Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Lonely Adventure story

Lanjut ya suhu... sebelom nanti nonton bola... hehehehe...


Aku
:"Kapan? dalam dua hari ini aku bertemu banyak orang. Aku... aku tidak dapat mengingat yang mana ayahmu."

Aiko :"Dasar tidak peka. Waktu di kampus setelah selesai presentasi, siapa yang menyalami mu saat kamu turun panggung?'

Aku :"Itu Mr. Naka... eh... itu memang om Takeshi?"

Aiko mengangguk sambil tersenyum manis sekali sambil menoleh kepadaku yang ada di belakang nya.

Aku :"Kok beda sekali? om Takeshi yang aku kenal tinggi, tegap, badan kekar berisi kemarin yang aku lihat, maaf, kurus, agak bungkuk dan terlihat tinggi. Maaf aku hanya mengatakan apa yang aku lihat. Dan om, jadi wakil rektor sekarang?"

Aiko :"Iya baru satu bulan. Dulu memang ayah kan bagian litbang nya pemerintah departemen pertahanan, yang mengurusi urusan kemasyarakatan. Ayah seorang Doktor urusan kemasyarakatan. Atas disertasi yang telah di presentasikan nya dan berhasil, ayah sekaligus diangkat menjadi wakil rektor II yang membawahi urusan eksternal khusus nya pada masyarakat. Semenjak ayah sakit keras, tubuh nya berubah, yang tadinya berisi menjadi kurus, ayah kelihangan berat badannya sampai hampir 30kg. Rambutnya pun sudah memutih. Tapi saat ini, kondisi fisik dan mental sudah kembali 100%, hanya bentuk fisik yang berubah. Kalau tinggi ayah tetap segitu, hanya terlihat lebih tinggi karena badan ayah lebih kurus jauh dari sebelumnya."

Aku :"Oh, aku harus bicara dengan ayahmu. Aku harus bilang kamu ada disini. Aku gak mau di cap sebagai anak nakal. Kamu juga gak mau kan?"

Tiba tiba hp ku berbunyi. Hp ku tak jauh dariku. Terlihat panggilan video call dari Ajie. Aku angkat, dan yang muncul adalah, gambar dimana hp Ajie sudah ditaruh di kepala tempat tidur yang menyorot pada aksi Ajie dan Susan. Mereka terlihat telanjang bulat, sambil memacu birahi masing masing. Susan menunggangi Ajie saat ini, Susan menggenjot pinggulnya ke atas dan kebawah dengan cepat. Terlihat jelas selangkangan mereka beradu dengan cepat dan basah. Payudara Susan terlempar lempar dengan montok nya. Besar nya setangkup tangan lebih, tapi sangat sekal sama sekali tidak jatuh. Lalu Ajie menaikkan kedua tangan nya, meremas ke dua bukit Susan yang putih, mulus dan puting merah itu. Ajie mengerang ngerang kenikmatan. Lalu Ajie bangkit, menarik Susan agar menunduk mendekatinya. Lalu Ajie mencaplok puncak bukit itu dengan ganas nya dan menyedot dengan semangat bergantian kiri kanan. Sedang di selangkangan mereka, saat ini Ajie yang mengocok vagina Susan dari bawah. Susan teriak teriak kenikmatan di sodok Ajie dari bawah. Sesekali Ajie menepuk pinggul Susan karena gemas nya. Tak lama Ajie dan Susan sama sama menegang dan teriak kenikmatan yang amat sangat. Sama sama menyemburkan cairan kenikmatan, dan tak lama terlihat meleleh keluar dari lubang vagina Susan. Penis dan vagina masih terkait ketat. Lalu Susan mencium Ajie dengan lembut, sebagai penutup permainan sex mereka. Keringat membasahi kedua badan, seluruhnya basah. Making Love yang dashyat, pantas Ajie selalu mendapat kan cewek yang dia mau, ternyata Ajie seorang pemain sex yang ulung. Sesudahnya tampak kedua nya tersungkur kelelahan. Dan selangkangan mereka terlepas. Lalu Ajie bangkit, dan menegur ku.

Ajie :"Woi To, segel udah dibuka belom?"

Aku menggeleng dan mematikan hubungan video call. Langsung ku lempar hp ke kasur, dan kubalikkan tubuh ku. Terlihat Aiko dengan nafas memburu menatap tajam padaku. Tanpa menunggu lama, ku terkam tubuhnya. Kami bercumbu dengan ganas nya, seperti orang yang sangat kehausan saat bertemu air es yang sejuk. Kusedot dengan ganas bibir Aiko, Aiko juga membalas tidak kalah ganas nya. Runtuh sudah tembok yang aku jaga selama ini. Dengan tergesa dan nafas memburu, kami saling menelanjangi diri masing masing. Kami lupa segalanya, posisi, situasi, dan perasaan kami. Yang dibutuhkan saat ini adalah penyaluran nafsu kami berdua yang meledak ledak seperti gunung berapi yang siap meletus. Saling cumbu, saling sedot, saling remas, saling cium, sekujur tubuh masing masing habis kami jelajah. Aku ciumi setiap jengkal tubuh Aiko, ku gelitik tengkuknya, lalu kepalaku turun ke susunya. Susu yang keras, karena belum pernah ada yang menjamah. Kusedot ganas, dan ku putar pentil nya di lidah ku, kuremas gemas. Semua kulakukan dengan sangat bergelora. Aiko menerima cumbuan ku, meliuk liukkan badan nya, dan menarik kepala ku lebih rapat ke semua badannya. Aku tidak lagi peduli keperawanan Aiko, dan aku pun sudah tidak perduli kalo aku tidak perjaka lagi. Lalu Aiko bangkit dengan cepat, Aiko mengelus dan mengocok penis ku yang sudah sangat keras, lalu dia menundukkan kepala nya mulai menghisap penisku dengan sangat semangat, aku mengerang kenikmatan, tak lama, lalu aku ganti meng oral vagina mungil nya, Aiko menjerit jerit sambil menggeliat dengan dashyat nya. Aiko mendorong kepalaku menjauh dari vagina nya, dan membuka pahanya lebar lebar mempersiapkan diri buat aku menuju bagian utama nya. Aku sudah siap ke menu utama, Aiko juga sudah siap menerimaku. Sesaat kemudian :

Hp Aiko berdering nyaring, aku tertegun seperti di pause satu detik lalu secara tidak sadar bergeser dari atas badan Aiko yang sudah siap aku masuki.

Aiko berguling dua kali menjauh dari ku, lalu duduk bersujud membelakangi ku, dan mulai mengatur nafasnya yang tadi tidak terkendali. Aku pun memutar tubuhku membelakangi Aiko, duduk bersila dan mengatur nafas ku. Tarik nafas yang dalam maksimal, tahan didada, alirkan ke perut, lalu alirkan lagi ke bawah perut, kembali naik ke perut, lalu naik ke dada, lalu hembuskan perlahan. Itu terus kulakukan beberapa kali dengan cepat. Terasa nafsu ku turun jauh, pikiran kembali tenang, nafas juga normal. Aku yakin Aiko pun melakukan hal yang sama, karena ini hal yang mendasar dalam pernapasan. Aiko bangkit, mengambil selimut dari kasur, menutup tubuh telanjang nya, lalu menuju hp nya. Tampak nama Ayahnya di daftar telepon masuk itu. Aiko seperti bingung, lalu menoleh ke aku. Aku mengangguk, lalu Aiko menekan tombol answer.

Aiko :"Ya papa. Ini Aiko. Maafin Aiko papa, Aiko tidak izin sama papa kalau Aiko mau menginap sama teman."

Om Takeshi :"Putri ku, kamu tidak pernah seperti ini. Papa tau kamu orang yang keras kepala. Apa yang kamu ingin kamu usahakan sekali harus dapat. Siapa yang membuat kamu jadi nekat seperti ini putri ku?"

Aiko :"Aiko...Aiko..sangat penasaran papa."

Om Takeshi :"Penasaran? penasaran mu yang paling besar kan sama Julian, yang kamu maksud? kamu dimana sayang sekarang?"

Aiko :" Sama Susan pah. Di hotel Hilton."

Om Takeshi :"Jam segini kamu masih di hotel? sedang apa dan dengan siapa? ayo kamu jelasin sama papa."

Ayah Aiko berbicara tenang, tapi tampak wibawa nya sangat terasa. Aku mendengarkan di belakang Aiko.

Aiko :"Dengan teman baru, mahasiswa yang dari Indonesia. Mereka berdua juga disini."

Om Takeshi :"Oh... yang kemarin presentasi dikampus? siapa namanya, Anto?"

Aiko :"Julian pah. Itu Julian.."

Om Takeshi :"Ah... (diam sesaat) sudah kuduga. Ha ha ha ha... Pantas putri ku berani senekat ini. Ternyata... ha ha ha... Mungkin otak tua ini sudah mulai karatan ternyata. Kenapa aku baru menyadari nya?"

Aiko :"Maaf kan Aiko pah, Aiko melawan perintah papa. Tapi ini yang terakhir, Aiko tidak akan mengulangi lagi. Karena Aiko sangat penasaran, dan hati Aiko sangat ingin memastikan nya."

Om Takeshi :"Baik, papa terima maaf mu. Tapi papa tau juga, kalau untuk Julian, kamu akan melawan perintah papa lagi dan lagi. Karena memang kamu sudah dipersiapkan untuk Julian, dan sebaliknya, Julian juga sudah dipersiapkan untuk kamu."

Aku terperanjat dengan penjelasan om Takeshi. Ada apa ini?

Aiko :"Maksud papa gimana?"

Om Takeshi :"Julian saat ini ikut mendengarkan?"

Aiko berpaling padaku. Aku sudah menggunakan handuk untuk menutup tubuh tengah ku. Aiko melihat aku yang juga mendengarkan berdiri dibelakang nya.

Aiko :"Iya pah, Julian dengar pah."

Om Takeshi :"Hallo Julian. Apa kabar mu? om senang bisa ketemu kamu lagi kemarin. Tapi kamu mungkin tidak mengenali om lagi yah?" (menggunakan bahasa Indonesia yang sangat fasih)

Aku terperanjat, kok bisa om Takeshi bicara bahasa Indonesia sangat fasih. Aku terpekur sesaat. Aiko mencolek tangan ku agar aku menjawab.

Aku :"Baik om. Sangat baik saya om. Memang saya tidak mengenali om Takeshi kemarin, maaf kan saya om. Mungkin otak saya buntu karena saya konsentrasi penuh pada acara itu om.
Hanya saya terkejut om, ternyata om sangat fasih ber bahasa ya om?"

Om Takeshi :"Heh? apa Aiko belum menjelaskan nya?"

Aiko :"Belum sempat papa, belum sampai kesana." (Aiko juga membalas ayah nya dengan bahasa Indonesia yang fasih)

Aku memandang Aiko, untuk meminta penjelasan.

Om Takeshi :"Sudah, jangan saling pandang pandangan. Papa bisa membayangkan yang terjadi disana."

Kami tanpa sadar sama sama berpaling lagi ke hp..

Om Takeshi :"Om pernah dua tahun empat bulan tugas di Indonesia, di Jakarta. Saat Aiko kelas satu SMA. Dan Aiko pun sekolah di Indonesia selama dua tahun itu. Dia sekolah di J*S, daerah c*******, jakarta selatan. Om, tinggal di apartemen Ke**** di kawasan Kemang. Beberapa tahun sebelum kalian bertemu untuk pertama kali."

Aku :"Oh, aku paham om. Om gimana kabarnya, kata Aiko om sempat sakit dan lama. Kenapa tidak mengabari kami om?"

Om Takeshi :"Ah, kamu ini. Masa orang sakit keras disuruh telepon an?"

Aku :"Ah, om bisa sekali menghindar. Aiko sudah cerita, om yang melarang agar tidak memberitahu kami. Om jangan begitu lagi om, kami sudah menganggap om saudara kami."

Om Takeshi :"Ah, keluarga kami sudah sangat banyak dibantu ayah mu. Om malu.."

Aku :"Mulai sekarang jangan gak ngabarin ya om, kan kita keluarga."

Om Takeshi :"Kamu sadar yang kamu omong itu? kamu sudah tau?"

Aku mengaitkan penjelasan om Takeshi dengan penjelasan yang pernah ayah kasih padaku.

Aku :"Tadinya aku belum paham om, baru sekarang aku paham.... papa mertua."

Aku maju merapatkan tubuhku pada Aiko. Aiko yang menyadarinya, menyandarkan tubuh nya ke dadaku. Aku mulai sadar apa yang terjadi.

Om Takeshi :"Ha ha ha ha ha.. ha ha ha ha.. aku lega sekarang. Beban di pundakku seakan hilang. Itu panggilan yang sudah lama papa rindukan. Sempat papa berpikir, jangan jangan papa tidak sempat lagi mendengar panggilan itu dari mu. Sempat, sungguh, sempat papa berpikir tidak akan pernah ada kesempatan mendengar panggilan itu. Atau malah papa mendengar nya dari pemuda lain yang papa tidak ingin kan. Tuhan memang baik buat kamu dan Aiko. Heh boy, papa titip Aiko yah. Dia adalah pasangan mu, papa dan papamu sudah lama mempersiapkan kalian berdua. Karena, kalian memang mempunyai kelebihan yang sama dan yang memang saling melengkapi. Aiko akan menjadi pengendalimu, dan kamu akan menjadi sandaran buat Aiko. Itu memang sudah digariskan demikian dari awalnya. Alam berkehendak seperti itu. Saat kami menyadari nya, kami paham apa akibatnya jika kami tidak mempersiapkan nya. Kalian akan lepas kendali. Masing masing tanpa arah. Dan itu menakutkan. Tapi kami tidak mau memaksakan kehendak kami, karena kami tidak otoriter pada anak. Biarlah Tuhan yang mempertemukan, cara nya pun papa tidak tau. Tugas papa adalah mempersiapkan nya. Tapi yang tidak papa sangka adalah secepat ini. Tapi sudahlah, memang papa juga sudah tua, tahun depan papa mau pensiun. Mempersiapkan diri menggendong cucu. ha ha ha ha.. aku akan telpon Tigor, aku akan cerita kan hal ini. Sudah yah, sudah malam. Jaga diri kalian. Bye..."

Aku dan Aiko tetap diam dalam posisi itu. Malah sekarang tangan ku mulai memeluk perutnya.


Eh... bersambung lagi nih gan...
 
Terakhir diubah:
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd