Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Karma.Masa Lalu

Bimabet
Wuiih siapa nih yg cemburu apakah si dukun pelet cemburu wkakakak, please suhu jgn biarkan satria ternodai oleh nenek dukun yah jadi ilfeel deh nanti wkakakak
 
Terakhir diubah:
Kalo ane sih nebaknya Wulan anaknya bu Dhea, bapaknya? entah siapa. Bu Dhea kan salome... :p
Asli ngakak baca komentar suhu satu ini wkwkwkwk Emang betul Dhea salome dan jangan jangan Wulan dan Dina anak kembar yg dipisahkan karena hasil dari gobang dan jalu wkakakak, maaf yah sdh mengacau disini suhu
:adek::Peace:
 
Asli ngakak baca komentar suhu satu ini wkwkwkwk Emang betul Dhea salome dan jangan jangan Wulan dan Dina anak kembar yg dipisahkan karena hasil dari gobang dan jalu wkakakak, maaf yah sdh mengacau disini suhu
:adek::Peace:

Yah, itu baru prediksi awal menurut ane berdasarkan fakta yg sdh ada.
Mungkin nanti kalo sudah chapter 10++ baru ada clue tambahan.

Mudah2-an Satria disini pintar dan pro aktif memecahkan masalah, jangan kyk bapaknya yg cuma jago ngentot, tapi disetir orang mulu.
 
Chapter 7 : Dibakar Cemburu

Satria segera berbalik ke belakang sehingga kontolnya tercabut dari memek, Rina yang juga begerak cepat menutup tubuh kami dengan selimut. Hening, Satria pura pura tidur dengan nafas yang agak tertahan. Suara detak jantungnya terasa kencang. Hatinya berdoa sebisa yang dia mampu, semoga Nek Ecih tidak mengetahui perbuatan bejat mereka.

Suara langkah kaki Nek Ecih yang agak diseret berubah sangat menakutkan, ingin rasanya bangun dan berlari dari rumah ini sebelum Nek Ecih mengusirnya dan mengutuk perbuatan bejad mereka. Suara langkah Nek Ecih berhenti. Satrua nerasa jantungnya hampir berhenti berdetak.

"Anu awewe meuni geulis, anu jalu ( lelaki/jantan) meuni kasep. Cig kunaon atuh ngabalangsak maneh neangan pelet. [ yang perempuan sangat cantik, yang kelaki sangat tampan, lalu kenapa mereka menyengsarakan diri sendiri mencari pelet)?" gumam Nek Ecih membuat Satria lega karena perbuatan bejad mereka tidak diketahui Nek Ecih. Beban ribuan kilo yang tadi dirasakan Satria mendadak sirna.

"Jauh jauh ka dieu neangan pelet. Lamun bener pelet aing matih, aing geus boga salaki. Nepi kiwari aing masih keneh parawan. ( jauh jauh ke sini nyari pelet. Kalau benar peletku manjur, aku sudah punya suami. Sampai sekarang aku masih perawan)"

Mendengar apa yang dikatakan Nek Ecih, membuat Satria tersedak. Ternyata dia tertipu oleh temannya yang mengatakan Nek Ecih dukun pelet sakti.

"Kita tertipu.!" bisik Satria saat Nek Ecih sudah kembali ke kamarnya setelah melaksanakan hajatnya.


"Kata siapa Nek Ecih tukang tipu!" bisik Rina sambil membalikan tubuh menghadap Satria. Sesaat mereka saling bertatapan dengan pikiran masing masing setelah kejadian gila yang baru saja mereka lakukan. Apakah ada hal lain yang lebih gila dari tadi?

"Kamu gak ngerti nahasa sunda ya?" tanya Satria kesulitan menerangkan ucapan Nek Ecih tadi.

"Ngerti... Aku kan orang Sukabumi." kata Rina tenang.

"Kamu denger gak apa yang dibilang Nek Ecih?" tanya Satria heran, kenapa Rina masih tetap mempercayai Nek Ecih sebagai dukun pelet sakti.

"Ngobrolnya besok aja, aku udah ngantuk." jawab Rina yang kembali membelakangi Satria seolah olah tidak terjadi apa apa dengan mereka berdua.

Sebuah pesan WA diterima, Satria membukanya. Dari Wulan, ada apa malam malam ngirim WA?

"Besok kamu kerja, gak? Ada yang mau aku bicarakan." sebuah pesan yang terasa aneh. Wulan tidak pernah mengajaknya bicara kecuali masalah pekerjaan.

"Besok saya belom bisa datang, Teh. Muka saya masih bengkak." Satria membalas WA dari Wulan. Berbohong adalah jalan keluar terbaik agar mendapatkan ijin satu dua hari lagi untuk tidak masuk kerja.

*******

"Semalam lu abis ngentot sama Satria, ?" tanya Dina sepulang Satria. Rasa cemburu membuatnya marah. Kemarahannya ditumpahkan ke Wulan. Tidak mungkin marah ke Satria yang hanya jadi korban.

"Ngomong sopan sedikit.!" jawab Wulan berusaha menghindari pertanyaan Dina.

"Ngaku aja, dech..!" Dina mendesak pengakuan Wulan. Dina benar benar merasa cemburu karena Wulan berhasil menggaet cowok yang ditaksirnya diam diam. Dina merasa kecolongan.

"Kalo iya, emangnya kenapa? Satria kan bukan cowok kamu." jawab Wulan ketus. Selama.Satria masih single, Wulan merasa punya kesempatan untuk memilikinya. Wulan selalu beranggapan antara cinta dan selangkangan harus seiring dan sejalan. Menyerahkan tubuhnya ke orang yang dicuntai adalah hal yang seharusnya dilakukan.

"Aku benci, kamu..!" teriak Dina emosional. Dengan mata hampir menangis Dina meninggalkan Wulan yang menatapnya heran.

Kenapa anak manja itu tiba tiba marah gak jelas, jangan jangan Dina juga naksir. Menyadari hal itu membuat Wulan merasa agak bersalah. Kenapa mereka harus jatuh cinta pada orang yang sama?

Suara hp berbunyi nyaring mengagetkan Wulan. Dengan berlari kecil Wulan masuk kamar yang terbuka pintunya. Secepat kilat Wulan mengambil hp yang tergeletak di meja riasnya. Tanpa melihat siapa yang menelponnya, Wulan menjawab panggilan.

"Hallo...!" jawab Wulan.

"Wulan, Dina ada di rumah kamu, gak? Hpnya tante hubungi gak bisa." ternyata bibinya yang menelpon.

"Ada Tante, tadi ke bawah. Coba Wulan lihat ke bawah..!" kata Wulan bergegas ke bawah. Terlambat, ternyata motor Dina sudah menghilang dan pintu ruko sudah tertutup lagi.

"Dina sudah pergi, Tante..!" kata Wulan, hatinya menjadi tidak enak.

"Ya sudah...! Tapi Dina gak lagi punya masalahkan?" tanya Tantenya yang terdengar gelisah.

"Sepertinya enggak, Tante.!" jawab Wulan berbohong. Wulan merasa ada apa apa dengan Dina, bisa jadi dugaannya benar, diam diam Dina naksir Satria. Toh selama ini Dina tidak pernah perduli dengan siapa Wulan berhubungan sex.

Untuk menghilangkan rasa penasarnnya, Wulan coba hubungi Dina melalui hp dan benar seperti yang dikatakan Tantenya, hp Dina tidak bisa dihubungi.

Ke mana anak itu perginya gak pamitan sama sekali. Kalau benar Dina cemburu, kenapa tidak terus terang sejak awal naksir Satria, mungkin Wulan akan mempertimbangkan mundur dari persaingan. Persahabatan terlalu berharga untuk dikorbankan demi seorang cowok yang belum tentu mencintainya.

Semoga Dina pulang ke rumah sehingga membuatnya tidak perlu merasa hawatir yang berlebihan. Semoga saja.

Wulan berusaha menyibukkan diri agar tidak memikirkan kelakuan Dina yang aneh. Semakin berusaha, justru semakin membuatnya tersiksa.

Ini harus dibicarakan dengan Satria agar persoalannya tidak berlarut larut. Wulan tidak mau kehilangan sahabat terbaiknya hanya gara gar seorang cowok yang belum tentu mencintainya.

********

Dina mengacuhkan kehadiran ayahnya yang berada di teras rumah. Semua cowok itu sama saja, gak boleh liat dada montok pasti langsung nyosor. Apa lagi reputasi ayahnya yang sudah terkenal dengan tiga orang istri.

"Anak ayah kenapa? Kok cemberut gitu?" tanya pria paruh baya itu heran melihat anak bungsunya berlaku aneh.

"Gak usah kepo, urusin aja istri istri ayah.!" Dina menjawab ketus. Kemarahannya ke Wulan tertumpah ke ayahnya yang hanya bisa menatap bingung.

"Kamu kenapa, Din? Mamah telpon hp kamu gak bisa dihubungi." tanya ibunya tidak kalah bingung seperti ayahnya. Tidak biasanya Dina berlaku seperti itu.

"Gak apa apa, Mah. Hp Dina lowbet." jawab Dina sambil mencium pipi ibunya yang halus. Dina merasa dirinya senasib dengan ibunya, sama sama dikhianati pria yang dicintainya. Perbedaanya hanya satu, ibunya bisa memiliki pria yang dicintainya. Sedangkan dirinya hanya sebatas angan angan untuk bisa memiliki pria yang dicintainya.

"Benar?" tanya ibunya yang tahu bahwa Dina berbohong.

Dina hanya tertawa berusaha menutupi kebohongannya. Walau Dina tahu, belom pernah kebohongannya berhasil. Ibunya selalu tahu kebohongannya.

"Dina mau ke kamar ya, Mah..?" Dina segera meninggalkan ayah dan ibunya tanpa menunggu jawaban dari mereka.

Kamar adalah tempat paling nyaman saat ini. Tempat bersembunyi dan berusaha meredakan rasa cemburu yang membakar hatinya. Dasar Satria sok ganteng, Wulan si cewek gatel. Makinya dalam hati.

Dina merebahkan tubuhnya di spring bed empuk, berusaha menghilangkan bayang bayang yang dilihatnya tadi malam di rumah Wulan. Wulan begitu liar bergoyang di atas pangkuan Satria. Dasar cewek gatel. Satria tidak mungkin mulai duluan. Pasti yang sengaja mancing Wulan. Mana ada kucing nolak daging.

"Dina.... Ayah boleh masuk, gak?" suara ayahnya mengetuk pintu membuat Dina merasa jengkel. Tidak tahu apa, dia ingin sendiri.

"Ada apa, Yah!" Dina berteriak jengkel.

"Kamu gak apa apa, kan?" tanya ayahnya yang terdengar hawatir.

Terbersit dalam pikiran Dina untuk menceritakan tentang Satria kepada ayahnya. Tapi hal itu tidak jadi dilakukannya. Satria bisa celaka kalau ayahnya tahu anak kesayangannya dipermainkan seorang pria.

Pernah waktu SMA ada seorang cowok yang ditaksirnya, cowok itu sudah punya pacar. Dina cerita tentang cowok itu ke ayahnya dan keesokan harinya cowok itu datang dengan wajah babak belur mengutarakan cinta kepadanya. Dina sangat bahagia hingga ahirnya Dina tahu kenapa cowok itu mengutarakan cintanya. Karena anak buah ayahnya sudah memukuli cowok itu dan mengancamnya.

Dari kejadian itulah Dina tahu pekerjaan ayahnya yang sebenarnya. Toko yang di pasar hanyalah kedoknya saja. Ayahnya seorang mafia yang sangat ditakuti.

**********

"Kamu masih percaya dengan Nek Ecih sebagai dukun pelet sakti?" tanya Satria keesokan harinya saat mereka sedang berjalan jalan melihat pemandangan desa yang asri.

"Percaya, modal utama agat hajat kita berhasil, harus yakin." jawab Rina tenang.

"Kalau memang Nek Ecih ilmu peletnya hebat, dia tentu punya suami. Kenyataannyakan dia perawan tua." kata Satria berusaha meyakinkan Rina yang sudah gelap mata dan akan menginap selama seminggu di sini agar hajatnya berhasil.

"Nek Ecih dikenal sebagai Mak Gabug. Wajar kalau dia tidak punya suami. Karena itu doanya manjur. " Rina tetap dengan prinsipnya.

"Maksudnya gimana, Rin?" tanya Satria tidak mengerti.

"Pernah dengar pelet Mak Rongge yang dibilang pelet si kukuk mudik?" tanya Rina. Satria hanya menggeleng.

"Dulu Mak Rongge terkenal karena kecantkannya sampai sampai banyak pria yang mau ngelamar dia. Mak Rongge ngasih sarat, dia hanya mau menikah dengan orang yang bisa mengalahkan ilmu kesaktiannya. Caranya Mak Rongge melemparkan buah kukuk atau buah maja ke sungai cilutung, barang siapa bisa memanggil buah kukuk itu kembali, maka orang itu akan jadi suaminya. Ternyata tidak ada yang mampu. Yang bisa melakukannya hanyalah Mak Rongge, dengan cara mennetikkan jarinya, buah kukuk atau buah maja itu datang kembali ke tangannya. Ahirnya sampai meninggal Mak Rongge tidak pernah menikah dan di beri gelar Mak Gabug." kata Rina menerangkan panjang lebar.

"Apa hubungannya dengan Nek Ecih?" tanya Satria heran.

"Nek Ecih dulu pernah bertapa di sana dan mendapatkan ilmu pelet si kukuk mudik. Makanya banyak orang yang berhasil ditolongnya, tapi Nek Ecih kena talek (pantangan) sehingga tidak pernah menikah agar ilmunya tetap manjur." kata Rina.

"Ya sudah, aku pulang duluan." kata Satria menyerah. Mendengar cerita Rina membuat Satria ngeri, jangan sampai dia mendapatkan ilmu si kukuk mudik, bisa bisa dia menjomblo seumur hidup.

"Aku minta nomer telpon kamu, donk!" kata Rina menghentikan langkah Satria.

"08xx xxxx xxxx." Satria menyebutkan nomer hp nya dengan lancar. Rina mencobanya, memastikan itu nomer yang benar.

"Sudah. Buat jaga jaga kalo aku hamil bisa ngehubungi kamu." kata Rina membuat Satria tersedak dan batuk batuk kecil yang sulit berhenti.

Setelah berpamitan ke Nek Ecih, Satria memacu motornya meninggalkan rumah panggung yang menyimpan kenangan yang akan sulit terlupakan. Baru jam 2 siang, masih ada kesempatan menjemput Syifa pulang kerja. Sekalian mencoba kehebatan pelet Nek Ecih.

Tepat jam 4 kurang beberapa menit Satria sampai di tempat kerja Syifa, dan sekali lagi Satria melihat Syifa keluar dengan pria yang sama. Pria yang dilihat membonceng Syifa membuat Satria marah dan gelap mata.

Satria melihat dari kejauhan dengan menahan marah. Dengan berhati hati Satria mengikuti Syifa yang duduk di atas boncengan pria itu. Pria itu harus diberi pelajaran agar tidak berani lagi mendekati Syifa. Pria itu akan berkenalan dengan kepalan tangannya yang sudah terkenal.

Satria berhenti di gang kecil yang menuju rumah Syifa, keberaniannya selalu surut kalau harus bertemu dengan orang tua Syifa. Satria menunggu dengan sabar pria yang membonceng Syifa pulang. Tekadnya sudah bulat.

"Ngapain kamu disini?" tanya seseorang sambil menepuk pundaknya dengan keras.

Wajah Satria langsung pucat begitu melihat siapa orang yang menepuk pundaknya. Orang itu adalah ayahnya Syifa.

Bersambung.....
 
Bokapnya dina Pengusaha toko dengan tiga orang istri sekaligus mafia yang samgat ditakuti Kira Kira Siapa ya
 
Bimabet
Mantap om , greget sekali penuh teka teki...t
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd