Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Asrama

Apa pendapat kalian tentang cerita saya?

  • Bagus

    Votes: 845 91,2%
  • Biasa aja

    Votes: 64 6,9%
  • Jelek

    Votes: 37 4,0%

  • Total voters
    927
Status
Please reply by conversation.
Ditunggu ya om@ Rayhan93 update lanjutannya......Markotop bgt jalan ceritanya om suhu......
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Akhir yang cerita yang ditunggu tunggu mau update hari ini....
Semangat suhu....
 
smoga sehat selalu agan TS..


*pasang patok dulu,nunggu update
 

Hidayah

"Kakak di ganggu anak nakal itu lagi ya?" Ujar si bocah ingusan sembari berkacak pinggang, wajahnya yang comel tampak semakin lucu ketika ia sedang marah.

Aya tersenyum sembari mengucek rambut Rayhan kecil. "Iya Dek, mereka itu nakal-nakal, Rayhan gede nanti gak boleh seperti mereka ya!" Ujar Aya sembari membungkukkan tubuhnya agar sejajar dengan tinggi badan Rayhan.

"Huh..." Rayhan melengos. "Nanti biar Rayhan kasih pelajaran mereka Kak." Ujar Rayhan kembali sembari mengangkat tangannya yang terkepal.

"Emang Ray berani?" Goda Aya, ia gemas melihat tingkah Rayhan.

"Berani."

"Hmmm... Adik Kakak hebat banget." Ujar Aya seraya tersenyum kecil. "Ya udah, Kakak pulang dulu ya, Rayhan juga pulang." Suruh Aya, Rayhan kecil hanya menganggukkan kepalanya.

Tanpa di ketahui Aya, ketika ia pergi pulang, Rayhan menemui segerombolan pemuda nakal yang selalu mengganggu Kakaknya.

Setibanya di sana ia menantang pemuda tersebut, dan tentu saja Rayhan menjadi bahan ledekan mereka, membuat Rayhan kecil sangat marah, ia menerjang keempat pemuda tersebut, tetapi dengan mudahnya mereka mempermainkan Rayhan.

Kesal karena tak bisa memukul mereka, Rayhan kecil mengambil sepotong kayu, lalu dia memukul punggung salah satu pemuda tersebut, hingga pemuda itu tersungkur ke atas tanah.

Pukulan Rayhan membuatnya sangat marah, ia menarik kerah baju Rayhan, lalu memukul wajah Rayhan dengan kepalan tangannya.

Bahkan pemuda itu tidak berhenti walaupun Rayhan kecil menjerit dan menangis kesakitan, hingga wajahnya menjadi bengkak dan berdarah. Hingga akhirnya ada seorang wanita yang datang menyelamatkannya, dia memukul satu persatu pemuda tersebut hingga babak belur.

"Kamu gak apa-apa Nak?" Tanya wanita dewasa tersebut.

Rayhan menyeka air matanya. "Sakit..." Lirih Rayhan kecil, membuat wanita itu merasa kasihan.

"Umi... Umi... Bawak kerumah sakit aja!" Ujar sang gadis kecil di samping Ibunya, wanita yang di panggil Umi melihat kearah seorang pria dewasa yang berdiri tak jauh darinya.

Tanpa banyak bicara pria tersebut menggendong anak laki-laki itu, lalu bersama anak dan Istrinya segera membawa Rayhan kecil ke klinik terdekat. Sesampai di klinik Rayhan segera di obati.

Walaupun Rayhan bukan anaknya, tetapi wanita itu dengan penuh kasih sayang selalu berada di samping Rayhan yang tengah di obati.

"Terimakasih Tante sudah menyelamatkan aku." Ujar Rayhan kecil.

Wanita itu tersenyum lembut. "Sama-sama, cepat sembuh ya..." Dia membelai dan mengecup sayang kening Rayhan yang sedikit benjol.

"Nanti kalau sembuh kita main sama-sama ya!" Pinta gadis kecil itu.

"Iya nanti kalau sudah sembuh, kita main bareng-bareng." Jawab Rayhan senang, karena ia mendapatkan teman baru. Tetapi sedetik kemudian raut wajah Rayhan kembali murung, ia menyesal karena tidak bisa membalaskan dendamnya kepada pemuda tersebut yang telah berani mengganggu Kakaknya.

"Kamu kenapa Nak?" Tanya sang Wanita khawatir.

Rayhan menghela nafas berat. "Tante... Rayhan boleh minta tolong satu kali lagi." Mohon Rayhan kecil.

"Kalau Tante bisa, Tante pasti bantu." Ujarnya.

"Tante tolong ajarin aku bela diri." Pinta Rayhan serius, ia harus bisa bela diri untuk melindungi Kakak tersayangnya.

"Buat apa Nak?"

"Aku harus melindungi Kak Aya Tante! Tolong ajari aku Tante... Aku tidak mau kalah lagi." Isak Rayhan, ia sedih karena tak bisa melindungi Kakaknya.

Walaupun wanita itu tidak mengerti apa yang di katakan Rayhan, tetapi ia paham betul perasaan Rayhan yang ingin melindungi orang yang ia kasihi, sehingga tak butuh waktu lama buat wanita tersebut untuk mengiyakan permintaan Rayhan.

"Akan Tante ajarkan, tapi kamu harus berjanji hanya untuk melindungi diri kamu dan orang lain." Ujarnya, membuat Rayhan sangat senang.

"Terimakasih Tante."

"Nanti kalau Kamu sudah bisa, lindungi aku juga ya!" Ujar si gadis kecil seraya memamerkan deretan giginya yang putih bersih.

"Iya, aku akan melindungi kamu juga." Jawab Rayhan.

Wanita itu hanya tertawa kecil melihat tingkah kedua anak kecil yang ada di dekatnya saat ini. Tetapi diam-diam ia terharu melihat sikap Rayhan yang begitu perduli terhadap orang lain.

Kedua anak itu sibuk bercerita tentang tokoh-tokoh pahlawan di film kartun kesukaannya, hingga akhirnya Rayhanpun tertidur.

Sementara itu di luar sana, seorang anak gadis remaja tengah berlari menuju ruangannya, sembari menangis. Setibanya di ruangan Rayhan kecil, tangisnya makin keras, ia sangat ketakutan. Sungguh ia tidak menyangkah kalau Rayhan akan benar-benar membuat perhitungan kepada para pemuda pengangguran yang sering mengganggunya.

Seandainya ia tidak menyepelekan ucapan Rayhan kecil, mungkin ia tidak perlu melihat adik kecilnya terbaring di atas tempat tidur dengan keadaan terluka.

"Bangun Ray! Maafkan Kakak."


Erlina

[Hide]Perlahan Rayhan membuka matanya, ia memandangi langit-langit kamarnya yang tampak sudah tidak asing lagi. Kemudian ia mengalihkan pandangannya kearah seorang wanita yang tengah tertidur sembari menunggu dirinya, ia sangat mengenal wanita tersebut.

Sejenak Rayhan mengingat kejadian beberapa waktu yang lalu, menyadarkan dirinya kalau hari ini ia nyaris kehilangan nyawanya.

Rayhan mencoba menoleh ke samping, ia mendapatkan seorang wanita yang amat sangat ia sayangi tengah tertidur di sampingnya sembari menggenggam erat tangannya. "Maafkan aku Kak, untuk kedua kalinya aku membuatmu khawatir." Lirih Rayhan.

"Kamu sudah bangun Ray."

"Ustadza?" Rayhan mencoba bangkit dari tempat tidurnya, tetapi di tahan oleh Ustadza Erlina.

"Berbaringlah, jangan memaksakan diri." Ujar Ustadza Erlina seraya tersenyum manis di balik jilbab hitamnya, Rayhan menganggukkan kepalanya.

"Terimakasih dan maaf!" Rayhan menundukkan wajahnya.

Erlina membelai kepala Rayhan. "Nanti saja kita bahas masalah itu Ray!" Jawab Erlina, memang saat ini bukanlah waktu yang tepat untuk membahasnya.

Sementara itu Ria yang baru saja masuk kedalam kamar Rayhan tampak sangat senang ketika melihat Rayhan yang sudah siuman. Ia berlari menghampiri Rayhan, lalu memeluk Rayhan dengan sangat erat membuat Rayhan merasa serba salah di hadapan Ustadza Erlina.

Tetapi Ustadza Erlina tampak diam saja, ia membiarkan putrinya memeluk dan mencium sekujur wajah Rayhan. Karena ia mengerti kalau semalaman putrinya sangat mengkhawatirkan Rayhan.

"Duh... Udah Ria! Sesak ni." Ujar Rayhan.

Ria tersadar dan buru-buru melepaskan pelukannya. "Maaf Ray, soalnya aku senang banget kamu sudah sadar." Ujar Ria bahagia.

"Iya, terimakasih kamu sudah mengkhawatirkan dan menjagaku." Rayhan tersenyum manis, membuat hati Ria berbunga-bunga. Tetapi sedetik kemudian Ria sadar kalau dirinya tidak pantas mendapat ucapan terimakasih dari Rayhan.

Ria menggelengkan kepalanya. "Aku yang harusnya berterimakasih sama kamu, dan lagi yang menjagamu semalaman bukan aku, tapi Ustadza Aya." Ujar Ria jujur.

"Iya, tapi tetap saja aku ingin berterimakasih sama kamu." Jelas Rayhan.

"Udah... Udah... Biarkan Rayhan beristirahat." Ujar Ustadza Erlina. "Ayo sayang, kita keluar dulu." Ustadza Erlina segera berdiri dan mengajak putrinya untuk meninggalkan Rayhan bersama Kakak iparnya yang masih terlelap.

Selepas kepergian mereka, Rayhan kembali menatap wajah cantik Aya yang tengah tertidur masih dengan menggenggam tangannya.

Sejenak ia teringat kembali dengan masa lalunya ketika Kakak iparnya menjaganya selama beberapa hari ketika ia harus menginap di klinik akibat berkelahi dengan segerombolan pemuda nakal. Saat itu Aya juga tidak melepaskan genggamannya terhadap Rayhan.

Perlahan Rayhan membelai kepala Kakak iparnya, lalu turun menuju pipinya, hidungnya dan bibir merah Kakak Iparnya. Entah kenapa Rayhan sangat bahagia bisa memandang wajah Kakaknya lagi.

Sentuhan-sentuhan kecil Rayhan membangunkan Aya dari tidurnya. "Ray... Kamu sudah sadar Dek?" Lirih Aya, ia tersenyum haru melihat Adik iparnya.

"Aku gak apa-apa kok Kak!" Ujar Rayhan pelan.

"Maafkan Kakak!"

"Gak ada yang salah di sini Kak, tapi terimakasih sudah menjagaku semalaman." Ujar Rayhan, membuat khawatiran Aya sedikit menghilang.

"Itu sudah menjadi tugasnya Kakak." Ujar Aya.

Aya melepaskan genggaman tangannya, lalu dia mengambil kain kecil dan mencelupkannya kedalam air hangat. Dengan perlahan ia mengusap luka Rayhan dengan kain tersebut membuat Rayhan sedikit meringis kesakitan.

Melihat reaksi Rayhan, membuat Aya hanya tertawa kecil mengingatkannya dengan Rayhan kecil yang dulu ia kenal sangat manja kepadanya.

"Aduh... Duh... Sakit Kak!" Rengek Rayhan.

"Makanya Ray, jangan suka berkelahi." Ujar Aya memasang wajah bengis.

"Aku terpaksa Kak!" Bela Rayhan.

"Gak ada alasan." Bentak Aya dengan suara pelan.

Rayhan menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Maaf Kakak!" Kata Rayhan. Aya tertawa kecil sembari mengusap kepala Rayhan, hal yang dulu sering ia lakukan kepada Rayahan.

Tidak lama kemudian mereka mendengar suara kumandang Azan.

#####

Erlina berdiri di depan jendela yang menghadap kearah lapangan luas yang di penuhi ilalang yang cukup tinggi, tempat di mana ia menyelamatkan Rayhan yang nyaris di bunuh oleh seseorang. Beruntung Erlina cepat datang, kalau seandainya ia terlambat sedetik saja, mungkin Rayhan sudah tak tertolong.

Tok... Tok... Tok...

"Iya masuk!" Suruh Erlina, ia melihat kearah pintu kamarnya. "Kamu Ustadza, ada apa?" Tanya Erlina kepada Ustadza Aya.

"Maaf Ustadza kalau saya mengganggu." Ujar Aya.

Erlina tersenyum manis. "Duduk dulu Uhkti!" Erlina duduk di tepian tempat tidurnya, sementara Aya duduk di sebuah kursi kecil yang ada di dalam kamar Erlina.

"Ada apa Uhkti?"

"Saya mau berterimakasih karena Ustadza sudah menyelamatkan adik saya untuk kedua kalinya, saya sudah tidak tau bagaimana cara membalas kebaikan Ustadza Erlina." Ujar Aya.

"Uhkti tidak perlu berterimakasih, apa yang saya lakukan tidak ada apa-apanya di bandingkan apa yang di lakukan Rayhan untuk keluarga saya." Erlina tersenyum manis sekali, lalu ia menjelaskan kejadian yang menimpa putrinya, dimana Rayhan menyelamatkan putrinya.

Mendengar cerita Ustadza Erlina, Aya merasa bangga terhadap Adik iparnya, ternyata jiwa ksatria yang di miliki Adik iparnya masih tertanam hingga saat ini.

Mereka mengobrol ringan menceritakan tentang sosok Rayhan, hingga tanpa mereka sadari hari semakin siang, dan perut mereka mulai memberontak meminta asupan, karena dari semalam mereka belum memakan apapun.

"Maaf Ustadza, sepertinya saya harus pulang." Ujar Aya.

Erlina mengangguk mengerti. "Biar saya antar Uhkti kedepan." Ujar Ustadza Erlina.

"Ngomong-ngomong soal Rayhan, apa boleh dia tinggal di sini sementara waktu!" Ujar Aya, ia merasa sangat mengkhawatirkan keadaan adiknya.

"Tentu saja Uhkti! Sangat berbahaya kalau Rayhan keluar sekarang." Jelas Erlina, ia tidak ingin mengambil resiko, walaupun ia sangat yakin kalau pria berengsek itu tidak akan muncul lagi, setidaknya dalam jangka waktu dekat ini.

"Terimakasih Ustadza, kalau begitu saya pulang dulu." Ujar Aya pamit pulang.

#####


Ria

Sementara itu di dalam kamar Rayhan yang sedang terluka tampak tidak menunjukan kalau dirinya saat ini sedang sakit. Dengan sangat liar melumat bibir Ria, sementara tangannya meremas payudara Ria dengan penuh semangat.

Ria melenguh nikmat merasakan remasan di payudaranya, lalu dia mengangkat tangannya ketika Rayhan membuka pakaiannya.

Kemudian Rayhan menyingkap branya, menampakan sepasang payudara yang sangat menggoda. Lalu Rayhan melahap payudara Ria, menghisapnya dan menggigit pelan puting Ria.

"Aaahkk... Enak Ray! Terus..." Erang Ria.

Telapak tangan Ria membuka celana yang di kenakan Rayhan, lalu ia merogoh celana dalam Rayhan hingga tangannya menemukan batang kemaluan Rayhan yang telah berdiri tegak. Ia mengocoknya dengan lembut, hingga penis Rayhan semakin keras.

Ria turun dari atas tempat tidurnya, lalu dia berlutut di hadapan penis Rayhan, dengan perlahan ia mulai mengoral penis Rayhan dengan mulutnya.

Sluuuppsss... Sluuuppsss... Sluuuppsss...

Kepalanya naik turun menghisap batang kemaluan Rayhan, hingga penis Rayhan kini telah bermandikan air liurnya yang cukup banyak. Selagi Ria bermain dengan penisnya, Rayhan sibuk memainkan payudaranya.

"Aaahkk... Terus Ria, Aahkk... Aahkk..."

Ria mengangkat wajahnya, mata beningnya memandang lekat wajah Rayhan yang tengah meringis nikmat. "Enak ya? Hihihi..." Goda Ria.

"Nikmat banget Ria, Ooohkkk..." Erang Rayhan.

Setelah lima menit berlalu, tubuh Rayhan mulai menegang dan beberapa detik kemudian Rayhan menembakan spermanya hingga tertelan oleh Ria.

Ria melepaskan kontol Rayhan, dan mulai menanggalkan pakaiannya hingga ia telanjang bulat. "Jilatin dulu ya Ray!" Pinta Ria, dia naik keatas tempat tidur, lalu dia berbaring dengan kedua kaki mengangkang.

"Oke sayang, sekarang giliran ku." Ujar Rayhan.

Dia menciumi paha mulus Ria, hingga kebetisnya yang putih mulus. Lalu ciumannya kembali naik, menuju bibir vagina Ria. Dia menyapu bibir vagina Ria dengan ujung lidahnya, membuat Ria melenguh nikmat, nafasnya mulai tersengal-sengal.

Sementara lendir kewanitaannya keluar semakin deras, dan Rayhan dengan rakus menyeruput cairan yang keluar dari dalam memek Ria. "Sruuuppss... Sruuuppss... Sruuuppss..." Terdengar suara yang cukup nyaring dari bibir Rayhan.

"Oughkk... Aahkkk... Ray! Aaahkk..."

Sruppss... Sruuuppss.... Sruuuppss...

Lidah Rayhan menyentil gemas clitoris Ria, lalu ujung lidahnya menusuk lobang memek Ria keluar masuk, hingga akhirnya Ria mencapai puncaknya, ia mendapatkan orgasme kecil yang membuatnya melinjang keenakan.

Setelah orgasmenya mereda, Rayhan segera menindih tubuh Ria. Dia memposisikan penisnya kearah lobang memek Ria.

"Maaf ya Ria!" Ujar Rayhan.

Ria tersenyum sangat cantik. "Maaf kenapa?" Tanya Ria, sembari membelai pundak Rayhan yang terasa begitu kokoh dan besar.

"Karena sempat tidak mengingat kamu." Bisik Rayhan.

Dengan perlahan Rayhan menekan pinggulnya, hingga kontolnya menembus lobang memek Ria yang terasa licin karena orgasmenya barusan. "Aaahkk... Ray! Eehmm... Jadi sekarang kamu sudah ingat?" Tanya Ria di tengah-tengah desahannya.

"Iya... Kamu anak nakal itu! Dan aku tidak bisa menepati janjiku untuk melindungi mu." Ujar Rayhan menyesal, walaupun di bawah sana tengah sibuk menggempur memek sahabat kecilnya.

"Ohkk... Ray!" Erang Ria. "Kamu sudah menepati janjimu, kamu tidak salah! Aahkk... Lebih dalam Ray!" Raungan Ria memenuhi kamarnya.

"Terimakasih." Balas Rayhan.

Telapak tangannya kembali meremas payudara Ria, sementara kontolnya melesat keluar masuk menyodok memek Ria. "Ploookkss... Ploookkss... Ploookkss..." Suara itu terdengar cukup nyaring, ketika selangkangan Rayhan menubruk paha mulus Ria.

Ria melingkarkan tangannya di leher Rayhan, ketika ia menyambut orgasmenya. "Aku dapat Ray! Aahkk..." Desah Ria, pantatnya terangkat menyambut kontol Rayhan yang menusuk memeknya semakin dalam.

Ploppps...

Rayhan mencabut penisnya, lalu dia meminta Ria untuk menungging. Dia membelai punggung Ria yang bermandikan keringat.

Lalu dengan perlahan ia kembali menusuk memek Ria. "Bless..." Kontol Rayhan kembali bersarang di dalam memek Ria.

"Aahkkk... Aahkk... Enak banget Ray!" Erang Ria.

Ploookkss... Ploookkss... Ploookkss...

"Aku mau sampai Ria." Ujar Rayhan.

"Bareng Ray, aku juga..." Pekik Ria.

Tubuh kedua bergetar ketika badai orgasme itu menggulung mereka berdua.

####

Selepas kepergian Aya, Erlina menyiapkan makan siang untuk keluarganya. Kemudian setelah semuanya siap, ia segera keatas untuk memanggil Rayhan dan putrinya Ria untuk menyantap makan siang bersama, ketika ia membuka pintu kamar putrinya, ia melihat apa yang sedang di lakukan oleh anak gadisnya bersama seorang pemuda yang bukan muhrimnya.

Bukannya segera memarahi mereka berdua, Erlina malah tersenyum melihat anak gadisnya berzina.

Sejujurnya Erlina sudah mengetahui penyamaran Rayhan, tetapi ia menutup matanya seakan ia tidak tau apa yang sudah di lakukan Rayhan kepada putrinya, sebagai orang tua, Erlina memiliki alasan tersendiri.

Malam itu Erlina terbangun ketika mendengar suara erangan dari kamar putrinya yang berada tepat di samping kamarnya. Tentu saja sebagai seorang wanita dewasa, Erlina bisa menduga apa yang sedang terjadi di dalam kamar putrinya, sehingga ia memutuskan untuk melihat apa yang sedang di lakukan putrinya.

Ia membuka sedikit pintu kamar anaknya, dan mendapatkan anaknya yang tengah duduk diatas selangkangan seorang pemuda yang tengah berbaring.

Sebagai seorang Ibu tentu saja Erlina shok melihat apa yang tengah di lakukan putrinya, ia merasa di bohongi, apa lagi ketika ia mengetahui siapa pemuda yang saat ini tengah mengarungi lautan birahi bersama putrinya.

Ketika ia hendak menghentikan mereka, tiba-tiba ia mendengar erangan Anaknya. "Aaaaahkk... Aku dapat Ray, Oughkk..." Jantung Erlina mendadak seakan berhenti berdetak.

Ia melihat senyuman di wajah putrinya yang sempat menghilang setelah peristiwa pemerkosaan yang di alami oleh anak gadisnya.

Entah kenapa amarah Erlina meredah, ia terpaku melihat gelinjang tubuh anaknya yang telah bermandikan keringat, mengingatkannya dengan masa mudanya bersama almarhum Suaminya. Tubuh Erlina melemas, dan air matanya mengalir deras membasahi kedua pipinya.

"Mas..." Lirih Erlina.

Melihat putrinya bersama Rayhan, mengingatkan dirinya dengan mendiang Suaminya. Erlina sama seperti Ria, ia korban pemerkosaan biadad yang di lakukan oleh orang yang tidak bertanggung jawab, membuatnya frustasi dan ingin mengakhiri hidupnya.

Tetapi kehadiran mendiang Suaminya, membuatnya menjadi kuat. Dan hari-harinya di penuhi kebahagiannya bersama mendiang Suaminya.

Kamu pasti melihatnya kan Mas? Mereka sama seperti kita dulu... Maafkan aku Mas, mungkin aku bukan Ibu yang baik untuk anak-anak kita...

#####

Kesempatan itu akhirnya tiba juga, setelah memastikan seisi rumah tertidur lelap, Rayhan segera keluar dari dalam kamarnya. Kini ia menempati kamar tamu, tidak seperti sebelumnya, ketika rahasianya sebagai seorang wanita belum diketahui oleh Ustadza Erlina.

Dengan langkah perlahan ia menuju dapur, dan ia melihat Ustadza Erlina tengah duduk di depan meja makan.

Rayhan segera membuatkan dua gelas kopi, dan duduk di samping Ustadza Erlina. "Maaf Umi." Lirih Rayhan, ia benar-benar bingung apa yang harus ia katakan saat ini.

"Hmmm..." Erlina bergumam, ia menyeruput perlahan kopi pemberian Rayhan. "Terimakasih kopinya.." Ujar Erlina, ia melihat kearah Rayhan seraya tersenyum manis, membuat Rayhan makin merasa bersalah.

Selama ini Ustadza Erlina begitu baik kepadanya, tetapi ia malah melakukan kebalikannya, membuatnya merasa sangat bersalah.

Seandainya saja Ustadza Erlina tau apa yang telah ia lakukan kepada Putrinya, Rayhan yakin, kalau Ustadza Erlina tidak akan pernah memaafkan dirinya. Ah, betapa bodohnya aku. Gumam Rayhan.

"Saya mengaku salah." Jujur Rayhan, ia butuh waktu cukup banyak untuk mengakui kesalahannya. "Maaf, karena saya tidak memberi tahu Ustadza kalau saya laki-laki. Seandainya saja saya cepat mengenali Ustadza." Sesal Rayhan, ia menarik nafas lega setelah mengakui salah satu dosa besarnya.

"Tidak masalah Ray, Umi mengerti soal itu." Erlina tersenyum manis.

"Terimakasih Umi."

Suasana kembali hening, dalam diam Rayhan memandang tubuh Erlina yang malam ini dibalut gaun tidur berwarna merah muda tanpa lengan. Kulit lengannya yang putih mulus membuat darah muda Rayhan bergejolak, dan tanpa bisa di cegah, di bawah sana mulai mengeras, membentuk garis panjang nan besar.

Rasanya sedikit aneh memang melihat Erlina mengenakan pakaian yang begitu seksi malam ini. Mengingat di rumahnya saat ini ada seorang pria yang bukan muhrimnya.

Sebagai seorang wanita Soleha sudah sepantasnya ia menjaga penampilan dari lawan jenisnya.

"Hei!" Tegur Erlina. Rayhan sedikit tergagap.

"Hmm... Maaf Mi, aku tidur dulu." Ujar Rayhan salah tingkah.

"Oh ya." Jawab Erlina agak kecewa.

Saat Rayhan berdiri. Erlina tanpa sengaja melihat tonjolan di celana pemuda tersebut. Ia tampak meringis sembari menggigit bibirnya, mengingat betapa besar dan keras yang ada dibalik celana itu. Sedetik kemudian Erlina tersadar akan kesalahannya, buru-buru ia menggelengkan kepalanya.

#####

Di tempat yang berbeda, tampak sepasang anak manusia berbeda kelamin, status, dan usia tampak sedang bermesra-mesraan. Telapak tangannya yang besar meraih payudara sang gadis belia, dari luar gamis hijau muda yang ia kenakan malam ini.

Kemudian ia merangkul lehernya, dan melumat bibir merah merekah itu. Sang anak tampak hanya pasrah saja, ia bahkan memberi akses lidah pria tersebut untuk mengulum lidahnya.

"Hmmmpss... Hmmmpss..." Lidah mereka beradu sangat panas.

Satu tangannya yang menganggur membelai paha sang gadis yang tertutup rok hitam sepanjang mata kakinya. Terus hingga keselangkangannya. "Oughkk... Mang Soleh!" Rintih Clara, ketika ia merasakan gundukan memeknya di remas kasar Mang Soleh.

"Enak ya? Hehehe..." Tawanya senang.

"I-iya Enak Mang." Jawab Clara manja.

Gadis muda itu tak menyangkah kalau penjaga kantinnya itu sangat pandai merangsang tubuhnya. Baru di cium saja, memeknya sudah meluber di buatnya.

Mang Soleh membuka kancing kemeja Clara, lalu dengan satu tarikan kasar Mang Soleh menarik putus bra yang di gunakan Clara untuk menutupi tetek besarnya. Clara terpekik manja karena perlakuan kasar Mang Soleh kepada dirinya.


Ciuman Mang Soleh turun menuju pundak Clara, ia mengecup dan meninggalkan bekas merah di sana. Ciumannya semakin turun, menuju puncak payudara ranum Clara. "Sluuuppsss..." Mang Soleh mencaplok satu payudara Clara, dan menggigit putingnya, membuat sang gadis merintih nikmat.

"Mang... Aaahkk... Enak Mang!" Desah Clara. Gadis itu tidak mau diam saja. Ia meraih selangkangan Mang Soleh. Mata indah Clara membeliak saat mengetahui ukuran penis Soleh.

"Besar Mang." Bisik Clara.

Mang Soleh nyengir, memamerkan deretan giginya yang berwarna hitam. "Non Clara pasti sangat suka." Bisik Mang Soleh di telinganya.

"Mang, aku mau ngulum." Pinta Clara tanpa malu-malu.

Mang Soleh turun dari sofa, lalu dia membuka celananya dan memamerkan kontol besarnya. "Wuahaha... Ni Non, kulum sepuasnya." Ujar Soleh bangga dengan aset yang ia miliki dihadapan wanita muda seumuran anaknya.

Telapak tangan Clara menggenggam kontol Mang Soleh yang terasa hangat di telapak tangannya. Lalu dia membuka bibir mungilnya, memaksa kontol besar itu masuk kedalam mulut kecilnya. Perlahan Clara mulai memaju mundurkan kepalanya, menghisap kontol Mang Soleh yang berbauk pesing.

Sembari menghisap kontol Mang Soleh, tangan Clara juga aktif meradang kantung telur milik Mang Soleh, membuat Mang Soleh meringis nikmat.

"Nikmat sekali Non." Racau Mang Soleh.

Clara semakin dalam menghisap kontol Mang Soleh yang terasa semakin membesar di dalam mulutnya. "Fuaaah..." Cukup lama ia melakukannya hingga ia nyaris kehabisan nafas.

"Gila hebat banget ni lonte." Puji Mang Soleh. "Cukup Non, saya mau merasakan jepitan memek santri." Perintah Soleh. Clara menurut kemaluan Soleh, ia segera melepas kontol Soleh, walaupun rasanya ia masih enggan jauh dari kontol Soleh.

Usia Soleh yang sudah cukup berumur, rasanya tidak mungkin memiliki kontol yang masih bisa berdiri sekeras itu. Membuat Clara takjub.

Mang Soleh memposisikan Clara untuk menungging, lalu dia menyingkap rok hitam yang di kenakan Clara. "Plaaak..." Satu tamparan mendarat di atas pantat Clara yang besar, hingga meninggalkan bekas merah. Clara menggigit bibirnya sembari memandang sayu kearah Mang Soleh.

"Anjing ni lonte, gemesin banget." Racau Soleh.

Karena sudah tidak sabar lagi, Mang Soleh memposisikan tubuhnya di belakang Clara. Tangan kirinya memegang pinggul Clara, sementara tangan kanannya menuntun kontolnya menuju sela sempit memek gadis muda itu yang terjepit diantara kedua pahanya yang putih mulus.

Perlahan kontolnya membela daging mungil tersebut, menyeruak masuk kedalam lobang sempit yang menjanjikan sejuta kenikmatan. "Oughkk!" Lenguh Mang Soleh nikmat merasakan jepitan memek Clara.

Gadis berjilbab itu tatkalah keras merintih, merasakan kontol besar Soleh membela memeknya.

"Aduh Mang, Aaahkk..." Pekik Nikmat Clara.

Kepala Mang Soleh mendongak keatas, ketika merasa kontraksi dinding memek Clara yang tengah menjepit kontolnya. "Nikmat sekali memekmu lonte!" Racau Mang Soleh nikmat. Darahnya seakan berkumpul di batang kemaluannya, yang membuat penisnya terasa semakin panas.

Plak...

Satu tamparan keras kembali mendarat di pipi pantat Clara yang semok.

Goyangan Mang Soleh semakin lama semakin cepat mengebor memek Clara, membuat gadis muda berjilbab itu telonjak-lonjak, menerima setiap hujaman kontol Mang Bejo di dalam memek merahnya.

"Mang... Aahkkk... Aaahkk... Clara mau sampe." Histeris Clara ketika klimaks nyaris ia dapatkan.

Tepat ketika gadis muda itu ingin mendapatkan klimaksnya. Tiba-tiba Mang Soleh mencabut kontolnya dari memek Clara. Memeknya tadi terasa penuh kini mendadak kosong, membuat pinggul Clara tersentak-sentak mencari kontol Mang Soleh.

Clara memang Soleh dengan tatapan memohon, berharap Mang Soleh kembali menyodok memek sempitnya yang kemerah-merahan itu.

"Mang... Masukin lagi." Pinta Clara.

Mang Soleh membelai lobang anus Clara yang terlihat mengintip malu-malu. "Masukin kemana Non?" Goda Mang Soleh.

"Ke memek aku Mang." Melas Clara, ia ingin segera mencapai klimaksnya.

"Minta nya yang benar dong." Tegur Mang Soleh.

"Mang... Tolong masukin kontol Mamang ke memek aku! Aku mau kontol Mamang." Mohon Clara dengan tatapan memelas kepada Mang Soleh.

Tubuh Clara di baringkan diatas sofa dengan kedua kaki mengangkang, sehingga bibir memeknya yang memerah basah terlihat begitu indah di mata Mang Soleh. Ia melihat celana kecil di sela-sela bibir kemaluan Clara yang baru saja ia tusuk barusan.

Wajah Clara mulai basah, dan jilbabnya terlihat berantakan. Tapi sama sekali tidak mengurangi kecantikannya yang alami, malah membuat gairah Mang Soleh makin menggebu-gebu.

Mang Soleh masuk diantara kedua kaki gadis muda berusia belasan tahun itu. "Udah siap Non? Hehehe..." Goda Mang Soleh. Ia menamlar-nampar clitoris Clara yang makin membengkak dan terasa sangat gatal.

"Oughkk... Mang! Cepat masukan." Pinta Clara histeris.

Mang Soleh mendorong pinggulnya, menekan batang kemaluannya masuk kedalam cela sempit tersebut. "Bleeess..." Dengan satu sentakan kontolnya amblas kedalam memek Clara yang sudah sangat basah itu. Tubuh gadis menegang nikmat.

Mang Soleh kembali memompa kontolnya, menusuk, membela bibir memek Clara.

"Mang aku mau keluar!" Histeris Clara.

"Bareng Non, Mamang juga." Ujar Mang Soleh, ia semakin cepat mengocok memek Clara.

Plooook... Ploookkss.... Ploookkss...

Suara tubrukan antara kedua kelamin berbeda usia itu semakin keras terdengar. Hingga akhirnya kedua melolong panjang seiring dengan ledakan orgasme yang mereka dapatkan dari persenggamahan terlarang yang mereka lakukan berdua.

Tubuh kedua menegang nikmat selama beberapa detik, lalu kembali melemas.

"Gimana Mang, enak?" Tegur seseorang dari belakang

plops
Mang Soleh mencabut kontolnya dari dalam memek Clara yang berwarna merah muda. "Luar biasa Ustad, ini sungguh enak sekali." Ujar Mang Soleh puas.

"Hahahaha... Bagus... Bagus..." Tawa Ustad Reza. "Sekarang kita bisa berbicara soal bisnis kita." Kata Reza sembari menyeringai licik.

"Tentu Ustad." Jawab Mang Soleh dengan senyum mengembang.

#####[/hide]

Next update....
Chapter 15

-Sehabis sarapan, Nurul mengantar anak dan Suaminya di depan pintu, setelah suaminya pergi Nurul baru teringat kalau di rumahnya ada serigala yang siap menerkamnya.
- Rayhan sementara waktu tidak sekolah, ia menemui Erlina dan meminta Erlina mengajarkannya bela diri, Erlina teringat dengan kejadian beberapa malam yang lalu. Kembali ke masa kini, Erlina bersedia menjadi guru Rayhan.
- Rahmad merasa ada yang di sembunyikan Aisya, ia merasa Aisya telah mengkhianatinya, ia bertekad ingin menyelidikinya.
- Reza bertemu Nida dan seorang investor.
- Nida dapat mainan baru
 
Terakhir diubah:
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
pertamax kah
Pertalite Om

jiah jd ke dua.... kgk pertamax.... keduluan... wkekwk
Kalah cepat Om :p

Mantap om jadi gak sabar menunggu kelanjutannya om

Om apakah Ustadza Erlina akan main sama Rayhan?

Om kok foto Ustadza Erlina labi mudah dari foto Ustadza Aya?

Terima kasih untuk updatenya om dan ditunggu kelanjutannya om
Main Om, tapi bukan d Nex chapter.
Asal ambil foto aja Om, hehehe...
Tapi ttp cantikkan Om.:Peace:

Jrit kok kentang ya
:tegang:secepatnya saya update lagi.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Semngat terus ni bacanya klau suhu selalu update terus
 
Akhirnya ada update ny gan, rayhan ternyata selamat, di tunggu next ny gan..
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd