Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG STORY OF DE

Status
Please reply by conversation.
Waduh waduh..
Gurih nih ceritanya Hu
Semoga lancar jaya updatenya
 
Kece nih suhu ... kalau di liat2 makin menarik ke sini nya ... ibarat makanan cerita ni gado2 bgt ... semua ada ... romansa, action, keluarga ... lancar update nya suhu ...
 
Ayo suhu kangen nih sama Mahmud gmna selanjutnya
Siapa yah yg bantuin bram
 
keren....asli keren nih cerita, gak hanya sex tapi alurnya seakan baca cerita film action anak muda
cawek cantik, mafia, jagoan, sex......ditunggu lanjutan serialnya
:jempol::jempol::jempol:
 
Ceritanya ya sudahlaaaahhhh....
Keren hu tp kenapa de blm masuk kuliah jg ya?
 
Arrgghhh.... Koq belum apdet sih Hu... Arrghhh... Tidur lagi Arrghhh...;)
 
Update donk Om...



#skali2 ane pengen rasain jdi reader ah...
:ngeteh:
Seorg penulis...
Pantang utk membuat para readernya menunggu terlalu lama.
Haha... Om TJ balas dendam, di rumahnya diuber-uber penggemar :Peace:;)
 
Bimabet
10#


1a590-puy-brahmantya-kembaran-astrid-tiar-2.jpg
Tifasya Putri Atmadjaya


e364de77dce3775d8adfea0e2ebe93be.jpg

Tania Putri Atmadjaya



#Bram

Bangsat.. Bajingan.. Kenapa jadi seperti ini. Apa yang sebenarnya terjadi dengan si bangsat ini, kenapa dia bisa berubah dalam beberapa bulan ini, bahkan Yoga cs pun tidak bisa mengalahkannya. Yoga, seorang pemuda yang cukup punya nama karena keahliannya dalam berkelahi, tapi yang lebih penting adalah sosok abangnya yang sangat disegani di ibukota ini sehingga banyak orang yang menginginkan dan takut berhubungan dengan pemuda ini.

Gw mengenalnya juga karena kebetulan dan malam ini dia mau membantu gw juga karena dia mau membalas budi atas bantuan yang gw berikan dulu kepadanya.

Apa sih yang Yoga lakukan, kenapa dia hanya berdiri disana, hajar bangsat jangan hanya diam. Apa yang mereka bicarakan, gw meminta bantuan lo bukan untuk berbicara dengan nya, tapi menghancurkannya.

Kenapa dia berbalik, ada apa ini? Kenapa tidak melanjutkannya?

"Bram, gw sudah membantu lo, dan sekarang kita impas"
Apa nya yang impas, si bangsat itu masih berdiri di sana.
"apa maksudnya ini?" tanyaku dengan menahan emosi
"Bram, gw cuma ngingatin lo, dan lo pasti paham maksud gw. Berhenti, orang yang lo incar adalah orang yang nggak seharusnya lo ganggu"

Orang yang nggak seharusnya gw ganggu? siapa memangnya si bangsat ini? Eh? Maksud Yoga, jangan-jangan?

"Sepertinya lo paham, jadi ikutin saran terakhir gw" sambungnya dan kemudian meninggalkan ku dengan keterkejutan bersama teman nya yang lain.

Serius? apa yang Yoga katakan itu benar? Tapi kalau benar, apakah si bangsat ini bakal melepaskan ku atas apa yang pernah aku lakukan?

"Hei, jadi gimana? Apa ini akan terus berlanjut atau berakhir? Walaupun dengan apa yang pernah lo lakuin ke gw, gw masih bisa mengabaikannya. Tapi kalau lo masih ingin melanjutkan permainan ini, maka gw juga siap. Karena sekarang gw juga lagi dalam suasana hati yang baik, maka ini terakhir kalinya gw katakan. Kalau lo berniat lanjut maka hanya dua kata yang lo dapet, game over"

"Dan terakhir, jangan pernah sangkut pautkan gw dengan Tania, gw muak dengernya"

Setelah selesai berbicara, dia hanya berbalik meninggalkan ku yang hanya bisa diam tak bersuara.

••••••••••

#De

Sangat menarik, malam ini sangat menarik. Yoga, setelah mengetahui nama ku, dia sangat terkejut seakan mengenalku, tapi aku yakin dia mengetahuiku dari seseorang, dan masalahnya siapa orang itu.

Masalah Bram, itu hanya akan menjadi pilihannya. Apa yang dia pilih, aku menerimanya. Karena masalah Bram terlalu kecil untuk aku pusingkan.

Yoga juga menjelaskan tentang balas budi kepada Bram, sehingga dia memberi bantuan untuk menghajarku, dan aku tidak terlalu memikirkannya, karena apa yang aku dapat malam ini sangat membantuku. Aku tahu kelemahan ku sendiri dan itu adalah pengalaman.

Setelah menjelaskan kepada Rio dan aku juga baik-baik saja, Rio langsung mengantarku pulang. Aku menyuruh Rio untuk menginap dikosku karena sudah tengah malam, tapi dia harus pulang karena ada urusan yang harus dia lakukan.

Malam pun semakin larut, begitu juga dengan pikiran ku tentang pertarungan dengan Yoga tadi dan siapa orang itu, dan apakah ini hal baik atau buruk. Aku terus memikirkan hal ini entah berapa lama, hingga akhirnya aku pun tertidur.


Beberapa hari kemudian.

Ini adalah hari dimana kembalinya aktifitas ku sebagai seorang mahasiswa, tapi kali ini sebagai mahasiswa tahun kedua. Setelah aku melihat aku cukup rapi dan menyelesaikan persiapan, akupun langsung bergegas ke si merah yang beberapa hari ini hanya menganggur di kosan.

Dengan udara pagi bercampur polusi aku melaju dengan si merah dengan santai, karena aku memang tidak dikejar waktu. Setelah beberapa saat aku akhirnya sampai, kemudian mengarah ke parkiran yang terlihat sudah lumayan banyak kendaraan terparkir.

Dengan di iringi pandangan pandangan dari mahasiswa yang lain aku mulai melangkah ke kantin karena aku memang belum sarapan, dan jujur aku cukup risih dengan banyaknya tatapan dan bisikan yang mengarah kepadaku. Dengan cepat menyelesaikan makanan, aku langsung bergegas ke kelas ku. Dan bodohnya, aku tidak tau dimana kelasku, setelah beberapa kali berkeliling dan bertanya, dimana kebanyakan bukan mendapat jawaban, tapi para cewek malah pada bengong, aku akhirnya mengetahui dimana kelasku.

Karena aku risih sering dipandangi oleh para cewek, aku pun berjalan cepat dan tanpa sadar kepalaku menunduk menghindari tatapan mereka.

Burgghhhhh....

"lu jalan pake mata nggak sih?" kata seorang cewek di hadapanku dengan dinginnya

"Eh maaf..Maaf tadi gw buru-buru.. Maaf sekali lagi"
Jawabku dengan terus meminta maaf sambil membungkuk untuk mengambil dan membersihkan buku-bukunya.

"Nih, eh Tania.. Maaf banget Tan, lu nggak apa-apa kan?" tanyaku karena ternyata cewek yang gw tabrak itu Tania, tapi terjadi lagi, dia bukannya ngejawab malah bengong

"Non.. Hei..Hei... Lu nggak apa apa kan?" Tanya ku lagi sedikit khawatir sambil mengibaskan tangan ku didepan wajahnya. Mungkin dia geger otak?.. Tapi kan yang ngebentur lantai itu bukunya, jadi itu nggak mungkin.

"Eh...eh gw ng-nggak apa apa"

"Serius lo nggak apa-apa? ini wajah lo merah gini, lo demam?"

"udah deh jangan sok perhatian gitu, gw nggak apa apa" jawabnya dengan judes lalu langsung pergi meninggalkanku yang terbengong bengong.

Perempuan memang susah dimengerti, tapi itu tidak termasuk mbak Tifa ku, ahh jadi kangen, WA aja lah, mumpung masih pagi.


Bun, kangennn:matabelo:
iyaaa, bunda juga kangen kok:malu:
kangen sama siapa ni?
kangen ama Ayah De sama DeDe
iya, si De junior, kan namanya DeDe:malu:,hihihihi
Wedewww, udah ngasih nama aja ni:nohope:

Sambil ber-WA ria dengan mbak Tifa dan soal aku memanggilnya Bunda, awalnya aku memang cukup risih sih, tapi demi kyara, aku akhirnya terbiasa. Dan Kami pun siang ini juga sudah janjian untuk makan bareng. Dan sesampainya aku dikelas, tatapan dan bisikan itu terjadi lagi.

Haaahhh, berasa kayak tersangka pemerkosaan.

Setelah bertegur sapa dan melontarkan senyuman termanisku, aku langsung duduk dan menenggelam kan kepala ke tanganku yang berada diatas meja untuk menghindari tatapan yang ahh sudahhlaahh.

Tidak lama dosen pun datang dan Belajar mengajar pun dimulai.


Siang hari..

Di sebuah restoran tempat kami janjian untuk bertemu, aku duduk sendiri dikursi dibagian sudut restoran ini sambil menunggu kedatangan mbak Tifa.

Tidak lama kemudian aku melihat seorang wanita berjalan bak seorang model dengan rambut yang tersanggul rapi dengan pakaian kantornya, yang memperlihatkan keanggunan dan kedewasaannya yang membuat hampir semua laki-laki di restoran dengan kompak memandang ke satu arah, kearahnya. Dengan kemeja putih berenda dibagian leher dan dadanya dan lipatan baju tangannya yang memperlihat kulit tangannya yang putih mulus dengan bulu bulu kecil menghiasinya, dan rok span hitam yang melekat erat yang memperlihatkan kemolekan pinggul dan kencang pantatnya dengan stoking hitam menghias di kakinya dimana kulit putih mulusnya masih terlihat mengintip manja.

Semua laki-laki terus memandang, mungkin mereka berharap wanita ini akan mendatangi mereka, tapi maaf beribu maaf aku telah menghancurkan khayalan kalian semua karena, She's Mine Bro.

Dengan senyuman yang ahh sudahlahhh, dia mendatangiku kemudian dia mengambil tangan ku lalu dia menundukkan kepalanya dan menempel kan dahinya di punggung tanganku. Aku kaget karena ini pertama kalinya mbak Tifa menyalimiku.
Aku hanya tersenyum bangga, ya bangga. Dengan apa yang dilakukan mbak Tifa barusan, itu seperti sebuah penegasan ke para laki-laki yang ada direstoran ini kalau aku adalah laki-lakinya.

Setelah kami menyelesaikan makanan kami, kami terus mengobrol tentang aku dikampus dan dia dikantornya dan aku juga menceritakan keinginanku untuk bekerja, karena selain tabunganku yang sudah menipis tapi aku juga bosan hanya di kos'an setiap saat.

"serius ayah pengen kerja?" tanyanya sambil menggenggam dan mengelus lembut tanganku

"iya, bosen aku di kos'an mulu Bun, dan yah setidaknya dengan ada kerjaan aku bisa sesekali bayarin kamu makan, masak aku terus yang dibayarin" jawabku, dan ini sangat memalukan.

"kok malah mikirin hal nggak penting sih Yah, aku nggak masalah tentang siapa yang harus membayar. Dalam hubungan itu kan kita harus bisa melihat kondisi masing-masing. Ayah saat ini kan masih kuliah, jadi keperluan kecil seperti itu biar aku yang urus". Aku hanya bisa terdiam mendengar- kannya bicara, aku ingin sekali membantahnya, tapi ini lah kenyataannya.

"Tapi nanti kalau ayah sudah kerja, gantian ayah bayarin bunda makan, tas, baju, sepatu, mob" sambungnya yang langsung aku putus karena itu membuat telingaku panas

"Woo..woo..woo.. Satu-satu Bun, satu-satu... "

"Hihihihi, cuma bercanda aja kok, tapi setidaknya dengan keinginan yang aku sebutin tadi bisa jadi penyemangat buat Ayah kerja dimasa depan"

Masa depan ya? Benar, aku harus sukses supaya aku bisa memenuhi kebutuhan pasangan ku, entah itu mbak Tifa atau orang lain, karena masa depan siapa yang tau.

"Udah, jangan dipikirin terus, dengan Ayah selalu bersama Bunda dan Kyara, itu sudah cukup kok" jawabnya lembut sambil memeluk lenganku.
"nggak malu apa, meluk meluk disini?" tanyaku
"ngapain malu sih, kita mah belum resmi aja" jawabnya santai
"emangnya kalau udah resmi bisa ngapa-ngapain gitu didepan orang?"
"ya nggak, tapi kalau Ayah nya pengen, Bunda mah ngikut aja" wedew, jawabannya mulai menjurus ni.

"udah jam berapa ini?, kamu nggak balik ke kantor lagi?" tanyaku mengalihkan pembicaraan, dan dia hanya manyun dan menggembungkan pipinya

"katanya tadi kangen, sekarang malah di usir" ketusnya
"kan udah ketemu, jadi kangen nya kebayar" jawabku seolah tidak mengerti maksudnya
"tapi kan kangen Bunda sama DeDe nya belum kebayar" wedew.. Nyerah gw pak.. Nyerahhh (sambil Dadah-dadah ke arah kamera)

Aku hanya melihat kekiri dan kanan, beruntung aku memilih tempat disudut jadi tidak terlalu banyak orang, kalau ada yang denger bisa bahaya. Tapi karena kami duduk di sudut ruangan dan saat aku mendengar ucapannya seketika otak mesum yang aku nggak tau datang darimana itu timbul.

"Beneran kangen?" tanyaku dengan tangan kiriku perlahan meraba dipahanya.
"iyaaa... Eh ayah ngapain sih" jawabnya dan bertanya dengan suara berbisik

"Katanya kangen, ya udah diem aja entar ketahuan loh" jawabku sambil tangan tidak berhenti mengelus lembut pahanya.
"jangan disini dong, kita cari hotel aja yuk" pintanya yang nggak mungkin bisa aku tolak, tapi aku pengen terus ngusilin dia.

Aku meminta dia untuk berpindah tempat duduk, agar dia duduk dibagian dalam jadi aku bisa sedikit nyaman ngusilinnya. Aku terus mengelus pahanya dari atas ke bawah dan perlahan sedikit demi sedikit aku menaikkan roknya, walaupun awalnya dia menolak tapi akhirnya dia hanya pasrah. kemudian aku mulai memasukkan tangan ku kedalam roknya.

"Ayahhh, udahh, ntar ketahuan loh..hmpph" pintanya dengan suara berbisik yang malah aku makin gemes ngusilinnya.

Tangan ku yang awalnya hanya mengelus pahanya yang tertutup stoking pun mulai menjalar pelan ke arah vaginanya.
"Hmmpp.. Nggh.. Ayahh udah yaa, sekaranghhmp
Orangh makin rame nihh"
Walaupun agak sulit karena roknya yang ketat, dan aku hanya menarik rok sedikit keatas, tapi entah kenapa hari ini aku terus bernafsu melakukannya, aku terus membelai, mengelus, dan terkadang mencengkram pahanya, hingga jari-jariku sampai ditempat tujuan.

"ngghh, ayahh ud-udah yah.. Hmmph.. Kita cari ho..nghh.. hotel ajaa"

Aku tidak memperdulikan permintaan nya, dan dengan telunjuk dan jari tengahku, aku terus menekan nekan dan lalu menggosoknya dengan jariku.

Srekk... Srreekk...

Karena stokingnya cukup mengganggu kenyaman dan pergerakan jari, aku pun merobek stoking mbak Tifa di bagian selangkangannya.

"ayahhhh.. Kenapha di robekk sihh"

Setelah merasa sedikit nyaman dengan robeknya stoking mbak Tifa, jari-jari ku mulai menyelam lebih dalam dengan menggeser celana dalam mbak Tifa yang membuat mbak Tifa tersentak kaget dengan sentuhan langsung Jari-jari ku dan vagina nya.

"Hmmpph.. Nggh.. Carii hotel Nggh.. Ajahh"

Seakan tidak mendengar apapun, aku terus menggosok liar vaginanya, lalu aku meraba mencari klitoris mbak Tifa, dan ketika aku menemukannya, aku langsung menjepit dan mencubit dengan kedua jariku.
"Ngghh.. Huh.. Huh.. Huh.. Hmmpphhh.."
Aku yang mendengar desah pelan tertahannya semakin bersemangat dan mulai menggali vagina mbak Tifa dengan jari tengah ku. Awalnya aku menusuk pelan, kemudian aku mulai memutarnya yang membuat mbak Tifa mencengkram lengan ku sambil menggeleng pelan, tapi aku hanya tersenyum dan terus menggali, memutar, menekan dan menggosok didalam bagian atas, samping dan bawah vaginanya.

"Hmmph.. Ngghh.. Stshh.. "

Entah berapa lama aku melakukannya, hingga aku mulai merasakan vagina mbak Tifa mulai berkedut dan semakin basah yang membuat aku semakin semangat hingga,
"Hmmpppphhhhhhh.. Ngghh..ngghh..ngghh.."
Aku merasakan cengkraman mbak Tifa semakin menguat dilenganku dan tubuhnya bergetar cukup kuat, dia menutup mulutnya dan merebahkan kepalanya di atas meja untuk menutupi klimaksnya.

•••••••••

Pakk.. Pukk.. Pakk.. Pukk

"Ihh jahat banget sih, untung suara aku nggak kenceng, ihhhh bikin maluu" teriak mbak Tifa sambil memukulku ketika kami sudah berada dimobilnya untuk mencari Hotel seperti keinginan mbak Tifa.
Dan tak lama kemudian aku menemukan sebuah hotel yang terbilang standar, tidak besar dan tidak terlalu kecil. Kami pun masuk dengan mbak Tifa memakai jaket dan topi ku yang sering aku bawa didalam tas ku dan kaca mata hitam menutupi matanya.

Setelah aku menyelesaikan hal-hal yang perlu diselesaikan, kami pun segera pergi ke kamar hotel dimana mbak Tifa berjalan didepanku tanpa memperdulikan aku yang berbicara dengannya sampai kami masuk kedalam kamar hotel.
Aku hanya melihat mbak Tifa duduk di ranjang hotel dengan bibirnya dimanyunin dan pipi yang menggembung. Sangat berbeda dengan mbak Tifa yang ketika aku lihat saat datang ke restoran tadi dengan sikap anggun dan dewasanya, tapi sekarang didepanku dan hanya didepanku dia akan bersikap layaknya anak kecil yang lucu dan manja, dan ini lah yang membuat aku sangat menyukainya.

"masih marah ya?" tanyaku sambil berjongkok di hadapannya dan dia hanya diam sambil membuang muka.
"Udah ya, aku minta maaf.. Aku juga nggak tau kenapa tadi sampe seberani itu, efek kangen berat sama Bunda mungkin" sambungku dengan menggenggam tangannya sambil terus mengucapkan semua kata yang bisa aku katakan untuk mencoba meminta maaf kepadanya tapi dia hanya terus diam.

"Tapi.... Aku tadi denger sesuatu deh, walaupun didepan orang, selama Ayah pengen, bundanya ngikut aja, malah tadi ada yang sampe geter-geter gitAauuuuwwwwww.. Ampuunn" singgungku karena jengkel yang langsung berdampak buruk terhadap kulit lenganku.
"Yang aku bilang tadi itu cuma bercanda jadi jangan dianggap serius" jawabnya kesal. Hmm Aku ralat, ternyata memang semua perempuan susah untuk dimengerti.
"Pokoknya nggak boleh gitu lagi, aku nggak suka" sambungnya dengan ketus tapi menggemaskan.
"Kalo gitu lagi nggak boleh, berarti kalau gini Boleh dong" jawabku yang langsung menerjang dan menindihnya di atas ranjang dan tanpa basa-basi aku langsung mencumbuinya.

"Hmmpp.. Cepet aja jangan lama-lama, soalnya aku masih banyak kerjaan" pintanya dan aku langsung menghujani bibir, hidung, mata, dan seluruh wajahnya dengan kecupan lembut.

Karena dikejar waktu, aku tidak membuka pakaiannya karena kalau aku membuka pakaiannya maka bahaya, aku bisa lupa diri dan lupa waktu. Jadi aku hanya meraba-raba saja dari luar, kemudian aku mengangkat roknya sampai kepinggangnya dan aku akhirnya melihat hasil kerjaku di restoran tadi dengan stoking dibagian selangkangan mbak Tifa sudah robek tak berbentuk. Aku mengangkat tubuh mbak Tifa, karena aku takut membuat bajunya menjadi kusut. Lalu meletakkannya di ujung ranjang kemudian aku turun dan jongkok pas di hadapan lubang surgawinya. Aku memutar mutarkan jariku di sekeliling vagina dan menekan nekan vaginanya sambil aku meraba pelan paha bagian dalamnya dengan ujung kuku ku. Lalu aku menggeser celana dalam nya yang tampak basah akibat orgasme tadi, kemudia aku mengecup lembut vagina kemerahan mbak Tifa yang disambut dengan desahannya.
"Hashh.. Ehhmmpp.. Haah.. Haahh.."
Aku terus menjilati sekeliling vaginanya dan dengan jempolku aku terus menggosok klitorisnya yang mulai membengkak, tapi karena masalah waktu aku berhenti melakukan aktifitasku, kemudian aku membuka celana bersamaan dengan celana dalam ku hingga berdiri tegak lah tiang surgawi ku seakan bersiap menantang dunia.

"Cepeeth masukiin Yahh" pinta nya dengan nafsunya semakin meninggi.
Slebbb...
"Akhhhhh.. Cepetthh.. Di cepettiinn Yahh"

Mendengar permintaannya, dan juga karena memang waktu yang terbatas aku langsung menggenjot cepat sesuai keinginannya yang membuat dia menggigiti seprai kasur hotel.
"Ahh.. Ahh.. Yahh.. Ennakk.. Banghhmpp.. Ett.."
Aku terus menghantam vaginanya dengan kecepatan yang konstan hingga aku merasakan kedutan kedutan yang seakan mencengkram penisku hingga membuatku bergidik dan aku melambatkan tempo ku dan kadang berhenti yang membuat mbak Tifa memandangku heran plus kesal, yang aku balas hanya dengan senyuman.

Setelah sesekali menggoda nya dan merasa bosan dengan gerakan ini, aku langsung mengangkat kaki kanannya dan menggeser nya kearah kiri yang membuat tubuh mbak Tifa juga menyamping kekiri, dengan kedua kakinya menempel yang membuat tubuhnya berbentuk huruf L. Karena gaya ini, aku bisa merasakan TS ku serasa di jepit erat yang membuat aku bergidik merasa ngilu di setiap jengkal penisku. Aku terus menggenjot dari yang perlahan lambat menjadi cepat tapi kemudian aku melambat lagi dan kemudian mempercepat lagi, yang membuat mbak Tifa hanya menggeleng geleng kan kepalanya dengan desahannya semakin kuat.

"Yahh.. Terusshh.. Akkhhhh.. Yahh.. Ayahhhhhhhhh"
Desahnya yang kemudian disusul dengan mengejang tubuhnya yang awal tubuhnya berbentuk "L", seketika tubuhnya pun menjadi lurus menyamping berbentuk, yang membuat TS ku tercabut dari vaginanya.

Aku membiarkan mbak Tifa menikmati orgasmenya dulu dengan aku menghapus keringat-keringat di wajah dan lehernya. Setelah beberapa saat, aku memutar tubuh mbak Tifa membelakangiku lalu aku menarik pinggangnya dan membuat pantatnya meninggi kearahku. Aku menggosok pelan vagina nya yang sudah sangat basah karena orgasmenya dengan tanganku, lalu aku menggaruk atas dan bawah vaginanya dengan penisku untum mengingatkan mbak Tifa kalau permainan akan dimulai kembali.
Slebbhh.. "Akhh.. Akhh.. Akhh.. Akhh.. Nggh.. Nghh."
Racau mbak Tifa karena aku langsung mempercepat tempo permainanku dari awal tanpa penetrasi, aku terus menggenjot cepat dengan tangan ku menekan punggungnya yang membuat pantat mbak Tifa semakin meninggi, dan itu sangat ahh sudahhlaahhh...
"iyha.. Ayahhh.. Tehhssh.***sshhhh Yahhh..."
Setelah beberapa saat aku mulai merasakan tanda tanda akan meledak di TS ku, aku terus dengan cepat menggenjot sambil aku melebarkan belahan pantatnya dan aku mulai merab dan menusuk lembut anus nya, yang membuat mbak Tifa semakin meracau.
Kemudian aku menurunkan pinggang mbak Tifa dan membuatnya berbaring telungkup dengan TS ku terus menghantam lubang surgawinya, yang membuat ku merasakan cengkraman kuat di TSku.

Aku dari awal memang tidak menggunakan sibejo karena kami ingin bermain cepat, tapi aku berpikir sejenak, haruskah aku menggunakannya? Tapi tidakkah itu akan membuat TS ku menjadi tahan lama lagi? Atau aku menggunakan sibejo di saat-saat aku akan klimaks saja? Ya itu saja, ini semua demi kebahagiaan mbak Tifa.
"siap-siaphh..ya bundaa" seakan mbak Tifa mengerti dia langsung menggapai bantal dan langsung menggigitnya
"Hmpp.. Hmpp.. Hmpp.. Hmmpp.."
Aku terus mempercepat dan mempercepat gerakan ku yang membuat desahan mbak Tifa semakin menggila walaupun dia sudah menahannya dengan gigitan dibantal itu.
Aku terus menghantam vaginanya dengan tanganku mencengkram kuat kedua bongkahan pantatnya hingga akhirnya sebuah rasa yang sulit dijelaskan itu akan tiba dan terasa di ujung TS ku, seketika aku langsung mengarah kan bejo dan semakin intens menggoyang pinggul ku hingga,
Crott.. Crootttt.. Crroottttttt...

"HmMmMmmMPpPPpp... ArrRRRggGghHHhhhHh"

Tubuhnya kembali mengejang dengan getaran yang sangat hebat seperti orang ayan, hingga aku merasakan kehangatan dari kasur ini yang ternyata sudah basah kuyup karena squirt yang tanpa henti dari mbak Tifa.

Aku kemudian melepaskan TS ku dengan lembut dan duduk sambil melihatnya terbaring telungkup dengan tangannya mencengkram kuat seprei kasur dengan tubuhnya menggigil dan mengejang terus menerus.
"Hoohh.. Hoohh.. Hoohh.. Hmmpp.. Hmmpppp"
Hanya desahan gilanya dan nafas memburunya yang terdengar dikamar hotel ini, aku memandangi nya kemudian aku menggeser dan membalikkan tubuhnya menjauh dari kasur yang basah kuyup itu dan mengelus lembut rambut dan pipinya kemudian mengecup lembut bibir, hidung, mata dan terakhir dahinya hingga dia membuka matanya dan tersenyum lembut memandangku.

"Love you"

"Love you Too"

••••••••••

Di sebuah taman kampus yang cukup rindang dengan beberapa pohon menghiasinya, aku duduk sendirian sambil membaca pesan pesan dari mbak Tifa, yang marah marah karena Roknya sebagian basah karena terkena squirtnya sendiri, dan tubuhnya yang menjadi lemas karena orgasme hebatnya, yang membuat dia tidak fokus untuk bekerja, sedangkan aku harus melewati kelas saat ini karena terlambat. Aku kira tadi kami bermain cukup cepat tapi nyatanya hampir sejam kami melakukannya.

Dengan semilir angin menerpa wajahku, aku terus memikirkan pembicaraan ku dengan mbak Tifa tentang masa depan di restoran tadi, seperti apa masa depan ku, pengangguran kah, Pekerja kantoran, atau membuka usaha sendiri. Beribu-ribu pemikiran datang menghampiri otak ku dengan segala kemungkinan yang bahkan mungkin tak satu pun akan terealisasi. Apa aku akan menjadi seperti orang orang pada umumnya? Bekerja di sebuah perusahaan dengan gaji secukupnya, kemudian menikah dan menjalani kegiatan sehari-hari yang sama terus berulang-ulang, hingga anakku menjadi besar lalu dia akan menikah dan pergi untuk menjalani kehidupan rumah tangganya sendiri, dan tinggal lah aku bersama istri ku menghabiskan hari hari yang tersisa dengan cinta kami dan berpegangan tangan erat sambil menunggu malaikat akan menjemput kami untuk dipindahkannya kami ditempat terindahnya.

Atau aku akan memanfaatkan siBejo yang aku punya sekarang ini, tapi kalau aku menggunakan nya, maka apa yang aku lakukan tidak akan jauh dari yang namanya Dunia Hitam yang penuh kekerasan dan melanggar hukum. Apa aku sanggup hidup didunia seperti itu, hidup dengan keharusan "Menghilangkan" dan juga sangat beresiko "Kehilangan", dan hidup ditengah ancaman kehidupan yang akan selalu datang dari semua arah. Walaupun dimana aku yakin dengan apa yang aku punya saat ini bisa memudahkan ku untuk bertahan dan menghasilkan uang didunia seperti itu. Tapi yang menjadi masalahnya adalah keselamatan orang-orang disekitarku, bisakah aku menjaga mereka nantinya disaat aku memasuki dunia itu dan pertanyaan terakhirnya adalah apakah pasangan hidupku kelak akan menerima.

Apakah mbak Tifa bisa menerimanya, entahlah.

Memikirkan masa depan memang tidak ada habisnya. Entah jalan apa yang akan aku pilih nantinya dan selama itu adalah jalan yang memang benar-benar aku pilih, maka apapun yang akan terjadi didepannya, aku siap menghadapinya.

••••••••••

#Tania

Ahhh, ada apa denganku. Hushh.. Hushh.. Sana pergi.

Kenapa dia selalu ada dipikiranku sih. Ahhh, aku benci kamu De, ini semua gara-gara kamu, aku jadi nggak bisa konsentrasi di kelas, tapi kamunya malah santai santai aja.

Kok aku malah ngemarahi dia ya?.. Hmm.. Tapi.. Tapikan.. Ini memang salah dia jadi wajar lah aku ngemarahi dia.

Huufftthh..Tenang Tania... Tenang...

Tapi memang aneh sih, kenapa dia bisa berubah gitu ya. Apakah waktu dia menghilang dia operasi, tapi nggak mungkin kayaknya, karena walaupun wajahnya berubah, tapi tidak berubah banyak, dan yang paling kentara itu perubahan Aura nya. Mungkin dia mengalami hal-hal buruk yang menyebabkan Aura nya berubah sehingga wajahnya juga berubah, entah lah.
Tapi, jadinya memang tambah ganteng sih dan gantengnya itu... Gimana ya jelasinnya, ganteng lah pokoknya dan juga hari ini banyak banget anak-anak cewek yang ngomongin tentang dia dikantin, semakin populer aja tuh.

Eh, dosen sudah masuk, tapi kok De nya belum dateng, kemana tu cowok.

Eh, dia bolos?, tumben. Ini pertama kalinya deh dia bolos kelas selain pas hari dia menghilang itu. Kemana sih dia, atau dia lagi ada masalah.

Hmm.. Coba aku WA aja deh. Eh, nggak apa-apa kan. Nggak apa-apa deh kayaknya, kan aku cuma nanya kenapa dia nggak masuk kelas bukan yang lain.

Loh? Kok nggak terkirim, hmm.. kok perasaan aku jadi nggak enak gini yah.


Eh? Tunggu...

Tuhhh Kaaaannnnnnnn....

DENDI !! gara-gara kamu aku jadi nggak konsen lagi belajarnya !!!

••••••••••

#.......

Didalam sebuah ruangan kantor dengan banyak ornamen-ornamen kayu menghiasi sebagian ruangan dengan beberapa lukisan besar yang terpajang didinding semakin menambah kesan klasik dari ruangan ini.

Didalam ruangan tersebut, diatas sebuah kursi besar dengan bahan kayu dimana banyak ukiran ukiran indah menghiasi di beberapa bagian kursi, terdapat lah seorang Laki-laki sedang duduk menyandar dengan sebuah cerutu menggantung di antara jari-jemarinya.

Tok.. Tok.. Tok..

"Masuk"

Jawab laki-laki tersebut dengan suara nya yang serak dan berat, yang membuat suasana ruangan pun juga menjadi berat.

Cklek..

Setelah pintu terbuka, kemudian seorang pria dengan setelan Jas melekat ditubuhnya memasuki ruangan dengan sebuah Map berwarna merah berada ditangannya.

"Saya sudah menggali semua informasinya, dari A sampai Z tidak ada yang tertinggal" jelas pria tersebut sambil menyerahkan Map merah tersebut ke laki-laki yang sedang duduk dengan cerutu di mulutnya.

"Kemungkinan dia memiliki Motif tertentu, saya belum bisa memastikan. Tapi kemungkinannya ada, masih bisa dipertimbangkan karena ada variabel yang cukup mengejutkan dari informasinya"

"Ooh" jawab laki-laki tersebut dengan sedikit antusias yang dengan segera menegakkan tubuhnya untuk mengambil dan membuka Map tersebut.

Mata Laki-laki itu yang cukup kecil di balik kaca matanya terus bergerak ke kiri dan kekanan. Dia terus membaca semua informasi dari Map merah itu yang cukup lengkap sampai ke hal-hal terkecilnya. Dia terus mencari apa variabel yang disebutkan pria didepan nya ini yang cukup mengejutkan, tapi setelah membaca semuanya dia mengernyitkan dahinya, karena tidak menemukan apa yang mengejutkan itu.

"Hal yang sama juga saya rasakan Pak waktu pertama membacanya. Terkadang, kita manusia lebih suka fokus kepada apa yang jauh dan tak terlihat dan mengabaikan apa yang jelas-jelas berada didepan mata kita" jelas Pria tersebut setelah melihat ekspresi Laki-laki yang di panggilnya Pak itu.

Laki-laki itu memulai membaca dari awal lagi sesuai apa yang dimaksudkan Pria tersebut, dengan mata kecil dibalik kaca matanya dia terus melihat ukang informasi itu hingga tiba-tiba gerakan mata itu tiba-tiba terhenti dan mata kecil itu terbelalak lebar.

Sebuah informasi sederhana, bahkan sangat sederhana yang awalnya memang di abaikan nya. Dari semua informasi yang dia baca, dari banyaknya Kata dan Kalimat yang dia lihat, tapi hanya butuh sebuah beberapa huruf yang terjalin membentuk sebuah Nama yang mengejutkannya.

Hanya sebuah nama, sebuah nama dari masa lalu.

"Alm.Sudino Erlangga"
"Alm.Mayang Sari Erlangga"
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd