Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG One Night Stand Specialist

Status
Please reply by conversation.
[PART 9]

“hai dok..” sapaku dengan senyum. Dr Nira menatapku dengan dingin, matanya sesekali melirik nurse Rini. Gw berusaha bersikap sewajar mungkin dan Gw harap Rini juga. Setidaknya kalau dia diam saja, sudah sangat membantuku mengendalikan situasi.
“ya dok.” Sahutnya. Gw langsung menoleh kearah Rini.
“Rin, saya oke kok dengan meeting room yang tadi kita lihat. Oh ya titipanku oleh-oleh tadi masih di motormu kan? Tolong ambil lalu berikan ke Pak Luki ya.” Kataku. Semoga telepati ini berhasil.
“Iya dok. Nanti saya tindak lanjuti untuk nego harga meeting room dan konsumsinya ya dok. Ok, saya sekalian pamit kalau gitu.” Kata Rini sambil tersenyum dan menyodorkan tangannya. “dokter Nira, saya permisi ya.” Rini juga berpamitan ke dr.Nira. Good job Rini.. pemain watak bener nih anak.

”Duduk yuk..” kataku mengajak dr.Nira duduk di sofa lobby.
Meeting room?” tanya dr.Nira. Matanya menyelidikiku.
“Saya terpikir membuat workshop dan mengajak Rini untuk berdiskusi.”
workshop dan diskusinya berdua di kamar..” kata Nira. Tenang, tajam, seperti biasanya. Kalimat barusan diucapkannya tanpa nada bertanya. Dia sudah mengambil kesimpulan dan menantangku untuk menggoyahkan keyakinannya. Damn!
”kamu terlalu pintar untuk tahu bahwa hal seperti itu tidak akan terjadi antara saya dan Rini. Kecuali..” kataku, menunggu reaksinya. Wajahnya bergerak sedikit.

”Kecuali, There is a gap filled with jealousy.. do you?” tanyaku sambil menatap matanya. Dr.Nira mematung. Gw tahu dia sedang menganalisa perkataanku dan sibuk menyusun kalimat baru. Youre just to slow for this game doct.

“Saya mencarimu dan tidak ada respon. Lalu tiba-tiba kamu muncul dengan mata beku.” Lanjutku.
“saya tidak cemburu dok. Jangan besar kepala.” jawabnya ketus. ”dan..” Nira menghentikan kalimatnya, mengatupkan bibirnya. ”kamu tidak mencariku. Kamu cuma mengirimkan beberapa chat. Itu beda.” katanya. Oh great.


Mulut bilang tak cemburu tapi wajah merona malu.
Dan dia baru saja mengakui, dia ingin dicari.
Lalu untuk apa kau kesini? Menyerahkan diri?



”Maafkan saya dok karena tidak mencarimu.” kataku lembut. Ketika seseorang sudah tertangkap basah cemburu. Jangan mempermalukannya.

”untuk apa minta maaf? Saya tidak butuh basa basi.” jawabnya. Nadanya masih ketus, tetapi timbre nya sudah jauh lebih tenang. Dia masih ingin menekanku, tetapi perasaan tidak bisa berbohong.
”Saya akan meninggalkan kota ini dalam beberapa menit lagi. Lebih baik melambaikan tangan dengan rasa damai bukan?”
Akhirnya dr.Nira tersenyum. Lega bisa membuatnya merasa menang.
”Sudah packing?” tanyanya. Sudah, dengan Rini, barusan. Puas.
”Sudah.” jawabku. Entah apa yang dipikirkannya. Silakan Nira, gw coba ikutin maumu apa sekarang...
”oh, ya sudah. Rencanamu apa kedepan? Kesini lagi kapan?” tanya dr.Nira. hmm okay, dia mau ngobrol.
”nanti aku akan kontak kamu dok. Mungkin 4-5 bulan lagi ya. Setelah ada update dari Rini. Saya harap kamu mau terlibat juga. Kota ini butuh pemikiranmu.” Jawabku.
“oh itu masih lama. Sibuk ya?” duh ga penting amat pertanyaannya. Entah kenapa Gw juga tidak berinisiatif mengajaknya ke kamar. Entahlah. Apa Gw sedikit kehilangan rasa penasaran tentang dr.Nira? apakah Gw masih capek setelah meeting dengan Rini?
”tidak terlalu lama, time flies..” kataku.”Mau minum apa dok? Biar saya pesankan. Kopi mungkin?” yang Gw dapati Nira menatapku lembut dengan senyum tersungging.
”Engga.” dr.Nira menggelengkan kepalanya. ”Tidak usah. sepertinya saya mau pulang saja.” lanjutnya. Mungkin dia membaca bahasa tubuhku yang tidak menginginkannya saat ini.

Timingnya sekarang. Kubiarkan dia pergi atau kuajak dia naik.

”Mau bantu saya ambil koper di kamar?” tanyaku bergetar. Entah kenapa kalimat itu yang aku tanyakan.
”Kopermu berat?” dr.Nira tersenyum. Ada sedikit corak ejekan disana.
”Cuma itu alasan saya membawamu keatas..” kataku membiarkannya menang.
”oh tunggu” kataku cepat. ”kamu ga pengen pipis gitu? Kamar mandinya bersih kok diatas..” lanjutku sambil tersenyum.
”iya nih, mulai kebelet..” jawabnya. Gw langsung berdiri. Entahlah apa yang akan terjadi di kamar nanti. Dr.Nira ikut berdiri. Kami mulai bekerjasama sepertinya.

Baru beberapa langkah berjalan mendekati lift, kudengar suara yang tidak asing memanggilku.

”Dokter Kevin!” spontan kami berdua membalikkan badan kearah suara itu.

Suster Lisa berdiri membawa satu tas kresek putih dipintu masuk hotel. Berjalan mendekat dengan senyum lebar.
”hai dokter Nira. Wah sejak tadi pagi dicariin dr.Kevin, sudah ketemuan disini rupanya.” sapanya dengan riang.
”dok, ini aku bawain oleh-oleh khas kota ini.” kata Lisa sambil menyodorkan kresek yang dibawanya.
”Terima kasih ya Lisa. Repot-repot saja kamu.” kataku.
”Mau saya bantu bawa kopernya dok?” tanya Lisa.
”Cie.. suster yang baik hati. Perlu diangkat jadi asisten pribadi nih dok!” kata dr.Nira. Senyumnya renyah, tidak ada nada marah atau menyerang. Amazing Nira.. Gw akui ketenangannya, pengendalian dirinya luar biasa.

”Oh ga perlu Lisa. Ini juga saya mau naik keatas ambil koper lalu pulang.” jawabku. Ngapain sih kamu disini Lis.
”Oh iya. Dr.Nira mau ke kamar dr.Kevin juga? Kalau iya saya ikut ya. Sekalian ingin tahu kamar hotel ini seperti apa..” kata Lisa dengan senyum manisnya. Arrggg.
”oh engga kok.” jawab dr.Nira. ”Saya mau pipis tadi. Tuh toiletnya..” kata dr.Nira lalu berjalan pergi meninggalkan kami.

”hayo ada apa nih diantara kalian dok?” tanya Lisa pelan ketika sosok Nira sudah menghilang.
”Ga ada apa-apa Lisa. Kamu tiba-tiba muncul aja disini.” Jawabku.
“Ga tiba-tiba juga sih Dok..” kata Lisa pelan.
”maksudmu?” tanyaku heran.
”saya kesini hampir bersamaan dengan dr.Nira” jawab Lisa.
”oh ya? Kenapa ga langsung gabung ngobrol?”
”gapapa, mau lihat aja dari jauh. Berharap dr.Nira pulang cepat, eh seperti malah mau naik ke kamar. Ya sudah saya ganggu saja.” kata Lisa dengan tempo cepat, lalu menatap saya dengan senyum licik, dan kembali berwajah datar seolah tidak ada apa-apa.
good job, Lisa. Cewe kalau lagi nafsu bisa seperti ini yah?” ledekku.
”Idih, dokter! Hahaha.. biarin ah. Jual mahal sekali!” katanya.

”kamu salah paham Lis. Tadi saya ngobrolin mau bikin workshop dengan Nira. Rencana mau saya ajak lihat meeting room diatas. Kamu boleh ikut kalau mau lihat juga.” Kata Gue.
“Oh gitu. Masa sih? Ah bodo. Ya sudah pokoknya saya disini sampai dr.Kevin pulang!” katanya tegas dicampur dengan senyum nakalnya.

Dr.Nira terlihat mendekati kami dengan senyum merekah.
”Saya pamit pulang ya dok. Hati-hati dijalan.” tangannya terulur menjabat tanganku.
”Ok Dokter Nira. Hati-hati juga pulangnya” jawabku. Tanganku lalu terulur ke arah Lisa.
”Lisa, terima kasih oleh-olehnya. Hati-hati juga kamunya ya..”
”Eh iya Dok. Sama-sama” kata Lisa. Kami bertiga tersenyum lebar. Dua hari yang luar biasa mengenal mereka berdua lebih dekat.

**

#Ovi


Di perjalanan menuju kota itu, Gw update status. ”Otw X city”
Beberapa menit kemudian, ada pesan baru menanggapi status Gw.

Ovi : ”Kakak... ketemuan yuk. kangennn”

Hmm.. namanya Ovi. Pegawai bank. 24 tahun. Foto profilnya seksi. Kami sudah kenal cukup lama. Dan kami sangat dekat.

Gue : “Apa kabar adek cantik. Saya lupa adek namanya siapa ya?”
Ovi : ”Nama saya Ovi. Mohon maaf saya bicara dengan bapak siapa?”
Gue : ”Saya dengan dr.Kevin”
Ovi : ”Oh baik pak Kevin. Pertama-tama boleh saya duduk diatas bapak? Untuk memudahkan saya bicara lebih dekat dengan bapak? Hahahahaha...”
Gue : “Oh silakan. Bagaiman dengan kontrak kerjamu? “
Ovi : “Kenapa Pak Dokter? Mau kasih saya kerjaan?”
Gue : “oh gpp, saya cuma punya sedikit masalah aja ketika lihat fotomu. Kelihatannya kamu lagi senang ya?”
Ovi : “ya, kontrak kerja saya diperpanjang.”
Ovi : “Ya Pak dokter, ada masalah apa? *sambil mendekatkan mukaku 5 centi ke muka nasabah. Ting ting ting ting ting!”
Gue : “Pantesan. Diperpanjang kontrakmu.”
Ovi : ”Silakan pak Kevin, ceritakan masalah bapak, jangan hiraukan saya, saya tetap bercerita, saya mendengarkan bapak.” *mata hidung mulut penjelajahan.
Gue : ”Masalah buat saya karena fotomu begitu menggoda..”



Gw kenal Ovi di situs kencan. Setelah beberapa kali chat, Ovi kasih gw alamat kostnya, lalu Gw samperin. Lucunya disaat yang sama, ada temen kantornya yang naksir dia, nyamperin juga. So, waktu Ovi mandi, dia ditungguin dua cowok.

Habis mandi, Ovi ajak tuh cowok ngobrol di depan kost, ternyata Ovi minta maaf ama tuh cowok karena udah janjian ama Gue. Malam itu kami pergi ke karaoke, sampai sekitar jam 1 pagi.

Selesai karaoke, Ovi ditelpon temannya yang ternyata bekerja sebagai purel disebuah club. Kami kesana dan Gw tungguin di mobil ketika mereka ngobrolin sesuatu. And thats firstly happened.

Sudah jam 2.30 pagi, temannya balik kerja, sepi sekali ketika Ovi masuk mobil, Gw lihatin dia, Gw cium dia, dan dia merespon. Kami ciuman ganas sampai Gw kaget ketika Ovi tiba-tiba naik ke pangkuan Gw, duduk diatas Gw.

Kecelakaan lucu terjadi ketika dalam proses duduk dipangkuan, Ovi menyenggol klakson di setir mobil. Kami tertawa terbahak-bahak karena tidak ada seorangpun yang terganggu. Jam 2.30, di halaman club itu, di dalam mobil. Kami nyaris telanjang berdua, berciuman sepenuh nafsu dan akhirnya kami ML heboh di mobil, di pagi buta itu.

That was amazing karena tiba-tiba kami klik. Ovi ceria orangnya, suka tertawa dan kami share begitu banyak tawa. Gw kerja di kota itu sekitar 2 bulan dan hampir setiap malam kami ketemu. Makan, nonton, ngobrol. Kami terlalu asik kissing dan blow job sampai muncrat, tetapi tetap.. tidak ada intercourse lagi.

Ovi ngaku dia sudah punya cowok di luar kota dan setiap cowoknya datang, Gw ngalah. Cintanya milik Gw. Ovi nangis-nangis bilang jatuh cinta padaku, tetapi keadaan tidak memungkinkan.

Satu, dia sudah punya cowok yang sangat serius mau nikahin.
Dua, cowoknya seagama. Keluarga besar sudah tahu.

Saat Gw meninggalkan kota itu dan semua kenangan tentang Ovi, Gw tahu Gw akan sulit sekali menemukan gadis seasik dia.

Ting! Chatnya berlanjut.

Ovi : ”oh foto? Saya kan wanita penggoda Pak. hahahaha... Jadi bapak mau bertemu saya kapan? Malam ini? Suami saya lagi keluar kota lho pak.”

Oh baiklah.. dia sudah menikah.

“Are you sure, you want to delete Ovi?” Tanya HP Gw dengan sopan seolah tak percaya.

“Titip Ovi ya bang.. jagain dia. ” kataku pelan. Ovi, deleted.


**

Ovi, kalau kamu baca ini, Gw kangen kamu, masih ingatkan kita makan apa terakhir berdua? penyetan.
 
Terakhir diubah:
Gilak! itu yang Gw pikirin ketika buka lagi situs ini. Tiba-tiba segini banyak reply gara2 Gw hid mulustrasi dan screen shot Chat Ovi.
Terus terang gw terganggu dengan komen yang cuma nulis "mantap", "lanjutkan". Menuh-menuhin halaman, kasian yang niat baca (maaf ya belum bikin index, updated=sudah bikin index sederhana). Tapi ya its okelah, itulah perbedaan. Sekedar permintaan, Coba next time komennya yang bikin betah baca, bukan asal nulis.

Bros and Sists, Gw akan reply beberapa comment kalian yang menarik.
 
Terakhir diubah:
Yah dokter nira nya disimpen

Masih jadi targetkah dia Hu?
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd