Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Undercover Mask

Status
Please reply by conversation.
Update nya minimalis terus..... :Peace:

Tapi untuk cerita sepertinya bakal keren, pondasi konflik & cerita cinta sudah cukup kuat. Lanjutkan bos.... :jempol:
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Wkwkw Olivia ngatain Nadine cewe muna, ga sadar tuh. masih mending nadine masih ada harga diri. Olivia Bitch gitu ngarapin dapat Rafa. ;). Wah kasihan nih kalo dapat Nadine diserahkan me Amar dkk.:bata:..
Woww Rafa udah gede masih coli, ga gaul banget nih :D:adek:
enakan yang bitchy hu ada pengalaman wkwkwkw
suhu sendiri masih main tangan kan, hayo ngaku wkwkw
Mantap ceritanya suhu





Kalau boleh pake mulustrasi ya suhu :tegang:
kalo ilustrasinya udh hu, kalo rafa di part 1, nadine part 2, amar part 4 ntar lustrasi dina menyusul hu,
Update nya minimalis terus..... :Peace:

Tapi untuk cerita sepertinya bakal keren, pondasi konflik & cerita cinta sudah cukup kuat. Lanjutkan bos.... :jempol:

Makasih hu, ditunggu ya kelanjutannya
 
Buat yang nunggu update nya, makasih sampai sejauh ini masih antusiasmengikuti cerita buatan nubi satu ini ....

seperti biasa update selanjutnya tengah malam nanti,
ane masih dikerjaan soalnya :cup:
:hore: :mindik: dulu ah sambil nunggu update ntar mlm..
 
enakan yang bitchy hu ada pengalaman wkwkwkw
suhu sendiri masih main tangan kan, hayo ngaku wkwkw

Wkwkw suka yg bitchy Rafa ya hu? hati2 aja dia kena penyakit :Peace::ampun:
Woww hare gene masih main tangan kasihan amir kayak ga punya modal aja.:D:adek: Kalo ane sih udah ada penyalurannya hu, dari dulu kebetulan aja dapat terus tempat pembuangannya jadi ga terbuang sia2. ;):malu:.

Ditunggu lanjutannya hu :beer:
 
Terakhir diubah:
Part 9

togel.jpg

Ardinanti S.



PLAAKKK.... PLAAKKK...

Dua buah tamparan keras mendarat bebas di pipi dua orang lelaki berbadan tinggi dan besar, raut wajah mereka tampak ketakutan. Lelaki pertama tangannya tampak diberi penyangga gendongan sedangkan yang kedua wajahnya tampak biru lebam.

"Ngurus 1 bocah SMA aja kalian gak bisa, brengsek, percuma saya bayar kalian mahal-mahal kalau kegagalan yang saya terima!!" ucap lelaki paruh baya yang menampar mereka berdua, nada suaranya sangat keras

"Ma-Maafin kami kami bos, anak itu ditolong temannya dan temannya itu mempunyai ilmu beladiri yang sangat hebat" jawab lelaki agak terbata yang menggunakan penggendong tangan.

"Saya gak mau tau temannya itu jago beladiri ato gak, siapapun yang ngehalangi matiin semuanya apapun caranya, saya kasih kamu satu kesempatan lagi Mat buat ngehabisin keluarga suryadarma, kali ini kalo gagal lagi pasokan kalian saya hentikan total dan sebaliknya kamu dan keluarga kamu bakal saya yang habisi, paham?!" ucap lelaki paruh baya tersebut kepada Mat Upil, wajahnya tampak semakin memucat.

"Baik Pak, kali ini saya dan anak buah saya tidak akan mengecewakan Pak Ali. terima kasih atas kesempatannya" jawab Mat Upil tegas, kali ini dia akan mengerahkan seluruh pasukannya.

"Semakin cepat semakin bagus, saya ingin secepatnya melihat kehancuran keluarga suryadarma, bayangkan, dana yang cukup besar sudah saya keluarkan demi menjebak bandar narkoba saingan kita, tapi dengan mudahnya pengacara brengsek itu membebaskan bandar tersebut" ucap Ali menampakkan raut kemarahan

"Iya Pak, kami tidak akan mengecewakan bapak, segera kami akan menghabisi puteranya" ucap mat upil

"Jangan, itu nanti saja, nanti malah gagal lagi, kalian urus saja dulu anak perempuannya sepertinya lebih mudah, tapi kali jangan dibunuh kalian culik dulu dan bawa kesini, kita akan jadikan dia mainan kita dan anak buahmu, kita rekam ketika dia diperkosa dan kita kirim ke ayahnya setelah itu kita habisi nyawanya" ucap Ali setelah itu berbalik ke mejanya dan duduk, mulutnya tersenyum licik.

"Wah, ide bagus tuh bos, kita ikut rencana bos" ucap mat ali dengan wajah sumringan mendengar dia akan segera mencicipi tubuh seorang gadis belia. Puteri keluarga suryadarma.

"Ya sudah, kalian bergerak sekarang, jangan ditunda-tunda lagi" perintah Ali kepada Mat upil dan anak buahnya. Mereka pun membuarkan diri.

Di pagi yang sama, di sebuah rumah mewah pinggir kota keluarga suryadarma.

"Doni, Dina, ayo turun sarapannya udah siap" teriak sang mama kepada anak mereka yang masih belum betah bersiap-siap di kamarnya.

"Iya ma sebentar, Dina lagi nyari jaket Dina, aduuuh, di mana sih" jawab Dina

"Kebiasaan kamu, suka sembarangan naruh barang, cari yang baik-baik" gerutu mamanya

"Udah ketemu kok ma" Dina keluar dengan memakai jaket tipis berwarna pink, penampilannya sangat cantik pagi itu. Rambutnya panjang hitam lurus diikat kuncir kuda semakin menambah keimutannya

"Uhuk...uhuk... adek abang cantik banget yah pagi ini, ada apa gerangan?" Doni yang juga sudah duduk di meja makan lengkap dengan seragam SMA menggoda sang adik dengan pura-pura batuk.

"Iya dong, apalagi nanti temennya yang nyelamatin kak Doni mau ke sini, iiih jadi gak sabar, hihihi" jawab sang adik dengan nada gembira

"Oh iya Don, jangan lupa undang teman kamu itu ke sini, mama sama papa mau ngucapin terima kasih udah nyelamatin kamu" ucap papa doni kembali mengingatkannya.

"Iya Pa, semalam juga udah doni kasih tau, nanti doni kasih tau lagi" jawab doni sambil mengunyah sarapannya.

"Jangan sampai lupa ya Kak, awas aja lupa ntar Dina gigit" ancam Dina

"Iye, bawel, genit amat sih lu"

"Biarin, wleeee" dina memeletkan lidahnya ke doni

Setelah sarapan sambil bercengkrama ala keluarga membahas soal sekolah,, teman baru bahkan pekerjaan papa mereka, semuanya dibahas diselingi canda-canda Doni yang memang pandai mencairkan suasana dan melucu.

Di depan rumah mereka, doni dan dina tengah bersiap memasuki mobil masing-masing, papa mereka memang memfasilitasi mereka dengan kendaraan beroda empat itu agar mempermudah perjalanan mereka. Dari luar gerbang seorang remaja berseragam putih biru dengan mengendarai motor sport keluaran terbaru berhenti di depan gerbang rumah Dina.

TIINNNN.... TINNNN lelaki tersebut membunyikan klakson motornya dua kali

"Din, fans lu tuh" ucap doni menggoda adiknya

"Apaan sih Kak, ngapain sih dia pake acara kesini segala, gak pernah nyerah walau dina cuekin terus" ucap dina dengan wajah cemberut

"Saran gue ya din, daripada lo cuekin mulu mending samperin dia sekarang. omongin baik-baik kalo lo gak tertarik sedikit pun sama dia, daripada lo cuekin kan dia makin penasaran" ucap doni memberi sebauh saran kepada adiknya

"Iya juga ya kak, oke deh, kali ini dina berangkat bareng dia ke sekolah sekalian ngomongin apa yang kakak bilang"

"Ya udah kalo gitu, gue berangkat dulu, mau ketemu Rafa, bye" doni menggoda adiknya dengan menekankan kata rafa

"Ihhhh Kakak, awas ya nanti Kak rafa gak datang" ancam sang adik wajahnya cemberut

"Iya, tenang aja" doni menjalankan mobilnya, saat mobilnya berjalan di samping lelaki di depan dia membunyikan klaksonnya dan dibalas anggukan lelaki tersebut

Sesaat setelah mobil doni menghilang ditikungan jalan, dina menghampiri lelaki seumuran dengannya yang menunggu di atas motor sportnya.

"Pagi, Aldo, hmmm, seperti biasanya ya, gak pernah nyerah ya" sapa dina kepada lelaki yang bernama Ado itu

" Pagi juga Din, iya, dong gue gak bakal nyerah sampe lo nerima cinta gue" Aldo membuka helmnya lalu tersenyum, senyum yang tulus tak ada maksud lain selain ingin menunjukkan ketulusannya kepada Dina

"Hmm, Do, ada yang mau gue omongin, tapi kita ngomong di kafe tongkrongan gue ya, yuk" Dina mengambil helm yang tercantol di jok belakang motor itu lalu memakainya dan naik ke belakang.

"Oke, wah kayaknya serius nih, pegangan yang kuat ya" jawab aldo dengan wajah berbinar dia mengira dina luluh akan kegigihannya dan menerima cintanya.

Kemudian mereka pun berangkat menuju ke sebuah kafe tempat dina biasa nongkrong sepulang sekolah bersama teman-temannya. Dia pun sudah berniat akan bolos untuk hari ini dan berencana menghibur Aldo karena telah menolaknya, itulah sifat Dina, dia selalu merasa tak tega melihat seseorang bersedih.

Akan tetapi belum jauh mereka meninggalkan perumahan Dina, motor Aldo yang sedang berjalan pelan tiba-tiba dipepet 6 motor, masing-masing ditunggangi 2 orang, mereka tampak memegang parang ditangannya megacungkannya ke arah Aldo. Dina yang melihat hal itu tampak kaget dan ketakutan, tangannya seketika langsung memeluk pinggang aldo erat-erat, isakan tangis mulai terdengar dari balik helmnya. Aldo yang merasakan ketakutan itu berpikir bahwa inilah saatnya ia mebuktikan keseriusan cintanya dengan melindungi pujaan hatinya dengan segenap jiwanya. Keenam motor tersebut memepet motor aldo dari segala arah sehingga tak memungkinkan bagi aldo untuk kabur.

"Woi, bocah, kalo lo masih sayang nyaa, ikutin kami!!" seru lelaki di sampingnya sambil mengacungkan sebilah parang

Aldo hanya diam sedangkan dina menempelkan kepalanya yang tertutup helm ke punggung aldo, di dalam hatinya ia menyesali keputusannya pagi ini untuk memberi penegasan pada aldo. Setelah melewati beberapa kali tikungan akhirnya mereka tiba disebuah ruko berlantai 3 yang sedang dibangun namun lama tak dilanjutkan sehingga struktur tiang dan dindingnya tampak kusam di sana-sini. Mereka semua berhenti di depan ruko terbuka itu dan langsung mnyeret Aldo dan Dina menuju lantai 3.

"Woi anjing, kalo berani jangan main keroyokan, satu-satu sini lo maju lawn gue" tantang aldo kepada para preman yang membawanya.

"Wuih, nantangin nih bocah, gimana bos, kita ladeni aja sebelum hidangan utama" ucap salah satu preman

"Boleh juga tuh reng, itung-itung nambahin semangat sebelum ngegarap puteri suryadarma hahaha" ucap Mat Upil tertawa terbahak-bahak

"Gue aja deh yang ngelawan nih bocah, palingan sekali tinju langsung KO" ucap preman berbadan besar dan tegap meremehkan.

"Anjing, gue matiin lo" Aldo yang tersulut emosinya langsung berlari ke arah gareng dengan mengepalkan tangannya.

Namun apadaya Aldo yang tidak punya dasar beladiri samasekali atau berkelahi dengan mudahnya ditumbangkan oleh gareng, setelah aldo tumbang dia menjadi bulan-bulanan gareng, tinjuan dan sepakan berkali-kali mendarat di tubuhnya sehingga dia tak mampu menggerakkan badannya lagi. Sedangkan dina hanya menangis tak berdaya melihat aldo dipukuli sampai tak berdaya, dia tak bisa apa-apa, lengannya dicengkeram erat oleh mat upil.

"Cukup reng, biarin dia disana, sekarang waktunya kita berpesta dengan cewek cantik ini" ucap mat upil sambil menyolek dagu dina

"Jangan perkosa saya om, hubungi saja orang tua saya, mereka akan membayar berapapun yang kalian mau hiks,,,hiks" ucap dina disela tangisannya, badannya tampak sesekali memberontak

"Kalo bukan nurutin kata bos gue, lo pasti langsung gue perkosa kok cantik, kami cuma mau nyicipin tubuh mulusmu aja, gesek-gesekin kontol kita di memekmu yang pasti imut-imut ini" ucap mat upil yang terdengar kasar di telinga dina. Tangan mat upl sudah bergerilya di payudara montok dina

"Ja...Jangan om, Saya mohon, minta berapa saja sama ortu saya hiks..hikss" tangis dina kini lebih pasrah tak bisa berbuat apa-apa lagi, percuma ia melawan sekuat tenaga dengan sekumpulan preman terminal berjawah sangar.

"Bos, kita kan disuruh langsung bawa nih cewek ke tempatnya Pak Ali" ucap salah seorang anak buah mat upil

"Bego lo, gue mau bales dendam ama bocah yang udah matahin tangan gue sekalian mancing kakaknya supaya datang kesini, sekarang lo yang rekam, kita garap nih cewek tapi inget jangan sampai masuk, trus kita kirim rekamannya ke kakaknya" ucap mat upil kepada anak buahnya yang langsung disambut sorakan

"Be, reng, pegangin dia, gue mau telanjangin sekarang, haha" ucap mat upil

"Om, jangan om, saya mohooooon" tangis dina semakin keras

BREEETTTT.... seragam putih dina dilepas paksa sehingga kancingnya semua terlepas berjatuhan

Setelah seragamnya terlepas nampaklah seluruh badan putih mulus dina yang hanya ditutup Bra bewarna putih gading, Mat upil langsung menarik paksa bra tersebut dan koor serempak dari anak buah mat upil menyaksikan pemandangan indah di depan mereka. Payudara dina kini terpampang bebas, aerolanya yang kecil ditambah dengan puting bewarna merah muda yang sedikit mengacung menantang siapa saja untuk menyedotnya.

"Hmffffttt... " dina tampak menahan desahannya ketika mat upil mulai menyedot putingnya, sedangkan tangannya yang satu lagi meremas payudaranya.

Setelah puas menyedoti payudara indah dina, menyuruh babe dan gareng menggendong dina dan mengangkangkannya vaginanya menghadap depan, celana dalam putih senada dengan branya itu diturunkan dengan kasar dan sekali lagi koor teriakan terdengar dari anak buahnya kali ini lebih heboh.

"CUITTTT...CUIITTT... gila rapet tuh tempiknya bos"

"Waw, udah gak sabar nih bos"

"cepetan dong bos, udah kebelet nih pengen ngecrot"

Tanpa pikir panjang mat upil langsung menurunkan celananya sehingga penisnya yang berukuran 17 cm bergelantungan bebas tanpa penutup lagi. Dina yang melihatnya tampak terbelalak, wajahnya semakin shock, baru pertama kali ini dia melihat kemaluan lelaki, itu membuatnya sangat ketakutan. Namun dia tak bisa melawan lagi hanya air mata yang terus mengalir deras dipipi putihnya. Seketika dia teringat dengan kakaknya Doni dan temannya yang menolongnya. Ia berpikir akankah temannya itu akan datang menolongnya seperti dia menolong Doni, Dina hanya bisa berdoa.

Perlahan-lahan digosokkannya penis itu ke belahan vagina dina, mat upil tampak meringis menahan kenikmatan yang menjalar ke sekitar tubuhnya.

"Uhh... empuk banget memek lo cantik, arggggh bisa cepat ngecrot nih gue" racau mat upil sambil terus menggesekkan penisnya dengan tempo semakin cepat

"arhhhhhh..." lrih dina pelan, ia tak mau para preman itu melihatnya bahwa dia merasa ikut menikmatinya

mat upil semakin mempercepat gesekan penisnya di belahan vagina dina sambil meracau dengan kata-kata kotor.

CROT...CROT... tujuh kali spermanya menembak melumuri perut dia

"Ahhh, nikmat banget, sekarang giliran kalian, ingat jangan sampai masuk" ucap mat upil

"Asyiik, ayo neng cantik sepong kontol abang"

Dan pada akhirnya dalam kondisi telanjang bulat dina dikelilingi para preman terminal suruhan pak ali. Dina tampak pasrah, mulutnya pasrah menerima sodokan penis, kedua tangannya tampak bergerak pelan mengocok penis disampingnya, dibawahnya berbaring seorang preman yang tengah menggesekan penisnya berulang-ulang ke vagina dina, sekilas dina seperti sedang digangbang. Semua adegan pengeroyokan itu terekam jelas dari HP mat upil.


CLING... sebuah pesan WA masuk ke android Doni

Siang itu Doni sudah berada di halaman parkir mobil bersama Rafa dan Haikal rencanacanya mereka akan mampir ke rumah doni, setelah diajak paksa leh Doni. Doni pun membuka pesan di Wa-nya dan betapa kagetnyaia melihat pesan gambar vulgar adiknya,

"Kalau mau adek lo selamat datang ke ruko lantai 3 100 meter dari terminal rambutan, jangan lupa bawa temen lo yang pake kaca mata itu"

Doni tampak lemas dan tak sengaja menjatuhkan HP-nya, ia masih termenung tak percaya melihat adiknya dilecehkan sedemikian rupa. Rafa yang kaget melihat doni menjatuhkan hpnya langsung memungutnya dan melihat isi hp tersebut, matanya langsung melotot lalu dahinya berkerut heran,

"Siapa ini don, JAV baru ya, widih cantik banget, sialan lo don punya Bokep gak bagi-bagi" ucap rafa kepada doni sambil tetap memperhatikan beberapa foto di HP tersebut.

"Bukan, raf, it-itu adek gue, Dina, dia diculik mat upil" ucap doni lemas, matanya tampak berkaca-kaca.

"Oh....eh... APAAA?!!!!" teriak rafa ikut terkejut, sekali lagi hpnya membentur tanah.


Bersambung...
 
Terakhir diubah:
Wow mantap udah updat, makasih hu.
Wah kasihan Dina udah dilecehkan gitu. Semoga Rafa cepat nolong biar ga sampe diperkosa oleh para oldman ..hmm masih misteri nih Rafa jadi ikut terlibat problem kel Doni.
 
Terakhir diubah:
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd