Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Underestimated

Jika Suhu seorang Arga, suhu bakalan milih siapa?

  • Tari Sandra Aryagina

  • Yona Lusiana

  • Fannisa Khairani Pertiwi


Hasil hanya dapat dilihat setelah memilih.
Status
Please reply by conversation.
Iya hu, makan deh tuh Yona cintanya, kasihan nanti anaknya besar dilecehkan. Apa ini seperti Arga ya makanya bloon..;):Peace:

air jatuh tak jauh dari atapnya mas bro.. hahahha


Hmmm...lain dimulut lain di hati...

Yonaaaa...tariiiii.....ichaaaaa....
:sendirian::pusing:
Pusing.....yonaa dengan kedewasaan, dan kejujurannya. Tari dengan kepolosan dan jinak2 merpatinya. Icha dengan ketegaran dan ketegun hatinya...
Sapa ya yg akan di pilih?









Arghhhhh.......Hu sapa hu yg di pilih arga? Cepetan update dong hu buar tau jawabanya........
:adek:

kalau suhu jadi Arga, bakalan milih siapa nih??

Kayanya bastian liat fto icha deh, kn mereka kenal dr kecil
Klo yona kan bastian taunya itu cwe chris, bastian yg bijak g akan ngerebut cwe sohib ya

menurut suhu Icha ya.. ntar jawabannya di up selanjutnya ya hu.. keep station..


Thanks suhu buat updatenya.
Ayo arga lanjutkan petualanganmu, cari banyak pengalaman sebelum berlabuh ke Tari.:semangat:

Itu mbak pita dianggurin? Berilah sedikit kenikmatan atas jasanya membantu pekerjaanmu :tegang:

hahahaha.. ntar Pita ikut pula hu.. makin bingung si Arganya...

Loh kok makin ruwed aja bang?
apa ibas tau kalo christ tunanganya kak yona?:bingung:

sabar ya dek... udah gak ada intik kok.. tinggal penyelesaian aja kok..

hahahaha.. pertanyaan ente ane jawab di update an aja ya dek...
 
Hu, ane dl pernah bbrp thn naik vespa vbc 78, barang antik bgini umumnya suka batuk2 nihh...

Dlm cerita skali2 mungkin bisa ditambahkan kesan pas boncengan eh epanya mogok ato mesti ganti kabel kopling tuhh hehehehe

Trs skedar komeng lg nih hu, arga ntuu Hse officer,tp udh punya staf cewek, ane heran knp yona yg udh menejer (hrd) tapi ga punya staf ya?

Maaf hu bila kurang berkenan jgn ditimpukin yaaa
:Peace::ampun:

kalau cerita vespa, nanti bakalan ditambah kok hu,, awalnya ingin memainkan perasaan tentang masalah yang semakin meruncing, baru penyelesaiannya yang ditambah dengan cerita pendukung...

kalau HSE Staff, kan Pita hanya adminnya.. dan juga Yona punya sytaff kok. tapi tidak ditampilkan.. next episode ane tampilkan deh...

makasih artas sarannya huuu...

hhhmmm...bs jd bastian suka yona...dan chris mmg ambil kesempatan utk ngrusak yona...klo liat sifat chris...
dan tari apa mmg tdk tau klo alfian itu yg ngrusak prawan icha ya...kok jd deket alfian ....bahaya ini...
nasib icha gimana ya...kok ga crita ke tari gimana itu fian...
dan 1 pertanyaan...hu...bpk kandung arga udah mwninggal ato msh idup dan cm cerai dr ibunya...klo msh idup bs jd misteri kehidupan arga kedepannya nih...wkwk...ntr tau2 orang kaya....
dan itu ibu penjual nasi goreng kok ga nongol lg ya...

yang ngerusak Icha bukan Alfian hu, tapi Anton. baca lagi deh.. hehehehe
kalau misteri bapak Arga, kembali baca flash back sebelum bicara sama Enda di kafe deh hu... episode 18.. maaf suhuu..

Suhu @Konco_arek mana ya?? Koq Tumben lama ga update???

maaf huu.. ane kemaren dapat tugas luar nih.. hehehe
 
EPISODE 19
--DUNIA EMANG SEMPIT--



“Sore Pak Arga.”
“Sore Pak Soleh.”
“Kok kembali lagi Pak?”
“Hmmm.. ada keperluan dikit sih. Sekalian, ngantar mobil kantor. Udah pada bubar ya pak?”
“Masih ada beberapa di dalam sih Pak.”
“Ooohh.. Ya udah. Saya ke dalam dulu ya pak.”

Sore itu, Arga kembali ke kantornya yang memang sengaja kembali. Semenjak ia meninjau proyek yang berada di Kalimalang tersebut, pikirannya bercabang. Apalagi pesan yang ia kirim ke Yona hanya dibaca dan teleponnya pun tak diangkat oleh Yona. Dan yang lebih membuat Arga menjadi bertanya Tanya adalah dengan jarum jam yang masih menunjukkan angka 4 kurang, Arga sudah tak menemukan mobil Lancer Evo 4 kepunyaan Yona. dan ingin memastikan keberadaan Yona, ia langsung masuk ke kantor dengan perasaan bertanya Tanya.

Namun setelah sekembali dari ruangan Yona yang kosong dan bertanya ke anggota Yona, ia tak mendapatkan jawaban yang jelas tentang keberadaan Yona. Dengan jawaban anggota Yona yang mengatakan Yona sudah meninggalkan kantor semenjak 2 jam yang lalu tanpa memberi tahu kemana makin membuat Arga bertanya Tanya. Tanpa menghiraukan perhatian puluhan mata yang melihatnya, ia langsung saja berjalan cepat sedikit berlari menuju parkiran.


“Lo kemana Ga?”
“Kamu tau mbak Yona kemana Nda?”
“Gue kurang tau Ga. Gue juga heran sih liat buk Yona seharian ini. Apalagi semenjak lo tadi ke lapangan, seakan dia murung terus.”
“Ya udah Nda. Makasih ya. aku duluan.”
“Emang lo mau cari kemana?”
“Aku sepertinya tau dimana keberadaan beliau.”
“Ya udah hati hati lo. Cek dulu minyak si vespa ada gak? tetap tenang bro.”


Setelah meninggalkan Enda yang memang menghentikan sejenak dirinya, Arga kini sudah berada di jalanan bersama vespanya yang memang ia tahu akan cari kemana keberadaan Yona. Dalam perjalanan, ia hanya berdoa supaya Yona tidak melakukan hal yang paling ia benci itu lagi. Ia takut kalau Yona kembali meminum minuman semalam yang membuat kejadian semalam terjadi.

Telah 45 menit ia berjalan, kini ia telah sampai di depan rumah yang memang telah ia masuki bersama Yona dahulu. Ya, ia menuju rumah Yona yang berada di Kota Hujan tersebut sembari menepis keberadaan Yona di kafe yang memang ia yakin kalau Yona tak akan meminum alcohol lagi. Dengan jalanan yang lancar, ia sampai juga di pekarangan rumah itu dengan tersenyum melihat mobil Yona berada di dalam pekarangan tersebut. Dan ia disambut oleh Yeni, yang mendengar pintu pagar yang ditutup kembali oleh Arga.


“Mbak Yona ada Yun?”
“Yeni kaaakk.. masih belum juga bedain adeknya sendiri.”
“Hmmm… susaaahhh”
“Mbak Yona tuh di dalam sama mama.”
“Mbak Yona gak kenapa napa kan?”
“Tadinya sih keliatan kali murung gitu, tapi setelah cerita ke mama, dia senyum lagi. Kek lagi bahagia bahagianya gitu.”
“Cerita?”


***


“Sore pak.”
“Eh, bapak?”
“Masih ingat ya bapak.”
“Maaf pak. saya gak terlalu ngenalin bapak. Soalnya dari dulu kan ini jarang bapak turun dari mobil.”
“Haha.. iya pak. bapak sehat kan?”
“Sehat kok pak. bapak jemput buk Yona ya?”
“Hmmm..”
“Tapi buk Yona sejak tadi siang sudah tidak di kantor Pak.”
“Sebenarnya tujuan saya gak bertemu dengan Yona kok Pak. tapi saya mencari salah satu karyawan disini.”
“Ohh kirain. Mari saya antar ke resepsionistnya pak.”
“Terima kasih Pak. tapi kalau saya sendiri aja yang masuk gak apa kan pak?”
“Ohh.. silahkan Pak.”
“Mari pak.”


Sore itu, berjarak 15 menit dengan kepergian Arga, Bastian datang ke kantor Arga tersebut. Memang tempat ini tidak asing baginya. Dimana selama 2 tahun ini disaat ia sering menjemput maupun mengantar pujaan hatinya yang memang sudah lama bekerja disini. Namun, karena banyaknya perbedaan diantara mereka, orang tua Bastian tidak menyetujui hubungan mereka. Apalagi ditambah dengan pertunangan Yona secara tiba tiba yang saat itu tanpa memberitahukan siapa tunangannya ke Bastian. Dan saat ini, ia melangkah kantor yang jarang ia masuki ini dengan ingatan ingatan bersama Yona dahulu.


“Masih belum ngebolehan aku masuk nih?”
“Maaf sayang, aku kan udah bilang. Aku bukan larang kamu masuk, tapi kan aku gak enak sama atasan aku, kalau aku diantar sampai ke dalam apalagi bawa pacar aku ke dalam ruangan aku.”
“Maaf ya.”
“Kok kamu minta maaf?”
“Jika aja aku berani ngenalin kamu sama orang tua aku, mungkin kamu gak perlu kerja seperti ini.”
“Udah sayaaangg.. kita jalani aja dulu ya. kan kita gak tau ke depannya gimana. Lagian, aku dibilang senior kok disini. Dan aku kan udah bilang sama kamu, kalau aku dapat rekomendasi naik dari manager aku yang mau pensiun.”
“Tapi…”


MUUAACCCHHH

“Udah sayang. Aku senang kok kamu masih mempertahankan hubungan ini. Dan semoga perjuangan kita dibalas dengan restu dari ayah kamu ya.”
“Makasih ya sayang.”
“SSSTTTT.. harusnya aku yang bilang makasih. Kan kamu udah jadi tukang ojek setiaku. Hehehehe”
“Dasaaarrr..”
“Udaahhh.. aku turun dulu ya. kamu kerjanya yang giat ya sayang.”
“Ya udah sayang. Aku kantor dulu ya.”
“Iyaaa,,, hati hati ya. oh iya, ntar aku gak usah dijemput ya sayang.”
“Kenapa?”
“Aku nanti pergi bersama teman teman kos. Ada perayaan ultah gitu.”
“Yakin gak aku antar?”
“Ya, karena persayaratannya gak boleh bawa pasangan yang.”
“Hmmm.. ya udah.”
“Jangan ngambek dong. sini aku cium dulu..”




“Sore Pak. eh, Kak Ibas.”
“Ichaaa? Kok kamu ada disini Cha?”
“Aku kerja disini Kak.”
“Trus kuliah kamu?”
“Aku cuti dulu Kak. Kakak ada perlu apa ke sini? Urusan bisnis ya kak?”
“Gak ada kok. Cuma cari orang saja.”
“Cari siapa kak?”
“Apa benar Arga salah satu karyawan disini?”
“Mas Arga? Kak Ibas kenal Mas Arga juga?”
“Gak kok. Tapi aku Cuma penasaran yang namanya Arga itu.”
“Mas Arganya barusan udah pulang kak.”
“Jadi aku terlambat nih?”
“Kok kak Ibas mau nyamperin ke sini? Karena dia lagi dekat sama Tari ya kak?”
“Kok kamu tahu? Tari cerita ya?”
“Gak juga sih kak. Tapi Cuma Tari pernah ke sini waktu mas Arga waktu tangannya terkilir.”
“Sepertinya aku harus banyak dapat cerita dari kamu nih. Kamu masih lama pulangnya?”
“Gak kok kak. Palingan 10 menit lagi kok. Emang kenapa kak?”
“Ya udah, aku tungguin di situ aja ya. biar aku antar kamu, sekalian makan makan.”


Setelah ingatannya dihentikan oleh sapaan resepsionist kantor ini yang ternyata adalah Icha, sahabat adiknya itu, Ibas kembali duduk di sofa yang tersedia persis di samping meja resepsionist tersebut. Ia tak menyangka kalau akan ketemu dengan Icha yang memang ia ketahui terakhir mengambil kuliah semenjak tidak tinggal bersama keluarganya lagi. Ia kembali geleng geleng dengan kebetulan ini. Ia tak menyangka kalau ia akan kembali ke kantor ini dan menginjakkan kakinya ke kantor ini lagi setelah hubungannya dan Yona kandas di tengah jalan. Apalagi tujuan pertama Ibas adalah bertemu dengan Arga, dan malah juga mendapati Icha kerja disini. Dan sekarang ia kembali mengingat terakhir kali ia ke kantor ini,saat menunggu kepulangan Icha yang sedang berkemas itu.


“Kok kamu menghindar dari aku selama ini yang?”
“Lebih baik kita udahi saja hubungan ini Bas.”
“Kenapa?”
“Lebih baik kamu putusi aku sekarang.”
“Gak. aku gak mau. Kamu kan tahu kalau aku sayang sama kamu. Atau karena… oke, nanti malam kamu akan aku kenali sama orang tua aku. aku bakalan minta restu mereka. Walaupun mereka gak merestui, aku siap hidup bersama kamu tanpa restu mereka.”
“Gak, gak akan.”
“Maksud kamu?”
“Lebih baik akhiri saja. Aku… akuuu… tak cinta lagi..”
“Bohong.. pasti ini ada apa apanya. Oke, ayo kita ke mobil, kita bicarakan semua ini.”
“Gak usah Bas.”
“Maksud kamu?”
“Aku lusa akan tunangan. Dan tunangan aku bentar lagi akan datang menjemput. Sebaiknya kamu pergi dari sini.”
“Aaapaaaa?”
“Iya.. kamu udah dengar kan? Aku bakalan dijemput tunanganku. Sebaiknya kamu pulang saja.”



“Yok Kak Ibas. Aku udah kelar nih.”
“Eh.. ya udah, yuk.”
“Ngelamunin apaan sih kak?”
“Gak ada kok”
“Cieeee.. pasti mikirin ceweknya nih.”
“Apaan sih Cha. Udah yuk.”


***


“Tumben lo mau pulang cepat cepat?”
“Ya, gue bareng Ian lagi.”
“Hmmm…”
“Kenapa? Arga?”
“Iyaaaa..”
“Gak tau ah. Liat ke depan aja.”
"Hmmm.. ya udah deh. Hati hati lo.”


Setelah ditinggal oleh Tari, kembali Jeje memikirkan hubungan yang nampaknya cocok antara Arga dengan sahabatnya itu. Apalagi selama ini ia melihat sosok Arga sebagai laki laki baik dan tak akan mempermainkan sahabatnya tersebut. Walau tak mendapatkan info yang lebih tentang Arga, Jeje juga dapat dukungan dari kekasihnya yang sesame pecinta vespa tersebut.

Apalagi jika melihat kemaren, ia melihat ketulusan dari Arga untuk mengajari Tari membawa sepeda. Dengan keringat yang keluar dari wajahnya, ia tetap memegang bangku belakang sepeda yang dikendarai oleh Tari.


“Argaaa.. jangan dilepasin.”
“Aku masih pegang kok. Kalau gak percaya liat aja ke belakang.”
“Gaaaakkkk.. ntar aku nabrak lagiii..”
“Hmmm... aku kan bilang, aku bakalan pegang terus kok.”
“Emang kamu gak capek?”
“Kalau aku capek, ya tinggal dilepasin aja.”
“Stop stop stop. Udahhh.. ntar kamu lepasin aku.”
“Hahahaha.. gitu aja takut. Kan aku bilang tadi. Aku gak bakalan lepasin pegangan aku, aku bakalan ngajari sampai kamu bisa.”


Mendengar akan hal itu, kembali Tari mengayuh sepedanya sambil tersenyum setelah mendengar kata kata Arga. Sesekali ia menoleh ke belakang sampai akhirnya dibalas senyuman ditemani peluh Arga yang membuat ia kembali bersemangat. Dan tak jarang mereka balas balasan senyuman sampai akhirnya, Taripun terasa letih untuk mengayuh sepeda itu.

“Liat deh mas. Lucu ya mereka.”
“Hahaha.. kamu niat kali deh buat nyomblangin mereka.”
“Ya habisnya keliatan cocok gitu.”
“Iya, iya asal gak kelupaan sama yang disamping kamu ini.”
“Ihhh.. kamu kok gitu sih. Kan aku Cuma bantuin sahabat aku.”
“Kan hanya mengingatkan.”
“Ihhh.. kamu maaahhh.. gitu aja cemburuan. Kalau aku merhatiin Arganya aja, baru kamu cemburu beb. Tapi ini kan sama Tarinya.”



TIIINNNN…

Lamunan Jeje berakhir dengan klakson yang memecah lamunannya tersebut. Rupanya, yang ia tunggu tunggu telah datang menjemputnya. Ya, Rian kali ini sengaja menjemputnya seusai dari piket rumah sakit yang kebetulan lumayan dekat dengan bank tempat Jeje bekerja. Sampai akhirnya, Jeje memasuki mobil tersebut dengan langkah yang berat sambil memikirkan kembali apa yang terjadi dengan Tari, sahabatnya tersebut. Setelah mencium pipi Rian, Jeje kembali menatap ke depan dengan pikiran yang sama sambil mobil tersebut berjalan menuju rumahnya.


“Kok murung sayang. Capek ya?”
“Mas tau kan apartement Arga. Kita kesana yuk.”
“Kenapa lagi? Kan mereka kemaren udah segitu dekatnya kan.”
“Iyaaa.. tapi semalam ada perlakuan Arga yang membuat Tari kembali ragu. Apalagi Tari sekarang kedatangan teman kecilnya. Kamu kan tahu mas, kalau Tari itu belum pernah pacaran. Jadi aku gak mau dia salah pilih. Apalagi menentukan sebelum ia tahu semua alasan Arga.”
“Hmmm… beruntung ya Tari punya sahabat seperti kamu.”
“Aku hanya menuruti kata hati aku mas. Boleh kan mas?”
“Iya iya. Tapi gimana kalau kita hubungi dulu Arga pake HP mas. Mana tau dia angkat kan.”
“Hmmm…”

Sambil mengemudikan mobilnya, Rian sesekali melirik ke samping dimana keberadaan pacarnya yang sibuk dengan HP nya menelpon Arga. Sesekali ia usap kepala Jeje yang memasang tampang kecewa dengan panggilannya tersebut tidak diangkat oleh Arga. Dengan sambil menenangkan Jeje, ia kembali berfikir tentang orang yang di telp kekasihnya tersebut. Ia berniat untuk mencoba mengetahui sisi lain yang dimiliki oleh teman baru sesame penyuka barang vintage tersebut.

“Masih belum diangkatnya?”
“Belum.. ihhh. Pantesan aja Tari bête.”
“Mungkin dia lagi di jalan atau lagi ada urusan kali yang.”
“Iyaaa.. tapi masa udah ditelpon puluhan kali gak bisa angkat sebentar aja.”
“Udah.. positif thingking aja ya.”
“Aku gak mau sahabatku itu salah yang.”
“Iya aku ngerti kok. Ntar, aku coba cari cara supaya mengenal dia lebih dalam ya. mana tahu, sesama lelaki dia lebih terbuka.”
“Makasih ya sayang.”


***


“Enak?”
“Hmmm.. lumayan sih.”
“Beda rasanya sama yang disana.”
“Kamu sering ya makan ini?”
“Gak juga sih. Hanya kalau keingat kamu aja.”
“Kok keingat aku?”
“Kamu gak ingat, kalau karena makanan ini kita bisa sedekat ini.”
“Haaa??”


“Kok kamu gak makan?”
“Makanan aku ketinggalan di rumah.”
“Ya sudah, kamu mau gado gado aku gak?”
“Aku gak suka sayuran”
“Sayuran kan sehat. Lagian kalau kamu gak makan, emang tahan sampai siang perutnya? Ini baru jam 10 lho.”
“Gak apa kok.”
“Udaahh.. kamu makan ini.”



“Hahahaha..”
“Kok kamu ketawa?”
“Tampang kamu waktu ituuu..”
“Ahhh.. nyesal aku ingatkan kamu.”
“Ihhh.. laki kok ngambekan. Ahahaaha”
“Tapi jika kamu gak ngasih aku makan waktu itu, mungkin aku akan pingsan ya.”
“Hahaha.. dulu nolak, sekarang nagih.”
“Hehehehe.”

Sore itu Tari pulang bersama Madi alias Alfian setelah sepulang aktifitasnya masing masing. Dengan mampir sebentar di warung gado gado yang memang menjadi makanan favorit Alfian semenjak kenal dengan Tari tersebut mereka bernostalgia menyambung cerita mereka pagi itu. tak sedikit pasang mata yang melihat dengan tatapan sinis melihat mereka. Dengan nostalgia yang mereka ingat membuat mereka tertawa terjungkal jungkal. Apalagi Tari jika mengingat kepolosan seorang Ian yang memang menjadi bahan olokannya sambil menikmati gado gado tersebut.

“Kok panggilan kamu Madi sih Ian?”
“Mau aja.”
“Jadi gak mau ngasih jawaban nih?”
“Hmmm.. ya, aku maunya panggilan Ian itu hanya untuk orang tertentu saja.”
“Jadi aku dan Icha termasuk special nih?”
“Hmmm… begitu lah.”
“Eh.. Icha kok gak kamu ajak sih ketemuan juga?”
“Aku lupaaaa…”
“Ya udah, aku hubungi dulu ya. mana tau dia bisa ikut kan.”

Sambil Tari menghubungi Icha, Ian kembali menatap wajah yang telah membuat hatinya terkunci untuk wanita lain. Ia memang telah suka dengan Tari semenjak Tari membagi gado gadonya disaat ia lupa akan bekalnya waktu semasih TK. Apalagi saat Tari selalu menanyakan dirinya apa membawa bekal atau tidak setiap harinya. Walau, akhirnya kedekatan mereka ditambah dengan seorang Icha yang memang tinggal di rumah Tari dan sudah dianggap Tari sebagai adiknya itu.

“Icha katanya ada perlu.”
“Hmmm..”
“Kok kamu bisa ketemu sama Icha sih kemaren?”


“Kamu baik baik aja?”
“Eh.. iya mas. Makasih ya mas.”
“Kamu mau kemana? Biar sekalian aku antar.”
“Gak usah mas. Ntar ketilang polisi.”
“Aku bisa hindari jalan raya kok.”
“Seriusan mas?”
“Iyaaa.. jadi kamu mau kemana?”
“Aku biasanya kalau ada masalah pergi ke kakakku mas. Tapi lumayan jauh dari sini.”
“Emangnya kakak kamu udah menikah ya? dimana rumahnya?”
“Belum mas. Ini bukan kakak kandung aku sih. Aku aja yang anggap dia kakak aku mas.”
“Hmmm.. senangnyaaa ya.. ya udah, aku antar ya. tinggalnya daerah mana?”
“Jauh mas.”
“Trus?”
“Aku mau pulang aja. Lagian Tari mungkin lagi sibuk sama gebetannya.”
“Tari?”
“Iya mas. Kenapa?”
“Tari Sandra Aryagina?”
“Mas kenal?”
“Berarti kamu? Fannisa Khairiani Pertiwi?”
“Haaa?? Kok mas tau?”
“Masih ingat sama Madi Alfian Sastrawijaya?”
“Jadi kamu?”
“Iyaaaa…”
“Berhenti duluu.. hikkkssss..”
“Kok kamu nangis?”
“Berentiiii…”



“Kok Icha minta berhenti? Emang kamu apain?”
“Ihh.. main potong potong cerita orang aja deh.”
“Yaaa.. lagian, cerita kamu itu buat aku cemas.”
“Icha hanya meluk aku saat berhenti. Sambil menangis sesegukan gitu.”
“Kok bisa?”
“Aku juga gak tahu kenapa, tapi dia sih seperti orang kesepian gitu.”
“Hmmm…”
 
Terakhir diubah:
Mantap udah update lagi, makasih hu..Lho koq ibas sebagai sahabat Chris ga tau yona tunangan Chris walopun yona ga ngasih tau? Sahabat atau hanya Kenal aja ya koq berani nyerahkan pengawasan tari ke Chris..:gila:
Wah bakalan terbuka nih hubungan Arga,tari Dan icha.:dance:
 
Terakhir diubah:
Belum ada titik terang, masih pengenalan karakter. Up kali ini kaya potongan2 frame....

Saran, jangan kejebak alur, kecuali emang ini cerita dah selesai digarap
:jempol::beer:
 
Top.. banyak flashback.. padahal mau tàhu yona dan arga setelah ketemuan. Apalagi Arga ketemu sama ortu Yona.

Dari flasback yg panjang ini, bisa ditangkap bahwa Yona bakalan kembali berpasangan dengan Bastian. Arga tetap dengan Tari. Sementara Madi dikekepin Icha.

Chris yg selalu ngerusak cinta kasih teman, ke laut aje.

Mantap suhu.. lanjutkan.
 
Top.. banyak flashback.. padahal mau tàhu yona dan arga setelah ketemuan. Apalagi Arga ketemu sama ortu Yona.

Dari flasback yg panjang ini, bisa ditangkap bahwa Yona bakalan kembali berpasangan dengan Bastian. Arga tetap dengan Tari. Sementara Madi dikekepin Icha.

Chris yg selalu ngerusak cinta kasih teman, ke laut aje.

Mantap suhu.. lanjutkan.
Kliatannya gitu ya...duh,kok jauh dr kira2aan ane nih pdhl ane maunya arga tetep ama mbak ksayangannya ajaaa
 
si madi bilang icha kesepian, nanti tari berpikir kasihan icha kesepian
si icha bilang ke ibas kalo arga tinggal sama yona, si ibas mikir yang enggak enggak ke arga
 
masih,,, penasaran tingkat dewa,,, curang ah suhu,, mempermainkan pembaca yang baperan kaya ane,, wkakakakak
semangat suhu, ditunggu banget kelanjutan ny, jangan lama2 yah, hihihi

oh ya suhu,, pas bagian ini nih:

Dan sekarang ia kembali mengingat terakhirkali ia ke kantor ini saat menunggu kepulangan Icha.

itu baskoro nunggu kepulangan icha apa yona?? kan sama yona dia pacaran,, agak mengganggu juga ini suhu,, ane gagal faham atau suhu salah ketik nih?? hehehehe, kalo salah ketik benerin hu,, wkwkwkwkk
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd