Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Izinkan Aku Memilih

Karakter Wanita Favorit

  • Winda

    Votes: 248 41,2%
  • Zahra

    Votes: 64 10,6%
  • Hani

    Votes: 34 5,6%
  • Zakiyah

    Votes: 37 6,1%
  • Devi

    Votes: 2 0,3%
  • Mira

    Votes: 20 3,3%
  • Yanti

    Votes: 8 1,3%
  • Kintan

    Votes: 31 5,1%
  • Nayla

    Votes: 58 9,6%
  • Rina

    Votes: 46 7,6%
  • Sandra

    Votes: 15 2,5%
  • Novi

    Votes: 9 1,5%
  • Fatma

    Votes: 14 2,3%
  • Angel

    Votes: 16 2,7%

  • Total voters
    602
  • Poll closed .
Part 24
Rina:
Putri_Oktarina_3.jpg


Mira:
Almira_Intan_1.jpg


Beberapa minggu kemudian, aku sudah memulai proses penyelesaian tugas akhirku. Zahra beberapa kali mengajakku untuk menemaniku menemui Jordi kekasihnya. Namun Jordi selalu beralasan tidak bisa bertemu karena sedang berada di daerah asalnya. Padahal dosen pembimbing tugas akhirnya sudah mulai gondok dengannya karena tak kunjung menyelesaikan skripsinya. Aku tau hal itu karena kebetulan dosen pembimbingku berada satu ruangan dengan dosen pembimbingnya dan terkadang mereka berdua berbincang-bincang mengenai hal itu dan akhirnya aku dinasehati agar tidak seperti Jordi.

“zaa, malem ini Jordi ada di kontrakannya. Ke sana ya? Temenin aku” ucap Zahra melalui telefon.

“eemmm. Bentar zaah, kayaknya aku ada rapat dehh. bentar aku liat catetan dulu”

“oke za”

Aku meletakkan HP-ku di meja belajarku dan segera membuka buku catatan agendaku.

“eeehhh bisa ding zah.. besok ternyata rapatnya”

“oohhh okedehh zaa. Nanti jemput yaa”

“okeee. Kamu semangat ya zaaahh, jangan down”

“hahaha apasih zaa, engga kook. Aku udah siap dengan semua kejadian. Aku cuman pengen kejelasan keluar dari mulutnya”

“tapi kalo kata Tina sama Dewi, Jordi kan gapernah, ehh cuman sekali ding”

“tapi kan kemarin kata mereka, Ka Kintan sama Ka Nayla….”

“iyaa zaah, iyaaa. Aku temenin nanti”

Aku sengaja memotong perkataannya karena kudengar suaranya sudah mulai bergetar dan itu mungkin pertanda bahwa ia akan menangis.

Beberapa saat kemudian, Zahra akhirnya pamit dan ia menutup telefonnya.

Aku lalu meletakkan HP-ku di meja dan aku bersiap-siap untuk berangkat menuju kampus untuk melanjutkan progress ku dalam menyelesaikan tugas akhirku.

“hallo zaaa” ucap suara dari seberang telefon.

Aku sudah siap dengan memakai pakaian rapi dan siap berangkat menuju kampus.

“halloo riiin? Selamat pagii”

“selamat pagiiii. Daritadi kok sibuk terus sihh di telefon”

“iyaa tadi ada temenku yang telefon riiinn. Cuma mau…….” Omonganku dipotong

“ngapain coba pagi-pagi udah telefonn”

“mau minta ditemenin nemuin doseenn doang kokk riiinnn. Dia tertarik sama topic penelitianku, jadinya mau ketemu sama dosen pembimbingku juga”

Aku terpaksa berbohong. Jika tidak, maka Rina pasti akan sangat marah besar. Umur pacaran kami masih sangat muda dan aku tidak ingin cepat-cepat putus darinya.

“jangan macem-macem”

“iyaaa. Gabakal macem-macem”

“awas ya kamu kalo macem-macem”

“udh makan?”

“beluumm nihh”

“yaudah tunggu sebentar. Aku mau kesana”

“kemana?”

“kosan kamu dooong -_-“

Aku langung memutus telefon dan segera keluar dari kamarku dan langsung menuju motorku. Aku menyalakan mesinnya dan menungguinya beberapa saat sampai akhirnya aku melesat menuju tempat tujuan.

Di tengah perjalanan, aku memutuskan untuk berhenti membeli sarapan. Aku membeli paket lengkap nasi uduk untukku dan juga untuk Rina. Setelah penjual selesai melayaniku, aku langsung bergegas menuju kosan Rina.

.

.

“eehhh riiiinnn” ucapku masih diatas motor karena tekejut ada Rina di teras kosannya. “ngapain kamu diem disitu?”

“nungguin kamu laah, kan katanya mau kesini”

“yaampuuun hahaha. kan nanti bisa aku kasih tau kalo aku udah sampe” ucapku sambil turun dari motor dan memberikan dua bungkusan paket lengkap nasi uduk.

Rina hanya tersenyum dan menerima bungkusan dariku. Ia lalu bergegas masuk ke dalam rumah kosnya dan beberapa saat kemudian kembali dan membawa dua buah piring.

“waaahhh banyak bangett zaaa” ucap Rina sambil membuka bungkusan nasi uduk baik untuknya sendiri maupun untukku.

“masa sih? Bukannya kamu makannya banyak ya rin?”

“iyaa, cuman beratku naik tauuu semenjak KKN, pengen ngurusin lagi”

Aku menepuk jidatku. “yaampuuun riin, segitu belum gendut kali haha”

“hmmmmm”

Rina mulai menyuap makanannya. Aku juga mengikutinya.

Selagi makan obrolan kami adalah mengenai agenda kami hari ini. Rina ingin menemui dosen pembimbingnya karena naskah skripsi sudah siap untuk diperiksa oleh dosen pembimbing. Sedangkan aku ingin memulai proses penyelesaian tugas akhirku dengan mempersiapkan berkas-berkas yang diperlukan laboratorium dan alat-alat dan bahan-bahan yang aku butuhkan.

Tak terasa makanan kami berdua habis. Rina menghabiskan makanannya padahal tadi ia bilang bahwa akan mengurangi makannya. Aku hanya senyum senyum saja dan mendapat pukulan kecil dari Rina karena menertawakannya.

“zaa, nanti mau temenin aku muter-muter ga nyari narasumber? Hehe” ucapnya setelah merapikan alat makan kami.

“emm, jam berapa rin?”

“yaa abis aku ketemu sama dosen sih. Aku mau tanya juga kira-kira latar belakang narasumber yang cocok sama skripsiku apa, biar aku bisa langsung nyari. Sukur-sukur bisa langsung wawancara hehe”

“oohh gituu. Yaudah nanti aku ke fakultasmu deeh setelah aku selesai ngurus-ngurus dokumen administrasi”

“sip sip. Makasih yaa zaaa”

Rina tiba-tiba mencium keningku. Hanya sebentar saja ia mencium keningku namun sudah cukup membuat wajahku menjadi merah dan darahku seperti naik ke atas ubun-ubun.

Rina menertawakanku karena kondisiku sekarang. Aku yang ingin membalasnya hanya bisa mencubit pipinya dan ia hanya berteriak kesakitan.

Beberapa saat kemudian setelah kami saling serang dengan mencubit tubuh lawannya masing-masing, Rina memutuskan untuk mandi terlebih dahulu sebelum ia berangkat ke kampusnya. Aku juga memutuskan untuk segera berangkat menuju kampus agar cepat selesai urusanku.

.

Sesampainya di kampus, aku memutuskan untuk pergi ke ruangan dosen pembimbing tugas akhirku. Sebelumnya aku menyiapkan beberapa berkas perizinan penggunaan fasilitas kampus agar aku bisa menggunakan fasilitas di dalam kampus sepuasnya untuk menunjang penyelesaian tugas akhirku.

“hoii zaaa” ucap seorang wanita sambil menempuk pundakku saat aku sedang mempersiapkan berkas-berkas.

“hoii mirrr” Aku masih sibuk dengan berkas-berkasku karena sungguh berkas ini sangat banyak dan memusingkan.

“cieee udah mau mulai niihh. Ketua ku gercep juga hahah” ucapnya sambil mengeluarkan beberapa kertas-kertas dari tasnya.

“aaahh kamu juga mir. Haha. Oiya ternyata kita satu proyek ya?”

“ehehehe iyaa zaaa” Mira juga sibuk dengan kertas-kertas yang cukup banyak itu.

“kukira kamu gak tertarik topic (tugas akhir) itu ahaha”

“abisan aku bingung zaa. Mau kemana. Yaudah dehh sekalian aja, mumpung Pak Kito juga dosen pembimbing akademikku dan saat kemarin konsultasi aku ditawarin proyek ini yaudah deh aku terima. Lah kamu sih?”

“kemarin sempet cerita-cerita sama Mba Nayla dan kayaknya sih seru jadinya ya coba aja haha”

Suasana sekitar ramai namun tidak ada perbincangan diantara kami. Masing-masing kami sibuk mengurutkan berkas-berkas agar rapi.

Setelah semua rapi, aku dan Mira menuju ruangan dosen pembimbing tugas akhir untuk meminta beberapa tanda tangan.

Selama perjalanan menuju ruangan, obrolan kami mengarah kepada pengalaman KKN. Tidak ada yang spesial di KKN di Mira. Mungkin bisa juga dibilang spesial yaitu seringnya Virzha mampir ke posko KKN Mira sehingga beberapa kali Mira digosipkan oleh Virzha oleh teman-teman satu kelompoknya.

Kami sudah sampai di ruangan dosen kami namun nampaknya beliau belum datang sehingga kami memutuskan untuk duduk dan menunggu di depan ruangan tersebut.

“aku dapet pacar baru mir haha. Rina namanya. Katanya satu kos sama kamu”

“waaaahh selamat zaa. Cepet yaa haha. Iyaa dia satu kos sama aku”

“iyaa cepet. Cuman kadang aku malah mikirin Winda mulu. Bahkan kemarin aku mimpiin dia”

*PUKPUKPUK*

Mira menepuk punggungku untuk memberikan dukungan.

“iyaaaa. Aku sedikit paham kok. Apalagi kamu ditinggalnya kan kayak gitu. kesan awalnya mungkin kayak pelampiasan. Tapi lama-lama jadi sayang beneran kok. Pasti”

“semoga aja mir”

Suasana seketika hening.

“kamu sama Virzha gimana?” ucapku sedikit tanpa sadar.

“apasih zaa hahaa. Ya gak gimana-gimana dooong”

“kasian dia. Ngarep loh sama kamu mir. Kasih kesempatan laah”

Suasana hening lagi.

“aku gamau pacaran sama sahabat sendiri zaa. Nanti kalo ada apa-apa repot. Rusak semua”

“iyaa sihh. Tapi seenggaknya kamu jelasin laah ke dia”

“udaah kook. Cuman yaa dia nya masih kekeh ngejar aku haha. Yaudah deeh terserah dia aja” ucapnya sambil memperlihatkan beberapa pesannya dari Virzha.

“lucu yaa dia ahaha. Awalnya kukira dia tuh main-main tau zaa pas yang kita di sekre itu yang mainin ToD. Tapi dia malah kayak gini.” lanjut Mira.

“cieee tuhkan kesemsem hahahah”

“iiihhh enggaaa. Lucu aja soalnya haha”

Beberapa saat kemudian akhirnya orang yang kami tunggu-tunggu datang dan kami langsung melaksanakan tujuan kami.

Setelah kami beberapa saat mengobrol mengenai prosedur yang harus dilakukan agar proyek penelitian ini berhasil, kami memutuskan untuk segera pergi dan mengurus prosedur peminjaman fasilitas kampus dan laboratorium yang akan digunakan.

“za, Yanti udah mau nikah tau.. hahaha” ucap Mira disela-sela kami menunggu kepala laboratorium yang akan kami gunakan.

“haah? Serius?”

“cieee. Kaget banget pak? Ahaha”

“lhooo ya kaget dooong. Lulus aja belum udah mau nikah aja haha. Tau darimana mir?”

“kemarin chatting-an sama aku. Katanya sekarang dia lagi pulang buat nemuin orang tuanya dan meminta restu. Bareng sama cowoknya juga katanya”

“siapa mir?”

“Temen KKN katanya”

“waah keren juga ahaha”

“iyaa dia cerita kalo si Budi ini udah niat banget nikahin dia. Dan pas Yanti nyeritain kondisinya dia bener-bener gak peduli. Niat dia cuman satu katanya”

“apa itu?”

“bikin Yanti bahagia dan gaakan biarin Yanti jatuh lagi. Soooo sweeett bangeett zaa hahaha”

“yaaampuuunn. Kata-kata gitu tuh bagi cowok mah gampang kali diucapin hahaha”

“yeeuuu itu mah kamu zaa”

Kami lalu hanya tertawa dan aku merasa lega bahwa wanita yang paling aku khawatirkan masa depannya, sudah memiliki seseorang yang akan terus menjaganya. Jujur, semenjak Yanti bercerita bahwa orang tuanya sudah tidak peduli dengannya, aku merasa kasian padanya. Jika bisa, aku yang akan melindunginya. Namun saat itu kondisiku juga tidak memungkinkan sehingga mau tidak mau aku “menitipkannya” ke teman-temanku yang lain. Aku sangat lega mendengar kabar itu.

Beberapa saat kemudian, akhirnya seseorang yang kami tunggu datang dan kami langsung menyerahkan berkas yang dibutuhkan.

Setelah mengurus administrasi dan segala macamnya, kami pergi dari tempat itu karena kami baru memulai penelitian ini beberapa hari kemudian. Aku berniat menyusun usulan penelitianku terlebih dahulu, baru memulai penelitian.

*DRRRTTDRRTTT*

Aku merasakan HP-ku bergetar dan langsung membuka HP-ku. Ada nama Rina tertera di layar HP-ku

“haaloo assalamualaikum faza” suara dari seberang teleponku.

“yaa waalaikumsalam. Iyaa riin, ini aku baru selesai. Maaf aku belum ngabarin”

“ooohh iyaa zaaa. Yaudah aku tunggu di kantin kampusku yaa hehe”

“okedeeehhh”

Aku menutup HP-ku dan memasukkannya lagi ke dalam kantung celanaku.

“rina za?” ucap Mira yang berjalan beriringan denganku.

“iyaa mirrr. Aku duluan yaaa. Mau nemenin nyari narasumber soalnya” aku bersiap-siap untuk sedikit berlari menuju halaman parkir kampusku.

“ooohh yaudah. Semangat kamu sama Rina. Semoga langgeng haha”

Aku hanya mengamini dari dalam hati dan langsung bergegas menuju halaman parkir kampusku.

*****
Hari sudah sore dan jam sudah menunjukkan pukul 16.00.

Rina sudah selesai dalam mencari beberapa narasumber yang bisa dijadikan untuk penyelesaian tugas akhirnya. Rina kulihat sangat lelah saat ini karena pada prosesnya memang kami cukup berjalan cukup lama dan terkesan dilempar-lempar oleh beberapa orang yang kami tanyai.

Rina kini sedang tertidur di pundakku yang sedang menunggu sebuah pesanan makanan di sebuah warung makan di sekitar kampus kami. Aku melihat wajahnya yang tertidur itu sangat lucu. Ingin sekali aku mencubitnya namun pasti hal itu akan membangunkannya sehingga aku mengurungkan niatku.

Aku memainkan HP-ku beberapa saat dan aku mendapati pesan dari Zahra yang mengingatkanku untuk menemaninya untuk bertemu dengan kekasihnya atau mungkin akan menjadi mantan kekasihnya nanti malam.

“iyaa zaaah, nanti aku istirahat bentar di kosanmu boleh ga?” balasku.

Cukup lama pesan itu dibalas. Aku mengusap kepala Rina dan benar saja, Rina langsung menggerakkan tubuhnya lebih menempel dengan tubuhku walaupun matanya masih tertutup. Mencari tempat yang lebih nyaman pikirku.

“yaudah boleh kok zaa. Kapan kamu kesini?” ucap pesan itu.

“jam 6 an mungkin. Aku masih nemenin pacarku dulu soalnya ini buat skripsinya”

“oohhh gitu.. gapapa nih kalo kamu nemenin aku?”

“iyaa gapapa laah. Emang kenapa deh haha”

“yhaa kan kamu udah pacar. Takutnya dia mikir aneh-aneh”

“engga lah zah haha. Tenang aja”

“yaudah nanti aku beres-beren pas kamu mau dateng”

“okeedeeh”

Beberapa saat kemudian akhirnya pesananku datang dan aroma makanan itu benar-benar menggoda. Udang sambal mentega memang luar biasa (haha). Aku sedikit tertawa karena Rina yang masih tertidur pulas di pundakku langsung bangun saat makanan itu disajikan di meja kami. Pelayan yang mengantarkan makanan itu kulihat sedikit tersenyum karena kelakukan Rina dan ia langsung pergi saat sudah mengantarkan semua pesanan kami.

“zaaa. Maaf aku ketiduran” ucap Rina sambil mengucek matanya.

“iyaa gapapa. Cuci muka dulu sana. Biar mukanya ga kayak bantal hahaha”

Rina hanya menjulurkan lidahnya kepadaku sambil ia berdiri dan pergi menuju sebuah wastafel yang tidak jauh dari tempat duduk kami.

Setelah Rina selesai mencuci muka dan kulihat ia sedikit menggunakan make-up nya lagi karena yang lama sudah luntur oleh air.

“jangan tebel-tebel make-up nya” ucapku sambil menyantap makananku.

“ehehehehe. Engga kok zaaa. Dikit doang ini biar mukanya gak keliatan pucat”

Setelah selesai, Rina menyusulku untuk makan makanan yang sudah disediakan.

Selama kami makan, tidak ada obrolan yang berarti namun yang dilakukan Rina ada beberapa kali ia meletakkan jatah makanannya ke atas piringku. Aku cukup dibuat tersenyum karenanya. Ia benar-benar niat untuk mengurangi berat badannya lagi.

“rin, daripada kamu nyiksa diri ngurangin makan, mending olahraga yuk. lari pagi sama sore tiap hari kayaknya cukup deh buat ngurangin berat badan”

“tapi aku gak biasa olahraga za hahaha”

“ya makanya ayo dibiasain haha”

“huuuu mentang-mentang badannya bagus karena olahraga”

“looohh kan emang biar badannya bagus makanya olahraga”

“iyaa iyaaa. Tapi pengennya renang haha”

“yaudah yuk renang”

“hehehehe”

Kami akhirnya menyelesaikan makan kami dengan aku yang terlalu kenyang karena hampir memakan 1.5 porsi makanan itu. Rina benar-benar hanya memakan 0.5 porsinya dan sisanya diberikan kepadaku. Aku cukup lama terdiam di kursiku karena menunggu makanan terproses di dalam tubuhku. Hal itu membuat Rina sedikit cekikan dan ia pergi menuju wastafel untuk mencuci tangannya dan juga mulutnya yang belepotan dengan sambal.

*DRRTT DRRTT*

HP-ku bergetar dan aku langsung mengambilnya dari dalam saku celanaku. Terdapat nama Zakiyah di layar telefonku.

“halo zaaaa”

“halo zak ada apa?”

“aku baru dapet undangan ini dari UKM univ lain. Dan kita disuruh dateng buat perwakilan univ kita”

“kapan itu?”

“besok pagi zaa. Mau gak mau harus berangkat malem ini”

“haaahh? Kok mendadak banget”

“gak tau zaa. Ada masalah di perjalanan kayaknya. Soalnya di surat tanggal pembuatannya minggu kemarin”

Aku sedikit menepuk wajahku sendiri. Bisa-bisanya ada kendala dalam pengiriman surat. Jenis pos macam apa yang digunakan.

“duuhh. Virzha bisa ga?”

“naah itu.. aku duluan ngasih tau Virzha karena aku takut kamu pasti marah kalo ada hal mendadak kayak gini. Cuman Virzha nya juga lagi ada acara keluarga. Dia lagi di kampungnya sekarang. Maaf yaa zaa”

“hhhmmmm. Yasudah. Aku siap-siap deh sekarang. berarti berangkatnya sama kamu ya?”

“iyaaa sama Nadya sama Galih juga. yang lainnya biarin persiapan acara persiapan buat acara penerimaan anggota baru”

“okedeehh. Makasih zaak infonya”

“iyaa zaa. Maaf yaaa”

“oiya zak, kirimin suratnya. Aku kepengen baca juga”

“oke zaa”

Aku menutup telefonku. Kenapa Virzha tidak mengatakan apapun jika ia sedang di luar kota saat ini. Hampir semua pekerjaan, dia yang melakukan dan hal ini terjadi sepertinya karena absennya Virzha. Aku sangat berhutang kepada Virzha.

Tak berapa lama ada pesan masuk dari Zakiyah yang berisikan gambar sebuat surat. Aku membacanya dengan cukup teliti agar tidak ketinggalan info satupun.

“kenapa zaa?” ucap Rina saat melihat wajah sedikit murungku.

“hhhmmm. Ada undangan mendadak rin, dari univ lain. Aku harus dateng dan acaranya besok”

“loohh mendadak banget?”

“iyaaa gatau juga. yaudahlaah gapapaa. Yuk pulang”

Rina hanya mengangguk saja. Sepertinya ia takut dengan kondisiku saat ini. Memang aku tidak suka hal-hal yang mendadak apalagi jika ada agenda yang sudah kususun dan semuanya hancur gara-gara agenda dadakan yang sangat penting.

Aku mengantar Rina pulang dengan suasana kepala dan hati panas karena cukup kesal dengan undangan dadakan itu.

Setelah mengantar Rina aku langsung menuju rumah kosku.

“tam, gue boleh minta minta tolong ga?” ucapku saat mendapati Tama sedang mencuci motornya di halaman depan kosan kami.

“apaaan?”

“jagain Zahra. Dia mau ke kontrakan Jordi. Tapi perasaan gue gaenak. Ajak Dimas juga gapapa”

“bentar-bentar. Bukannya mereka pacaran ya? Kenapa lu nyuruh gue jagain? jelasin biar gue nanti paham sama situasinya”

Aku hanya menghembuskan nafasku dan aku bercerita panjang mengenai keterkaitan antara Jordi, Zahra. Aku gabungkan cerita dari Anton dan Tina.

“gue dapat jatah ga nih? Hahaha”

“dasar hahaa. Nih perasaan gue mengatakan kalo di kontrakan Jordi nanti bakal ada Tina sama Dewi tau kan lu? haha. Jadi kalo lu mau sikat ya silahkan tapi Zahra jangan”

Tama lalu mengangguk seperti mengerti dan akhirnya menyanggupi.

“Emang lu mau kemana dah?”

“ada undangan ke Jogja. Nanti malam gue harus berangkat”

“undangan apaan?”

“ada seminar umum tentang lingkungan hidup dan wajib dihadiri oleh petinggi-petinggi UKM di univ yang ada Jawa tengah. Makanya pimpinan seluruh UKM harus pada dateng”

“sama Zakiyah berarti?”

“iyaaa”

“berdua doang?”

“ya engga doong. Sama Nadya sama Galih juga”

“ooohh okedeh. Ati-ati. Berarti impas ya. Lu nitipin Zahra, gue nitip Zakiyah haha”

“iya tam haha”

Aku lalu masuk ke dalam kamarku untuk mempersiapkan barang bawaan.

Beberapa saat kemudian, aku sudah selesai dalam mempersiapkan barang bawaanku. Aku lalu memutuskan untuk menghubungi Nadya dan Galih untuk konfirmasi bahwa mereka berdua ikut dalam perjalanan.

Jam sudah menunjukan pukul 17.30 saat ini dan aku memutuskan untuk pergi ke kosan Zahra untuk menjelaskan semuanya. Aku berjaga-jaga memberi tahu Tama untuk menemaninya karena barangkali Zahra akan nekat pergi sendirian.

“zaaa. Kok cepet banget?” ucap Zahra saat membukaan gerbang untukku.

“iyaaa zaah, aku mau minta maaf soalnya gabisa nemenin kamu malem ini”

Kami masih berada di bagian halaman dari kosan Zahra.

“yaaah zaaa. Kenapa?”

“aku tiba-tiba ada undangan ke Jogja”

“laah jauh banget. Malem ini ya berangkatnya?”

“iyaa zaah. Maaf yaaa”

“yaaaah yaudah deeh. Aku sendiri aja”

“eeehh jangaaan. Aku punya perasaan gaenak”

“yaa gapapalah zaa. Toh ini juga urusanku pribadi. Aku juga yang salah bawa-bawa kamu”

“iiihh jangan deh zah mending. Besok-besok ajaa”

“kalo besok-besok, Jordinya gatau dimana… ini mumpung lagi ada orangnya dan aku juga butuh kepastian sama hubungan kami”

“yaudah deeh. Hati-hati yaa zaah”

“iyaaa. Oiya za, kamu jangan ngirim orang buat nemenin aku loh”

*DEG*

“hah maksudnya?” Aku sedikit terkejut dengan pernyataan Zahra.

“aku tau kok zaa, dulu kamu kan nyuruh Tama sama Dimas buat jagain aku dari Wahyu. Nah sekarang gausah. Ini beneran urusanku sendiri jadi aku gamau orang lain ikut campur”

“aku khawatir zah”

Zahra lalu menepuk kepalaku cukup lembut.

“gapapa za. Kamu udah banyak aku repotin. Aku gamau repotin kamu lagi”

Kami berdua terdiam.

“yaudah zaa. Kamu kan perlu siap-siap juga. hati-hati di jalan ya zaa”

“zaah beneran deeh. Jangan ke sana dulu….”

“gapapa zaaa. Aku siap dengan apapun yang bakal terjadi di sana” Zahra memegang tanganku dan menatapku dalam sekali.

“hati hati ya kamu”

“iya zaa”

Aku memutuskan untuk segera kembali ke kosanku karena hari mulai gelap dan aku harus segera mempersiapkan segalanya untuk perjalanan malam nanti.

Perasaanku sangat tidak enak. Jujur aku bingung kali ini. Pilihan mana yang harus ku ambil. Keduanya sama-sama penting. Yang berbeda adalah pilihan satu itu adalah mengenai kepentingan banyak orang. Bukan pilihan yang bijak apabila tidak menghadiri pertemuan antar ketua dan acara itu juga merupakan ajang bagi organisasiku memperkenalkan susunan pengurus periode baru karena aku baru memperkenalkan di internal kampus saja. Sedangkan pilihan kedua itu hanya menyangkut Zahra. Benar-benar timpang sebelah jika dibandingkan, namun keduanya sama-sama penting menurutku.

Sesampainya di kamar kosanku. Aku berteriak dengan sangat kencang namun mulutku aku sumpal dengan bantal sehingga suaraku tidak keluar dengan kencang.

Beberapa saat kemudian, aku mendengar suara motor yang berhenti di depan kosanku. Aku segera keluar dari kamarku dan mendapati Nadya dan Galih yang sudah siap berangkat. Nadya benar-benar cantik kulihat.

*DEG*

Aku segera membuang pikiran itu. Dia adalah adikku. Adik di organisasi yang seharusnya aku bimbing dengan benar. Bukan aku jerumuskan ke dalam sebuah lubang.

Aku segera menarik nafasku untuk menenangkan diri. Aku berpikiran bahwa aku seperti ini karena aku sedang stress memikirkan Zahra.

“ka Faza kenapa? Pucet banget” ucap Nadya sambil membuka pagar kosanku.

Galih buru-buru masuk dan segera menghampiriku. Mungkin khawatir aku akan pingsan atau bagiamana.

“gapapa naad. Aku lagi capek aja”

“mas Faza nanti sama aku aja berangkatnya. Takutnya kenapa-kenapa di jalan” ucap Galih.

“yaa makasih lih. Aku gapapa kok. Kasian nanti Zakiyah sama Nadya”

“nanti kita pelan-pelan aja. Yang penting kan selamat”

“yuuk masuk dulu aja. Sorry kamarku berantakan”

Mereka kemudian masuk ke dalam kamarku dan aku mempersiapkan pakaian ganti karena aku ingin mandi.

Aku benar-benar mendinginkan kepalaku dengan air yang kuciduk dari bak mandi. Aku benar-benar kesal saat ini. Aku sekali lagi menarik nafasku dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan untuk menenangkan diriku.

Beberapa kali aku melakukan hal tersebut dan diriku sudah merasa cukup tenang dan aku memutuskan untuk menyelesaikan mandiku.

Saat aku selesai mandi, Zakiyah sudah berada di dalam kamarku bersama Tama dan juga Galih dan Nadya.

Kami mencari-cari tempat penginapan yang bisa kami gunakan untuk beristirahat disana. Lokasinya juga yang dekat dengan kampus tujuanku sehingga tidak perlu jauh-jauh untuk bisa bolak-balik.

Cukup lama kami mencari dan akhirnya kami mendapatkan sebuah penginapan yang memiliki harga cukup terjangkau. Setelah melakukan transfer untuk pembayaran, aku sekali lagi berbisik kepada Tama untuk selalu mengikuti Zahra dan jika terjadi apa-apa jangan ragu untuk segera membawa Zahra pergi dari tempat itu. Ia menyanggupi hal itu.

Beberapa saat kemudian, kami berdoa karena perjalanan cukup jauh dan ditambah ini malam hari ditambah lagi seharian aku melakukan kegiatan yang cukup melelahkan sehingga aku sendiripun tidak yakin dengan kondisiku. Namun aku harus melakukan ini karena itu merupakan kewajibanku.

Setelah siap, kami akhirnya berangkat dengan formasi awal yaitu aku dengan Zakiyah sedangkan Galih dengan Nadya


Bersambung​
 
SUDAH UPDATE!!

Semoga seneng sama update-nya.

silahkan kritik dan saran coret-coret dimari biar tulisan ane makin baik. Kalo tentang jalan cerita atau gimana kayaknya sih gabisa ane perbaiki karena cerita ini kerangkanya udah tamat dan tinggal ane kembangin aja hehe. Tapi gapapa buat cerita selanjutnya barangkali ane mau bikin cerita lagi haha.

ENJOY!!
 
SUDAH UPDATE!!

Semoga seneng sama update-nya.

silahkan kritik dan saran coret-coret dimari biar tulisan ane makin baik. Kalo tentang jalan cerita atau gimana kayaknya sih gabisa ane perbaiki karena cerita ini kerangkanya udah tamat dan tinggal ane kembangin aja hehe. Tapi gapapa buat cerita selanjutnya barangkali ane mau bikin cerita lagi haha.

ENJOY!!
Mantap suhu klo udh siap tamat ceritanya
 
Maaf banget kalau kurang berkenan ya hu, agak kurang puas part ini. Tdnya berharap faza selaku kordes dpt persembahan dari para cewek gitu bisa ml sama cewek semua, gak cuma merasakan fatma saja.

Rasanya part itu gak aneh sih, toh mereka jg sdh digilir dan merasakan ml gantian ama semua cowok, malah faza yg blm. Saran aja, ucapan thanks cewek itu mungkin bisa digarap lain episode mungkin pas reuni kkn or sengaja ngumpul buat faza, kan seru faza bisa ml ama semuanya
sebelumnya terimakasih hu atas sarannya. tapi mohon maaf karena mungkin kehadiran para teman2 kkn faza bakalan gaada lagi. jadi mereka memang khusus ada di scene faza kkn saja. dan tentang pesta itu kan ane bikinnya ya kayak gitu dan gak begitu berefek sama jalan cerita dan mulai dari part kkn sampe tamat nanti ane fokus ke cerita dan bakal sedikit sex scene jadinya ya mohon maaf ya hu hehe. tp keren kok sarannya, mungkin di lain kesempatan hehe
 
Makasih hu... baper ane... cuma rada bingung yg mau bercerita itu Faza atau Rina kok tiba2 Faza yg nembak
Rina duluan yg mau cerita haha.
Makasih suhu updatenya. Mantap benar cara pembawaan cerita dan karakternya, sampai terharu ketika winda pamitan ama ama faza. Rina ini wanita terakhir faza ya hu, jangan dimatiin lagi..
iyaa engga kok. pemicu huru hara itu haha
Keren updatenya hu, sekedar saran ganti photo profilenya hu sedihh :galau:
ahahahaha
 
Suhu kalo dah tamat ini apa mau buat cerita lain lagi...
Soal nya cerita suhu keren...

Berharap :sendirian:
 
Penulis betul betul lihai dalam buat cerita gak harus ada sex nya ....


Kalo dikit dikit sex Jenuh juga tarik ulur lebih bagus...

Setelah kematian winda si faza otak nya udh kembali keposisi nya ya gak d batang lagi gak dikit dikit action
 
Terjadi pertarungan malam nih di tempat jordi, sehat selalu gan biar bisa nulis sampe tamat..
 
Bentar lagi tamat donk nih cerita... wahaa...
Pembawaan alur ceritanya kereen huu :kk:
Tapi scene zahra bakalan gmna ya..:sakit:
 
Bimabet
Thx updatenya om

Aroma penjebakan dan konspirasinya sangat menusuk, keknya Zahra bakal celaka lagi. Atau jangan-jangan Rina yang bakal celaka?
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd