#PEMBIMBING
-------
Pagi ini aku bersiap ke kampus. Aku berencana untuk melakukan bimbingan tugas akhirku setelah kemarin aku sempat menghubungi dosen pembimbingku. Selain membawa berkas tugas akhir yang sudah direvisi oleh Ardi beberapa waktu lalu, aku juga membawa baju ganti karena setelah bimbingan aku akan pergi bersama Farah. Dia adalah sahabatku. Rencananya kita akan pergi ke mall yang ada di kota ku untuk mencari pasangan yang cocok untuk baju yang aku sempat beli beberapa waktu yang lalu untuk datang ke pernikahan sahabatku yang lain.
Bimbingan kali ini tidak berjalan lama. Hanya ada beberapa catatan kecil yang harus aku tambah dan kurang. Meskipun begitu tugas akhirku sudah disetujui untuk diuji. Satu langkah lagi untuk bisa sidang. Tinggal mencari persetujuan pembimbingku yang lain. Setelah sempat mengobrol dengan teman satu angkatanku yang lain, aku langsung beranjak menuju rumah Farah. Farah adalah sahabatku sejak kuliah. Saat ini dia sudah menjadi seorang istri dari polisi. Farah adalah teman satu angkatanku meskipun umurnya satu tahun lebih tua dariku. Saat ini dia sedang hamil 4 bulan. Perut buncitnya sudah mulai terlihat. Kontras dengan badan rampingnya yang masih terawat baik setelah menikah.
Setelah 15 menit perjalanan, aku sampai dirumahnya. Saat aku menghubunginya dari depan pintu pagar, ada sesosok kepala yang muncul dari celah pintu yang terbuka sedikit. Dia menyuruhku langsung masuk. Setelah aku menutup pintu pagar, aku langsung masuk ke rumahnya. Rumah yang tidak terlalu besar karena baru sekitar 5 bulan ditempati. Tidak banyak perabot yang terdapat didalamnya.
"gw di dapur di, masuk aja gak ada orang"
Aku langsung menuju dapur dan mendapati Farah sedang mencuci piring. Pakaiannya pagi minim sekali. Dia hanya memakai daster sebatas paha dengan tali spageti. Aku bingung antara daster atau lingerie karena terlalu mini untuk daster dan terlalu etnik untuk lingerie karena motifnya adalah batik bunga-bunga.
"sibuk amat sih bu. Laki lo kemana?" tanyaku saat aku duduk di kursi diruang makannya.
"iyalah, istri idaman, calon ibu idaman. Harus rajin biar anaknya rajin" ucapnya dengan tetap fokus pada pekerjaannya.
"lo sexy banget, gak takut diperkosa apa, Far?" tanyaku dari belakangnya
"hahaha, ini gw habis diperkosa. Makannya gw tadi nyuruh lo nanti dulu, gw habis merkosa laki gw haha" jawabnya sambil membalikan badannya.
"duh penganten baru. Lo kan udah isi, emang gak takut gitu?" tanyaku sambil sibuk membuat minuman dingin dengan perasa jeruk.
"ya gak lah, pelan-pelan maennya. Lagian kata laki gw, pas hamil gw makin sexy, hahah" jawabnya dengan diiringi suara tawanya.
"gw mandi dulu ya, kalo mau makan ambil aja Di" sambil masuk ke dalam kamar mandi.
15 menit tidak terasa saat aku berselancar di dunia maya. Farah telah keluar kamar mandi dengan hanya menggunakan handuk saja. Dia kemudian mengajakku ke kamarnya. Aku baru pertama kali masuk ke dalam kamar tidur Farah dan suaminya. Tampak sederhana dan tidak ada barang-barang mewah. Hanya ada pendingin ruangan saja yang ku rasa saat itu barang mewah.
Saat aku sedang memperhatikan kamarnya, dengan santainya dia membuka handuknya. Otomatis saat ini Farah telanjang di depanku. Apakah fia tidak pernah memikirkan perasaanku saat itu?
Aku hanya pernah melihat kakak ku saja, itupun dengan dia tetap memakai bra dan celana dalam. Kali ini aku bisa jelas melihat payudaranya yang nampaknya semakin membesar lengkap dengan bekas cupangan yang masih merah. Perutnya yang agak membuncit cukup kontras dengan tubuhnya yang langsing. Dan, bulu vaginanya yang lebat tapi rapih cukup membuatku jijik tapi penasaran, seperti apa bentuk vagina yang sudah tidak perawan.
"Far, kok lo buka sih, gw malu tau" kataku sambil mengalihkan pandangan
"yaelah Di, kaya sama siapa aja. Coba liat, kata suami gw makin sexy. Emang iya ya?" tanyanya padaku
"gak tau gw, udah cepet pake baju" aku masih memalingkan wajahku.
-------------
Setelah kami siap, kami berangkat menuju salah satu pusat perbelanjaan yang ada di kotaku. Kami berkeliling mencari pakaian pelengkap untuk ku datang ke acara nikahan temanku. Sesekali Farah melihat peralatan bayi yang ada disana, aku bisa melihat wajahnya yang berseri saat menemukan barang yang menurutnya lucu.
Saat aku makan siang, aku menanyakan banyak hal padanya. Dari mulai kehamilannya, keluarganya bahkan sampai pada..
"Far, gituan tuh enak gak sih?" tanyaku sambil menyuap batagor pesananku
"hahaha, keselek gw" ucapnya sambil meminum jus mangganya
"kok lo tanya gitu Di? Emang lo belum pernah sama Ardi?" tanyanya sambil mengerlingkan mata
"ya belum lah. Kalo Ardi mau, nikahin gw dulu baru gw kasih" kataku dengan nada yang serius
"hahaha, iya deh. Enak tau, yakin lo gak mau nyoba?" tanya nya yang langsung ku ssmbut dengan cubitan di tangannya.
"nih ya Nadia, awalnya tuh gw pas pacaran penasaran banget sama gituan. Bahkan hampir gw lakuin sebelum nikah karena penasaran. Eh pas malem pertama, sumpah gw deg-degan" jelasnya terpotong sebelum mulutnya penuh dengan mi ayam
"astaga Far, terus gimana? Katanya sakit ya? Lo gimana? Berapa lama sakitnya? Terus enaknya kaya gimana?" tanyaku beruntun membuatnya memicingkan mata kepadaku
"Didi