas Hijau. Sangat menarik.” Kata Pak Antono.

DUAAARRR!!!

Lagi-lagi ada ledakan yang menggema, kali ini disebelah kananku. Ledakan itu sangat besar sampai-sampai tanah tempatku berpijak ini bergetar. Sebagian besar preman yang ada di sebelah kananku langsung tumbang.

“Wah, Jent. Kamu mendahuluiku duluan kesini ya.” Suara seseorang yang kukenal.

“Ah, maaf pak. Bukan maksud saya untuk melangkahi bapak.” Kata Pak Jent.

“Tidak apa-apa. Aku datang kesini membawa pasukan rahasia negara, yang sudah disetujui oleh Pak Presiden untuk memberantas Naga Emas Hijau.” Kata Pak Budi.

“Pak Budi. Anda selamat…” Kataku.

“Tentu saja, Jay. Aku tidak akan mati semudah itu.” Kata Pak Budi.

Dibelakangnya, sudah berdiri ratusan personil berseragam dan bersenjata lengkap. Waah, bukan main. Dengan adanya orang-orang ini, bukan mustahil untuk memberantas Naga Emas Hijau.

“Ggg… Gawaatt… Kenapa jadi beginiii…” Kata Arvin dengan panik.

“Lu panik kenapa? Takut Naga Emas Hijau runtuh? Atau takut rencana konspirasi lu kebongkar?” Tanya Pak Abby.

Eh? Rencana konspirasi?

“Sebenernya, ngambil Valensia itu bukan perintah Gandar, tetapi itu ambisi itu anak ingusan. Dia pengen biar Valensia ngebuat virus itu, dan abis itu dia pake sendiri, untuk ngejatohin Naga Emas Hijau dan mengambil alih grup besar ini. Entah, kalo sampe Gandar tahu, gimana ya?” Kata Pak Abby.

“Lu… tau darimana??” Tanya Arvin.

“Yah elah, lu pikir gw siapa? Kacung kaya nih anak?” Tanya Pak Abby sambil menunjuk diriku.

Kampret! Tapi ya sudah lah. Eh tunggu, andaikan aku bias menangkap si Arvin bedebah itu, dan membawanya kepada Gandar Siantana, mungkin aku bisa bernegosiasi dengan Gandar untuk melepaskan Valensia. Dengan demikian, kita tidak perlu repot-repot membasmi mafia besar ini. Akan tetapi, sebelum itu…

“So, Val?” Tanyaku.

Valensia pun terlihat ragu. Ia tentunya menyadari secercah harapan. Harapan yang bisa membawanya keluar dari sini.

“Biar gua kasih tau lu sesuatu, Val.” Kataku.

Valensia mengangkat kepalanya untuk mendengarkanku.

“Lo! Orang macem lo pengen nolongin gw, dan ngorbanin diri lo demi gw!! Lo pikir gw siapa, hah?? Orang lemah yang butuh pertolongan dari lo? Jangan becanda lo!! Lo liat aja abis ini!! Bakal gua buat lo merengek-rengek di hadapan gua!! Bakal gua buat lo untuk memohon-mohon ke gw!! Selama ini, kaga pernah kan lo gua sayang-sayang di tempat tidur!!! Dan gua kasihtau, ketika itu terjadi, bakal gua buat lu ketagihan dan mohon-mohon lagi ke gua untuk minta lagi!!! Asal lu tau aja!!!” Kataku.

Mendengar hal itu, keadaan langsung sunyi senyap. Akan tetapi, tidak lama kemudian, tepuk tangan langsung bersorak-sorai. Aku melihat sekelilingku. Senja, Villy, dan Martha begitu tertawa lepas. Pak Jent dan Bu Novi pun hanya geleng-geleng kepala. Mbak Fera pun hanya menutup matanya sambil tersenyum, tetapi kemudian ia mengacungkan jempol kepadaku.

“Ck. Generasi muda zaman sekarang…” Kata Pak Budi sambil memegang kepalanya.

“Tapi aku percaya padamu, nak.” Kata Pak Budi.

Aku hanya membalasnya dengan anggukan. Pak Abby? Disaat heroik seperti ini, dia malah membuka laptop dan mengetik-ngetik sesuatu!!! Bodo amat ah!!!

That’s my brother. (Itu baru adek gw.)” Kata Ci Diana sambil memukul punggungku.

Aku melihat kearah Valensia. Ia pun kini menangis lepas. Rasanya ia begitu lega. Syukurlah, aku senang melihatnya dalam kondisi begitu.

SO, VALL!! I HAVEN’t HEARD ITT!!!! (JADI, VALL! GUA BELOM DENGER DARI LOO!!!”)” Kataku.

You… piece of bastard… How dare you… But, okay… I’ll say this… just for once in my life… Never will I say it again… (Lu… bangsat… beraninya lu… Tapi, oke… Akan gua katakan… Sekali aja seumur hidup gua… Gua nggak akan pernah ngomong lagi…)” Kata Valensia.

Okay, say it out loud! (Oke, ngomong yang keras.)” Kataku.

“KO JAAY YANG BAIK, GANTENG, KEREN, DAN PALING GW SAYANG DI DUNIA!!! TOLONG SELAMATIN GW!!! BAWA GW JAUH-JAUH DARI TEMPAT INI!!!” Kata Valensia sambil berteriak dengan hati yang senang.

“Oke. Itu cukup. Kalian semua, bener kan kali ini saya tokoh utamanya?” Tanyaku kepada semua orang.

Semua orang pun mengangguk dengan yakin.

“OKEEE. SERAAANNGGGG!!!!” Kataku dengan lantang.

Saat itu juga, gemuruh teriakan langsung berbunyi di tempat ini. Semuanya maju menyerang dengan semangat.

“Val, tunggu gua disana!” Kataku.

“Pasti. Gw akan nunggu lu selamanya disini, sampe kapanpun.” Kata Valensia.

Okay. Here we go!!!!!

BERSAMBUNG KE EPISODE-43
 
Njiir merinding baca update nya wkwkwk, drama ditengah2 keramaian perang, tjakep suhu, terbaik dah :jempol:
 
WKwkwk jdi inget scene robin di enies lobby thx for update om
 
Njiir merinding baca update nya wkwkwk, drama ditengah2 keramaian perang, tjakep suhu, terbaik dah :jempol:
mantap ko Jay..eh ... suhu
lanjutkan..:mantap:
:mantap:
Njirr...update kali ini tegang bin ngakak suhu....

terima kasih agan2

WKwkwk jdi inget scene robin di enies lobby thx for update om

well, this part is definitely my bad
ane juga pas baca lagi tadi episode ini sebelum ane posting disini, jadi mikir "Hmmmm, kok kayanya ini kaya adegan luffy robin di enies lobby yah?"
yang hendak ane tuangkan disini adalah, percakapan yang begitu dalam antara si Jay n Valensia. tadinya ane berencana biar ini terjadi antar mereka berdua aja. kayanya pas nulis terlalu kebawa suasana, dan akhirnya jadi begini, dan jadilah mirip dengan enies lobby luffy robin wkwkwk
 
pak abby update status " Jay ngomong coro " hade gak kuat ngakak'e
Wkwkwkwk
(Sorry bahasa surabaya)
buat suhu megu thank's updatenya yg bikin ngakakak bisa bikin mood enak kembali

terima kasih suhu
 
terima kasih agan2



well, this part is definitely my bad
ane juga pas baca lagi tadi episode ini sebelum ane posting disini, jadi mikir "Hmmmm, kok kayanya ini kaya adegan luffy robin di enies lobby yah?"
yang hendak ane tuangkan disini adalah, percakapan yang begitu dalam antara si Jay n Valensia. tadinya ane berencana biar ini terjadi antar mereka berdua aja. kayanya pas nulis terlalu kebawa suasana, dan akhirnya jadi begini, dan jadilah mirip dengan enies lobby luffy robin wkwkwk

Terinspirasi mungkin lebih tepatnya om soalnya jika memang melihat latar dri chapter ini dan plot dri beberapa chapter kebelakang mau gak mau latar suasana dan dialog ini pasti akan ada soalnya jika hilang atau dirubah malah akan timbul missing link yg malah akan membuat "ompong" pada keseluruhan plot di ending nanti
 
Loh si arvin masih idup? Sejak kapan arvin jadi anak buah gandar, kalo mengingat kemampuan arvin yg dulu terlalu cemen untuk jadi kaki tangan gandar ataw skrg kemampuan arvin telah meningkat pesat. Ayo jay habisi arvin untuk kedua kalinya.
 
Duh kaya kapten ane nich, asal temen bilang ingin hidup, dia berani melawan musuh bertaruh dng kematian... inilah hasrat.. Dlm "SEMANGAT D".. :haha:
 
Walah, nyampe sini juga si Mr. Ron? Kirain udah sembuh dia eh kumat maneh, Udah berapa kali jadi anak band tetep ga kapok melakukan hal yang sama. Kasih saran kok maksa, lha katanya punya karya tapi kok selama nongkrong di sini ga pernah liat ada karya beliau ini?

Dah suhu megu nulis aja sesuai imajinasi ente, berkarya tanpa hambatan alias ane baca updatenya dulu.
 
Hahah luar biasa ya di pantengin dari awal sampe sekarang. Ternyata hebat membuat semua jadi penasaran sama rules selanjut ya
 
Hahahahahaha..

Dari smua episode sumpah gw ngakak2 baca episode yg ini.. keren banget suhu megu..
:mantap:

Lanjutkan perjuanganmu ko jay!!!
Semangaaat!!!
:semangat:

Btw karakter senja tuh adek bungsu yg manis bgt sih. Buat gw ajah yak senjanya kalo ko jay ga mau.
:genit::genit::genit:
 
Terakhir diubah:
Wih ketinggalan 2 apdetan ternyta :ngupil:

Btw ini pada ribut2 sampe momod turun tangan ad apa sih..
Tolonglah ini forum dewasa klo coment jg yg dewasa lah jgn kyk bocah klo mau coment :ngupil:

Dah itu aj
:ngacir::ngacir::ngacir:
 
WKwkwk jdi inget scene robin di enies lobby thx for update om

Familiar deh, kyk one piece. Jay jg dari awal aku perhatiin sifatnya kurang lebih kyk luffy, cuman belom berani spekulasi sih, baru ini berani :malu:

Iya berasa banget kayak d enies lobby... Suasana nya jg...

Btw suhu @meguriaufutari thx atas updatenya... D tunggu hexa updatenya ya suhu... Sehari update 3x.. eh ini update apa minum obat ya?

Beberapa hari ga buka ini forun ternyata sudah ada yg jadi anak band.. wah momod elie sampe turun gunung... Thx ya mod, sudah membuat suasana lebih kondusif...
 
Bimabet
ngakak asli ane pikir s jay bakal ngasih tau apaan ternyata
wkwkwkwkw

keren dah updatenya suhu @meguriaufutari dramanya dapet banget update yg ini
kesan romance nya jg ngena, ditambah ada komedinya d tengah2 ketegangan yang sedang terjadi

joss lah suhu
d tunggu next updatenya suhu
:semangat: :ampun:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd